Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN INDIVIDU

KULIAH KERJA NYATA (KKN) ANGKATAN KE-78

“PERAN MODERASI BERAGAMA TERHADAP


KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT KABUPATEN LAHAT”

IMPLEMENTASI CERITA DONGENG SEBAGAI MEDIA


PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK-ANAK DESA PAGAR
SARI

OLEH:
UMMI KALSUM

NIM: 1930901109

DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN:

Elsa Cindrya, M.Pd

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023
IMPLEMENTASI CERITA DONGENG SEBAGAI MEDIA
PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK-ANAK DESA PAGAR
SARI

Ummi Kalsum 1, Elsa Cindrya, M.Pd 2, Komaruddin 3,


1
Prodi Psikologi Islam, UIN Raden Fatah Palembang
2
Prodi Pendidikan Agama Islam, UIN Raden Fatah Palembang
3
LP2M UIN Raden Fatah Palembang
Email: ummisiregar07@gmail.com
Abstrak

Di era zaman teknologi yang semakin canggih dan berkembang ini tentu
saja ada banyak tantangan dalam menanamkan nilai nilai pendidikan karakter
pada anak. Pendidikan karakter pada anak dapat di mulai dalam kehidupan sehari
hari salah satunya adalah melalui komunikasi yang mencakup berbicara dan
mendengarkan. Penanaman pendidikan karakter ini bisa diberikan lebih awal
kepada anak-anak melalui media cerita dongeng. Adapun keberfungsian cerita
dongeng untuk anak-anak bukan hanya kegiatan yang dilakukan sebagai
pengantar tidur anak tapi juga bisa meningkatkan perkembangan pada otak kanan
anak, kecerdasan emosional, meningkatkan imajinasi, psikologis, dan penanaman
karakter mulia pada anak-anak. Selain berfungsi untuk perkembangan psikologis,
anak bisa merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang tuanya. Manfaatnya
adalah tidak menyebabkan penurunan moral ketika dunia sedang dilanda pesatnya
perkembangan teknologi. Melalui cerita dongeng sebagai media pendidikan
karakter bagi anak-anak sehingga anak bisa belajar mengenai hidup, dunia, orang
lain pun dirinya sendiri.
Kata Kunci : Pendidikan karakter, cerita dongeng, perkembangan psikologis
Abstract

In this era of increasingly sophisticated and developing technology, of


course there are many challenges in instilling character education values in
children. Character education in children can be started in everyday life, one of
which is through communication which includes speaking and listening. Instilling
this character education can be given early to children through the media of fairy
tales. The function of fairy tales for children is not only activities carried out as a
child's bedtime but also can improve the development of the child's right brain,
emotional intelligence, improve imagination, psychology, and instill noble
character in children. In addition to functioning for psychological development,
children can feel cared for and loved by their parents. The benefit is that it does
not cause a decline in morale when the world is being hit by rapid technological
developments. Through fairy tales as a medium of character education for
children so that children can learn about life, the world, other people and
themselves.
Keyword: Character education, fairy tale, psychological development
PENDAHULUAN

Di era zaman teknologi yang semakin canggih dan berkembang pesat saat
ini tentu saja tak dapat kita hindari dan pungkiri. Teknologi yang semakin hari
semakin canggih menunjukkan keunggulannya. Tak luput juga anak anak yang
sering ditemukan bermain gadget dimanapun dan kapanpun. Anak anak dengan
gadgetnya dapat menakses apapun khususnya bermain game online. Bermain
game online tentu saja memiliki dampak positif dan negatifnya. Dampak positifnya
dapat melatih kecerdasan misalnya game perang yaitu menyusun strategi. Tak
lepas dari itu dampak negatif game online tentu saja berpengaruh buruk di
antaranya kecanduan, timbulnya rasa malas belajar, mempengaruhi
perkembangan interpersonal anak dan tentunya menurunkan nilai nilai karakter
pada anak.

Pendidikan karakter merupakan upaya individu dan bersifat ambisius


karena dapat berkembang bagi mereka yang menemukan lebih banyak makna,
nilai, semangat (kesadaran), dan sikap. Dalam proses menemukan nilai, semangat,
kesadaran, dan sikap baru. Seseorang berusaha untuk memerdekakan dirinya agar
dapat berperan lebih baik dalam masyarakat. Pendidikan karakter adalah visi
pembangunan nasional, “pendidikan yang luhur, bermoral, beretika, dan berbudaya
berdasarkan falsafah pancasila. Dibangun sebagai landasan untuk mewujudkan
terciptanya “masyarakat yang terpusat dan beradab”. Dalam melaksanakan
pendidikan karakter di sekolah, pemerintah telah melaksanakannya melalui
berbagai strategi. Salah satu strategi yang diterapkan adalah strategi implementasi
pendidikan karakter di tingkat satuan pendidikan. Implementasi nilai karakter yang
dikembangkan dapat dimulai dengan nilai-nilai esensial, sederhana, dan mudah
diterapkan seperti kebersihan, kerapihan, kenyamanan, disiplin, sopan santun, dan
kesantunan.1 Salah satu implementasi nilai nilai pendidikan karakter yang dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari hari yaitu melalui komunikasi yang
mencakup berbicara dan mendengarkan cerita dongeng.
1
Ramadhani, A. (2018, November). Identifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam permainan
anak tradisional. In Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga (SENALOG) (Vol. 1, No. 1),
hlm.6
Cerita dongeng pada dasarnya lebih memiliki kesan dibandingkan
nasihat dari orangtua. Karena cerita terekam dan tersimpan lebih kuat
didalam ingatan manusia. Cerita atau dongeng yang pernah didengar pada
waktu kecil masih bisa diingat secara menyeluruh selama beberapa tahun
kedepan. Sehingga, anak akan tumbuh dan berkembang dengan kepribadian
dan akhlak yang terpuji yang mereka contoh dari tokoh didalam cerita yang
ditanamkan oleh orang tuanya.

Uraian latar belakang mendasari penelitian ini untuk


mengimplementasikan nilai nilai pendidikan karakter melalui cerita dongeng
pada anak anak di desa Pagar Sari.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian ini dilakukan di desa Pagar Sari , Kecamatan


Lahat, Kabupaten Lahat. Dengan waktu pelaksanaan selama proses KKN
berlangsung, 18 Januari – 27 Februari 2023. Penulis melaksanakan
penelitian kepada anak anak di Desa Pagar Sari. Adapun anak anak yang
terlibat dalam program ini sebanyak 15 Orang. Dalam program ini penulis
mengimplementasikan cerita dongeng di antaranya Penyu yang ingkar
janji, katak hendak menjadi lembu dan beberapa dongeng anak lainnya.
Program ini di ikuti oleh anak anak desa Pagar Sari. Selama proses
dilakukannya program tersebut didokumentasikan melalui media foto dan
video. Jenis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang almiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci,pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
teknik pengumpulan data dengan gabungan, analisis data bersifat induktif /
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.2

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan beberapa


teknik, di antaranya teknik Observasi yaitu suatu teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data dengan memusatkan segenap perhatian terhadap suatu obyek
penelitian dengan menggunakan seluruh alat indera. Penelitian ini menggunakan
observasi partisipasi aktif, karena peneliti terlibat langsung didalam aktivitas
tersebut. kebutuhan, potensi, dan harapan secara tertulis dan terdokumentasikan.
Dengan melakukan observasi secara langsung dilapangan dengan sejumlah anak
anak di desa Pagar Sari. Penelitian ini juga menggunakan Teknik Wawancara , yaitu
sebuah dialog yang dilakukam oleh pewawancara untuk memperoleh sebuah
informasi. Dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi terstruktur
dengan tujuannya untuk menemukan permasalahan secara terbuka, yang mana
pihak yang diwawancarai diminta pendapat dan ide-idenya. Peneliti juga
menggunakan Teknik Dokumentasi yaitu teknik dalam pengumpulan data melalui
dokumen. Menurut Sugiyono, dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah
berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan,gambar atau karya-karya momumental dari
seseorang. Dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan yaitu foto-foto yang
berkaitan dengan jenis kegiatan yang telah dilalui.

2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Penerbit Alfabeta,2009),
hlm.7.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian ini telah dilakukan sebagaimana kaidah yang berlaku


sesuai dengan perencanaan penelitian yang sebelumnya telah disusun oleh
peneliti. Pada respon awal, peneliti melakukan wawancara serta perizinan
terhadap kepala desa Pagar Sari dan bendahara desa. Mereka sangat antusias
dengan adanya implementasi cerita dongeng. Masyarakat di berikan akses untuk
melihat putra putrinya ketika mendengarkan cerita dongeng dan membacakan
buku cerita yang disediakan. Pada penelitian ini penulis menggunakan subjek 15
anak rentang usia 4-10 tahun di desa Pagar Sari. Cerita dongeng yang dibacakan
adalah penyu ingkar janji, katak hendak menjadi lembu, rubah dan burung gagak
dan masih banyak cerita dongeng yang lain.

Penyu yang ingkar janji adalah cerita fabel dimana tokohnya adalah
binatang. Adapun binatang didalam cerita ini adalah penyu, burung elang dan
anjing. Dimana si penyu ingin sekai untuk terbang namun karena bobotnya yang
berat dan penyu tidak memiliki sayap sehingga ia tidak bisa mengudara. Pada
suatu hari elang merasa kasihan dan mengajak penyu terbang dengan satu syarat
yaitu tidak boleh membuka mulut apapun yang terjadi, namun pada saat diudara,
ada anjing yang mengolok-olok penyu sehingga penyu mengingkari janjinya dan
membuka mulut dan penyu berakhir dengan tragis dan menjadi santapan anjing.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari cerita ini adalah bahwa jangan mengingkari
janji atau akan binasa.

Selanjutnya cerita katak hendak menjadi lembu, ini juga adalah cerita
fabel. Tokohnya ada katak, ibu katak dan lembu. Dimana si katak berharap punya
tubuh sebesar lembu yang mana menurut si ibu katak adalah hal yang mustahil.
Namun katak terus mengembangkan badannya dan berujung mati meledak.
Kesimpulannya adalah jangan keras kepala dan memaksakan kehendak. Cerita-
cerita yang penulis bawakan berasal dari buku la fontaine. Pada akhir pembacaan
dongeng, peneliti meminta anak-anak untuk menyamapaikan apakah pelajaran
yang dapat ditarik dari cerita tersebut.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian implementasi


pendidikan karakter melalui cerita dongeng pada anak anak di desa Pagar Sari,
maka dapat di simpulkan bahwa karakter anak dapat di bentuk melalui cerita
dongeng. Karakter yang di bentuk di antaranya karakter personal mencakup
kejujuran, tanggungjawab, kerja keras,disiplin, suportif. Selanjutnya, karakter sosial
yang dibentuk mencakup kerjasama, gotong royong, kebersamaan, kepedulian
sosial, cinta damai, karakter kebangsaan yang dibentuk mencakup demokratis,
nasionalis, musyawarah, toleran. Karakter keagamaan yang di bentuk antara lain
religius, nilai nilai akhlak, kearifan. Pada cerita dongeng selain menanamkan nilai
nilai pendidikan karakter juga guna meningkatkan perkembangan anak dari aspek
kognitif, nalar dan sosio emosional.
REFERENSI

Ramadhani, A. (2018, November). Identifikasi nilai-nilai pendidikan karakter


dalam permainan anak tradisional. In Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga
(SENALOG)(Vol.1,No.1)https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/semnassenalog/
article/view/175

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Penerbit Alfabeta
DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1: Persiapan Taman Baca

Gambar 2: Pelaksanaan Pembacaan Cerita Dongeng


Gambar 3: Pendampingan Membaca

Anda mungkin juga menyukai