Laporan Kelompok I
Laporan Kelompok I
OLEH
1) Alisia Agustina Cristovao (21118073)
2) Paulus Bung Kanis P. Wahon (21120088)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Manajemen Prasarana Tranportasi ini dengan baik, untuk
memenuhi persyaratan yang ada di Perkuliahan Manajemen Prasarana Tranportasi, pada Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, yang nantinya dapat
memperoleh nilai pada perkuliahan Manajemen Prasarana Tranportasi.
Penulisan Laporan Tugas Manajemen Prasarana Tranportasi. ini berhasil berkat bimbingan
serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih kepada :
1. Bapak Krisantus Satrio Wibowo Pedo, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah dan
Pembimbing Utama dalam penulisan laporan.
2. Teman-teman seperjuangan angkatan 2020 yang telah bersama-sama membantu menyelesaikan
laporan ini.
3. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa masih ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
Laporan Tugas Manajemen Prasarana Tranportasi, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Kupang merupakan ibu kota provinsi NTT dengan jumlah populasi penduduk
mencapai 372.777 jiwa. Sebagai ibu kota provinsi tentu kota kupang ini memiliki lokasi
pusat industri dengan kondisi pejalan kaki yang cukup padat dengan permasalahan fasilitas
pejalan kaki yang tidak memadai. Salah satu lokasi pusat industri yang berada di kota
kupang ialah Jln. Siliwangi, Kecamatan Kota Lama. Daerah pusat perbelanjaan yang satu
ini memiliki kondisi pejalan kaki yang cukup padat sehingga fasilitas pejalan kaki di lokasi
tersebut harus mendukung keberlangsungan aktivitas yang terjadi di lokasi tersebut.
Namun pada kenyataannya keadaan yang terjadi di lokasi jalan siliwangi tidak memiliki
kondisi fasilitas pejalan kaki yang mendukung aktivitas di lokasi tersebut. Hal ini
dibuktikan dengan penggunaan trotoar yang salah digunakan sebagai tempat berjualan,
kondisi trotoar yang kurang memadai, serta berbagai mcama fasilias-fasilitas pejalan kaki
yang tidak terdapat di lokasi tersebut.
I-1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana tingkat pelayanan trotoar atau Level of Service (LOS) pada ruas Jalan
Siliwangi?
2. Bagaimana kondisi fasilitas penyebrangan pejalan kaki yang terdapat pada lokasi
Jalan Siliwangi?
3. Bagaimana kondisi fasilitas pejalan kaki yang terdapat pada lokasi Jalan
Siliwangi?
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan yang ingin dicapai
ialah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui tingkat pelayanan trotoar atau Level of Service (LOS) pada ruas
Jalan Siliwangi?
2. Untuk mengetahi kondisi fasilitas penyebrangan pejalan kaki yang terdapat pada
lokasi Jalan Siliwangi.
3. Untuk mengetahi kondisi fasilitas pejalan kaki yang terdapat pada lokasi Jalan
Siliwangi.
I-2
BAB II
LANDASAN TEORI
II-1
Fasilitas transportasi adalah penunjang dari alat transportasi yang beroperasi. Adapun
beberapa contoh transportation facility yang ditinjau pada lokasi diantaranya:
a. Trotoar
b. Jembatan Penyebrangan (JPO)
c. Halte/Terminal
d. Lampu Penerangan
e. Tempat Duduk
f. Tempat Sampah
g. Peneduh
h. Rambu Jalan
i. Marka Zebra Cross/ZOSS
2.3 Volume dan Kecepatan Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik
atau garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Data pencacahan volume
lalu lintas adalah informasi yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain,
manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994). Menurut Sukirman
(1994), volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu titi
pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan dengan
penentuan jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas yang umum
dipergunakan adalah lalu lintas harian rata-rata, volume jam perencanaan dan
kapasitas. Jenis kendaraan dalam perhitungan ini diklasifikasikan dalam 3 macam
kendaraan yaitu :
II-2
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau
garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Berikut merupakan tata cara
pengambilan data volume lalu lintas :
V = s/t
Prinsip arus iring-iringan pejalan kaki adalah sama dengan yang digunakan untuk
arus kendaraan dimana hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan adalah sama.
Volume dan kepadatan arus pejalan kaki meningkat, yang semula berupa arus (iring-
iringan) bebas menjadi kondisi yang lebih ramai, sehingga kecepatan dan gerakan
mendahului pejalan kaki yang lain menjadi menurun. Tingkat pelayanan (LOS) dapat
digunakan untuk menentukan tingkat kenyamanan di jalan raya, juga dapat dipakai untuk
fasilitas pejalan kaki. Dengan konsep tingkat pelayanan (LOS) faktor kenyamanan
merupakan suatu kemampuan untuk memilih kecepatan berjalan dimana pejalan kaki
akan berjalan lebih cepat, menghindari konflik-konflik dengan lainnya yang berhubungan
dengan kepadatan dan volume pejalan kaki.
II-3
Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan (LOS)
Pejalan dalam melakukan kegiatan dari satu tempat ke tempat lain antara lain
dengan berjalan kaki dan kedua kakinya sebagai sarana transportasi dimana
dibutuhkan suatu tempat yang dinamakan jalur pejalan kaki sebagai sarana tersebut.
Pengumpulan data volume pejalan kaki dilakukan untuk dua arah pada setiap titik
pengamatan. Pengamatan dilakukan dari jam 07.00 – 19.00 WITA dengan interval 15
menit. Setelah mendapatkan volume masing-masing arah, kemudian dijumlahkan
untuk mendapat satu nilai volume pejalan kaki tiap 15 menit. Adapun rumus untuk
menghitung volume pejalan kaki
Data yang dipakai dalam perhitungan kecepatan pejalan kaki adalah waktu
tempuh pejalan kaki pada setiap titik pengamatan dengan jarak yang telah
ditentukan. Jarak pengamatan yaitu 15 meter dengan pengambilan sampel 10 orang.
Setelah waktu tempuh didapat, dilakukan perhitungan kecepatan dengan
menggunakan persamaan:
II-4
𝑆 = 𝑑/𝑡
Dimana :
II-5
Tabel 2.2 Kriteria penentuan fasilitas penyebrangan sebidang
Dimana :
P = Arus lalu lintas penyeberangan pejalan kaki sepanjang 100 meter, dinyatakan
dengan orang/jam;
V = Arus lalu lintas kendaraan dua arah per jam, dinyatakan kendaraan/jam
Catatan:
a) Zebra Cross
1. Dipasang di kaki persimpangan tanpa atau dengan alat pemberi
isyarat lalu lintas atau di ruas jalan.
2. Apabila persimpangan diatur dengan lampu pengatur lalu intas,
pemberian waktu penyebrangan bagi pejalan kak menjadi satu
kesatuan dengan lampu pengatur lalu lintas persimpangan.
3. Apabila persimpangan tidak diatr dengan lampu pengatur lalu
lintas, maka kritera batas kecepatan kendaraan bermotor adalah
<40 km/jam.
4. Pelaksanaan penyebrangan zebra mengacu pada petunjuk
pelaksanaan Marka Jalan.
b) Pelican Cross
1. Dipasang pada ruas jalan, minimal 300 meter dari persimpangan
2. Pada jalan dengan kecepatan operasional rata-rata lalu lintas
kendaraan >40 km/jam.
II-6
c) Pedestrian Platform
Pedestrian platfrom erupakan jalur pejalan kaki berupa fasilitas
penyebrangan sebidang yang permukaannya lebih tinggi dari permukaan
jalan. Pedestrian platform dapat di ruas jalan lokal, jalan kolektor, serta
lokasi lainnyasepertitempat menurunkan penumpang (dropp-off zone) serta
penjemputan (pick-up zones) di bandara, pusat perbelanjaan, serta kampus.
2.4.3.2 Penyeberangan Tidak Sebidang
Fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki yang terletak di atas jalan
(jembatan) atau di bawah jalan (terowongan), agar jalur pejalan kaki yang ada
tidak terputus dan untuk memudahkan pada pergantian jalur yang berbeda.
Penyeberangan tidak sebidang digunakan bila:
1) fasilitas penyeberangan sebidang sudah mengganggu arus lalu lintas yang
ada;
2) frekuensi kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki sudah cukup tinggi;
3) pada ruas jalan dengan kecepatan rencana 70 km/jam;
4) pada kawasan strategis, tetapi tidak memungkinkan para penyeberang
jalan untuk menyeberang jalan selain pada penyeberangan tidak
sebidang.
II-7
Macam-macam penyebrangan sebidang ialah sebagai berikut ;
Bagian dari perencanaan jalan dimana geometrik atau dimensi nyata jalan
beserta bagian-bagiannya disesuaikan dengan tuntutan serta sifat sifat lalu lintas.
Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang baik antara waktu dan
ruang menurut kebutuhan kendaraan yang bersangkutan, menghasilkan bagian –
bagian jalan yang memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan serta efisiensi
yang optimal. Perencanaan geometrik pada umumnya menyangkutaspek
perencanaan jalan seperti lebar, tikungan, landai, jarak pandang dan
jugakombinasi dari bagian-bagian tersebut. Perencanaan geometrik ini
berhubungan erat terbagi dalam beberapa bagian yaitu :
a. Tipe Jalan
Berbagai tipe jalan akan menunjukan kinerja yang berbeda pada pola
pembebanan lalulintas, misalnya jalan terbagi dan jalan satu arah.
II-8
c. Kereb
Kereb berfungsi sebagai batas antara jalur lalu lintas dengan trotoar
berpengaruh tehadap dampak hambatan samping pada kapasitas dan
kecepatan. Kapasitas jalan dengan kereb kecil dari jalan dan bahu jalan.
Selanjutnya kapasitas berkurang apabila terdapat penghalang tetap dekat
tepi jalur lau lintas tergantung apakah jalan mempunyai kereb atau bahu.
d. Bahu jalan
Jalan perkotaan tanpa kereb umumnya memiliki bahu jalan pada kedua
sisi jalur lalu lintasnya Lebar dan kondisi permukaan bahu jalan
berpengaruh pada peningkatan kapasitas terutama karena pengurangan
hambatan samping.
e. Median
II-9
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Observasi
Lapangan
Pengumpulan
Data
Kesimpulan
dan Saran
Selesai
III-1
3.2 Penjelasan Diagram Alir
3.2.1 Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan yakni pagi
hari mulai pukul 06.00-09.00, siang hari mulai pukul 11.00-14.00, dan sore hari mlai pukul
16.00-19.00. Tahapan ini dilakukan dengan serangkaian kegiatan antara lain: menetukan
lokasi pengamat pada suatu titik pada ruas jalan, mempersiapkan alat – alat penelitian dan
pengujian bekerjanya alat. Alat-alat yang digunakan seperti alat tulis-menulis, tabel atau
formulir survei, jam, stopwatch, meter rol, dan kamera (dokumentasi).
3.2.2 Pengumpulan Data
Metode survei yaitu mengadakan pengamatan langsung keadaan lapangan saat ini. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kondisi aktual pada saat ini. Data yang diperoleh dari kegiatan
survei ini disebut data primer. Data primer adalah data utama yang diperoleh dengan cara
observasi langsung ke lapangan yaitu volume lalu lintas dan pejalan kaki, kecepatan kendaraan
dan pejalan kaki, volume penyebrangan pejalan kaki serta data geometrik jalan.
3.2.3 Data Primer
Pada kegiatan ini dilakukan survei di lapangan untuk memperoleh data-data kondisi
jalan yang sebenarnya. Survei data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung di
lapangan, survei yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
3.2.3.1 Data Volume Pejalan Kaki
Data ini diperoleh dengan survei secara langsung pada lokasi penelitian dengan cara
menghitung volume pejalan kaki (VPJK) yang lewat pada jalan tersebut dengan waktu tertentu
yang telah ditetapkan. Alat yang digunakan dalam survei ini adalah: alat tulis, jam dan
formulir survei.
Data yang diambil adalah jumlah pejalan kaki yang pergerakannya lurus pada saat
melewati titik pengamatan. Semuanya dicatat dalam periode waktu setiap 15 menit. Langkah-
langkah menulis survei ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan titik posisi pengamatan pada ruas Jalan Siliwangi.
b. Titik pengamatan dimulai dari depan Toko Arjuna Mart.
c. Untuk survei ini, jumlah surveior yang dibutuhkan adalah satu (1) orang pada tiap
titik pengamatan. Surveior tersebut mencatat jumlah pejalan kaki.
d. Data volume pejalan kaki yang diambil dari survei lapangan adalah data pada saat
periode jam sibuk dicatat pada formulir survei (lihat tabel 3.1).
III-2
Tabel 3.1 Formulir Survei Volume Pejalan Kaki
III-3
Data yang diambil adalah jumlah pejalan kaki yang pergerakannya lurus pada saat
melewati titik pengamatan, dengan pengambilan sampl sebanyak 10 orang. Semuanya dicatat
dalam periode waktu setiap 15 meter. Langkah-langkah menulis survei ini adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan titik posisi awal dan akhir pengamatan sepanjang 15 meter pada ruas
Jalan Siliwangi.
b. Menghitng lama waktu tempuh pejalan kaki dari titik awal pengamatan hingga ke titik
akhir prngamatan.
c. Data kecepatan pejalan kaki yang diambil dari survei lapangan dan diolah untuk
perhitungan kecepatan pejalan kaki sesuai formulir survei (lihat tabel 3.2).
III-4
Tabel 3.3 Formulir Survei Volume Penyebrangan Pejalan Kaki
III-5
Data yang diambil adalah jumlah pejalan kaki yang pergerakannya lurus pada saat
melewati titik pengamatan. Semuanya dicatat dalam periode waktu setiap 15 menit. Langkah-
langkah menulis survei ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan titik posisi pengamatan pada ruas Jalan Siliwangi.
b. Titik pengamatan dimulai dari depan Toko Arjuna Mart.
c. Untuk survei ini, jumlah surveior yang dibutuhkan adalah satu (1) orang pada tiap
titik pengamatan. Surveior tersebut mencatat jumlah pejalan kaki.
d. Data volume pejalan kaki yang diambil dari survei lapangan adalah data pada saat
periode jam sibuk dicatat pada formulir survei (lihat tabel 3.4).
Tabel 3.4 Formulir Survei Volulme Lalu Lintas
III-6
3.2.3.5 Data Kecepatan Lalu Lintas
Data ini diperoleh dengan survei secara langsung pada lokasi penelitian dengan cara
menghitung kecepatan Lalu Lintas yang lewat pada jalan tersebut dengan jarak tertentu yang
telah ditetapkan. Alat yang digunakan dalam survei ini adalah: alat tulis, jam dan formulir
survei.
Data yang diambil adalah jumlah kendaraan yang pergerakannya lurus pada saat
melewati titik pengamatan, dengan pengambilan sampl sebanyak 5 kendaraan bermotor dan 5
kendaraan ringan pada tiap periode waktu pengamatan pagi, siang dan sore. Semuanya dicatat
dalam periode waktu setiap 100 meter. Langkah-langkah menulis survei ini adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan titik posisi awal dan akhir pengamatan sepanjang 15 meter pada ruas
Jalan Siliwangi.
b. Menghitng lama waktu tempuh pejalan kaki dari titik awal pengamatan hingga ke titik
akhir prngamatan.
c. Data kecepatan pejalan kaki yang diambil dari survei lapangan dan diolah untuk
perhitungan kecepatan pejalan kaki sesuai formulir survei (lihat tabel 3.5).
Tabel 3.5 Formulir Survei Kecepatan Lalu Lintas
III-7
ketersediaan trotoar, aspek keamanan, aspek kenyamanan, aspek aksesibilitas, aspek
konektivitas, dan aspek fasilitas penunjang,
Alat yang digunakan dalam survei ini adalah : alat tulis, meteran roll, formulir survei.
Data yang diambil berupa : Jenis pemanfaatan halaman, ketersediaan trotoar, aspek keamanan,
aspek kenyamanan, aspek aksesibilitas, aspek konektivitas, dan aspek fasilitas penunjang.
3.2.4 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait dari
literatur-literatur atau buku sumber. Data sekunder dalam penelitian ini yakni survei geometrik
jalan.
3.2.5 Penentuan Segmen Pengamatan
Penentuan segmen pengamatan diukur per-100 meter dimulai dari ujung lokasi
pengamatan ruas Jalan Siliwangi. Berdasarkan panjang lokasi tinjau ruas Jalan Siliwangi yakni
500 meter, maka terdapat 5 segmen yang dapat dibagi untuk kemudian ditinjau fasilitas-
fasilitas pejalan kaki pada kellima segmen tersebut.
3.2.6 Perhitungan Level of Service (LOS)
Perhitungan LOS dapat dilihat pada penjelasan BAB II, 2.4. Halaman II-4.
3.2.7 Analisa dan Pembahasan
Analisis data dan pembahasan merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu
penelitian karena analisis data berfungsi untuk mengambil kesimpulan dari sebuah penelitian.
Analisis data dilakukan setelah diperoleh data-data di lapangan terkumpul secara lengkap. Dari
data hasil survei lapangan (data primer) tersebut dianalisis kemudian ditarik kesimpulan terkait
kondisi fasilitas pejalan kaki yang terdpat pada ruas Jalan Siliwangi.
3.2.8 Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini dilakukan penyusunan ulang dari seluruh hasil rangkaian penelitian
yang dilakukan, kemudian semua hasil yang telah didapat dibuat kesimpulan. Selanjutnya
disampaikan saran-saran yang berguna bagi pihak terkait dan bagi penelitian selanjutnya.
III-8
BAB IV
PEMBAHASAN
Jalan Siliwangi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang memiliki volume baik
kendaraan maupun pejalan kaki yang cukup tinggi. Sebagai kawasan daerah
perbelanjaan dan bisnis bukan pasar, daerah ini tergolong cukup padat akan aktivitas
manusia. Kawasan lokasi sepanjang 500 m ini akan dibagi menjadi 5 segmen dengan
panjang tiap segmennya 100 meter, dimana pada tiap segmennya akan dilakukan survei
terkait fasilitas pejalan kaki serta survei secara umum untuk keseluruhan segmen
dengan satu titik pengamatan untuk mendapatkan data volme pejalan kaki, kecepatan
pejalan kaki, volume penyebrangan pejalan kaki, volume lalu lintas dan kecepatan
kendaraan.
IV-1
4.2. Pengumpulan Data Survei
Keterangan :
IV-2
4.2.2. Data Survei Kecepatan Pejalan Kaki
IV-3
4.4.3. Data Survei Penyebrangan Pejalan Kaki
P = 140 Orang/Jam
IV-4
4.4.4. Data Survei Volume Lalu Lintas
Keterangan :
IV-5
4.4.5. Data Survei Kecepatan Lalu Lintas
PAGI PAGI
JENIS JARAK WAKTU KECEPATAN JENIS JARAK WAKTU KECEPATAN
SAMPEL SAMPEL
KENDARAAN PENGAMATAN TEMPUH KM/JAM KENDARAAN PENGAMATAN TEMPUH KM/JAM
1 MC 100 11,64 30,93 1 LV 100 11,22 32,1
2 MC 100 10,45 34,45 2 LV 100 12,27 29,3
3 MC 100 11,96 30,10 3 LV 100 11,04 32,6
4 MC 100 10,65 33,80 4 LV 100 10,86 33,1
5 MC 100 11,3 31,86 5 LV 100 13,04 27,6
SIANG SIANG
JENIS JARAK WAKTU KECEPATAN JENIS JARAK WAKTU KECEPATAN
SAMPEL SAMPEL
KENDARAAN PENGAMATAN TEMPUH KM/JAM KENDARAAN PENGAMATAN TEMPUH KM/JAM
1 MC 100 15,31 23,5 1 LV 100 12,66 28,4
2 MC 100 14,22 25,3 2 LV 100 13,07 27,5
3 MC 100 16,42 21,9 3 LV 100 13,02 27,6
4 MC 100 13,81 26,1 4 LV 100 12,81 28,1
5 MC 100 14,23 25,3 5 LV 100 11,98 30,1
SORE SORE
JENIS JARAK WAKTU KECEPATAN
SAMPEL JENIS JARAK WAKTU KECEPATAN
KENDARAAN PENGAMATAN TEMPUH KM/JAM SAMPEL
KENDARAAN PENGAMATAN TEMPUH KM/JAM
Rekapan untuk data survei kecepatan lalu lintas di atas ialah sebagai berikut :
ARAH SATU ARAH
SAMPEL MC LV
1 30,93 32,1
P
2 34,45 29,3
A
3 30,10 32,6
G
4 33,80 33,1
I
5 31,86 27,6
S 1 23,5 28,4
I 2 25,3 27,5
A 3 21,9 27,6
N 4 26,1 28,1
G 5 25,3 30,1
1 21,1 24,5
S
2 20,3 26,1
O
3 22,3 24,4
R
4 20,2 26,7
E
5 21,9 23,9
IV-6
4.4.6. Data Survei Geometri Rumija
GEOMETRI RUMIJA
Lebar (m) / Segmen (100 m)
No. JENIS GEOMETRI Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
1 Lebar Jalan
a. Lebar / Lajur 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m
b. Lebar Total 7m 7m 7m 7m 7m
2 Lebar Bahu - - - - - - - - - -
3 Lebar Kreb 0,12 m 0,12 m - 0,12 m 0,12 m 0,12 m - 0,12 m - -
4 Lebar Trotoar 0,8 m 0,8 m - 0,8 m 0,8 m 0,8 m - 0,8 m - -
5 Tinggi Trotoar 0,9 m 0,1 m - 0,1 m 0,1 m 0,07 m - 0,07 m - -
6 Kemiringan Trotoar - - - - - - - - - -
7 Jarak Trotoar ke Bangunan 1,3 m 1m - 2,45 m 2,55 m 0,9 m - 0,6 m - -
8 Ruang Bebas 30 cm Trotoar - - - - - - - - - -
9 Lebar Drainase - 0,8 m - 0,8 m - 0,8 m - 0,8 m - -
10 Lebar Jalur Hijau - - - - - - - - - -
11 Lebar dari bahu ke patok rumija - - - - - - - - - -
Sehingga berdasarkan data survei lapangan yang telah didapatkan, dapat dihitung
beberapa faktor penent nilai LOS yaitu sebagai baerikut.
IV-7
4. Volume pncak pejalan kaki / 15 menit berdasarkan survei diperoleh :
a. Sisi Kiri = 36 Orang
b. Sisi Kanan = 69 Orang
5. Volume ped/mnt/m (Laju Arus)
a. Sisi Kiri
𝑣15
𝑣=
15 × 𝑊𝑒
36
𝑣=
15 × 0,48
b. Sisi Kanan
𝑣15
𝑣=
15 × 𝑊𝑒
69
𝑣=
15 × 0,64
VOLUME
ARAH / SEGMEN LEBAR TROTOAR LEBAR GANGGUAN LEBAR EFEKTIF LOS
(ped/mnt/m)
1 0,80 m 0,32 m 0,48 m 5,00 A
2 (Tidak terdapat Trotoar)
KIRI
IV-8
𝑉
𝑊= +𝑁
35
Dimana :
W = Lebar Trotoar (m)
V = Volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/mnt)
N = Lebar tambahan sesuai keadaan setempat dengan nilai berdasarkan
tabel sebagai berikut ;
N (meter) Keadaan
1,5 Jalan di daerah pasar
1,0 Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar
0,5 Jalan di daerah lain
3 4,00 1,11
4 (Tidak terdapat Trotoar)
5 (Tidak terdapat Trotoar)
1 7,19 1,21
2 6,39 1,18
KANAN
3 5,75 1,16
4 6,76 1,19
5 (Tidak terdapat Trotoar)
IV-9
ARAH : KANAN
PERKIRAAN WAKTU KECEPATAN
SAMPEL JENIS KELAMIN
UMUR TEMPUH/15 m (m/detik)
1 PEREMPUAN 16 10 1,50
2 PEREMPUAN 20 12 1,25
3 PEREMPUAN 63 15 1,00
4 LAKI-LAKI 72 8 1,88
5 PEREMPUAN 50 14 1,07
RATA-RATA 1,34
LOS A
ARAH : KIRI
PERKIRAAN WAKTU KECEPATAN
SAMPEL JENIS KELAMIN
UMUR TEMPUH/15 m (m/detik)
1 PEREMPUAN 17 11 1,36
2 LAKI-LAKI 22 8 1,88
3 PEREMPUAN 46 15 1,00
4 LAKI-LAKI 32 9 1,67
5 PEREMPUAN 37 14 1,07
RATA-RATA 1,40
LOS A
Berdasarkan ketigas perhitngan di atas maka kesimpulan yang dapat ditarik terkait
evaluasi fasilitas pejalan kaki ialah ;
1) Untuk sisi kiri dan kanan tiap segmen yang terdapat trotoar memiliki LOS
A dengan ketentuan arus ped/mnt/m <16 dan kecepatan rata-rata pejalan
kaki > 1,30 m/dtk, sehingga dari segi pelayanan lebar efektif trotoar
terhadap arus pejalan kaki masih dalam kategori baik.
2) Berdasarkan analisis perencanaan minimum kebutuhan lebar trotoar
diketahui bahwa lebar eksisting = 0,80 m dengan rata-rata lebar efektif tiap
segmennya adalah 0,65 meter karena adanya gangguan penjual. Setelah
dihitung lebar kebutuhan trotoar diperoleh hasil > 0,80 m, sehingga lebar
trotoar di lapangan masih belum mampu menjamin kenyamanan pejalan
kaki sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk kondisi lebar trotoar.
IV-10
Penentuan fasilitas penyebrangan sesuai dengan tabel 2.2 kriteria penentuan
fasilitas penyebrangan sebidang. Bila nilaai yang diperoleh lebih besar dari nilai
yang ada di dalam tabel, maka dapat dipertimbangkan pemilihan fasilitas
penyebrangan tidak sebidang.
P = 140 Orang/Jam
V = 1388 Kend/Jam
Sehingga ;
PV2 = 2,7 × 108
Berdasarkan hasil survei dan perhitungan penyebrangan dan volume lalu
lintas, menghasilkan rekomendasi fasilitas penyebrangan sebidang dengan pelican
dan lapak tunggu. Pada kondisi eksisting lapangan tidak terdapat fasilitas
penyebrangan pejalan kaki, sehingga perlu dibuat fasilitas penyebrangan pejalan
kaki sesuai dengan hasil analisis di atas.
Aspek dan parameter penilaian kesesuaian fasilitas pejalan kaki dirangkum dalam
bentuk tabel sebagai berikut ;
KONDISI FASILITAS PEJALAN KAKI
% / Kondisi / Segmen (100 m)
No. JENIS FASILITAS Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
1 Jenis Pemanfaatan Lahan
a. Perumahan - - - - - - - - - -
b. Sekolah
c. Pertokoan dan pusat perbelanjaan ꙋ ꙋ ꙋ ꙋ ꙋ ꙋ ꙋ ꙋ ꙋ
d. Terminal dan pemberhentian bis/angkot
e. Pusat perkantoran
f. Pusat Hiburan
g. Pusat Kegiatan Sosial
h. Daerah Industri
i. Jembatan dan Terowongan
2 Ketersediaan Trotoar
a. Ada (Permukaan Block Terkunci)
• Kondisi Baik
• Kondisi Sedang
• Kondisi Rusak
TOTAL 2a
b. Ada (Permukaan Beton)
• Kondisi Baik 85,7 97,8 0 79 91,54 89,4 0 98,45 0 0
• Kondisi Sedang 2,85 0,8 0 12,55 1,96 6,25 0 1,55 0 0
• Kondisi Rusak 11,45 1,4 0 8,45 6,5 4,35 0 0 0 0
TOTAL 2b 100 100 0 100 100 100 0 100 0 0
c. Tidak ada 0 0 100 0 0 0 100 0 100 100
TOTAL KETERSEDIAAN (2a+2b) 100 100 0 100 100 100 0 100 0 0
TOTAL TIDAK TERSEDIA (2c) 0 0 100 0 0 0 100 0 100 100
% RERATA ASPEK KETERSEDIAAN (Hasil Total
100 100 0 100 100 100 0 100 0 0
Ketersediaan)
IV-11
3 Aspek Keamanan
a. Terdapat beda tinggi 15-20 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Permukaan Trotoar tidak licin 100 100 0 100 100 100 0 100 0 0
c. Terdapat ubin pemandu bagi kaum difabel
• Kondisi Baik
• Kondisi Sedang
• Kondisi Rusak
d. Ubin Pemandu Tidak Ada 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
(c) TOTAL KETERSEDIAAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(d) TOTAL TIDAK TERSEDIA 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
% RERATA ASPEK KEAMANAN
33,3 33,3 0,0 33,3 33,3 33,3 0,0 33,3 0,0 0,0
((3a+3b+3c total)/3)
4 Aspek Kenyamanan
a. Lebar Trotoar Bersih :
• > 1,5 m
(a1) TOTAL NILAI KETERSEDIAAN 100 100 0 100 100 100 0 100 0 0
(a2) TOTAL TIDAK TERSEDIA 0 0 100 0 0 0 100 0 100 100
b. Trotoar mampu melayani vol. pejalan kaki (hasil
perhitungan pada vol. pejalan kaki) 100 100 0 100 100 100 0 100 0 0
RERATA % ASPEK PENILAIAN TROTOAR 55,7 56,8 2,4 57,4 56,5 57,9 2,4 57,1 2,4 4,8
FINAL RERATA / SEGMEN / 2 SISI 56,3 29,9 57,2 29,7 3,6
RERATA/RUAS 35,3
IV-12
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Jalan Siliwangi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang merupakan kawasan pusat
perbelanjaan yang memiliki kondisi pejalan kaki yang cukup padat sehingga fasilitas
pejalan kaki di lokasi tersebut harus mendukung keberlangsungan aktivitas yang
terjadi di lokasi tersebut. Berdasarkan observasi lapangan serta tindakan evaluasi
fasilitas pejalan kaki yang ada maka dapat dibuat beberapa poin kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tingkat pelayanan trotoar
a. Segmen 1
Berdasarkan perhitungan segmen 1 untuk arah kiri diperoleh laju arus
pejalan kaki dengan sebesar 5 ped/menit/meter, dan untuk arah kanan
diperoleh laju arus sebesar 3,8 ped/menit/meter. Sehingga untuk segmen
satu arah kiri dan kanan tingkat pelayanan trotoar (LOS) adalah A. Hal ini
menunjukkan dari segi pelayanan lebar efektif trotoar terhadap arus
pejalan kaki segmen 1 masi dalam kategori baik.
b. Segmen 2
Berdasarkan perhitungan segmen 2 untuk arah kiri tidak terdapat trotoar,
dan untuk arah kanan diperoleh laju arus sebesar 3,3 ped/menit/meter.
Sehingga untuk segmen 2 kanan tingkat pelayanan trotoar (LOS) adalah
A, Hal ini menunjukkan dari segi pelayanan lebar efektif trotoar terhadap
arus pejalan kaki segmen 2 masi dalam kategori baik.
c. Segmen 3
Berdasarkan perhitungan segmen 3 untuk arah kiri diperoleh laju arus
pejalan kaki dengan sebesar 4 ped/menit/meter, dan untuk arah kanan
diperoleh laju arus sebesar 3 ped/menit/meter. Sehingga untuk segmen 3
arah kiri dan kanan tingkat pelayanan trotoar (LOS) adalah A, Hal ini
menunjukkan dari segi pelayanan lebar efektif trotoar terhadap arus
pejalan kaki segmen 3 masi dalam kategori baik.
d. Segmen 4
Berdasarkan perhitungan segmen 4 untuk arah kiri tidak terdapat trotoar,
dan untuk arah kanan diperoleh laju arus sebesar 3,53 ped/menit/meter.
Sehingga untuk segmen 4 kanan tingkat pelayanan trotoar (LOS) adalah
V-1
A, Hal ini menunjukkan dari segi pelayanan lebar efektif trotoar terhadap
arus pejalan kaki segmen 4 masi dalam kategori baik.
e. Segmen 5
Berdasarkan perhitungan segmen 5 untuk arah kiri dan kanan tidak
terdapat trotoar.
Berdasrkan uraian kesimpulan tiap segmen diatas dapat di Tarik kesimpulan secara
umum bahwa tingkat pelayanan trotoar pada ruas jalan siliwangi yang tersedia
termaksud kategori baik.
Diketahui bahwa lebar eksisting = 0,80 m dengan rata-rata lebar efektif tiap
segmennya adalah 0,65 meter karena adanya gangguan penjual. Setelah dihitung
lebar kebutuhan trotoar diperoleh hasil > 0,80 m, sehingga lebar trotoar di lapangan
masih belum mampu menjamin kenyamanan pejalan kaki sehingga perlu dilakukan
perbaikan untuk kondisi lebar trotoar.
3. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan penyebrangan dan volume lalu lintas,
nilai PV2 yang diperoleh ialah sebesae 2,7 × 108 sehingga berdasarkan tabel kriteria
penentuan fasilitas penyebrangan sebidang rekomendasi fasilitas yang didapat
ialah penyebrangan sebidang dengan pelican dan lapak tunggu. Pada kondisi
eksisting lapangan tidak terdapat fasilitas penyebrangan pejalan kaki, sehingga
perlu dibuat fasilitas penyebrangan pejalan kaki sesuai dengan hasil analisis di atas.
4. Hasil perhitungan persentase cakupan aspek dan parameter evaluasi trotoar
diperoleh hasil sebesar 35,5% memenuhi ke-6 aspek dengan persentase tiap
segmennya adalah ; segmen 1 = 56,3% ; segmen 2 = 29,9% ; segmen 3 = 57,2% ;
segmen 4 = 29,7% ; segmen 5 = 3,6%.
V-2
5.2. Saran
Dilakukannya evaluasi terhadap fasilitas pejalan kaki di Jl Siliwangi, Kota Kupang
bertujuan agar fasilitas-fasilitas pejalan kaki yang ada mampu untuk melayani
kebutuhan para pejalan kaki dengan baik dan semestinya. Hasil evaluasi menemukan
masih ada beberapa faktor yang belum memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan
para pejalan kaki untuk melakukan aktivitas yang terjadi di Jln. Siliwangi. Oleh karena
itu berdasarkan observasi lapanan dan perhitungan evaluasi terkait fasilitas pejalan
kaki yang ada, saran yang dapat diberikan ialah instansi terkait perlu memperhatikan,
memperbaiki fasilitas pejalan kaki yang sudah ada serta membangun fasilitas-fasilitas
pejalan kaki yang perlu guna mendukung aktivitas para di Jln. Siliwangi, Kecamatan
Kota Lama, Kota Kupang.
V-3