NPM : 200110210075 Kelas : C – PMDK Tema : Manajemen Pengolahan Limbah Judul The Study of Water Quality under Bligon Goat Rearing at Several Agroecological Zones in Bantul (Studi Kualitas Air pada Pemeliharaan Kambing Bligon Pemeliharaan di Beberapa Zona Agroekologi di Bantul) Link Jurnal https://doi.org/10.2991/absr.k.220207.031 Jurnal Atlantis Press (Advances in Biological Sciences Research) Penulis Bambang Haryanto, Nono Ngadiyono, Panjono Panjono, Siti Andarwati, Bayu Andri Atmoko, I Gede Suparta Budisatria Volume & Hal Volume 8, page 148-152 Tahun 2022 Reviewer Naurah Nazhifah Tanggal Review 07 Mei 2023 Pendahuluan Selain menghasilkan daging, susu, dan telur, industri peternakan juga menghasilkan bahan berbahaya bagi lingkungan dari limbahnya. Seiring dengan berkembangnya industri peternakan di negara-negara berkembang, perhatian terhadap pengelolaan limbah peternakan dan tantangan yang menyertainya semakin meningkat, terutama dalam pembuangannya [2]. Degradasi kualitas air menjadi perhatian dalam beberapa hal seperti kontaminasi protozoa dan bakteri pada air dan tanah, kehilangan nutrien, pestisida, limbah peternakan berupa limbah peternakan. Populasi kambing di Kabupaten Bantul didominasi oleh jenis kambing Bligon dan tersebar hampir di seluruh wilayah. Topografi Kabupaten Bantul terbagi atas dataran rendah, daerah perbukitan dan daerah pantai. Sebagian besar wilayah fisiografis Unit-unit peternakan di Kabupaten Bantul terletak di Dataran Vulkanik Fluvio , perbukitan di sisi barat dan timur, serta fisiografi pantai. Perbedaan topografi dan juga jenis, kesuburan, dan kondisi iklim akan mempengaruhi hasil ternak, manajemen penggunaan lahan, potensi produksi, dan ketersediaan pakan. Tujuan Penelitian Penelitian pada jurnal ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kualitas air di sekitar kandang kambing Bligon di daerah perbukitan, dataran rendah, dan pesisir pantai di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahan dan Metode Metode yang dilakukan berupa Uji kualitas fisik, uji kualitas biologi, uji fisika kimia air disana. Penelitian ini dilakukan di 5 kecamatan di Kabupaten Bantul (Dlingo, Imogiri, Pajangan, Sanden, dan Srandakan) pada bulan April 2021. Air diambil dari 15 sumur peternak kambing Bligon, dengan jarak kurang dari 10 m dari kandang dan lebih dari 10 m dari sumber kontaminasi lainnya). Hasil penelitian Pada parameter pengalaman peternak dan jumlah kambing diperoleh hasil yang berbeda nyata (P<0,05). Peternak yang memiliki pengalaman beternak yang lebih lama, cenderung lebih terbuka terhadap informasi untuk mengubah pola pemeliharaan tradisional dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak mempengaruhi sikap dan keputusan mereka dalam memelihara ternak. Mayoritas peternak di tiga zona agroekologi belum memiliki fasilitas penampungan limbah. Tidak ada peternak yang mengolah limbah yang dihasilkan oleh kambing. Kotoran dan urine dibiarkan bercampur dan menumpuk di bawah kandang tanpa pengolahan sama sekali. Pencemaran air yang disebabkan oleh limbah cair kambing sering terjadi karena limbah cair tersebut langsung dibuang ke saluran drainase/sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Interval waktu pembuangan limbah peternakan kambing tidak berbeda secara signifikan di ketiga zona pemeliharaan. Di zona dataran rendah, pembuangan feses dan campuran urin dilakukan setelah dibiarkan menumpuk selama kurang lebih 3 bulan, sedangkan di daerah perbukitan dan pesisir pantai dilakukan selama kurang lebih 4 bulan. Para peternak membuang feses dan campuran urin kambing berdasarkan kebutuhan pupuk di lahan pertanian mereka. Ketika mereka membutuhkan pupuk, mereka akan mengambilnya dari kandang. Pertimbangan pembuangan kotoran kambing tidak didasarkan pada pertimbangan kesehatan ternak. Kualitas air biologis di sekitar peternakan kambing Bligon di Kabupaten Bantul melebihi baku mutu , sedangkan kualitas air fisik masih di bawah baku mutu yang disyaratkan oleh Pemerintah. Kadar total coliform dan e- Coli di daerah perbukitan, dataran rendah dan pesisir sangat tinggi di atas Baku Mutu Air dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta NO. No. 20 Tahun 2008. Kesimpulan Total E coli dan Coliform pada air sumur di sekitar peternakan kambing Bligon di Bantul lebih tinggi dari standar yang ditetapkan pemerintah. Sementara itu, kualitas air secara fisik masih di bawah standar yang disyaratkan pemerintah. Oleh karena itu, perlu dipikirkan mengenai pengolahan limbah kambing Bligon untuk mengurangi dampak negatifnya.