Anda di halaman 1dari 173

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER-6/BC/2023
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP
PENERIMA FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 64


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.04/2022
tentang Monitoring dan Evaluasi Terhadap Penerima Fasilitas
Tempat Penimbunan Berikat dan Fasilitas Kemudahan Impor
Tujuan Ekspor, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal tentang Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi
terhadap Penerima Fasilitas Tempat Penimbunan Berikat:
Mengingat Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
216/PMK.04/2022 tentang Monitoring dan Evaluasi Terhadap
Penerima Fasilitas Tempat Penimbunan Berikat dan Penerima
Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1365),

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK
TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP PENERIMA
FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.

BABI
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tempat Penimbunan Berikat yang selanjutnya disingkat
TPB adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang
memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk
menimbun barang dengan tujuan tertentu dengan
mendapatkan penangguhan Bea Masuk.
2. Gudang Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat
untuk menimbun barang impor, dapat disertai 1 (satu)
atau lebih kegiatan berupa pengemasan/pengemasan
kembali, penyortiran, penggabungan (kitting),
pengepakan, penyetelan, pemotongan, atas barang
tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan
kembali.
3. Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat
untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang
berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna
diolah atau digabungkan sebelum diekspor atau diimpor
untuk dipakai.
4. Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat adalah Tempat
Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor
dalam jangka waktu tertentu, dengan atau tanpa barang
dari dalam Daerah Pabean untuk dipamerkan.
-9-

Toko Bebas Bea adalah Tempat Penimbunan Berikat


untuk menimbun barang asal impor dan/atau barang
asal Daerah Pabean untuk dijual kepada orang tertentu.
Pusat Logistik Berikat adalah Tempat Penimbunan
Berikat untuk menimbun barang asal luar daerah
pabean dan/atau barang yang berasal dari tempat lain
dalam daerah pabean, dapat disertai 1 (satu) atau lebih
kegiatan sederhana dalam jangka waktu tertentu untuk
dikeluarkan Kembali.
Data Monitoring dan/atau Evaluasi Fasilitas TPB yang
selanjutnya disebut Data Monev adalah dokumen
kepabeanan dan/atau cukai dan dokumen lainnya
antara lain berupa buku, catatan, laporan, surat yang
berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data
elektronik, dan/atau surat yang berkaitan dengan
fasilitas TPB.
Penerima Fasilitas TPB adalah penyelenggara dan/atau
pengusaha TPB yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
TPB.
Monitoring adalah kegiatan pemantauan, pemeriksaan,
dan/atau analisis terhadap aktivitas dan catatan serta
pembukuan terhadap Penerima Fasilitas TPB dan/atau
pihak lain yang berkaitan.
10. Evaluasi adalah kegiatan penilaian kepatuhan dan/atau
pengukuran efektivitas dari pemberian fasilitas TPB
terhadap Penerima Fasilitas TPB.
11. Pekerjaan Lapangan adalah pekerjaan dalam rangka
Monitoring dan/atau Evaluasi yang dilakukan di lokasi
Penerima Fasilitas TPB dan/atau lokasi lain yang
diketahui ada kaitannya dengan kegiatan usaha
Penerima Fasilitas TPB.
12. Monitoring Elektronik (electronic-Monitoring) yang
selanjutnya disebut e-Monitoring adalah pelaksanaan
pemeriksaan sewaktu-waktu yang dilakukan dengan
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengolahan Data
Monev pada Sistem Komputer Pelayanan dna sumber
lain.
13. Bea Masuk adalah pungutan negara berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan yang dikenakan terhadap barang yang
diimpor.
14. Pajak Pertambahan Nilai yang selanjutnya disingkat PPN
adalah Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah beserta perubahannya.
15. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang selanjutnya
disebut PPnBM adalah Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah beserta perubahannya.
16. Pajak Dalam Rangka Impor yang selanjutnya disingkat
PDRI adalah Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan
-3-

atas Barang Mewah, dan/atau Pajak Penghasilan


Pasal 22 Impor.
17. Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap
barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau
karakteristik yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang cukai.
18. Sistem Komputer Pelayanan yang selanjutnya disingkat
SKP adalah sistem komputer yang digunakan oleh Kantor
Pabean dalam rangka pengawasan dan pelayanan
kepabeanan.
19. Sistem Informasi Persediaan Berbasis Komputer (IT
Inventory) yang selanjutnya disebut IT Inventory adalah
suatu sistem informasi berbasis teknologi informasi yang
dirancang, dibangun, dan digunakan oleh Penerima
Fasilitas TPB.
20. Kantor Wilayah yang selanjutnya disebut Kanwil adalah
Kantor Wilayah di lingkungan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai.
21. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai yang
selanjutnya disingkat KPUBC adalah Kantor Pelayanan
Utama di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
22. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang melakukan
kegiatan pengawasan dan pelayanan di bidang
kepabeanan dan cukai.
23. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan.
24. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan
Cukai.
25. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan
tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu.

BAB II
TANGGUNG JAWAB
KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 2
Monitoring dan/atau Evaluasi TPB dilakukan oleh:
a. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan:
b. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
c. Kepala Kanwil:
d. Kepala KPUBC: dan/atau
e. Kepala Kantor Pabean.
(2) Monitoring dan/atau Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam rangka memastikan
pemberian fasilitas kepabeanan dapat
dipertanggungjawabkan.
Monitoring dan/atau Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan secara:
a. periodik, dan/atau
b. insidental.
-4-

4 Monitoring secara periodik sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) huruf a dilaksanakan secara rutin sesuai tugas
pokok dan fungsi.
(5) Monitoring yang dilakukan secara insidental
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
dilaksanakan berdasarkan manajemen risiko.
(6) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 3
(1) Kantor Pabean sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
melaksanakan:
a. Monitoring umum terkait:
1. Pemantauan atas kegiatan operasional TPB:
2. Analisis dan tindak lanjut atas data
transaksional berdasarkan risk engine seperti
sistem penjaluran dan sistem Transaksi tidak
biasa:
b. Monitoring khusus TPB: dan
Cc. Evaluasi mikro TPB.
(2) KPUBC sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
melaksanakan:
a. Monitoring umum TPB terkait:
1. Pemantauan atas kegiatan operasional TPB:
2. Analisa dan tindak lanjut atas data
berdasarkan risk engine seperti sistem
penjaluran dan sistem transaksi tidak biasa:
b. Monitoring khusus TPB: dan
c. Evaluasi makro TPB secara regional.
(3) Kanwil sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
melaksanakan:
a. Monitoring khusus TPB: dan
b. Evaluasi makro TPB secara regional.
(4) Direktorat yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan melaksanakan:
a. Monitoring khusus TPB: dan
b. Evaluasi makro TPB secara nasional.
(S) Direktorat yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai
melaksanakan Monitoring khusus TPB.

BAB III
MONITORING TPB

Bagian Kesatu
Jenis Monitoring TPB

Pasal 4
Monitoring TPB meliputi:
a. Monitoring umum:
b. Monitoring khusus: dan
Cc. Monitoring mandiri.
-5-

Bagian Kedua
Monitoring Umum

Pasal 5
(1) Monitoring umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a merupakan kegiatan Monitoring yang dilakukan
terhadap kesesuaian pemenuhan ketentuan peraturan
perundang-undangan oleh Penerima Fasilitas TPB.
(2) Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dilakukan terhadap kesesuaian atas pemenuhan
ketentuan:
a. persyaratan dan kriteria perizinan fasilitas TPB:
b. prosedur pemasukan dan pengeluaran barang yang
mendapat fasilitas TPB secara fisik dan
administratif:
C. prosedur pembongkaran, penimbunan, pengolahan,
pencatatan, dan kegiatan Penerima Fasilitas TPB
yang terkait dengan fasilitas TPB:
d. existence, responsibility, nature of business, and
auditability (ERNA),
e. IT Inventory,
closed circuit television (CCTV): dan/atau
ga

prosedur lain sebagaimana diatur dalam ketentuan


peraturan perundang-undangan mengenai TPB.

Pasal 6
Monitoring umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) dilakukan secara:
a. periodik: atau
b. insidental.
(2) Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan paling kurang 1 (satu) kali dalam 1
(satu) bulan untuk setiap Penerima Fasilitas TPB
bersamaan dengan kegiatan pelayanan dan pengawasan
terhadap Penerima Fasilitas TPB,
(3) Kewajiban melaksanakan Monitoring umum kepada
setiap Penerima Fasilitas TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dikecualikan terhadap Penerima Fasilitas
TPB yang ditetapkan sebagai penyelenggara Penerima
Fasilitas TPB.
(4) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
berlaku untuk penyelenggara yang sekaligus juga
bertindak sebagai pengusaha Penerima Fasilitas TPB.
(5) Pelaksanaan Monitoring umum secara insidental
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan Kepala KPUBC
atau Kepala Kantor Pabean berdasarkan manajemen
risiko.
(6) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat
(5)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf B yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(7) Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) )
dilakukan berdasarkan Data Monev dan /atau informasi
lainnya yang diperoleh dari:
a. SKP:
-6-

b. IT Inventory:
c. closed circuit television (CCTV),
d. data transaksi tidak biasa (trantib):
e. data perizinan, dan/atau
f. ' sumber informasi lain.
(8) Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Kepala. KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean dengan menugaskan:
a. unit pelayanan kepabeanan dan cukai yang bertugas
melakukan pelayanan dan pengawasan di TPB
termasuk TPB yang mempunyai layanan mandiri:
dan
b. “unit pengawasan yang bertugas mengawasi IT
Inventory dan/atau closed circuit television (CCTV)
melalui ruang kendali (monitoring room),
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai uraian jabatan.
(9) Monitoring umum TPB yang dilaksanakan oleh unit
pelayanan kepabeanan dan cukai sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) huruf a dilakukan sesuai pedoman
sebagaimana tercantum dalam:
a. Lampiran I huruf A butir 1: atau
b. Lampiran I huruf A butir 2, dalam hal dilakukan
terhadap TPB yang melakukan pelayanan mandiri,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
(10) Monitoring umum TPB yang dilaksanakan oleh unit
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf
b dilakukan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf A butir 3 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(11) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean dapat
menambahkan daftar pertanyaan dalam pedoman
Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
dan (10) berdasarkan kondisi dan karakteristik masing-
masing kantor.
(12) Penambahan daftar pertanyaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (11) dengan memperhatikan kebutuhan dan
kemudahan.

Pasal 7
(1) Hasil pelaksanaan Monitoring umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6. ayat (8) dituangkan dalam
laporan Monitoring umum TPB.
(2) Laporan Monitoring umum TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala KPUBC atau
Kepala Kantor Pabean melalui unit terkait setiap:
a. 1 (satu) bulan sekali atas pelaksanaan pada bulan
berjalan yang dilaporkan paling lambat setiap
tanggal 5 bulan berikutnya, dalam hal Monitoring
umum dilaksanakan oleh Pejabat Bea dan Cukai
unit pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat (8) huruf a:
-7-

b. adanya informasi yang perlu ditindaklanjuti, dalam


hal Monitoring umum TPB dilaksanakan oleh
Pejabat Bea dan Cukai unit pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (8) huruf
b: dan
c. dilaksanakannya Monitoring umum secara
insidental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) huruf b.
(3) Laporan Monitoring umum TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digunakan Kepala KPUBC atau Kepala
Kantor Pabean sebagai dasar:
a. konfirmasi kepada Penerima Fasilitas TPB untuk
dilakukan penyesuaian atau perbaikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
b. penerbitan rekomendasi surat tugas pelaksanaan
Monitoring khusus TPB,
C. penerbitan rekomendasi tidak dilayaninya akses SKP
atas pemasukan barang dengan fasilitas TPB:
d. penerbitan rekomendasi pelaksanaan evaluasi
dampak ekonomi secara mikro:
e. penerbitan rekomendasi pembekuan terhadap izin
TPB, dan/atau
i. penerbitan rekomendasi lain.
(4) Laporan Monitoring umum TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a menggunakan contoh format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf A butir
4 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.

Bagian Ketiga
Monitoring Khusus

Paragraf 1
Umum

Pasal 8
(1) Monitoring khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b merupakan kegiatan Monitoring dengan tujuan
khusus tertentu yang dilakukan oleh:
a. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan:
b. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
Cc. Kepala Kanwil:
d. Kepala KPUBC, dan/atau
€. Kepala Kantor Pabean.
(2) Monitoring khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pemeriksaan sewaktu-waktu:
b. pemeriksaan sederhana: dan/atau
C. penelitian mendalam.
(3) Sumber data pelaksanaan Monitoring khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Data Monev:
- 8 -

b. informasi dari hasil Monitoring umum yang


dilakukan masing-masing unit sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi,
Cc. informasi dari pihak eksternal terutama terkait
dengan pelanggaran di bidang fasilitas kepabeanan:
dan/atau
d. data terkait lain.
(4) Monitoring khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara insidental berdasarkan:
a. hasil rekomendasi Monitoring umum:
b. rekomendasi lain dari internal dan/atau eksternal:
dan/atau
Cc. informasi lain,
dengan mempertimbangkan manajemen risiko.
(S) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf C yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(6) Monitoring khusus yang dilakukan oleh Direktur yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
kepabeanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a terkait dengan efektifitas pemberian fasilitas
kepabeanan.
(7) Monitoring khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf B butir 1 dan dilaporkan
menggunakan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf B butir 2 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Pasal 9
(1) Monitoring khusus TPB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) merupakan kegiatan pemeriksaan yang
dilakukan oleh tim Monitoring khusus berdasarkan surat
tugas yang ditandatangani oleh:
a. Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan:
b. Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
Cc. Kepala Kanwil:
d. Kepala KPUBC: atau
e. Kepala Kantor Pabean.
(2) Dalam melaksanakan Monitoring khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Direktur yang memiliki tugas
dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang
memiliki tugas dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
atau Kepala Kantor Pabean dapat membentuk tim
Monitoring khusus.
(3) Tim Monitoring khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat terdiri atas pejabat dan/atau pegawai bea
dan cukai pada:
a. unit pelayanan kepabeanan dan cukai di Kanwil,
KPUBC, dan/atau Kantor Pabean:
-9-

b. unit pengawasan di Kanwil, KPUBC, dan/atau


Kantor Pabean: dan/atau
c. “unit lain berdasarkan pertimbangan Direktur
Jenderal atau Direktur yang memiliki tugas pokok
dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan dan/atau
di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor
Pabean.
(4) Surat tugas Monitoring khusus TPB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 20 (dua
puluh) hari kerja.
(5) Dalam hal Monitoring khusus TPB sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) belum selesai, surat tugas
Monitoring khusus TPB dapat diperpanjang sebanyak 1
(satu) kali untuk paling lama 10 (sepuluh) hari kerja.
Perpanjangan surat tugas Monitoring khusus TPB
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diajukan kepada
penerbit surat tugas paling lambat 2 (dua) hari kerja
sebelum surat tugas Monitoring khusus TPB berakhir.
(7) Monitoring khusus TPB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) huruf d dan e, dilaksanakan oleh KPUBC
atau Kantor Pabean minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan untuk paling sedikit 1 (satu) Penerima Fasilitas
TPB di bawah pengawasannya.
(8) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean dapat
menetapkan pelaksanaan Monitoring khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tidak dilakukan
dengan mempertimbangkan manajemen risiko.
(9) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(10) Monitoring khusus TPB sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan ruang kendali (monitoring room).
(11) Surat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (6):
a. ditembuskan kepada Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
kepabeanan dan Direktur yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi di bidang audit kepabeanan dan
cukai:
b. ditembuskan kepada Kepala Kanwil, Kepala KPUBC
atau Kepala Kantor Pabean terkait dalam hal
Monitoring khusus merupakan tindak lanjut dari.
rekomendasi Monitoring khusus yang dilakukan
oleh Kepala Kanwil. Kepala KPUBC atau Kepala
Kantor Pabean: dan
C. disusun sesuai contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf C butir 1 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.

Pasal 10
(1) Tim Monitoring khusus TPB sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (2) harus membuat laporan
-10-

Monitoring khusus TPB kepada Pejabat Bea dan Cukai


yang menerbitkan surat tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1), paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah Monitoring khusus TPB selesai dilaksanakan.
(2) Laporan Monitoring khusus TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digunakan sebagai dasar:
a. asistensi atau pembinaan terhadap Penerima
Fasilitas TPB:
b. penerbitan rekomendasi penagihan atas kekurangan
Bea Masuk, PDRI, dan/atau pengenaan sanksi.
administrasi berupa denda:
Cc. penagihan atas kekurangan Bea Masuk, PDRI,
dan/atau pengenaan sanksi administrasi berupa
denda:
d. penerbitan rekomendasi pembekuan izin TPB:
e. penerbitan rekomendasi pencabutan izin TPB:
f. penerbitan rekomendasi penelitian kepada unit
pengawasan:
g. penerbitan rekomendasi dilakukan pemeriksaan
oleh Direktorat Jenderal Pajak:
h. penerbitan rekomendasi perubahan Data Monev
pada SKP:
i. penerbitan rekomendasi dilakukan Monitoring
khusus oleh Kepala Kanwil, Kepala KPUBC
dan/atau Kepala Kantor Pabean yang mengawasi
objek Monitoring khusus lain: dan/atau
j. penerbitan rekomendasi lain.
(3) Penerbitan rekomendasi penagihan atas kekurangan Bea
Masuk, PDRI, dan/atau pengenaan sanksi administrasi
berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b berupa:
a. penerbitan rekomendasi kepada Pejabat Bea dan
Cukai di KPUBC atau Kantor Pabean yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
menerbitkan surat penetapan tarif dan/atau nilai
pabean, dalam hal terdapat temuan tarif dan/atau
nilai pabean dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran
pemberitahuan pabean, dan/atau
b. penerbitan rekomendasi kepada Kepala Kanwil atau
Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di
bidang audit kepabeanan dan cukai untuk
melakukan penelitian ulang dan/atau audit
kepabeanan, dalam hal terdapat temuan tarif
dan/atau nilai pabean yang melebihi jangka waktu
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
pendaftaran pemberitahuan pabean.
(4) Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor
Pabean menerbitkan surat penetapan pabean dan/atau
Surat penetapan sanksi administrasi sebagai dasar
penagihan atas kewajiban pelunasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(S) Laporan Monitoring khusus yang digunakan sebagai
dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i
digunakan dalam hal diperlukan pendalaman terhadap
-11-

objek Monitoring khusus yang berada di luar wilayah


pengawasan penerbit surat tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1).
(6) Laporan Monitoring khusus TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1):
a. ditembuskan kepada Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
kepabeanan,
b. ditembuskan kepada Kepala Kanwil, KPUBC
dan/atau Kantor Pabean terkait dalam hal
diperlukan pendalaman terhadap objek Monitoring
khusus yang berada di luar wilayah pengawasan
penerbit surat tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1): dan
c. disusun menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf C butir 2 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.

Pasal 11
(1) Dalam hal pelaksanaan rekomendasi berupa penerbitan
surat penetapan tarif. dan/atau nilai pabean
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf a
dan b, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Bea Masuk dihitung berdasarkan:
1. nilai pabean dan klasifikasi:
a) yang berlaku pada saat barang impor
dimasukkan ke TPB dan/atau dikeluarkan
dari TPB sesuai ketentuan perundang-
undangan yang mengatur mengenai TPB:
atau
b) hasil penetapan Pejabat Bea dan Cukai
dalam hal terdapat penetapan Pejabat Bea
dan Cukai atas nilai pabean dan/atau
tarif,
2. pembebanan pada saat pemberitahuan pabean
untuk dimasukkan ke TPB dan fatau
dikeluarkan dari TPB:
b. PDRI dihitung berdasarkan:
1. nilai impor yang berlaku pada saat barang
impor dimasukkan ke TPB dan Jatau
dikeluarkan dari TPB: dan
2. tarif pada saat pemberitahuan pabean impor
untuk dipakai didaftarkan: dan
c. nilai dasar perhitungan Bea Masuk menggunakan
nilai kurs yang ditetapkan oleh Menteri pada saat
pemberitahuan pabean untuk dimasukkan ke TPB
dan/atau dikeluarkan dari TPB.
Dalam hal diterbitkan surat penetapan pabean
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4), berlaku
ketentuan sebagai berikut: .
a. Bea Masuk dihitung berdasarkan:
1. nilai barang identik pada pemberitahuan
pabean terakhir dan klasifikasi yang berlaku
pada saat barang impor dimasukkan ke TPB:
dan
-12 -

2. pembebanan yang berlaku atas pemberitahuan


pabean saat laporan Monitoring khusus
diterbitkan,
b. PDRI dihitung berdasarkan:
1. nilai impor pada pemberitahuan pabean
terakhir pada saat barang impor dimasukkan
ke TPB: dan
2. tarif yang berlaku pada saat laporan Monitoring
khusus diterbitkan: dan
c. nilai dasar perhitungan Bea Masuk menggunakan
nilai kurs yang ditetapkan oleh Menteri pada saat
laporan Monitoring khusus diterbitkan.

Paragraf 2
Pemeriksaan Sewaktu-waktu

Pasal 12
(1) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a merupakan pemeriksaan
dalam rangka memastikan kepatuhan atas kebenaran
pemberitahuan pabean, pemberitahuan Cukai, dan
persyaratan yang terkait dengan perizinan TPB atas
pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi pemeriksaan terhadap:
a. kesesuaian pemberitahuan jumlah dan jenis barang
yang mendapat fasilitas TPB:
b. kesesuaian pemberitahuan klasifikasi dan
pembebanan tarif atas barang yang mendapat
fasilitas TPB:
c. kesesuaian pemberitahuan nilai pabean barang atas
barang yang mendapat fasilitas TPB:
d. pemenuhan ketentuan larangan dan/atau
pembatasan atas barang yang mendapat fasilitas
TPB:
e. kesesuaian pencatatan pemasukan, pengeluaran,
dan penimbunan pada TPB:
ii kepatuhan IT Inventory, dan/atau
g. kesesuaian data terkait perizinan TPB.
(3) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan terhadap:
a. Penerima Fasilitas TPB:
b. importir di Pusat Logistik Berikat:
C. eksportir di Pusat Logistik Berikat:
d. tujuan distribusi Gudang Berikat:
e. bursa berjangka dan/atau pasar lelang komoditas di
Pusat Logistik Berikat, dan/atau
f. penyedia platform e-commerce di Pusat Logistik
Berikat.
(4) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat dilakukan melalui:
a. e-Monitoring, dan/atau
b. Pekerjaan Lapangan.
(5) Pekerjaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf b dapat berupa:
a. pemeriksaan fisik barang: dan/atau
-13-

b. pengambilan contoh barang (sampel) untuk


dilakukan pengujian laboratoris.
(6) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf D yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(7) Dalam hal dilakukan pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dan d, harus melibatkan
Pejabat Bea dan Cukai di KPUBC atau Kantor Pabean
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
menerbitkan surat penetapan tarif dan/atau nilai
pabean.

Pasal 13
(1) e-Monitoring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(4) huruf a meliputi pemeriksaan terhadap:
a. keandalan sistem pengendalian internal (SPI) IT
Inventory Penerima Fasilitas TPB:
b. kesesuaian jumlah dan validitas dokumen antara
Data Monev pada SKP dengan IT Inventory:
Cc. kesesuaian jumlah barang per dokumen antara Data
Monev pada SKP dengan IT Inventory:
d. kesesuaian waktu pencatatan pemasukan barang
antara Data Monev pada SKP dengan IT Inventory:
dan/atau
e. uji lain yang ditetapkan berdasarkan manajemen
risiko.
(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(3) Dalam pelaksanaan e-Monitoring sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
pengawasan kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil,
Kepala KPUBC, dan/atau Kepala Kantor Pabean:
a. menentukan periode waktu pemeriksaan
berdasarkan tanggal daftar dokumen kepabeanan,
b. mengunduh data pada SKP sesuai periode waktu
pemeriksaan,
Cc. memeriksa validitas akses IT Inventory Penerima
Fasilitas TPB:
d. mengunduh data IT Inventory Penerima Fasilitas
TPB:
e. melakukan cleansing data pada IT Inventory untuk
disesuaikan dengan data pada SKP: dan
f. ' melakukan pengujian data sesuai ayat (1).
(4) Periode waktu pemeriksaan e-Monitoring sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a paling singkat 1 (satu)
bulan dan paling lama 2 (dua) tahun terakhir dari
tanggal pelaksanaan e-Monitoring.
(S) Hasil pengolahan data e-Monitoring dapat digunakan
sebagai:
-14-

a. alat analisis yang dilaporkan kepada Kepala Kantor


Pabean sebagai basis data (database) peta risiko
pengawasan di TPB, atau
b. sumber data untuk pelaksanaan Monitoring khusus
lain.
(6) e-Monitoring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(4) huruf a, dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf E butir 1 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
(7) Laporan e-Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat
(S5) huruf a menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf E butir 2 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.

Pasal 14
(1) Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (5) huruf a dilakukan dengan:
a. tingkat pemeriksaan tertentu berdasarkan
manajemen risiko: dan
b. didampingi oleh pihak Penerima Fasilitas TPB.
(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf F yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(3) Pengambilan contoh barang (sampel) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5) huruf b dilakukan
dengan:
a. berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan: dan
b. didampingi oleh pihak Penerima Fasilitas TPB.
(4) Dalam hal pemeriksaan fisik barang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memerlukan peralatan dan/atau
keahlian khusus, Penerima Fasilitas TPB wajib
menyediakan peralatan dan/atau tenaga ahli.
(S) Hasil pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan/atau pengambilan contoh barang
(sampel) sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dituangkan dalam berita acara.
(6) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf F dan huruf G yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Pasal 15
(1) Pengujian laboratoris terhadap contoh barang (sampel)
yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(S) huruf b dilakukan di laboratorium Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
(2) Dalam hal pengujian laboratoris sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dapat dilakukan di laboratorium
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktur yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
-15 -

kepabeanan, Direktur yang mempunyai tugas pokok dan


fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, dan/atau Kepala Kantor
Pabean, dapat melakukan pengujian laboratoris di
laboratorium lain.
(3) Atas barang yang dilakukan pengujian laboratoris
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
terhadap seluruh barang yang diberitahukan dalam 1
(satu) pemberitahuan pabean yang sama, tidak dapat
dikeluarkan dari TPB sampai dengan hasil uji
laboratorium diterima oleh Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan,
Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai, Kepala
Kanwil, Kepala KPUBC, dan/atau Kepala Kantor Pabean.
(4) Dalam hal diperlukan, Penerima Fasilitas TPB dapat
mengeluarkan barang yang sedang diuji laboratoris
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) setelah
mendapat persetujuan dari Kepala KPUBC atau Kepala
Kantor Pabean.
(S) Pengambilan sampel untuk pengujian laboratoris
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuatkan berita
acara menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf G yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur.
Jenderal ini.

Pasal 16
Untuk mendapatkan persetujuan pengeluaran barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4),
Penerima Fasilitas TPB mengajukan permohonan
pengeluaran barang kepada Kepala KPUBC atau Kepala
Kantor Pabean secara tertulis menggunakan contoh
format sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Monitoring dan
Evaluasi Terhadap Penerima Fasilitas TPB.
(2) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean melakukan
penelitian dan memberikan persetujuan atau penolakan
atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah surat
permohonan diterima secara lengkap.
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan manajemen risiko.
(4) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf G yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(5) Format persetujuan atau penolakan Kepala KPUBC atau
Kepala Kantor Pabean sebagaimana dimaksud ayat (2)
menggunakan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf H yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini
-16 -

Paragraf 3
Pemeriksaan Sederhana

Pasal 17
(1) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) huruf b merupakan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan Penerima Fasilitas TPB atas
pertanggungjawaban bahan dan/atau barang yang
seharusnya berada di TPB berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi pemeriksaan terhadap:
a. nilai Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan PPN atau PPN
dan PPnBM atas saldo bahan dan/atau barang yang
mendapat fasilitas TPB:
b. kewajaran jumlah pemakaian bahan baku dan
bahan penolong yang mendapat fasilitas TPB serta
pengujian konversi yang disusun oleh Penerima
Fasilitas TPB:
c. kesesuaian antara pencatatan barang yang
mendapat fasilitas TPB dalam IT Inventory dengan
persediaan fisik barang yang mendapat fasilitas TPB:
dan/atau
d. kesesuaian serta ketertelusuran (traceability) atas
bahan dan/atau barang yang dilakukan subkontrak
kepada penerima subkontrak.
(3) Dalam hal izin TPB akan dicabut, terhadap Penerima
Fasilitas TPB tersebut dilakukan pemeriksaan sederhana
oleh Kepala Kantor Pabean yang mengawasi.
(4) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan terhadap:
a. Penerima Fasilitas TPB:
b. bursa berjangka dan/atau pasar lelang komoditas di
Pusat Logistik Berikat:
Cc. penyedia platform e-commerce di Pusat Logistik
Berikat, dan/atau
d. penerima subkontrak atau pengeluaran sementara
dari TPB ke tempat lain dalam daerah pabean atas
kegiatan subkontrak yang diterima dari Penerima
Fasilitas TPB.
(5) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat dilakukan melalui Pekerjaan Lapangan.
(6) Pekerjaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dapat berupa pencacahan barang. |
(7) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Pasal 18
(1) Pencacahan barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (6) dilakukan dengan:
a. tingkat pencacahan tertentu berdasarkan
manajemen risiko: dan
b. didampingi oleh pihak Penerima Fasilitas TPB.
- 17 -

(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf H yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(3) Dalam hal pencacahan barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memerlukan peralatan dan/atau keahlian
khusus, Penerima Fasilitas TPB wajib menyediakan
peralatan dan/atau tenaga ahli.
(4) Hasil pencacahan barang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan dalam berita acara.
(S) Berita acara pencacahan barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf J yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Paragraf 4
Penelitian Mendalam

Pasal 19
Penelitian mendalam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) huruf c merupakan analisis atas data
yang diperoleh berdasarkan informasi yang berasal dari
kegiatan Monitoring umum, pemeriksaan sewaktu-
waktu, dan/atau pemeriksaan sederhana sebagai
indikasi terjadinya penyalahgunaan fasilitas TPB yang
perlu ditindaklanjuti guna diolah lebih lanjut sebagai
bahan pengambilan keputusan.
(2) Penelitian mendalam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. analisis atas hasil Monitoring umum, pemeriksaan
sewaktu-waktu, dan/atau pemeriksaan sederhana
sebagai informasi indikasi terjadinya
penyalahgunaan fasilitas TPB: dan/atau
b. analisis dan kegiatan lainnya.
(3) Penelitian mendalam sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan terhadap:
Penerima Fasilitas TPB:
pp

importir di Pusat Logistik Berikat:


eksportir di Pusat Logistik Berikat:
bursa berjangka dan/atau pasar lelang komoditas di
2.

Pusat Logistik Berikat:


e. penyedia platform e-commerce di Pusat Logistik
Berikat: dan/atau
f. ' penerima subkontrak dan pengeluaran sementara
dari TPB ke tempat lain dalam daerah pabean.
(4) Penelitian mendalam sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilakukan melalui Pekerjaan Lapangan.
(S) Pekerjaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dapat berupa:
a. pencacahan barang,
b. pemeriksaan fisik barang:
Cc. penyegelan barang.
-18-

d. pemeriksaan hasil rekaman closed circuit television


(CCTV) atas kegiatan pemasukan dan pengeluaran
barang,
pemeriksaan pencatatan dan pembukuan, dan/atau

m0
pelacakan segel elektronik (tracking e-seal) dan
perbandingan data berat kontainer di pelabuhan
muat atau bongkar.
(6) Kegiatan penelitian mendalam sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf K yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Pasal 20
(1) Pencacahan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal.
19 ayat (5) huruf a dan/atau pemeriksaan fisik barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (5) huruf b
dilakukan dengan:
a. tingkat pencacahan dan/atau pemeriksaan tertentu
berdasarkan manajemen risiko: dan
b. didampingi oleh pihak Penerima Fasilitas TPB.
(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf H yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(3) Dalam hal pencacahan barang dan/atau pemeriksaan
fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memerlukan
peralatan dan/atau keahlian khusus, Penerima Fasilitas
TPB wajib menyediakan peralatan dan fatau tenaga ahli.
(4) Hasil pencacahan barang dan/atau pemeriksaan fisik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
berita acara.
(S5) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
menggunakan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf J dan huruf F yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Bagian Keempat
Monitoring Mandiri

Pasal 21
(1) Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf c merupakan Monitoring yang dilakukan secara
mandiri oleh Penerima Fasilitas TPB sebagai bentuk
pertanggungjawaban dan pelaporan atas fasilitas TPB
yang diterima.
(2) Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan terhadap:
a. kesesuaian antara persediaan barang dalam sistem
pencatatan persediaan barang perusahaan dengan
pencatatan persediaan pada IT Inventory:
b. kesesuaian antara pemberitahuan pabean dengan
pencatatan persediaan pada IT Inventory: dan /atau
-19-

c. hal-hal lain yang menurut pertimbangan


penanggung jawab Penerima Fasilitas TPB perlu
dilaporkan sebagai bentuk koreksi, penyampaian
informasi prestasi kinerja, dan/atau hambatan
Penerima Fasilitas TPB.
(3) Pelaksanaan Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan paling banyak 6 (enam) kali
dalam 1 (satu) tahun. :
(4) Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf L butir 1 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Pasal 22
(1) Pelaksanaan Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1) diberikan kepada Penerima
Fasilitas TPB secara selektif berdasarkan manajemen
risiko.
(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. telah berstatus sebagai operator ekonomi
bersertifikat atau Authorized Economic Operator
(AEO),
b. telah ditetapkan sebagai Kawasan Berikat mandiri:
Cc. mendapatkan rekomendasi dari:
1) auditor pada direktorat yang memiliki tugas
pokok dan fungsi di bidang audit kepabeanan dan
cukai atau Kanwil, atau
2) pejabat di lingkungan KPUBC atau Kantor Pabean
yang memiliki sertifikasi dan kualifikasi sebagai
auditor atas uji penilaian sistem pengendalian
internal (SPI) Penerima Fasilitas TPB: dan fatau
d. memiliki kategori layanan hijau dengan komponen
rekam jejak minimal 80 (delapan puluh).
(3) Kepala KPUBC atau Kantor Pabean menetapkan
pemberian izin Monitoring mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Penerima Fasilitas TPB
setelah dipenuhinya ketentuan yang telah ditetapkan.
(4) Untuk mendapatkan rekomendasi dari auditor
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat
dilakukan dengan cara:
a. hasil pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai yang
menyatakan bahwa sistem pengendalian internal
(SPI) perusahaan telah baik: atau
b. mengajukan pengujian sistem pengendalian internal
(SPI) Penerima Fasilitas TPB kepada auditor pada
direktorat yang memiliki tugas pokok dan fungsi di
bidang audit kepabeanan dan cukai atau Kanwil
atau pejabat di lingkungan KPUBC dan Kantor
Pabean yang memiliki sertifikasi dan kualifikasi
sebagai auditor.
(S) Kegiatan pengujian sistem pengendalian internal (SPI)
Penerima Fasilitas TPB sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf b dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf L butir 2 yang
- 20 -

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan


Direktur Jenderal ini.
(6) Untuk mendapatkan data sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean mengajukan permohonan kepada Direktur yang
memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
kepabeanan menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf L butir 3 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
(7) Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan menyampaikan jawaban paling lama
3 (tiga) hari kerja setelah permohonan data sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) diterima.
Jawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
menggunakan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf L butir 4 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Pasal 23
(1) Untuk dapat melakukan Monitoring mandiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1),
Penerima Fasilitas TPB mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Monitoring dan Evaluasi Terhadap
Penerima Fasilitas TPB.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus:
a. dilampiri dengan nama anggota tim Monitoring
mandiri: dan
b. dicantumkan jangka waktu pelaksanaan Monitoring
mandiri.
(3) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean melakukan
penelitian dan memberikan persetujuan atau penolakan
atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
surat permohonan diterima secara lengkap.
(4) Persetujuan Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
surat persetujuan.
(S) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
dicabut:
a. berdasarkan permohonan perusahaan: atau
b. dengan keputusan Kepala KPUBC atau Kepala
Kantor Pabean berdasarkan hasil evaluasi
Monitoring mandiri.
Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf L butir 5 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
- 21-

Pasal 24
Hasil pelaksanaan Monitoring mandiri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dituangkan dalam
laporan Monitoring mandiri dengan menggunakan contoh
format sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Monitoring dan
Evaluasi terhadap Penerima Fasilitas TPB.
(2) Laporan Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus disampaikan paling lama lambat 15
(lima belas) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan
Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2) huruf b kepada Kepala KPUBC atau
Kepala Kantor Pabean dilampiri dengan bukti pendukung
yang relevan.
(3) Dalam hal Penerima Fasilitas TPB mengalami kendala
dalam pelaksanaan Monitoring mandiri, Penerima
Fasilitas TPB dapat meminta asistensi kepada Kepala
KPUBC dan/atau Kepala Kantor Pabean.

Pasal 25
(1) Atas penyampaian laporan Monitoring mandiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2), Kepala
KPUBC atau Kepala Kantor Pabean melakukan penelitian
dan memberikan keputusan dalam jangka waktu paling .
lambat 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak laporan
hasil pelaksanaan Monitoring mandiri diterima lengkap.
(2) Dalam hal diperlukan Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean dapat meminta Penerima Fasilitas TPB untuk
memaparkan dan menjelaskan Laporan Monitoring
Mandiri.
(3) Keputusan atas laporan Monitoring mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. menyetujui:
b. menyetujui sebagian: atau
c. menolak seluruhnya.
(4) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean menyetujui
sebagian atau menolak seluruhnya atas Laporan
Monitoring mandiri dalam hal:
a. hasil penelitian menunjukkan Data Monev dan
informasi yang disampaikan dalam laporan
Monitoring mandiri tidak sesuai:
b. terdapat indikasi manipulasi Data Monev, dan/atau
Cc. kesalahan yang dilaporkan dalam Monitoring.
mandiri tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Keputusan atas laporan Monitoring mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menggunakan contoh format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf L butir
6 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 26
(1) Laporan Monitoring mandiri yang telah diberikan
keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(3) dapat digunakan sebagai dasar:
- 29-

penyesuaian Data Monev pada SKP dan/atau IT


Inventory,
perbaikan pemenuhan persyaratan TPB:
penerbitan penagihan Bea Masuk, Cukai, dan PDRI
serta sanksi administrasi berupa denda: dan/atau
penerbitan rekomendasi pelaksanaan Monitoring
khusus dalam hal hasil Monitoring mandiri perlu
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
(2) Dalam hal dalam laporan Monitoring mandiri yang telah
diberikan keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
25 ayat (3) ditemukan adanya selisih kurang barang yang
seharusnya berada di TPB, terhadap barang yang
seharusnya berada di TPB:
a. musnah tanpa sengaja, atas selisih kurang tersebut:
1. tidak ditagih Bea Masuk, Cukai, dan PDRI: dan
2. dilakukan penyesuaian pencatatan dalam IT
Inventory.
dapat dipertanggungjawabkan dan timbulnya selisih
kurang bukan karena kelalaian, dan kesengajaan,
serta tidak terdapat dugaan adanya tindak pidana
kepabeanan dan/atau cukai oleh Penerima Fasilitas
TPB, atas selisih kurang tersebut:
1. ditagih Bea Masuk, Cukai, dan PDRI tanpa
dikenakan sanksi administrasi berupa denda:
dan
2. dilakukan penyesuaian pencatatan dalam IT
Inventory, dan/atau
tidak dapat dipertanggungjawabkan dan timbulnya
selisih kurang tersebut karena kelalaian,
kesengajaan, dan/atau terdapat dugaan adanya
tindak pidana kepabeanan dan/atau Cukai oleh
Penerima Fasilitas TPB, atas selisih kurang tersebut:
1. ditagih Bea Masuk, Cukai, dan PDRI serta
dikenakan sanksi administrasi berupa denda:
2. terhadap barang kena Cukai dikenakan sanksi
administrasi berupa denda sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang Cukai:
3. dilakukan penyesuaian pencatatan dalam IT
Inventory, dan/atau
4. dilakukan penelitian atas dugaan adanya
tindak pidana.
(3) Dalam hal dalam laporan Monitoring mandiri yang telah
diberikan keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
25 ayat (3) ditemukan adanya selisih lebih barang yang
seharusnya berada di TPB, atas selisih lebih tersebut:
a. dapat dipertanggungjawabkan dan timbulnya selisih
lebih bukan karena kelalaian, dan kesengajaan,
serta tidak terdapat dugaan adanya tindak pidana
kepabeanan dan/atau Cukai oleh Penerima Fasilitas
TPB, atas selisih lebih tersebut dilakukan
penyesuaian pencatatan dalam IT Inventory: atau
tidak dapat dipertanggungjawabkan dan timbulnya
selisih lebih tersebut karena kelalaian, kesengajaan,
dan/atau terdapat dugaan adanya tindak pidana
kepabeanan dan/atau Cukai oleh Penerima Fasilitas
-23-

TPB, atas selisih lebih tersebut dilakukan


penanganan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Selisih kurang barang yang seharusnya berada di TPB
yang musnah tanpa sengaja sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a merupakan selisih kurang yang
terjadi akibat:
a. penguapan atau penyusutan wajar karena
perubahan suhu, kelembaban udara, dan/atau
sejenisnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan/atau
b. keadaan kahar (force majeure) yang dibuktikan
dengan keterangan dari:
1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam
hal terjadi bencana alam:
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia minimal
setingkat Kepolisian Resor, dalam hal terjadi
huru-hara, kebakaran, dan/atau kecelakaan
darat yang menyatakan bahwa kondisi tersebut
terjadi diluar kemampuannya: atau
3.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi,
dalam hal kecelakaan laut atau udara.
(S) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean menerbitkan
surat penetapan pabean dan/atau surat penetapan
sanksi administrasi sebagai dasar penagihan atas
kewajiban pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, ayat (2) huruf b angka 1, dan ayat (2) huruf c
angka 1 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(6) Surat penetapan pabean sebagaimana dimaksud pada
ayat (S5), perhitungan Bea Masuk, PDRI dan nilai dasar
perhitungan Bea Masuk sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).

BAB IV
EVALUASI TPB

Bagian Kesatu
Jenis Evaluasi

Pasal 27
Evaluasi TPB meliputi:
a. Evaluasi mikro: dan
b. Evaluasi makro.

Bagian Kedua
Evaluasi Mikro

Pasal 28
(1) Evaluasi mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
huruf a merupakan Evaluasi yang dilaksanakan secara
periodik oleh Kepala Kantor Pabean terhadap kelayakan
pemberian fasilitas TPB kepada Penerima Fasilitas TPB.
- 24-

(2) Evaluasi mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan oleh Kepala Kantor Pabean dengan
membentuk tim Evaluasi mikro TPB berdasarkan surat
keputusan Kepala Kantor Pabean.
(3) Evaluasi mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara periodik setiap 6 (enam) bulan
sekali atas periode penilaian bulan Januari sampai
dengan bulan Juni dan atas periode penilaian bulan Juli
sampai dengan Desember pada tahun berjalan.
(4) Tim Evaluasi mikro TPB sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terdiri atas Pejabat Bea dan Cukai pada:
a. unit pelayanan kepabeanan dan cukai:
b. unit pengawasan, dan/atau
C. unit lain dengan pertimbangan Kepala Kantor
Pabean.
(S) Evaluasi mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi analisis atas:
a. hasil Monitoring umum, hasil Monitoring khusus,
dan/atau laporan Monitoring mandiri:
b. rekomendasi atas laporan hasil audit kepabeanan
dan/atau Cukai:
Cc. rekomendasi atau permintaan untuk melakukan
evaluasi dari aparat pemeriksa fungsional:
d. tingkat partisipasi Penerima Fasilitas TPB dalam
program Direktorat Jenderal Bea dan Cukai:
e. capaian kinerja setiap Penerima Fasilitas TPB:
f. capaian kinerja setiap fasilitas TPB di wilayah
pengawasan:
g. laporan keuangan Penerima Fasilitas TPB, dan/atau
h. informasi lain, seperti profil layanan TPB.

Pasal 29
(1) Tim Evaluasi mikro TPB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (4) menyampaikan laporan Evaluasi mikro
TPB kepada Kepala Kantor Pabean.
(2) Laporan Evaluasi mikro TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat digunakan Kepala Kantor Pabean
sebagai dasar:
a. pelaksanaan asistensi dan/atau pembinaan
Penerima Fasilitas TPB:
b. tidak dilayaninya akses SKP atas pemasukan barang
dengan fasilitas TPB:
C. rekomendasi pembekuan izin TPB:
d. rekomendasi pencabutan izin TPB:
e. rekomendasi perubahan dan/atau penyempurnaan
ketentuan peraturan perundang-undangan:
f. ' pemberian penghargaan kepada Penerima Fasilitas
TPB:
g. pemberian penilaian untuk pemutakhiran kategori
layanan TPB:
h. penetapan pola pelayanan dan pengawasan TPB:
rekomendasi penelitian kepada unit pengawasan:
-.

dan/atau
j. rekomendasi audit kepabeanan dan /atau Cukai.
(3) Kepala Kantor Pabean menyampaikan hasil Evaluasi
mikro TPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada
- 25-

kepala Kanwil pada bulan Juli tahun berjalan dan pada


bulan Januari tahun berikutnya.
(4) Laporan Evaluasi mikro TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf M yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Bagian Ketiga
Evaluasi Makro TPB Pada Kanwil atau KPUBC

Pasal 30
(1) Evaluasi makro TPB pada Kanwil atau KPUBC
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b
merupakan penilaian mengenai dampak dan efektivitas
kebijakan pemberian fasilitas TPB yang dilaksanakan
oleh Kepala Kanwil atau Kepala KPUBC.
Evaluasi makro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Kepala Kanwil atau Kepala KPUBC
dengan membentuk tim Evaluasi makro TPB
berdasarkan surat keputusan Kepala Kanwil atau Kepala
KPUBC.
(3) Evaluasi makro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara periodik setiap 6 (enam) bulan
sekali atas periode penilaian bulan Januari sampai
dengan bulan Juni dan atas periode penilaian bulan Juli
sampai dengan Desember pada tahun berjalan.

Pasal 31
(1) Evaluasi makro TPB yang dilakukan oleh Kepala Kanwil
atau Kepala KPUBC sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 ayat (1) meliputi analisis atas:
a. laporan hasil Evaluasi mikro sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 ayat (2):
b. rekomendasi atas laporan hasil audit kepabeanan
dan/atau Cukai:
Cc. rekomendasi dari aparat pemeriksa fungsional,
d. efektivitas implementasi ketentuan peraturan
perundangan-perundangan mengenai TPB:
e. dampak ekonomi dari pemberian fasilitas TPB di
wilayah pengawasannya: dan fatau
f. analisis atas informasi lain yang dipandang perlu
berdasarkan pertimbangan Kepala Kanwil atau
Kepala KPUBC.
Hasil pelaksanaan Evaluasi makro sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam laporan
Evaluasi makro TPB.
Laporan Evaluasi makro sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) digunakan Kepala Kanwil atau Kepala
KPUBC
sebagai dasar:
a. usulan perubahan atau perbaikan kebijakan terkait
TPB:
b. hasil pengukuran dampak ekonomi di wilayah
pengawasannya, dan/atau
Cc. hasil evaluasi lain terkait kinerja pelayanan dan.
pengawasan TPB di wilayah pengawasannya.
- 26 -

(4) Pengumpulan data terkait dampak ekonomi dari


pemberian fasilitas TPB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e disampaikan bersamaan dengan
penyampaian Evaluasi makro TPB yang dilaporkan pada
bulan Agustus.
(S) Pengumpulan data terkait dampak ekonomi dari
pemberian fasilitas TPB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e dilakukan melalui koordinasi dengan
Kantor Pabean untuk memberikan kuesioner kepada
perusahaan yang mendapat fasilitas TPB yang berada di
bawah pengawasannya dengan menggunakan pedoman
dan contoh format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I huruf N butir 1 dan butir 2 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(6) Atas laporan Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Kepala KPUBC atau Kepala Kanwil
menyampaikan hasil Evaluasi makro TPB kepada
Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan pada bulan Agustus tahun berjalan
dan pada bulan Februari tahun berikutnya.
(7) Laporan Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf O butir 1 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.

Bagian Keempat
Evaluasi Makro TPB pada Direktorat yang Mempunyai Tugas
Pokok dan Fungsi di Bidang Fasilitas Kepabeanan

Pasal 32
(1) Evaluasi makro TPB pada Direktorat yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan
merupakan penilaian mengenai dampak dan efektivitas
kebijakan pemberian fasilitas TPB secara nasional yang
dilaksanakan oleh tim Evaluasi makro TPB.
(2) Tim Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibentuk berdasarkan surat keputusan Direktur
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan.
(3) Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan secara periodik setiap 1 (satu) tahun
sekali atas periode penilaian bulan Januari sampai
dengan bulan Desember.
(4) Evaluasi makro TPB yang dilakukan Direktur yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
kepabeanan meliputi analisis atas:
a. laporan hasil Evaluasi makro TPB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2):
b. rekomendasi atas laporan hasil audit kepabeanan
dan/atau Cukai:
Cc. rekomendasi dari aparat pemeriksa fungsional:
d. hasil evaluasi dari Direktur Jenderal atau Pejabat
Bea dan Cukai yang ditunjuk,
- 27-

e. dampak ekonomi dari pemberian fasilitas TPB


secara nasional:
I. efektivitas implementasi ketentuan peraturan
perundangan-undangan mengenai TPB secara
nasional, dan/atau
g. informasi lain yang dipandang perlu berdasarkan
pertimbangan Direktur yang memiliki tugas pokok
dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan.
(S5) Dalam penyusunan dan pelaksanaan dampak ekonomi
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf e, Direktur
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan melakukan kegiatan meliputi:
a. perencanaan dan penyusunan anggaran kegiatan,
b. penyiapan kuesioner dampak ekonomi:
c. koordinasi dengan Kanwil, KPUBC, dan Kantor
Pabean terkait penyampaian dan pengumpulan data
kuesioner kepada Penerima Fasilitas TPB: dan/atau
d. koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait
dalam hal pengolahan, pelaporan, dan/atau
publikasi data dampak ekonomi.

Pasal 33
(1) Tim Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (2) menyampaikan laporan Evaluasi makro
TPB kepada Direktur Jenderal pada bulan Maret tahun
berjalan.
(2) Tindak lanjut dari Evaluasi makro TPB sebagaimana
dimaksud Pasal 32 ayat (1) dapat berupa:
a. capaian kinerja Penerima Fasilitas TPB secara
nasional,
b. laporan kepatuhan Penerima Fasilitas TPB secara
nasional:
c. efektivitas implementasi kebijakan di bidang fasilitas
kepabeanan,
d. publikasi hasil dampak ekonomi pemberian fasilitas
TPB,
e. rekomendasi penyempurnaan peraturan perundang-
undangan, dan/atau
f. rekomendasi lain, seperti perbaikan persyaratan
profiling TPB.
(3) Laporan Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menggunakan contoh format sebagaimana .
tercantum dalam Lampiran I huruf O butir 2 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.

BAB V
KEPATUHAN PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 34
(1) Dalam rangka pelaksanaan Monitoring dan/atau
Evaluasi TPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
- 28 -

(1), Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di


bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
dan/atau Kepala Kantor Pabean dapat:
a. meminta Data Monev:
b. meminta dokumen laporan keuangan, Surat.
Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak, buku, catatan,
dan dokumen yang menjadi bukti dasar
pembukuan,
C. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari
Penerima Fasilitas TPB dan/atau pihak lain yang
terkait:
d. memasuki bangunan kegiatan usaha, ruangan
tempat untuk menyimpan Data Monev, ruangan
tempat untuk menyimpan barang yang mendapat
fasilitas TPB, dan/atau ruangan tempat untuk
menyimpan barang yang dapat memberi petunjuk
tentang keadaan kegiatan usaha yang berkaitan
dengan Penerima Fasilitas TPB: dan/atau
e. melakukan tindakan pengamanan berupa
penegahan dan/atau penyegelan yang dipandang
perlu terhadap:
1. sarana pengangkut barang yang mendapat
fasilitas TPB: dan/atau
2. barang yang mendapat fasilitas TPB,
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
kepabeanan.
(2) Permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, huruf b, dan c dilakukan secara tertulis menggunakan
contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
huruf P.
(3) Penerima Fasilitas TPB wajib memenuhi permintaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secara lengkap
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Pemenuhan permintaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) wajib dilakukan:
a. pada saat diterimanya permintaan: dan/atau
b. sesuai jangka waktu yang dipersyaratkan dalam
permintaan.
(S) Dalam hal Penerima Fasilitas TPB tidak berada di tempat
atau berhalangan, kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) beralih kepada yang mewakilinya.
(6) Dalam hal Penerima Fasilitas TPB dan/atau yang
mewakili:
a. tidak memenuhi permintaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) sampai dengan jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4):
b. tidak memberi kesempatan kepada Direktur yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala
KPUBC, atau Kepala Kantor Pabean untuk
- 99-

memasuki bangunan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf d:
c. tidak bersedia dilakukan pemeriksaan fisik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5)
huruf a dan/atau Pasal 19 ayat (5) huruf b,
d. tidak bersedia dilakukan pencacahan barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 6
dan/atau Pasal 19 ayat (5) huruf as dan/atau
e. tidak bersedia dilakukan pengambilan barang
contoh (sampel) sebagaimana dimaksud dalam Pasal .
Pasal 12 ayat (5) huruf b,
sehingga Monitoring dan/atau Evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) tidak dapat
dilaksanakan, Penerima Fasilitas TPB dianggap tidak
bersedia ' membantu atau menolak pelaksanaan
Monitoring dan/atau Evaluasi.
(7) Penerima Fasilitas TPB dan/atau yang mewakili
dianggap:
a. tidak bersedia membantu pelaksanaan Monitoring
dan/atau Evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (6), dalam hal memenuhi sebagian ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a
sampai dengan huruf e: atau
b. menolak pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dalam hal
memenuhi seluruh ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) huruf a sampai dengan e.
Dalam hal Penerima Fasilitas TPB tidak bersedia
membantu atau menolak pelaksanaan Monitoring
dan/atau Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
Penerima Fasilitas TPB dan/atau yang mewakili harus
menandatangani surat penolakan atau tidak bersedia
membantu pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi
menggunakan contoh format sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Monitoring dan Evaluasi terhadap Penerima
Fasilitas TPB.

Pasal 35
(1) Dalam pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi TPB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), Direktur
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan
cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, dan/atau Kepala
Kantor Pabean harus:
a. memperlihatkan tanda pengenal:
b. menyampaikan surat tugas:
c. menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan
Monitoring dan/atau Evaluasi: dan/atau
d. merahasiakan seluruh Data Monev, data, dan
informasi lain yang telah diperoleh selama kegiatan
Monitoring dan/atau Evaluasi dari pihak lain yang
tidak berhak.
(2) Dalam hal tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, Direktur yang
- 30 -

mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas


kepabeanan, Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor
Pabean dikenakan hukuman disiplin dan/atau hukuman
lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Pembekuan

Pasal 36
(1) Fasilitas TPB dibekukan dalam hal Penerima Fasilitas
TPB dan/atau yang mewakili tidak bersedia membantu
atau menolak pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (6).
(2) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean yang menetapkan Penerima Fasilitas TPB.
(3) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa
izin operasional dan izin transaksional berupa perizinan
yang diberikan oleh Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean.
(4) Dalam hal fasilitas TPB dibekukan, Penerima Fasilitas
TPB:
a. tidak diperbolehkan untuk memasukkan barang ke
TPB dengan mendapatkan fasilitas penangguhan
Bea Masuk, pembebasan Cukai, tidak dipungut
PDRI, dan/atau tidak dipungut PPN atau PPN dan
PPnBM, meliputi:
1. pemasukan barang dari luar daerah pabean:
2. pemasukan barang dari tempat lain dalam
daerah pabean, kecuali pengembalian atas
barang yang telah dikeluarkan sementara: dan
3. pemasukan barang dari TPB lainnya, kecuali
pengembalian atas barang yang telah
dikeluarkan sementara: dan
b. tidak dapat melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengolahan barang kena Cukai, dalam hal Penerima
Fasilitas TPB melakukan kegiatan pengolahan
dan/atau memproduksi barang kena Cukai.
(S) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
menghilangkan hak Penerima Fasilitas TPB untuk
melakukan kegiatan kepabeanan lain dan kewajiban
sebagai Penerima Fasilitas TPB sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai TPB.

Pasal 37
(1) Fasilitas TPB yang dibekukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (1) dapat diberlakukan kembali,
dalam hal telah:
a. menyerahkan surat pernyataan bersedia dilakukan
Monitoring dan/atau Evaluasi dan telah:
1. memenuhi permintaan dan/atau kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf e:
- 31-

2. dilakukan pemeriksaan fisik sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5) huruf a
dan/atau Pasal 19 ayat (5) huruf b:,
3. dilakukan pencacahan barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (6) dan/atau
Pasal 19 ayat (S5) huruf a: dan/atau
4. dilakukan pengambilan barang contoh (sampel)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5)
huruf b: atau
b. menyerahkan surat pernyataan bersedia membantu
kelancaran pelaksanaan Monitoring dan/atau
Evaluasi dan telah:
1. memenuhi permintaan dan/atau kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf e:
2. dilakukan pemeriksaan fisik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5) huruf a
dan/atau Pasal 19 ayat (5) huruf b:
3. dilakukan pencacahan barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (6) dan/atau
Pasal 19 ayat (5) huruf a: dan/atau
4. dilakukan pengambilan barang contoh (sampel)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5)
huruf b.
(2) Surat pernyataan bersedia dilakukan Monitoring
dan/atau Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a atau surat pernyataan bersedia membantu
kelancaran pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibuat
menggunakan contoh format sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Monitoring dan Evaluasi terhadap Penerima
Fasilitas TPB.
(3) Penerima Fasilitas TPB harus memenuhi permintaan
dan/atau dilakukan pelaksanaan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pada saat:
a. surat pernyataan bersedia dilakukan Monitoring
dan/atau Evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a: atau
b. surat pernyataaan bersedia membantu kelancaran
pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
ditandatangani.
BAB VI
PENERAPAN IT INVENTORY

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 38

(1) Penerima Fasilitas TPB wajib memiliki, mengelola dan


mendayagunakan IT Inventory.
Penerima Fasilitas TPB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat meminta asistensi kepada:
- 32 -

a. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di


bidang fasilitas kepabeanan:
b. Kepala Kanwil:
c. Kepala KPUBC: atau
d. Kepala Kantor Pabean.
(3) Penerima Fasilitas TPB yang tidak memiliki, mengelola
dan mendayagunakan IT Inventory sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai TPB.

Bagian Kedua
Kriteria IT Inventory

Pasal 39
(1) IT Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat
(1) wajib memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. mampu mencatat, menyimpan, dan menampilkan
riwayat aktivitas (log) serta mampu ditelusuri
minimal 2 (dua) tahun:
b. hanya dapat diakses oleh pihak atau pegawai
Penerima Fasilitas TPB yang diberikan hak akses
(authorized access):
Cc. mampu memberikan data yang terkini (realtime) dan
diakses secara daring oleh:
1. Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean:
atau
2. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang fasilitas kepabeanan dan/atau
Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan
cukai:
d. mampu menggambarkan keterkaitan dengan:
1. dokumen kepabeanan dan mencantumkan data
jenis, nomor, dan tanggal pemberitahuan
pabean, dan
2. dokumen transaksi keuangan Penerima
Fasilitas TPB, seperti: invoice, purchase order,
dan/atau dokumen transaksi keuangan lain:
ce. mampu mencatat data transaksi pemasukan
barang, pengeluaran barang, barang dalam proses
(work in process), penyesuaian barang (adjustment),
dan persediaan barang (stock opname) atas barang
yang mendapat fasilitas TPB secara berkelanjutan
dan terkini (realtime) yang disesuaikan dengan
proses bisnis Penerima Fasilitas TPB:
f. — mampu mencatat setiap jenis barang yang diimpor
dan/atau dimasukkan dengan fasilitas TPB dengan
kode yang berbeda:
g. memiliki kode barang yang berbeda antara barang
asal impor dengan barang asal tempat lain dalam
daerah pabean, dan
h. memiliki sistem laporan pertanggungjawaban atas
pencatatan dalam IT Inventory yang:
1. sesuai dengan parameter sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf @ yang
- 33-

merupakan bagian tidak terpisahkan dari


Peraturan Direktur Jenderal ini:
2. menampilkan laporan kegiatan fasilitas TPB
sesuai elemen data sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf R yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini:
3. dapat diakses dan diunduh secara langsung
dari sistem IT Inventory, dan
4. terintegrasi dengan data pencatatan dan
pembukuan dari Penerima Fasilitas TPB.
(2) Pencatatan barang dalam proses (work in process)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
dikecualikan bagi Penerima Fasilitas TPB yang tidak
melakukan kegiatan produksi.
(3) Pencatatan yang dilakukan secara berkelanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan
pencatatan yang dilakukan secara terus-menerus untuk
setiap transaksi dan mutasi atas barang dan bahan yang
mendapatkan fasilitas TPB:
(4) Pencatatan yang dilakukan secara terkini (realtime)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
merupakan:
a. pencatatan pemasukan, pengeluaran, barang dalam
proses (work in process), penyesuaian (adjustment),
dan pemeriksaan persediaan (stock opname) atas
barang yang mendapat fasilitas TPB dilakukan
sesegera mungkin setelah mendapat otorisasi dari
pihak atau pegawai Penerima Fasilitas TPB sesuai
kewenangan yang diatur dalam standar operasional
prosedur (SOP) atau sistem pengendalian internal
(SPI): dan/atau
b. setiap proses pencatatan ke dalam IT Inventory yang
secara langsung memperbarui (refresh) basis data
(database).
(5) Dalam hal Penerima Fasilitas TPB merupakan Kawasan
Berikat atau melaksanakan kegiatan
produksi/pengolahan, sistem laporan
pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf h merupakan subsistem dari sistem informasi
akuntansi yang akan menghasilkan laporan keuangan
dan laporan lain yang dibutuhkan oleh pemangku
kepentingan.
(6) Kriteria IT Inventory sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat disesuaikan dengan proses bisnis fasilitas TPB
tanpa mengurangi Kriteria IT Inventory yang diwajibkan.

Pasal 40
Kriteria IT Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (6) ditetapkan dalam 2 (dua) kondisi:
1. Kawasan Berikat hanya menggunakan 1 (satu) aplikasi
sistem pencatatan pembukuan dan IT Inventory merupakan
bagian dari sistem pencatatan utama tersebut: atau
2. Kawasan Berikat menggunakan 2 (dua) aplikasi sistem
pencatatan, yang pertama adalah aplikasi sistem
pencatatan utama dan yang kedua adalah IT Inventory, dan
- 34-

IT Inventory sebagai interface dimana keduanya saling


terintegrasi serta menggunakan sumber data yang sama
dalam pencatatan pemasukan dan pengeluaran barang.

Pasal 41
(1) Bagi perusahaan yang akan mengajukan izin sebagai
Penerima Fasilitas TPB dan telah memiliki sistem
pencatatan persediaan barang perusahaan, perusahaan
wajib melakukan penyesuaian sesuai dengan kriteria IT
Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat
(1).
(2) Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dengan membuat suatu antarmuka (interface)
yang menampilkan laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (1) huruf h untuk memberikan akses
secara daring kepada Direktur yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan,
Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai, Kepala
Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor Pabean,
dalam hal:
a. sistem pencatatan persediaan barang perusahaan
terintegrasi dengan induk dan/atau entitas
perusahaan lain yang berbeda, dan/atau
b. telah mendayagunakan sistem pencatatan
persediaan barang perusahaan namun aksesnya
tidak dapat langsung disesuaikan dengan elemen
data sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I
huruf R yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Bagian Ketiga
Kewajiban Penerima Fasilitas TPB

Pasal 42
(1) Pencatatan barang yang mendapat fasilitas TPB dalam IT
Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)
dilakukan oleh pihak atau pegawai yang memiliki akses
(authorized access) atau ditugaskan untuk melakukan
pencatatan pada IT Inventory oleh Penerima Fasilitas
TPB.
(2) Dalam hal terdapat perubahan data dalam pencatatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perubahan data
harus dilakukan oleh pihak Penerima Fasilitas TPB yang
memiliki kewenangan untuk melakukan perubahan
pencatatan dan/atau perubahan data pada IT Inventory.

Pasal 43
Penerima Fasilitas TPB dalam mengelola dan mendayagunakan
IT Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)
wajib:
1. memiliki, mengelola, dan mendayagunakan IT Inventory
sesuai dengan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 yang terkoneksi dengan KPUBC atau Kantor Pabean:
2. memastikan konsistensi dan keakuratan IT Inventory:
- 35-

menyediakan akses IT Inventory kepada Direktur yang


mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
kepabeanan, Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor Pabean:
menyediakan akses IT Inventory kepada Direktur, Kepala
kantor wilayah, dan Kepala kantor pelayanan pajak di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang peraturan Pajak.
Pertambahan Nilai, pengawasan, pemeriksaan, keberatan,
banding, dan/atau penegakan hukum di bidang
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan,
memberitahukan nama pengguna (username) dan kata
sandi (password) untuk mengakses IT Inventory secara
tertulis atau dengan media lain kepada Kepala KPUBC
atau Kepala Kantor Pabean yang mengawasi,
memberitahukan nama pengguna (username) dan kata
sandi (password) untuk mengakses IT Inventory secara
tertulis atau dengan media lain kepada Direktorat Jenderal
Pajak atas permintaan pejabat sebagaimana dimaksud
pada huruf d, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
disampaikannya surat permintaan: dan
menyediakan salinan data (backup data) yang dapat
diandalkan dalam hal server mengalami gangguan atau
kerusakan.

Pasal 44
Penerima Fasilitas TPB yang tidak melaksanakan dan
mendayagunakan IT Inventory sesuai kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41 dan tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
42 , Pasal 43, dan Pasal 44 dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan perundangan-undangan.

Bagian Keempat
Kewenangan Pejabat

Pasal 45
(1) Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
atau Kepala Kantor Pabean berwenang untuk mengakses
dan menguji keandalan IT Inventory sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1).
(2) Kewenangan akses atas IT Inventory sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi hak untuk membaca
dan/atau mengunduh laporan mengenai:
a. transaksi pemasukan dan/atau pengeluaran barang
dari dan/atau ke TPB, dan/atau
b. seluruh kegiatan kepabeanan dalam hal dilakukan
audit kepabeanan.
Pejabat Bea dan Cukai memastikan log activity dan
traceability atas posisi saldo barang yang mendapatkan
fasilitas TPB dalam IT Inventory, serta harus mampu
- 36 -

dilakukan penelusuran (traceable) oleh sistem informasi


internal Penerima Fasilitas TPB.

Bagian Kelima
Tanggung Jawab Pejabat

Pasal 46
(1) Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
atau Kepala Kantor Pabean dalam mengelola dan
mendayagunakan IT Inventory sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 45 ayat (1) wajib:
a. menjaga kerahasiaan dan keamanan akses ke IT
Inventory, dan
b. menjaga kerahasiaan Data Monev yang diperoleh
dari akses terhadap IT Inventory dari pihak lain yang
tidak berhak.
(2) Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
atau Kepala Kantor Pabean yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan hukuman disiplin dan/atau hukuman lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VII
KOORDINASI PENGAWASAN

Pasal 47
Dalam hal Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor
Pabean menerbitkan surat tugas Monitoring khusus
bersamaan dengan surat tugas yang diterbitkan oleh Direktur
yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang audit
kepabeanan dan cukai, maka:
1. pelaksanaan surat tugas Monitoring khusus dihentikan:
2. Kepala Kanwil, Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean
menyampaikan:
a. laporan hasil pelaksanaan Monitoring khusus:
b. daftar atensi dalam pelaksanaan Monitoring khusus:
dan
c. informasi lain yang dapat membantu pelaksanaan
audit kepabeanan dan cukai,
kepada tim audit kepabeanan dan cukai.

Pasal 48
Terhadap laporan hasil Monitoring khusus yang diterbitkan
oleh Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor
Pabean yang tindak lanjutnya berupa penetapan dan bersifat
mengikat, atas penetapan tersebut tidak dapat dijadikan
ruang lingkup audit kepabeanan dan cukai kecuali ditemukan
adanya bukti dan/atau informasi baru.
- 37 -

Pasal 49
Audit kepabeanan dan cukai yang dilakukan oleh Direktorat
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang audit
kepabeanan dan cukai atau Kanwil, dalam penentuan ruang
lingkup audit dapat mempertimbangkan data transaksi
Penerima Fasilitas TPB yang akan dilaporkan Penerima
Fasilitas TPB dalam Monitoring mandiri.

Pasal 50
Data transaksi Penerima Fasilitas TPB yang akan dilaporkan
dalam Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 merupakan Monitoring mandiri yang secara rutin
dilakukan dan telah dinyatakan dalam standar operasional
prosedur (SOP) Penerima Fasilitas TPB dan telah dilaporkan
kepada Kepala Kantor Pabean.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 51
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku:
1. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-
09/BC/2014 tentang Penerapan Sistem Informasi
Persediaan Berbasis Komputer pada Perusahaan
Pengguna Fasilitas Pembebasan, Pengembalian, dan
Tempat Penimbunan Berikat, serta Kerahasiaan Data
dan/atau Informasi Oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, dan
2. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-
02/BC/2019 tentang Tata Laksana Monitoring dan
Evaluasi Terhadap Penerima Fasilitas Tempat
Penimbunan Berikat dan Penerima Fasilitas Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- 38-

Pasal 52
Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Februari 2023

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

ttd.

ASKOLANI

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Direktorat Jenderal

u.b

uar
Tenan
- 39-

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER-6/BC/2023 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP PENERIMA
FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT

A. PEDOMAN MONITORING TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT (TPB)

1. PEDOMAN MONITORING UMUM TPB UNTUK UNIT PELAYANAN


KEPABEANAN DAN CUKAI
Monitoring umum TPB dilakukan oleh Pejabat yang mempunyai tugas
dan fungsi di bidang pelayanan dan pengawasan TPB (misalnya:
pejabat selevel pemeriksa bea cukai pertama atau pejabat struktural
seperti kepala subseksi hanggar) dan dilakukan review oleh atasan
langsungnya atau yang ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk
kemudian dilaporkan kepada Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean.
Dalam melaksanakan Monitoring umum TPB, minimal harus
memenuhi setiap kriteria yang ada di dalam check list dengan
melakukan centang (“) pada tabel") sebagai berikut:

Nama TPB
Alamat
Tanggal Pelaksanaan

NO. KRITERIA KONDISI PEMBUKTIAN


YA | TIDAK | KETERANGAN
1 Izin Usaha Cek izin usaha (bisa
Penerima dilihat dari file arsip
Fasilitas TPB yang sudah ada)
masih berlaku Cantumkan masa
berlaku dalam kolom
keterangan
Cukup dicentang jika
data yang ada masih
sama seperti data pada
arsip

2 | Penanggung Cek akte terakhir (bisa


jawab TPB yang dilihat dari file arsip
tercantum dalam yang sudah ada)
izin TPB sesuai Cukup dicentang jika
dengan akte data yang ada masih
perusahaan sama seperti data pada
terakhir arsip
Pengecekan dilakukan 1
bulan sekali, untuk
meyakini kebenaran
penanggung jawab TPB
dapat dimintakan surat
pernyataan dari
pimpinan Penerima
Fasilitas.
Cantumkan nama jika
ada penanggungjawab
baru untuk rekomendasi
-40-

presentasi proses bisnis


ulang

Di Lokasi TPB Foto tanda nama


dipasang tanda Penerima Fasilitas
nama Penerima (cukup dilakukan
Fasilitas TPB dan centang jika masih ada
jenis TPB pada dan belum berubah)
tempat yang Cukup dicentang jika
dapat dilihat jelas data yang ada masih
oleh umum sama seperti data pada
arsip

Tersedia ruang Foto tampak luar dan


hanggar yang dalam ruang hangar
layak dan
representatif Kriteria layak dan
untuk representatif seperti:
melakukan tugas » Ketersedian ruangan
berserta sarana lain sebagai
penunjangnya penunjang seperti
ruang istirahat dan
toilet yang bersih dan
memadai
e Tersedia sarana
pendukung
perkantoran seperti
pengatur suhu
ruangan (AC), meja
kerja, kursi,
lemari/ruang arsip
e Tersedianya Komputer
(PC) dan Printer
dengan spesifikasi
teknis yang
mencukupi untuk
menggunakan
aplikasi-aplikasi
perkantoran terkini
dengan baik dan dapat
dioperasikan dengan
baik
e Tersedianya sarana
komunikasi akses
internet 24 jam

Cukup dicentang jika


data yang ada masih
sama seperti data pada
arsip
Tambahkan keterangan
Jika ada Jasilitas
penunjang yang tidak
layak untuk
rekomendasi perbaikan

Lokasi TPB dapat Foto akses jalan


diakses langsung Cukup dicentang jika
dari jalan umum data yang ada masih
dan dapat dilalui
- 41-

oleh sarana sama seperti data pada


pengangkut peti arsip
kemas (khusus
darat) atau
sarana
pengangkut lain
Lokasi TPB Bandingkan batas-batas
mempunyai TPB pada izin TPB
batas-batas yang dengan kondisi fisik
jelas dengan Cukup dicentang jika
tempat, data yang ada masih
bangunan, atau sama seperti data pada
TPB lain arsip
Tambahkan — informasi
Jika terjadi perubahan

Lokasi TPB tidak Cek denah bangunan


berhubungan dengan kondisi fisik
dengan Cukup dicentang jika
bangunan lain data yang ada masih
(Kecuali mesjid, sama seperti data pada
asrama arsip
karyawan, klinik, Tambahkan — informasi
koperasi, kantin, Jika terjadi perubahan
dan bangunan
lain untuk
mendukung
kepentingan
karyawan TPB)
Kesesuaian data 1. Cek data pada IT
pemasukan dan Inventory dan data
pengeluaran SKP
barang ke dan 2. Cek jumlah populasi
dari TPB antara masing-masing jenis
IT Inventory pemberitahuan
dengan pabean
Pemberitahuan 3. Uji petik masing-
Pabean dalam masing jenis
SKP pemberitahuan
pabean (terutama
yang terakhir)
Nomor 2 dan 3
dibuatkan kolom
hasilnya.

Mencatat nomor
dokumen yang
dilakukan uji petik
dalam kolom keterangan
Perlu dilakukan reviu
oleh pimpinan

IT Inventory Screen shoot dan/atau


mencakup penjelasan di buku
pencatatan: manual sistem
a. pemasukan
dan Sebagai atensi perlu
diperhatikan pencatatan
pengeluaran
barang, pada IT Inventory harus
menggunakan nomor
-42-

b. terdapat field pendaftaran dan bukan


untuk nomor pengajuan.
mencatat
jenis Cukup dicentang jika
dokumen data yang ada masih
pabean, sama seperti data pada
nomor dan arsip sebelumnya
tanggal
dokumen
pabean,
c. terdapat
menu untuk
membuat
laporan
mutasi atas
pemasukan,
penimbunan
dan
pengeluaran
barang yang
dapat
diunduh
melalui
Kantor
Pabean,
d. pemberian
kode barang
secara
konsisten.

Sebagai atensi
perlu
diperhatikan
adalah untuk
pencatatan pada
IT Inventory
harus
menggunakan
nomor
pendaftaran
dan bukan
nomor
pengajuan.
Perubahan data Spot check dan/atau
hanya bisa penjelasan di buku
dilakukan oleh manual sistem
user yang Cukup dicentang jika
mempunyai data yang ada masih
otoritas tertentu. sama seperti data pada
arsip sebelumnya

TPB masih aktif Cek kegiatan TPB dan


melakukan data SKP
kegiatan fasilitas Tidak aktif berarti:
1. TPB sudah tidak lagi
membuat
pemberitahuan
pabean pemasukan
atau pengeluaran
-A3-

2. Terdapat
pemberitahuan
pabean pemasukan
atau pengeluaran,
tetapi tidak
melakukan
pengolahan

10 Dalam hal izin 1. Cek sudah ada input


TPB dibekukan, “dibekukan” di SKP
TPB tidak 2. Cek tempat
memasukkan penimbunan barang,
barang dengan IT Inventory, dan
mendapatkan CEISA (antara lain
fasilitas tidak ada dokumen
BC 1.6, 2.3, 4.0, dan
2.7 masuk kecuali
pengembalian)
11 | Kondisi Memastikan tidak ada
bangunan TPB hal-hal berikut:
dalam keadaan 1. lubang/akses/pi
layak untuk ntu terhubung
mendapatkan dengan
fasilitas dari bangunan/ruang
pemerintah dan an/tempat lain
memenuhi yang tidak
standar dilaporkan ke
keamanan untuk DJBC
dilakukan 2.
Bagian bangunan
penimbunan lainnya yang
dan/atau rusak
pengolahan Sertakan foto jika
barang yang terdapat kondisi 1 dan 2
masih terutang Cukup dicentang jika
pungutan negara data yang ada masih
sama seperti data pada
arsip
Tambahkan — informasi
Jika terjadi perubahan

12 Terdapat Melakukan spot check


dauthorized user dan/atau melihat
log in untuk penjelasan di buku
petugas Bea dan manual sistem
Cukai.
User admin:
Maksud
duthorized user
log in adalah kode
akses berupa
username dan
password untuk dan/atau
masuk ke dalam
User unit internal
sistem.
Penerima Fasilitas:

Dicatat Jika ada


perubahan — authorized
user log in baru
-44-

13 | Laporan IT Membuka tautan IT


Inventory dapat Inventory Penerima
diakses secara Fasilitas melalui
online oleh DJBC. handphone, komputer,
monitoring room,
dan/atau perangkat
lainnya
Cukup dicentang jika
sesuai
14 | Jumlah dan Mengecek jumlah dan
penempatan lokasi penempatan
CCTV yang CCTV, yaitu:
dipasang 1. Pintu pemasukan dan
memungkinkan pengeluaran barang
petugas untuk dan orang
melakukan 2. Lokasi pembongkaran
pengawasan atas barang
pemasu kan, 3. Lokasi pemuatan
pembongkaran, barang
pemuatan dan 4.Lokasi lain yang
pengeluaran diperlukan (contoh:
barang Gudang bahan baku,
Gudang produksi dan
Gudang barang jadi)

Cukup dicentang jika


sesuai, minimal
penempatan CCTV pada
poin no 1 - 3 harus
dipenuhi.
Tambahkan informasi
jika terjadi perubahan

15 | CCTV dapat Mengecek akses CCTV


diakses secara (realtime dan online)
realtime dan Cukup dicentang jika
online dari ruang sesuai
hangar
Tambahkan — informasi
Jika terjadi CCTV yang
tidak dapat diakses

16 | Hasil Mengecek hasil rekaman


pemantauan CCTV 7 hari yang lalu
CCTV dapat
direkam dan Cukup dicentang jika
hasil rekaman sesuai
CCTV dapat
disimpan
sekurang-
kurangnya 7
(tujuh) hari.
17 | Gambar CCTV Mengecek layar monitor
berwarna dan CCTV
dapat dilihat
secara jelas dan Cukup dicentang jika
dapat digunakan sesuai dan sampaikan
untuk membantu Jika gambar CCTV tidak
pengawasan terlihat dengan jelas
- A5-

18 | Tindak lanjut Notifikasi yang


hasil informasi dikeluarkan dari
dari Aplikasi Aplikasi Trantib harus
Trantib ditindaklanjuti dan
(Transaksi Tidak dilaporkan hasilnya
Biasa)”)

“ jika terdapat
notifikasi dari
Aplikasi Trantib
19 | Informasi lain | Misal: informasi yang diperlukan oleh organisasi,
yang diperlukan | informasi terkait tenaga kerja dan/atau konfirmasi atas
berdasarkan isu terkini terkait sektor usaha TPB yang dilakukan
kondisi dan | Monitoring umum
karakteristik
kantor.
Kesimpulan ")

O Hasil Monitoring Umum Telah Sesuai

DU Hasil Monitoring Umum terdapat perbaikan data baru

O Hasil Monitoring Umum terdapat ketidaksesuaian pada check list nomor ....

anangaas0anananannsanaaananan maanangsrnanna Kanaan nasnaanaa sangan nan snn ganas sasnawassaunagan gas anpenasasaaanan una

“) Pilih salah satu

Hal-hal yang ingin disampaikan baik berupa rekomendasi ataupun informasi


lain

menananunnangssaanus aan gananano sung ovenanungasana sasa pon rerongeanann eneng anevacanuwennaaa pn awovanuusanserusenaususeruaruu

snncoasesannasunaasanannasnananZangangsoKaang asas reason ananasenennang noer enerenun anna onpavenanusanaaaanoKunawanan

Pejabat yang melaksanakan Monitoring | Atasan Pejabat yang melaksanakan


umum: Monitoring umum:

(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
- 46-

2. PEDOMAN MONITORING UMUM TPB YANG MEMILIKI LAYANAN


MANDIRI UNTUK UNIT PELAYANAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Monitoring umum TPB dilakukan oleh Pejabat yang mempunyai tugas


dan fungsi di bidang pelayanan dan pengawasan TPB (misalnya:
pejabat setingkat pemeriksa bea cukai pertama atau pejabat struktural
seperti kepala subseksi hanggar) dan dilakukan review oleh atasan
langsungnya atau yang ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk
kemudian dilaporkan kepada Kepala Kantor KPUBC atau Kepala
Kantor Pabean.
Pedoman ini merupakan bagian dari Monitoring umum secara
keseluruhan dengan yang telah dilaksanakan oleh Unit Pengawasan
dan menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan pelayanan di TPB.
Unit Pelayanan Kepabeanan dan Cukai di KPUBC atau Kantor Pabean
memastikan setiap TPB yang memilki layanan Mandiri telah
melaksanakan tugasnya secara mandiri terhadap prosedur pemasukan
dan pengeluaran barang di TPB. Tugas dari unit Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai di KPUBC atau Kantor Pabean adalah
melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan bahwa tugas
tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan benar.
Pedoman Monitoring umum TPB dilakukan dengan mengisi check list
dibawah ini, namun Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean dapat
menambahkan daftar pertanyaan dalam check list sesuai kondisi dan
karakteristik masing-masing kantor dengan tetap memperhatikan
kebutuhan dan kemudahan dalam pelaksanaannya.

Nama TPB
Alamat
Tanggal Pelaksanaan

NO. KRITERIA KONDISI PEMBUKTIAN


YA | TIDAK | KETERANGAN
1 (Izin Usaha Cek izin usaha (bisa dilihat dari
Penerima file arsip yang sudah ada)
Fasilitas TPB Cantumkan masa berlaku
masih berlaku dalam kolom keterangan
Cukup dicentang jika data yang
ada masih sama seperti data
pada arsip
2 | Penanggung Cek akte terakhir (bisa dilihat
jawab TPB yang dari file arsip yang sudah ada)
tercantum Cukup dicentang jika data yang
dalam izin TPB ada masih sama seperti data
sesuai dengan pada arsip
akte perusahaan Pengecekan dilakukan 1 bulan
terakhir sekali, untuk meyakini
kebenaran penanggung jawab
TPB dapat dimintakan surat
pernyataan dari pimpinan
Penerima Fasilitas.
Cantumkan nama jika ada
penanggungjawab baru untuk
rekomendasi presentasi proses
bisnis ulang
-47-

Di Lokasi TPB Foto tanda nama Penerima


dipasang tanda Fasilitas (cukup dilakukan
nama Penerima centang jika masih ada dan
Fasilitas dan belum berubah)
jenis TPB pada Cukup dicentang jika data yang
tempat yang ada masih sama seperti data
dapat dilihat pada arsip
jelas oleh umum
Tersedia ruang Foto tampak luar dan dalam
hanggar yang ruang hangar
layak dan
representatif Kriteria layak dan representatif
untuk seperti:
melakukan e Ketersedian ruangan lain
tugas berserta sebagai penunjang seperti
sarana ruang istirahat dan toilet
penunjangnya yang bersih dan memadai
e Tersedia sarana pendukung
perkantoran seperti pengatur
suhu ruangan (AC), meja
kerja, kursi, lemari/ruang
arsip
e Tersedianya Komputer (PC)
dan Printer dengan
spesifikasi teknis - yang
mencukupi untuk
menggunakan aplikasi-
aplikasi perkantoran terkini
dengan baik dan dapat
dioperasikan dengan baik
» Tersedianya sarana
komunikasi akses internet
24 jam

Cukup dicentang jika data yang


ada masih sama seperti data
pada arsip
Tambahkan keterangan jika
ada fasilitas penunjang yang
tidak layak untuk rekomendasi
perbaikan
Lokasi TPB Foto akses jalan
dapat diakses Cukup dicentang jika data yang
langsung dari ada masih sama seperti data
jalan umum dan pada arsip
dapat dilalui
oleh sarana
pengangkut peti
kemas (khusus
darat) atau
sarana
pengangkut lain
Lokasi TPB Bandingkan batas-batas TPB
mempunyai pada izin TPB dengan kondisi
batas-batas fisik
yang jelas Cukup dicentang jika data yang
dengan tempat, ada masih sama seperti data
bangunan, atau pada arsip
TPB lain Tambahkan informasi jika
terjadi perubahan
-48-

Lokasi TPB tidak Cek denah bangunan dengan


berhubungan kondisi fisik
dengan Cukup dicentang jika data yang
bangunan lain ada masih sama seperti data
(Kecuali mesjid, pada arsip
asrama Tambahkan informasi jika
karyawan, terjadi perubahan
klinik, koperasi,
kantin, dan
bangunan lain
untuk
mendukung
kepentingan
karyawan TPB)
Kesesuaian data 1. Cek data pada IT Inventory
pemasukan dan dan data SKP
pengeluaran 2. Cek jumlah populasi
barang ke dan masing-masing jenis
dari TPB antara pemberitahuan pabean
IT Inventory 3. Uji petik masing-masing
dengan jenis pemberitahuan
Pemberitahuan pabean (terutama yang
Pabean dalam terakhir)
SKP
Nomor 2 dan 3 dibuatkan
kolom hasilnya.
Mencatat nomor dokumen yang
dilakukan uji petik dalam kolom
keterangan
Perlu dilakukan reviu oleh
pimpinan
IT Inventory Screen shoot dan/atau
mencakup penjelasan di buku manual
pencatatan: sistem
a. pemasukan
Sebagai atensi perlu
dan
diperhatikan pencatatan pada
pengeluaran
IT Inventory harus
barang:
menggunakan nomor
b. terdapat field
untuk
pendaftaran dan bukan nomor
pengajuan.
mencatat
jenis
Cukup dicentang jika data yang
dokumen
ada masih sama seperti data
pabean,
pada arsip sebelumnya
nomor dan
tanggal
dokumen
pabean,
Cc. terdapat
menu untuk
membuat
laporan
mutasi atas
pemasukan,
penimbunan
dan
pengeluaran
barang yang
dapat
diunduh
-49-

melalui
Kantor
Pabean:
d. pemberian
kode barang
secara
konsisten.

Sebagai atensi
perlu
diperhatikan
adalah untuk
pencatatan pada
IT Inventory
harus
menggunakan
nomor
pendaftaran
dan bukan
nomor
pengajuan.
Perubahan data Spot check dan/atau
hanya bisa penjelasan di buku manual
dilakukan oleh sistem
user yang Cukup dicentang jika data yang
mempunyai ada masih sama seperti data
otoritas pada arsip sebelumnya
tertentu.

9 | TPB masih aktif Cek kegiatan TPB dan data SKP


melakukan Tidak aktif berarti:
kegiatan 1. TPB sudah tidak lagi
fasilitas: membuat pemberitahuan
pabean pemasukan atau
pengeluaran
2. Terdapat pemberitahuan
pabean pemasukan atau
pengeluaran, tetapi tidak
melakukan pengolahan
10 (Dalam hal izin 1. Cek sudah ada input
TPB dibekukan, “dibekukan” di SKP
TPB tidak 2. Cek tempat penimbunan
memasukkan barang, IT Inventory, dan
barang dengan CEISA (antara lain tidak ada
mendapatkan dokumen BC 1.6, 2.3, 4.0,
fasilitas dan 2.7 masuk kecuali
pengembalian)
11 | Kondisi Memastikan tidak ada hal-hal
bangunan TPB berikut:
dalam keadaan 1. lubang/akses/pintu
layak untuk terhubung dengan
mendapatkan bangunan/ruangan/tempat
fasilitas dari lain yang tidak dilaporkan
pemerintah dan ke DJBC
memenuhi
standar 2. Bagian bangunan lainnya
keamanan yang rusak
untuk Sertakan foto jika terdapat
dilakukan kondisi 1 dan 2
penimbunan
-50-

dan/atau Cukup dicentang jika data yang


pengolahan ada masih sama seperti data
barang yang pada arsip
masih terutang Tambahkan informasi jika
pungutan terjadi perubahan
negara
12 Terdapat Melakukan spot check
authorized user dan/atau melihat penjelasan di
log in untuk buku manual sistem
petuga NN User admin:
Cukai.
Maksud | | P0 ND aaaaaa
authorized user User bea cukai:.
log in adalah
kode akses| | pama
berupa dan/atau
usemame dan Ta ,
password untuk User unit internal Penerima

masuk ke dalam Fasilitas:


sistem. | P ..
Dicatat jika ada perubahan
authorized user log in baru
13 Laporan d 7 Membuka tautan IT Inventory
nventory Gapa Penerima Fasilitas melalui
diakses secara
. handphone, komputer,
online oleh Pang
monitoring room, dan/atau
DJBC. i
perangkat lainnya
Cukup dicentang jika sesuai
14 | Jumlah dan Mengecek jumlah dan lokasi
penempatan CCTV, yaitu:
penempatan ,
1. Pintu pemasukan dan
CCTV yang
, pengeluaran barang dan
dipasang
memungkinkan » Dasi bonek
petugas untuk , to asi pembongkaran
melakukan arang
3. Lokasi pemuatan barang
pengawasan - .
atas pemasu
4. Lokasi lain yang diperlukan
kan, (contoh: Gudang bahan
pembongkaran, paku, Gudang produksi dan
pemuatan dan udang barang jadi)
pengeluaran
barang Cukup dicentang jika sesuai,
minimal penempatan CCTV
pada poin no 1 - 3 harus
dipenuhi.
Tambahkan informasi jika
terjadi perubahan
15 CCTV dapat Mengecek akses CCTV (realtime
diakses secara dan online)
realtime dan . . .
online dari ruang Cukup dicentang jika sesuai
hangar Tambahkan informasi jika
terjadi CCTV yang tidak dapat
diakses
16 Hasil Mengecek hasil rekaman CCTV
pemantauan 7 hari yang lalu
CCTV dapat
direkam dan Cukup dicentang jika sesuai
-51-

hasil rekaman
CCTV dapat
disimpan
sekurang-
kurangnya 7
(tujuh) hari.

Gambar CCTV Mengecek layar monitor CCTV


2G berwarna dan
dapat . dilihat Cukup dicentang jika sesuai
secara jelas dan dan sampaikan jika gambar
dapat CCTV tidak terlihat dengan
digunakan jelas
untuk
membantu
pengawasan

18 | Setiap Lakukan uji petik terhadap


pemasukan dan pemberitahuan pabean
pengeluaran pemasukan dan pengeluaran
barang telah barang pada:
dilakukan 1. IT Inventory dan SKP.
dengan 2. catatan pemasukan dan
menggunakan pengeluaran barang laporan
pemberitahuan petugas security/ Satpam
pabean terhadap (dapat di cek
nomor polisi alat angkut)
19 | Setiap 1. Cek dokumen
pemasukan dan pengangkutan dengan
pengeluaran dokumen pabean.
barang ke dan 2. Lihat Laporan atau catatan
dari TPB telah bagian yang bertanggung
dilakukan jawab terhadap ekspor-
pemeriksaan impor dan Laporan
kebenaran peti Penerimaan dan
kemas/kemasan Pengeluaran Barang di
gudang
3. Lakukan uji petik.
20 | Setiap 1. Cek Laporan Pemeriksaan
pemasukan dan kedatangan dan
pengeluaran keberangkatan alat angkut
barang ke dan dengan dokumen pabean.
dari TPB telah 2. Cek dengan Laporan
dilakukan Petugas Security/Satpam
pemeriksaan dan bagian Exim
keutuhan atau 3. Lakukan uji sampling.
pelekatan tanda
pengaman
21 | Setiap 1. Membandingkan
pembongkaran kesesuaian jumlah
dan dan/atau jenis kemasan
penimbunan barang dengan Laporan
barang telah 2. Lihat Laporan atau catatan
dilakukan bagian Exim dan Laporan
dengan baik dan Penerimaan Barang di
benar gudang Penerimaan Barang
dan IT Inventory.
3. Lakukan uji sampling.
22 | Setiap 1. Membandingkan
pemasukan dan kesesuaian jumlah
-52-

pengeluaran dan/atau jenis barang


barang telah dengan Laporan
dilakukan Penerimaan Barang dan
pencatatan pada Laporan Pengeluaran
IT Inventory Barang dengan IT Inventory.
2. Lakukan uji sampling.
23 |Tindak lanjut Notifikasi yang dikeluarkan
hasil informasi dari Aplikasi Trantib harus
dari Aplikasi ditindaklanjuti dan dilaporkan
Trantib hasilnya
(Transaksi Tidak
Biasa)")

“) jika terdapat
notifikasi — dari
Aplikasi Trantib
Kesimpulan ")

U Hasil Monitoring Umum Telah Sesuai dan Liaison Officer (LO) telah
melaksanakan tugasnya dengan baik

UU Hasil Monitoring Umum terdapat perbaikan data baru

HI Hasil Monitoring Umum terdapat ketidaksesuaian pada check list nomor ....

") Pilih salah satu

Hal-hal yang ingin disampaikan baik berupa rekomendasi ataupun informasi lain
sanvenoooenanenpepenovusonuperananususanga songo oanauuuonuuenaganuaanannaKungaKusanaa na nona ununaKasasanuussawasanun uan anananuan

saneergovasananneoovenoonenanuneosonngesesesnananeneuesoungnnananuuna panen anoooongapagann aan nanas seunengonananaagengunaunanna

Pejabat yang melaksanakan Monitoring Atasan Pejabat yang melaksanakan


umum: Monitoring umum:

(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
-53-

3. PEDOMAN MONITORING UMUM TPB BAGI UNIT PENGAWASAN DI


RUANG KENDALI (MONITORING ROOM)
Monitoring umum TPB dilakukan oleh Pejabat yang mempunyai tugas
dan fungsi di bidang pengawasan TPB.
Pedoman ini merupakan bagian dari Monitoring umum secara
keseluruhan dengan yang telah dilaksanakan oleh Unit Pelayanan
Pabean dan Cukai dan menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan
pelayanan dan pengawasan di TPB.
Unit Pengawasan yang bertugas mengawasi IT Inventory dan/atau
CCTV melalui monitoring room, berdasarkan manajemen risiko
terhadap TPB dalam pengawasannya, melakukan hal-hal sebagai
berikut:

Nama TPB
Alamat
Tanggal Pelaksanaan

HASIL
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN
NO.
PENGAMATAN
1 Monitoring Langkah langkah yang dapat
Umum melalui dilaksanakan adalah sebagai
pemanfaatan berikut:
CCTV a. Melakukan pemeriksaan apakah
CCTV dapat diakses.
b. Keseluruhan CCTV yang
dipersyaratkan apakah masih
terpasang dan bisa diakses.
c. Pengawasan seluruh TPB melalui
CCTV dan dilakukan pencatatan
pada log book yang paling kurang
memuat pelaksanaan
pengamatan melalui CCTV.
berdasarkan manajemen risiko
dan dapat dilakukan secara
random.
Atensi:

a. CCTV yang tidak dapat diakses


pada jam rawan seperti sabtu
malam atau minggu malam
b. CCTV tidak dapat diakses pada
saat pembongkaran atau
penimbunan barang
Catat hasil pengamatan terhadap
CCTV jika ada hal yang
mencurigakan dan dilakukan
konfirmasi jika ada hal yang
mencurigakan.
Monitoring Langkah langkah yang dapat
Umum melalui dilaksanakan adalah sebagai
pemanfaatan IT berikut:
Inventory
a. Melakukan pemeriksaan apakah
IT Inventory dapat diakses.
b. Melakukan pemeriksaan apakah
IT Inventory dapat dimanfaatkan.|
-54-

c. Uji petik pemanfaatan IT


Inventory dengan
membandingkan data pada SKP
real time dicatatan. Jika tidak,
harus diketahui saat TPB
melakukan input data pada IT
Inventory sesuai SKP.
d. Unduh data pemasukan dan
pengeluaran pada IT Inventory
untuk dilakukan uji petik
analisis kewajaran.
e. Catat hasil analisis pada log
book

Atensi:

a. TPB yang terlalu lama lag/jeda


waktu pencatatannya antara IT
Inventory dengan SKP
dibandingkan SOP Penerima
Fasilitas,
b. Kewajaran antara jumlah data
pemasukan dan data
pengeluaran,
c. Kewajaran antara jumlah data
pada IT Inventory dengan data
pada SKP

Catat hasil analisis terhadap IT


Inventory Penerima Fasilitas jika ada
hal yang mencurigakan
Monitoring Langkah langkah yang dapat
Umum melalui dilaksanakan adalah sebagai
pemanfaatan berikut:
CEISA TPB
a. Unduh data pada CEISA sebagai
pembanding untuk keandalan IT
Inventory
b. Gunakan data pada SKP sebagai
sumber database pola bisnis
yang dilakukan oleh Penerima
Fasilitas, misalnya:
1) pembelian yang dilakukan,
2) pekerjaan sub kontrak yang
ada dilakukan oleh siapa saja,
3) penjualan lokal yang
dilakukan,
4) penjualan ekspor yang
dilakukan,
5) barang sisa atau scrap yang
dijual
6) peggunaan Penerima Fasilitas
jasa transportasi/sarana
pengangkut
c. Unduh BC 2.3 khusus barang
modal, barang contoh dan
barang lainnya yang
memerlukan atensi untuk
dilakukan pengawasan lebih
lanjut
-55-

Atensi:

a. Dokumen BC 2.5 yang besar dan


tidak wajar sesuai komposisi
penjualan lokal yang ada pada
umumnya.
b. Kondisi yang diluar kebiasaan
dari pola bisnis Penerima
Fasilitas TPB
c. Dalam hal sistem transaksi tidak
biasa dalam aplikasi monitoring
dan evaluasi belum tersedia
secara elektronik, pengawasan
dapat dilakukan secara manual.
Dalam hal pelaksanaan
monitoring dan evaluasi tidak
terdapat sistem transaksi tidak
biasa, maka pengawasan
monitoring dan evaluasi
dilakukan sesuai pedoman ini.
Catat hasil analisis terhadap CEISA
TPB Penerima Fasilitas jika ada hal
yang mencurigakan
Monitoring Langkah langkah yang dapat
Umum melalui | dilaksanakan adalah sebagai
pemanfaatan berikut:
data e-seal a. Melakukan pemeriksaan apakah
Monitoring ini data e-seal termasuk
dilakukan pergerakannya dapat diakses.
kepada TPB yang | b. Melakukan pemeriksaan apakah
dipersyaratkan data log book e-seal dapat
penggunaan e- diakses.
seal. Atensi
a. Nomor e-seal yang belum tertulis
akibat pengiriman di malam hari
dimana tidak ada petugas dan
harus dilakukan pemeriksaan
saat tiba di lokasi
b. Perubahan pergerakan alat
pengangkut sesuai e-seal yang
tidak sesuai jalur yang telah
diberikan
c. Perubahan waktu kedatangan
yang berbeda dengan waktu
kedatangan yang telah diberikan
Catat hasil analisis terhadap
penggunaan e-seal yang tidak tepat
Uji petik perbandingan barang yan
arang ia ditimbun dengan izin TPB. P
selain Kawasan Cukup dicentang Jika data yang ada
Berikat sesuai masih sama seperti data pada arsip
dengan yang
tercantum dalam
izin TPB
-56-

Cek data di SKEP dan pengamatan


5 | Barang yang
di tempat penimbunan barang
dimasukkan atau
dikeluarkan ke
dan dari TPB
sesuai dengan
SKEP (selain KB)
atau
berhubungan
dengan hasil
produksi (KB)
KESIMPULAN:

Pejabat yang melaksanakan Atasan Pejabat yang melaksanakan


Monitoring umum: Monitoring umum:

(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
-57-

4. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PELAKSANAAN MONITORING


UMUM TPB

KOP SURAT
NOTA DINAS
NOMOR ...... (1)...

Kepada : Kepala Kantor ..(2)..


Dari : Kepala ...(3)...
Lampiran : 1 (satu) berkas checklist Monitoring umum TPB
Hal : Laporan Pelaksanaan Monitoring Umum TPB
Tanggal pan Ah)...

1. Pada tanggal....... (S)...... sampai dengan tanggal ...... (O)...... , kami


yang bertanda tangan di bawah ini telah melakukan monitoring
terhadap Penerima Fasilitas penerima fasilitas Tempat Penimbunan
Berikat sebagai berikut:
a. Nama Penerima Fasilitas
Lenasanea aras an nana (Tp an aanananannnnaanaaaaa
b. Alamat/ Lokasi T navanasnna kanan ana (Bp. nm
c. Jenis TPB Y secarovnasesananasaranan (Opa. m aman nananananaanaaan
d. SKEP terakhir D Mane sa ne senen HENNAan (LO)... nona

2. Hasil dari pelaksanaan monitoring tersebut dapat kami laporkan


sebagai berikut:
UI Hasil Monitoring Umum Telah Sesuai")

U Hasil Monitoring Umum terdapat perbaikan data baru")

U Hasil Monitoring Umum terdapat ketidaksesuaian pada check


list nomor

“Pilih salah satu


(Perincian dapat dilihat di check list)

3. Berdasarkan hasil monitoring tersebut butir 2, kami menyampaikan


hal-hal sebagai berikut:
a. ...(12)...(misalnya semua kriteria monitoring telah dilaksanakan
dengan baik)
b. ...(13)...(misalnya adanya kekurangan dan temuan yang harus
dilaporkan)
Cc. ...(14)...(misalnya saran perbaikan yang perlu) dst.
Demikian disampaikan sebagai laporan.
-58-

PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1) diisi nomor nota dinas laporan hasil pelaksanaan
Monitoring umum.
Nomor (2) diisi nama kantor penerima laporan Monitoring umum
Nomor (3) diisi jabatan yang melaporkan hasil laporan Monitoring
umum.
Nomor (4) diisi tanggal nota dinas laporan Monitoring umum.
Nomor (5) diisi tanggal mulai pelaksanaan Monitoring umum.
Nomor (6) diisi tanggal berakhir pelaksanaan Monitoring umum.
Nomor (7) diisi nama Penerima Fasilitas.
Nomor (8) diisi alamat Penerima Fasilitas.
Nomor (9) diisi jenis fasilitas TPB.
Nomor (10) diisi nomor surat keputusan fasilitas TPB terakhir.
Nomor (11) diisi nomor checklist Monitoring umum yang ditemukan
ketidaksesuaian dengan kondisi Penerima Fasilitas saat
pelaksanaan.
Nomor (12) diisi informasi terkait lancar atau tidaknya pelaksanaan
Monitoring umum.
Nomor (13) diisi informasi terkait temuan selama pelaksanaan
Monitoring umum.
Nomor (14) diisi rekomendasi perbaikan yang perlu serta informasi
lainnya yang perlu disampaikan.
Nomor (15) diisi nama pejabat yang menerbitkan nota dinas.
-59-

B. MONITORING KHUSUS TPB OLEH DIREKTUR YANG MEMILIKI TUGAS


POKOK DAN FUNGSI DI BIDANG FASILITAS KEPABEANAN

1. PEDOMAN PELAKSANAAN MONITORING KHUSUS TPB OLEH DIREKTUR


YANG MEMILIKI TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI BIDANG FASILITAS
KEPABEANAN

LAPORAN MONITORING

No./Tgl. LAP LAP........ (Dp... tanggal (2)...


No./Tel. ST ST-....... (3)... tanggal (4)...

NAMA PERUSAHAAN? nanaanaaaaaan (Spasi eren


NPWP 0 nnannaanaaan (O)... om ommmonnakakan
ALAMAT 5 anna (Tanaman
JENIS FASILITAS? aacanaaaaann (O)assssn os oo oo o.. 22san

at ama Saran
No. Butir Kondisi Kriteria Perbaikan
1 2 3 4 5

1 | MONITORING
1.1. | Pemeriksaan ERNA:
a. Existency 00000000000 Paaaaa (13) nc Donna (17an
knnnannannanaan (Ipar nnnnnnnnanankan
b. Responsibility 00000 Pa. (dp aanann Pon (18)...
pnnannannanaan (10)... oom nana.
c. Nature of Business
Lanannanannan (Lp ora c om mnnnnnanaan “pel
ane Pa Yasa,
d. Auditability
benananknnnaan (Lp anne vemanannann esa) P2 20panaanaa.
1.2. | Pemeriksaan Ruang Hanggar
kenganaananaaan (21 nnannanatanaanaaan san (22)
na (23).
1.3 Pemeriksaan CCTV
pnananannaanaa (2d) nan naKnomnnananaaan 225) Do 20) LL...
1.4, | Pemeriksaan IT Inventory KB
penkanaanaanaan (LT Ponnnnnanananaanaaan 21111 (28) nas Do (29).
2 EVALUASI
2.1. | Kepatuhan/Compliance
kankanannaanaa (BO)... nnnnnk. sana (3 pan DB.

2.2. | Performance & Economy Impact


Kannanannnanaan (33) non kkk. sanak D3).

23. | Kendala yang dihadapi


perusahaan Il. (BT) annanann
Po (38).........
Sir sensananann (36)...KW.
- 60-

: Saran
No. Butir Kondisi Kriteria Perbaikan

24. | Pemeriksaan Lainnya (misalnya


pengujian keandalan IT
Inventory dengan menggunakan
e-Monitoring | (A0)... ip onaaaa (Mp...

Lananansatanan (39)om...
masananan
3 | KESIMPULAN
su...
-61-

PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1) diisi nomor laporan hasil pelaksanaan Monitoring khusus.
Nomor (2) diisi tanggal laporan Monitoring khusus.
Nomor (3) diisi nomor Surat Tugas Monitoring khusus.
Nomor (4) diisi tanggal Surat Tugas Monitoring khusus.
Nomor (5) diisi nama perusahaan.
Nomor (6) diisi alamat perusahaan.
Nomor (7) diisi NPWP perusahaan.
Nomor (8) diisi jenis fasilitas TPB.
Nomor (9) diisi penjelasan hasil pemeriksaan eksistensi.
Nomor (10) diisi penjelasan hasil pemeriksaan responsibility.
Nomor (11) diisi penjelasan hasil pemeriksaan nature of business.
Nomor (12) diisi penjelasan hasil pemeriksaan auditability.
Nomor (13) diisi kriteria untuk eksistensi"
Nomor (14) diisi kriteria untuk responsibility”
Nomor (15) diisi kriteria untuk nature of business"
Nomor (16) diisi kriteria untuk auditability "
Nomor (17) diisi saran perbaikan untuk eksistensi"
Nomor (18) diisi saran perbaikan untuk responsibility"
Nomor (19) diisi saran perbaikan untuk nature of business"
Nomor (20) diisi saran perbaikan untuk auditability "
Nomor (21) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian ruang hangar.
Nomor (22) diisi kriteria untuk kesesuaian ruang hanggar"
Nomor (23) diisi saran perbaikan untuk kesesuaian ruang hanggar”
Nomor (24) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian CCTV.
Nomor (25) diisi kriteria untuk kesesuaian CCTV"
Nomor (26) diisi saran perbaikan untuk kesesuaian CCTV"
Nomor (27) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian IT Inventory.
Nomor (28) diisi kriteria untuk kesesuaian IT Inventory"
Nomor (29) diisi saran perbaikan untuk kesesuaian IT Inventory"
Nomor (30) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian
Kepatuhan/ Compliance.
Nomor (31) diisi kriteria untuk pemeriksaan kesesuaian Kepatuhan/ Compliance."
Nomor (32) diisi saran perbaikan untuk Kepatuhan/ Compliance."
Nomor (33) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian Performance &
Economy Impact.
Nomor (34) diisi kriteria untuk pemeriksaan kesesuaian Performance &
Economy Impact"
Nomor (35) diisi saran perbaikan untuk Performance & Economy Impact"
Nomor (36) diisi penjelasan hasil pemeriksaan Kendala yang dihadapi
perusahaan"
Nomor (37) diisi kriteria untuk kendala yang dihadapi"
Nomor (38) diisi saran perbaikan untuk Kendala yang dihadapi
perusahaan”
Nomor (39) diisi penjelasan hasil pemeriksaan lainnya"
Nomor (40) diisi kriteria untuk pemeriksaan lainnya"
Nomor (41) diisi saran perbaikan untuk pemeriksaan lainnya"
Nomor (42) diisi kesimpulan hasil monitoring.

4) jika ada
-62-

2. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PELAKSANAAN MONITORING


KHUSUS TPB OLEH DIREKTUR YANG MEMILIKI TUGAS POKOK DAN
FUNGSI DI BIDANG FASILITAS KEPABEANAN

KOP SURAT anna


NOTA DINAS
NOMOR : ....... (Na.
Kepada paka (2)...
Dari : Kepala Subdirektorat Tempat Penimbunan Berikat (TPB)
Lampiran : 1 (satu) berkas pelaksanaan Monitoring khusus
Hal : Laporan Pelaksanaan Monitoring Khusus TPB
Tanggal po naaa (3)...

1. Identitas Penerima Fasilitas penerima fasilitas TPB:


a. Nama Penerima Fasilitas Si Setia sasarena sasak (Apannnnnanananananaaaaan
b. NPWP N kenanenanana re Kapengn (Sp enam
c. Alamat TPB PD nnananaananannananaan (Op... oo nannnannanaanaan
d. Jenis Fasilitas TPB Pnkananaanananananaaan (Tesis noona
e. Nomor SKEP P eravatataresa g0Keaa (Bpom maan
2. Dasar pelaksanaan Monitoring khusus sebagai berikut:
Arca. (9).....
De snnannananaaaa
c. dst.
3. Uraian kegiatan Monitoring khusus:
a. Pemeriksaan ERNA
b. Pemeriksaan Sarana dan Prasarana
c. Pemeriksaan CCTV
d. Pemeriksaan IT Inventory
e. Pemeriksaan Key Performance Indicator (KPI) performa Penerima
Fasilitas
4. Hasil dari pelaksanaan Monitoring khusus dapat kami laporkan sebagai
berikut:
Ara. (10).....
b... (11).....
Ce (12).....
5. Berdasarkan hasil Monitoring khusus, kami sampaikan hal-hal sebagai
berikut:
AL oaaaan (13).....Saran Perbaikan
hb... (14).....Kesimpulan

Demikian disampaikan sebagai laporan.


-63-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor nota dinas.


Nomor (2) diisi jabatan tujuan penerima nota dinas laporan
pelaksanaan Monitoring khusus.
Nomor (3) diisi tanggal nota dinas.
Nomor (4) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (S5) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi alamat Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi jenis fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi nomor SKEP fasilitas TPB.
Nomor (9) diisi dasar pelaksanaan Monitoring khusus seperti surat
tugas, instruksi dan/atau dokumen dasar lainnya.
Nomor (10) diisi informasi pelaksanaan Monitoring khusus tentang
kepatuhan Penerima Fasilitas TPB dalam menjalankan
ketentuan TPB.
Nomor (11) diisi informasi pelaksanaan Monitoring khusus tentang
kinerja dan dampak ekonomi Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (12) diisi informasi pelaksanaan Monitoring khusus tentang
keandalan IT Inventory Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (13) diisi saran perbaikan.
Nomor (14) diisi kesimpulan hasil pelaksanaan Monitoring khusus.
Nomor (15) diisi nama kepala subdirektorat.
64

C. CONTOH FORMAT SURAT TUGAS DAN LAPORAN PELAKSANAAN


MONITORING KHUSUS TPB

1. CONTOH FORMAT SURAT TUGAS PELAKSANAAN MONITORING


KHUSUS TPB
KOP SURAT

Berdasarkan Pasal 82 dan Pasal 82A Undang-Undang Nomor 17 tahun


2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan, dengan ini kami pejabat yang bertanda tangan dibawah ini
memberi tugas kepada:

1. Nama pon (2)...


NIP Pong (3)...
Pangkat/Golongan : ...... (Ap...
Jabatan : Ketua Tim
2. Nama Po nnananananan
NIP Po nagnnanaaaan
Pangkat/Golongan : ... /...
Jabatan : Anggota
3. Nama Po nannanananan
NIP Po nankannanaan
Pangkat/Golongan : ... /...
Jabatan : Anggota
untuk melakukan Monitoring khusus atas pemenuhan ketentuan pelaksanaan
pemberian fasilitas ....... (9)... terhadap:
Nama Penerima
Fasilitas TPB: No sacaccm#oKc.Ko... (6) a00» 005 smamuunanNyaenaatea

NPWP: NN (Tp nana nnnnnnananananaa


Alamat: Iananananaenananananan (BS)... ewweneneserecesann
Objek Pemeriksaan' : 1. Pemeriksaan sewaktu-waktu atas
snanaakan (Ip nnnnac
2. Pemeriksaan sederhana atas (bahan
baku/bahan penolong/ barang dalam
proses/ barang jadi/ barang
modal/peralatan perkantoran/sisa dari
proses produksi atau limbah/barang lain
yang mendapatkan fasilitas)” pada periode
pemeriksaan ...(10)... s.d. ...(11)...
3. Penelitian mendalam
Waktu pelaksanaan 8 nanananaan (12) snacn... Sid. (13) annawakan

Semua informasi yang diperoleh dari Penerima Fasilitas TPB


dimaksud merupakan rahasia jabatan.

Kepada instansi terkait, kami mohon bantuan demi kelancaran


pelaksanaan tugas tersebut.
65

Dikeluarkan d : ...(14)...
Pada tanggal :...(15)...

Tembusan:
1. Direktur Fasilitas Kepabeanan”)
2. Direktur Audit Kepabeanan dan Cukai
3. Kepala Kantor Wilayah")
4. Kepala Kantor ..... katakata |

“| coret yang tidak perlu atau pilih salah satu


“4 ditembuskan dalam hal penerbit surat tugas adalah selain direktur yang memiliki
tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan
414) ditembuskan dalam hal penerbit surat tugas adalah selain Kanwil dan KPUBC
#14) Jitembuskan dalam hal Monitoring khusus yang dilaksanakan merupakan tindak
lanjut atas rekomendasi Monitoring Khusus yang dilakukan Kepala Kantor lain.
66

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor surat tugas Monitoring khusus.


Nomor (2) diisi nama pejabat/ pegawai.
Nomor (3) diisi NIP pejabat/ pegawai.
Nomor (4) diisi pangkat/ golongan pejabat/ pegawai.
Nomor (S5) diisi jenis fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi alamat Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (9) diisi objek pemeriksaan sewaktu-waktu.
Nomor (10) diisi periode awal pemeriksaan sederhana.
Nomor (11) diisi periode akhir pemeriksaan sederhana.
Nomor (12) diisi tanggal awal pelaksanaan Monitoring khusus.
Nomor (13) diisi tanggal akhir pelaksanaan Monitoring khusus.
Nomor (14) diisi kota tempat diterbitkannya surat tugas.
Nomor (15) diisi tanggal terbit surat tugas.
Nomor (16) diisi jabatan pimpinan satker penerbit surat tugas.
Nomor (17) diisi nama pimpinan satker penerbit surat tugas.
Nomor (18) diisi jabatan-jabatan lain yang dianggap perlu
mendapatkan tembusan.
67

2. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PELAKSANAAN MONITORING


KHUSUS TPB
KOP SURAT
NOTA DINAS
NOMOR :.....(1)....

Kepada : Kepala....... (Panas.


Dari : Ketua Tim Monitoring Khusus
Lampiran : 1 (satu) berkas pelaksanaan Monitoring
Hal : Laporan Pelaksanaan Monitoring Khusus TPB
Tanggal Pramana (Bp anaanaaan

1. Identitas Penerima Fasilitas TPB:


a. Nama Penerima Fasilitas TPB
knanannananaa ana naanaan (Menannnananakananak
b. NPWP
Knnn nanas kanakan aan (Sp eanananaaanakaa
c. Alamat TPB
kana knnanaaa nana nana nana (OJ on nan anannananakaan
d. Jenis Fasilitas TPB
Krn nenanenaa kana nnaanaan (Tp nnnananananannkaan
e. Nomor SKEP
Knanaananan ana aaa ana (BP... anna
f. Jenis Monitoring Khusus:
O Pemeriksaan sewaktu-waktu
U Pemeriksaan sederhana
Ul Analisis mendalam

2. Dasar pelaksanaan Monitoring khusus sebagai berikut:


Arca (9)..... (misal Surat Tugas)
b...... (9)..... (misal Surat Permohonan dari pihak lain)
c. dst

3. Uraian kegiatan Monitoring khusus:


a....(10)....
b.....(l1)....
C. ....(12)....

4. Hasil dari pelaksanaan Monitoring khusus dapat kami laporkan sebagai


berikut:

No Jenis Pemeriksaan Hasil Monitoring Periode


1. | nanananananan (13) nana 00 Detak (16)... banana. (17)...

2D. | nnnanananaana (Lp aa. (17)...

3. IP .g0n anna. (5) aan (17)......

5. Berdasarkan hasil Monitoring khusus, kami mengusulkan hal-hal sebagai


berikut:
a. ...(18)....
b. ....(19)...
c. dst.

Demikian disampaikan sebagai laporan.


Ketua Tim
68

Tembusan:
1. Direktur Fasilitas Kepabeanan
2. Kepala ....... (21)... ")

“dalam hal Monitoring khusus dilaksanakan oleh Kantor Pabean


69

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor nota dinas laporan Monitoring khusus.


Nomor (2) diisi jabatan pimpinan satker tujuan laporan Monitoring khusus.
Nomor (3) diisi tanggal laporan Monitoring khusus.
Nomor (4) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (S5) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi alamat Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi jenis fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi nomor SKEP fasilitas TPB.
Nomor (9) diisi dasar pelaksanaan Monitoring khusus seperti surat tugas,
instruksi dan/atau dokumen dasar lainnya.
Nomor (10) diisi uraian kegiatan pemeriksaan sewaktu-waktu dalam hal
Monitoring khusus yang dilakukan adalah pemeriksaan
sewaktu-waktu
Nomor (11) diisi uraian kegiatan pemeriksaan sederhana dalam hal
Monitoring khusus yang dilakukan adalah pemeriksaan
sederhana.
Nomor (12) diisi uraian kegiatan penelitian mendalam dalam hal Monitoring
khusus yang dilakukan adalah penelitian mendalam.
Nomor (13) diisi jenis pemeriksaan sesuai pengujian yang ada dalam
ketentuan pemeriksaan sewaktu-waktu.
Nomor (14) diisi jenis pemeriksaan sesuai pengujian yang ada dalam
ketentuan pemeriksaan sederhana.
Nomor (15) diisi jenis pemeriksaan sesuai pengujian yang ada dalam
ketentuan penelitian mendalam.
Nomor (16) diisi hasil pengujian sesuai jenis pemeriksaan yang dilakukan
Nomor (17) diisi periode data yang dilakukan pengujian
Nomor (18) diisi usulan perbaikan terhadap TPB.
Nomor (19) diisi rekomendasi tindak lanjut kepada Kepala Kantor.
Nomor (20) diisi nama ketua tim Monitoring khusus.
Nomor (21) diisi nama Kanwil yang menerbitkan izin TPB.
Nomor (22) diisi jabatan-jabatan lain yang dianggap perlu mendapatkan
tembusan.
70

D. PEDOMAN PEMERIKSAAN SEWAKTU-WAKTU

Pemeriksaan sewaktu-waktu meliputi:


a. Pemeriksaan atas (1) atau beberapa pemberitahuan pabean saat barang tersebut:
- Akan masuk TPB,
- sudah ditimbun di TPB, dan/atau
- akan atau sudah dikeluarkan dari TPB.
b. pemeriksaan kesesuaian data pemasukan dan pengeluaran barang pada SKP dengan IT Inventory dan catatan internal
Penerima Fasilitas TPB: dan/atau
Cc. pemeriksaan lain atas kepatuhan pelaksanaan kewajiban Penerima Fasilitas TPB terhadap peraturan perundang-
undangan

1) PEMERIKSAAN ATAS 1 (SATU) ATAU BEBERAPA PEMBERITAHUAN PABEAN

No Tujuan Sasaran Prosedur

I Pemeriksaan pemasukan barang ke TPB (barang akan masuk ke TPB).

Pemeriksaan pada titik (fase) Memastikan kesesuaian | Lakukan proses pemeriksaan sebagai berikut :
dimaksudkan untuk melakukan | jumlah dan jenis barang .. .
0. . Nanga . Uji keutuhan fisik segel/tanda pengaman Bea
pengujian: atas kesesuaian
. | yang diberitahukan dalam |“ dan Cukai dan/atau segel pelayaran |
beritah dalam beritahuan .
pabean. uan pemberi Pemberitahuan Pabean | b. Uji kesesuaian nomor polisi sarana pengangkut
Misalnya jika ada informasi antara lain: dan surat jalan. Lakukan dokumentasi (foto)
kesalahan — atau kecurigaan e BOL6 c. Dalam hal menggunakan e-seal, periksa log
Pemberitahuan Pabean yang akan masuk e BC23 book seal any lenggara TPB untuk
ke TPB " an wa e-seal utuh.
o BC2.4 Lakukan dokumentasi (print out)
» BC2.6.2 d. Periksa kewajaran waktu perjalanan sarana
e BC2.7 pengangkut dari tempat
“SS
71

e BC4.0 pembongkaran/pengiriman ke TPB. Jika


» Dokumen pabean terdapat waktu tidak wajar, lakukan
pemasukan lainnya pemeriksaan secara lebih mendalam.
. Periksa kebenaran nomor, ukuran, dan jenis
kontainer atau kemasan.
Lakukan dokumentasi (foto)
Uji kesesuaian pemberitahuan jenis barang
dalam pemberitahuan pabean dengan jenis
barang pada surat keputusan izin TPB.
. Uji kesesuaian pemberitahuan jumlah dan jenis
kemasan dalam pemberitahuan pabean dengan
dokumen pelengkap pabean.
. Uji kesesuaian pemberitahuan jumlah dan jenis
kemasan dalam pemberitahuan pabean dengan
melakukan pengawasan atas stripping
pembongkaran barang.
Pengawasan atas stripping tersebut sekaligus
juga sebagai pencacahan fisik barang yang
diterima, sesuai dokumen pabean. Tuangkan
dalam Berita Acara.

II Pemeriksaan jumlah dan jenis barang atas barang yang sudah dilakukan penimbunan per Pemberitahuan Pabean

Pemeriksaan pada titik (fase) ini Memastikan kesesuaian Lakukan proses pemeriksaan sebagai berikut :
dimaksudkan untuk melakukan pemberitahuan jumlah dan
a. Uji kebenaran proses pembongkaran barang
pengujian atas kesesuaian dokumen jenis barang (stripping) dengan melakukan pengecekan pada
pabean,ketika barang impor atau rekaman CCTV. Atensi bahwa rekaman CCTV
ekspor sudah dilakukan pembongkaran yang dapat diakses hanya rekaman selama 7
dan penimbunan di gudang. hari kerja
72

. Uji kesesuaian pemberitahuan jumlah dan jenis


barang dalam pemberitahuan pabean dengan
dokumen pelengkap pabean (misal: Invoice,
Packing List)
. Uji kesesuaian pemberitahuan jenis barang
dalam pemberitahuan pabean dengan jenis
barang pada surat keputusan izin TPB
. Uji kesesuaian pemberitahuan jumlah dan jenis
barang dalam pemberitahuan pabean dengan
dokumen penerimaan barang. Kegiatan ini
sekaligus untuk melihat
keterlacakan/traceability dari penimbunan
barang di gudang (misal terhadap dokumen
pemasukan dapat segera diketahui lokasi
tempat penimbunannya dengan cepat dan
tepat).
. Uji kesesuaian jumlah dan jenis barang pada
dokumen pemasukan barang dengan data pada
IT Inventory.
Uji kesesuaian jumlah dan jenis barang pada IT
Inventory dengan dokumen pengeluaran barang
(pemberitahuan pabean BC 2.5, BC 2.6.1, BC
2.7, BC 2.8, BC 3.0, BC 3.3, P3BET dan BC 4.0
berikut dokumen pelengkap pabean dan
dokumen internal Penerima Fasilitas TPB
terkait, misalnya surat jalan, D/O, kartu stock)
untuk mendapatkan data pengeluaran barang,
dan kemudian tentukan saldo (sisa) barang
yang masih ditimbun (jumlah penerimaan
barang dikurangi oleh jumlah pengeluaran
barang)
. Lakukan pengujian kebenaran jumlah dan jenis
barang yang masih ditimbun sesuai IT Inventory
/ saldo barang yang ditimbun menurut
73

perhitungan dengan melakukan pencacahan


sediaan barang (stock opname barang)
Jika terdapat selisih, dilakukan pemeriksaan
secara mendalam dengan dilakukan wawancara
dan meminta pembuktian untuk mengetahui
terdapat unsur kesengajaan atau tidak dan
dilakukan tindak lanjut sesuai ketentuan
berlaku.
Lakukan pengambilan sample atas jenis barang
yang dicurigai (apabila jenis barang tersebut
masih belum semuanya dikeluarkan atau atas
jenis barang yang sama yang ada di gudang
Pusat Logistik Berikat) untuk dilakukan uji Lab
jika diperlukan) dengan membuat Berita Acara
Pengambilan Barang (BAP). BAP tersebut
ditandangani oleh petugas bea dan cukai yang
melakukan pemeriksaan, Penyelenggara PLB
dan Importir / Pemilik Barang

Pemeriksaan atas barang yang akan atau sudah dikeluarkan ke tempat lain dalam daerah pabean menggunakan BC 2.8
III
dan BC 2.5

Pemeriksaan pada titik ini dimaksudkan


1. Kesesuaian
Lakukan proses pemeriksaan sebagai berikut:
untuk melakukan pemberitahuan jumlah
pengujian atas
kesesuaian pemberitahuan dan jenis barang a. Uji kebenaran proses pemuatan barang (stuffing)
dalam
dokumen pabean atas barang yang akan dengan melakukan pengecekan kepada rekaman
dan/atau sudah dikeluarkan dari TPB CCTV. Atensi rekaman CCTV yang dapat diakses
hanya selama 7 hari.
Uji kesesuaian pemberitahuan jumlah dan jenis
barang dalam dokumen pabean dengan
dokumen pelengkap pabean (Invoice, Packing
List)
Uji Kesesuaian pemberitahuan Jumlah dan
Jenis barang dengan Dokumen internal
Penerima Fasilitas TPB untuk pengeluaran
74

barang (misalnya, surat jalan, D/O, kartu stock,


dil).
Uji Kesesuaian pemberitahuan Jumlah dan Jenis
barang dengan dengan data pengeluaran untuk
barang dimaksud dari data IT Inventory.
2. Kebenaran Tarif dan Lakukan proses pemeriksaan sebagai berikut :
Klasifikasi
a. Uji kebenaran tarif dan klasifikasi dengan BTKI
b. Jika terjadi kesalahan pada pemeriksaan poin a
dan uji kebenaran jumlah dan jenis barang
sesuai poin III 1, cek kembali persyaratan
perjanjian perdagangan bebas/Free Trade
Agreement (FTA) terhadap Pemberitahuan
Pabean pemasukan yang telah diuji sebelumnya
oleh Pejabat Bea dan Cukai.
c. Bandingkan pengunaan form FTA dengan
ketentuan yang berlaku untuk masing masing
skema FTA

Lakukan pengambilan sampel atas jenis barang


yang dicurigai (hanya terhadap barang yang belum
dikeluarkan untuk dilakukan uji Lab ika
diperlukan) dengan membuat Berita Acara
Pengambilan Barang Sampel (BAP). BPA tersebut
ditandangani oleh petugas Bea dan Cukai yang
melakukan pemeriksaan, Penyelenggara PLB dan
Importir / Pemilik Barang
3. Kesesuaian Nilai Pabean Lakukan proses pemeriksaan sebagai berikut:
a. Uji pemenuhan persyaratan nilai transaksi
apakah dapat diterima sebagai Nilai Pabean
sesuai peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai nilai pabean (misalnya
adanya hubungan antara importir dan supplier
75

atau tidak adanya transaksi jual beli karena


barang impor hanya perpindahan lokasi dari
Penerima Fasilitas TPB yang sama di luar negeri).
Jika terjadi kondisi tersebut diatas maka
dilakukan sesuai butir c.
b. Uji kesesuaian nilai impor pada BC 2.8, BC 2.5
dengan Invoice dengan meminta bukti
pembayaran (Transfer Payment). Jika diperlukan
dapat dilakukan penelusuran lebih lanjut pada
Rekening Koran

Jika kondisi pada butir a dan butir b tersebut tidak


dapat dilakukan (misalnya nilai transaksi tidak
dapat diterima sebagai nilai pabean atau Penerima
Fasilitas TPB/importir tidak dapat menunjukkan
bukti pembayaran yang mendukung), maka
petugas pemeriksa sewaktu-waktu menyerahkan
kepada Kepala Seksi PKC atau PFPD untuk
dilakukan pengujian kebenaran Nilai Transaksi
sesuai peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang nilai pabean.
4. Kebenaran atas Lakukan proses pemeriksaan sebagai berikut :
pemenuhan ketentuan
a. Uji kebenaran jenis barang yang diberitahukan
Larangan dan Pembatasan dengan persyaratan larangan dan pembatasan
sesuai tarif dan klasifikasinya apakah sudah
dipenuhi atau belum. Disesuaikan dengan hasil
pengujian tarif dan klasifikasi yang telah
dilakukan
b. Uji kebenaran dokumen persyaratan larangan
dan pembatasan dengan data pada INSW
- 76-

E. PEDOMAN PELAKSANAAN DAN CONTOH FORMAT LAPORAN E-


MONITORING

1. PEDOMAN PELAKSANAAN E-MONITORING


Pedoman e-Monitoring ini dilakukan oleh Tim Monitoring Khusus
yang ditunjuk sesuai dengan surat tugas tim monitoring khusus
pada Tempat Penimbunan Berikat.
Dalam melaksanakan e-Monitoring TPB, Tim Monitoring Khusus
terlebih dahulu harus menguji Penerima Fasilitas TPB yang
diperiksa harus memenuhi setiap kriteria yang ada di dalam check
list sebagai berikut:

Nama TPB

Alamat

Periode Tanggal
Pemeriksaan
NO. KRITERIA KONDISI PEMBUKTIAN
YA TIDAK | KETERANGAN
IT Cek alamat web,
1 Sistem
url atau ip
Inventory dapat
address untuk
diakses secara
masuk ke dalam
online
sistem
Cukup dicentang
Jika alamat web,
url atau ip
address dapat
digunakan
untuk masuk
kedalam system
Terdapat Cek user log in
2
Guthorized user untuk masuk ke
log in untuk dalam sistem
petugas Bea Cukup dicentang
dan Cukai. jika user log in
dapat
Maksud
authorized user digunakan
log in adalah untuk masuk
kode akses kedalam system
berupa
username dan
password
untuk masuk
ke dalam
sistem.
3 Laporan IT Cek Laporan IT
Inventory dapat Inventory
diakses secara Penerima
online oleh Fasilitas TPB
DJBC. dalam sistem
Cukup dicentang
jika IT Inventory
dapat
menampilkan
-77-

laporan secara
online dan
sesuai
ketentuan yang
berlaku
Laporan IT Cek menu
Inventory dapat unduh Laporan
diunduh Pemasukan Per
secara online Dokumen dan
oleh DJBC Laporan
dalam format Pengeluaran Per
excel atau csv Dokumen pada
(Comma IT Inventory
Separated Penerima
Values). Fasilitas TPB
dalam sistem
Periode Cukup dicentang
pengunduhan jika IT Inventory
paling sedikit 1 dapat
(satu) bulan mengunduh
atau paling laporan secara
lama 2 (dua) online dan
tahun. sesuai
ketentuan yang
berlaku dalam
bentuk excel
atau csv
Laporan IT Sebagai atensi
Inventory perlu :
diperhatikan
terdapat
elemen data pencatatan
(field): pada IT
Inventory harus
a. jenis menggunakan
dokumen nomor
pabean pendaftaran dan
b. nomor bukan nomor
pendaftaran pengajuan.
dokumen
pabean, Cukup dicentang
Cc. tanggal jika data yang
nomor ada masih sama
pendaftaran seperti data
dokumen pada arsip
pabean, sebelumnya
d. nomor
bukti
penerimaan
barang atau
nomor
bukti
penerimaan
barang
lainnya,
e. tanggal
penerimaan
barang atau
nomor
bukti
penerimaan
- 78-

barang
lainnya,
f. jumlah
barang
g. kode satuan
Kesimpulan

Pejabat yang melaksanakan e-Monitoring:

(Nama)

Dalam hal kriteria diatas sudah dipenuhi seluruhnya, dapat


dilakukan kegiatan e-Monitoring dengan tahapan sebagai berikut:

a. UJI KESESUAIAN JUMLAH DAN VALIDITAS DOKUMEN ANTARA


DATA MONEV PADA SKP DENGAN IT INVENTORY

No | Tujuan | Sasaran | Prosedur


I Pemeriksaan Jumlah Dokumen Pemasukan Barang ke TPB
Pemeriksaan Memastikan Lakukan proses
pada titik (fase) | kesesuaian jumlah | pemeriksaan sebagai
ini dimaksudkan | dokumen pabean | berikut:
untuk pemasukan ' yang |a. Tentukan 1 (satu)
melakukan terdapat pada SKP Perusahan Penerima
pengujian atas |dan IT Inventory Fasilitas yang akan
kesesuaian dalam periode yang dilakukan pengujian,
jumlah dokumen | sama antara lain: b. Tentukan Periode
pabean e BC2.3 Pemeriksaan
pemasukan yang e BC2.6.2 Dokumen Pabean
terdapat pada e BC27 Pemasukan (contoh
SKP dengan IT » BC4o periode: 01 Januari
Inventory dalam . BC1.6 2023 s.d. 28 Februari
periode waktu » Dokumen 2023),
yang sama Pabean c. Unduh data
Pemasukan Dokumen Pabean
Lainnya Pemasukan dari SKP:
d. Unduh data pada
Laporan Pemasukan
Barang per Dokumen
pada IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB,
e. Hitung dan
bandingkan jumlah
dokumen per jenis
dokumen pabean
pemasukan antara
SKP dan IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB,
f. Bandingkan data
Nomor Daftar per
masing-masing
-79-

Dokumen Pabean
Pemasukan — antara
SKP dengan IT
Inventory,
. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
d dan e dituangkan
dalam angka 4 huruf
b pada Format
Lampiran I huruf D1,
II Pemeriksaan Jumlah Dokumen pengeluaran barang dari TPB
Pemeriksaan Memastikan Lakukan proses
pada titik (fase) kesesuaian jumlah pemeriksaan sebagai
ini dimaksudkan dokumen pabean berikut:
untuk pengeluaran yang
melakukan terdapat pada SKP a. Tentukan 1 (satu)
pengujian atas dan IT Inventory Perusahan Penerima
kesesuaian dalam periode yang Fasilitas yang akan
jumlah dokumen sama antara lain: dilakukan pengujian,
pabean BC 3.0 . Tentukan Periode
pengeluaran BC 2.5 Pemeriksaan
yang terdapat BC 2.7 Dokumen Pabean
pada SKP dengan BC 4.1 Pengeluaran (contoh
IT Inventory BC 2.6.1 periode: 01 Januari
dalam periode Dokumen 2023 s.d. 28 Februari
waktu yang sama Pabean 2023),
Pengeluaran . Unduh data
Lainnya Dokumen Pabean
Pengeluaran dari
SKP:
. Unduh data pada
Laporan Pengeluaran
Barang per Dokumen
pada IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB,
Hitung dan
bandingkan jumlah
dokumen per jenis
dokumen pabean
pengeluaran antara
SKP dan IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB:
Bandingkan data
Nomor Daftar per
masing-masing
Dokumen Pabean
Pengeluaran antara
SKP dengan IT
Inventory,
. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
d dan e dituangkan
dalam angka 4 huruf
b pada Format
Lampiran I huruf D1:
-80-

b. KESESUAIAN JUMLAH BARANG PER DOKUMEN ANTARA DATA


MONEV PADA SKP DENGAN IT INVENTORY

No | Tujuan | Sasaran | Prosedur


i Pemeriksaan Jumlah Satuan Barang Dokumen pemasukan barang
ke TPB
Pemeriksaan Memastikan Lakukan proses
pada titik (fase) | kesesuaian jumlah | pemeriksaan sebagai
ini dimaksudkan | satuan barang | berikut:
untuk dokumen pabean |a. Tentukan 1 (satu)
melakukan pemasukan yang Perusahan Penerima
pengujian atas | terdapat pada SKP Fasilitas yang akan
kesesuaian dan IT Inventory dilakukan pengujian,
jumlah satuan | dalam periode yang | b. Tentukan Periode
barang dokumen | sama antara lain: Pemeriksaan
pabean . BC2.3 Dokumen Pabean
pemasukan yang e BC2.6.2 Pemasukan (contoh
terdapat pada ss BC2.7 periode: 01 Januari
SKP dengan IT . BcC4.o 2023 s.d. 28 Februari
Inventory dalam » BC1.6 2023),
periode waktu e Dokumen c. Unduh data
yang sama Pabean Dokumen Pabean
Pemasukan Pemasukan dari SKP:
Lainnya d. Unduh data pada
Laporan Pemasukan
Barang per Dokumen
pada IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB:
e. Bandingkan satuan
barang per Nomor
Daftar masing-
masing Dokumen
Pabean Pemasukan
antara SKP dengan IT
Inventory,
f. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
e dituangkan dalam
angka 4 huruf c pada
Format Lampiran I
huruf D1:
IT Pemeriksaan Jumlah Satuan Barang Dokumen pengeluaran barang
dari TPB
Pemeriksaan Memastikan Lakukan proses
pada titik (fase) | kesesuaian jumlah | pemeriksaan sebagai
ini dimaksudkan | satuan barang | berikut:
untuk dokumen pabean |a. Tentukan 1 (satu)
melakukan pengeluaran yang Perusahan Penerima
pengujian atas | terdapat pada SKP Fasilitas yang akan
kesesuaian dan IT Inventory dilakukan pengujian:
jumlah satuan | dalam periode yang | b. Tentukan Periode
barang dokumen | sama antara lain: Pemeriksaan
pabean s BC3.0 Dokumen Pabean
pengeluaran se BC2.5 Pengeluaran (contoh
yang terdapat e BC2.7 periode: O1 Januari
pada SKP dengan . Bc4.1 2023 s.d. 28 Februari
IT Inventory . BC261 2023),
dalam periode » Dokumen c. Unduh data
waktu yang sama Pabean Dokumen Pabean
-81-

Pengeluaran Pengeluaran dari


Lainnya SKP:
d. Unduh data pada
Laporan Pengeluaran
Barang per Dokumen
pada IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB:
e. Bandingkan satuan
barang per Nomor
Daftar masing-
masing Dokumen
Pabean Pengeluaran
antara SKP dengan IT
Inventory,
f. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
e dituangkan dalam
angka 4 huruf c pada
Format Lampiran I
huruf D1:

c. KESESUAIAN WAKTU PENCATATAN PEMASUKAN BARANG ANTARA


DATA MONEV PADA SKP DENGAN IT INVENTORY

No | Tujuan | Sasaran | Prosedur


I Pemeriksaan Waktu Pencatatan pemasukan barang ke TPB
Pemeriksaan Memastikan Lakukan proses
pada titik (fase) | kesesuaian pemeriksaan sebagai
ini dimaksudkan | pencatatan berikut:
untuk pemasukan barang
melakukan yang terdapat pada |a. Tentukan 1 (satu)
pengujian atas | IT Inventory antara Perusahan Penerima
kesesuaian lain: Fasilitas yang akan
pencatatan e BC2.3 dilakukan pengujian:
pemasukan e BC2.62 b. Tentukan Periode
barang yang e BC2.7 Pemeriksaan
terdapat pada IT . Bc4o Dokumen Pabean
Inventory. se BC1.6 Pemasukan (contoh
e Dokumen periode: O1 Januari
Pabean 2023 s.d. 28 Februari
Pemasukan 2023),
Lainnya c. Unduh data
Dokumen Pabean
Pemasukan dari SKP:
d. Unduh data pada
Laporan Pemasukan
Barang per Dokumen
pada IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB:
e. Bandingkan tanggal
daftar per Nomor
Daftar Dokumen
Pabean Pemasukan
SKP dengan tanggal
pemasukan barang
pada IT Inventory,
f. Uji kewajaran jeda
- 82-

waktu pencatatan
pemasukan barang
pada IT Inventory
dengan tanggal daftar
per Nomor Daftar
Dokumen Pabean
pemasukan SKP,
g. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
f dituangkan dalam
angka 4 huruf d pada
Format Lampiran I
huruf D1:

II Pemeriksaan Waktu Pencatatan pengeluaran barang dari TPB


Pemeriksaan Memastikan Lakukan proses
pada titik (fase) kesesuaian pemeriksaan sebagai
ini dimaksudkan pencatatan berikut:
untuk pemasukan barang a. Tentukan 1 (satu)
melakukan yang terdapat pada Perusahan Penerima
pengujian atas IT Inventory antara Fasilitas yang akan
kesesuaian lain: dilakukan pengujian,
pencatatan BC 3.0 b. Tentukan Periode
pengeluaran BC 2.5 Pemeriksaan
barang yang BC 2.7 Dokumen Pabean
terdapat pada IT BC 4.1 Pengeluaran (contoh
Inventory. BC 2.6.1 periode: O1 Januari
Dokumen 2023 s.d. 28 Februari
Pabean 20283),
Pengeluaran c. Unduh data
Lainnya Dokumen Pabean
Pengeluaran dari
SKP:
d. Unduh data pada
Laporan Pengeluaran
Barang per Dokumen
pada IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB:
e. Bandingkan tanggal
daftar per Nomor
Daftar Dokumen
Pabean Pengeluaran
SKP dengan tanggal
pengeluaran barang
pada IT Inventory,
f. Uji kewajaran jeda
waktu pencatatan
pengeluaran barang
pada IT Inventory
dengan tanggal daftar
per Nomor Daftar
Dokumen Pabean
pengeluaran SKP:
g. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
f dituangkan dalam
angka 4 huruf d pada
Format Lampiran I
huruf D1:
-83-

2. CONTOH FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN E-MONITORING

KOP SURAT

NOTA DINAS
NOMOR ND-... (1... (anna. /202..

Yth. : Direktur / Kepala Kantor ...... (2)...


Dari : Tim Analis e-Monitoring PT. ....(3)....
Sifat : Segera
Lampiran : ..(4)... berkas
Hal : Laporan e-Monitoring PT. ....... (Bparaaaa.
Tanggal Po nananaa (Span.

1. Identitas Penerima Fasilitas TPB penerima fasilitas TPB:


a. Nama Penerima Fasilitas TPB :............... (Bpom nanan nana
b. NPWP Pagkatananananan (OP... annnannnaanaaan
c. Alamat TPB Psnenananaananan (po ananenaanananaaaan
d. Jenis TPB . KB /PLB/GB/TBB/TPPB")
e. Nomor SKEP Bgnnananananaaan (Bp. anna
f. Tanggal SKEP Panganananananan (Dp nan nnnnnnnnnnnaanaan
g. Periode analisis Pakan (10)...... s.d...... (11)...
(“coret yang tidak perlu)

2. Dasar pelaksanaan analisis ini adalah dengan menggunakan aplikasi


e-Monitoring sebagai dasar untuk penyusunan target dan sebagai
dasar pedoman Monitoring khusus.

3. Parameter pelaksanaan e-Monitoring ini adalah untuk mengetahui:


a. Keandalan sistem pengendalian internal (SPI) IT Inventory
Penerima Fasilitas TPB:
b. kesesuaian jumlah dan validitas dokumen antara Data Monev
pada SKP dengan IT Inventory,
c. kesesuaian jumlah barang per dokumen antara Data Monev pada
SKP dengan IT Inventory,
d. kesesuaian waktu pencatatan pemasukan barang antara Data
Monev pada SKP dengan IT Inventory:
e. Perbandingan total jumlah dan nilai dokumen sesuai SKP

4. Hasil pelaksanaan e-Monitoring adalah sebagai berikut:


a. IT Inventory Penerima Fasilitas TPB
(checklist salah satu)
IT Inventory dapat diandalkan dimana kesesuaian antara
O data IT Inventory dan data pada SKP tidak terdapat
perbedaan atau hanya terjadi perbedaan minor saja
IT Inventory dapat diandalkan dimana kesesuaian antara
a data IT Inventory dan data pada SKP terdapat perbedaan
yang cukup banyak namun masih terlihat adanya banyak
kesesuaian
IT Inventory tidak dapat diandalkan dimana kesesuaian
a antara data IT Inventory dan data pada SKP terdapat
perbedaan yang sangat banyak baik dari perbedaaan
pencataannya maupun waktu pencatatannya
- 84-

b. Kesesuaian Jumlah dan Validitas Dokumen


Jenis Jumlah dokumen Jumlah Keterangan
Dokumen IT Inventory dokumen
SKP
(12) (13) (14)
BC 2.3

BC 2.5

BC 3.0

BC 2.7 IN

BC 2.7 OUT

BC 2.6.1

BC 2.6.2

BC 4.0

BC 4.1
Dokumen
lainnya

Di kolom keterangan disampaikan setiap ada kondisi yang tidak


ideal, misalnya jika ada data yang tidak dapat diakses dsb

c. Kesesuaian Jumlah Barang Per Dokumen


Secara total terdapat ....(16).... dokumen yang kedapatan berbeda
jumlah barang antara data pada IT Inventory dan data pada SKP
dengan perincian sesuai Lampiran ..(17)..

d. Kesesuaian Waktu Pencatatan Pemasukan/ Pengeluaran


Secara total terdapat ...(18)..... dokumen yang kedapatan waktu
pemasukan dan/atau pengeluaran barang tidak sesuai dan/atau
tidak wajar antara data pada IT Inventory dan data pada SKP
dengan perincian sesuai Lampiran ..(19)..

e. Perbandingan Jumlah Dokumen dan Nilai Dokumen Sesuai SKP


Jenis Nilai Devisa IDR/ Jumlah
Dokumen Harga Penyerahan Netto (kg) Dokumen
(HP)
(20) (21) (22)
BC 2.3
(Nilai Devisa
IDR)
BC 2.5
(Harga
Penyerahan)
BC 3.0
(Nilai Devisa
IDR)
BC 2.7 IN
(Harga
Penyerahan)
BC 2.7 OUT
- 85-

(Harga
Penyerahan)
BC 2.6.1
(Nilai Devisa
IDR)
BC 2.6.2
(Nilai Devisa
IDR)
BC 4.0
(Harga
Penyerahan)
BC 4.1
(Harga
Penyerahan)
Dokumen
lainnya

Demikian disampaikan hasil e-Monitoring PT. ..... (Basa. sebagai


bahan pelaksanaan Monitoring khusus.

Tim Analisis e-Monitoring

NIP

3. Dst.
- 86 -

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor nota dinas.


Nomor (2) diisi penerbit surat tugas.
Nomor (3) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (4) diisi jumlah berkas lampiran.
Nomor (S5) diisi tanggal nota dinas.
Nomor (6) diisi nomor NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi alamat perusahaan Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi nomor penetapan SKEP terakhir sebagai Penerima
Fasilitas TPB.
Nomor (9) diisi tanggal penetapan SKEP terakhir sebagai Penerima
Fasilitas TPB.
Nomor (10) diisi tanggal awal data yang dilakukan analisis.
Nomor (11) diisi tanggal akhir data yang dilakukan analisis.
Nomor (12) diisi jumlah dokumen yang terdapat pada IT Inventory.
Nomor (13) diisi jumlah dokumen yang terdapat pada SKP.
Nomor (14) diisi dengan hal-hal atau kondisi yang perlu dijelaskan.
Nomor (15) diisi jenis Dokumen lain yang belum tercantum dan
terdapat data jumlahnya.
Nomor (16) diisi jumlah dokumen yang berbeda jumlah barangnya hasil
perbandingan antara IT Inventory dengan SKP.
Nomor (17) diisi nomor lampiran yang dimaksud.
Nomor (18) diisi jumlah dokumen yang tidak sesuai dan/atau tidak
wajar hasil perbandingan antara IT Inventory dengan SKP..
Nomor (19) diisi nomor lampiran yang dimaksud.
Nomor (20) diisi nilai devisa IDR atau harga penyerahan menyesuaikan
dengan jenis dokumen dalam rupiah berdasarkan data
SKP.
Nomor (21) diisi nilai netto barang dalam satuan kilogram berdasarkan
data SKP.
Nomor (22) diisi jumlah dokumen berdasarkan data SKP.
Nomor (23) diisi jenis Dokumen lain yang belum tercantum dan
terdapat data jumlahnya.
Nomor (24) diisi nama ketua/anggota tim e-Monitoring.
Nomor (25) diisi NIP ketua/anggota e-Monitoring.
-87-

F. CONTOH FORMAT BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK BARANG

nan -nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn KOP SURAT 0...»


BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK BARANG
NOMOR....(1)... TANGGAL...(2)...

Pada hari ini ....(3)..... tanggal...... (Ap... bulan ....(S)...... tahun ....(6)....,
sesuai Surat Tugas....... (Pan. Nomor: ...(8).... Tanggal ... (9)..... kami:
No | Nama NIP Jabatan
1 arak. (10)... Pan. (11)...
Jana (12)...
2
3
dst.

telah melaksanakan pemeriksaan fisik barang terhadap persediaan:


1 Nama Penerima Fasilitas TPB | :....... (13)........
2 NPWP Pan (14)...
3 Lokasi Pemeriksaan Fisik | :....... (15)...
4 Nomor & Tangga” |:....... (16)........
Pemberitahuan Pabean (Jika
atas pemeriksaan dokumen
pabean)
5 Waktu Pemeriksaan J3... (17). s.d... (18).......
6 Jumlah Sampling yang ——— |:....... (19)...
dilakukan
7 Jenis Monitoring Khusus |:....... (20)........

Pemeriksaan fisik dilakukan oleh pihak Penerima Fasilitas TPB dan tim
Monitoring menyaksikan dan mencatat hasilnya.
Hasil pemeriksaan fisik sesuai lampiran yang melekat pada berita acara
pemeriksaan fisik ini, dengan kesimpulan"):
UI Hasil sampling sesuai data yang diajukan
UI Hasil sampling perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut
O Hasil sampling kedapatan tidak sesuai

Mengetahui,
Penerima Fasilitas TPB Tim Monitoring

Lag. (22p..
NIP san... (23)...

D2. nannna (22).


NIP... (23)...

3. Dst
NIP (23)...

“ check list (N) salah satu


- 88-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor berita acara.


Nomor (2) diisi tanggal berita acara.
Nomor (3) diisi hari pelaksanaan pemeriksaan fisik barang.
Nomor (4) diisi tanggal pemeriksaan fisik barang.
Nomor (5) diisi bulan pemeriksaan fisik barang.
Nomor (6) diisi tahun pemeriksaan fisik barang.
Nomor (7) diisi jabatan penerbit surat tugas.
Nomor (8) diisi nomor surat tugas.
Nomor (9) diisi tanggal surat tugas.
Nomor (10) diisi nama pemeriksa fisik barang.
Nomor (11) diisi NIP pemeriksa fisik barang.
Nomor (12) diisi jabatan pemeriksa fisik barang.
Nomor (13) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (14) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (15) diisi lokasi pemeriksaan fisik.
Nomor (16) diisi nomor dan tanggal pemberitahuan pabean.
Nomor (17) diisi jam mulai pemeriksaan.
Nomor (18) diisi jam berakhir pemeriksaan.
Nomor (19) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (20) diisi jenis Monitoring khusus.
Nomor (21) diisi nama pihak Penerima Fasilitas TPB yang mewakili.
Nomor (22) diisi nama ketua/anggota tim Monitoring.
Nomor (23) diisi NIP ketua/anggota Monitoring.
- 89-

G. CONTOH FORMAT BERITA ACARA PENGAMBILAN SAMPEL

Dnnnnnnnnnnnnonannnnnnnnnnnn KOP SURAT. aini,


BERITA ACARA PENGAMBILAN SAMPEL
NOMOR ...(1).... TANGGAL...(2)....

Pada hari ini ....(3)..... tanggal...... (LH... bulan ....(5)...... tahun ....(6)....,
sesuai Surat Tugas ...(7).... Nomor: ...(8).... Tanggal ...(9).. telah
dilakukan pengambilan sampel dalam rangka pengujian kebenaran
pemberitahuan klasifikasi dan tarif, telah melaksanakan pengambilan
sampel barang terhadap persediaan:

1 Nama Penerima Fasilitas TPB | :....... (10)...


2 NPWP BNN Ml)...
3 Lokasi Pengambilan Sampel ANE II (12)........
4 Nomor Pemberitahuan Pabean | :....... (13)........
5 Tanggal Pemberitahuan Pnnnanan 1...
Pabean
6 Waktu Pengambilan Sampel Ihannanai (15)...
7 Jumlah Sampel yang diambil | :....... (16)........ (diisi jumlah kemasan,
Jumlah satuan, jenis satuan, dan
kondisi barang yang diambil
sampelnya)
8 Foto Barang Sampel Lmamesi (17)... (dilampirkan/ tidak")
9 Jenis Monitoring Khusus 2 nacuei (18)........

Pengambilan sampel dilakukan oleh Penerima Fasilitas TPB dengan


disaksikan oleh Tim Monitoring Khusus.

Mengetahui,
Penerima Fasilitas TPB Tim Monitoring

Lap tenar en. (Ip... Tanaka (20)...


NIP... (21)...

Da nannanananananaanaaan D. anakanananaaanananan
NIP sn nannnnaanannan

Ba angkatan dak 3. sanananenan iban


NIP nisan

“ coret yang tidak perlu


-90-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor berita acara.


Nomor (2) diisi tanggal berita acara.
Nomor (3) diisi hari pelaksanaan pengambilan sampel.
Nomor (4) diisi tanggal pengambilan sampek.
Nomor (5) diisi bulan pengambilan sampel.
Nomor (6) diisi tahun pengambilan sampel.
Nomor (7) diisi jabatan penerbit surat tugas.
Nomor (8) diisi nomor surat tugas.
Nomor (9) diisi tanggal surat tugas.
Nomor (10) diisi nama pemeriksa fisik barang.
Nomor (11) diisi NIP pemeriksa fisik barang.
Nomor (12) diisi jabatan pemeriksa fisik barang.
Nomor (13) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (14) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (15) diisi lokasi pemeriksaan fisik.
Nomor (16) diisi nomor dan tanggal pemberitahuan pabean.
Nomor (17) diisi jam mulai pemeriksaan.
Nomor (18) diisi jam berakhir pemeriksaan.
Nomor (19) diisi nama pihak Penerima Fasilitas TPB yang mewakili.
Nomor (20) diisi nama ketua/anggota tim Monitoring.
Nomor (21) diisi NIP ketua/ anggota Monitoring.
-91-

H. CONTOH FORMAT SURAT PERSETUJUAN / PENOLAKAN PENGELUARAN


BARANG YANG SEDANG DILAKUKAN PENGUJIAN LABORATORIS

KOP SURAT

Nomor Po ncanaan Nan.


Tanggal : ........ (2) san.
Lampiran : ........ (3) anakan
Hal : Persetujuan/Penolakan") Pengeluaran Barang yang
sedang dilakukan Pengujian Laboratoris

Yth. Pimpinan PT ......... (Lp anna.

Sehubungan dengan surat Saudara nomor ..... (5)... tanggal


senar (O)....... Hal permohonan pengeluaran barang yang sedang
dilakukan pengujian laboratoris, dengan ini kami sampaikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Menimbang................ (Tp annanannnnnannnan
2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas dengan ini
menyetujui/ menolak") pengeluaran barang yang sedang dilakukan
pengujian laboratoris atas pemberitahuan pabean dengan rincian
sebagai berikut:
a. | nomor aju 2D orrararananaaan (Bp cnc
b. | nomor pemberitahuan pabean : |............... (Donna cnnnnatam
c. | tanggal pemberitahuan | |... (LO)... kaka.
pabean |
d. | uraian barang #Dornaaaan hennanana (D1). n Kr onnnnanan
e. (jumlah kemasan dan satuan | |... (12) ..coomomnanaan
barang yang akan |:
dikeluarkan
f. | jenis satuan Mp o»omefitinanaan (13) ndak
g. | kondisi barang 2 Porananananananan (1) rr. room
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Kepala....... (15).....,

“) coret yang tidak perlu


-92-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor surat persetujuan/penolakan.


Nomor (2) diisi tanggal surat persetujuan/penolakan.
Nomor (3) diisi jumlah lampiran surat persetujuan/penolakan.
Nomor (4) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (S5) diisi nomor surat permohonan Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi nomor tanggal surat permohonan Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi pertimbangan berdasarkan surat permohonan Penerima
Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi nomor aju pemberitahuan pabean.
Nomor (9) diisi nomor pemberitahuan pabean.
Nomor (10) diisi tanggal pemberitahuan pabean.
Nomor (11) diisi uraian barang yang akan dikeluarkan.
Nomor (12) diisi jumlah kemasan dan satuan barang yang akan dikeluarkan.
Nomor (13) diisi jenis satuan barang yang akan dikeluarkan.
Nomor (14) diisi kondisi barang yang akan dikeluarkan.
Nomor (15) diisi nama kantor penerbit surat persetujuan/penolakan.
Nomor (16) diisi nama kepala kantor penerbit surat persetujuan/ penolakan.
Nomor (17) diisi NIP kepala kantor penerbit surat persetujuan/penolakan.
-93-

PEDOMAN PEMERIKSAAN SEDERHANA

1. Pemeriksaan sederhana untuk menghitung nilai Bea Masuk, PDRI, PPN atau PPN dan PPnBM yang masih terutang dalam hal TPB
akan dicabut fasilitasnya
Sasaran Tujuan Uraian Kegiatan / Prosedur
Menghitung nilai Bea Masuk, PDRI, 1. Mengetahui Jumlah Saldo Awal 1. Tentukan cut off (batas waktu) penentuan pemeriksaan
PPN atau PPN dan PPnBM yang sederhana. (minimal data pada satu bulan terakhir dan dapat
masih terutang dalam hal TPB akan diperluas sesuai kondisi masing-masing Penerima Fasilitas
dicabut fasilitasnya TPB).
2. Cek data saldo awal dari IT Inventory Penerima Fasilitas TPB.
Saldo awal dapat juga menggunakan hasil stock opname
Penerima Fasilitas TPB.
3. Uji kebenaran data saldo awal pada IT Inventory dengan data
internal yang ada di Penerima Fasilitas TPB (contoh: data
Warehouse Management System/WMS, kartu stock, dil)
4. Jika data saldo awal sulit didapatkan seperti pada kondisi TPB
yang sudah pailit atau ditinggalkan penanggung jawab
Penerima Fasilitas TPB, maka dapat menggunakan data saldo
terakhir yang ada di IT Inventory atau hasil stock opname
Penerima Fasilitas TPB dibandingkan dengan SKP.

2. Mengetahui jumlah pemasukan 1. Cek data pemasukan pada IT Inventory Penerima Fasilitas TPB
2. Uji kebenaran dokumen pemasukan (BC 1.6, BC 2.3, BC 2.6.2,
BC 2.7, BC 4.0 dan/atau dokumen pabean pemasukan lainnya)
pada CEISA / SKP
3. Mengetahui jumlah 1. Cek data pengeluaran pada IT Inventory Penerima Fasilitas TPB
pengeluaran 2. Uji kebenaran dokumen pengeluaran (BC 2.5, BC 2.6.1, BC 2.7,
BC 4.1, BC 3.0, BC 3.3 dan/atau dokumen pabean pengeluaran
lainnya) pada CEISA / SKP
4. Menentukan Saldo Buku Lakukan perhitungan saldo buku dengan cara data saldo awal
barang ditambah dengan data pemasukan barang dikurangi
dengan data pengeluaran barang.
5. Mengetahui Saldo Fisik 1. Lakukan Pemeriksaan sediaan dengan melakukan stock
opname
- 94-

Bandingkan saldo buku dengan saldo fisik


6. Menghitung nilai bea masuk . Dapatkan data sesuai stock fisik menjadi data dasar jumlah
dan PDRI yang terutang barang yang masih terutang.
. Sandingkan dengan data dokumen pabean yang menunjuk
pada saldo barang terhutang tersebut
. Hitung nilai pungutan negara yang masih terutang Bea Masuk
dan PDRI

2. Pemeriksaan sederhana untuk menguji kebenaran konversi pemakaian bahan baku yang disampaikan Penerima Fasilitas TPB
Sasaran Tujuan Uraian Kegiatan / Prosedur
Kepatuhan Penerima Fasilitas TPB Kebenaran konversi pemakaian l. Tentukan barang jadi yang akan diuji kebenaran konversi
dalam menjalankan TPB bahan baku yang disampaikan pemakaian bahan bakunya.
Penerima Fasilitas TPB 2. Minta data pemakaian konversi kepada Penerima Fasilitas TPB
3. Uji data konversi pemakaian bahan baku dengan data
pendukung seperti Bill of material, HPP (harga pokok produksi
dari bagian akuntansi), kontrak kerja dengan pemberi kontrak,
dan data lainnya yang dapat mendukung kebenaran konversi
yang diberikan. Jika perlu dapat dimintakan keterangan
kepada tenaga ahli di bagian produksi
. Untuk mempermudah, tentukan komponen bahan baku utama
yang menjadi dasar penyusun utama dari barang jadi yang kita
hitung konversinya. Komponen bahan baku utama dapat juga
didasarkan pada komponen bahan baku dominan atau yang
mempunyai nilai yang tinggi.
Uji kewajaran antara data konversi yang diajukan Penerima
Fasilitas TPB dengan hasil perhitungan konversi yang
dilakukan. Misalnya konsistensi konversi yang diajukan.
Bandingkan konversi yang diajukan Penerima Fasilitas TPB
dengan konversi Penerima Fasilitas TPB lain yang sejenis.
- 95-

3. Pemeriksaan sederhana untuk mengetahui kebenaran sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB antara IT Inventory dengan
persediaan fisik barang

Panduan pemeriksaan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji kepatuhan TPB terhadap kebenaran sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB.
Misalnya ketika Kepala KPUBC/Kantor Pabean ingin melihat kebenaran dari saldo barang modal yang ada di TPB atau ingin
mengetahui jumlah barang sisa/scrap yang ada di TPB.
Sasaran pemeriksaan kebenaran sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB ini mempunyai banyak kegunaan yang bisa digunakan
sebagai informasi bagi Kepala KPUBC/Kantor Pabean dalam pengambilan arah kebijakan terhadap TPB yang dilakukan pemeriksaan
sederhana, dan terutama adalah untuk menguji keandalan sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB.
Sebelum melakukan pemeriksaan sederhana ini terlebih dahulu ditentukan lingkup pemeriksaannya, meliputi:
bahan baku:
bahan penolong,
barang dalam proses,
barang jadi,
barang modal,
peralatan perkantoran,
sisa dari proses produksi/limbah (scrap/ waste): dan/atau

ra mp App
barang lain yang mendapatkan fasilitas.
Prosedur pemeriksaan sederhana yang dilakukan sama dengan yang dilakukan pada prosedur pemeriksaan sederhana pada poin 1
(satu) dan hanya ruang lingkup pemeriksaannya saja yang disesuaikan sesuai kebutuhan dan tidak perlu dilakukan perhitungan
nilai bea masuk dan PDRI yang terhutang kecuali terdapat selisih kurang
Konfirmasi atas perbedaan selisih kurang tersebut dengan disertai alasan atau data yang memadai.

Sasaran Tujuan Uraian Kegiatan / Prosedur


Kepatuhan Penerima Fasilitas TPB 1. Mengetahui Jumlah Saldo Awal | 1. Tentukan cut off (batas waktu) penentuan pemeriksaan
dalam menjalankan TPB sederhana. (minimal data pada 1 bulan terakhir dan dapat
diperluas sesuai kondisi masing-masing Penerima Fasilitas
TPB).
2. Cek data saldo awal dari Laporan 4 bulanan, IT Inventory atau
Berita Acara Stock Opname terakhir
— —
-96-

2. Mengetahui jumlah pemasukan Cek data pemasukan dari dokumen pemasukan (BC 1.6, BC 2.3,
BC 2.6.2, BC 2.7, BC 4.0 dan/atau dokumen pabean pemasukan
lainnya) pada CEISA / SKP
3. Mengetahui jumlah pengeluaran Cek data pengeluaran dari dokumen pengeluaran (BC 2.5, BC
2.6.1, BC 2.7, BC 4.1, BC 3.0, BC 3.3 dan/atau dokumen pabean
pengeluaran lainnya) pada CEISA / SKP
4. Menentukan Saldo Buku Lakukan perhitungan saldo buku dengan menjumlahkan saldo
awal ditambah pemasukan dan dikurangi pengeluaran
5. Mengetahui Saldo Fisik 1. Lakukan Pemeriksaan sediaan dengan melakukan stock fisik.
2. Bandingkan saldo buku dengan saldo fisik (dalam hal masih
terdapat barang di TPB)

4. Pemeriksaan sederhana untuk mengetahui kepatuhan Penerima Fasilitas TPB dalam proses bisnis pemasukan dan pengeluaran
barang

Panduan pemeriksaan

e Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji kepatuhan Penerima Fasilitas TPB dalam kegiatan melakukan pemasukan dan
pengeluaran barang.
es Sasaran pemeriksaan untuk mengetahui bahwa Penerima Fasilitas TPB telah dapat mempertanggung jawabkan semua kegiatan
pemasukan dan pengeluaran barangnya, dilakukan pengujian dengan data data terkait lainnya.
e Tim Monitoring khusus menetapkan periode pemeriksaan yang diperlukan minimal 1 bulan dan maksimal 2 tahun.
e Tim Monitoring khusus dapat menyesuaikan sasaran pemeriksaan sesuai kebutuhan.

PENGUJIAN/KEGIATAN YANG
NO SASARAN PEMERIKSAAN DILAKUKAN HASIL PENGUJIAN
Kepatuhan Tujuan pengangkutan barang impor dari TPS ke KB Menguji kepatuhan pemasukan barang
sesuai dokumen BC 2.3 dilakukan
pengujian dengan:
- Melihat status dokumen di CEISA
(lihat apakah sudah SPPD)
-97-

PENGUJIAN/KEGIATAN YANG
NO SASARAN PEMERIKSAAN HASIL PENGUJIAN
DILAKUKAN
- Bandingkan dengan data pemasukan
di Laporan Penerimaan Barang di
gudang
- Bandingkan antara tanggal
pemasukan di CEISA dengan tanggal
pemasukan di IT Inventory
Kepatuhan Tujuan pengangkutan barang ekspor dari KB ke TPS dan Menguji kepatuhan pengeluaran barang
Konsolidator sesuai dokumen BC 3.0 dilakukan
pengujian dengan:
- Lakukan rekonsiliasi dengan outward
manifest
- Lakukan rekonsiliasi dengan B/L
- Lakukan rekonsiliasi dengan catatan
pada IT Inventory

Kesesuaian jumlah dan jenis barang yang ditimbun di KB Lakukan pengujian stock fisik antara
data di IT Inventory dengan fisik barang
di gudang barang secara sampling.
Dapat dilakukan dengan mencari barang
yang mempunyai nilai besar atau
banyak
4 Kesesuaian jenis barang dan/atau bahan baku yang diimpor Lakukan pengujian jenis barang
menggunakan fasilitas TPB dengan jenis barang hasil produksi yang | dan/atau bahan baku yang diimpor
ada di SKEP TPB menggunakan fasilitas TPB dengan jenis
barang hasil produksi yang ada di SKEP
TPB
5 Kesesuaian jumlah dan jenis barang yang ditimbun di lokasi Sub Lakukan pemeriksaan pemasukan dan
Kontrak KB pengeluaran barang sub kontrak dengan
membandingkan antara dokumen BC
2.6.1 dengan BC 2.6.2. dan jika perlu
dapat dilakukan uji petik kepenerima
sub kontrak
-93-

PENGUJIAN/KEGIATAN YANG
NO SASARAN PEMERIKSAAN | HASIL PENGUJIAN
DILAKUKAN
Kepastian pengawasan pemuatan dan pembongkaran barang ke Lakukan pemeriksaan kepada CEISA |
sarana pengangkut oleh Hanggar / PBC apakah sudah terjadi kegiatan pemuatan
dan pembongkaran dengan melihat,
- Status pengawasan pemuatan
(stuffing)
- Status pengawasan pembongkaran
(stripping)
Dicek apakah sudah SPPD
Kesesuaian antara barang jadi hasil produksi dengan barang jadi Lakukan pengujian khusus jika ada
yang diekspor terjadi pembatalan ekspor, lakukan
pengujian kepada:
- Surat Permohonan Pembatalan dan
- Surat Persetujuan Pembatalan
Kegiatan subkontrak yang sesuai dengan izin dan jumlah jaminan Lakukan pemeriksaan nilai kontrak
pekerjaan sub kontrak dengan nilai
jaminan
Kesesuaian pemberitahuan HS Lakukan pengujian kebenaran
pemberitahuan HS yang diberitahukan
dalam dokumen pengeluaran, terutama
HS atas barang yang mengandung lartas
dan terkait Bea Masuk Tambahan (BMT)
10 Kesesuaian Nilai Pabean Lakukan pengujian untuk dokumen BC
2.8 dan BC 2.5 terkait kebenaran uji
kebenaran nilai pabean. Dapat
dilakukan dengan:
- Uji dengan voucher atau bukti
pembayaran bandingkan dengan
invoice
- Bisa dilihat kepada general ledger di
bagian akuntansi
-99-

J. CONTOH FORMAT BERITA ACARA PENCACAHAN BARANG

Dono non ono namamu anna KOP SURAT. ea nnanannnn


BERITA ACARA PENCACAHAN BARANG
NOMOR ...(1).... TANGGAL ......(2)..

Pada hari ini ....(3)..... tanggal ...(4)... bulan ...(5).... tahun...(6)....,


berdasarkan Surat Tugas Monitoring khusus ....... (Pyar. Nomor
Lang (8)..... tanggal ......(9)......, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama/NIP Po anananaan (10)...


Pangkat/ Gol Do nnananaan (lp.nasannnnaaka.
Jabatan Do 9gb (12)... yi...
2. Nama/NIP Do ananananaannanaanaan aanananan
Pangkat/ Gol DAN anna aan nan ane NN
Jabatan Do ananananananananananananaaa
3. dst. Ho nnanatanananananaaaanaaanan

Telah melaksanakan pencacahan barang pada

Nama Penerima : ......... (13) nc


Fasilitas TPB
NPWP Po nananaaan (ponannananana.
Alamat Penerima : ......... (15) oo oX.KX..
Fasilitas TPB
Jenis Fasilitas TPB : ......... (16)...
Waktu Donanaan (17an. sd... (18)......
Pencacahan

Dengan hasil pencacahan barang sebagai berikut:


1. Jenis Pemberitahuan Pabean: ...... (19)...
2. Nomor Pemberitahuan Pabean: ...... (20)...... Tgl...... (21)...
3. Hasil Pencacahan:
No Jenis/ Uraian Data Hasil Keterangan
Barang Pemberitahuan Pencacahan
Pabean
Jumlah | Jenis | Jumlah | Jenis
Barang | Satuan | Barang | Satuan
1. pora. (22)... (23)... |...(24)... | ...(25)... |... (26)... (27)...

Pencacahan dilakukan oleh pihak Penerima Fasilitas TPB dan tim


Monitoring menyaksikan dan mencatat hasilnya dengan kesimpulan":
UI Hasil pencacahan sesuai data yang diajukan
HI Hasil pencacahan perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut
DO Hasil pencacahan kedapatan tidak sesuai
- 100-

Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya.

Dibuat di...... (28)...


Pada tanggal ...(29)..
Mengetahui,
Penerima Fasilitas TPB Tim Monitoring

La nnnaaaan (30)......... La gananaa (31)...


NIP ....... (32).

Di ngan nanannannanaan Da anakan BE tata


NIP san aanananeanaka

Bh tan EN Bh kana BAN kaka


NIP san nnnanannanananaan

# check list (N) salah satu


- 101-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor berita acara.


Nomor (2) diisi tanggal berita acara.
Nomor (3) diisi hari pelaksanaan pengambilan sampel.
Nomor (4) diisi tanggal pengambilan sampek.
Nomor (S5) diisi bulan pengambilan sampel.
Nomor (6) diisi tahun pengambilan sampel.
Nomor (7) diisi jabatan penerbit surat tugas.
Nomor (8) diisi nomor surat tugas.
Nomor (9) diisi tanggal surat tugas.
Nomor (10) diisi nama pemeriksa fisik barang.
Nomor (11) diisi NIP pemeriksa fisik barang.
Nomor (12) diisi jabatan pemeriksa fisik barang.
Nomor (13) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (14) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (15) diisi alamat pemeriksaan fisik.
Nomor (16) diisi nomor dan tanggal pemberitahuan pabean.
Nomor (17) diisi jam mulai pemeriksaan.
Nomor (18) diisi jam berakhir pemeriksaan.
Nomor (19) diisi jenis pemberitahuan pabean.
Nomor (20) diisi nomor pemberitahuan pabean.
Nomor (21) diisi tanggal pemberitahuan pabean.
Nomor (22) diisi jenis/uraian barang.
Nomor (23) diisi jumlah barang berdasarkan pemberitahuan pabean.
Nomor (24) diisi jenis satuan barang berdasarkan pemberitahuan
pabean.
Nomor (25) diisi jumlah barang berdasarkan hasil pencacahan.
Nomor (26) diisi jenis satuan barang berdasarkan pemberitahuan
pabean.
Nomor (27) diisi keterangan atau informasi lainnya atau tambahan.
Nomor (28) diisi kota penyusunan berita acara pencacahan.
Nomor (29) diisi tanggal penyusunan berita acara pencacahan.
Nomor (30) diisi nama pihak Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (31) diisi nama ketua/anggota tim Monitoring.
Nomor (32) diisi NIP ketua/ anggota Monitoring.
- 102-

K. PEDOMAN PENELITIAN MENDALAM

Kegiatan ini sebagai optimalisasi dari pemanfaatan ruang kendali (monitoring room) dalam melakukan analisis terhadap kegiatan
TPB dengan berdasarkan SKP, IT Inventory, CEISA, CCTV, dan sumber lain yang diperlukan

Pemenuhan ketentuan pemasukan barang


Contoh:

NO. RISIKO KEGIATAN YANG DILAKUKAN ALAT UJI

1. Barang impor Melakukan analisis dengan cara membandingkan jenis barang, pemasok, SKP, IT Inventory, TPS
diberitahukan dengan jumlah barang, dil, antara yang diberitahukan dalam BC 2.3 dan/atau BC Online
tidak benar 1.6 dengan yang dicatat dalam IT Inventory.
Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Dapat dibandingkan berat barang dengan data pada JICT atau TPS Online
Barang impor tidak Meneliti pencatatan waktu pengeluaran barang di kantor bongkar dengan SKP, IT Inventory
sampai di tempat tujuan catatan waktu pemasukan barang di Penerima Fasilitas TPB/kantor
pengawas.
Meneliti apakah ada pemasukan barang/bahan pada pencatatan dalam IT
Inventory dan catatan security Penerima Fasilitas TPB.
Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Barang yang diimpor Melakukan penelitian terhadap importasi yang dilakukan Penerima SKP, IT Inventory
tidak sesuai perlzinan Fasilitas TPB dan Izin yang diberikan, harus berkaitan dengan hasil
produksi/sesuai dengan barang yang diizinkan ditimbun atau dijual yang
tercantum dalam SKEP/izin ybs.
- 103-

Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan


kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Penghindaran terhadap Meneliti kode HS barang asal impor yang akan dikeluarkan ke TLDDP SKP, IT Inventory
pungutan BMAD, BMTP, apakah termasuk dalam HS code barang yang terkena BMAD, BMTP, BM
dan BM Pembalasan pembalasan.
Apabila termasuk dalam kode HS barang yang terkena BMAD, BMTP, BM
pembalasan, maka dilakukan penelitian apakah sudah dilakukan
pembayaran.
Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.

a. Pemenuhan ketentuan kegiatan di Penerima Fasilitas TPB


Contoh:

NO. RISIKO KEGIATAN YANG DILAKUKAN ALAT UJI


1. Jumlah pemasukan dan Membandingkan total jumlah/tonase pemasukan bahan baku dengan SKP, IT Inventory
pemakaian bahan baku total jumlah/tonasehasil produksi selama periode tertentu.
impor yang tidak wajar Apabila ditemukan selisih, maka direkomendasikan kepada unit pemilik
tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang diperlukan.
Penyalahgunaan Menganalisis data pengiriman subkontrak (tanggal, jenis barang, dan foto IT Inventory, Berkas
Subkontrak bahan baku) dengan data pemasukan barang hasil subkontrak. kontrak/ agreement
Menganalisis kontrak/ agreement pekerjaan subkontrak. terkait
Menganalisis pemasukan hasil pekerjaan subkontrak dengan cara
membandingkan jumlah bahan baku dengan konversi untuk pekerjaan
subkontrak.
Membandingkan berat barang yang disubkontrakkan antara jumlah
barang keluar dan barang masuk dengan cara:
1) BC 2.7, BC 2.6.1, BC 2.6.2 harus sesuai
2) uji sampling
- 104-

Jika ditemukan indikasi adanya dugaan pelanggaran, antara lain barang


subkontrak yang tidak kembali dalam batas waktu yang ditentukan, maka
direkomendasikan kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak
lanjut yang diperlukan.
Pemberitahuan Konversi membandingkan perhitungan konversi dengan konversi atas barang SKP, IT Inventory
tidak benar sejenis lainnya dan/atau berdasarkan professional judgement Petugas.
dalam hal ditemukan indikasi ketidakwajaran konversi, maka
direkomendasikan kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak
lanjut yang diperlukan.
Pelanggaran persentase Meneliti pencatatan dalam IT Inventory Penerima Fasilitas TPB, catatan SKP, IT Inventory,
pengeluaran hasil dalam SKP, laporan yang disampaikan Penerima Fasilitas TPB, dan laporan Penerima
produksi ke TLDDP Keputusan Dirjen BC tentang batasan penjualan lokal. Fasilitas TPB
Membandingkan antara nilai dan volume barang yang diimpor dengan
nilai dan volume pengeluaran hasil produksi ke TLDDP dalam periode
tertentu.
Dalam hal ditemukan indikasi ketidakwajaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.

Pemusnahan Membandingkan pemberitahuan pemusnahan dengan data yang tercatat IT Inventory, BAP
dalam IT Inventory. Pemusnahan
Meneliti frekuensi pengajuan pemberitahuan pemusnahan.
Dalam hal ditemukan indikasi ketidakwajaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
- 105-

b. Pemenuhan ketentuan pengeluaran barang


Contoh:

NO. RISIKO KEGIATAN YANG DILAKUKAN ALAT UJI


Under Invoicing Meneliti nilai pabean bahan baku apakah terlalu rendah dengan SKP, IT Inventory
membandingkan harga pemberitahuan dengan pemberitahuan lainnya.
Dalam hal hasil penelitian ditemukan adanya ketidakwajaran, maka
direkomendasikan kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak
lanjut yang diperlukan.
Waktu pengeluaran Meneliti kewajaran waktu pengeluaran barang dengan membandingkan SKP, IT Inventory, CCTV
barang yang tidak wajar waktu pemasukan, proses produksi,dan waktu pengeluaran dalam IT
Inventory.
Atensi terhadap pengeluaran barang yang dilakukan pada waktu yang
rawan seperti tengah malam hingga subuh, hari libur, saat sholat Jumat.
Jika ditemukan indikasi adanya ketidakwajaran waktu pengeluaran
barang, maka direkomendasikan kepada unit pemilik tupoksi untuk
melakukan tindak lanjut yang diperlukan.
Ekspor fiktif Melakukan penelitian terhadap catatan pembatalan ekspor. Apakah SKP, IT Inventory
prosedur pembatalan ekspor telah sesuai prosedur.
Membandingan frekuensi pembatalan ekspor dan catatan pembatalan
ekspor di kantor muat dan di Penerima Fasilitas TPB.
Analisis berat di TPS online

Membandingkan jumlah dan jenis barang yang tercantum dalam dokumen


PEB dengan pencatatan Penerima Fasilitas TPB dalam IT Inventory.
Menganalisis negara tujuan penerima barang dan profil penerima barang,
apabila profil penerima barang tidak jelas maka patut dilakukan
pendalaman analisis.
Membandingkan nilai dan volume ekspor dengan nilai dan volume impor
bahan baku fasilitas selama periode tertentu.
- 106 -

Membandingkan nilai dan volume pemasukan bahan baku non fasilitas


dengan nilai dan volume penjualan hasil produksi ke TLDDP selama
periode tertentu.
Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Pengeluaran barang Membandingkan jumlah/tonase pengeluaran barang yang dicatat dalam SKP, IT Inventory
secara ilegal IT Inventory dengan jumlah/tonase yang tercantum dalam dokumen
kepabeanan selama periode tertentu.
Jika ditemukan indikasi adanya ketidakwajaran waktu pengeluaran
barang, maka direkomendasikan kepada unit pemilik tupoksi untuk
melakukan tindak lanjut yang diperlukan.

Modus pengeluaran Memerintahkan petugas surveillance untuk melakukan pengecekan IT Inventory, laporan
bahan baku ke TLDDP terhadap sisa bahan baku apakah benar rusak Penerima Fasilitas TPB
dengan cara
Melakukan penelitian terhadap jumlah/tonase barang impor dan
menyatakan bahan baku
jumlah/tonase sisa bahan baku yang dikeluarkan ke TLDDP, apabila
tersebut adalah bahan
jumlah tidak wajar maka dapat dipastikan KB tersebut melakukan modus
baku rusak.
penjualan bahan baku
Membandingkan nilai impor bahan baku dengan nilai penjualan sisa
bahan baku rusak yang dicatat dalam IT Inventory.
Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Tempat tujuan Membandingkan frekuensi dan volume pengeluaran sisa bahan baku IT Inventory
pengeluaran sisa bahan kepada suatu Penerima Fasilitas TPB yang dituju.
baku tidak sesuai Izin
Dalam hal ditemukan frekuensi dan volume pengeluaran sisa bahan baku
yang diberikan
kepada suatu Penerima Fasilitas TPB yang dituju sangat tinggi, maka
direkomendasikan kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak
lanjut yang diperlukan.
- 107-

Penyalahgunaan Membandingkan antara BC 4.1 dengan IT Inventory dan aplikasi BC 4.0, SKP, IT Inventory
dokumen BC 4.1 untuk memastikan bahwa barang yang dikeluarkan dengan BC 4.1 adalah
barang asal TLDDP.
Dalam hal ditemukan indikasi pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.

c. Analisis terhadap laporan pertanggungjawaban mutasi barang (untuk KB dan GB)

Contoh:

NO. RISIKO KEGIATAN YANG DILAKUKAN ALAT UJI

Adanya selisih barang . menguji apakah ada data selisih lebih atau kurang pada Laporan SKP, IT Inventory
yang ditimbun Pertanggungjawaban Mutasi Barang
. menguji dengan data Laporan Pemasukan Barang per Dokumen Pabean
dan Laporan Pengeluaran Barang per Dokumen Pabean
. mengusulkan untuk dilakukan stock opname dan merekomendasikan
penelitian ada tidaknya indikasi tindak pidana

d. Analisis terhadap laporan posisi barang per dokumen pabean (untuk GB dan PLB)

Contoh:

NO. RISIKO KEGIATAN YANG DILAKUKAN ALAT UJI

1. Barang yang ditimbun . membandingkan data laporan pemasukan barang per dokumen pabean SKP, IT Inventory
telah melewati jangka dengan data laporan pengeluaran barang per dokumen pabean.
waktu timbun bulan sejak
. dalam hal ditemukan indikasi pelanggaran, maka direkomendasikan
tanggal pemasukan kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
- 108 -

e. Analisis atas laporan pemasukan dan pengeluaran barang per dokumen pabean, laporan penjualan barang, dan laporan
persediaan barang (untuk TBB)

Contoh:

NO. RISIKO KEGIATAN YANG DILAKUKAN ALAT UJI

1. Adanya selisih barang yang ditimbun 1. membandingkan data laporan | SKP, CEISA, IT Inventory
pemasukan dan pengeluaran barang per
dokumen pabeandengan data laporan
2. Barang di Toko Bebas Bea dijual kepada orang yang penjualan barang dan laporan persediaan
tidak berhak barang.
2. dalam hal ditemukan indikasi
pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk
melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
- 109-

L. PEDOMAN DAN DOKUMEN TERKAIT PELAKSANAAN MONITORING MANDIRI

1. PEDOMAN MONITORING MANDIRI


1. Monitoring mandiri untuk mengetahui kebenaran sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB antara IT Inventory dengan persediaan
fisik barang

Pedoman umum

» Monitoring mandiri ini dilaksanakan oleh penerima fasilitas TPB untuk menguji apakah persediaan barang yang ada telah sesuai
dengan pencatatan persediaan pada IT Inventory.
# Sasaran Monitoring mandiri ini adalah agar TPB dapat memperbaiki secara konsisten sistem pencatatan persediaan yang ada agar
dapat menghasilkan kinerja Penerima Fasilitas TPB yang baik.
e Penerima Fasilitas TPB terlebih dahulu menentukan lingkup pemeriksaannya, meliputi,
a) bahan baku:
b) bahan penolong,
c) barang dalam proses,
d) barang jadi,
e) barang modal:
f) peralatan perkantoran, dan/atau
g) sisa dari proses produksi/limbah (scrap/ waste).
e Dalam hal terdapat selisih, Penerima Fasilitas TPB:
a) Melakukan penelusuran sebab terjadinya selisih tersebut dengan memberikan bukti berupa data dan penjelasan yang logis
b) Melakukan pelunasan bea masuk dan PDRI yang terhutang dalam hal terjadi selisih kurang
c) Melakukan penyesuaian atas pencatatan pada IT Inventory sesuai saldo fisik barang

Sasaran Tujuan Uraian Kegiatan / Prosedur


Kesesuaian antara persediaan 1. Mengetahui Jumlah Saldo Awal |1. Tentukan cut off (batas waktu) penentuan Monitoring
barang dengan pencatatan mandiri. (minimal data pada 1 bulan terakhir dan dapat
persediaan pada IT Inventory diperluas sesuai kondisi masing-masing Penerima Fasilitas
TPB).
2. Cek data saldo awal dari Laporan 4 bulanan, IT Inventory
atau Berita Acara Stock Opname terakhir
-110-

2. Mengetahui jumlah pemasukan Cek data pemasukan dari dokumen pemasukan (BC 1.6, BC
2.3, BC 2.6.2, BC 2.7, BC 4.0 dan/atau dokumen pabean
pemasukan lainnya) pada CEISA / SKP
3. Mengetahui jumlah pengeluaran Cek data pengeluaran dari dokumen pengeluaran (BC 2.5, BC
2.6.1, BC 2.7, BC 4.1, BC 3.0, BC 3.3 dan/atau dokumen
pabean pengeluaran lainnya) pada CEISA / SKP
4. Menentukan Saldo Buku Lakukan perhitungan saldo buku dengan menjumlahkan saldo
awal ditambah pemasukan dan dikurangi pengeluaran
5. Mengetahui Saldo Fisik 1. Lakukan Pemeriksaan sediaan dengan melakukan stock
fisik.
2. Bandingkan saldo buku dengan saldo fisik (dalam hal masih
terdapat barang di TPB)

2. Monitoring mandiri untuk mengetahui kesesuaian antara pemberitahuan pabean dengan pencatatan persediaan pada IT Inventory |

Pedoman umum

» Monitoring mandiri ini dilaksanakan oleh penerima fasilitas TPB untuk menguji apakah persediaan barang yang ada telah sesuai
dengan dokumen pabean pemasukan dan pengeluaran.
e Sasaran Monitoring mandiri ini adalah agar TPB dapat memperbaiki secara konsisten sistem pencatatan persediaan yang ada agar
dapat menghasilkan kinerja Penerima Fasilitas TPB yang baik.
e Penerima Fasilitas TPB terlebih dahulu menentukan lingkup pemeriksaannya, meliputi,
BC 1.6:
b) BC 2.3:
BC 2.5:
BC 2.6.1,
BC 2.6.2,
BC 2.7,
BC 2.8:
BC 3.0:
BC 3.3,
BC 4.0:
BC 4.1: dan/atau
dokumen pemberitahuan pabean TPB lainnya.
- 111-

e Dalam hal terdapat perbedaan maka, Penerima Fasilitas TPB:


a) Melakukan penelusuran sebab terjadinya selisih tersebut dengan memberikan bukti berupa data dan penjelasan yang logis,
misalnya: ketika jumlah barang dalam BC 2.3 berbeda dengan jumlah barang pada saat guality control (OC) yang biasanya
terjadi pada industri tekstil ketika roll garment yang masuk setelah dihitung ulang dengan mesin penghitung roll bahan.
b) Melakukan pelunasan bea masuk dan PDRI yang terhutang dalam hal terjadi selisih lebih,
c) Melakukan penyesuaian atas pencatatan pada IT Inventory sesuai saldo fisik barang

3. Monitoring mandiri untuk menyampaikan hal-hal lain yang menurut pertimbangan penanggung jawab Penerima Fasilitas TPB perlu
dilaporkan

Pedoman umum

» Monitoring mandiri ini dilaksanakan oleh penerima fasilitas TPB untuk menyampaikan kondisi atau permasalahan yang ada
sebagai bagian dari rasa tanggung jawab Penerima Fasilitas TPB.
e Kondisi yang dapat disampaikan adalah:
1. Prestasi dan peningkatan kinerja Penerima Fasilitas TPB, seperti terjadinya peningkatan ekspor, penambahan Line produksi.
2. Pelemahan kinerja seperti, jumlah impor yang berkurang, pengurangan tenaga kerja.
- 112-

2. PEDOMAN PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)


PENERIMA FASILITAS TPB

PEDOMAN PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)


PENERIMA FASILITAS TPB

Pemeriksaan SPI merupakan salah satu syarat bagi Penerima Fasilitas TPB
untuk dapat mengajukan Monitoring mandiri. Pemeriksaan SPI ini
dilakukan oleh pegawai yng telah mempunyai sertifikasi sebagai Auditor
minimal sebagai Ketua Tim Audit.

Langkah-langkah pengujian SPI sesuai dengan pengujian dibawah ini dan


terdapat nilai atas masing-masing pengujian. Syarat dinyatakan mempunyai
SPI yang baik adalah dengan nilai akhir sebesar 80.

No | PENGUJIAN YANG | PENGUJIAN LANGKAH Nilai | Total


DILAKUKAN PENGUJIAN YANG
DAPAT DILAKUKAN
ERNA 20
1. Eksistensi Penerima Bandingkan antara 5
Fasilitas TPB Skep Perizinan
masih berlokasi dengan dokumen
sesuai Skep seperti SIUP, NPWP
Perizinan
2. Responsibility | Penanggung Bandingkan antara | 5
jawab Penerima Skep Perizinan
Fasilitas TPB dengan Akta Notaris,
masih sesuai NPWP
Skep Perizinan
3. Nature of Bidang usaha Bandingkan antara | 5
business Penerima Skep Perizinan
Fasilitas TPB dengan SIUP, NIB
masih sesuai dan dapat
Skep Perizinan dibandingkan
dengan hasil barang
jadinya.
Apakah Maklon,
manufacture atau
lainnya
4. Auditability Apakah Penerima | Dilihat apakah | 5
Fasilitas TPB terdapat bagian
mempunyai akuntansi, Exim,
bagian-bagian pengadaan, gudang
yang bertanggung | bagan baku yang
jawab untuk saling berhubungan
mengelola dan mempunyai
pembukuan dan |tugas dan fungsi
senantiasa sesuai bagiannya
menjalankan yang dibuktikan
pembukuan dengan Struktur
dengan konsisten | Organisasi
KEANDALAN IT INVENTORY 80
1. IT inventory 30
Untuk memastikan IT Inventory Kawasan
merupakan sub
Berikat merupakan subsistem dari
sistem dari
sistem akuntansi Penerima Fasilitas TPB
sistem
parameter yang dapat digunakan adalah:
pencatatan/ak
untasi a. Hanya ada satu aplikasi sistem
penerima pencatatan pembukuan dan satu
- 113-

fasilitas TPB database yang dipergunakan dalam


yang akan mencatat barang yang masuk atau
menjadi bahan keluar.
dalam . Sistem IT Inventory tersebut harus
pembuatan terintegrasi dengan keseluruhan
Laporan sistem pencatatan pembukuan yang
Keuangan ada di Penerima Fasilitas TPB,
(untuk misalnya terintegrasi dengan bagian
Penerima akuntansi, pembelian, produksi dan
Fasilitas TPB penjualan.
yang . Jika IT Inventory menggunakan
melakukan system yang berbeda dengan
proses system pencatatan Penerima
produksi dari Fasilitas TPB (misalnya Penerima
bahan baku Fasilitas TPB telah menggunakan
menjadi barang system SAP/ System Application and
jadi) Product in data Processing atau ERP/
Enterprise Resources Planning
sedangkan IT Inventory menggunakan
system yang lain, maka hal ini dapat
diterima dengan syarat:
» system tersebut terintegrasi
dengan sistem pencatatan
pembukuan Penerima Fasilitas
TPB (system pada IT Inventory
sebagai interface /antarmuka)
» Tujuan interface /antarmuka
adalah untuk menampilkan data
yang diperlukan oleh DJBC
» Untuk memastikan IT Inventory
merupakan sub sistem dari sistem
aplikasi Penerima Fasilitas TPB
maka salah satu langkah yang
dapat diambil adalah mengecek
apakah data yang digunakan
sama dan tidak berbeda, dan
sumber data pada IT Inventory
digunakan oleh bagian akuntansi
dalam penyusunan Laporan
Keuangan (Menanyakan ke bagian
akuntansi Penerima Fasilitas TPB,
sumber data untuk Laporan
Keuangan)
Misalnya:
- untuk impor bahan baku, IT
Inventory menggunakan
sumber data dari CEISA TPB
namun data tersebut juga
digunakan oleh bagian
akuntansi sebagai catatan
persediaan dan pembelian,
oleh bagian Gudang
digunakan sebagai dasar
pencatatan pemasukan
(Goods Receive Notes) atau
Laporaan Penerimaan Barang.
Penerima Fasilitas TPB
biasanya akan menggunakan
nomor dokumen yang saling
-114-

berhubungan dan tercatat


pada sistem pencatatannya.
- Untuk pemasukan dan
pengeluaran barang jadi,
pemasukannya menggunakan
dokumen penyerahan barang
jadi dari bagian produksi
kepada Gudang barang jadi
yang akan dicatat dalam
Persediaan Barang jadi dan
akan dicatat juga di bagian
akuntasi sebagai persediaan
barang jadi, sedangkan
pengeluarannya pada IT
Inventory akan menggunakan
sumber data dari CEISA TPB
dan dalam pencatatan
pembukuan Penerima
Fasilitas TPB akan dicatat
dalam pengeluaran stock
barang jadi di Gudang dan
akan dicatat pula dalam Surat
Jalan dan Invoice penjualan
dari bagian akuntasi.
Penerima Fasilitas TPB
biasanya akan menggunakan
nomor dokumen yang saling
berhubungan dan tercatat
pada sistem pencatatannya.
. Realtime 10
Real time pencatatan dalam IT Inventory
pencatatan
paling lama 1 (satu) hari
dalam IT
Inventory Real time pencatatan dalam IT Inventory
paling lama 3 (tiga) hari
Real time pencatatan dalam IT Inventory
lebi dari 3 (tiga) hari
. Traceability 10
Tracebility dari produksi barang jadi
(misal dokumen BC 3.0) kepada asal
bahan bakunya (misal dokumen BC 2.3).
Dari data IT Inventory penerima fasilitas
TPB dalam pencatatannya (misal Sistem
Informasi persediaan) memiliki
kemampuan untuk penelusuran posisi
barang di gudang bahan baku atau
barang jadi
. Log activity
Sistem pencatatan Penerima Fasilitas
TPB memiliki log activity yang dapat
melihat siapa saja yang melakukan
pencatatan di IT Inventory
. Kode Barang 10
Data kode bahan dan/atau barang telah
bahan
konsisten dicatat oleh Penerima Fasilitas
dan/atau
TPB. Dapat dibandingkan antara
barang
Dokumen Pabean dengan IT Inventory.
Jika ternyata berbeda Penerima Fasilitas
TPB dapat menunjukkan master data
kode bahan dan/atau barang
. Keakuratan 10
Dapat dilakukan dengan uji sampling
data IT
untuk satu atau beberapa bulan atas
- 115-

Inventory pencatatan bahan baku atau barang jadi.


dengan SKP Jika atas hasil pengujian kedapatan
(sistem tingkat kesalahan dibawah 156
komputer
pelayanan)

TOTAL NILAI

“) Untuk memudahkan dapat dilakukan pengujian kepada kertas kerja berikut:


Pemberitahu | Invo | Purchase Goods Bon Finished Sales
an pabean ice Order Receipt permintaan | Goods
(PO) Report bahan
(GRR)
Noh... No... | No... No... Nora. Nora, Nora.

Nilai: .... Nilai | Nilai: .... Nilai: .... | Nilai

“pemberitahuan pabean (misalnya dari bagian ekspor-impor) dicocokkan dengan


invoice (misalnya dari bagian akuntansi/ keuangan) dicocokkan dengan P/O
(misalnya dari bagian pembelian) dicocokkan dengan GRR (sejenisnya) dan Bon
permintaan bahan (misalnya dari bagian bahan baku/ produksi) dan dapat
dicocokkan dengan bukti sales atau penjualan (misalnya dari bagian
akuntansi/ keuangan)
“4 tanggal pemberitahuan pabean dapat berbeda dengan tanggal dokumen
internal Penerima Fasilitas TPB lainnya (misalnya invoice, PO, dan GRR) sesuai
dengan proses bisnis masing-masing Penerima Fasilitas TPB

Dengan ini menyatakan bahwa hasil dari pengujian SPI PT


adalah
Lokasi, tanggal
Yang melakukan pengujian
Auditor

Nama
NIP
- 116-

3. CONTOH FORMAT PERMOHONAN DATA KATEGORI LAYANAN

KOP SURAT

NOTA DINAS
NOMOR: ND-...(1)...
Kepada :Direktur ....(2)....
Dari : Kepala ....(3)....
Sifat : Rahasia
Lampiran: 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Permintaan Data Kategori Layanan

Sehubungan dengan pelaksanaan Monitoring mandiri oleh Penerima


Fasilitas TPB, dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Penerima Fasilitas TPB dengan data:
a. nama Penerima Fasilitas TPB... (Monnnnnnanananaaan
b. NPWP Bi aanacanen BENAR ane (Sp ennnnanannananakak
c. alamat/lokasi iso sananananananana nana (OP... memanaskan
d. nomor dan tanggal SKEP Izin :......iie (T) an amnmanananaaan
e. jenis Fasilitas TPB Penanennannan BBR aa saman (Bp. nakas
telah mengajukan permohonan pelaksanaan Monitoring mandiri
sesuai surat nomor ....(9).... tanggal ....(10)....
2. Bahwa Monitoring mandiri diberikan berdasarkan manajemen risiko
kepada Penerima Fasilitas TPB yang memiliki kategori layanan hijau
dengan rekam jejak minimal 80 (delapan puluh).
3. Dalam rangka memenuhi kriteria pelaksanaan Monitoring mandiri
sebagaimana butir 2, dengan ini kami mengajukan permintaan data
kategori layanan Penerima Fasilitas TPB dengan data sebagaimana
dimaksud butir 1.
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.

Kepala Kantor,

Tembusan:
Kepala Kanwil ...... (12)......

“) Pilih salah satu


-117 -

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor Nota Dinas.


Nomor (2) diisi Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan.
Nomor (3) diisi Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean yang mengawasi
Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (4) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (S5) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi alamat/lokasi usaha Penerima Fasilitas TPB sesuai
Keputusan Menteri mengenai penetapan sebagai Penerima
Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai penetapan
sebagai Penerima Fasilitas TPB dan perubahan terakhir.
Nomor (8) diisi jenis fasilitas TPB.
Nomor (9) diisi nomor surat permohonan pelaksanaan Monitoring mandiri
dari Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (10) diisi tanggal surat permohonan pelaksanaan Monitoring mandiri
dari Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (11) diisi nama Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean yang
mengawasi TPB.
Nomor (12) diisi Kepala Kanwil yang mengawasi Penerima Fasilitas TPB.
-118-

4. CONTOH FORMAT JAWABAN PERMOHONAN PERMINTAAN


KATEGORI LAYANAN
KOP SURAT

NOTA DINAS
NOMOR: ND-....
Kepada : Kepala ....(l)....
Dari : Direktur ....(2)....
Sifat : Rahasia
Lampiran: 1 (satu) berkas
Hal : Konfirmasi Permintaan Data Kategori Layanan

Sehubungan dengan permohonan pelaksanaan Monitoring mandiri


oleh Penerima Fasilitas TPB sesuai nota dinas Saudara/i nomor ...(3)....
tanggal ....(4)...., dengan ini disampaikan bahwa Penerima Fasilitas TPB
dengan data:
a. nama Penerima Fasilitas TPB»... (Spa aanaannanananaan
b. NPWP Dakkaanananasanasa anta (6) an. enananaanaaan
c. alamat/lokasi S ernaraa nan une (7) mann
sa iian sn
d. nomor dan tanggal SKEP IZin : cek (B) an nnnananananatan
e. jenis Fasilitas TPB N eresenasunediilesankannan (9) aan amannnnnnanaan
memiliki kategori layanan (merah/kuning/hijau)”) dengan nilai rekam
jejak ....(10).....
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.

Direktur,

Tembusan:
Kepala Kanwil ..... (12)...

“) Pilih salah satu


- 119-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean yang
mengawasi Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (2) diisi Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean yang
mengawasi Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (3) diisi nomor nota dinas Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean saat pengajuan permohonan.
Nomor (4) diisi tanggal nota dinas Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean saat pengajuan permohonan.
Nomor (5) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi alamat/lokasi usaha Penerima Fasilitas TPB sesuai
Keputusan Menteri mengenai penetapan sebagai Penerima
Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai
penetapan sebagai Penerima Fasilitas TPB dan perubahan
terakhir.
Nomor (9) diisi kategori layanan Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi tanggal surat pengajuan Monitoring mandiri dari
Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (10) : diisi nilai rekam jejak Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (11) : diisi nama Direktur.
Nomor (12) : diisi nama Kanwil yang membawahi Kepala Kantor Pabean
tujuan Nota Dinas.
-120 -

5. CONTOH FORMAT SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN PELAKSANAAN


MONITORING MANDIRI

KOP SURAT

Nomor 2...)
Hal : Persetujuan/penolakan" Pelaksanaan Monitoring Mandiri
TPB

Yth.Pimpinan ........ (2)... (nama TPB yang melakukan Monitoring


mandiri)

Sehubungan dengan surat Saudara nomor ...... (9)... tanggal


..(5).... tentang permohonan pelaksanaan Monitoring mandiri, dengan
rincian sebagai berikut:

Nama Penerima : ......... (Op...


Fasilitas TPB
NPWP Ennnanan (Pp onnanaaaaan
Alamat Penerima : ......... (Banana.
Fasilitas TPB
Jenis Fasilitas TPB Po nananaaan Dponannanaaa
Jangka waktu : ...... (10)..... s.d...(1l1).....
pelaksanaan

Dengan ini kami menyatakan bahwa permohonan Saudara dapat/tidak


dapat") disetujui untuk melaksanakan Monitoring mandiri sesuai dengan
surat permohonan Saudara, dengan pertimbangan ................ (12) hnnannanakaaa
Demikian surat persetujuan/penolakan") ini dibuat, dan jika diberikan
persetujuan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, dan setelah
melaksanakan Monitoring mandiri agar segera menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan Monitoring mandiri.
Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Kepala Kantor

Tembusan :
Kepala Kanwil......

“) coret salah satu


-121-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor surat Kepala Kantor.


Nomor (2) diisi nama Penerima Fasilitas TPB yang mengajukan
pelaksanaan Monitoring mandiri.
Nomor (3) diisi lokasi Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (4) diisi nomor surat permohonan pelaksanaan dari Penerima
Fasilitas TPB.
Nomor (5) diisi tanggal surat permohonan pelaksanaan dari Penerima
Fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi alamat Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (9) diisi jenis fasilitas TPB..
Nomor (10) diisi tanggal awal pelaksanaan Monitoring mandiri.
Nomor (11) diisi tanggal berakhir pelaksanaan Monitoring mandiri.
Nomor (12) diisi pertimbangan penolakan.
Nomor (13) diisi nama Kepala Kantor penerbit surat.
-122-

6. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN PERSETUJUAN/ PENOLAKAN


KEPALA KPUBC ATAU KEPALA KANTOR PABEAN ATAS HASIL
MONITORING MANDIRI TPB
KOP SURAT

Nomor pa)...
Sifat : Biasa
Lampiran : 1 (satu) berkas hasil pemeriksaan Monitoring mandiri TPB
Hal : Persetujuan/penolakan” Monitoring Mandiri TPB

Yth. Pimpinan PT ...(2).... (nama TPB yang melakukan Monitoring mandiri)


di...(3)....

Sehubungan dengan pelaksanaan Monitoring mandiri yang


dilakukan oleh:
a. Nama 1.2)...
b. Alamat pa...
c. NPWP po)...
d. Surat Pelaksanaan Monitoring Mandiri nomor : ...(6)....
dan setelah dilakukan pemeriksaan dan verifikasi atas kebenaran data yang
disampaikan oleh Penerima Fasilitas TPB, dengan ini disampaikan bahwa
hasil pelaksanaan Monitoring mandiri Penerima Fasilitas TPB Saudara
adalah”):
disetujui,
disetujui sebagian, dengan alasan:
1. (7)...
2. 8)...
3. dst...
ditolak seluruhnya"), dengan alasan:
Lp...
2. (8)...
3. dst...
Atas penerimaan/penolakan Monitoring mandiri tersebut, akan
ditindaklanjuti dengan:

Surat persetujuan/penolakan"") ini disampaikan sebagai jawaban


atas Monitoring mandiri yang telah dilakukan Penerima Fasilitas TPB
Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Kepala Kantor

....(10)....
Tembusan :
Kepala Kantor Wilayah
“) Pilih salah satu
-123-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor nota dinas.


Nomor (2) diisi nama Penerima Fasilitas TPB penerima
persetujuan/penolakan") Monitoring Mandiri TPB.
Nomor (3) diisi lokasi Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (4) diisi alamat Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (5) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi nomor surat pelaksanaan Monitoring mandiri.
Nomor (7) diisi alasan tidak disetujui sepenuhnya, misal akibat terdapat
data yang disampaikan yang tidak benar, atau atas kesalahan
yang ada ternyata disebabkan kesalahan nyata dari Penerima
Fasilitas TPB, dan/atau alasan lainnya.
Nomor (8) diisi data yang ditolak/tidak disetujui.
Nomor (9) diisi rekomendasi sesuai Pasal 26 ayat (1) Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Nomor (10) diisi nama Kepala Kantor.
-124-

M. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI MIKRO

TPB

KOP SURAT 00000


NOTA DINAS
NOMOR :...... (1)...

Kepada Kepala Kanwil ..... (2)...


Dari : Kepala...... (3)...
Lampiran :....(4)..... Berkas
Hal : Laporan Pelaksanaan Evaluasi Mikro TPB
Tanggal :..... (9)...

1. Padatanggal..... (6).....sampai dengan tanggal..... (7).....telah dilakukan Evaluasi


mikro terhadap perusahaan penerima fasilitas TPB di dalam wilayah
pengawasan kami, sesuai Surat Tugas Tim Evaluasi Mikro nomor ..... (8).....
tanggal...... (9)....., sebagai berikut:

Jumlah Perusahaan Penerima Fasilitas TPB


No Jenis TPB Jumlah Keterangan
saat ini Izin yang telah Izin baru
dicabut
Kawasan Berikat .
US /WIN|—

Pusat Logistik Berikat 0noowoucanua anasssosrooor

Gudang Berikat
Toko Bebas Bea
Tempat 0o.rcc....#ooe

Penyelenggaraan
Pameran Berikat
6 | Tempat
Penyelenggaraan
Pameran Berikat
7 Jaan (19)...
2. Hasil dari pelaksanaan Evaluasi mikro tersebut dapat kami laporkan sebagai
berikut:
No Materi Evaluasi") Hasil Evaluasi"
1 Kondisi masing-masing TPB |.....

2. | Rekapitulasi hasil .....

pelaksanaan Monitoring
umum
3. | Rekapitulasi hasil
pelaksanaan Monitoring
khusus
4. | Rekapitulasi hasil
pelaksanaan Monitoring
mandiri
5. | Prestasi dan pelanggaran ” |.....
yang terjadi dari masing
masing TPB dan usaha
perbaikan yang telah dan
akan dilakukan
6. | Potensi atau kesehatan
Penerima Fasilitas TPB
3. Berdasarkan hasil Evaluasi mikro tersebut butir 2, kami mengusulkan hal-hal
sebagai berikut (jika ada):
-125-

Demikian disampaikan sebagai laporan.

“pilih isi tabel sesuai kebutuhan


- 126-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor nota dinas.


Nomor (2) diisi jabatan tujuan penerima nota dinas laporan pelaksanaan
Evaluasi makro TPB.
Nomor (3) diisi nama kantor pengirim nota dinas.
Nomor (4) diisi jumlah lampiran.
Nomor (S5) diisi tanggal nota dinas.
Nomor (6) diisi tanggal mulai pelaksanaan Evaluasi mikro.
Nomor (7) diisi tanggal berakhir pelaksanaan Evaluasi mikro.
Nomor (8) diisi nomor surat tugas Evaluasi mikro.
Nomor (9) diisi tanggal surat tugas Evaluasi mikro.
Nomor (10) diisi jumlah TPB saat ini.
Nomor (11) diisi jumlah TPB yang telah dicabut sejak periode laporan
terakhir sampai dengan periode pelaporan saat ini.
Nomor (12) diisi jumlah izin baru TPB sejak periode laporan terakhir sampai
dengan periode pelaporan saat ini.
Nomor (13) diisi jumlah penyelenggaraan pameran yang mendapatkan
fasilitas TPPB.
Nomor (14) diisi jenis TPB lain yang belum tercantum dan terdapat data
jumlahnya.
Nomor (15) diisi dengan kondisi masing-masing TPB, bagi Kantor Pabean
yang mempunyai TPB dalam jumlah banyak dapat melakukan
resume tanpa menjelaskan kondisi per masing masing TPB dan
hanya menyampaikan informasi tentang TPB yang mempunyai
penilaian yang tidak sesuai saat melaksanakan Monitoring
umum.
Nomor (16) diisi kesimpulan dari hasil rekapitulasi Monitoring umum.
Nomor (17) diisi kesimpulan dari hasil rekapitulasi Monitoring khusus
(termasuk tindak lanjut dan rekomendasinya).
Nomor (18) diisi kesimpulan dari hasil rekapitulasi Monitoring mandiri
(termasuk tindak lanjut dan rekomendasinya).
Nomor (19) diisi prestasi pelanggaran yang terjadi dari masing masing TPB
dan usaha perbaikan yang telah dan akan dilakukan, dapat juga
digunakan untuk menyampaikan profil layanan risiko, frekuensi
cctv dan IT Inventory bermasalah, temuan selisih data antara skp
dan IT Inventory, partisipasi pengukuran dampak ekonomi dan
informasi lain sejenis.
Nomor (20) diisi informasi potensi atau kesehatan Penerima Fasilitas TPB
yang sekurang-kurangnya tim Monitoring dapat merumuskan
tingkat kesehatan Penerima Fasilitas TPB berdasarkan
pengamatan dan analisis data laporan keuangan, misalnya:
kondisi yang mencerminkan Penerima Fasilitas TPB dalam
keadaan sehat atau kondisi yang mencerminkan Penerima
Fasilitas TPB sedang tidak sehat.
Nomor (21) diisi usulan dan/atau tindak lanjut berdasarkan Pasal 29 ayat
(2) peraturan direktur jenderal ini.
Nomor (22) diisi nama penerbit nota dinas.
-127-

N. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DAMPAK EKONOMI DAN CONTOH FORMAT

KUESIONER DAMPAK EKONOMI

1. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DAMPAK EKONOMI


a) Pedoman pengumpulan data dampak ekonomi KB, GB dan/atau PLB.
Selain untuk memastikan fasilitas KB yang diberikan adalah tepat
sasaran, DJBC melalui tim Evaluasi makro perlu juga melakukan
pengukuran dampak ekonomi atas fasilitas yang telah diberikan, dalam hal
ini adalah kepada Penerima Fasilitas KB, GB dan PLB. Atas fasilitas yang
telah diberikan, tim Evaluasi makro pada Kanwil/KPUBC melakukan
pengumpulan data terkait untuk dilaporkan pada bulan Agustus kepada
Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
kepabeanan.
Pengumpulan data mengacu kepada elemen data dalam format
kuesioner dampak ekonomi yang dikirimkan dari direktorat fasilitas
kepabeanan sebagaimana dimaksud dalam lampiran BB. Dalam menyusun
kuesioner, direktorat fasilitas kepabeanan dapat mempertimbangkan
arahan pimpinan, isu strategis DJBC dan/atau pendapat ahli yang
bekerjasama dengan DJBC terkait pengukuran dampak ekonomi ini.
Atas kuesioner yang dikirimkan ke Kanwil/KPUBC, tim Evaluasi makro
Kanwil/KPUBC melakukan penyebaran kuesioner, pemantauan tingkat
partisipasi, cleansing dan konfirmasi data (apabila dipandang perlu). Dalam
melaksanakan kegiatan tersebut, tim Evaluasi makro Kanwil/ KPUBC dapat
meminta bantuan kantor di wilayahnya untuk membantu penyebaran,
cleansing dan konfirmasi (apabila diperlukan) data isian dari responden
pengukuran Dampak Ekonomi KB, GB dan/atau PLB.

b) Pedoman pengumpulan data dampak ekonomi TPB selain KB, GB dan PLB

DJBC melalui tim Evaluasi makro juga dapat melakukan pengukuran


dampak ekonomi atas fasilitas yang telah diberikan kepada Penerima
Fasilitas TPB penerima fasilitas TBB, TPPB, dan TPB lainnya. Atas fasilitas
yang telah diberikan, tim Evaluasi makro pada Kanwil/ KPUBC melakukan
pengumpulan data terkait di yang ditentukan untuk kemudian dilaporkan
pada bulan kepada Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan. |
Pengumpulan data mengacu kepada kuesioner yang dikirimkan
direktorat fasilitas kepabeanan kepada Kanwil/ KPUBC. Dalam penyusunan
kuesioner tersebut dapat mempertimbangkan arahan pimpinan, isu
strategis DJBC dan/atau pendapat ahli yang bekerjasama dengan DJBC
terkait pengukuran dampak ekonomi ini.
Atas kuesioner yang dikirimkan ke Kanwil/ KPUBC, tim Evaluasi makro
Kanwil/KPUBC melakukan penyebaran kuesioner, pemantauan tingkat
partisipasi, cleansing dan konfirmasi data (apabila dipandang perlu). Dalam
melaksanakan kegiatan tersebut, tim Evaluasi makro Kanwil/ KPUBC dapat
meminta bantuan kantor di wilayahnya untuk membantu penyebaran,
cleansing dan konfirmasi (apabila diperlukan) data isian dari responden
pengukuran Dampak Ekonomi KB, GB dan/atau PLB.
Pengukuran dampak ekonomi selain KB, GB dan PLB dilakukan
dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya manusia pada
direktorat fasilitas kepabeanan dan ketersediaan anggaran dalam rangka
dukungan pelaksanaan pengukuran ini.
-128-

2. CONTOH FORMAT KUESIONER DAMPAK EKONOMI TPB

KOP SURAT

KUESIONER
PENGUKURAN DAMPAK EKONOMI FASILITAS KEPABEANAN

- Mohon isikan terlebih dahulu alamat email pribadi pengisi kuesioner


Alamat email

Sebelum mengisi kuesioner, siapkan terlebih dahulu data-data dan berkas sebagai
berikut:

1. Data jumlah tenaga kerja tahun pengukuran (tenaga kerja asing, tenaga kerja
lokal, tenaga kerja terdidik, tenaga kerja tidak terdidik, tenaga kerja laki-laki dan
tenaga kerja perempuan).
. Data laporan keuangan meliputi nilai ekuitas, beban pajak daerah, beban pajak
tidak langsung, beban gaji, beban depresiasi dan laba/rugi perusahaan tahun
pengukuran.
. Data jumlah industri terkait (seperti vendor, distributor, dll) baik pengguna
fasilitas Kawasan Berikat maupun non-pengguna fasilitas Kawasan Berikat,
untuk memenuhi data jaringan usaha.
. Data jumlah usaha di sekitar pabrik meliputi bidang perdagangan, akomodasi,
makanan dan transportasi.

Semua data keuangan diisikan dalam mata uang rupiah. Bila nilai masih dalam
mata uang asing, mohon dikonversi terlebih dahulu ke mata uang rupiah
berdasarkan kurs 31 Desember di tahun tersebut.

BAGIAN I PROFIL PENGISI KUESIONER


Nama Lengkap Pengisi Kuesioner : "

Jabatan Pengisi Kuesioner : “

No. Handphone : “

Alamat Email Penanggung Jawab : (Email Pribadi)

BAGIAN II PROFIL PERUSAHAAN


-129-

Nama Perusahaan : "

NPWP : (15 Digit tanpa tanda baca “.” Dan “-“) “

Alamat Email Perusahaan : (jika ada)

Alamat Perusahaan: "

Tahun Berdiri : “

Jenis Industri : (Sesuai izin berusaha yang berlaku) “


Alas kaki Furniture
Bahan kimia Kendaraan bermotor atau
Barang dari logam komponennya

Barang dari plastic, kertas atau Keperluan rumah tangga


kayu Makanan dan minuman
Elektronik Tekstil /pakaian/ benang
Farmasi (other) ....

Jenis Investasi:
Penanaman Modal Asing : 10046
0

Penanaman Modal Asing (PMA) : 76 Yo - 99Yo


0

Penanaman Modal Asing (PMA) : 51 Yo -75 Yo


0

Penanaman Modal Asing (PMA) : 26 Yo — 50 Yo


0

Penanaman Modal Asing (PMA) : « 25 Yo


0

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) : 1000


0

Tahun mulai menggunakan fasilitas tersebut: "

Hasil Produksi Utama:


Tuliskan maksimal 10 hasil utama pada tahun 2017 s.d Juli 2018
(Contoh cara penulisan : Baju, Sepatu, Kaus kaki, Sendal)
- 130-

Merek Hasil Produksi : (dapat dituliskan lebih dari satu, contoh : Adidas, Kopiko,
dil)

Tujuan penjualan hasil produksi :“


O Ekspor : 1006

Oo Ekspor : 76 Yo — 99Y6
O Ekspor: 51 -75 Ye
Oo Ekspor : « 50 Yo

Jenis Produksi:
0 Mass Production,

Oo Job Order Maklon,

O Job Order Non Maklon,


O Job Order Gabungan (Maklon & Non Maklon)

Lokasi Pabrik

- Mohon tuliskan Lokasi pabrik yang terbesar / utama.

Provinsi
O Aceh O Lampung
O Banten O Bangka Belitung
O DI Yogyakarta O Bali
O DKI Jakarta O Nusa Tenggara Timur
O Jawa Barat O Nusa Tenggara Barat
O Jawa Tengah O Gorontalo
O Jawa Timur O Sulawesi Barat
O Kalimantan Barat O Sulawesi Tengah
O Kalimantan Timur O Sulawesi Selatan
O Kalimantan Selatan O Sulawesi Tenggara
O Kalimantan tengah O Maluku Utara
O Kalimantan Utara O Maluku
O Sumatera Utara O Papua Barat
O Sumatera Selatan O Papua

O Sumatera Barat O Papua Tengah


O Bengkulu O Papua Pegunungan
O Riau O Papua Selatan
O Kepulauan Riau O Papua Barat Daya

O Jambi
- 131-

Kota / Kabupaten "


Bandung
0000000090 5

Bekasi
Bogor
Boyolali
Gresik
Pasuruan

Karawang
Semarang
Sidoarjo
Tangerang
(kota/kab lainnya) ...

Kecamatan “

Nama Jalan "

Apakah di sekitar Anda ada perusahaan lain yang menggunakan fasilitas KB?
0 Ya
O Tidak
O Tidak tahu

Jika ya, sebutkan nama perusahaan tersebut ...

BAGIAN III DATA TENAGA KERJA


merupakan total seluruh tenaga kerja perusahaan (baik pegawai tetap, pegawai
tidak tetap, dan pegawai outsourcing) yang pernah bekerja di perusahaan sepanjang
tahun yang diukur dampak ekonominya. Pegawai yang tidak bekerja penuh dalam
1 (satu) tahun namun sempat menerima upah termasuk ke dalam penghitungan
tenaga kerja.
- Kriteria tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang berasal dari lulusan
perguruan tinggi.

A. PERIODE TAHUN SEBELUM TAHUN PENGUKURAN


Total tenaga kerja :
a. Tenaga kerja asing :
1) Tenaga kerja terdidik (skilled labor)
- 132-

“ Tenaga kerja wanita :


“ Tenaga kerja laki-laki :
2) Tenaga kerja tidak terdidik (Unskilled labor)
“ Tenaga kerja wanita :
“ Tenaga kerja laki-laki :
b. Tenaga kerja lokal :
1) Tenaga kerja terdidik (skilled labor)
“ Tenaga kerja wanita :
“ Tenaga kerja laki-laki :
2) Tenaga kerja tidak terdidik (Unskilled labor)
“ Tenaga kerja wanita :
“ Tenaga kerja laki-laki :

B. PERIODE TAHUN PENGUKURAN


Total tenaga kerja :
c. Tenaga kerja asing :
3) Tenaga kerja terdidik (skilled labor)
“ Tenaga kerja wanita :
“ Tenaga kerja laki-laki :
4) Tenaga kerja tidak terdidik (Unskilled labor)
v Tenaga kerja wanita :
v Tenaga kerja laki-laki :
d. Tenaga kerja lokal :
3) Tenaga kerja terdidik (skilled labor)
“ Tenaga kerja wanita :
“ Tenaga kerja laki-laki :
4) Tenaga kerja tidak terdidik (Unskilled labor)
“ Tenaga kerja wanita :
v Tenaga kerja laki-laki :

BAGIAN IV DATA INVESTASI


Dihitung berdasarkan jumlah nilai yang digunakan perusahaan untuk melakukan
penambahan barang modal meliputi pengadaan, pembuatan, pembelian barang
modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar
maupun dalam negeri (termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang
modal). Nilai tersebut dikurangi dengan penjualan barang modal (termasuk barang
modal yang ditransfer atau barter kepada pihak lain). Barang modal yang dimaksud
adalah yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak
merupakan barang konsumsi. Dapat dilihat di laporan arus kas pada laporan
keuangan atau dikonfirmasi ke bagian akuntansi masing-masing.
- 133-

Isikan data dengan mata uang rupiah


Periode tahun sebelum tahun pengukuran (Rupiah) "

Periode tahun berjalan (Rupiah) “

Bentuk penambahan investasi:


O Bangunan
Mesin dan perlengkapan
Oo 0 0

Kendaraan
00

Peralatan lainnya
Ternak dan hasilnya
Tanaman buah-buahan dan holtikultura, atau tanaman lain yang
menghasilkan berulang
O Produk layanan intelektual
O Lainnya (sebutkan)

Apakah ada barang modal atau mesin-mesin yang disewa dari pihak lain?:
O Ada

O Tidak

Jika ada, apakah jenis barang modal atau mesin-mesin yang disewa dari pihak lain:
O Bangunan
O Mesin dan perlengkapan
O Kendaraan
O Peralatan lainnya

O Lainnya (sebutkan)

BAGIAN V LABA SEBELUM PAJAK


- Jika laba, cukup tulis nominal laba dalam rupiah
- Jika rugi, tambahkan tanda kurung, contoh jika rugi 100 juta rupiah, maka diisi
: (100000000)
- Diisi dalam mata uang rupiah dan tanpa tanda titik, koma atau lambang mata
uang.
Contoh: Untuk menuliskan nilai 1,5 Milyar ditulis 1500000000
- Bila nilai masih dalam bentuk mata uang Asing, mohon dikonversi terlebih
dahulu ke mata uang rupiah berdasarkan kurs tanggal 31 desember ditahun
tersebut.
-134-

- Laba / Rugi dilihat pada laporan keuangan


Tahun sebelum tahun pengukuran: (Rupiah)

Tahun pengukuran: (Rupiah)

BAGIAN VI PPH BADAN


- Besar PPh Badan Perusahaan adalah total PPh badan Pasal 25 dan Pasal 29, bisa
dilihat d SPT pada kolom "Total PPh terutang" atau dapat juga dilihat di laporan
keuangan.
- Diisi dalam mata uang rupiah dan tanpa tanda titik, koma atau lambang mata
uang.
Contoh: Untuk menuliskan nilai 1,5 Milyar ditulis 1500000000
- Bila nilai masih dalam bentuk mata uang Asing, mohon dikonversi terlebih
dahulu
ke mata uang rupiah berdasarkan kurs tanggal 31 desember ditahun tersebut.

Tahun sebelum tahun pengukuran (Rupiah)

BAGIAN VII PENGELUARAN


- Diisi dalam mata uang rupiah dan tanpa tanda titik, koma atau lambang mata
uang.
Contoh: Untuk menuliskan nilai 1,5 Milyar ditulis 1500000000
- Bila nilai masih dalam bentuk mata uang Asing, mohon dikonversi terlebih
dahulu ke mata uang rupiah berdasarkan kurs tanggal 31 desember ditahun
tersebut.
- kurs untuk tahun 2017, 1 USD - Rp 13.458,00 dan per 31 Juli 201, 1 USD - Rp
14.413,00
A. Total pengeluaran perusahaan untuk pajak daerah dan retribusi daerah
(jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah dapat dilihat pada link
berikut: https:/ /bit.ly/PDRDDE2022)

Tahun sebelum tahun pengukuran: (Rupiah)


- 135-

B. Beban Upah/ Gaji


Meliputi beban gaji yang dikeluarkan perusahaan yang tercatat dalam laporan
keuangan

Tahun sebelum tahun pengukuran: (Rupiah)

Tahun pengukuran: (Rupiah)

C. Depresiasi/ Penyusutan
Meliputi beban depresiasi yang dikeluarkan perusahaan yang tercatat dalam
laporan keuangan

Tahun sebelum tahun pengukuran: (Rupiah)

Tahun pengukuran: (Rupiah)

D. Pajak Tidak Langsung


Cukup tuliskan total dari pajak tidak langsung.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada saat
tertentu / terjadi suatu peristiwa kena pajak seperti misalnya pajak pertambahan
nilai (PPN), pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), PPN, PPn-
BM/pajak penjualan atas barang mewah , BeaMaterai(BM), Cukai, Bea Masuk
dil.

Tahun sebelum tahun pengukuran (Rupiah) "

Tahun pengukuran: (Rupiah)

BAGIAN VIII JARINGAN INDUSTRI


Adalah jumlah jaringan industri yang terbentuk dari:
Perusahaan yang memiliki keterkaitan bisnis seperti vendor, distributor,
cabang/anak perusahaan dan sejenisnya, meliputi:
-Perusahaan penerima Fasilitas Kawasan Berikat / KITE
-Perusahaan Non Fasilitas Kawasan Berikat / KITE.
- 136-

A. Jumlah perusahaan yang memiliki keterkaitan yang merupakan Penerima


Fasilitas Kawasan Berikat / KITE

Tahun sebelum tahun pengukuran : “

Tuliskan maksimal 5 nama perusahaan terkait

Tahun sebelum tahun pengukuran : "

Tuliskan maksimal 5 nama perusahaan terkait

B. Jumlah perusahaan yang memiliki keterkaitan yang merupakan Non penerima


Fasilitas Kawasan Berikat / KITE:

Tahun sebelum tahun pengukuran : “

Tuliskan maksimal 5 nama perusahaan terkait

Tahun pengukuran : “

Tuliskan maksimal 5 nama perusahaan terkait


- 137-

C. Tenaga Kerja Seluruh Jaringan Industri Non Penerima Fasilitas:

Data Tenaga Kerja Jaringan


Industri Non Penerima Fasilitas KB dan KITE

(vendor, distributor, cabang/anak perusahaan, subkon)

NO | Nama Perusahaan NPWP Jumlah Tenaga Kerja

Misalnya: |
PTA 123456789012345 10
PTB 123456789012345 20
PTE 123456789012345 114

dst | dst dst dst

BAGIAN IX PELAKU USAHA


MERUPAKAN JUMLAH PELAKU USAHA / UNIT USAHA DI TAHUN 2018
Dikelompokkan ke dalam kategori industri rumah tangga, kecil, sedang dan besar
berdasarkan jumlah tenaga kerja dengan merujuk pada klasifikasi industri pada

Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/1/1986 sebagai berikut:


No Klasifikasi pelaku /unit usaha Jumlah Tenaga Kerja
1 | Rumah Tangga 1—4 orang
2 | Kecil 5-19 orang
3 | Sedang 20 -— 99 orang
4 | Besar 100 orang atau lebih

A. Jumlah pelaku usaha / unit usaha lain di bidang perdagangan:


Diisikan dengan Jumlah pelaku usaha / unit usaha dalam jarak 2 km disekitar
perusahaan yang muncul karena adanya perusahaan Anda di bidang
perdagangan seperti minimarket, toko kelontong, warung dan sejenisnya.

Rumah Tangga: “

Kecil: “

Sedang: “

Besar : “
- 138-

B. Jumlah pelaku usaha / unit usaha lain dibidang Akomodasi:


Diisikan dengan pelaku usaha / unit usaha dalam lingkup kecamatan disekitar
perusahaan yang muncul karena adanya perusahaan Anda termasuk hotel,
apartemen, kontrakan, kos-kosan dan sejenisnya.

Rumah Tangga: "

Kecil: “

Sedang: "

Besar : “

C. Jumlah pelaku usaha / unit usaha di bidang makanan:


Diisikan dengan jumlah pelaku usaha / unit usaha dalam jarak 1 km di sekitar
perusahaan yang muncul karena adanya perusahaan Anda di bidang makanan
seperti warteg, rumah makan, restoran dan lainnya.

Rumah Tangga: “

Kecil: “

Sedang: “

Besar : "

D. Jumlah pelaku usaha / unit usaha di bidang Transportasi:


Diisikan dengan jumlah pelaku usaha / unit usaha yang memiliki rute di sekitar
perusahaan yang muncul karena adanya perusahaan Anda seperti ojek, angkot,
sewa mobil dan sejenisnya yang beroperasi di sekitar pabrik.
Rumah Tangga: "
- 139-

Kecil: “

Sedang: “

Besar : “

BAGIAN X PERTANYAAN UMUM


1. Fasilitas KB memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan
0 Sangat Setuju
Oo Setuju
Oo Netral
Oo Tidak Setuju
Oo Sangat tidak setuju

Jelaskan Alasan Jawaban anda pada pertanyaan sebelumnya:

2. Berapa persen efisiensi biaya yang diperoleh perusahaan dari pemanfaatan


Fasilitas KB?
(Dihitung dengan cara membandingkan: Biaya produksi (HPP) perusahaan jika
menggunakan fasilitas dengan Biaya produksi (HPP) perusahaan jika tidak
menggunakan fasilitas)

3. Apakah dampak bagi perusahaan jika fasilitas kepabeanan dihilangkan oleh


pemerintah? (pilih yang paling signifikan)
0 Persaingan usaha terutama di tingkat internasional semakin sulit

Oo Laba perusahaan menurun

Oo Beban produksi meningkat


Oo Tidak memberikan dampak bagi bisnis perusahaan

Oo Lainnya (sebutkan)
4. Apakah yang akan dilakukan perusahaan jika fasilitas kepabeanan dihilangkan
oleh pemerintah? (pilih yang paling signifikan)

Oo Perusahaan akan mengurangi jumlah pegawainya


0 Perusahaan menutup usaha
Oo Perusahaan memindahkan usahanya ke negara lain
Oo Perusahaan akan tetap melanjutkan usaha di Indonesia
- 140-

O Lainnya (sebutkan)

5. Negara manakah yang akan menjadi pilihan perusahaan untuk memindahkan


usaha jika faslitas kepabeanan dihilangkan oleh pemerintah? (pilih salah satu
negara prioritas, hanya jika jawaban pertanyaan 4 sebelumnya adalah
memindahkan ke negara lain)
Malaysia
0 90

Brunei Darussalam
000000

Thailand
Vietnam
Laos
China
Bangladesh
Pakistan
Lainnya (sebutkan)

6. Kendala apa saja yang dihadapi perusahaan dalam pemanfaatan fasilitas KB?
Ketentuan Lartas dan Perizinannya
Ketentuan Perpajakan
Ketentuan Prosedural di DJBC
Pengurusan Izin Usaha Industri
Sistem Aplikasi
Lainnya (Sebutkan) ...

Berikan keterangan /alasannya

7. Apa saran anda untuk perbaikan Fasilitas KB kedepannya?

8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses ekspor dan impor?

9. Apa saran anda untuk pengembangan ke depan dalam rangka mendorong


ekspor?

Demikian kami sampaikan data pada kuesioner ini dengan sebenar-benarnya.


- 141-

O. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL EVALUASI MAKRO TPB OLEH KANWIL,


KPUBC DAN DIREKTORAT YANG MEMILIKI TUGAS POKOK DAN FUNGSI DI
BIDANG FASILITAS KEPABEANAN

1. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL EVALUASI MAKRO TPB OLEH KANWIL


ATAU KPUBC
KOP SURAT
NOTA DINAS
NOMOR : ....... (pa.

Kepada : Direktur Fasilitas Kepabeanan


Dari : Kepala Kanwil / KPUBC ....... (2)...
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Laporan Pelaksanaan Evaluasi Makro TPB
Tanggal :....... (Barak.

Sehubungan dengan pelaksanaan Evaluasi makro atas pemberian


fasilitas Tempat Penimbunan Berikat khususnya di wilayah Kanwil/ KPUBC
ananaan (2)....... bersama ini kami sampaikan sebagai berikut :
1. Data jumlah TPB yang berada di bawah pengawasan Kanwil/ KPUBC kami:
No Jenis TPB Jumlah Keterangan
saatini | Izin yang telah Izin baru
dicabut
1 | Kawasan Berikat ah... 0-5)... (6)...
2 (Pusat Logistik |... Do anna Po anna
Berikat
3 | Gudang Berikat” | .......... Vo ana nana
4 |Toko Bebas Bea” | .....i. lo aansasa PO ana.
5 (Tempat ————————— Pon Do nana Pan
Penyelenggaraan
Pameran Berikat
6 (Tempat | nnrananananannna (Pp onnaananakkaan
Penyelenggaraan Jumlah penyelenggaraan pameran dengan
Pameran Berikat mendapatkan fasilitas TPPB

@A)anccanaan (IOpanaananann analisis atas laporan hasil Monitoring umum, Monitoring


khusus dan Monitoring mandiri TPB,
dpn :
c) dst

3. Hasil Evaluasi makro terhadap pemberian fasilitas Kawasan Berikat


khususnya di bawah pengawasan kami adalah sebagai berikut :
an ana (L0)........
pia (Ll)...
Ce ana (Ip...
doa (13)...
4. Hasil Evaluasi makro terhadap pemberian fasilitas Pusat Logistik Berikat
khususnya di bawah pengawasan kami adalah sebagai berikut :
aa (L0)........
pian (dpan
Ce ana (15).......
- 142-

5. Hasil Evaluasi makro terhadap pemberian fasilitas Gudang Berikat


khususnya di bawah pengawasan kami adalah sebagai berikut :
An anak (10).........
bi (10).......
Ce anak (13).......
6. Hasil Evaluasi makro terhadap pemberian fasilitas Toko Bebas Bea
khususnya di bawah pengawasan kami adalah sebagai berikut :
An anak (10).........
bia (17an
Ce nana (13).......
7. Hasil Evaluasi makro terhadap pemberian fasilitas Tempat Penyelenggaraan
Pameran Berikat (TPPB) khususnya di bawah pengawasan kami adalah
sebagai berikut :
As ancam. (10).........
bin. (18).......
Ch anak (13).......
8. Rekomendasi:
AL acak (19).....
bh anaananananaanan
Ona (20)...... Informasi tambahan lainnya

Demikian disampaikan sebagai laporan.

“) dapat disampaikan dalam bentuk softcopy


-143-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor nota dinas.


Nomor (2) diisi jabatan tujuan penerima nota dinas laporan pelaksanaan
Evaluasi makro TPB.
Nomor (3) diisi tanggal nota dinas.
Nomor (4) diisi jumlah TPB saat ini.
Nomor (5) diisi jumlah TPB yang telah dicabut sejak periode laporan
terakhir sampai dengan periode pelaporan saat ini.
Nomor (6) diisi jumlah izin baru TPB sejak periode laporan terakhir
sampai dengan periode pelaporan saat ini.
Nomor (7) diisi jumlah penyelenggaraan pameran yang mendapatkan
fasilitas TPPB.
Nomor (8) diisi jenis TPB lain yang belum tercantum dan terdapat data
jumlahnya.
Nomor (9) diisi dasar analisis Evaluasi makro sesuai pasal 31 ayat (1)
peraturan direktur jenderal ini.
Nomor (10) diisi informasi mengenai pemenuhan/pelaksanaan aturan yang
berlaku, pelanggaran yang sering dilakukan, dan informasi
sejenis.
Nomor (11) diisi informasi mengenai dampak dari pemberian fasilitas terkait
dengan penyerapan tenaga kerja, peningkatan investasi,
peningkatan ekspor, transfer knowledge/ skill/ technology,
pertumbuhan ekonomi sekitar/backward linkage dan informasi
sejenis.
Nomor (12) diisi informasi pengumpulan data terkait dampak ekonomi dari
pemberian fasilitas TPB.
Nomor (13) diisi informasi lain yang terkait.
Nomor (14) diisi informasi mengenai dampak dari pemberian fasilitas
terkait dengan tujuan yang ingin dicapai seperti kemudahan
perusahaan industri sekitar mendapat bahan baku,
menggerakkan roda ekonomi sekitar, dan informasi sejenis.
Nomor (15) diisi informasi mengenai Key Performance Indicator dan
informasi sejenis.
Nomor (16) diisi informasi mengenai dampak dari pemberian fasilitas
terkait dengan tujuan yang ingin dicapai seperti kemudahan
perusahaan industri sekitar mendapat bahan baku,
menggerakkan roda ekonomi sekitar, dan informasi sejenis.
Nomor (17) diisi informasi mengenai dampak dari pemberian fasilitas
terkait dengan tujuan yang ingin dicapai seperti apakah
keberadaan TBB sudah efektif dimanfaatkan oleh orang yang
berhak membeli, dan informasi sejenis.
Nomor (18) diisi informasi mengenai dampak dari pemberian fasilitas
terkait dengan tujuan yang ingin dicapai seperti apakah
keberadaan TPPB sudah efektif dimanfaatkan oleh pelaku
pameran, dan informasi sejenis.
Nomor (19) diisi rekomendasi sesuai pasal 31 ayat (3) peraturan direktur
jenderal ini.
Nomor (20) diisi informasi tambahan lainnya.
Nomor (21) diisi nama kepala kantor penerbit nota dinas.
- 144-

2. CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI MAKRO TPB


SUBDIREKTORAT TPB
KOP SURAT

NOTA DINAS
NOMOR :....... (Dara.

Kepada : Direktur Fasilitas Kepabeanan


Dari : Kepala Subdirektorat TPB
Lampiran : 1 (berkas)
Hal : Laporan Pelaksanaan Evaluasi Makro TPB
Tanggal :...... (Dhan.

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya kegiatan Evaluasi Makro


TPB sesuai Surat Tugas Direktur Fasilitas Kepabeanan Nomor ...... (3)...
tanggal ...... (4)..., kami sampaikan sebagai berikut:
1. Bahwa telah dilaksanakan kegiatan Evaluasi terhadap perusahaan
penerima fasiltas Tempat Penimbunan Berikat

2. Tujuan kegiatan Evaluasi tersebut adalah untuk melakukan penilaian


mengenai dampak dan efektivitas kebijakan pemberian fasilitas TPB

3. Evaluasi makro ini dilakukan berdasarkan:


a) analisis atas laporan hasil Evaluasi makro TPB:
b) analisis atas rekomendasi audit kepabeanan: dan/atau
Cc) pengumpulan data terkait dampak ekonomi dari pemberian fasilitas
TPB.

4. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat kami laporkan kesimpulan


bahwa:
@A) nananakah (SS)... Hasil analisis terhadap KB
db) ananakan (o)........ Hasil analisis terhadap PLB
C) anakan (Pp onaka Hasil analisis terhadap GB
d) sanak Bara. Hasil analisis terhadap TBB
E) sacanakan (Dp. Hasil analisis terhadap TPPB
|) angka. (10)....... Lainnya:

5. Bahwa kegiatan Evaluasi makro telah dilaksanakan dengan baik dan


penuh tanggung jawab dan bersama ini kami sampaikan laporan terhadap
Evaluasi makro dimaksud.

Demikian disampaikan, atas perhatian Direktur kami ucapkan terima


kasih.
- 145-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor nota dinas kepala subdirektorat


Nomor (2) diisi tanggal nota dinas kepala subdirektorat.
Nomor (3) diisi nomor surat tugas.
Nomor (4) diisi tanggal surat tugas.
Nomor (5) diisi analisis atas fasilitas kawasan berikat.
Nomor (6) diisi analisis atas fasilitas pusat logistik berikat.
Nomor (7) diisi analisis atas fasilitas gudang berikat.
Nomor (8) diisi analisis atas fasilitas toko bebas bea.
Nomor (9) diisi analisis atas fasilitas tempat penyelenggaraan pameran berikat.
Nomor (10) diisi analisis atas fasilitas TPB lainnya.
Nomor (11) diisi nama penandatangan nota dinas.
- 146-

P. CONTOH FORMAT SURAT PERMINTAAN DATA MONITORING DAN/ATAU


EVALUASI

Dmna anna nnana KOP SURAT nana,


Nomor ba.
Hal : Permintaan data keperluan pelaksanaan
Monitoring/ Evaluasi

Yth.Pimpinan ....... (2).


di...(3)...

Sehubungan dengan pelaksanaan Monitoring/ Evaluasi")


berdasarkan Surat Tugas Direktur/Kepala')...... (Mp... Nomor ...(5)....
Tanggal ...(6).... Tentang pelaksanaan Monitoring/Evaluasi") pada PT
sanana (7)...., dan pelaksanaan Pasal 53 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 216/PMK.04/2022 tentang Monitoring dan Evaluasi terhadap
Perusahaan Penerima Fasilitas TPB dan KITE dengan ini kepada Saudara
diminta untuk menyampaikan data dan/atau keterangan:

Jenis data | No. | Nama Dokumen") Periode waktu data

Hardcopy 1 | dokumen kepabeanan dan/atau |...(8).... s.d....(9).....


dan/ atau cukai
Softcopy")
Hardcopy 2 | buku, catatan, laporan, surat ..(10).... s.d ...(11)..
dan/ atau
Softcopy")
Hardcopy 3 | laporan keuangan (12)... s.d...(13)..
dan/ atau
Softcopy")
Hardcopy 4 | pemberitahuan tahunan (SPT) |...(14).... s.d...(15)..
dan/ atau pajak
Softcopy")

Jenis keterangan Bentuk keterangan | Keterangan yang diminta

keterangan tertulis | Hardcopy dan/atau |....... (16).......


dan/atau lisan Softcopy")

Pemenuhan atas permintaan tersebut harus diserahkan secara


lengkap paling lambat tanggal ....... (17)...

dokumen kepabeanan dan/atau cukai dan/atau dokumen lain


berupa buku, catatan, laporan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha
termasuk data elektronik dan/atau surat yang berkaitan dengan fasilitas
TPB/ dokumen laporan keuangan, surat pemberitahuan tahunan (SPT)
pajak, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan
akan kami kembalikan secara utuh dan lengkap setelah
Monitoring/Evaluasi") selesai dilaksanakan.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian Saudara, atas


kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Ketua Tim Monitoring/
Evaluasi")
-147-

St ananaanaan (Lp ananaanakaa.


NIP... (18)...

Diterima tanggal :...... (18)...


Nama Penerima ! aniuee (19)...
Jabatan Pangan (20)........
Tanda tangan Para (2.

“) pilih salah satu


““) disesuaikan sesuai kebutuhan Monitoring dan/atau Evaluasi
-148-

PETUNJUK PENGISIAN

Nomor (1) diisi nomor surat ketua tim Monitoring dan/atau Evaluasi.
Nomor (2) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (3) diisi alamat kantor Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (4) diisi nama satuan kerja penerbit surat tugas.
Nomor (5) diisi nomor surat tugas.
Nomor (6) diisi tanggal surat tugas.
Nomor (7) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi periode awal data dokumen kepabeanan dan/atau cukai yang
akan diminta.
Nomor (9) diisi periode akhir data dokumen kepabeanan dan/atau cukai yang
akan diminta.
Nomor (10) diisi periode awal data buku, catatan, laporan, surat yang akan
diminta.
Nomor (11) diisi periode akhir data buku, catatan, laporan, surat yang akan
diminta.
Nomor (12) diisi periode awal data laporan keuangan yang akan diminta.
Nomor (13) diisi periode akhir data laporan keuangan yang akan diminta.
Nomor (14) diisi periode awal data pemberitahuan tahunan (SPT) pajak yang akan
diminta.
Nomor (15) diisi periode akhir data pemberitahuan tahunan (SPT) pajak yang
akan diminta.
Nomor (16) diisi keterangan yang diminta.
Nomor (17) diisi nama ketua tim Monitoring/ Evaluasi
Nomor (18) diisi tanggal diterimanya surat permintaan oleh Penerima Fasilitas
TPB.
Nomor (19) diisi nama pihak yang menerima surat permintaan.
Nomor (20) diisi jabatan pihak yang menerima surat permintaan.
Nomor (21) diisi tanda tangan pihak yang menerima surat permintaan.
- 149-

O. PARAMETER LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DALAM IT INVENTORY PADA


PENERIMA FASILITAS TPB

Parameter dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban IT Inventory pada


Penerima Fasilitas TPB, yaitu:

a. merupakan laporan yang dihasilkan dari data IT Inventory, sehingga laporan


ini tidak dibuat secara manual oleh Penerima Fasilitas TPB namun
merupakan produk laporan yang dihasilkan dari IT Inventory,
b. data pada IT Inventory yang digunakan dalam laporan tersebut telah
terintegrasi dengan data pencatatan dan pembukuan dari Penerima Fasilitas
TPB,
c. khusus untuk laporan pertanggungjawaban IT Inventory Penerima Fasilitas
TPB yang merupakan kawasan berikat (KB), IT Inventory harus merupakan
sub sistem dari sistem informasi akuntansi yang akan menghasilkan
laporan keuangan dan laporan lainnya yang dibutuhkan oleh pemangku
kepentingan (stakeholder), dan
d. berisi minimal elemen data yang telah ditentukan.
- 150-

R. CONTOH LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PADA IT INVENTORY

PENERIMA FASILITAS TPB

IT Inventory yang didayagunakan oleh Penerima Fasilitas TPB wajib


menampilkan dan/atau menghasilkan laporan pertanggungjawaban minimal
sebagai berikut:
1. Kawasan Berikat (KB)
Laporan pertanggungjawaban Penerima Fasilitas TPB kawasan berikat
(KB) meliputi 7 (tujuh) laporan yaitu: |
a. Laporan Pemasukan Barang
Laporan ini menampilkan pencatatan barang yang masuk ke
kawasan berikat (KB), meliputi bahan baku, bahan penolong,
barang modal, barang subkontrak, dan/atau barang lain sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai kawasan berikat.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Jenis dokumen pabean
Jenis dokumen pabean pemasukan dan/atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan
barang (contoh: berita acara stock opname saat awal
beroperasi).
2) Nomor pendaftaran dokumen pabean
Nomor dokumen pabean pemasukan yang diberikan oleh
Kantor Pabean dan/atau nomor dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan barang.
3) Tanggal dokumen pabean
Tanggal dokumen pabean pemasukan mendapatkan nomor
pendaftaran dan/atau tanggal dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan barang.
4 Nomor bukti penerimaan barang
Nomor dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
kawasan berikat (KB) sebagai bukti penerimaan barang atas
yang dimasukkan dan diterima di tempat penyimpanan.
5) Tanggal bukti penerimaan barang
Tanggal dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
kawasan berikat (KB) sebagai bukti penerimaan barang atas
yang dimasukkan dan diterima di tempat penyimpanan.
6) Pengirim barang
Nama Penerima Fasilitas TPB pemasok barang dalam hal
barang berasal dari luar daerah pabean atau nama Penerima
Fasilitas TPB pengirim barang dalam hal barang berasal dari
tempat lain dalam daerah pabean atau kawasan berfasilitas
lainnya.
7) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas kawasan
berikat (KB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
8) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas kawasan berikat (KB).
Nama barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
9) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan ke
tempat penyimpanan sesuai yang tercantum dalam dokumen
pabean (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
10) Jumlah barang
-151-

Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang


yang tercantum dalam dokumen pabean yang dimasukkan ke
penerima fasilitas kawasan berikat (KB).
Laporan Pengeluaran Barang
Laporan ini menampilkan pencatatan barang yang dikeluarkan dari
kawasan berikat (KB), meliputi hasil produksi, sisa bahan baku,
bahan penolong, barang modal, barang subkontrak, dan/atau
barang lain dari tempat penyimpanan milik penerima fasilitas
kawasan berikat (KB) dalam rangka ekspor, penyerahan hasil
produksi, subkontrak, dan/atau kegiatan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai kawasan berikat.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Jenis dokumen pabean
Jenis dokumen pabean pengeluaran dan/atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan dokumen pabean pengeluaran
barang (contoh: berita acara pemusnahan).
2) Nomor pendaftaran dokumen pabean
Nomor dokumen pabean pengeluaran yang diberikan oleh
Kantor Pabean dan/atau nomor dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pengelua ran barang.
3) Tanggal dokumen pabean
Tanggal dokumen pabean pengeluaran mendapatkan nomor
pendaftaran dan/atau tanggal dokumen lain yang
dipersam akan dengan dokumen pabean pengelua ran barang.
4) Nomor bukti pengeluaran barang
Nomor dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
kawasan berikat (KB) sebagai bukti pengeluaran barang dari
tempat penyimpanan.
5) Tanggal bukti pengeluaran barang
Tanggal dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
kawasan berikat (KB) sebagai bukti pengeluaran barang dari
tempat penyimpanan.
6) Penerima Barang
Nama penerima barang yang dikeluarkan dari KB.
7) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas kawasan
berikat (KB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
8) Namabarang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas kawasan berikat (KB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
9) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dikeluarkan dari
tempat penyimpanan sesuai yang tercantum dalam dokumen
pabean (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
10) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang tercantum dalam dokumen pabean yang dikeluarkan dari
kawasan berikat (KB).

Laporan Mutasi Bahan Baku dan Bahan Penolong


Laporan ini menampilkan pencatatan bahan baku dan/atau bahan
penolong yang dimasukkan dan/atau dikeluarkan dari suatu
- 152-

tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain milik penerima


fasilitas kawasan berikat (KB).
Laporan ini minimal memuat elemen data dan /atau informasi
terkait:
1) Kode barang
kawasan
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas
berikat (KB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
2) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas kawasan berikat (KB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang
3) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan
dan/atau dikeluarkan dari suatu tempat penyimpanan ke
tempat penyimpanan lain milik penerima fasilitas kawasan
berikat (KB) (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
4) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang dimasukkan ke tempat penyimpanan di kawasan berikat
(KB).
5) Saldo awal
Saldo awal barang di tempat penyimpanan sebelum ditambah
jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah barang
keluar.
6) Jumlah pemasukan barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dimasukkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas kawasan berikat (KB).
7) Jumlah pengeluaran barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dikeluarkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas kawasan berikat (KB).
8) Penyesuaian (adjustment)
Perbaikan pencatatan atas selisih kurang dan/atau selisih
lebih bahan baku dan/atau bahan penolong dengan saldo fisik
barang.
9) Saldo akhir
Saldo akhir barang di tempat penyimpanan setelah saldo awal
ditambah jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah
barang keluar.
10) Hasil pencacahan
Jumlah barang hasil pencacahan di tempat penyimpanan.
11) Jumlah selisih
Hasil pengurangan antara saldo akhir dengan jumlah barang
hasil pencacahan.
12) Keterangan
Informasi lain yang perlu ditambahkan.
Laporan Posisi Barang dalam Proses (work in process)
Laporan ini menampilkan pencatatan bahan baku dan/atau bahan
penolong yang masih dalam proses produksi.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas kawasan
berikat (KB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
-153-

barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk


menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
2) “Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas kawasan berikat (KB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
3) Satuan Barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang sedang dalam
proses (work in process) (contoh: kilogram, gram, dan/atau
meter).
4) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang sedang dalam proses (work in process).
5) Keterangan
Informasi lain yang perlu ditambahkan.
Laporan Mutasi Barang Jadi (Hasil Produksi)
Laporan ini menampilkan pencatatan barang dalam proses (work in
process) yang telah menjadi barang jadi (hasil produksi) dan
dipindahkan ke tempat penyimpanan barang jadi (hasil produksi).
Laporan ini minimal memuat data dan/atau informasi terkait:
1 Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas kawasan
berikat (KB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
2) “Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas kawasan berikat (KB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
3) Satuan Barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang jadi (hasil produksi)
yang diterima dan/atau dimasukkan ke tempat penyimpanan
hasil produksi (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
4) Jumlah barang )
Jumlah barang jadi (hasil produksi) untuk setiap jenis barang
dan satuan barang yang dimasukkan ke tempat penyimpanan
di kawasan berikat (KB).
5) Saldo awal
Saldo awal barang di tempat penyimpanan barang jadi (hasil
produksi) sebelum ditambah jumlah barang masuk dan/atau
dikurangi jumlah barang keluar.
6) Jumlah pemasukan barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dimasukkan
ke tempat penyimpanan barang jadi (hasil produksi).
7) Jumlah pengeluaran barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dikeluarkan
dari tempat penyimpanan barang jadi (hasil produksi).
8) Penyesuaian (adjustment)
Perbaikan pencatatan atas selisih kurang dan/atau selisih
lebih barang jadi (hasil produksi) dengan saldo fisik barang.
9) Saldo akhir
Saldo akhir barang di tempat penyimpanan barang jadi (hasil
produksi) setelah saldo awal ditambah jumlah barang masuk
dan/atau dikurangi jumlah barang keluar.
10) Hasil pencacahan
- 154-

Jumlah barang hasil pencacahan di tempat penyimpanan


barang jadi (hasil produksi).
11) Jumlah selisih
Hasil pengurangan antara saldo akhir dengan jumlah barang
hasil pencacahan.
12) Keterangan
Informasi lain yang perlu ditambahkan.
Laporan Mutasi Barang Modal dan Barang Lain
Laporan ini menampilkan pencatatan barang modal dan barang lain
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain milik
penerima fasilitas kawasan berikat (KB) dalam rangka produksi,
perbaikan, dan/atau kegiatan lain.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas kawasan
berikat (KB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
2) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas kawasan berikat (KB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
3) Satuan Barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan
dan/atau dikeluarkan dari suatu tempat penyimpanan ke
tempat penyimpanan lain milik penerima fasilitas kawasan
berikat (KB) (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
4) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang dimasukkan ke tempat penyimpanan di kawasan berikat
(KB).
5) Saldo awal
Saldo awal barang di tempat penyimpanan sebelum ditambah
jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah barang
keluar.
6) Jumlah pemasukan barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dimasukkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas kawasan berikat (KB) bukan untuk
tujuan diproduksi dan/atau dikembalikan.
7) Jumlah pengeluaran barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dikeluarkan
dari suatu suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan
lain milik penerima fasilitas kawasan berikat (KB) bukan untuk
tujuan diproduksi dan/atau dikembalikan.
8) Penyesuaian (adjustment)
Perbaikan pencatatan atas selisih kurang dan/atau selisih
lebih barang jadi (hasil produksi) dengan saldo fisik barang.
9) Saldo akhir
Saldo akhir barang di tempat penyimpanan setelah saldo awal
ditambah jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah
barang keluar.
10) Hasil pencacahan
Jumlah barang hasil pencacahan di tempat penyimpanan.
11) Jumlah selisih
Hasil saldo akhir dengan jumlah barang hasil pencacahan.
12) Keterangan
- 155-

Informasi lain yang perlu ditambahkan.


Laporan Mutasi Barang yang Ditolak (Reject) dan Sisa Proses
Produksi (Scrap/ waste)
Laporan ini menampilkan pencatatan atas sisa proses produksi
(scrap/ waste), arus barang dan bahan yang ditolak (reject) untuk
diekspor kembali (re-ekspor), dan arus barang rusak.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan fatau informasi
terkait:
1) Kode barang
kawasan
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas
berikat (KB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
2) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas kawasan berikat (KB).
Nama barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang
3) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan
dan/atau dikeluarkan dari suatu tempat penyimpanan ke
tempat penyimpanan lain milik penerima fasilitas kawasan
berikat (KB) (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
4) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang dimasukkan ke tempat penyimpanan di kawasan berikat
(KB).
5) Saldo awal
Saldo awal barang di tempat penyimpanan sebelum ditambah
jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah barang
keluar.
6) Jumlah Pemasukan Barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dimasukkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas kawasan berikat (KB) bukan untuk
tujuan diproduksi dan/atau dikembalikan.
7) Jumlah pengeluaran barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dikeluarkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas kawasan berikat (KB) bukan untuk
tujuan diproduksi dan/atau dikembalikan.
8) Penyesuaian (adjustment)
Perbaikan pencatatan atas selisih kurang dan/atau selisih
lebih barang jadi (hasil produksi) dengan saldo fisik barang.
9) Saldo akhir
Saldo akhir barang di tempat penyimpanan setelah saldo awal
ditambah jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah
barang keluar.
10) Hasil pencacahan
Jumlah barang hasil pencacahan di tempat penyimpanan.
11) Jumlah selisih
Hasil pengurangan antara saldo akhir dengan jumlah barang
hasil pencacahan.
12) Keterangan.
Informasi lain yang perlu ditambahkan.
- 156-

Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban pada Kawasan Berikat (KB)


jenderal ini, selama IT
Berikut merupakan contoh format IT Inventory, dalam praktiknya tidak harus sama persis seperti lampiran peraturan direktur
ini mengenai elemen data IT Inventory.
Inventory tetap dapat menampilkan data sekurang-kurangnya seperti yang diatur dalam lampiran

1. Laporan Pemasukan Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


Bukti Penerimaan Barang/ Good Pengirim Kode Nama Satuan Jumlah
No Data dok pabean
Receive Note/ dok lain yg sejsnis barang barang barang barang barang

Jenis No. Daftar Tgl. Daftar No Tanggal

2. Laporan Pengeluaran Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


Bukti Pengeluaran Barang/ dok lain Penerima Kode Nama Satuan Jumlah
No Data dok pabean
yg sejenis Barang barang barang barang barang

Jenis No. Daftar Tgl. Daftar No Tanggal

3. Laporan Mutasi Bahan Baku dan Bahan Penolong sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
Saldo Jumlah | Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode Nama | Satuan Jumlah
barang barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang
barang barang

4. Laporan Posisi Barang dalam Proses (work in process/ WIP) sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
Nama barang Satuan barang Jumlah barang Keterangan
No Kode barang

5. Laporan Mutasi Barang Jadi (Hasil Produksi) sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
Jumlah Saido Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode Nama Satuan
barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang barang
barang barang
-157-

6. Laporan Mutasi Barang Modal dan Barang Lain sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
Jumlah Saldo Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode Nama Satuan
barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang barang
barang barang

7. Laporan Mutasi Barang yang Ditolak (Reject) dan Sisa Proses Produksi (Scrap/ waste) sekurang-kurangnya memuat informasi tentan
Jumlah Saido Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode Nama Satuan
barang barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang
barang barang
- 158-

2. Gudang Berikat (GB)


Laporan pertanggungjawaban Penerima Fasilitas TPB gudang berikat
(GB) meliputi 3 (tiga) laporan yaitu:
a. Laporan Pemasukan Barang
Laporan ini menampilkan pencatatan barang yang masuk ke gudang
berikat (GB).
Laporan ini minimal memuat elemen data dan fatau informasi
terkait:
1) Jenis dokumen pabean
Jenis dokumen pabean pemasukan dan/atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan
barang.
2) Nomor pendaftaran dokumen pabean
Nomor dokumen pabean pemasukan yang diberikan oleh
Kantor Pabean dan/atau nomor dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan barang.
3) Tanggal dokumen pabean
Tanggal dokumen pabean pemasukan mendapatkan nomor
pendaftaran dan/atau tanggal dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan barang.
4) Nomor bukti penerimaan barang
Nomor dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
gudang berikat (GB) sebagai bukti penerimaan barang atas
yang dimasukkan dan diterima di tempat penyimpanan.
5) Tanggal bukti penerimaan barang,
Tanggal dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
gudang berikat (GB) sebagai bukti penerimaan barang atas
yang dimasukkan dan diterima di tempat penyimpanan.
6) Pengirim barang
Nama perusahaan pemasok barang.
7) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas gudang
berikat (GB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
8) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas gudang berikat (GB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
9) Satuan Barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan ke
tempat penyimpanan sesuai yang tercantum dalam dokumen
pabean (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
10) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang tercantum dalam dokumen pabean yang dimasukkan ke
gudang berikat (GB).

b. Laporan Pengeluaran barang


Laporan ini menampilkan pencatatan—barang yang keluar dari
tempat penyimpanan penerima fasilitas gudang berikat (GB) dalam
rangka dikeluarkan ke perusahaan industri, toko bebas bea,
dan/atau luar daerah pabean.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Jenis dokumen pabean
- 159-

Jenis dokumen pabean pengeluaran dan/atau dokumen lain


yang dipersamakan dengan dokumen pabean pengeluaran
barang (contoh: berita acara pemusnahan).
2) Nomor pendaftaran dokumen pabean
Nomor dokumen pabean pengeluaran yang diberikan oleh
Kantor Pabean dan/atau nomor dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pengeluaran barang.
3) Tanggal dokumen pabean
Tanggal dokumen pabean pengeluaran mendapatkan nomor
pendaftaran dan/atau tanggal dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pengeluara n barang.
4) Nomor bukti pengeluaran barang
Nomor dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
gudang berikat (GB) sebagai bukti pengeluaran barang dari
tempat penyimpanan.
5) Tanggal bukti pengeluaran barang
Tanggal dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
gudang berikat (GB) sebagai bukti pengeluaran barang dari
lokasi penyimpanan.
6) Penerima Barang
Nama penerima barang yang dikeluarkan dari GB.
7) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas gudang
berikat (GB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
8) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas gudang berikat (GB). Nama barang menjadi
salah satu elemen data utama untuk menelusuri keterkaitan
dalam setiap proses mutasi barang
9) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dikeluarkan dari
tempat penyimpanan sesuai yang tercantum dalam dokumen
pabean (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
10) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang tercantum dalam dokumen pabean yang dikeluarkan dari
gudang berikat (GB).

Laporan Mutasi Barang


Laporan ini menampilkan pencatatan barang dari suatu tempat
penyimpanan ke tempat penyimpanan lain milik penerima fasilitas
gudang berikat (GB) bukan untuk tujuan dikeluarkan.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas gudang
berikat (GB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
2) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas gudang berikat (GB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
- 160-

3) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan
dan/atau dikeluarkan dari suatu tempat penyimpanan ke
tempat penyimpanan lain milik penerima fasilitas gudang
berikat (GB) (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
4) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang dimasukkan ke tempat penyimpanan di gudang berikat
(GB).
5) Saldo awal
Saldo awal barang di tempat penyimpanan sebelum ditambah
jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah barang
keluar.
6) Jumlah pemasukan barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dimasukkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas gudang berikat (GB) bukan untuk
tujuan dikeluarkan.
7) Jumlah pengeluaran barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dikeluarkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas gudang berikat (GB) bukan untuk
tujuan dikeluarkan.
8) Penyesuaian (adjustment)
Perbaikan pencatatan atas selisih kurang dan/atau selisih
lebih barang jadi (hasil produksi) dengan saldo fisik barang.
9) Saldo akhir
Saldo akhir di tempat penyimpanan setelah saldo awal
ditambah jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah
barang keluar.
10) Hasil pencacahan (stock opname)
Jumlah barang pencacahan di tempat penyimpanan.
11) Jumlah selisih
Hasil pengurangan antara saldo akhir dengan jumlah barang
hasil pencacahan.
12) Keterangan
Informasi lain yang perlu ditambahkan.
-161-

Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban pada Gudang Berikat (GB)

Berikut merupakan contoh format IT Inventory, dalam praktiknya tidak harus sama persis seperti lampiran peraturan direktur jenderal ini, selama IT
Inventory tetap dapat menampilkan data sekurang-kurangnya seperti yang diatur dalam lampiran ini mengenai elemen data IT Inventory.

1. Laporan Pemasukan Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


Data dok pabean Bukti Penerimaan Barang/ Good Pengirim Kode Nama Satuan Jumlah
No
Receive Note/ dok lain yg sejsnis barang barang barang barang barang

Jenis No. Daftar Tgl. Daftar No Tanggal

2. Laporan Pengeluaran Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


Data dok pabean Bukti Pengeluaran Barang/ dok Penerima Kode Nama Satuan Jumlah
| No
lain yg sejenis Barang barang barang barang barang
Jenis No. Daftar Tgl. Daftar No Tanggal

3. Laporan Mutasi Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


| Nama | Satuan Jumlah Saldo Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode
barang barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang
barang barang
- 162-

Pusat Logistik Berikat (PLB)


Laporan pertanggungjawaban Penerima Fasilitas TPB pusat logistik
berikat (PLB) meliputi tiga laporan yaitu:
a. Laporan Pemasukan Barang
Laporan ini menampilkan pencatatan barang yang masuk ke pusat
logistik berikat (PLB).
Laporan ini minimal memuat elemen data dan /atau informasi
terkait:
1) Jenis dokumen
Jenis dokumen pabean pemasukan dan/atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan
barang (contoh: berita acara stock opname saat awal
beroperasi).
2) Nomor pendaftaran dokumen pabean
Nomor dokumen pabean pemasukan yang diberikan oleh
Kantor Pabean dan/atau nomor dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan barang.
3) Tanggal dokumen pabean
Tanggal dokumen pabean pemasukan mendapatkan nomor
pendaftaran dan/atau tanggal dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan barang.
4) Nomor bukti penerimaan barang
Nomor dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
pusat logistik berikat (PLB) sebagai bukti penerimaan barang
atas yang dimasukkan dan diterima di tempat penyimpanan.
5) Tanggal bukti penerimaan barang
Tanggal dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
pusat logistik berikat (PLB) sebagai bukti penerimaan barang
atas yang dimasukkan dan diterima di tempat penyimpanan.
6) Pengirim atau Pemasok barang
Pihak yang bertindak sebagai pengirim (shipper) di dokumen
pengangkutan barang (bill of lading, airway bill, dan/atau
dokumen pengangkutan barang lain)
Nama pemilik barang
Nama pihak yang berada di dalam daerah pabean dan/atau di
luar daerah pabean yang meminta penerima fasilitas pusat
logistik berikat (PLB) untuk menimbun barang di pusat logistik
berikat (PLB) untuk dan atas kepentingannya berdasarkan
kontrak dan kode negara tempat pemilik barang berdomisili.
8) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas pusat logistik
berikat (PLB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
9) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas pusat logistik berikat (PLB). Nama barang
ini menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.

10) Satuan Barang


Satuan barang untuk setiap jenis barang sesuai yang
tercantum dalam dokumen pabean yang dimasukkan ke
tempat penyimpanan (contoh: kilogram, gram, dan/atau
meter).
11) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang tercantum dalam dokumen pabean yang dimasukkan ke
pusat logistik berikat (PLB).
-163-

12) Nilai barang


Nilai setiap jenis barang yang dimasukkan sesuai jumlah
barang dan mata uang yang digunakan.
Laporan Pengeluaran Barang
Laporan ini menampilkan pencatatan barang yang keluar dari
tempat penyimpanan penerima fasilitas pusat logistik berikat (PLB).
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Jenis dokumen pabean
Jenis dokumen pabean pengeluaran dan/atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan dokumen pabean pengeluaran
barang (contoh: berita acara pemusnahan).
2) Nomor pendaftaran dokumen pabean
Nomor dokumen pabean pengeluaran yang diberikan oleh
Kantor Pabean dan/atau nomor dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pengeluaran barang.
3) Tanggal dokumen pabean
Tanggal dokumen pabean pengeluaran mendapatkan nomor
pendaftaran dan/atau tanggal dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pengeluaran barang.
4) Nomor bukti pengeluaran barang
Nomor dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
pusat logistik berikat (PLB) sebagai bukti pengeluaran barang
dari tempat penyimpanan.
5) Tanggal bukti pengeluaran barang
Tanggal dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
pusat logistik berikat (PLB) sebagai bukti pengeluaran barang
dari lokasi penyimpanan.
6) Nama pembeli atau penerima barang
Nama pihak yang melakukan pembelian dan/atau penerimaan
atas barang di pusat logistik berikat (PLB).
7) Nama pemilik barang
Nama pihak yang berada di dalam daerah pabean dan/atau di
luar daerah pabean yang meminta Penerima Fasilitas TPB
pusat logistik berikat (PLB) untuk menimbun barang di pusat
logistik berikat (PLB) untuk dan atas kepentingannya
berdasarkan kontrak dan kode negara tempat pemilik barang
berdomisili.
8) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas pusat logistik
berikat (PLB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
9) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas pusat logistik berikat (PLB). Nama barang
ini menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
10) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dikeluarkan dari
tempat penyimpanan sesuai yang tercantum dalam dokumen
pabean (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
11) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang tercantum dalam dokumen pabean yang dikeluarkan dari
pusat logistik berikat (PLB).
12) Nilai barang
Nilai setiap jenis barang yang dikeluarkan sesuai jumlah
barang dan mata uang yang digunakan.
- 164-

Laporan Mutasi Barang


Laporan ini menampilkan pencatatan barang dari suatu tempat ke
tempat lain milik Penerima Fasilitas pusat logistik berikat (PLB)
bukan untuk tujuan dikeluarkan.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas pusat logistik
berikat (PLB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode
barang ini menjadi salah satu elemen data utama untuk
menelusuri keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
2) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas pusat logistik berikat (PLB). Nama barang
ini menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
3) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan
dan/atau dikeluarkan dari suatu gudang ke gudang lain milik
penerima fasilitas pusat logistik berikat (PLB) (contoh:
kilogram, gram, dan/atau meter)
4) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang dimasukkan ke tempat penyimpanan di pusat logistik
berikat (PLB).
5) Saldo awal
Saldo awal di tempat penyimpanan sebelum ditambah jumlah
barang masuk dan/atau dikurangi jumlah barang keluar.
6) Jumlah pemasukan barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dimasukkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas pusat logistik berikat (PLB) bukan
untuk tujuan dikeluarkan.
7) Jumlah pengeluaran barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dikeluarkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas pusat logistik berikat (PLB) bukan
untuk tujuan dikeluarkan.
8) Penyesuaian (adjustment)
Perbaikan pencatatan atas selisih kurang dan/atau selisih
lebih barang jadi (hasil produksi) dengan saldo fisik barang.
9) Saldo akhir
Saldo akhir di tempat penyimpanan setelah saldo awal
ditambah jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah
barang keluar.
10) Hasil pencacahan
Jumlah barang hasil pencacahan di tempat penyimpanan.
11) Jumlah selisih
Hasil pengurangan antara saldo akhir dengan jumlah barang
hasil pencacahan.
12) Keterangan
Informasi lain yang perlu ditambahkan.
- 165-

Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban pada Pusat Logistik Berikat (PLB)

Berikut merupakan contoh format IT Inventory, dalam praktiknya tidak harus sama persis seperti lampiran peraturan direktur jenderal ini, selama IT
Inventory tetap dapat menampilkan data sekurang-kurangnya seperti yang diatur dalam lampiran ini mengenai elemen data IT Inventory.

1. Laporan Pemasukan Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentan


No | Data dok pabean Bukti Penerimaan Barang/ Pengirim Nama Kode Nama Satuan Jumlah
Good Receive Note/ dok lain yg atau Pemilik barang barang barang barang
sejsnis pemasok Barang
- barang
| Jenis No. Daftar Tgl. Daftar No Tanggal

2. Laporan Pengeluaran Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


Data dok pabean Bukti Pengeluaran Pembeli/ Nama Kode Nama Satuan Jumlah Nilai
No
Barang/ dok lain yg sejenis | Penerima Pemilik barang barang barang barang Barang
Barang Barang

Jenis No. Daftar | Tgl. Daftar No Tanggal

3. Laporan Mutasi Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


No | Kode Nama Satuan Jumlah Saldo Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
barang barang barang barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang
- 166-

Toko Bebas Bea (TBB)


Laporan pertanggungjawaban Penerima Fasilitas TPB toko bebas bea
(TBB) meliputi tiga laporan yaitu:
a. Laporan Pemasukan Barang
Laporan ini menampilkan pencatatan barang yang masuk ke toko
bebas bea (TBB).
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Jenis Dokumen
Jenis dokumen pabean pemasukan dan/atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan
barang (contoh: Berita Acara saat awal
Stock Opname
beroperasi).
2) Nomor pendaftaran dokumen pabean
Nomor dokumen pabean pemasukan yang diberikan oleh
Kantor Pabean dan/atau nomor dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan barang.
3) Tanggal dokumen pabean
Tanggal dokumen pabean pemasukan mendapatkan nomor
pendaftaran dan/atau tanggal dokumen lain yang
dipersamakan dengan dokumen pabean pemasukan barang.
4) Nomor bukti penerimaan barang
Nomor dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
toko bebas bea (TBB) sebagai bukti penerimaan barang atas
yang dimasukkan dan/atau diterima di tempat penyimpanan.
5) Tanggal bukti penerimaan barang
Tanggal dokumen dan/atau surat internal penerima fasilitas
toko bebas bea (TBB) sebagai bukti penerimaan barang atas
yang dimasukkan dan diterima di tempat penyimpanan.
6) Pengirim atau Pemasok barang
Nama perusahaan pemasok barang dalam hal barang berasal
dari luar daerah pabean dan/atau nama perusahaan pengirim
barang dalam hal barang berasal dari tempat lain dalam
daerah pabean atau kawasan berfasilitas lainnya.
7) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas toko bebas bea
(TBB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
8) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas toko bebas bea (TBB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
9) Satuan Barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan ke
tempat penyimpanan sesuai yang tercantum dalam dokumen
pabean (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).

10) Jumlah barang


Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang tercantum dalam dokumen pabean yang dimasukkan ke
toko bebas bea (TBB).
11) Nilai barang
Nilai setiap jenis barang yang dimasukkan sesuai jumlah
barang dan mata uang yang digunakan.
- 167-

Laporan Pengeluaran Penjualan Barang


Laporan ini menampilkan pencatatan barang yang keluar dari tempat
penyimpanan milik penerima fasilitas toko bebas bea (TBB).
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Nomor invoice penjualan
Nomor invoice penjualan yang diterbitkan penerima fasilitas
toko bebas bea (TBB) sebagai bukti penjualan barang yang
dikeluarkan dari tempat penyimpanan.
2) Tanggal invoice
Tanggal invoice penjualan yang diterbitkan penerima fasilitas
toko bebas bea (TBB) sebagai bukti penjualan barang yang
dikeluarkan dari tempat penyimpanan.
3) Nama pembeli barang
Nama orang pribadi dan/atau badan usaha yang membeli
barang dari toko bebas bea (TBB).
4) Nomor paspor
Nomor paspor orang dan/atau orang tertentu yang
ditunjukkan pada saat pembelian barang dari toko bebas bea
(TBB).
5) Nomor kartu kendali
Nomor kartu kendali orang dan/atau orang tertentu dan
ditunjukkan pada saat pembelian barang dari toko bebas bea
(TBB).
6) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas toko bebas bea
(TBB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
7) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal
penerima fasilitas toko bebas bea (TBB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
8) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dikeluarkan dari
tempat penyimpanan sesuai yang tercantum dalam dokumen
pabean (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
9) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang tercantum dalam dokumen pabean yang dikeluarkan dari
toko bebas bea (TBB).
10) Nilai barang
Nilai setiap jenis barang yang dikeluarkan sesuai jumlah
barang dan mata uang yang digunakan.
Laporan Mutasi Barang
Laporan ini menampilkan pencatatan barang dari suatu tempat
penyimpanan ke tempat penyimpanan lain milik Penerima Fasilitas
toko bebas bea (TBB) bukan untuk tujuan dikeluarkan.
Laporan ini minimal memuat elemen data dan/atau informasi
terkait:
1) Kode barang
Kode barang yang dibuat oleh penerima fasilitas toko bebas bea
(TBB) untuk setiap jenis barang yang berbeda. Kode barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
2) Nama barang
Nama setiap jenis barang yang berbeda sesuai dengan kode
barang, dapat dipahami secara jelas dan bukan merupakan
- 163-

singkatan atau penamaan yang hanya dipahami oleh internal


penerima fasilitas toko bebas bea (TBB). Nama barang ini
menjadi salah satu elemen data utama untuk menelusuri
keterkaitan dalam setiap proses mutasi barang.
3) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan
dan/atau dikeluarkan dari suatu tempat penyimpanan ke
tempat penyimpanan lain milik Penerima Fasilitas toko bebas
bea (TBB) (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
4) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang dimasukkan ke tempat penyimpanan di toko bebas bea
(TBB).
5) Saldo awal
Saldo awal di tempat penyimpanan sebelum ditambah jumlah
barang masuk dan/atau dikurangi jumlah barang keluar.
6) Jumlah pemasukan barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dimasukkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik Penerima Fasilitas toko bebas bea (TBB) bukan untuk
tujuan dikeluarkan.
7) Jumlah pengeluaran,
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dikeluarkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik Penerima Fasilitas toko bebas bea (TBB) bukan untuk
tujuan dikeluarkan.
8) Penyesuaian (adjustment)
Perbaikan pencatatan atas selisih kurang dan/atau selisih
lebih barang jadi (hasil produksi) dengan saldo fisik barang.
9) Saldo akhir
Saldo akhir barang di tempat penyimpanan setelah saldo awal
ditambah jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah
barang keluar
10) Hasil pencacahan
Jumlah barang hasil pencacahan di tempat penyimpanan.
11) Jumlah selisih
Hasil pengurangan antara saldo akhir dengan jumlah barang
hasil pencacahan.
12) Keterangan
Informasi lain yang perlu ditambahkan.
- 169-

Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban pada Toko Bebas Bea (TBB)

Berikut merupakan contoh format IT Inventory, dalam praktiknya tidak harus sama persis seperti lampiran peraturan direktur jenderal ini, selama
Inventory tetap dapat menampilkan data sekurang-kurangnya seperti yang diatur dalam lampiran ini mengenai elemen data IT Inventory.

1. Laporan Pemasukan Barang sekurang-kuran ya memuat informasi tentan


No Data dok pabean . Bukti Penerimaan Barang/ Pengirim/ Kode Nama Satuan Jumlah Nilai
Good Receive Note/ dok lain yg Pemasok barang barang barang barang barang
sejsnis barang

Jenis No. Daftar Tel, Daftar No Tanggal

2. Laporan Pengeluaran Penjualan Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


No | Data Invoice Nama Nomor Nomor kartu | Kode Nama Satuan Jumlah Nilai
Nomor Tanggal pembeli paspor kendali barang barang barang barang barang

3. Laporan Mutasi Barang sekurang-kurangnya memuat informasi tentang


No | Kode Nama Satuan Jumlah Saldo Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
barang barang barang barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,


Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal ttd.

ASKOLANI
-170-

LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER-6/BC/2023 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP
PENERIMA FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN
BERIKAT

PEDOMAN UMUM MANAJEMEN RISIKO DALAM RANGKA MONITORING


DAN EVALUASI PENERIMA FASILITAS TPB

Umum

Pengertian manajemen risiko merupakan proses yang ditujukan untuk menganalisis


dan membentuk sebuah rencana agar dapat terhindar dari sebuah situasi yang
tidak terduga. Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu mempunyai langkah-
langkah yang tepat dan terukur sehingga segala bentuk risiko yang dapat
memberikan dampak buruk bagi organisasi dapat ditangani dengan baik.

Tujuan Manajemen Risiko

Ada beberapa tujuan dalam mengimplementasikan manajemen risiko, yaitu:


e Meningkatkan proteksi atau perlindungan bagi organisasi dari sebuah risiko
yang mungkin terjadi.
« Memperkuat kerangka sistem kerja dalam sebuah bisnis.
« Meningkatkan kinerja semua pihak yang terlibat di dalam sebuah bisnis.
e Menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam
membuat tindakan yang berhubungan dengan proses bisnis sebuah
organisasi.

Manajemen Risiko dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Penerima Fasilitas TPB

Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini terdapat beberapa pedoman dalam


melaksanakan Manajemen Resiko:

A. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko dalam Melaksanakan Monitoring


dan/atau Evaluasi secara Insidental.

Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas


kepabeanan, Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
pengawasan kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, dan/atau
Kepala Kantor Pabean melaksanakan Monitoring dan/atau Evaluasi TPB
secara insidental dengan berdasarkan manajemen risiko dengan maksud agar
setiap pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi harus berdasarkan
pertimbangan yang tepat dengan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan,
misalnya:
1) Urgensi pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi karena adanya perintah atau
informasi yang harus segera dilaksanakan,
2) Bentuk pengawasan melekat kepada penerima fasilitas,
3) Hasil analisis,
4) Tersedianya sarana dan prasarana, dan/atau
5) Dan pertimbangan lainnya.

B. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko dalam Melaksanakan Monitoring


Umum secara Insidental.

Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean melaksanakan Monitoring


umum secara insidental dengan berdasarkan manajemen risiko dengan
maksud bahwa disamping Monitoring umum yang telah dilaksanakan secara
-171-

periodik juga dapat dilaksanakan Monitoring umum secara insidental dengan


manajemen risiko antara lain:
1) Urgensi pelaksanaan Monitoring umum karena adanya perintah atau
informasi yang harus segera dilaksanakan,
2) Tersedianya sarana dan prasarana,
3) Waktu pelaksanaan apakah memang harus dilaksanakan segera atau bisa
dilaksanakan saat Monitoring Umum secara periodik, dan/atau
4) Dan pertimbangan lainnya.

. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko dalam Melaksanakan Monitoring


Khusus secara Insidental.

Dalam rangka efisiensi pengawasan, Kantor Wilayah dan Kantor Pabean


yang melaksanakan Monitoring khusus dapat saling berkoordinasi dalam
rangka mengoptimalkan pelaksanaan Monitoring dalam hal terdapat
keterbatasan sumber daya (sumber daya manusia, anggaran, dan lainnya).
Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean melaksanakan Monitoring khusus
secara insidental dengan berdasarkan manajemen risiko dengan pertimbangan
antara lain:
1) Urgensi pelaksanaan Monitoring karena adanya perintah atau informasi
yang harus segera dilaksanakan,
2) Bentuk pengawasan melekat kepada penerima fasilitas,
3) Hasil analisis terutama dari tindak lanjut hasil Monitoring umum,
4) Tersedianya sarana dan prasarana, dan/atau
5) Dan pertimbangan lainnya.

. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko dalam hal Monitoring Khusus tidak


dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan untuk 1 (satu) Penerima
Fasilitas TPB.

Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean berdasarkan manajemen risiko


dapat menetapkan pelaksanaan Monitoring khusus tidak dilakukan paling
kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan untuk sekurang-kurangnya terhadap
1 (satu) Penerima Fasilitas TPB di bawah pengawasannya. Manajemen risiko
disini dengan mempertimbangkan:
1) jumlah Penerima Fasilitas TPB yang berada dalam pengawasannya,
2) profil risiko layanan rendah (hijau), layanan menengah (kuning), dan
layanan tinggi (merah),
3) adanya informasi untuk melaksanakan Monitoring khusus TPB yang perlu
segera ditindaklanjuti, dan/atau
4) pertimbangan terukur lainnya seperti ketersedian anggaran pembiayaan
perjalanan dinas.

. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko dalam Melaksanakan Uji lain yang


ditetapkan dalam rangka e-Monitoring.

e-Monitoring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4) huruf a


meliputi pemeriksaan terhadap kepatuhan IT Inventory dan dilakukan dengan
beberapa pengujian. Selain pengujian yang telah disebutkan dalam pasal 13
tersebut pengujian lainnya dapat dilakukan dengan pertimbangan manajemen
risiko misalnya jika ternyata hasil pengujian yang telah dilakukan memerlukan
pengujian untuk dilakukan stock fisik bahan dan atau barang ke gudang.
Manajemen risiko mempertimbangkan antara lain:
1) Urgensi stock fisik apakah harus segera dilaksanakan,
2) Tersedianya sarana dan prasarana,
3) Waktu pelaksanaan, dan/atau
4) Kesanggupan Penerima Fasilitas TPB untuk melakukan pendampingan.

. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko dalam Melaksanakan Pemeriksaan


Fisik Barang dengan Tingkat Pemeriksaan Tertentu.
-172-

Tingkat pemeriksaan fisik tertentu berdasarkan manajemen risiko. Dalam


hal pemeriksaan fisik bahan dan/atau barang terdapat 2 (kondisi)
1) Pemeriksaan fisik barang untuk Monitoring khusus yang dilakukan dengan
pemeriksaan sewaktu waktu atas 1 (satu) atau beberapa sejumlah
pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (2)
dilakukan dengan tingkat pemeriksaan fisik:
e 10 Yo (sepuluh persen) dari total jumlah kemasan, untuk:
i. barang yang dimasukkan ke TPB dengan profil risiko layanan
rendah:
ii. “barang yang ditimbun oleh TPB dengan profil risiko layanan rendah,
atau
iii. barang yang dikeluarkan dari TPB dan diimpor oleh importir dengan
profil risiko layanan rendah, atau
. 30 Y (tiga puluh persen) dari total jumlah kemasan, untuk barang yang
ditimbun oleh TPB dan/atau diimpor oleh importir dengan profil risiko
layanan menengah dan tinggi.
» Dalam hal pemeriksaan fisik telah dilakukan sesuai tingkat pemeriksaan
pada ayat (2) huruf a dan huruf b kedapatan adanya perbedaan, tingkat
pemeriksaan fisik dapat ditingkatkan sesuai manajemen risiko.
Manajemen risiko sebagaimana dimaksud poin ke-3 (tiga) diatas dengan
pertimbangan antara lain:
» Perlunya tambahan barang yang diperiksa untuk memastikan
keyakinan tim Monitoring. Tingkat pemeriksaan dapat dilakukan
dengan maksimal 100”6 dari jumlah yang diberitahukan dalam
dokumen:
6 Sarana dan prasarana yang tersedia, dan/atau
6» Waktu pemeriksaan
2) Pemeriksaan fisik barang untuk Monitoring khusus yang dilakukan dengan
melakukan stock fisik bahan dan/atau barang di gudang bahan dan/atau
barang milik Penerima Fasilitas TPB misalnya dalam hal pengujian
keandalan SPI atau IT Inventory maka dapat dilakukan uji stock fisik.
Dengan manajemen risiko pertimbangan yang dilakukan antara lain:
» Jumlah dan jenis bahan dan/atau barang yang dilakukan pemeriksaan,
e Posisi dari bahan dan/atau barang di gudang yang akan dilakukan
pemeriksaan,
» Sarana dan prasarana,
6» Tim yang akan melakukan pemeriksaan, dan/atau
e Waktu yang tersedia.
Setelah melihat manajemen risiko yang ada maka dapat ditentukan tingkat
pemeriksaan yang akan diambil, misalnya dapat dilakukan dengan langkah
langkah sebagai berikut:
e tentukan dari seluruh jenis bahan dan/atau barang yang ada (atau dari
seluruh kode barang) dapat diambil yang paling dominan atau yang
mempunyai nilai paling besar
Dipilih satu atau beberapa kode bahan dan/atau barang
lihat tracebility atau penelusuran posisi lokasinya di gudang
lihat kondisi bahan dan/atau barang di gudang
karena yang akan diperiksa adalah satu jenis bahan dan/atau barang
maka dapat dilakukan sampling.
e Lakukan persandingan antara data di IT Inventory, Laporan bahan
dan/atau barang di gudang dengan hasil uji fisk.
e Buat Berita Acara Pemeriksaan

G. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko dalam Penelitian untuk Persetujuan


atau Penolakan atas Permohonan Pengeluaran Barang yang sedang dilakukan
Uji Laboratoris.

Penelilitian Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean dalam memberikan


izin pengeluaran atas barang yang sedang dilakukan pengujian laboratorium
-173-

dilakukan berdasarkan manajemen risiko dilakukan dengan pertimbangan


antara lain:
1) Alasan yang disampaikan dalam permohonan penerima fasilitas TPB,
2) Tingkat kepatuhan dan profil penerima fasilitas :
3) Tingkat risiko dari jenis barang yang dilakukan penelitian,
4) Itikad baik penerima fasilitas TPB, dan/atau
5) Resiko terjadinya perubahan jenis dan klasifikasi barang dan kaitannya
dengan persyaratan larangan dan pembatasan.

H. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko dalam Menentukan Tingkat


Pencacahan Tertentu.

Tingkat pencacahan barang tertentu dilaksanakan berdasarkan manajemen


risiko dengan pertimbangan antara lain:
1) Jumlah dan jenis bahan dan/atau barang yang dilakukan pencacahan,
2) Posisi dari bahan dan/atau barang di gudang yang akan dilakukan
pencacahan,
3) Sarana dan prasarana,
4) Tim yang akan melakukan pencacahan, dan/atau
5) Waktu yang tersedia,
Setelah melihat manajemen risiko yang ada maka dapat ditentukan tingkat
pencacahan yang akan diambil, misalnya dapat dilakukan dengan langkah
langkah sebagai berikut:
1) tentukan dari seluruh jenis bahan dan/atau barang yang ada (atau dari
seluruh kode barang) dapat diambil yang paling dominan atau yang
mempunyai nilai paling besar,
2) Dipilih satu atau beberapa kode bahan dan/atau barang,
3) lihat tracebility atau penelusuran posisi lokasinya di gudang,
4) lihat kondisi bahan dan/atau barang di gudang:
5) karena yang akan dicacah adalah satu jenis bahan dan/atau barang maka
dapat dilakukan sampling,
6) Lakukan persandingan antara data di IT Inventory, Laporan bahan
dan/atau barang di gudang dengan hasil uji fisik, dan
7) Buat Berita Acara Pencacahan.

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

ttd.

ASKOLANI

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Direktorat Jenderal

Anda mungkin juga menyukai