Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terdapat 2 metode penelitian yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian
kuantitatif. Masing-masing memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan metode penelitian
yang lain.Salah satu ciri dalam metode penelitian kuatitatif adalah variabel. Banyak yang
tidak memahami tentang variabel. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
definisi variabel, macam-macamnya dan definisi operasional variabel.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi variabel?
2. Apa saja macam-macam variabel?
3. Bagaimana mengidentifikasi variabel?
4.  Bagaimana mengklasifikasi variabel?
5.  Apa saja macam-macam hubungan antar variabel?
6.  Bagaimana mengukur variabel?
7.  Bagaimana merumuskan definisi operasional variabel-variabel?

1.3. Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui definisi variable
2. Untuk mengetahui macam-macam variable
3. Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi variable
4. Untuk mengetahui bagaimana mengklasifikasi variable
5. Untuk mengetahui macam-macam hubungan antar variable
6. Untuk mengetahui bagaimana mengukur variable
7. Untuk mengetahui bagaimana merumuskan definisi operasional variabel-variabel.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Variabel


Brown mendefinisikan variabel sebagai “something that may vary or differ”. Davis
mendefinisikan variabel “is simply symbol or a concept that can assume any one of a set of
values”[1].
Definisi pertama menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang berbeda atau
bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam definisi kedua yaitu simbol atau konsep
yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Definisi abstrak tersebut akan lebih jelas
bila diberi contoh sebagai berikut:
a.    Hubungan antara intelejen dengan pelajar
b.    Pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor
c.    Hubungan antara promosi dengan volume penjualan
Yang disebut variabel dalam ketiga kalimat tersebut adalah: intelejen, prestasi belajar,
warna, minat beli, promosi dan volume penjualan.
Menurut Hatch dan Farhady mendefinisikan variabel adalah atribut seseorang atau
obyek yang memiliki variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain[2]. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau
kegiatan tertentu. Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat
dikatakan variabel. Karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang
dengan yang lain. Demikian juga motivasi, persepsi juga dapat dikatakan variabel karena
misalnya persepsi dari sekelompok orang tertentu bervariasi.
Jadi kalau peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang obyek,
maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang
tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka
penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
Menurut Y. W, Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal yang disebut variabel
penelitian adalah kondisi-kondisi atau sarentetik-sarentetik yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Sedangkan Direktorat
Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian[3].
Kerlinger menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan
gaji, produktifitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel
dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different
values). Selanjutnya Kidder menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatam yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya[4].

2.2. Macam-Macam Variabel


1).    Menurut fungsinya, variabel dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu:
a.    Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent,
fungsinya mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat/tergantung (dependent variabel)[5].
Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh
peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena
yang diobservasi[6].
Pada contoh diatas, “warna” adalah variabel bebas yang dapat dimanipulasi dan
dilihat pengaruhnya terhadap “minat beli”, misalnya apakah warna merah sepeda motor
dapat menimbulkan minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut.
b.    Variabel Tergantung (Dependent Variable)
Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel
tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan
dengan variabel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang variabelnya diamati
dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
Pada contoh pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor, maka variabel
tergantungnya adalah “minat beli”. Seberapa besar pengaruh warna merah terhadap
minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut. Untuk meyakinkan pengaruh
variabel bebas warna merah terhadap minat beli maka warna merah dapat diganti
dengan warna biru. Jika besaran pengaruhnya berbeda maka manipulasi terhadap
variabel bebas membuktikan adanya hubungan antara variabel bebas warna dan minat
beli konsumen.
c.    Variabel Moderat (Moderate Variable)
Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh
peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara
variabel bebas pertama dan variabel tergantung.
Variabel moderat merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi,
atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah
hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel ini memperjelas
hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.
Pada kasus adanya hubungan antara warna sepeda motor dengan minat beli,
peneliti memilih variabel moderatnya adalah “harga”. Dengan dimasukkannya variabel
harga, peneliti ingin mengetahui apakah besaran hubungan kedua variabel tersebut
berubah. Jika berubah maka keberadaan variabel moderat berperan, sedang jika tidak
berubah maka variabel moderat tidak mempengaruhi hubungan kedua variabel yang
diteliti.
Contoh lain:
Hipotesis: Ada hubungan anatara promosi di media televisi dengan meningkatnya
kesadaran merk handphone samsung di kalangann konsumen.
·         Variabel bebas: promosi
·         Variabel tergantung: kesadaran merk
·         Variabel moderat: media promosi
d.    Variabel Perantara (Intervening Variable)
Tuckman menyatakan “an intervening variable is that factor that theoritically
affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel
intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak
dapat diamati atau diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/perantara yang
terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Hubungan itu
menyangkut sebab akibat atau pengaruh dan terpengaruh.
e.    Variable Kontrol (Control Variable)
Dalam penelitian, peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan
pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variable bebas dan variable
tergantung. Suatu variable yang pengaruhnya dihilangkan disebut variable kotrol.
Variable control didefinisikan sebagai variable yang variabelnya dikontrol oleh peneliti
untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikrontrol variable tersebu akan
mempengaruhi gejala yag sedang diuji. Variabel kontrol sering digunakan peneliti bila
akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
f.     Variabel Rambang
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak
diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung.

2).     Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan terkumpul,
dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
a.    Variabel Nominal , yaitu variabel yang di tetapkan berdasar atas proses penggolongan:
variabel yang bersifat destrit dan pilah (mutually exclusif) antara kategori yang satu
dengan kategori yang lain. Contohnya : jenis kelamin, status perkawinan, jenis
pekerjaan
b.    Variabel Ordinal , yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu, jenjang tertinggi  biasa di beri angka 1, jenjang dibawahnya di beri angka 2,
lalu di bawahnya lagi diberi angka 3, dan seterusnya. Contonya : hasil perlombaan
mengarang di antara para mahasiswa dalam sesuatu mata kuliah, rangking dalam
perlombaan membaca puisi, dan sebagianya.
c.    Variabel Interval , yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran yang didalam
pengukuran itu di asumsikan terdapat satu (unit) pengukuran yang sama. Contoh
variabel interval misalnya : prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program di nyatakan
dalam skor dan lain sebagainya.
d.   Variabel Rasio, adalah variabel yang dalam kuantifikasi mempunyai nol mutlak. Di
dalamnya penelitian, terlebih-lebih dalam penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial,
orang jarang menggunakan varibel rasio.

2.3. Mengindetifikasi Variabel


Sebagaimana di atas, bahwa istilah “variabel” telah banyak dikekemukakan dan
bermacam-macam arti istilahnya dalam tulisan ini variabel di artikan obyek pengamatan
penelitian. Sering pula di nyatakan “variabel penelitian” itu sebagai faktor- faktor yang
berperanan dalam peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti.
Variabel dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya, yang kemudian
ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Oleh sebab itu bila landasan teoritasnya berbeda
variabel-variabel penelitiannya pun akan berbeda pula. Kecakapan mengindetifikasi variabel
penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali
dengan melaksanakan penelitian, keterampilan, ini juga dapat dikembangkan melalui
kegiatan-kegiatan seminar mengenai susulan penelitian.

2.4. Mengklasifikasikan Variabel


Variabel –variabel yang telah diindetifikasikan perlu di klasifikasikan sesuai dengan
jenis dan peranannya dalam penelitian. Guna klasifikasi adala sangat penting sekali, karena
untuk menentukan alat pengambilan data dan untuk menentukan metode analisis yang mana
sesuai untuk di terapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi, maka data biasa di golongkan menjadi 4
jenis[7], yaitu:
1.    Data Nominal
2.    Data Ordinal
3.    Data Interval
4.    Data Rasio
Begitu pula tentang variabel, bila dilihat dari segi ini biasa di bedakan dengan cara
yang sama, yang telah dijelaskan diatas.

2.5. Macam-Macam Hubungan Antara Variabel


Di dalam analisis ilmu sosial, istilah pengaruh biasanya dikaitkan dengan analisis
hubungan kausal (sebab akibat). Padahal  hubungan antara independen variabel dengan
dependen variabel tidak selalu merupakan hubungan kausal. Lebih tegas lagi dapat dikatakan
bahwa terdapat variabel yang saling hubungan, tetapi variabel yang sebab tidak
mempengaruhi variabel yang lain.
Meskipun terdapat kemungkinan bahwa pengertian hubungan dicampuradukan dengan
pengaruh, istilah variabel pengaruh dan variabel terpengaruhlebih mencerminkan
kecendrungan dan arah dalam penelitian sosial. Apabila hubungan antara variabel merupakan
inti penelitian ilmiah, maka tentunya perlu diketahui berbagi macam hubungan antara
variabel-variabel tersebut.
Untuk itu perlulah kiranya diketahui jenis-jenis hubungan di dalam penelitian sosial
yaitu: hubungan simetris, hubungan timbal balik, dan hubungan asimetris.[8]
1.)      Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah hubungan dimana variabel yang satu untuk di sebabkan
atau di pengaruhi oleh yang lainnya.
2.)      Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab
dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diingat bahwa hubungan timbal balik disini
bukanlah hubungan , dimana tidak dapat ditetukan variabel yang menjadi sebab dan
variabel yang menjadi akibat.
3.)      Hubungan A simetris
Pada pokonya di dalam analisis-analisis sosial terdapat di dalam hubungan a
simetris ini, di mana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lainnya. Dalam
hubungan a simetris ini ada beberapa ketentuan hubungan sebagai berikut:
a.)       Hubungan antara stimilus dan respon
Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satukausal yang lazim
dipergunakan oleh para ahli. Contohnya: seorang insyiyur pertanian mengamati
adanya pengaruh pupuk terhadap buah yang dihasilkannya.
b.)      Hubungan antara disposisi dan respon
Disposisi adalah kecendrungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam
sistuasi tertentu. Bila “stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan
“disposisi” berada dalam diri seseorang. Contohnya: sikap kebiasaan, nilai,
dorongan, kemampuan dan lain sebagainya.
c.)       Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku
Artinya ciri sendiri adalah sifat individu yang relatif tidak berubah dan tidak di
pengaruhi lingkungan seperti: seks , suku bangsa, kebangsaan, pendidikan dan lain
d.)      Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu
Contohnya: agar pedagang kecil dapat memperluas uasahanya diperlukan antara
lain persyaratan pinjaman bank yang lunak, hubungan antara kerja keras dengan
keberhasilan jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh.
e.)       Hubungan yang imanen antara dua variabel.
Di dalam hubungan ini, di sebut terjadi jalinan yang erat antara variabel satu
dengan variabel yang lain. Contohnya: hubungan antara semakin besarnya suatu
organisasi dengan semakin rumitnya peraturan yang ada.
f.)       Hubungan antara tujuan (ndeks) dan cara (means).
Contohnya: penelitian tentang hubungan antara kerja keras dan keberhasilan.
Jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh pada waktu ujian, besarnya
penanaman modal dengan hasil keuntungan.

2.6. Pengukuran Variabel


Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian sosial, karena dengan pengukuran itu
penelitian dapat menhubungkan konsep yang abstrak dan realitas. Untuk dapat melakukan
pengukuran, maka seorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat
untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat itu akan memeberikan peneliti untuk merumuskan
lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung empat
kegiatan pokok sebagai berikut:
1.    Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi variabel penelitian.
Variabel penelitian sosial pada umumnya memiliki lebih dari satu dimensi, semakin
lengkap dimensi yang digunakan dari satu variabel yang dapat diukur akan semkin baik
hasil pengukurannya.
2.    Menentukan ukuran masing-masing dimensi.
Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
3.    Menentukan ukuran yang akan di gunakan dalam pengukuran apakah tingkat ukuran
nominal, ordinal interval atau radio, dan
4.    Menguji tingkat validitas dan reabilitas sebagai kreteria alat pengukuran yang baik.
Dalam pengukuran gejala sosial kemungkinan besar bahwa alat pengukur yang
dipakai tidak dapat mengungkap realita dan gejala sosial yang diukur, karena kebanyakan
konsep gejala sosial adalah abstrak, lebih-lebih agama, yang tidak dapat ditangkap indera.
Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah
bardasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau kalau kita akan mengukur
intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.
2.7. Merumuskan Definisi Operasional Variabel-Variabel
Defenisi operasional adalah defenisi yang berdasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati (observasi), konsep yang dapat diamati atau dapat di
observasi adalah merupakan hal sangat penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka
kemungkinan bagi orang lain, selain peneliti sendiri untuk dilaksanakan. Juga agar orang lain
dapat melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh panitia terbuka untuk di
uji kembali oleh orang lain.[9]
Adapun cara menyusun definisi operasional dapat bermacam-macam yaitu:
1.      Yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu di lakukan
2.      Yang menekakkan bagaimana kegiatan (operation) itu dilkukan
3.      Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang di devenisikan
Contoh-contoh sebagai berikut :
a.)    Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai akaibat tercegahnya pencapaian hal
yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai
b.)    Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan
masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan
c.)    Mahasiswa yang cerdas yaitu mahasiswa yang mampu mempunyai ingatan yang
baik, mempunyai pembendaharaan yang baik dan luas, mempunyai berfikir baik,
mempunyai berhitung yang baik.
Setelah definisi operasional variabel-variabel penelitan selesai di rumuskan,
maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi
peneliti telah menyusun prediksi tentang kegiatan berbagai variabel penelitiannya
secara opersional, dan siap di uji melalui data empiris.
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatam yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel: Variabel bebas, Variabel
tergantung, Variabel moderat, Variabel perantara, Variabel control, Variabel rambang.
Kecakapan mengindetifikasi variabel penelitian adalah keterampilan yang berkembang
karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melaksanakan penelitian, keterampilan,
ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar mengenai susulan
penelitian.
 Dalam mengklasifikasi, variabel dibagi menjadi 4:Variabel nominal, Variabel
Ordinal, Variabel Interval, Variabel Rasio. Macam-macam hubungan variabel: Hubungan
simetris, Hubungan timbal balik, Hubungan A simetris. Proses pengukuran variabel:
Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi variabel penelitian., Menentukan ukuran
masing-masing dimensi. Menentukan ukuran yang akan di gunakan dalam pengukuran
apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau radio, Menguji tingkat validitas dan
reabilitas sebagai kreteria alat pengukuran yang baik. Cara menyusun definisi operasional
variabel:Yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu di lakukan, Yang
menekakkan bagaimana kegiatan (operation) itu dilkukan, Yang menekankan sifat-sifat
statis hal yang di devenisikan

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Hamdan. WWW. Variabel-variabel dalam penelitian. Minggu, 27 September 2015.

Anda mungkin juga menyukai