Matra Laut Klompok 6
Matra Laut Klompok 6
(GASTRIC LAVAGE)”
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK VI
TINGKAT III B
TAHUN 2022/2023
BILAS LAMBUNG (GASTRIC LAVAGE)
A. Definisi
Bilas lambung (gastric lavage) merupakan tindakan medis untuk membersihkan dan
mengosongkan isi lambung. Tindakan ini biasa dilakukan sebagai penanganan atas
kasus keracunan (seperti keracunan makanan atau obat), perdarahan lambung,
atau sumbatan saluran cerna.
Gastric lavage pernah menjadi terapi yang sangat populer pada abad ke-19.
Namun, seiring berkembangnya penelitian dalam dunia pengobatan, metode yang
dikenal pula sebagai irigasi lambung ini ternyata dinilai kurang efektif.
Terapi bilas lambung juga memiliki risiko komplikasi yang cukup besar, terutama
pada pasien dengan gangguan jalan napas. Ini karena terapi bilas lambung
menggunakan selang nasogastrik yang dimasukkan dari hidung menuju organ
lambung.
Terapi gastric lavage sudah jarang digunakan dalam pengobatan modern. Kini,
gastric lavage hanya dilakukan bila pasien menelan racun dalam jumlah banyak atau
sebagai pertolongan pertama untuk keracunan yang mengancam nyawa.
Prosedur ini juga hanya dilakukan pada kasus keracunan yang terjadi kurang dari 60
menit. Ini merupakan waktu rata-rata yang diperlukan tubuh untuk mengosongkan isi
lambung. Begitu lebih dari 60 menit, racun mungkin telah terserap dan terbawa
darah.
B. Tujuan
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase lambung yaitu sebagai berikut:
1. untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi sistemik;
Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan berpotensi
hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap
water) atau cairan isotonis seperti NaCl 0,9 %. Pada orang dewasa menggunakan 100-
300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali
memasukkan ke lambung pasien.
D. Indikasi
5. keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam puluh menit;
7. overdosis obat/narkotik;
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun dari
dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk mengetes
benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan
menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan
bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.
E. Kontraindikasi
2. pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko perforasi
esophageal) serta keracunan bahan korosif (misalnya: hidrokarbon, pestisida,
hidrokarbon aromatic, halogen);
4. pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar)
membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung untuk mencegah inspirasi.
Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada persiapan
khusus yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas lambung, akan tetapi
pada waktu tindakan dilakukan untuk mengambil specimen lambung sebagai persiapan
operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa terlebih dahulu atau
berhenti dalam meminum obat sementara.
Bilas lambung yang diakukan sebagai prosedur emergensi akibat zat beracun atau
keracunan obat, tidak ada persiapan yang perlu dilaksanakan oleh pasien.
Namun apabila prosedur gastric lavage dilakukan atas indikasi lain yang bukan kondisi
darurat, beberapa langkah persiapan di bawah ini mungkin diperlukan:
Pasien mungkin diminta untuk berpuasa pada beberapa jam sebelum prosedur.
Alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur bilas lambung yaitu sebagai berikut:
5. air biasa atau antidote yang tepat (susu, larutan salin, larutan bikarbonat natrium,
jus jeruk, karbon teraktivasi);
7. gag mulut, selang nasotrakea atau endotrakea dengan cuv yang dapat
dikembungkan;
Sebelum memulai prosedur, tenaga medis harus menjelaskan seluruh prosedur gastric
lavage kepada pasien untuk memudahkan kerja sama dengan pasien. Terapi ini harus
dilakukan dalam kondisi pasien rileks untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Prosedur ini juga hanya dilakukan pada kasus keracunan yang terjadi kurang dari 60
menit. Ini merupakan waktu rata-rata yang diperlukan tubuh untuk mengosongkan isi
lambung. Begitu lebih dari 60 menit, racun mungkin telah terserap dan terbawa darah.
Setelah semua isi lambung pasien sudah keluar, kedua selang akan ditarik keluar.
Selama prosedur, pasien bisa saja merasa ingin muntah. Namun sensasi ini perlu
ditahan sebisa mungkin. Jika tidak bisa menahannya, segera informasikan pada dokter.
Bila pasien menjalani prosedur gastric lavage setelah operasi lambung, dokter mungkin
tetap membiarkan selang terpasang untuk beberapa hari pada masa pemulihan. Selama
perawatan di rumah sakit, petugas medis akan rutin melakukan irigasi cairan saline ke
dalam selang tersebut agar selang tetap terbuka dan mencegah sumbatan.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzzane C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.