Anda di halaman 1dari 13
LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU KULIAH KERJA NYATA (KKN) ANGKATAN 78 PERAN MODERASI BERAGAMA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT KABUPATEN LAHAT TAHUN 2023 MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA DI PAUD ALL-MAYDAH DESA PAGAR SARI Disusun Oleh : Sulastri Nabila (2020210010) & uln RADEN FATAH PALEMBANG Dosen Pembimbing Lapangan: Elsa Cindrya M.PD PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASAYARAKAT LEMBAGA, PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS RADEN FATAH PALEMBANG. TAHUN 2023 MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI MELALUL METODE BERCERITA DI PAUD ALL-MAYDAH DESA PAGAR SARI Sulastri Nabila!”, Elsa Cindrya M.PD?, Komarudin* 1 Fakultas [mu Tarbiya Dan Keguruan, UIN Raden Fatah Palembang 2 Program StudiPendidikan Islam Anak Usia Dini, UIN Raden Fatah Palembang 3 LP2M UIN Raden Fatah Palembang * email: nabilapalembang820@gmail.com cindryaelsa@mail.com Abstrak Program pengabdian masyarakat dalam bentuk KKN (Kulish Kerja Nyata) atas dasar kerja sama mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang dengan Desa Pagar Sari, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan untuk memberikan pengajaran terkait Melati perkembangan bahasa anak usia dini melalui metode bercerita di Paud AllMaydah Desa Pagar Sari. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengetaha perkembangan anak usia dini agar bisa dalam berkomunikasi dengan teman ‘atau masyarakat di sekitar di Desa Pagar Sari yang meagalami Kesulitan dalam berbicara, ini juga ‘merupakan sekaligus sebagai bentuk dukungan dari mahasiswa KKN untuk mengenalkan perkembangan anak dari berhagai karakterisik anak asia dini Perkembangan bahaca atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tshapan perkembangan anak yang scharusnya tidak luput juga dari pperhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada Khususnya. Pemerolehan bahasa oleh anak- ‘anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan, Selama usia diai, ysitu sejak lair bhingga berusia 6 tahun, ia tidak pernah belajar bahasa, apa lagi kosakata secara khusus, tetapi paca akhir masa usia dininya, ratasrata anak telah menyimpan lebih dari 14,000 kosakata. Tahap-lahap pperkembangan bahasa sebsgai berikut: 1) Tahap I (pra linguistik). 2) Tahap II (linguistik) 3) Tahap IIT (pengembangan tata Dahasa. 4) Tahap TV (tata balsa). Aspeloaspek peckembangan balasa anak teri dari: 1) Kosakata 2) Sintaksis (lata bahasa) 3) Semantik. Kata kunci: PAUD, Bahasa, Peckembangan Anak. Abstrak ‘The community service program is in the form of KKN (Real Work Lecture) on the basis of cooperation between students of the Nezen Islamic University Raden Fatah Palembang and Pagar Sari Village, Lahat District, Lahat Regency. South Sumatra Province to provide teaching related to Melati in early childhood language developmen through the storytelling method at All- Maydah Eally Childhood Education in Pagar Sari Village. The purpose of this service isto find out about early childhood development so that they can communicate with friends or the community around Pagar Sari Village who have difficulty speaking, this is also a form of support from KKN students to introduce children’s development from various characteristics of early childhood The development of language or communication in children is ‘one of the aspects and stages of child development that should not escape the atention of educators in general and parents in particular. The acquisition of language hy children is the greatest and most amazing human achievement. During their early years, from birth to 6 years old, they never lea 2 language, let alone vocabulary in particular, but by the end of ther early years, the average child has stored more than 14,000 words. The stages of language development are as follows. 1) Stage I (pre- linguistics). 2) Phase II (linguistics). 3) Stage TI (development of grammar. 4) Stage TV (grammar). Aspects of child language development erdin and: 1) Vocabulary 2) Syntax (grammar) 3) Semantics. Keywords: PAUD, Language, Child Development PENDAHULUAN Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini adalah membina, menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap komunikasi dengan individu yang lain, Salah satu lingkup aspek perkembangan ‘yang harus dikembangkan di Pendidikan Anak Usia Dini adalah bahasa Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput juga dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada Khususnya. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan. Selama usia dini, yaitu sejak lahir hingga berusia 6 tahun, ia tidak pemah belajar bahasa, apa lagi kosakata secara khusus, tetapi pada akhir masa usia dininya, rata-rata anak telah menyimpan lebih dati 14.000 kosakata. Tahap- tahap perkembangan bahasa sebagai berikut: 1) Tahap I (pea linguistik). 2) Tahap Il (linguistik). 3) Tahap Ul (pengembangan tata bahasa. 4) Tahap IV (tata bahasa). Aspek-aspek perkembangan bahasa anak terdii dari: 1) Kosakata 2) Sintaksis (tata bahasa) 3) Semantik. Dengan bahasa anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaanya pada orang lain. Dalam kehidupan schari-hari,Dengan menggunakan bahasa anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul di tengah-tengah masyarakat. Begitu menakjubkan perkembangan bahasa yang dialami seorang anak, dan dalam proses tersebut, orang tua tentu tidak ingin melewatkan satupun bagian penting akan sejarah hidup sang anak dan menjadi tanggung jawab guru untuk mengetahni perkembangan bahasa anak sehingga dapat mengembangkannya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput juga dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada Khususnya. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan. Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian besar. Pemerolehan bahasa telah ditelach secara intensif sejak lama. Pada saat itu kita telah mempelajari banyak hal mengerai bagaimana anak-ansk berbicara, mengerti, dan menggunakan bahasa, tetapi sangat sedikit hal yang kita ketahui mengenai proses aktual perkembangan bahasa. Desa Pagar Sari, merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan yang di mana anak-anak di Paud All-Maydah ini anaknya itu jarang berbicara lebih banyak diam mereka akan membuka suaranya ketika di tanya ‘ada juga yang diam saja ketika di tanya padahal perkembangan bahasa anak ini sangat penting untuk anak-anak di desa pagar sari, dengan mereka berbicama, kita dapat tau kenapa dan apa ‘yang mereka inginkan, ada juga anak yang perkembangan bahasanya sangat bagus. Akan tetapi saya di sini mengambil permasalahan yang banyak sekali ana-anaknye kurang dalam berkomunikasi padahal perkembangan bahasa pada anak usia dini ini sangat penting sekali. Dengan menggunakan bahasa anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang mudah bergaul di tengah-tengah masyarakat. METODE Penulis melaksanakan pengabdian pada Paud ALL-MAYDAH di Desa Pagar Sari sebanyak 7 kali yang di buat jadwal dalam satu minggu itu Cuma 2 hari. Dalam program ini sebelum melakukan kegiata di Paud terlebih dahulu melaksanakan observasi terlebih dahulu agar memudahkan dalam mengetabui apa saja kegiatan yang ada di paud dan bagaimana program mengajar di Paud tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan Action Research adalah kegiatan atau tindakan perbaikan dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dikerjakan secara tersusun sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action Research juga merupakan proses aksi yang didasarkan pada refleksi;umpan balik (feedback), bukti(evidence), dan ulasan dari aksiscbelumnya dengan situasi sckarang (Gunawan.2007).Action Research juga dapat diartikan sebagai suatu system penelitian dalam pemecahan suatu masalah yang di mana terjadi interaksi antara peneliti dan client dalam mencapai tujuan penelitian (Kurt Lewin,1973 disitasi ‘Sulaksana,2004). Adapun sasaran saya di sini ialah anak usia dini yang berada di Paud ALL- MAYDALH di Desa Pagar Sari. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Kebanyakan orang tua dan ilmuan berpikir bahwa perkembangan bahasa baru dimulai pada usia 12 dan 18 bulan, yakni ketika balita mulai mengucapkan kata- kata pertama. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berbahasa sudah dimulai sejak pendengaran janin terbentuk sempurna pada tri semester terakhir kehamilan dan sudah banyak mendengar suars-suara dari dalam rahim. Setelah dilahirkan, anak akan menghabiskan waktu untuk mendengarkan suara ibu atau orang-orang sekitar seeara cermat, merekam segala macam informasi tentang bahasa, sekalipun otak bayi belum sepenuhnya mengerti atau ‘mengontrol organ tubuh yang berfungsi untuk bersuara. Dengan kata lain, bayi memang belum dapat berbicara, namun memiliki banyak cara untuk berkomunikasi atau “berbicara’ dengan orang disekitar sebelum mengucapkan kata-kata. Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya (Depdiknes, 2005: 3). Sementara itu menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan. Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, ‘tingkah laku yang baik. sopan santun yang baik. Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 707-708) kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti yang pertama kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu dan kedua berada, Kemampuan senditi mempunyai arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan. Sedangkan kemampuan menurut bahasa berarti kemampuan seseorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa, antara lain mencakup sopan santun, memahami giliran dalam bercakap-cakap. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa merupakan kesanggupan, kecakapan, ucapan pikiran dan perasaan manusia melalui banyi 1. Perkembangan Bahasa AUD Perkembangan bahasa anak ditempuh melalui cara yang sistematis dan berkembang bersams-sama dengan pertambahan usianya, Anak melewati tahap perkembangan yang sama, meskipun berbeda latar belakeng kehidupannya, misalnya: sosial Keluarga, kecerdasan, Kesehatan, dorongan, hubungan dengan teman dan sebagainya, yang turut mempengaruhinya, hingga terjadi perbedaan (Hurllock, 1978). Menurut Lenneberg (1967) dalam Purwo (1997) dinyatakan bahwa perkembangan bahasa anak berjalan sesuai dengan jadwal biologisnya. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar mengapa anak pada umur tertentu sudah dapat berbicara, sedangkan anak pada umur tertentu pula belum dapat berbicara. Jelaslah bahwa alasan tersebut mengarah pada perkembangan motorik dan bukan pada perkembangan usianya, Akan tetapi dalam perkembangannya, semua anak memiliki komponen pemerolehan bahasa yang sama, baik perkembangan fonologinya, sintaksisnya, semantiknys, maupan pragmatiknya. Hal ini tentunya dilihat dari segi perkembangan bahasa anak yang normal. Kesemua komponen tersebut dapat dilihat dari gejala dan tingkah laku anak (Jalongo, 1992:13). Menurut Piaget dalam Paul Sumarno perkembangan bahasa pada tahap praoperasi merupakan transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi sosial. Waktu scorang anak masih kecil, ia berbicara secara lebih egosentris, yaitu berbicara dengan diri sendiri. Anak tidak berniat untuk berbicara dengan orang lain. Tetapi pada umur 6 atau 7 tahun, anak mulai lebih komunikatif dengan teman-temannya. Mereka saling bercakap-cakap dan bertanya jawab. teratur dan koheren Elizabeth B. Hurlock (1978: 2). Sementara itu menurut (Depdiknas, 2005: 6) Perkembangan adalah suatu proses perubehan dimana anak belajar mengenal, memakai, dan menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu perkembangan yang penting adalah aspek perkembangn bahasa. Perkembagan kemampuan bahasa bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah perubahan dimana anak belajar menguasai hal baru pada tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978: 186) perkembangan bahasa anak usia dint ditempuh melalui cara yang sitematis dan berkembang bersama-sama dengan pertambahan usianya, Anak mengalami tahapan perkembangan yang sama namun yang menbedakan antara lain: sosial keluarga, kecerdasan, kesehatan, dorongan, hubungan, dengan teman ‘yang turut mempengahurinya, ini berarti lingkungan turut mempengaruhi perkembangan bahasa anak, lingkugan yang baik maka perkembangan anak akan baik, namun sebaliknya jika tidak maka anak juga akan ikut dalam lingkungan tersebut. Hal ini lah yang menjadi tolak ukur atau dasar mengapa anak pada umur tertentu sudah dapat berbicara, atau pada tumur tertentu belum bisa berbicara. Pengembangan bahasa melibatkan aspek sensorimotor terkait dengan kegiatan mendengar dan kecakapan memaknai, dan produksi suara. Kondisi ini sudah di bawa mulai anak lahir Cowlley (Kementerian Pendidikan Nasional 2010: 3) mengistilahkan sebagai brains wired for the task”. Sementara Skinner mempercayai bahwa kapasitas berbahasa telah dibawa setiap anak semenjak dilahirkan yang diistilahkan sebagai “a language acquisition device program into the brain”. Lingkunganlah yang selanjutnya yang turut memperkaya bahasa anak dengan baik. Disinilah peran orang tua dan tenaga pendidik sangat mutlak diperlukan disamping itu lingkungan juga berpengaruh pada perkembangan bahasa anak, telah dibuktikan dengan serangkaian riset panjang olch Hart dan Ristely (Kementerian Pendidikan Nasional 2010: 3) bahwa anak yang diasuh oleh keluarga yang berpendidikan jauh lebih kaya dalam kosaketanya dibandingkan dengan keluarga kurang mampu dan kurang berpendidikan. Di Indonesia sekolat-sekolah menggunakan bahasa pengatar Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa pengatar disemua jenis pendidikan dan jenjang sekolah, mulai dari TK sampai Perguruan tinggi. Untuk pengembangan kemampuan berbahasa di TK bertujuan agar anak didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekitar anak, yang antara lain lingkungan sebaya, teman bermain, orang dewasa, baik yang ada di sekolah, di rumah maupun dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya. 2. Perolehan Bahasa Anak Usia Dini Pemerolehan bahasa (language acquisition) atau akuisisi bahasa menurut Maksan menjelaskan suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar, implisit, dan informal. Sementara itu, Stork dan Widdowson (Suhartono, 2005: 70) mengungkapkan bahwa pemerolchan bahasa adalah suatu proses anak-anek mencapai kelancaran dalam bahasa ibunya. Kelancaran hahasa anak dapat diketahui dari perkembangan bahasanya, oleh karena itu akui sisi bahasa perkembangan dan penguasaan bahasa anak diperoleh dari lingkungannya dan bukan karena sengaja mempelajarinya. Bahasa anak berkembang karena lingkungan. Sedangkan Huda (Suhzrtono, 2005: 70) menyatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses alami di dalam diri sescorang menguasai bahasa. Pemerolehan bahasa biasanya diperoleh dari kontak verbal dengan penutur asli dilingkungan. Dengan demikian, istilah pemerolehan bahasa mengacu pada penguasaan bahasa secara tidak disadari dan tidak terpengaruh oleh pengajaran bahasa tentang sistem kaidah dalam bahasa yang dipelajari. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa suatu proses penguasaan bahasa anak dilakukan secara alami yang diperoleh dari lingkungan dan bukan karena sengaja mempelajarinya. Penguasaan bahasa dilakukan melalui pengajaran yang formal dan dilakukan secara intensif, sedangkan pemerolehan bahasa didapat dari hasil kontak verbal dengan penutur asli di lingkungan bahasa itu senditi. 3. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Menurut Vygosky dalam Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, bahwa ada 3 (tiga) tahap perkembangan bahasa anak yang menentukan tingkat perkembangan berfikir, yaitu tahap eksternal, egosentris, dan internal yaitu sebagai berikut 1. Tahap eksternal yaitu : tahap berfikir dengan sumber berfikir anak berasal dari Iuar dirinya. Sumber eksternal tersebut terutama berasal dari orang dewasa yang memberi pengarahan kepada anak dengan cara tertentu, Misalnya orang dewasa bertanya kepada seorang anak, “ apa yang sedang kamu lakukan?” kemudian anak tersebut meniru pertanyaan, “apa?” Orang dewasa memberikan jawabannya, “Melompat™ 2. Tahap egosentris yaitu suatu tahap ketika pembicaraan orang dewasa tidak lagi menjadi persyaratan, Dengan suara khas. anak berbicara seperti jalan pikirannya, misalnya “saya melompat”, “ini kaki”, “ini tangan’, “ini mata”. 3. Tahap intemal yaitu sutau tabap ketika anak dapat menghayati proses berfikir, misalnya, seorang anak sedang menggambar kucing. Pada tahap ini, anak memproses fikirannya denga fikirannya sendiri, “apa yang harus saya gambar? Saya tahu saya sedang menggambar kaki sedang berjalan”. Menurut Susanto tahap-tahap perkembangan bahasa sebagai berikut: 1. Tahap I (pra linguistik) yaitu antara 0-1 tahun. 2. Tahap Il (linguistik) yaitu yang terdiri dari tahap I (holafrastik) yang berumur 1 tahun, anak mulai mempunyai perbendaharaan kata, dan tahap I (fase) yaitu anak yang berumur 1-2 tahun yang mempunyai kost kata lebih kurang dari 50-100 kosa kata. 3. Tahap IIT (pengembangan tata bahasa) yaitu anak yang berumur 3-5 tahun atau pra sekolah, dimana tahap ini anak sudah bisa membuat sebuah kalimat. 4, Tahap IV (tata bahasa) menjelang dewasa yaitu anak yang berumur 6-8 tahun dimana tahap ini anak sudah mampu menggabungkan kalimat sederhana dan kompleks. Menurut NAEYC dalam Musfiroh perkembangan bahasa anak usia 4 tahun adalah sebagai berikut: a, Memperluas Kosakata dari 4000 kata menjad: 6000 kata; b. Memperlihatkan perhatian pada kata-kata abstrak; c. Mulai menggunakan beberapa kata abstrak; d. Mempelajari kata-kata baru dengan cepat jika berkaitan dengan pengalamannya senditis e. Dapat menceritakan kembali 4 hingga 5 babak dalam urutan sebuah cerita. Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Karakteristik bahasa nak usia dini memiliki berbagai aspek pengembangan bahasa terhadap anak usia dini yang harus diperhatikan agar perkembangan bahasa anak usia dini berkembang sesuai dengan tahapannya. Adapun beberapa ahli mendiskripsikan karakteristik perkembangan bahasa anak usia yang berusia 5-6 tahun, adalah sebagai berikut: ‘Anak bisa memahami kata-kata terdiri dari 20,000 kata ‘Anak sudah bisa berkomunikasi dengan jelas Anak dapat menjelaskan kata-kata sederhana ‘Anak sudah bisa menggunakan kata-kata penghubuung, kata depan Mengenal banya huruf dan dan anak usia 5-6 tahun sudah bisa mengekspresika diri, menulis, membaca, bahkan berpui MOYER DE Dari berbagai karakteristik pengmbangan kemampuan bahasa anak usia dini adapun berbagai tingkatan yang dicapai dalam perkembangan bahasa pada anak yang berusia 5-6 tahun yang telzh disusan oleh BNSP yang sesusi dengan karakteristik kemampuan perkembangan bahasa anak usia dini. 5. Metode Bercerita Metode bercerita merupakan ciri khas atau kebiasaan yang pernah dialami oleh siswa- siswi terdahulu sejak zaman kurkkulum satuan Pendidikan 2006 (KTSP), hampir keseluruhan dari siswa-siswi terdahulu mengalami indahnya bercerita apalagi yang diceritakan sanagat berkesan oleh gurunya sampsi tidak pernah lupa scumur hidupnya. Ya pada Kesempatan itu guru seharusnya memfasilitasikan siswanya untuk diberikan kesempatan menceritakan kembali apa yang telah mereka alami schingga bertujuan untuk mengarahkan sisiwa-siswinya menjadi suatu motivasi yang menghasilkan minat belajar mereka semakin besar untuk melatih kemampuan bahasa maupun menulis. Metode bercerita ini juga bisa membantu siswa-siswinya untuk melatih kemampuan dan keterampilan berbahasanya yang lancar dimana dengan menggunakan metode bercerits, ini anak akan terbiasa berbicara dengan leluasa dan bisa mengembangkan kemampuan anak dalam melatih pemahaman, pelurusan pembendaharaan kata-kata dan tata bahasa serta dapat meningkatkan keterampilan dalam menyimak, mendengar, membaca dan menulisMendefinisikan metode bercerita merupakan bukan sekedar _membantu pengembangan kemampuan bahasa anak usia dini, akan tetapi metode bercerita ini juga bisa menciptakan minat dalam belajar anak, Karena dalam tahapan perkembangan intelektual yang ke dua (2) yaity praoprasional memberikan penjelasan_mengenai perkembangan anak bahwa dalam diri anak juga mengalami proses asimilasi dimana anak memaksimalkan apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan. a, Implikasi Metode Bercerita Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini Dari beberapa definisi yang terkait dengan metode bercerita merupkan pengembangan bahasa yang di implementasikan kepada anak usia dini dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak dengan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif dalam hal ini menyertakan sebuah pemikiran, mental, keberanian, berkata yang jelas sehingga semua orang bisa memahami apa yang dibicarakan18. Akan tetapi dalam hal ini terdapatimplikasi atau pengaruh metode bercerita bagi perkembangan bahasa anak usia dini adalah sebagai beri 1. Anak-anak bisa berintraksi deangan berabagai pembendaharaan Kkata-kata yang melibatkan proses kognitif anak. 2. Dalam metode bercerita juga bisa membangun minat belajar anak dan melatih kepokusary/perhatian terhadap anak sehingga pemahaman dan perluasan kata-kata secara tata bahasa. 3. Menggunakan metode bercerita dalam mengembangkan hahasa anak usia dini juga bisa meningkatkan keterampilan anak untuk mendengarkan, menyimak, berbicara, dan menulis. Dari ulasan di atas mengenai tentang implikasi atau pengaruh metode bercerita terhadap pengembangan bahasa anak usia dini dapat disimpulkan bahwa metode bercerita juga bukan hanya untuk mengembangkan kemampuan bahasa terhadap anak, akan tetapi metode bercerita juga bisa_meningkatkan minat belajar anak sehingga dapat mengembangkan proses kognitif anak dan juga meningkatkan keterampilan anak mulai dari berbicara, mendengar, menyimak, dan menulis b. Manfaat Bercerita dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak usia dini Adapun mamfaat dalam metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini yang dikemukan antara lain sebagai berikut: 4. Anak mendepatkan ilmu pengetahuan yang banyak. 2. Diberikan pengalaman belajar yang menggembirakan dan mengesankan bagi anak 3. Metode bercerita juga sebagai media yang efektif untuk berkomunikasi 4. Mengasah kepekaan terhadap anak Adapun mamfaat bercerita menurut Musfiroh memberikan pemyataan dalam mamfaat metode bercerita terhadap perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut: membantu mengembangkan kepribadian moral anak. memberikan penyaluran terhadap imajinasi dan fantasi anak. ‘memacu kemampuan verbal anak ‘memberikan ransangan terhadap anak agar minat belajamya semakin tinggi. membuka cakrawala pengetahuan anak. vee Foto anak melaksanakan sholat bersama, Gambar: Foto mengamati anak yang sedang di ajak berbicara. Gambar: bersama-sama anak-anak di kelas A KESIMPULAN Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak Iuput juga dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan. Selama usia dini, yaitu sejak lahir hingga berusia 6 tahun. Perkembangan bahasa anak ditempuh melalui cara yang sistematis dan berkembang bersama-sama dengan pertambahan usianya. Dalam definisi pengembangan bbahasa anak usia dini kata-kata dari perkembangan biasanya disandingkan dengan pertumbuhan dan kematangan anak, bahwa kemampuan bahasa merupakan kesangeupan, kecakapan, ucapan pikiran dan perasaan manusia melalui bunyi. Bahasa suatu proses penguasaan bahasa anak dilakukan secara alami yang diperoleh dari lingkungan dan bukan Karena sengaja mempelajarinya. Penguasaan bahasa dilakukan melalui pengajaran yang formal dan dilakukan secara intensif, sedangkan pemerolehan bahasa didapat dari hasil kontak verbal dengan penutur asli di lingkungan bahasa itu sendiri Pengmbangan kemampuan bahasa anak usia dini adapun berbagai tingkatan yang dicapai dalam perkembangan bahasa pada anak yang berusia 5-6 tahun. Metode bercerita juga bukan hanya untuk mengembangkan kemampuan bahasa terhadap anak, akan tetapi metode bercerita juga bisa meningkatkan minat belajar anak sehingga dapat mengembangkan proses kognitif anak dan juga meningkatkan keterampilan ‘anak mulai dari berbicara, mendengar, menyimak, dan menulis. Jadi dalam mamfaat metode berverita terhadap kemampuan bahasa anak dapad simpulkan bahwa dengan metode bercerita adalah salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran anak usia dini di Lembaga PAUD, Karena metode ini bisa memberikan ransangan terhadap anak untuk melakukan komunikasi dan berintraksi terhadap temannya guna untuk melancarkan berbicara terhadapanak itu sendiri. SARAN Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah diambil dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Gur ‘a, Guru hendaknya memberi stimulus perkembangan bahasa anak agar anak dapat mengungkapkan atau mengekspresikan ide, pendapat, maupun gagasannya dengan baik. b. Guru hendaknya memberikan metode pembelajaran yang lebih bervariasi dengan permainan maupun media belajar yang menarik untuk menstimulasi aspek perkembangan bahasa anak c. Guru hendaknya lebih mencermati perkembangan anak saat kegiatan pembelajaran berlangsung 2. Bagi Orang Tua ‘Sebuiknya orang tua menjalin komunikasi yang baik dengan guru, Orang tua bisa mengikuti kegiatan parenting di sekolah dengan guru untuk membahas perkembangan anak di sekolah sehingga orang tua bisa memanta perkembangan anak di sekolah. 3. Bagi Kepala Sekolah ‘Sebuiknya kepala sekolah menyiapkan media pembelajaran yang menarik bagi anak untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan,salah satunya adalah aspek perkembangan bahasa, REFERENSI Anggraini, Vivi, Yulsyofriend Yulsyofriend, and Indra Yeni, “Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Lagu Kreasi Minangkabau Pada Anak Usia Dini.” Pedagogi : Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini 5, 00. 2 (2019): 73. inttps://doi.org/ 10.3055 I pedagogi.v5i2.3377. Aric, Sanjaya. “Penerapan Metode Berverita Dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Dan Karakter Peserta Didik Di Sekolah Dasar” Hmiah Guru"COPE" 20 (2016). Eka, Salnita Yulia, Atmazaki, and Abdurrahman. “Pemerolehan Bahasa Pada Anak Usia 3 Tahun.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3 (2019). Hadi, Gana Kartinika. “Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Kemampuan Mengungkapkan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Pertiwi 1 Banjarsari.” PG-PAUD Trunojoyo, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Anak Usia Dini 5 (2018) Dhieni, Nurbiana. dkk. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2009. George S. Morrison, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) edisi kelima, Indeks, 2012 Hendra Sofyan, Perkembangan Anak Usia Dini dan cara praktis peningkatanya, Jakarta: Infomedika, 2014 Khamim Zarkasih Putro dan Suyadi, Bimbingan dan Konseling PAUD, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016 Maria Montessori, Metode Montessori panduan wajib untuk guru dan orang ta didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015 Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai