Makalah Menejemen Aset
Makalah Menejemen Aset
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menajemen Aset yang
diampu oleh Hj. Fepu Febianti, S.Sos., M.I.Kom
disusun oleh
Assalamulaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah
Manejemen Aset. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan seperti pribahasa mengatakan “tak ada gading yang tak
retak”. Oleh karena itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi wawasan
yang lebih luas dan bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ····································································i
DAFTAR ISI ···············································································ii
BAB 3 PENUTUP·········································································27
A. SIMPULAN ···········································································27
B. SARAN·················································································27
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aset atau Barang Milik Daerah merupakan salah satu unsur penting dalam
milik daerah (BMD) merupakan salah satu aset yang paling vital yang dimiliki daerah
dengan adanya barang milik daerah maka pencapaian pembangunan nasional dapat
pada khususnya. Oleh karena itu, Barang Milik Daerah harus dikelola dengan baik
dan benar sehingga terwujud Pengelolaan Barang Milik Daerah yang transparan,
efisien, akuntabel, ekonomis serta menjamin adanya kepastian nilai. Paradigma baru
pengelolaan Barang Milik Daerah juga menekankan pada penciptaan nilai tambah
Aset yang berada dalam pengelolaan pemerintah daerah tidak hanya yang
dimiliki oleh pemerintah daerah saja, tetapi juga termasuk aset pihak lain yang
dikuasai pemerintah daerah dalam rangka pelayanan ataupun pelaksanaan tugas dan
fungsi pemerintah daerah. Pengelolaan aset daerah harus ditangani dengan baik agar
aset tersebut dapat menjadi modal awal bagi pemerintah daerah untuk melakukan
semestinya, aset tersebut justru menjadi beban biaya karena sebagian dari aset
1
membutuhkan biaya perawatan atau pemeliharaan dan juga turun nilainya
(terdepresiasi) seiring waktu. Selain itu, Barang Milik Daerah pada umumnya akan
yang apabila tidak dikelola dengan efektif dan efisien akan menimbulkan
kelola (good governance) yang baik dalam unsur pemerintahan tidak terlaksana.
Untuk menunjang tata kelola yang baik, pengelolaan barang milik daerah harus
dilaksanakan dengan baik mulai pada saat perencanaan dan penganggaran barang
3. pengawasan (monitoring).
Ketiga fungsi utama ini ditunjukkan dalam siklus pengelolaan Barang Milik Daerah.
Agar ketiga fungsi tersebut tercapai, maka diperlukan strategi yang tepat dalam
antara lain :
2
dan penjualan aset daerah, sistem pelaporan kegiatan tukarmenukar, hibah dan
3. tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai kekayaan (aset) daerah.
bahwa keuangan negara tidak hanya mencakup hal dan kewajiban negara yang dapat
dinilai secara langsung dengan uang, tetapi juga mencakup segala sesuatu berupa
barang yang dapat dijadikan barang milik negara sehubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut. Jika ditarik pada level yang lebih rendah ke daerah, maka
kandungan Pasal 1 UU No. 17/2003 ini dapat dimaknai bahwa keuangan daerah juga
bahwa Barang Milik Daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keuangan
daerah, dan oleh karenanya diperlukan payung hukum yang mengatur pengelolaan
barang milik daerah. Dalam hal ini, Peraturan Daerah (Perda) beserta peraturan
bahwa pengelolaan barang milik daerah merupakan rangkaian kegiatan dan tindakan
3
terhadap Barang Milik Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah dengan
kepada karakter dari aset dan kondisi di masing-masing daerah. Meskipun demikian,
bersama, baik antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maupun diantara para
pemangku kepentingan di daerah, serta pihak-pihak yang terkait lainnya. Karena itu
pengelolaan aset daerah harus dilandasi oleh kebijakan dan regulasi yang secara
lengkap mencakup aspek penting dari pengelolaan finansial yang bijaksana, namun
tetap memberikan peluang bagi daerah untuk berkreasi menemukan pola yang paling
sesuai dengan kondisi dan budaya lokal sehingga memberikan kemaslahatan bagi
masyarakat.
dilakukan perubahan terhadap Perda No. 10 tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang
Milik Daerah sebagai payung hukum pengelolaan BMD di Kota Padang. Agar
perubahan Perda tersebut dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
dapat merespon dengan tepat perubahan lingkungan dan regulasi yang terjadi, maka
kajian akademis terhadap usulan perubahan Perda tersebut menjadi penting untuk
dilakukan.
4
Dari bebagai permaslahan yang telah dituliskan dan dipaparkan diats kami
selaku penulis makalah mngambil kesimpulan bahwa ingin menganalisis lebih lanjut
dalam sebuah makalah yang berjudul “Perencanaan Pengadaan Aset Daerah serta
B. Identifiasi masalah
C. Tujuan
daerah
3. Untuk mengetahui Bagaimana proses pencatatan pada persediaan barang dan aset
daerah.
5
BAB 2
PEMBAHSAN
keseimbangan antara tujuan yang saling bertentangan dan mencapai efisiensi dan
kepemimpinan yang baik dan berorientasi pada tujuan. Manajemen berasal dari
kata “conduct” yang artinya “mengatur”. Artinya manajemen adalah suatu proses
dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Kehadiran
keahlian. Manajemen dapat berkembang lebih baik ketika fungsi manajemen itu
sendiri ada. Sedangkan Aset adalah harta berharga yang dimiliki oleh individu
atau badan usaha. Aset biasanya sangat berguna dalam dunia bisnis. Oleh karena
itu, aset pada umumnya memiliki nilai ekonomis, nilai tukar, dan nilai komersial.
Dari sudut pandang metode akuntansi, aset juga dapat digambarkan sebagai
jumlah liabilitas dan ekuitas. Liabilitas merupakan sebuah tanggung jawab seperti
hukum terbagi menjadi benda bergerak dan tidak bergerak serta berwujud
6
2. Munawir mendefinisikan aset sebagai suatu sumber daya atau sarana dengan
ke dalam current asset (aset lancar) dan non current asset (aset tidak lancar)
Sama seperti komponen akuntansi yang lain, aset adalah sesuatu yang punya sifat
dan karakteristik tertentu. Hal itu pastinya sangat berguna saat kita hendak
mengenali secara mudah apa yang dimaksud dengan aset. Adapun sejumlah sifat
1. Merupakan suatu harta yang dihasilkan dari peristiwa atau transaksi yang
dilakukan di masa lalu. Misalnya adalah properti yang dibeli sebagai bentuk
investasi.
2. Dapat dikendalikan dan dikuasai pemilik, baik individu atau badan perusahaan.
Konvertibilitas atau sifat konversi aset adalah tingkat kesulitan untuk merubah
bentuk atau rupa aset satu ke bentuk yang lain. Klasifikasi aset yang pertama ini
Aset tidak tetap adalah sesuatu yang mudah untuk diubah bentuk menjadi kas
atau setara dengan kas. Nama lain aset ini yaitu aset likuid dan aset lancar.
7
Sedangkan contohnya adalah uang tunai, saham, deposit jangka pendek, dan
Pengertian aset tetap adalah sesuatu yang lebih sulit untuk diubah bentuknya
ke dalam kas atau aset lain yang setara. Contoh yang ada dalam kategori ini
seringkali disebut aset tidak lancar, jangka panjang, atau aset keras.
Dalam klasifikasi aset kedua ini, pemecahan kategori dilakukan dengan melihat
kegunaan atau tujuan dari adanya aset bagi suatu individu atau perusahaan. Aset
Aset non operasional adalah kekayaan yang tidak digunakan dalam kegiatan
penghasilan bunga.
Pada poin ini, aset dibagi ke dalam dua kategori juga yaitu berwujud dan tidak
Aset berwujud adalah suatu kekayaan harta benda yang keberadaannya dapat
terlihat kasat mata. Tidak hanya itu, dalam kategori ini aset adalah sesuatu
8
yang bisa disentuh secara fisik. Beberapa contohnya adalah tanah, bangunan,
secara fisik. Misalnya hak atas paten, merek, hak cipta, izin bisnis, dan
kepentingan
serta Ketersediaan Barang Milik Daerah yang ada. Perencanaan Dan Pengadaan
Aset Dalam M Yusuf (2010 : 41) Perencanaan merupakan tahapan paling penting
dari salah satu tahap penyusunan Aset. Pelaksanaan Perencanaan kebutuhan dan
yang berdiri sendiri, tetapi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam
penganggaran barang daerah perlu adanya pemahaman dari seluruh satuan kerja
9
dengan baik. Perencanaan dan penganggaran kebutuhan dilakukan dengan melihat
standart kebutuhan meliputi, standart jenis, macam, jumlah, dan besarnya barang
milik daerah yang dibutuhkan, juga merupakan standarisasi sarana dan prasarana
dari kegiatan dalam pemenuhan barang yang disesuaikan standarisasi satuan harga
barang. Satuan harga barang disusun berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan
oleh SKPD beserta instansi yang terkait. Jumlah dan kualitas barang harus
baik maka akan sulit memenuhi lampiran RAPBD tersebut. Dalam sistem
perencanaan anggaran daerah, salah satu permasalahan yang sering muncul dari
Tim Anggaran Eksekitif maupun Tim Anggaran Legislatif adalah permintaan data
jumlah aset/barng yang sudah ada yang sedang dibeli pada tahun anggaran
17 Tahun 2007 Pengadaan merupakan hasil dari daftar rencana yang akan
10
daerah yang dilaksanakan oleh panitia/pejabat pengadaan mencakup seluruh
undangan. Yang dimaksud dengan pengadaan disini yaitu pengadaan atas beban
APBD, dalam hubungan ini setiap kepala SKPD bertanggung jawab untuk
umum telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
2007. Dalam hal perencanaan, tidak dilakukan untuk lima tahun tetapi pertahun
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah telah diatur oleh Pemerintah Pusat dalam
No.6 Tahun 2006 yaitu PP No.27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
(1), (2), dan (3) pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa Alur proses perencanaan
diajukan oleh kuasa pengguna barang yang berada di lingkungan kantor yang
11
dipimpinnya. Pengguna barang menyampaikan usul rencana kebutuhan Barang
atas usul rencana kebutuhan Barang Milik Daerah tersebut bersama pengguna
Pengelola menghimpun usulan RKBMD dan RKPBMD untuk diteliti namun tidak
Anggaran (DPA), langsung menjadi Daftar Kebutuhan Barang (DKB) dan tidak di
LAINNYA
(BMD) ini berjenjang mulaidari setiap satuan kerja (Unit Akuntansi Kuasa
12
Pengguna Barang/UAKPB) sesuai denganPeraturan Menteri Keuangan Nomor
171 Tahun 2007 tentang Sistem Akuntansi Instansi danLaporan Barang Miliki
kepadaBerita Acara Serah Terima Barang (BAST), data kontrak pekerjaan, SPM,
Data BMD yang sudah diinput tersebut, yang didalamnya juga termasuk
keakuratan data BMD perolehan pembelian.Kemudian data yang sudah sama hasil
Nusa Tenggara Barat diterbitkan BAR yang kemudian data (ADK Backup)
13
yang sama yaitu melakukan rekonsiliasi intenal BPSDMD NTB denganbagian
BPSDMD NTB.
berasal dari BMD eks BKD Diklat yang telah dihibahkan kedalam pengelolaan
Barat dan dari Realisasi Belanja Daerah melalui DPA SKPD Badan
Daftar Jenis Barang yang dihibahkan oleh Eks BKD Diklat sampai dengan
Aset an n an Buk
1 2 3 4 5 6 7 8
1 unit 6 8
unit 2
unit 4
14
4 Mini Bus 1 201 60.096.208 98.051.708 281.503.29
unit 6 2
unit 5
unit 4
unit 1
unit 2
Motor unit 5
Motor unit 5
Motor unit 0
Motor unit 6
Motor unit 0
Motor unit 2
15
Motor unit 0
Motor unit 5
Motor unit 2
Motor unit 2
Motor unit 3
Motor unit 3
Motor unit 2
Motor unit 1
Motor unit 6
unit 8
unit 8
unit 4
16
27 Lap Top 1 201 5.970.000 5.970.000 0
unit 4
unit 4
unit 4
unit 4
unit 4
unit 5
unit 5
unit 5
unit 5
unit 5
unit 6
17
unit 6
unit 6
unit 6
unit 6
unit 6
unit 6
unit 6
unit 6
unit 6
unit 2
unit 0
unit 0
18
48 Lap Top 1 201 6.396.000 6.396.000 0
unit 0
unit 5
unit 7
Sedangkan daftar jenis barang yang diperoleh melalui Realisasi belanja Daerah
melalui DPA Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa
Daftar 2 : Daftar Barang Milik Daerah yang diperoleh melalui Realisasi Belanja
Daerah melalui DPA BPSDMD Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan
Desember 2018
Aset n n an Buk
19
4 Rak Kayu 1 Unit 201 770.000 770.000 0
3 7
20
Buah 7
Tempat 7
Ibadah
Buah 7
21
7
Buah 7
Folding Buah 7
Buah 7
Panjang Buah 7
Zenfon 3 7
22
MAX
Samsung 7
Rapat 7
Fitness 7
23
49 Mic Podium 6 Buah 201 3.000.000 3.000.000 0
Ibadah 7
Canon 7
1300D
SHGI 7
12000 s
Dimensi :unfold 7
Assembly 7
Operating 7
Plastik 7
24
7
bahan Acrylic 7
Sepanduk 7
Tempat Olahraga 7
Taman Mushalla 7
Tempat Cuci 7
Piring
Buah 8.
Pagar/ Gapura 8
25
Untuk nilai Barang Persediaan pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat pada semester I dan semester II tahun2018
dapat dilihat pada daftar stock opname barang semester I dan II tahun 2018.
26
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
untuk mencapai suatu tujuan,dan aset adalah harta berharga yang dimiliki oleh
tugas dan fungsi serta ketersediaan barang milik daerah yang ada. Proses
diajukan oleh kuasa pengguna barang yang berada di lingkungan kantor yang
atas usul rencana kebutuhan Barang Milik Daerah tersebut bersama pengguna
Negara/daerah.
B. SARAN
Daerah diharapkan melakukan koordinasi yang lebih baik lagi dengan semua
27
SKPD selaku pengguna/pihak yang bertanggung jawab dalam pembuatan
yang berlaku dan mencantumkan spesifikasi barang dalam formulir rencana dan
pengadaan barang unit agar lebih jelas diketahui oleh masyarakat. Juga dalam
yang tidak terduga salah satunya harus diadakan survey yang lebil teliti
28