11.bab Ii
11.bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
dikenal dengan konsep STP yaitu segmentasi, target, dan posisi pasar.
konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan
kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran
adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat hiterogen dari suatu produk
kedalam satu satuan pasar yang bersifat homogen. Begitu juga Lamb Haier
pasar menjadi kelompok membeli yang mungkin memerlukan produk atau bauran
segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar yang luas menjadi terpetak-
II-1
II-2
1. Segmentasi Geografis
Pembagian total potensi pasar menjadi sub grup yang lebih kecil berdasarkan
variabel geografis (daerah, negara, atau kota). Pada segmentasi geografis, pasar
2. Segmentasi Demografis
sebagainya.
3. Segmentasi Psychografis
pembeli, dan aspek – aspek seperti cara hidup (life style), kepribadian, motif
4. Segmentasi Perilaku
menggunakan sesuatu produk atau tidak, disamping seberapa sering dan berapa
kemudian memilih satu atau lebih karakteristik segmen untuk dilayani. Targeting
Targeting atau menetapkan target pasar merupakan tahap selanjutnya dari analisis
II-3
segmentasi. Produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu
atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan - kegiatan
pasar yang tumbuh, besar, dapat dilayani dan menguntungkan secara ekonomi.
mengidentifikasi pelanggan yang dapat diakses dan dilayani secara efektif dan
1. Diferensiasi Segmen
menyediakan kebutuhan produk berbeda untuk tiap segmen yang berbeda pula
2. Undiferensiasi Segmen
3. Consentrate Marketing
kebutuhan dalam kelompok tertentu karena tidak semua orang bisa menikmati
serta produk tidak dijual bebas (hanya di toko sendiri) sehingga dapat
bauran pemasaran agar tercipta kesan yang pasti dalam ingatan konsumen.
mengindentifi kasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setara
dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi
perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, maka perusahaan harus
pemasar untuk meningkatkan citra, persepsi serta imajinisi terkait dengan produk
yang ditawarkan pada konsumen. Dengan kata lain, positioning bukan untuk
meletakkan produk pada kelompok tertentu tapi menempatkan citra produk pada
antara lain:
II-5
sebagai taman dan musium terbesar di Indonesia dan terlengkap, tidak saja
Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh
hiburan singkat.
kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada
sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas.
Misalnya Arung Jeram dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk
‘pencari tantangan’.
Taman Mini Indonesia Indah dapat memposisikan diri bukan sebagai “taman
(Suparso, 2020)
untuk mengupayakan adaptasi produk yang tinggi guna meraih keunggulan yang
kompetitif atas pesaing, karena adaptasi produk dapat memperluas basis pasar
II-7
lokal dan ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu. Konsumen semakin banyak
untuk membeli.
atau jasa. Harga merupakan sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk
definisi di atas dapat diketahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli sudah
sebagainya.
Tempat / lokasi fasilitas jasa merupakan salah satu faktor krusial yang
berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan
pasar potensial penyedia jasa. Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan
sebuah perusahaan.
II-8
pada suatu perusahaan. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang
agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan
mencari jalan keluar agar dapat meminimalkan hambatan dan resiko yang
mungkin timbul setelah usaha berjalan. Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah dimasa yang akan dating dengan kata lain dengan
adanya studi kelayakan bisnis dapat memberikan pedoman atau arahan kepada
menerima suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan atau menolaknya.
memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam
Pada tahap ini, wirausaha mendapatkan ide untuk merintis usaha baru. Ide
perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lain yang dianggap layak.
Tahap ini merupakan tahap perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi dan
misi bisnis yang akan dijalankan setelah bisnis diidentifikasi; misalnya, apakah
waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng; atau apakah visi
dan misi bisnis yang akan dikembangkan menjadi kenyataan atau tidak?
3. Tahap Analisis
Tahap ini dilakukan proses sistematis untuk membuat suatu keputusan apakah
bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahap ini dilakukan seperti
Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya ada dua, yaitu dilaksanakan
atau tidak dilaksanakan. Aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam
b. Teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan
peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi,
4. Tahap keputusan
kriteria, seperti Periode Pembayaran Kembali (Pay Back Period, PBP), Nilai
Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang setiap harta dan semua
kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih. Keakuratan data tersebut, jika
bersertifikat.
b. Piutang Usaha
Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang usaha. Jika
perusahaan selama ini. Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis
itu, apakah mampu ditagih dalam kurun waktu tertentu dan apakah piutang
c. Lokasi Usaha
Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika tidak strategis,
lokasi lain yang lebih strategis, terutama dari sudut pasar, bahan baku, dan
tenaga kerja.
d. Persyaratan Istimewa
istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis. Dengan kata lain,
e. Kontrak
kepada pemilik baru. Semua isi kontrak (secara legal dan praktis) yang akan
kepada pemilik, terutama kontrak yang belum jatuh tempo. (Dadang, 2018)
lain:
1. Aspek Pasar
digunakan untuk mencapai market share yang diharapkan. Dengan analisis ini,
potensi ide bisnis dapat tersalurkan dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pasar.
lokasi proyek, perolehan bahan baku produksi, serta pemilihan mesin dan jenis
untuk menjalankan bisnis. Analisis aspek teknis dan teknologi menjadi sebuah
keharusan untuk menghindari adanya kegagalan bisnis pada masa yang akan
pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga kerja kasar maupun
4. Aspek Hukum
dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan, dan kemampuan bisnis yang akan
bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak bisnis bagi lingkungan
lingkungan jika kondisi lingkungan sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide
sosial menilai dampak adanya bisnis terhadap masyarakat. Pada aspek ekonomi
Jadi, dengan analisis aspek ekonomi dan sosial akan diketahui dampak yang
6. Aspek Finansial
rupiah terhadap aspek - aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat
investasi dan modal kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang
akan dijalankan. Selain itu, dianalisis juga pada perihal darimana saja sumber
penilaian investasi seperti Analisis Cash Flow, Payback Period, Net Present
II-15
Value, Internal Rate Of Return, Benefit Cost Ratio, Profitability Index, dan
Break Event Point. Pembahasan dalam aspek finansial ini yaitu sumber dan
penggunaan dana, modal kerja, pendapatan, biaya usaha, serta aliran kas atau
Net present value (NPV) merupakan nilai sekarang dari arus pendapatan
n Bt −C t
NPV = ∑i =0 t
(1+i)
Keterangan : NPV = Net Present Value
Bt = Benefit atau manfaat pada tahun ke-t
Ct = Cost atau biaya pada tahun ke-t
i = Suku bunga yang digunakan
t = Tahun ke-t
Indikator kelayakan adalah jika nilai NPV bernilai positif (NPV > 0) maka
usaha layak untuk dijalankan, sebaliknya jika NPV bernilai negative (NPV
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang
NPV 1
IRR = i 1 + x ( I 1−I 2 ¿
NPV 1 + NPV 2
II-16
yang berlaku (IRR > DR) maka usaha layak untuk diusahakan. Sebaliknya
jika IRR lebih kecil dari suku bunga yang berlaku (IRR < DR) maka usaha
Rasio ini diperoleh dengan membagi nilai sekarang arus manfaat (PV)
Bt +Ct
∑nt =1 t
B (1+i)
Net =
C Bt +Ct
∑nt =1 t
(1+i)
Indikator kelayakannya adalah : jika Net B/C lebih besar dari satu (Net B/C
> 1) maka usaha layak untuk dijalankan. Sebaliknya jika Net B/C lebih kecil
dari satu (Net B/C < 1) maka usaha tidak layak dijalankan.
d. Payback Period
i
Payback Period = x 1Tahun
Ab
dijalankan jika payback period usaha tidak terlalu lama mendekati akhir
proyek atau lebih lama dari umur proyek. Payback period yang relative
UTARA” oleh Asnidar dan Asrida pada tahun 2017 bertujuan untuk mengetahui
kelayakan usaha home industry kerupuk opak di Desa Paloh Meunasah Dayah
Arianton, Mde Ary Meitriana, dan Iyus Ahmad Haris tahun 2019 bertujuan untuk
mengetahui kelayakan usaha budidaya rumput laut pada kelompok Bina Karya di
keseluruhan aspek studi kelayakan bisnis diantaranya aspek keuangan dan aspek
non keuangan yang meliputi aspek hukum, aspek lingkungan, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologi dan aspek manajemen sumber daya
manusia.
Pada Pengembangan UMKM Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri Ditinjau
Dari Aspek Produksi, Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan” oleh Siti
Rahmadani dan Makmur, SE., MMA tahun 2019 yang bertujuan untuk
mengetahui kelayakan bisnis dari Usaha Tahu dan Tempe Karya Mandiri, untuk
mengetahui kelayakan dari aspek non keuangan dan kelayakan aspek keuangan.
hubungan logis antara faktor / variable yang telah diidentifikasi penting untuk
menjelaskan pola hubungan antar semua faktor / variable yang terkait atau
powder minuman Drop Coffee didasarkan dari beberapa aspek yaitu aspek pasar,
aspek teknis dan produksi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek
hukum, aspek ekonomi dan sosial, dan aspek finansial. Kerangka konseptual