Anda di halaman 1dari 10
Kebanyakan pembaca tent sudah mengenal istitab-stil ebany " 3h YAR dipvakan yay an kalor, yaitu konduksi atau hantaran, ken Mt, atakan tiga modus perpindahan ki Kone ee tar eek sia ee DEAN EAB Kan kita jelaskan secara kualitatif mayo coat ee iy Gevaas| iedetapar/dap ai’ duntat dalam perspektifnya sendig, Babpap terdart han memnbehas ketign modus perpindahan kale tu secara lebih tering, Pab Derikart akan nem 1-1 PERPINDAHAN-KALOR KONDUKSI r cmperatur gradient), mak: apa benda terdapat gradien suhu (tempera nman stan teed perpndshan ener! da bagee bea met ita hatakan bahwa energi berpindah secara konduksi ( taren dan bahwa Jaju perpindahar kalor itu berbanding dengan gr ara 4 menutut pene 88) Ke bagian bersune (conduction) ata, . Wan. ‘adien suhu no mal : 4 ar A ax Jiks dimasukkan konstanta proporsionalitas (proportionality constant) atau tetapan ke sebandingan, maka ; or CPs irrs (ay i mana q ialah laju perpindahan kalor dan 37/8x meru; Pindahan kalor. Konstanta positif k dise mal conduetiv pakan gradien suhu ke but konduktivitas atau k termal, dan bahw: '@ satuan & ialah watt yang menggunakan watt sebagai satuar Dengan menggunakan Persama; menentukan persamaan dasar yang mengatur perpindahan kalor dalam zat padat. Perhatikanlah suatu sistem satu n aliran kalor), an (1-1) sebagai titik awal, sekarang dapatlah kita » dimensi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 12. ‘aan tunak (steady state), yaitu jika suhu tidak berubah 4s >carneu wiurvLamSce Pendahulwan 3 Lody =a ds A evan a Gambar 1-2 Volume unsuran untuk analisis konduksi-kalor 8 satu-dimensi. ber kalor (heat source) atau sumur kalor (heat sink) dalam zat padat itu, maka situasi- nya akan menjadi lebih rumit. Perhatikanlah ‘suatu situasi di mana suhu berubah menu- rut waktu dan terdapat pula sumber kalor dalam zat padat itu. Di sini kita dapat mem- buat neraca energi untuk bagian yang tebalnya dx sebagai berikut: Energi yang dihantarkan di muka kiri + energi yang dibangkitkan dalam unsur itu = perubahan energi dalam atau dakhil (internal energy) + energi yang dihantarkan ke luar unsur itu melalui muka kanan. Kuantitas energi itu ialah sebagai berikut : Energi di muka kiri = Energi yang dibangkitkan di dalam unsur = GA dx ar Perubahan enexgi dalam = peA [dx Energi yang keluar dari muka kanan = qxsax = —kA 2] , pa far =-A 2 (0%) as] ax ax VY ax energi yang dibangkitkan per satuan volume, W/m? kalor spesifik bahan, J/kg-°C kerapatan (densitas), kg/m? dimana 4 Gj Jika hubungan-hubungan ini digabungkan, maka kita mendapatkan BPS Suny pc ag OTE tps} ~kA = + GA dx = pods de al. 2 (2) + 4- 0k an Be) 4 5, >carneu wit VarnSce r Perpintohan Katy 4 sl ala Jume itu dalam ketiga arah kog ng. 1 dan ke Ivar satuan volu A hao aia a 1Laa, Neraca energi di sini menghasilkan el pada nat, seperti terlihat pa bg te t Mion = Gers + dow F 4 qatatt Sei rsamaan ¢ j giberikan oleh persama dang kuantitas energi i ™ az —kay des ar a (, a My (KS) av] aya Qrede = [: ax ax ( in) «| ow at = -kdx dex ara 2) | — fk 4 = (ko) ay] de de ign [ ca x( aw) ar ~kdx aye dx dy dz Geen = dE aT Go pe di dy de sehingga persamaan umum untuk konduksi kalor tiga dimensi ialah sebagai berikut: a a a a. a 0: i ar a ee helices ike ee ar pene Li eee aa 5 FA ee ee (13) Untuk konduktivitas termal yang tetap (Konstan), Persamaan (1-3) dapat dituliskan sebagai berikut: (1-34) fe ‘mana besaran a = k/pc disebut difusivitas termal atau kebauran termal (thermal diffi io) bahan, Makin besar nai a, makin cepat kalor membaur dalam bahan itu. Hal ini ies ethan bilamana kita periksa besaran yang miembentuk a. Nilai a yang besar aaa Cissbabkan oleh salah satu dari dua hal berikut, Pertama, nilai konduktivitas tr a tiaviaeas ‘menunjukkan Iaju perpindahan energi yang pesat; atau yang kedus, a om Kalor termal (thermal heat capacity) pc yang rendah. Nilai kapasitas faa tquntan etl bahwa energi yang berpindah melalui bahan itu yang diserap Satuk menaikkan suhu jumlahnya lebih sedikit; jadi energi yang masih det banyak. Satuan difusivitas termal « adalah meter persegi per Dalam penurunan ai bentuk ekspansi deret Tyke Persamaan untuk turunan pada x + dx dinyatakan dalam tama deretitusgj, A diKembangkan dengan menggunakan dua suku per bo >carneu wil CamSce Pendahuluan s ay ee... j t ate pa TPN Gg avayas 4 @ o © Gambar 1-3 Volume unsuran untuk analisis Konduksi-kalor tiga-dimensi: (2) koordinat kartesius; (6) koordinat silindris; (c) Koordinat sferis. Persamaan (1-32) dapat pula dialihragamkan ke dalam koordinat silindris atau sferis. Hasilnya ialah sebagai berikut: Koordinat silindris (cylindrical coordinates): PF VOT MOT PT ge 1 aT a par Pag a TO war hab Koordinat sferis (spherical coordinates): 1 @& 1 a a 1 #T q 1 oT r Batis ein gs ela Og gO aD lhl ee pan * sin 6.90 (sia FA * Pisin? 0 ag? aor wee, Sistem koordinat yang digunakan dengan Persamaan (1-36) dan (1-3c) masing- masing ditunjukkan dalam Gambar 1-3) dan c. Di antara masalah-masalah praktis, banyak yang hanya merupakan keadaan khusus daripada persamaan umum yang didaftarkan di atas. Sebagai pedoman dalam mengem- >carneu wit LamSce — Ng Pervinddhan Keto 6 ab berikut ini, ada baiknya jka dikemukakan di sini bentuk-bentyk ar esa itu untuk beberapa situasi yang mempunyai nilai praktis, er 2 anucinens, dalam headaan-tunak (steady-state onedimensiona jog, iran Kalor sa i, Ali " ‘flow), tanpa pembangkitan kalor de (4) Perhatikan bahwa persamaan ini tidak berbeda dengan Persamaan (1-1) dengan kondi er q=tetap. ; Aran kalor satucdimensi dalam keadaan-tunak, dalam koordinat silindris (tanpa pep, Alin 5 angkitan kalor): @T dt ard (15) Aliran kalor satu-dimensi dalam keadaan-tunak, dengan sumber kalor: eT g aetk (1-6) Konduksi dua-dimensi dalam keadaan-tunak, tanpa sumber kalor: eT #T ae ta 7° un 1.2 KONDUKTIVITAS TERMAL Persamaan (I-1) merupakan persamaan dasar tentang konduktivitas termal, Berda- sarkan rumusen itu maka dapatlah dilaksanakan pengukuran dalam percobaan untuk menentukan konduktivitas ermal berbagai bahan, Untuk gas-gas pada suhu agak rendah, pengolahan analitis teori kinetik gas dapat dipergunakan untuk meramalkan secara to. [iti nilai-nilai yang diamati dalam percobaan, Untuk meramalkan konduktivitas termal 2at cair dan zat padat, ada teor-teori yang dapat digunakan dalam beberapa situas ter ‘entu; tetapi, pada umumnya, dalam hal zat cair dan zat padat terdapat banyak masaleh yang masih memerlukan penjelasan, Mekanisme konduksitermal pada gas cukup sederhana. Energi kinetik molekul di junjukkan oleh suhunya, jadi pada bagian bersuhu tinggi molekul-molekul mempunyai ecepatan yang lebih tinggi daripada yang berada pada bagian bersuhu rendah. Molekul- molekul itu selau berada dalam gerakan rambang atau acak, saling bertumbukan satu sama lain, dimana terjadi pertukaran energi dan momentum. Perlu diingat bahwa mole- Kul-molekul itu selalu berada dalam serakan rambang walaupun tidak terdapat gradien Suhu dalam gas itu, Jika suatu molekul bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah berahy rendah, maka molekul itu mengangkut energi kinetik ke bagian sistem yang Sihunya lebih rendah, dan di sini menyerahkean energinya pada waktu bertumbukan dengan molekul yang energinya lebih rendah, : fi Konduktivitas termal beberapa bahan diberikan dalam Daftar 1-1, untuk mem- ro akan wutan bessran yang mungkin didapatkan dalune praktek, Informasi yang lebih lengkap lagi dapat ditihat it | ada Lamy : nal iu sna tegatana tt P88 Lampiran A. Pada umumaya konduktivs te he ocanneu wi CamSce Termal Berbagai Bahan pada 0°C Daftar 1-1 Konduktivi Konduktivitas termat Bahan w Logam ab Perak (murni) 410 237 Tembaga (murni) 385 223 Aluminium (murni) 202 17 Nikel (murni) 93 34 Besi (murni) B 42 Baja karbon, 1% C 4B 25 ‘Timbal (murni) 35 20,3 Baja krom-nikel 16,3 94 (18% Cr, 8% Ni) Bukan Logam Kuarsa (sejajar sumbu) 416 24 Magnesit 415 24 Marmar 208-294 1,2-1,7 Batu pasir 1,83 1,06 Kaca, jendela 0,78 0,45 Kayu mapel atau ek 0,17 0,096 Serbuk gergaji 0,059 0,034 Wol kaca 0,038 0,022 Zat Cair Air-raksa 8,21 4,74 Air 0,556 0,327 Amonia 0,540 0,312 Minyak lumas, SAE 50 0,147 0,085 Freon 12, Cla F2 0,073 0,042 Gas Hidrogen 0,175 0,101 Helium 0,141 0,081 Udara 0,024 0,0139 Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119 0,0146 0,00844 Karbon dioksida teed BROO B10 eis bth eieark ade Br aera atmos oleh Perhatikan bahwa jika aliran kalor dinyatakan dalam watt, satuan untuk kondukti- vitas termal itu ialah watt per meter per derajat Celsius . Perhatikan pula bahwa di sini terlibat Jaju kalor, dan nila angka konduktivitas termal-itu-menunjukkan berapa cepat entu, Bagaimana memperhitungkan laju perpindahan ki rngalir_dalam_bahan_tertentu. ig kita bahas di atas? Yan, jelas ial: Energi itu dalam model molekul yani ig jelas ‘alah bahwa makin cepat_molekul-bergerak, makin cepat pul fs mensanakul- ene Tadi, konduktivitas termal gas bergantung pada sul. Pengolalian analitis yang disederhanakan menunjuk- kan bahwa konduktivitas termal gus berubah menurut akar pangkat dua dari suhu absolut, (Perlu diingat bahwa kecepatan bunyi dalam gas bergantung pada akar pangkat Gua suhu absolut; kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan rata-rata molekul), Konduktivitas termal dari beberapa gas ialh seperti ditunjukkan dalam Gambar 1-4. Untuk kebanyakan gas pada tekanan sedang Konduktivitas termal merupakan fungsi suhu saja, Ini berarti bahwa data gas pada 1 atmosfer (atm), seperti ditunjukkan dalam Tampiran A, dapat digunakan untuk rentang tekanan yang agak Iuas. Jka tekanan >carneu wiul LamSce a os 8 oa gs ox £ Zonk 7 Z| = % = B |]: 2 2 He a on > s out a = Uses co, ° 0200400600 ~ 800 t900 r ® 100 200300 ~asoaho Saha, °C Gambar 14 Konduktivtastermal beborapa gas {1 W/m -°C = 0,$779 Btu/h ft RL. ‘a, atau umumnya. bilamana kita berhadapan dengan gas ivitas termal harus dicari dari sumber-sumber lain. ‘si energi-termal dalam zat cair secara kualitatif tidak ber- sinya menjadi jauh lebih. tumit karena molekul-molekulnya ‘ lain, sehingga medan gay bih besar pengaruhnya pada ___ Dalam sistem satuan Inggris aliran kalor dinyatakan dalam satuan termal Inggris per jam (Btu/h), luas permukaan dalam kale (foot) persegi, dan suhu dalam derajat Fahrem it. Dengan demikian, Satuan konduktivitas termal adalah Btu/h » ft. °F. Energi termal dihantarkan » di samping dapat meng- "mbawa energi termal dari daerah bersuhu tinggi ke ya dalam gas. Bahkan elektron ini sering d- i dapat pula berpindah sebagai energi getaran da- rsuhu tendah, sebagaimana halny Glektron (electron gas). Ener sebut gas amare OCANNeU WIL Uallsce Pendainatuan mat, W)m-2C nduktivitas 400 5 i 2 200 i g O4 1A (at ee 0,3 zo2 S| | ctsern ou penzem Bente Tina gan (ib wed 300 400 0 100 200 °F 500 Le 250 ° [so ee 100s ets) 200) Suny, °C Gambar 1-5 Konduktivitas termal beberapa zat cait- =] val 200 . a ‘ ‘Atuminium| Se S100 a + aja karbon oO 200 400 600 ‘800 F 0 1000 | 300 400 0 100-200 ‘Suhu, °C Gambar 1-6 Konduktivitas termal beberapa zat padat- >carneu wil LamSce Perpinitaa, 10 " Katoy Jam strukturkisi ahan, Namu, pada umumnya, pespindahan energi melalui getaray aklah sebanyak dengan cara angkutan elektron. Karena itu, penghantar list." tidaklah sebany; a i" ng baik pula, seperti halnya tembaoy? " bak selata merupakan penghantar Kalor yang balk. pula i" 28a, ah, miniam dan peak, Sebalknya, isolator lst ysig balk merupakan isolator jy, pula, Konduktvitas ternal eberape zat padatrortenty ditunjukkan dalam Gampay 6 Slain daripada itu, beberapa data diberikan pula pada Ca 3 Konduktivitas temnal dari berbagai bahan isolator juga diberikan dalam Lampiran 4 Sebagai contoh, nilai untuk wol kaca (glass wool) ialah 0,038 W/m - °C dan UNIO kee jendela 0,78 W/m - °C. Pada suhu tinggi, perpindahan energi pada bahan isolator ber. Tangsung dalam beberapa cara: Konduksi melalui bahan berongga atau padat; kondukg melalui udara yang terkurung dalam rongga-rongga; dan jika suhu cukup tinggi, melalui radiasi. Satu masalah teknis yang cukup penting ialah masalah pengangkutan dan penim, ‘bunan zat-zat cair kriogenik, seperti hidrogen cair, untuk waktu yang lama, Masalah ter. sebut telah menyebabkan dikembangkannya superisolator (superinsulation) untuk pe. makaian pada suhu sangat rendah (sampai kira-kira —250°C). Superisolator yang palin efektifterdiri dari lapisan-lapisan rangkap yang terbuat dari bahan yang berdaya refleks tinggi dengan isolatorsolator sebagai pengantara. Keseluruhan sistem ini dihampakan agar Konduks! melalui udara menjadi minimum. Dengan demikian konduktivita terms sampai serendah 0,3 mW/m.°C dapat dicapai. Ringkasan mengenai konduktivitas termal bahan-bahan isolator pada suhu Kriogenik diberikan pada Gambar 1-7. Informas lehik Janjut mengenai isolator lapis-rangkap diberikan pada Rujukan 3 dan 2. : , mit TTT TIT Suhu 15°C sampai —198°C Densitas 30 sampai 80 kg/m? 4 Isolast B dihampakan| Isolasi tak- € itinampakan D E 0,001 oo IT 7m wee? . 0.01 0 10 100 Konduktivitas termal k las + mW/m °C Genta 17 Konduktivtas termal kentara sols lpistangkap; (0) serbuk burn (apparent thery ymorut Rujukan 1. (1 Btu in/h «142 mal conductivity) beberapa bahan iso's! 5 (6) serat kac » hun aerate “PS 144 Wim. “cl, @ serbuk; (e) busa, serbuk dan sera, >carneu wil LamSce Pendahuluan 11 1.3 PERPINDAHAN-KALOR KONVEKSI Sudah umum diketahui bahwa plat logam panas akan menjadi dingin lebih cepat bila di- taruh di depan kipas angin dibandingkan dengan bilamana ditempatkan di udara tenang Kita katakan bahwa kalor dikonveksi atau dill ke luaz, dan proses ini dinamakan perpin- dahan-kalor secara Konveksi atau ilian. Istilah konveksi atau ilian, barangkali sudah mem beri gambaran tentang apa yang terjadi dalam proses perpindahan-kalor ini. Tetapi gam- baran ini masih harus dikembangkan agar kita dapat melakukan pengolahan analitis yang memadai tentang masalah ini, Umpamanya, kita suddh tahu bahwa kecepatan udara yang ditiupkan ke plat panas ini akan mempengaruhi laju perpindahan-kalor. Tetapi, apa- Kah pengaruh ini berlangsung dalam perbandingan lurus, artinya jika Kecepatan di- lipatduakan apakah laju perpindahan kalor juga akan menjadi dua kali lebih cepat? Juga dapat diperkirakan bahwa laju perpindahan-kalor akan berbeda jika plat itu didingin- kan dengan air dan bukan dengan udara; tetapi juga di sini, masalahnya ialah berapa be- danya itu, Pertanyan-pertanyaan ini dapat dijawab dengan bantuan analisis yang agak ‘mendasar yang akan disajikan dalam bab-bab yang akan datang. Sementara ini, cukuplah kita gambarkan mekanisme fisis perpindahan kalor konveksi untuk menunjukkan hu- bungannya dengan proses konduksi. Perhatikanlah plat panas seperti pada Gambar 1-8. Suhu plat ialah 7,,, dan suhu fluida 7... Kecepatan aliran adalah seperti tergambar, yaitu nol pada muka plat sebagai akibat aksi kental viskos (viscous action). Oleh karena kecepatan lapisan fluida pada dit ding adalah nol, maka di sini Kalor hanya dapat berpindah dengan cara konduksi di, Kita dapat menghitung perpindahan-kalor, yaitu dengan Persamaan (1-1), dengan menggunakan konduktivitas termal fh uhu fluida pada dinding. Menga- pa, kalau begitu, jika kalor mengalir deng: ksi pada lapisan ini, kita bicara tentang perpindahan-kalor Konveksi dan perlu memperhitungkan kecepatan fluida? Ja. wabannya ialah bahwa gradien suhu bergantung pada laju fluida membawa kalor dari situ; kecepatan yang tinggi akan menyebabkan gradien suhu yang besar pula, dan demi- kian seterusnya. Jadi, gradien suhu pada dinding bergantung dari medan aliran, dan di dalam analisis nanti, kita perlu mengembangkan persamaan yang menghubungkan ke- dua besaran itu, Namun, perlu diingat bahwa mekanisme fisis pada dinding itu berupa proses konduksi, Guna menyatakan pengaruh konduksi secara menyeluruh, kita gunakan hukum Newton tentang pendinginan: nel q=hA(T, — Te) (1-8) Di sini laju perpindahan kalor dihubungkan dengan beda suhu menyeluruh antara din. ding dan fluida, dan luas permukaan A. Besaran ht disebut koefisien perpindahan-kalor Konveksi (convection heat-transfer coefficient), dan Persamaan (1-8) itulah rumus dasar- nya. Kita dapat melakukan perhitungan analitis atas h untuk beberapa sistem. Untuk Aliran Arus bebas. Gambar 1-8 Perpindahan kalor konveksi dari suatu plat. >carneu wit LamSce

Anda mungkin juga menyukai