Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MAKALAH KONSEP DASAR MANUSIA

“NURSING ADVOCACY”

KELOMPOK 2

DOSEN PEMBIMBING : Ns.LITA,M.Kep

DISUSUN OLEH :

TRI WAHYUNI 21031005

RINRIN NURAIDAH 21031009

ANNISA MIFTAHUL RIZQA 21031007

HERFINA GINTING 21031021

TRI AULIA 21031017

TRISKA YUANA RHAMADANI 21031016

WINDA UTAMA ARWITA 21031020

TARISYA MEYSAL SABILA 21031010

SARAH PUSPITA SARI 21031014

ADE REZA HARYADI 21031012

RESTIA ASMITA 21031018

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HANGTUAH PEKANBARU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Nursing Advocacy”.
Penulisan makalah untuk pemenuhan tugas dari Ibu Ns.Lita,M.Kep pada mata kuliah konsep
dasar keperawatan di STIKes Hangtuah Pekanbaru.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………... 2-6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….. 7

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… .8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat adalah orang yang bersama individu selama kebanyakan waktu kritis
kehidupan mereka. Perawat adalah orang yang bersama individu ketika mereka lahir,
ketika mereka cedera atau sakit, ketika mereka meninggal. Individu berbagi banyak hal
yang intim dalam kehidupan mereka dengan perawat; mereka menanggalkan pakaian
untuk perawat, dan mempercayai perawat untuk melakukan prosedur yang menimbulkan
nyeri. Perawat berada di samping tempat tidur individu yang sakit dan menderita selama
24 jam sehari. Mereka ada ketika pasien tidak dapat tidur karena nyeri atau ketakutan
atau kesepian. Mereka ada untuk memberi makan pasien, memandikannya, dan
mendukung mereka. Perawat mempunyai sejarah panjang tentang perawatan pasien dan
berbicara untuk Kebutuhan pasien.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien.
Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses
pemberian asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan
pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik pasien.
perawat dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik,
konselor, dan leader guna melindungi dan mendukung hak pasien. Pada tahun 1985 “The
American association colleges of nursing “ melaksanakan suatu proyek termasuk
didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan professional.
Nilai-nilai esensial ini sangat berkaitan dengan moral keperawatan dalam praktiknya.
Perawat memiliki komiten yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan professional. Pengetahuan
tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal
maupun informal dengan sejawat atau teman. Praktik keperawatan, termasuk etika
keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas
kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia (Purba & Pujiastuti, 2009)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nursing advocacy
2. Mengetahui konsep advocacy
3. Apa tujuan nurcing advocacy
4. Apa peran nurcing advocacy
5. Apa saja jenis kegiatan advocacy
6. Apa saja proses advocacy
7. Apa saja tahapan advocacy
8. Mengetahui prinsip-prinsip advocacy
9. Mengetahui tanggung jawab perawat advocacy
10. Mengetahui nilai nilai dasar perawat advocacy

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian nursing advocacy


Advokasi atau advocacy Keperawatan adalah proses dimana perawat secara
objektif memberikan informasi yang dibutuhkan klien untuk membuat keputusan dan
mendukung klien apapun keputusan yang dibuat.
Menurut para ahli perawat advokat ada 3 yaitu:
1. Ana pada tahun 1985
Melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan
praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa
pun.
2. Fry pada tahun 1987
Advokasi sebagai dukungan aktif tarhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau
dampak penting.
3. Gondow pada tahun 1983
Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal untuk melibatkan bantuan perawat
secara aktif individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri.
Perawat sebagai advokat merupakan penghubung antara klien tim kesehatan lain
dalam rangka memenuhi kebutuhan klien,membela kepentingan klien dan membantu
klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan
dengan pedekatan tradisional maupun profesional,narasumber dan fasilitator dalam tahap
keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dialami oleh klien.

B. Konsep Advocacy
Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga pengertian,
yaitu:
a. Model perlindungan terhadap hak Model ini pada perawat untuk melindungi hak klien
agar tidak ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberitahu pasien tentang semua hak yang
dibocorkan, memastikan memahami hak yang melanggar, melaporkan pelanggaran
terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak.
b. Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien Model ini
pada perawat untuk memberikan semua keputusan tentang perawatan yang akan
dijalankan oleh pasien itu sendiri, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien.
Perawat tidak diperbolehkan tanpa menggunakan nilai-nilai pribadinya untuk
membuat keputusan pada pasien, melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi
keuntungan dan kerugian dari semua alternatif pilihan atau keputusan.
c. Model penghargaan terhadap orang lain Model ini pada perawat untuk menghargai
pasien sebagai manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia
yang unik, pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat
harus memiliki semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu.
2
C. Tujuan Peran Advocacy
Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :
1. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam
perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan
derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan bekerja sama dengan
perawat dalam perawatannya.
2. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan pilihan
dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk menjelaskan semua
kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.
3. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif pilihan
pada pasien dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih sesuai
keinginannya.
4. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya.
5. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.
Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan
berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi
kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.
6. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.
Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai
advokat bagi pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut pasien
dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang tidak bertentangan dengan
nilai-nilai tersebut.
7. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan.
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing dengan
lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk mengorientasikan pasien
dengan lingkungan rumah sakit dan menjelaskan semua peraturan-peraturan dan hak-
haknya selama di rumah sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik.
8. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap sehingga
pelayanan lebih maksimal hasilnya.
9. Mendukung pasien dalam perawatan.
Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping pasien selama dalam
perawatan dan mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta mendukung setiap
keputusan pasien.
10. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal.
Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan mendampinginya
dan bila perlu bertindak atas nama pasien menganjurkan dokter untuk memberikan
obat penghilang nyeri.

3
11. Menghargai pasien.
Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat akan lebih mengerti dan
menghargai pasien dan hak-haknya sebagai pasien.
12. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.
Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak pasien sehingga
pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan membahayakan pasien.

D. Peran Advocacy
Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses
pemberian asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan
pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik pasien.
Berikut peran perawat sebagai advokat :
1. Coach
Memberikan bimbingan dan dorongan
2. Advisor
Sumber utama yang memberikan saran bagaimana mencapai yang terbaik, bagaimana
mengantisipasi masalah
3. Referral Sources
Menggunakan sumber-sumber yg tersedia dalam membantu menganalisa masalah dan
menanganinya.
4. Mentor
Sebagai model perilaku yg mendorong klien, mempertahankan rasa percaya
diri,menunjukkan kemampuan dalam menangani masalah.

E. Jenis Kegiatan Advocacy


1. Anticipatory guidance
 Primary prevention
 Membantu klien kemungkinanmengalami kesulitan
 Mengantisipasi keluarga dalammenangani masalah-masalah keterbatasan dan
penyakit Kronik
2. Role Modeling
Perawat menjadi role model dengan berperilaku yangbenar : berbicara, senyum,
penanganan pasien secaraprofessional.
3. Educational information
 Pembelajaran dan pemberian informasi
 Membantu memilih dan menentukanpiliphan terhadapan info yg diberikan
 Membantu klien mengumpulkan info danbelajar terhada perilaku promosi
kesehatan

4
4. On going support
 Memberikan bantuan pada klien dalam membuat keputusan yang beralasan
 Perawat sebagai partner dalam menyelesaikan masalah kebutuhan pelayanan
kesehatan
5. Collaboration and Referral
 Masalah kesehatan Bersifat multidimensi → melibatkan multi disiplin.
 Perawat memberikan penjelasanterhadap masalah yang melibatkantenaga
kesehatan lain terlibat
 Pendekatan interdisiplin pada semuaanggota tim kesehatan.

F. Proses Advocacy
1. Seleksi pasien: yakin bahwa pasien memerlukan
2. Tentukan mengapa perlu dibantu dan bagaimanapenangan
3. Dampingi pasien saat menerima pelayanan.
4. Yakinkan bahwa apa yang dilakukan : pengobatan, tindakan prosedur
5. Cek apakah pasien sudah mengetahui ataupaham terhadap prosedur yang dilakukan

G. Tahapan Advocacy
1. Pengkajian : Apa yang diyakini klien sebagai masalah Aspek mana yang terbaik
perawat memulaiintervensiSistem pendukung lain yang ada dan dimanfaatkan
2. PerencanaanKapan masalah diidentifikasi
3. Secepatnya gunakan semua sumber.
4. Tanggung jawab anggota keluarga terlibat
5. Implementasi
6. Independen klien semaksimal mungkin, dan minimalkandependen
7. Lakukan pemberdayaan (empowerment)
8. Perlindungan Kasus malpraktik dan kelalaian.

H. Prinsip-prinsip Advocacy
1. Advokasi ditujukan padakebutuhan klien, hak klien dan perhatiannya terhadap
masalah.
2. Advokasi merupakan nilai yg didasarkan pada etika
3. Advokasi bertujuan mempertahankan prinsip keadilan

I. Tanggung jawab Perawat Advocacy

Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung jawab
perawat dalam menjalankan peran advokat adalah :

1. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara :


memastikan informasi yang diberikan pada pasien yang dipahami dan berguna bagi
pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternative pilihan
disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima
semua keputusan pasien. 5
2. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien,
dengan cara: mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga
kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi anatara pasien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan
kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.

3. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memeberikan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang
dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhnan pasien selama proses
keperawatan

J. Nilai-nilai Dasar Advocacy

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan sebagai advokasi pasien, perawat
harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :

1. Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang memiliki hak untuk menentukan
pilihan dan mengambil keputusan.
2. Pasien berhak untuk memiliki hubungan perawat-pasien yang didasarkan pada saling
menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan saling bebas
dalam berpikir dan berperasaan.
3. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien mengetahui cara
memelihara kesehatannya.
4. Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti melaporkan
kebutuhan perawatan pasien kepada pemerintah atau pejabat terkait yang memiliki
otoritas/otoritas.

Selain harus memiliki nilai dasar di atas, harus memiliki sikap yang baik agar perawat
dapat bekerja secara efektif sebagai advokat pasien lebih. Beberapa sikap yang harus
dimiliki perawat, adalah:

1. Bersikap asertif Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah dari sudut
pandang yang positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung
berhadapan dengan pasien.
2. Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama walaupun
ada konflik dengan tenaga kesehatan lain.
3. Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi atau
negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan dokter.
4. Dapat dijangkau dengan tenaga kesehatan lain Perawat tidak dapat bekerja sendiri
dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus mampu
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nursing advocacy adalah proses di mana perawat berperan sebagai advokat
(pembela) bagi klien agar klien tidak kehilangan hak-haknya dalam sistem pelayanan
kesehatan.

B. Saran

Sebagai seorang perawat advokat, perawat juga tidak boleh hanya mementingkan
kepentingan klien tetapi juga harus memikirkan dirinya, keluarga, dan anggota tim
kesehatan lainya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo Soekidjo, 2003. pendidikan dan perilaku kesehatan . Jakarta. PT RINEKA


CIPTA
telaumbanua, H.tn (2020, 9 Januari). Peran Perawat Sebagai Advokat Pasien Dalam
Memberikan Asuhan Keperawatan di Pelayanan Kesehatan.
Adriyana, Hilda Ayu.2014.Nursing Advocacy.

Anda mungkin juga menyukai