Makalah Prose Pembuatan Telur Asin
Makalah Prose Pembuatan Telur Asin
MAKALAH
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN
Oleh :
Nama: ACHMAD ALTHAF DIKA PRAYUDHA
Kelas: IX G
No absen: 01
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “
Proses Pembuatan Telur Asin“.Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Prakarya. Penulis menyadari tanpa adanya dukungan dan kerja
sama dari berbagai pihak, seluruh kegiatan dalam Makalah ini tidak dapat berjalan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis baik itu sistematika
penulisan dan penggunaan bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna bagi pembaca secara umum dan penulis secara khusus. Akhir
kata, penulis ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
2.1 Morfologi Telur ........................................................................................ 6
2.2 Struktur Telur ........................................................................................... 6
2.3 Pengawetan Telur ..................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 8
3.1 Alat dan Bahan ......................................................................................... 8
3.2 Proses Pembuatan ..................................................................................... 8
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11
4.2 Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
iii
BAB I PENDAHULUAN
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat,
mudahdicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya
relatif murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai
makanan, tepung telur, obat,dan lain sebagainya. Telur terdiri dari 13% protein,
12% lemak, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian
kuning telur. Kuning telur mengandung asam aminoesensial yang dibutuhkan
serta mineral seperti: besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin Bkompleks.
Sebagian protein dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur
yang jumlahnya sekitar 60% dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein
dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik
kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme
melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk
mempertahankan kualitas telur. Telur akan lebih bermanfaat apabila direbus
setengah matang, daripada direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang
digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi atau
rusak, berarti mutu protein akan menurun. Macam-macam telur adalah: telur ayam
(kampung dan ras), telur bebek, puyuh, dan lain-lain. Kualitas telur ditentukan
oleh:
1) Kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning
telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur
2) Kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan,
dan kebersihan kulit telur).
4
udara dari dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain
karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta
putih telur encer, sehingga kesegaran telur merosot. Kerusakan telur
dapat juga disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika
telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan
oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian
telur sebenarnya hanya memprcepat kerusakan. Jadi pada umumnya, telur yang
kotor akan lebih awet daripada yangtelah dicuci. Penurunan mutu telur sangat
dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan
Adapun rumusan masalah yang di angkat sebagai dasar penulisan makalah ini
adalah bagaimana proses pembuatan telur asin dengan menggunakan telur bebek.
1.3 Tujuan
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Jenis hewan
2. Umur hewan
3. Perubahan musim petelur
4. Sifat turun temurun induk
5. Umur pembuahan
6. Berat tubuh induk
7. Zat-zat makanan induk
Perbedaan warna telur juga oleh jenis induk, seperti telur ayam berwarna putih
kuningsampai kecoklatan. Sedangkan telur bebek berwarna biru langit atau warna
biru telur asin dan putih. Kadang-kadang ada telur yang berbintik-
bintik hitamatau bintik-bintik lain. Haltersebut disebabkan karena adanya kapang
yang tumbuh pada permukaan kulit telur.
Pada umumnya telur unggas dibagi atas tiga bagian. Di dalam telur,
bagian kuning telur terdapat pada bagian paling dalam, bagian ini diikat oleh putih
telur oleh kalaza. Kantong udara (air sel) merupakan rongga yang terdapat pada
bagian tumpul isi telur. Kantong udara berfungsi sebagai tempat pembari udara
pada waktu embrio bernafas. Oleh karena itu letak embriopada telur terletak tepat
6
di belakang kantong udara. Apabila kantong udara terletak di bagian runcing,
maka besar kemungkinan caln ayam atau bebek tersebut akan mati di dalam telur.
Hal-hal di atas dapat dilakukan dengan cara menutup pori-pori kulit telur atau
mengatur kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruangan penyimpanan.
Penutupan pori-pori kulit telur dapat dilakukan dengan menggunakan larutan
kapur, parafin, minyak nabati (minyak sayur), air kaca (water glass), dicelupkan
dalam air 10 mendidih dan lain-lain. Sedangkan pengaturan kecepatan dan
kelembaban udara dapat dilakukan dengan penyimpanan di ruangan khusus.
7
BAB III PEMBAHASAN
8
5) Tambahkan sedikit air ke dalam adonan, lalu diaduk sampai berbentuk pasta.
6) Bungkus telur dengan menggunakan adonan.
7) Simpan telur dalam wadah toples plastik atau baskom selama sekitar 15-20
hari.
9
8) Usahakan telur tidak pecah atau retak pada waktu penyimpanan.
9) Setelah waktu yang ditentukan, bersihkan telur asin dari pasta campuran dan
kemudian bersihkan atau cuci telur asin tersebut.
10) Telur sudah siap untuk dimasak (bisa direbus atau dikukus).
10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam percobaan yang saya lakukan maka saya dapat menyimpulkan bahwa
proses pengasinan telur bertujuan agar membuat telur menjadi lebih awet. Serta
tingkat asin pada telur dipengaruhi oleh faktor waktu, ketebalan pasta, dan
juga perbandingan pecahan batu bata pada waktu pembuatan pasta.
4.2 Saran
Perebusan telur asin sebaiknya lebih lama, karena perebusan yang kurang
lama menyebabkan tekstur telur masih cair atau kurang matang. Selain itu perlu
diperhatikan juga dalam prses penyimpanan telur asin agar telur asin tidak mudah
retak atau pecah.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/4abc345c15d977663cfde
17db0d4c169.pdfhttps://id.scribd.com/doc/291300086/MAKALAH-
PEMBUATAN-TAPE-KETAN-docx#
https://www.academia.edu/9953331/Makalah_IPA_Pembuatan_Telur_Asin_
https://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/TEKNOLOGI-
PENGOLAHAN-TELUR.pdf
12