Anda di halaman 1dari 8
Kondukst Keadaan-nunak — Satu-dimensi 35 yang menghasilkan nay h (2-18) Persamaan (2-18) memberikan konsep jari-jari kritis isolasi, Jika jarijai luar kurang dari nilai yang diberikan oleh persamaan itu, maka perpindahan kalor akan meningkat de- ngan penambahan tebal isolasi, Untuk jari-jari luar yang lebih dari nla itu, pertambahan tebal isolasi akan mengurangi perpindahan-kalor. Konsep sentralnya ialah bahwa untuk nilai-nilai h yang cukup kecil, rugi kalor konveksi mungkin meningkat karena penambah- an tebal isolasi, Hal ini disebabkan karena luas permukaan bertambah, Contoh 2-3 Tebal kritis isolasi Hitunglah jari-jari kritis isolasi asbes [k = 0,17 W/m.°C] yang membalut pipa yang ter- kena udara kamar yang suhunya 20°C dengan h = 3,0 W/m?.°C, Hitunglah rugi kalor dari pipa yang diameternya 5,0 cm dan suhunya 200°C jika dibalut dengan isolasi pada jarijari kritis, dan tanpa isolasi, Penyelesaian Dari Persamaan (2-18) kita hitung rp rk OT h 30” ,0567 m = 5,67 cm Jarijari dalam isolasi ialah 5,0/2 = 2,5 cm, sehingga perpindahan kalor dapat dihitung dari Persamaan (2-17) : ae 2n(200 ~ 20) L © In (5,672.5) 1 0,17 (0,0567X3,0) 105,7 Wim Tanpa isolasi, konveksi dari permukaan luar pipa adalah a = AQnn\(T, — T,) = B,0X2n}0,025)(200 —20) = 84,8 Wim Jadi, jika ditambahkan isolasi setebal 3,17 cm (5,67 — 2,5), perpindahan kalor malah bertambah sebanyak 25 persen. 2-7 SISTEM SUMBER-KALOR Di antara penerapan yang menarik daripada prinsip perpindahan kalor banyak yang me- nyangkut sistem di mana kalor dibangkitkan dari dalam, Salah satu contohnya alah re- aktor nuklir; demikian pula konduktor listrik, sistem reaksi kimia, Sementara ini kita batasi soja pembahasan kita pada sistem-sistem satu-dimensi, atau lebih khusus lagi, pada sistem di mana suhu merupakan fungsi di satu Koordinat ruang saja Dinding Datar dengan Sumber Kalor Pethatikan suatu dinding datar dengan sumber kalor yang terbagi rata seperti pada Gam- bar 2-8, Tebal dinding di arah x ialah 2L, sedang dimensi di kedua arah lain dianggap cukup besar sehingga aliran kalor dapat diandalkan satu-dimensi. Kalor yang dibangkit- kan pér satuan volume adalah @, dan kita andaikan pula bahwa konduktivitas termal ocanneu wi LamSce Perpindatan ka, 36 q= kalor yang, dibangkitkan per satuan volume Tw Gambar 2-8 Bogan menggambarkan soal konduks! sty. dimensi dengan pembangkitan Kelor. tidak berubah dengan suhu, Dalam situasi praktis, keadaan ini dapat terjadi jika anus listrik dialirkan melalui bahan penghantar. Dari Bab 1, persamaan diferensial yang meng atur aliran kalorialah aT 4 FT ¢ 2. Gtk QI9) Sebagai kondisi batas kita tentukan suhu kedua muka dinding, yaitu T=Ty padax = +L 2-20) Penyelesaian dari Persamaan (2-19) ialah te -44er+G 221) 7 Oleh Karena suhu pada masing-masing sisi dinding mesti sama, maka C, mestilah no Suhu pada bidang tengah adalah 7, sehingga dari Persamaan (2-21) Ty = Cy Jadi, distribusi suhu (2-220) atau nb) merupakan distribusi parabola, Rumus untuk sul dari neraca energi. Pada keadaan-tunak, jumlah k dengan rugi kalor pada permukaan, Jadi, ar ; (x #]...) = GAL uu bidang tengah Ty bisa didapatk™? lor yang dibangkitkan mestilah s*™ ocanneu wi CamSce Konduksi Keadaan-tunak ~ Sanudimenst 37 di mana A adalah luas penam, pang plat, Gradi Gifeensal Petsamaan (2225) 8 Pe: Cradle sub pada nding didapatkan dengan Lalu ~K(Dy ~ Te) = = dan T= + s 0 7 Ty (2-23) Hasil yang sama bisa diperoleh melalui substitusi 7 = 7,, pada.x = L ke dalam Per- samaan (2-222), Persamaan distribusi suhu dapat pula ditulis dalam bentuk alternatif sebagai berikut T-T, To — Tw 2 “5 (2-20) 2.8 SILINDER DENGAN SUMBER KALOR Perhatikan suatu silinder dengan jarijari R, yang mempunyai sumber kalor yang terbagi rata, dan konduktivitas termal tetap. Jika silinder ini cukup panjang sehingga suhu dapat dianggap sebagai fungsi jari-jari saja, maka persamaan diferensial yang tepat dapat ditu- runkan dengan mengabaikan suku-suku yang bergantung waktu, azimut dan sumbu pada Persamaan (1-35), er dr Uc (2-24) that mS e Kondisi batas T=T, padar=R dan kalor yang dibafigkitkan sama dengan kalor yang dilepas di permukaan (Ol = on soi edger ae Oleh karena fungsi suhu harus kontinu di pusat silinder, dapatlah kita tentukan bahwa aT —=0 padar=0 = pada r ‘Akan tetapi, kita tidak perlu menggunakan persyaratan terakhir ini, Karena ia akan lang, ‘sung dipenuhi bila kedua kondisi tadi telah terpenuhi, Persamaan (2-24) kita tulis kembali oCdined WII vamSce a - Perotndehon kn, dan perhatikan bahwa ar dt_ a) eta aNd Integrasi menghasikan aT oe -6r dan r= + cnr + G Dari kondisi batas yang kedua di atas, i gk anno dr |r=R 2k 2k Jadi a=0 Dapat pula kita catat bahwa C, harus nol, karena pada r = O fungsi logaritma men. jadi takberhingga. Dari kondisi batas pertama, maka —4R? iR’ T=T,= + Cy padar=R IR? sehingga GQ=T, + & Penyelesaian akhir distribusi suhu menjadi (2-25a) (2-256) di mana 7p ialah suhu Padar = 0 dan. diberikan oleh 1, = ok sei om + Ty a Selanjutnya, cobalah sebagai lati padar=0, e2i latihan menunjukkan bahwa gradien suhu adalah 1! Untuk silinder bol aia tong dengan sumber kalor terbagi rata, Kondisi batas yang t@P# >carneu wil LamSce Konduksi Keadean unak — Sanudimensi 39 T= T, padar T=T, padar ny (owuka dalam) ro (muka luar) 0 Penyelesaian umumnya masih re -£ y ae 1 Cilnr + C; Penerapan kondisi batas baru ini menghasilkan T- T= 203-A4+0 Ine (2-21) dimana konstanta C; diberikan oleh T= To + dtr? - Cc, = Date + ate? = rok 2-2 ‘ In (rdro) ed Contoh 2-4 Sumber kalor dengan konvek: Arus sebesar 200 A dilewatkan melalui sebuah kawat baja tahan-karat [& = 19 W/m-°C] yang diameternya 3 mm. Resistivitas baja dapat dianggap 70 u& . cm, dan panjang kawat 1 m, Kawat ini dibenamkan di dalam zat cair pada 110°C, di mana koefisien per- pindahan kalor konveksi ialah 4 kW/m?.°C, Hitunglah suhu pusat kawat. Penyelesaian Seluruh daya yang dibangkitkan di dalam kawat haruslah dilepas melalui konveksi ke cairan: P=PR=q= hA(T, ~ Ts) @ Tehanan kawat dihitung dari __ (70 x 10-*)(100) (0,15)? ey di mana p adalah resistivitas kawat. Luas permukaan kawat ialah 1 dZ, sehingga dari Persamaan (2), (200)2(0,099) = 4000n(3 x 10-°)(1)(T. — 110) = 3960 W dan T, = USC [419F] Kalor yang dibangkitkan per satuan volume @ dihitung dari P= qV = Grr sehingga __3960_ = 560,2 MW/m? [5,41 x 10” Buh - f) was x 10D CC SCRTTTETE TTT U Perna 40 Pen kay Akhirnya, suhu pusat kawat dihitung dari Persamaan (2-26) : (5,602 x 1095 x 107)? 5 945 = 231,6%C (449°) —o Ou 2.9 SISTEM KONDUKSI-KONVEKSI Kalor yang dihantarkan melalui benda sering harus dibuang (atau diserabkan) relay proses konveksi, Umpamanya, rugi kalor karena konduksi melalui dinding tanur har, dilesap ke lingkungan melalui konveksi. Dalam alat penukar Kalor diterapkan susunaq tabung bersirip (ffed-tube) untuk membuang kalor dari cairan panas, Perpindahay kalor dari zat cair ke pipa bersiip berlangsung dengan konveksi. Kalor dihantarkan me lalui bahan, dan akhimya dilepaskan ke lingkungan melalui Konveksi, Jadi, jelaslah bah, .wa dari segi praktis, analisis sistem konduksi-konveksi itu sangat penting, Sebagian dari analisis sistem konduksi-konveksi ini akan kita cadangkan untuk Bab 10 yang membahas penukar kalor. Untuk sementara di sini kita akan meninjau beberapg soal sedethana tentang permukaan yang diperluas (extended surface). Pethatikan suaty sirip satu dimensi yang bersinggungan dengan fluida lingkungan yang suhunya T., sepert terlihat pada Gambar 2-9, Suhu di dasarsirip ialah 7, . Pendekatan terhadap masalah inj dilakukan dengan membuat neraca energi untuk unsur sirip setebal dx seperti terihat pada gambar tersebut. Jadi, Energi masuk di muka kiri = energi keluar di muka kanan + rugi energi karena konveksi. Kita ingat persamaan dasar untuk koefisien perpindahan-kalor yaitu q = hA(T, ~ Ta) 2-29) 4i mana luas bidang di dalam persamaan ini ialah luas permukaan untuk konveksi, Kelau Juas-penampang sirip ialah A, dan kelilingnya P, maka kuantitas energi ialah aT =q,= -kae 4 AT Energi masuk di muka kiri —, ae ae L =| ache Le Dasar Gambar 29 Bagan menggambarkan k nee ) Bagan. conduksi dan ko Saturdimensi melalulsicip sikw-empat, ocanneu win CamSce Konduksi Keadaan-ninak — Satweimenst 41 Energi keluar di muka kanan = geyae = —kA | ata ons aT @T name (a ar) x) Rugi energi Karena konveksi. = AP dx(T — T.) Di sini terlihat banwa diferensial luas muka konveksi ialah hasil perkalian Keliling sirip dengan diferensial panjang dx. Jika besaran-besaran itu digabungkan, maka dari neraca energi kita dapatkan ae -# (T- TT.) =0 aa ~) = (2-30) Anggaplah 6 = T — T... Maka Persamaan (2-30a) menjadi 6 WP en (2-306) Salah satu kondisi batas adalah = 0 =Ty—Te padax=0 Kondisi batas lainnya bergantung dari keadaan fisis. Kita dapat meninjau beberapa asus: Kasus 1: Sirip sangat panjang, dan suhu di ujung sirip sama dengan suhu fluida sekitar. Kasus 2: Sirip mempunyai panjang tertentu, dan melepaskan kalor dari ujungnya. Kasus 3: Ujung sirip diisolasi sehingga d7/dx = 0 padax = L. Jika kita anggap m? = AP/kA, maka penyelesaian umum Persamaan (2-30b) dapat ditu- liskan sebagai berikut 6 = Ce~™ + Cre™ (2-31) Pada kasus 1, kondisi batas adalah 6 = % padax=0 6=0 padax = dan penyelesaiannya menjadi ; s = = =em (2-32) Pada kasus 3, kondisi batas adalah” 6 = 6 padax = 0 do 46 4 padax = L a” Pe Jadi C+: 0 =.m(-Cie“™" + Cre) = 0 >carneu wit LamSce a 42 Cy,menghasilkan Penyelesaian untuk konstanta C, dan C2 . 9. at Tt 23%) a Ite cosh (mil. = 9) asm =~ cosh mL i i berikut Fungsi hiperbola dirumuskan sebagai ber ee sinh x = tanh x = he Penyolesaian untuk kas 2,secaraaljabar leh pelik, dan hasilnya adalah T—T. _ cosh m(L— 3) + (hime) sinh mL — x) a ote cosh mL + (kimk) sinh mL hh kalor yang dilepas dari sirip harus dihantar ke dasar pada x = 0. Dengan reer hu, maka kalor yang dilepaskan sirip dapat d menggunakan persamaan distribusi sul hhitung, dari aT Ug ele Kita dapat pula menggunakan cara lain untuk integrasi rugi kalor konveksi: i ‘ q= [weer = 1.) dx = f° ho ax ‘Namun, dalam kebanyakan hal, lebih mudah menggunakan persamaan pertama saja. Un- tuk kasus 1, sus q = —KA(—mbye-"™) = VAPKA 65 238) Untuk kasus 3, q= —kAgim, (= oo Tt eae ae mE 36) = VAPKA 6) tanh mL Aliran kalor untuk kasus 2 adalah @ = VAPEA (Tp ~ 1.) ith-mL + (himk) cosh mL oa cosh mL + (kimk) sinh mL a ar Daun pengerbanean dala, it mengundkanandsianbahwvagraden suk ih tee 7... itu akan dipenuhi kalau sirip itu cukup tipis. Pada St Fae int acer’ gempunval nil praktis,keslahan yang terjadi Karena pene'=P2" any ete, ig Pern, Ketliian akhit dalam peshitungan scp siti prakts bissnya terbates ade Ketidkpastin nat koeien Konvekst Narn, p30! (a diandakan datas Hike tenia nant Sragam untuk soluruh permukaan sebee3i™ menggunakan teknik ce (Ge yang menyolok, maka kits a soa itu, Teknik tersebut akan kita babes, ut oar Cp ene ocanneu wi CamSce

Anda mungkin juga menyukai