SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER-6/BC/2023
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP
PENERIMA FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PETUNJUK
TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP PENERIMA
FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tempat Penimbunan Berikat yang selanjutnya disingkat
TPB adalah bangunan, tempat, atau kawasan yang
memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk
menimbun barang dengan tujuan tertentu dengan
mendapatkan penangguhan Bea Masuk.
2. Gudang Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat
untuk menimbun barang impor, dapat disertai 1 (satu)
atau lebih kegiatan berupa pengemasan/pengemasan
kembali, penyortiran, penggabungan (kitting),
pengepakan, penyetelan, pemotongan, atas barang
tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan
kembali.
3. Kawasan Berikat adalah Tempat Penimbunan Berikat
untuk menimbun barang impor dan/atau barang yang
berasal dari tempat lain dalam daerah pabean guna
diolah atau digabungkan sebelum diekspor atau diimpor
untuk dipakai.
4. Tempat Penyelenggaraan Pameran Berikat adalah Tempat
Penimbunan Berikat untuk menimbun barang impor
dalam jangka waktu tertentu, dengan atau tanpa barang
dari dalam Daerah Pabean untuk dipamerkan.
-9-
BAB II
TANGGUNG JAWAB
KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 2
Monitoring dan/atau Evaluasi TPB dilakukan oleh:
a. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan:
b. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
c. Kepala Kanwil:
d. Kepala KPUBC: dan/atau
e. Kepala Kantor Pabean.
(2) Monitoring dan/atau Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam rangka memastikan
pemberian fasilitas kepabeanan dapat
dipertanggungjawabkan.
Monitoring dan/atau Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan secara:
a. periodik, dan/atau
b. insidental.
-4-
Pasal 3
(1) Kantor Pabean sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
melaksanakan:
a. Monitoring umum terkait:
1. Pemantauan atas kegiatan operasional TPB:
2. Analisis dan tindak lanjut atas data
transaksional berdasarkan risk engine seperti
sistem penjaluran dan sistem Transaksi tidak
biasa:
b. Monitoring khusus TPB: dan
Cc. Evaluasi mikro TPB.
(2) KPUBC sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
melaksanakan:
a. Monitoring umum TPB terkait:
1. Pemantauan atas kegiatan operasional TPB:
2. Analisa dan tindak lanjut atas data
berdasarkan risk engine seperti sistem
penjaluran dan sistem transaksi tidak biasa:
b. Monitoring khusus TPB: dan
c. Evaluasi makro TPB secara regional.
(3) Kanwil sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
melaksanakan:
a. Monitoring khusus TPB: dan
b. Evaluasi makro TPB secara regional.
(4) Direktorat yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan melaksanakan:
a. Monitoring khusus TPB: dan
b. Evaluasi makro TPB secara nasional.
(S) Direktorat yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai
melaksanakan Monitoring khusus TPB.
BAB III
MONITORING TPB
Bagian Kesatu
Jenis Monitoring TPB
Pasal 4
Monitoring TPB meliputi:
a. Monitoring umum:
b. Monitoring khusus: dan
Cc. Monitoring mandiri.
-5-
Bagian Kedua
Monitoring Umum
Pasal 5
(1) Monitoring umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf a merupakan kegiatan Monitoring yang dilakukan
terhadap kesesuaian pemenuhan ketentuan peraturan
perundang-undangan oleh Penerima Fasilitas TPB.
(2) Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat (l)
dilakukan terhadap kesesuaian atas pemenuhan
ketentuan:
a. persyaratan dan kriteria perizinan fasilitas TPB:
b. prosedur pemasukan dan pengeluaran barang yang
mendapat fasilitas TPB secara fisik dan
administratif:
C. prosedur pembongkaran, penimbunan, pengolahan,
pencatatan, dan kegiatan Penerima Fasilitas TPB
yang terkait dengan fasilitas TPB:
d. existence, responsibility, nature of business, and
auditability (ERNA),
e. IT Inventory,
closed circuit television (CCTV): dan/atau
ga
Pasal 6
Monitoring umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) dilakukan secara:
a. periodik: atau
b. insidental.
(2) Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan paling kurang 1 (satu) kali dalam 1
(satu) bulan untuk setiap Penerima Fasilitas TPB
bersamaan dengan kegiatan pelayanan dan pengawasan
terhadap Penerima Fasilitas TPB,
(3) Kewajiban melaksanakan Monitoring umum kepada
setiap Penerima Fasilitas TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dikecualikan terhadap Penerima Fasilitas
TPB yang ditetapkan sebagai penyelenggara Penerima
Fasilitas TPB.
(4) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
berlaku untuk penyelenggara yang sekaligus juga
bertindak sebagai pengusaha Penerima Fasilitas TPB.
(5) Pelaksanaan Monitoring umum secara insidental
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan Kepala KPUBC
atau Kepala Kantor Pabean berdasarkan manajemen
risiko.
(6) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat
(5)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf B yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(7) Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) )
dilakukan berdasarkan Data Monev dan /atau informasi
lainnya yang diperoleh dari:
a. SKP:
-6-
b. IT Inventory:
c. closed circuit television (CCTV),
d. data transaksi tidak biasa (trantib):
e. data perizinan, dan/atau
f. ' sumber informasi lain.
(8) Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Kepala. KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean dengan menugaskan:
a. unit pelayanan kepabeanan dan cukai yang bertugas
melakukan pelayanan dan pengawasan di TPB
termasuk TPB yang mempunyai layanan mandiri:
dan
b. “unit pengawasan yang bertugas mengawasi IT
Inventory dan/atau closed circuit television (CCTV)
melalui ruang kendali (monitoring room),
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai uraian jabatan.
(9) Monitoring umum TPB yang dilaksanakan oleh unit
pelayanan kepabeanan dan cukai sebagaimana dimaksud
pada ayat (8) huruf a dilakukan sesuai pedoman
sebagaimana tercantum dalam:
a. Lampiran I huruf A butir 1: atau
b. Lampiran I huruf A butir 2, dalam hal dilakukan
terhadap TPB yang melakukan pelayanan mandiri,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
(10) Monitoring umum TPB yang dilaksanakan oleh unit
pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf
b dilakukan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf A butir 3 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(11) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean dapat
menambahkan daftar pertanyaan dalam pedoman
Monitoring umum sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
dan (10) berdasarkan kondisi dan karakteristik masing-
masing kantor.
(12) Penambahan daftar pertanyaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (11) dengan memperhatikan kebutuhan dan
kemudahan.
Pasal 7
(1) Hasil pelaksanaan Monitoring umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6. ayat (8) dituangkan dalam
laporan Monitoring umum TPB.
(2) Laporan Monitoring umum TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala KPUBC atau
Kepala Kantor Pabean melalui unit terkait setiap:
a. 1 (satu) bulan sekali atas pelaksanaan pada bulan
berjalan yang dilaporkan paling lambat setiap
tanggal 5 bulan berikutnya, dalam hal Monitoring
umum dilaksanakan oleh Pejabat Bea dan Cukai
unit pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat (8) huruf a:
-7-
Bagian Ketiga
Monitoring Khusus
Paragraf 1
Umum
Pasal 8
(1) Monitoring khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b merupakan kegiatan Monitoring dengan tujuan
khusus tertentu yang dilakukan oleh:
a. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan:
b. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
Cc. Kepala Kanwil:
d. Kepala KPUBC, dan/atau
€. Kepala Kantor Pabean.
(2) Monitoring khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pemeriksaan sewaktu-waktu:
b. pemeriksaan sederhana: dan/atau
C. penelitian mendalam.
(3) Sumber data pelaksanaan Monitoring khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Data Monev:
- 8 -
Pasal 9
(1) Monitoring khusus TPB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) merupakan kegiatan pemeriksaan yang
dilakukan oleh tim Monitoring khusus berdasarkan surat
tugas yang ditandatangani oleh:
a. Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan:
b. Direktur yang memiliki tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai,
Cc. Kepala Kanwil:
d. Kepala KPUBC: atau
e. Kepala Kantor Pabean.
(2) Dalam melaksanakan Monitoring khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Direktur yang memiliki tugas
dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang
memiliki tugas dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
atau Kepala Kantor Pabean dapat membentuk tim
Monitoring khusus.
(3) Tim Monitoring khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat terdiri atas pejabat dan/atau pegawai bea
dan cukai pada:
a. unit pelayanan kepabeanan dan cukai di Kanwil,
KPUBC, dan/atau Kantor Pabean:
-9-
Pasal 10
(1) Tim Monitoring khusus TPB sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (2) harus membuat laporan
-10-
Pasal 11
(1) Dalam hal pelaksanaan rekomendasi berupa penerbitan
surat penetapan tarif. dan/atau nilai pabean
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf a
dan b, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Bea Masuk dihitung berdasarkan:
1. nilai pabean dan klasifikasi:
a) yang berlaku pada saat barang impor
dimasukkan ke TPB dan/atau dikeluarkan
dari TPB sesuai ketentuan perundang-
undangan yang mengatur mengenai TPB:
atau
b) hasil penetapan Pejabat Bea dan Cukai
dalam hal terdapat penetapan Pejabat Bea
dan Cukai atas nilai pabean dan/atau
tarif,
2. pembebanan pada saat pemberitahuan pabean
untuk dimasukkan ke TPB dan fatau
dikeluarkan dari TPB:
b. PDRI dihitung berdasarkan:
1. nilai impor yang berlaku pada saat barang
impor dimasukkan ke TPB dan Jatau
dikeluarkan dari TPB: dan
2. tarif pada saat pemberitahuan pabean impor
untuk dipakai didaftarkan: dan
c. nilai dasar perhitungan Bea Masuk menggunakan
nilai kurs yang ditetapkan oleh Menteri pada saat
pemberitahuan pabean untuk dimasukkan ke TPB
dan/atau dikeluarkan dari TPB.
Dalam hal diterbitkan surat penetapan pabean
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4), berlaku
ketentuan sebagai berikut: .
a. Bea Masuk dihitung berdasarkan:
1. nilai barang identik pada pemberitahuan
pabean terakhir dan klasifikasi yang berlaku
pada saat barang impor dimasukkan ke TPB:
dan
-12 -
Paragraf 2
Pemeriksaan Sewaktu-waktu
Pasal 12
(1) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a merupakan pemeriksaan
dalam rangka memastikan kepatuhan atas kebenaran
pemberitahuan pabean, pemberitahuan Cukai, dan
persyaratan yang terkait dengan perizinan TPB atas
pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi pemeriksaan terhadap:
a. kesesuaian pemberitahuan jumlah dan jenis barang
yang mendapat fasilitas TPB:
b. kesesuaian pemberitahuan klasifikasi dan
pembebanan tarif atas barang yang mendapat
fasilitas TPB:
c. kesesuaian pemberitahuan nilai pabean barang atas
barang yang mendapat fasilitas TPB:
d. pemenuhan ketentuan larangan dan/atau
pembatasan atas barang yang mendapat fasilitas
TPB:
e. kesesuaian pencatatan pemasukan, pengeluaran,
dan penimbunan pada TPB:
ii kepatuhan IT Inventory, dan/atau
g. kesesuaian data terkait perizinan TPB.
(3) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan terhadap:
a. Penerima Fasilitas TPB:
b. importir di Pusat Logistik Berikat:
C. eksportir di Pusat Logistik Berikat:
d. tujuan distribusi Gudang Berikat:
e. bursa berjangka dan/atau pasar lelang komoditas di
Pusat Logistik Berikat, dan/atau
f. penyedia platform e-commerce di Pusat Logistik
Berikat.
(4) Pemeriksaan sewaktu-waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat dilakukan melalui:
a. e-Monitoring, dan/atau
b. Pekerjaan Lapangan.
(5) Pekerjaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf b dapat berupa:
a. pemeriksaan fisik barang: dan/atau
-13-
Pasal 13
(1) e-Monitoring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(4) huruf a meliputi pemeriksaan terhadap:
a. keandalan sistem pengendalian internal (SPI) IT
Inventory Penerima Fasilitas TPB:
b. kesesuaian jumlah dan validitas dokumen antara
Data Monev pada SKP dengan IT Inventory:
Cc. kesesuaian jumlah barang per dokumen antara Data
Monev pada SKP dengan IT Inventory:
d. kesesuaian waktu pencatatan pemasukan barang
antara Data Monev pada SKP dengan IT Inventory:
dan/atau
e. uji lain yang ditetapkan berdasarkan manajemen
risiko.
(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(3) Dalam pelaksanaan e-Monitoring sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
pengawasan kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil,
Kepala KPUBC, dan/atau Kepala Kantor Pabean:
a. menentukan periode waktu pemeriksaan
berdasarkan tanggal daftar dokumen kepabeanan,
b. mengunduh data pada SKP sesuai periode waktu
pemeriksaan,
Cc. memeriksa validitas akses IT Inventory Penerima
Fasilitas TPB:
d. mengunduh data IT Inventory Penerima Fasilitas
TPB:
e. melakukan cleansing data pada IT Inventory untuk
disesuaikan dengan data pada SKP: dan
f. ' melakukan pengujian data sesuai ayat (1).
(4) Periode waktu pemeriksaan e-Monitoring sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a paling singkat 1 (satu)
bulan dan paling lama 2 (dua) tahun terakhir dari
tanggal pelaksanaan e-Monitoring.
(S) Hasil pengolahan data e-Monitoring dapat digunakan
sebagai:
-14-
Pasal 14
(1) Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (5) huruf a dilakukan dengan:
a. tingkat pemeriksaan tertentu berdasarkan
manajemen risiko: dan
b. didampingi oleh pihak Penerima Fasilitas TPB.
(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf F yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(3) Pengambilan contoh barang (sampel) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5) huruf b dilakukan
dengan:
a. berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan: dan
b. didampingi oleh pihak Penerima Fasilitas TPB.
(4) Dalam hal pemeriksaan fisik barang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memerlukan peralatan dan/atau
keahlian khusus, Penerima Fasilitas TPB wajib
menyediakan peralatan dan/atau tenaga ahli.
(S) Hasil pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan/atau pengambilan contoh barang
(sampel) sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dituangkan dalam berita acara.
(6) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
menggunakan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf F dan huruf G yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Pasal 15
(1) Pengujian laboratoris terhadap contoh barang (sampel)
yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(S) huruf b dilakukan di laboratorium Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
(2) Dalam hal pengujian laboratoris sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dapat dilakukan di laboratorium
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktur yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
-15 -
Pasal 16
Untuk mendapatkan persetujuan pengeluaran barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4),
Penerima Fasilitas TPB mengajukan permohonan
pengeluaran barang kepada Kepala KPUBC atau Kepala
Kantor Pabean secara tertulis menggunakan contoh
format sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Monitoring dan
Evaluasi Terhadap Penerima Fasilitas TPB.
(2) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean melakukan
penelitian dan memberikan persetujuan atau penolakan
atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah surat
permohonan diterima secara lengkap.
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan berdasarkan manajemen risiko.
(4) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf G yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(5) Format persetujuan atau penolakan Kepala KPUBC atau
Kepala Kantor Pabean sebagaimana dimaksud ayat (2)
menggunakan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf H yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini
-16 -
Paragraf 3
Pemeriksaan Sederhana
Pasal 17
(1) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) huruf b merupakan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan Penerima Fasilitas TPB atas
pertanggungjawaban bahan dan/atau barang yang
seharusnya berada di TPB berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi pemeriksaan terhadap:
a. nilai Bea Masuk, Cukai, PDRI, dan PPN atau PPN
dan PPnBM atas saldo bahan dan/atau barang yang
mendapat fasilitas TPB:
b. kewajaran jumlah pemakaian bahan baku dan
bahan penolong yang mendapat fasilitas TPB serta
pengujian konversi yang disusun oleh Penerima
Fasilitas TPB:
c. kesesuaian antara pencatatan barang yang
mendapat fasilitas TPB dalam IT Inventory dengan
persediaan fisik barang yang mendapat fasilitas TPB:
dan/atau
d. kesesuaian serta ketertelusuran (traceability) atas
bahan dan/atau barang yang dilakukan subkontrak
kepada penerima subkontrak.
(3) Dalam hal izin TPB akan dicabut, terhadap Penerima
Fasilitas TPB tersebut dilakukan pemeriksaan sederhana
oleh Kepala Kantor Pabean yang mengawasi.
(4) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan terhadap:
a. Penerima Fasilitas TPB:
b. bursa berjangka dan/atau pasar lelang komoditas di
Pusat Logistik Berikat:
Cc. penyedia platform e-commerce di Pusat Logistik
Berikat, dan/atau
d. penerima subkontrak atau pengeluaran sementara
dari TPB ke tempat lain dalam daerah pabean atas
kegiatan subkontrak yang diterima dari Penerima
Fasilitas TPB.
(5) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat dilakukan melalui Pekerjaan Lapangan.
(6) Pekerjaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dapat berupa pencacahan barang. |
(7) Pemeriksaan sederhana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Pasal 18
(1) Pencacahan barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (6) dilakukan dengan:
a. tingkat pencacahan tertentu berdasarkan
manajemen risiko: dan
b. didampingi oleh pihak Penerima Fasilitas TPB.
- 17 -
Paragraf 4
Penelitian Mendalam
Pasal 19
Penelitian mendalam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) huruf c merupakan analisis atas data
yang diperoleh berdasarkan informasi yang berasal dari
kegiatan Monitoring umum, pemeriksaan sewaktu-
waktu, dan/atau pemeriksaan sederhana sebagai
indikasi terjadinya penyalahgunaan fasilitas TPB yang
perlu ditindaklanjuti guna diolah lebih lanjut sebagai
bahan pengambilan keputusan.
(2) Penelitian mendalam sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. analisis atas hasil Monitoring umum, pemeriksaan
sewaktu-waktu, dan/atau pemeriksaan sederhana
sebagai informasi indikasi terjadinya
penyalahgunaan fasilitas TPB: dan/atau
b. analisis dan kegiatan lainnya.
(3) Penelitian mendalam sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan terhadap:
Penerima Fasilitas TPB:
pp
m0
pelacakan segel elektronik (tracking e-seal) dan
perbandingan data berat kontainer di pelabuhan
muat atau bongkar.
(6) Kegiatan penelitian mendalam sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf K yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Pasal 20
(1) Pencacahan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal.
19 ayat (5) huruf a dan/atau pemeriksaan fisik barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (5) huruf b
dilakukan dengan:
a. tingkat pencacahan dan/atau pemeriksaan tertentu
berdasarkan manajemen risiko: dan
b. didampingi oleh pihak Penerima Fasilitas TPB.
(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf H yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
(3) Dalam hal pencacahan barang dan/atau pemeriksaan
fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memerlukan
peralatan dan/atau keahlian khusus, Penerima Fasilitas
TPB wajib menyediakan peralatan dan fatau tenaga ahli.
(4) Hasil pencacahan barang dan/atau pemeriksaan fisik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
berita acara.
(S5) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
menggunakan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I huruf J dan huruf F yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Bagian Keempat
Monitoring Mandiri
Pasal 21
(1) Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf c merupakan Monitoring yang dilakukan secara
mandiri oleh Penerima Fasilitas TPB sebagai bentuk
pertanggungjawaban dan pelaporan atas fasilitas TPB
yang diterima.
(2) Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan terhadap:
a. kesesuaian antara persediaan barang dalam sistem
pencatatan persediaan barang perusahaan dengan
pencatatan persediaan pada IT Inventory:
b. kesesuaian antara pemberitahuan pabean dengan
pencatatan persediaan pada IT Inventory: dan /atau
-19-
Pasal 22
(1) Pelaksanaan Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (1) diberikan kepada Penerima
Fasilitas TPB secara selektif berdasarkan manajemen
risiko.
(2) Manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. telah berstatus sebagai operator ekonomi
bersertifikat atau Authorized Economic Operator
(AEO),
b. telah ditetapkan sebagai Kawasan Berikat mandiri:
Cc. mendapatkan rekomendasi dari:
1) auditor pada direktorat yang memiliki tugas
pokok dan fungsi di bidang audit kepabeanan dan
cukai atau Kanwil, atau
2) pejabat di lingkungan KPUBC atau Kantor Pabean
yang memiliki sertifikasi dan kualifikasi sebagai
auditor atas uji penilaian sistem pengendalian
internal (SPI) Penerima Fasilitas TPB: dan fatau
d. memiliki kategori layanan hijau dengan komponen
rekam jejak minimal 80 (delapan puluh).
(3) Kepala KPUBC atau Kantor Pabean menetapkan
pemberian izin Monitoring mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Penerima Fasilitas TPB
setelah dipenuhinya ketentuan yang telah ditetapkan.
(4) Untuk mendapatkan rekomendasi dari auditor
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat
dilakukan dengan cara:
a. hasil pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai yang
menyatakan bahwa sistem pengendalian internal
(SPI) perusahaan telah baik: atau
b. mengajukan pengujian sistem pengendalian internal
(SPI) Penerima Fasilitas TPB kepada auditor pada
direktorat yang memiliki tugas pokok dan fungsi di
bidang audit kepabeanan dan cukai atau Kanwil
atau pejabat di lingkungan KPUBC dan Kantor
Pabean yang memiliki sertifikasi dan kualifikasi
sebagai auditor.
(S) Kegiatan pengujian sistem pengendalian internal (SPI)
Penerima Fasilitas TPB sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf b dilaksanakan sesuai pedoman sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf L butir 2 yang
- 20 -
Pasal 23
(1) Untuk dapat melakukan Monitoring mandiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1),
Penerima Fasilitas TPB mengajukan permohonan secara
tertulis kepada Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Monitoring dan Evaluasi Terhadap
Penerima Fasilitas TPB.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus:
a. dilampiri dengan nama anggota tim Monitoring
mandiri: dan
b. dicantumkan jangka waktu pelaksanaan Monitoring
mandiri.
(3) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean melakukan
penelitian dan memberikan persetujuan atau penolakan
atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
surat permohonan diterima secara lengkap.
(4) Persetujuan Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
surat persetujuan.
(S) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
dicabut:
a. berdasarkan permohonan perusahaan: atau
b. dengan keputusan Kepala KPUBC atau Kepala
Kantor Pabean berdasarkan hasil evaluasi
Monitoring mandiri.
Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) menggunakan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf L butir 5 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
- 21-
Pasal 24
Hasil pelaksanaan Monitoring mandiri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dituangkan dalam
laporan Monitoring mandiri dengan menggunakan contoh
format sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Monitoring dan
Evaluasi terhadap Penerima Fasilitas TPB.
(2) Laporan Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus disampaikan paling lama lambat 15
(lima belas) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan
Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2) huruf b kepada Kepala KPUBC atau
Kepala Kantor Pabean dilampiri dengan bukti pendukung
yang relevan.
(3) Dalam hal Penerima Fasilitas TPB mengalami kendala
dalam pelaksanaan Monitoring mandiri, Penerima
Fasilitas TPB dapat meminta asistensi kepada Kepala
KPUBC dan/atau Kepala Kantor Pabean.
Pasal 25
(1) Atas penyampaian laporan Monitoring mandiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2), Kepala
KPUBC atau Kepala Kantor Pabean melakukan penelitian
dan memberikan keputusan dalam jangka waktu paling .
lambat 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak laporan
hasil pelaksanaan Monitoring mandiri diterima lengkap.
(2) Dalam hal diperlukan Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean dapat meminta Penerima Fasilitas TPB untuk
memaparkan dan menjelaskan Laporan Monitoring
Mandiri.
(3) Keputusan atas laporan Monitoring mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. menyetujui:
b. menyetujui sebagian: atau
c. menolak seluruhnya.
(4) Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean menyetujui
sebagian atau menolak seluruhnya atas Laporan
Monitoring mandiri dalam hal:
a. hasil penelitian menunjukkan Data Monev dan
informasi yang disampaikan dalam laporan
Monitoring mandiri tidak sesuai:
b. terdapat indikasi manipulasi Data Monev, dan/atau
Cc. kesalahan yang dilaporkan dalam Monitoring.
mandiri tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Keputusan atas laporan Monitoring mandiri sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menggunakan contoh format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf L butir
6 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 26
(1) Laporan Monitoring mandiri yang telah diberikan
keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(3) dapat digunakan sebagai dasar:
- 29-
BAB IV
EVALUASI TPB
Bagian Kesatu
Jenis Evaluasi
Pasal 27
Evaluasi TPB meliputi:
a. Evaluasi mikro: dan
b. Evaluasi makro.
Bagian Kedua
Evaluasi Mikro
Pasal 28
(1) Evaluasi mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
huruf a merupakan Evaluasi yang dilaksanakan secara
periodik oleh Kepala Kantor Pabean terhadap kelayakan
pemberian fasilitas TPB kepada Penerima Fasilitas TPB.
- 24-
Pasal 29
(1) Tim Evaluasi mikro TPB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (4) menyampaikan laporan Evaluasi mikro
TPB kepada Kepala Kantor Pabean.
(2) Laporan Evaluasi mikro TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat digunakan Kepala Kantor Pabean
sebagai dasar:
a. pelaksanaan asistensi dan/atau pembinaan
Penerima Fasilitas TPB:
b. tidak dilayaninya akses SKP atas pemasukan barang
dengan fasilitas TPB:
C. rekomendasi pembekuan izin TPB:
d. rekomendasi pencabutan izin TPB:
e. rekomendasi perubahan dan/atau penyempurnaan
ketentuan peraturan perundang-undangan:
f. ' pemberian penghargaan kepada Penerima Fasilitas
TPB:
g. pemberian penilaian untuk pemutakhiran kategori
layanan TPB:
h. penetapan pola pelayanan dan pengawasan TPB:
rekomendasi penelitian kepada unit pengawasan:
-.
dan/atau
j. rekomendasi audit kepabeanan dan /atau Cukai.
(3) Kepala Kantor Pabean menyampaikan hasil Evaluasi
mikro TPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada
- 25-
Bagian Ketiga
Evaluasi Makro TPB Pada Kanwil atau KPUBC
Pasal 30
(1) Evaluasi makro TPB pada Kanwil atau KPUBC
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b
merupakan penilaian mengenai dampak dan efektivitas
kebijakan pemberian fasilitas TPB yang dilaksanakan
oleh Kepala Kanwil atau Kepala KPUBC.
Evaluasi makro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Kepala Kanwil atau Kepala KPUBC
dengan membentuk tim Evaluasi makro TPB
berdasarkan surat keputusan Kepala Kanwil atau Kepala
KPUBC.
(3) Evaluasi makro sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara periodik setiap 6 (enam) bulan
sekali atas periode penilaian bulan Januari sampai
dengan bulan Juni dan atas periode penilaian bulan Juli
sampai dengan Desember pada tahun berjalan.
Pasal 31
(1) Evaluasi makro TPB yang dilakukan oleh Kepala Kanwil
atau Kepala KPUBC sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 ayat (1) meliputi analisis atas:
a. laporan hasil Evaluasi mikro sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 ayat (2):
b. rekomendasi atas laporan hasil audit kepabeanan
dan/atau Cukai:
Cc. rekomendasi dari aparat pemeriksa fungsional,
d. efektivitas implementasi ketentuan peraturan
perundangan-perundangan mengenai TPB:
e. dampak ekonomi dari pemberian fasilitas TPB di
wilayah pengawasannya: dan fatau
f. analisis atas informasi lain yang dipandang perlu
berdasarkan pertimbangan Kepala Kanwil atau
Kepala KPUBC.
Hasil pelaksanaan Evaluasi makro sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam laporan
Evaluasi makro TPB.
Laporan Evaluasi makro sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) digunakan Kepala Kanwil atau Kepala
KPUBC
sebagai dasar:
a. usulan perubahan atau perbaikan kebijakan terkait
TPB:
b. hasil pengukuran dampak ekonomi di wilayah
pengawasannya, dan/atau
Cc. hasil evaluasi lain terkait kinerja pelayanan dan.
pengawasan TPB di wilayah pengawasannya.
- 26 -
Bagian Keempat
Evaluasi Makro TPB pada Direktorat yang Mempunyai Tugas
Pokok dan Fungsi di Bidang Fasilitas Kepabeanan
Pasal 32
(1) Evaluasi makro TPB pada Direktorat yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan
merupakan penilaian mengenai dampak dan efektivitas
kebijakan pemberian fasilitas TPB secara nasional yang
dilaksanakan oleh tim Evaluasi makro TPB.
(2) Tim Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibentuk berdasarkan surat keputusan Direktur
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan.
(3) Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan secara periodik setiap 1 (satu) tahun
sekali atas periode penilaian bulan Januari sampai
dengan bulan Desember.
(4) Evaluasi makro TPB yang dilakukan Direktur yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang fasilitas
kepabeanan meliputi analisis atas:
a. laporan hasil Evaluasi makro TPB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2):
b. rekomendasi atas laporan hasil audit kepabeanan
dan/atau Cukai:
Cc. rekomendasi dari aparat pemeriksa fungsional:
d. hasil evaluasi dari Direktur Jenderal atau Pejabat
Bea dan Cukai yang ditunjuk,
- 27-
Pasal 33
(1) Tim Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 ayat (2) menyampaikan laporan Evaluasi makro
TPB kepada Direktur Jenderal pada bulan Maret tahun
berjalan.
(2) Tindak lanjut dari Evaluasi makro TPB sebagaimana
dimaksud Pasal 32 ayat (1) dapat berupa:
a. capaian kinerja Penerima Fasilitas TPB secara
nasional,
b. laporan kepatuhan Penerima Fasilitas TPB secara
nasional:
c. efektivitas implementasi kebijakan di bidang fasilitas
kepabeanan,
d. publikasi hasil dampak ekonomi pemberian fasilitas
TPB,
e. rekomendasi penyempurnaan peraturan perundang-
undangan, dan/atau
f. rekomendasi lain, seperti perbaikan persyaratan
profiling TPB.
(3) Laporan Evaluasi makro TPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menggunakan contoh format sebagaimana .
tercantum dalam Lampiran I huruf O butir 2 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
BAB V
KEPATUHAN PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 34
(1) Dalam rangka pelaksanaan Monitoring dan/atau
Evaluasi TPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
- 28 -
Pasal 35
(1) Dalam pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi TPB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), Direktur
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan
cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, dan/atau Kepala
Kantor Pabean harus:
a. memperlihatkan tanda pengenal:
b. menyampaikan surat tugas:
c. menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan
Monitoring dan/atau Evaluasi: dan/atau
d. merahasiakan seluruh Data Monev, data, dan
informasi lain yang telah diperoleh selama kegiatan
Monitoring dan/atau Evaluasi dari pihak lain yang
tidak berhak.
(2) Dalam hal tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, Direktur yang
- 30 -
Bagian Kedua
Pembekuan
Pasal 36
(1) Fasilitas TPB dibekukan dalam hal Penerima Fasilitas
TPB dan/atau yang mewakili tidak bersedia membantu
atau menolak pelaksanaan Monitoring dan/atau Evaluasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (6).
(2) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean yang menetapkan Penerima Fasilitas TPB.
(3) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa
izin operasional dan izin transaksional berupa perizinan
yang diberikan oleh Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean.
(4) Dalam hal fasilitas TPB dibekukan, Penerima Fasilitas
TPB:
a. tidak diperbolehkan untuk memasukkan barang ke
TPB dengan mendapatkan fasilitas penangguhan
Bea Masuk, pembebasan Cukai, tidak dipungut
PDRI, dan/atau tidak dipungut PPN atau PPN dan
PPnBM, meliputi:
1. pemasukan barang dari luar daerah pabean:
2. pemasukan barang dari tempat lain dalam
daerah pabean, kecuali pengembalian atas
barang yang telah dikeluarkan sementara: dan
3. pemasukan barang dari TPB lainnya, kecuali
pengembalian atas barang yang telah
dikeluarkan sementara: dan
b. tidak dapat melakukan kegiatan yang terkait dengan
pengolahan barang kena Cukai, dalam hal Penerima
Fasilitas TPB melakukan kegiatan pengolahan
dan/atau memproduksi barang kena Cukai.
(S) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
menghilangkan hak Penerima Fasilitas TPB untuk
melakukan kegiatan kepabeanan lain dan kewajiban
sebagai Penerima Fasilitas TPB sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai TPB.
Pasal 37
(1) Fasilitas TPB yang dibekukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (1) dapat diberlakukan kembali,
dalam hal telah:
a. menyerahkan surat pernyataan bersedia dilakukan
Monitoring dan/atau Evaluasi dan telah:
1. memenuhi permintaan dan/atau kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf e:
- 31-
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 38
Bagian Kedua
Kriteria IT Inventory
Pasal 39
(1) IT Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat
(1) wajib memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. mampu mencatat, menyimpan, dan menampilkan
riwayat aktivitas (log) serta mampu ditelusuri
minimal 2 (dua) tahun:
b. hanya dapat diakses oleh pihak atau pegawai
Penerima Fasilitas TPB yang diberikan hak akses
(authorized access):
Cc. mampu memberikan data yang terkini (realtime) dan
diakses secara daring oleh:
1. Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean:
atau
2. Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang fasilitas kepabeanan dan/atau
Direktur yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan
cukai:
d. mampu menggambarkan keterkaitan dengan:
1. dokumen kepabeanan dan mencantumkan data
jenis, nomor, dan tanggal pemberitahuan
pabean, dan
2. dokumen transaksi keuangan Penerima
Fasilitas TPB, seperti: invoice, purchase order,
dan/atau dokumen transaksi keuangan lain:
ce. mampu mencatat data transaksi pemasukan
barang, pengeluaran barang, barang dalam proses
(work in process), penyesuaian barang (adjustment),
dan persediaan barang (stock opname) atas barang
yang mendapat fasilitas TPB secara berkelanjutan
dan terkini (realtime) yang disesuaikan dengan
proses bisnis Penerima Fasilitas TPB:
f. — mampu mencatat setiap jenis barang yang diimpor
dan/atau dimasukkan dengan fasilitas TPB dengan
kode yang berbeda:
g. memiliki kode barang yang berbeda antara barang
asal impor dengan barang asal tempat lain dalam
daerah pabean, dan
h. memiliki sistem laporan pertanggungjawaban atas
pencatatan dalam IT Inventory yang:
1. sesuai dengan parameter sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I huruf @ yang
- 33-
Pasal 40
Kriteria IT Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (6) ditetapkan dalam 2 (dua) kondisi:
1. Kawasan Berikat hanya menggunakan 1 (satu) aplikasi
sistem pencatatan pembukuan dan IT Inventory merupakan
bagian dari sistem pencatatan utama tersebut: atau
2. Kawasan Berikat menggunakan 2 (dua) aplikasi sistem
pencatatan, yang pertama adalah aplikasi sistem
pencatatan utama dan yang kedua adalah IT Inventory, dan
- 34-
Pasal 41
(1) Bagi perusahaan yang akan mengajukan izin sebagai
Penerima Fasilitas TPB dan telah memiliki sistem
pencatatan persediaan barang perusahaan, perusahaan
wajib melakukan penyesuaian sesuai dengan kriteria IT
Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat
(1).
(2) Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dengan membuat suatu antarmuka (interface)
yang menampilkan laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (1) huruf h untuk memberikan akses
secara daring kepada Direktur yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan,
Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang pengawasan kepabeanan dan cukai, Kepala
Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor Pabean,
dalam hal:
a. sistem pencatatan persediaan barang perusahaan
terintegrasi dengan induk dan/atau entitas
perusahaan lain yang berbeda, dan/atau
b. telah mendayagunakan sistem pencatatan
persediaan barang perusahaan namun aksesnya
tidak dapat langsung disesuaikan dengan elemen
data sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I
huruf R yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Bagian Ketiga
Kewajiban Penerima Fasilitas TPB
Pasal 42
(1) Pencatatan barang yang mendapat fasilitas TPB dalam IT
Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)
dilakukan oleh pihak atau pegawai yang memiliki akses
(authorized access) atau ditugaskan untuk melakukan
pencatatan pada IT Inventory oleh Penerima Fasilitas
TPB.
(2) Dalam hal terdapat perubahan data dalam pencatatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), perubahan data
harus dilakukan oleh pihak Penerima Fasilitas TPB yang
memiliki kewenangan untuk melakukan perubahan
pencatatan dan/atau perubahan data pada IT Inventory.
Pasal 43
Penerima Fasilitas TPB dalam mengelola dan mendayagunakan
IT Inventory sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)
wajib:
1. memiliki, mengelola, dan mendayagunakan IT Inventory
sesuai dengan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 yang terkoneksi dengan KPUBC atau Kantor Pabean:
2. memastikan konsistensi dan keakuratan IT Inventory:
- 35-
Pasal 44
Penerima Fasilitas TPB yang tidak melaksanakan dan
mendayagunakan IT Inventory sesuai kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41 dan tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
42 , Pasal 43, dan Pasal 44 dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan perundangan-undangan.
Bagian Keempat
Kewenangan Pejabat
Pasal 45
(1) Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
atau Kepala Kantor Pabean berwenang untuk mengakses
dan menguji keandalan IT Inventory sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1).
(2) Kewenangan akses atas IT Inventory sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi hak untuk membaca
dan/atau mengunduh laporan mengenai:
a. transaksi pemasukan dan/atau pengeluaran barang
dari dan/atau ke TPB, dan/atau
b. seluruh kegiatan kepabeanan dalam hal dilakukan
audit kepabeanan.
Pejabat Bea dan Cukai memastikan log activity dan
traceability atas posisi saldo barang yang mendapatkan
fasilitas TPB dalam IT Inventory, serta harus mampu
- 36 -
Bagian Kelima
Tanggung Jawab Pejabat
Pasal 46
(1) Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
atau Kepala Kantor Pabean dalam mengelola dan
mendayagunakan IT Inventory sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 45 ayat (1) wajib:
a. menjaga kerahasiaan dan keamanan akses ke IT
Inventory, dan
b. menjaga kerahasiaan Data Monev yang diperoleh
dari akses terhadap IT Inventory dari pihak lain yang
tidak berhak.
(2) Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di
bidang fasilitas kepabeanan, Direktur yang mempunyai
tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan
kepabeanan dan cukai, Kepala Kanwil, Kepala KPUBC,
atau Kepala Kantor Pabean yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan hukuman disiplin dan/atau hukuman lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB VII
KOORDINASI PENGAWASAN
Pasal 47
Dalam hal Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor
Pabean menerbitkan surat tugas Monitoring khusus
bersamaan dengan surat tugas yang diterbitkan oleh Direktur
yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang audit
kepabeanan dan cukai, maka:
1. pelaksanaan surat tugas Monitoring khusus dihentikan:
2. Kepala Kanwil, Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean
menyampaikan:
a. laporan hasil pelaksanaan Monitoring khusus:
b. daftar atensi dalam pelaksanaan Monitoring khusus:
dan
c. informasi lain yang dapat membantu pelaksanaan
audit kepabeanan dan cukai,
kepada tim audit kepabeanan dan cukai.
Pasal 48
Terhadap laporan hasil Monitoring khusus yang diterbitkan
oleh Kepala Kanwil, Kepala KPUBC, atau Kepala Kantor
Pabean yang tindak lanjutnya berupa penetapan dan bersifat
mengikat, atas penetapan tersebut tidak dapat dijadikan
ruang lingkup audit kepabeanan dan cukai kecuali ditemukan
adanya bukti dan/atau informasi baru.
- 37 -
Pasal 49
Audit kepabeanan dan cukai yang dilakukan oleh Direktorat
yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang audit
kepabeanan dan cukai atau Kanwil, dalam penentuan ruang
lingkup audit dapat mempertimbangkan data transaksi
Penerima Fasilitas TPB yang akan dilaporkan Penerima
Fasilitas TPB dalam Monitoring mandiri.
Pasal 50
Data transaksi Penerima Fasilitas TPB yang akan dilaporkan
dalam Monitoring mandiri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 merupakan Monitoring mandiri yang secara rutin
dilakukan dan telah dinyatakan dalam standar operasional
prosedur (SOP) Penerima Fasilitas TPB dan telah dilaporkan
kepada Kepala Kantor Pabean.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 51
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku:
1. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-
09/BC/2014 tentang Penerapan Sistem Informasi
Persediaan Berbasis Komputer pada Perusahaan
Pengguna Fasilitas Pembebasan, Pengembalian, dan
Tempat Penimbunan Berikat, serta Kerahasiaan Data
dan/atau Informasi Oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, dan
2. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-
02/BC/2019 tentang Tata Laksana Monitoring dan
Evaluasi Terhadap Penerima Fasilitas Tempat
Penimbunan Berikat dan Penerima Fasilitas Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- 38-
Pasal 52
Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Februari 2023
ttd.
ASKOLANI
u.b
uar
Tenan
- 39-
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER-6/BC/2023 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP PENERIMA
FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT
Nama TPB
Alamat
Tanggal Pelaksanaan
Mencatat nomor
dokumen yang
dilakukan uji petik
dalam kolom keterangan
Perlu dilakukan reviu
oleh pimpinan
Sebagai atensi
perlu
diperhatikan
adalah untuk
pencatatan pada
IT Inventory
harus
menggunakan
nomor
pendaftaran
dan bukan
nomor
pengajuan.
Perubahan data Spot check dan/atau
hanya bisa penjelasan di buku
dilakukan oleh manual sistem
user yang Cukup dicentang jika
mempunyai data yang ada masih
otoritas tertentu. sama seperti data pada
arsip sebelumnya
2. Terdapat
pemberitahuan
pabean pemasukan
atau pengeluaran,
tetapi tidak
melakukan
pengolahan
“ jika terdapat
notifikasi dari
Aplikasi Trantib
19 | Informasi lain | Misal: informasi yang diperlukan oleh organisasi,
yang diperlukan | informasi terkait tenaga kerja dan/atau konfirmasi atas
berdasarkan isu terkini terkait sektor usaha TPB yang dilakukan
kondisi dan | Monitoring umum
karakteristik
kantor.
Kesimpulan ")
O Hasil Monitoring Umum terdapat ketidaksesuaian pada check list nomor ....
anangaas0anananannsanaaananan maanangsrnanna Kanaan nasnaanaa sangan nan snn ganas sasnawassaunagan gas anpenasasaaanan una
menananunnangssaanus aan gananano sung ovenanungasana sasa pon rerongeanann eneng anevacanuwennaaa pn awovanuusanserusenaususeruaruu
(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
- 46-
Nama TPB
Alamat
Tanggal Pelaksanaan
melalui
Kantor
Pabean:
d. pemberian
kode barang
secara
konsisten.
Sebagai atensi
perlu
diperhatikan
adalah untuk
pencatatan pada
IT Inventory
harus
menggunakan
nomor
pendaftaran
dan bukan
nomor
pengajuan.
Perubahan data Spot check dan/atau
hanya bisa penjelasan di buku manual
dilakukan oleh sistem
user yang Cukup dicentang jika data yang
mempunyai ada masih sama seperti data
otoritas pada arsip sebelumnya
tertentu.
hasil rekaman
CCTV dapat
disimpan
sekurang-
kurangnya 7
(tujuh) hari.
“) jika terdapat
notifikasi — dari
Aplikasi Trantib
Kesimpulan ")
U Hasil Monitoring Umum Telah Sesuai dan Liaison Officer (LO) telah
melaksanakan tugasnya dengan baik
HI Hasil Monitoring Umum terdapat ketidaksesuaian pada check list nomor ....
Hal-hal yang ingin disampaikan baik berupa rekomendasi ataupun informasi lain
sanvenoooenanenpepenovusonuperananususanga songo oanauuuonuuenaganuaanannaKungaKusanaa na nona ununaKasasanuussawasanun uan anananuan
(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
-53-
Nama TPB
Alamat
Tanggal Pelaksanaan
HASIL
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN
NO.
PENGAMATAN
1 Monitoring Langkah langkah yang dapat
Umum melalui dilaksanakan adalah sebagai
pemanfaatan berikut:
CCTV a. Melakukan pemeriksaan apakah
CCTV dapat diakses.
b. Keseluruhan CCTV yang
dipersyaratkan apakah masih
terpasang dan bisa diakses.
c. Pengawasan seluruh TPB melalui
CCTV dan dilakukan pencatatan
pada log book yang paling kurang
memuat pelaksanaan
pengamatan melalui CCTV.
berdasarkan manajemen risiko
dan dapat dilakukan secara
random.
Atensi:
Atensi:
Atensi:
(Nama) (Nama)
(NIP) (NIP)
-57-
KOP SURAT
NOTA DINAS
NOMOR ...... (1)...
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1) diisi nomor nota dinas laporan hasil pelaksanaan
Monitoring umum.
Nomor (2) diisi nama kantor penerima laporan Monitoring umum
Nomor (3) diisi jabatan yang melaporkan hasil laporan Monitoring
umum.
Nomor (4) diisi tanggal nota dinas laporan Monitoring umum.
Nomor (5) diisi tanggal mulai pelaksanaan Monitoring umum.
Nomor (6) diisi tanggal berakhir pelaksanaan Monitoring umum.
Nomor (7) diisi nama Penerima Fasilitas.
Nomor (8) diisi alamat Penerima Fasilitas.
Nomor (9) diisi jenis fasilitas TPB.
Nomor (10) diisi nomor surat keputusan fasilitas TPB terakhir.
Nomor (11) diisi nomor checklist Monitoring umum yang ditemukan
ketidaksesuaian dengan kondisi Penerima Fasilitas saat
pelaksanaan.
Nomor (12) diisi informasi terkait lancar atau tidaknya pelaksanaan
Monitoring umum.
Nomor (13) diisi informasi terkait temuan selama pelaksanaan
Monitoring umum.
Nomor (14) diisi rekomendasi perbaikan yang perlu serta informasi
lainnya yang perlu disampaikan.
Nomor (15) diisi nama pejabat yang menerbitkan nota dinas.
-59-
LAPORAN MONITORING
at ama Saran
No. Butir Kondisi Kriteria Perbaikan
1 2 3 4 5
1 | MONITORING
1.1. | Pemeriksaan ERNA:
a. Existency 00000000000 Paaaaa (13) nc Donna (17an
knnnannannanaan (Ipar nnnnnnnnanankan
b. Responsibility 00000 Pa. (dp aanann Pon (18)...
pnnannannanaan (10)... oom nana.
c. Nature of Business
Lanannanannan (Lp ora c om mnnnnnanaan “pel
ane Pa Yasa,
d. Auditability
benananknnnaan (Lp anne vemanannann esa) P2 20panaanaa.
1.2. | Pemeriksaan Ruang Hanggar
kenganaananaaan (21 nnannanatanaanaaan san (22)
na (23).
1.3 Pemeriksaan CCTV
pnananannaanaa (2d) nan naKnomnnananaaan 225) Do 20) LL...
1.4, | Pemeriksaan IT Inventory KB
penkanaanaanaan (LT Ponnnnnanananaanaaan 21111 (28) nas Do (29).
2 EVALUASI
2.1. | Kepatuhan/Compliance
kankanannaanaa (BO)... nnnnnk. sana (3 pan DB.
: Saran
No. Butir Kondisi Kriteria Perbaikan
Lananansatanan (39)om...
masananan
3 | KESIMPULAN
su...
-61-
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1) diisi nomor laporan hasil pelaksanaan Monitoring khusus.
Nomor (2) diisi tanggal laporan Monitoring khusus.
Nomor (3) diisi nomor Surat Tugas Monitoring khusus.
Nomor (4) diisi tanggal Surat Tugas Monitoring khusus.
Nomor (5) diisi nama perusahaan.
Nomor (6) diisi alamat perusahaan.
Nomor (7) diisi NPWP perusahaan.
Nomor (8) diisi jenis fasilitas TPB.
Nomor (9) diisi penjelasan hasil pemeriksaan eksistensi.
Nomor (10) diisi penjelasan hasil pemeriksaan responsibility.
Nomor (11) diisi penjelasan hasil pemeriksaan nature of business.
Nomor (12) diisi penjelasan hasil pemeriksaan auditability.
Nomor (13) diisi kriteria untuk eksistensi"
Nomor (14) diisi kriteria untuk responsibility”
Nomor (15) diisi kriteria untuk nature of business"
Nomor (16) diisi kriteria untuk auditability "
Nomor (17) diisi saran perbaikan untuk eksistensi"
Nomor (18) diisi saran perbaikan untuk responsibility"
Nomor (19) diisi saran perbaikan untuk nature of business"
Nomor (20) diisi saran perbaikan untuk auditability "
Nomor (21) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian ruang hangar.
Nomor (22) diisi kriteria untuk kesesuaian ruang hanggar"
Nomor (23) diisi saran perbaikan untuk kesesuaian ruang hanggar”
Nomor (24) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian CCTV.
Nomor (25) diisi kriteria untuk kesesuaian CCTV"
Nomor (26) diisi saran perbaikan untuk kesesuaian CCTV"
Nomor (27) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian IT Inventory.
Nomor (28) diisi kriteria untuk kesesuaian IT Inventory"
Nomor (29) diisi saran perbaikan untuk kesesuaian IT Inventory"
Nomor (30) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian
Kepatuhan/ Compliance.
Nomor (31) diisi kriteria untuk pemeriksaan kesesuaian Kepatuhan/ Compliance."
Nomor (32) diisi saran perbaikan untuk Kepatuhan/ Compliance."
Nomor (33) diisi penjelasan hasil pemeriksaan kesesuaian Performance &
Economy Impact.
Nomor (34) diisi kriteria untuk pemeriksaan kesesuaian Performance &
Economy Impact"
Nomor (35) diisi saran perbaikan untuk Performance & Economy Impact"
Nomor (36) diisi penjelasan hasil pemeriksaan Kendala yang dihadapi
perusahaan"
Nomor (37) diisi kriteria untuk kendala yang dihadapi"
Nomor (38) diisi saran perbaikan untuk Kendala yang dihadapi
perusahaan”
Nomor (39) diisi penjelasan hasil pemeriksaan lainnya"
Nomor (40) diisi kriteria untuk pemeriksaan lainnya"
Nomor (41) diisi saran perbaikan untuk pemeriksaan lainnya"
Nomor (42) diisi kesimpulan hasil monitoring.
4) jika ada
-62-
PETUNJUK PENGISIAN
Dikeluarkan d : ...(14)...
Pada tanggal :...(15)...
Tembusan:
1. Direktur Fasilitas Kepabeanan”)
2. Direktur Audit Kepabeanan dan Cukai
3. Kepala Kantor Wilayah")
4. Kepala Kantor ..... katakata |
PETUNJUK PENGISIAN
Tembusan:
1. Direktur Fasilitas Kepabeanan
2. Kepala ....... (21)... ")
PETUNJUK PENGISIAN
Pemeriksaan pada titik (fase) Memastikan kesesuaian | Lakukan proses pemeriksaan sebagai berikut :
dimaksudkan untuk melakukan | jumlah dan jenis barang .. .
0. . Nanga . Uji keutuhan fisik segel/tanda pengaman Bea
pengujian: atas kesesuaian
. | yang diberitahukan dalam |“ dan Cukai dan/atau segel pelayaran |
beritah dalam beritahuan .
pabean. uan pemberi Pemberitahuan Pabean | b. Uji kesesuaian nomor polisi sarana pengangkut
Misalnya jika ada informasi antara lain: dan surat jalan. Lakukan dokumentasi (foto)
kesalahan — atau kecurigaan e BOL6 c. Dalam hal menggunakan e-seal, periksa log
Pemberitahuan Pabean yang akan masuk e BC23 book seal any lenggara TPB untuk
ke TPB " an wa e-seal utuh.
o BC2.4 Lakukan dokumentasi (print out)
» BC2.6.2 d. Periksa kewajaran waktu perjalanan sarana
e BC2.7 pengangkut dari tempat
“SS
71
II Pemeriksaan jumlah dan jenis barang atas barang yang sudah dilakukan penimbunan per Pemberitahuan Pabean
Pemeriksaan pada titik (fase) ini Memastikan kesesuaian Lakukan proses pemeriksaan sebagai berikut :
dimaksudkan untuk melakukan pemberitahuan jumlah dan
a. Uji kebenaran proses pembongkaran barang
pengujian atas kesesuaian dokumen jenis barang (stripping) dengan melakukan pengecekan pada
pabean,ketika barang impor atau rekaman CCTV. Atensi bahwa rekaman CCTV
ekspor sudah dilakukan pembongkaran yang dapat diakses hanya rekaman selama 7
dan penimbunan di gudang. hari kerja
72
Pemeriksaan atas barang yang akan atau sudah dikeluarkan ke tempat lain dalam daerah pabean menggunakan BC 2.8
III
dan BC 2.5
Nama TPB
Alamat
Periode Tanggal
Pemeriksaan
NO. KRITERIA KONDISI PEMBUKTIAN
YA TIDAK | KETERANGAN
IT Cek alamat web,
1 Sistem
url atau ip
Inventory dapat
address untuk
diakses secara
masuk ke dalam
online
sistem
Cukup dicentang
Jika alamat web,
url atau ip
address dapat
digunakan
untuk masuk
kedalam system
Terdapat Cek user log in
2
Guthorized user untuk masuk ke
log in untuk dalam sistem
petugas Bea Cukup dicentang
dan Cukai. jika user log in
dapat
Maksud
authorized user digunakan
log in adalah untuk masuk
kode akses kedalam system
berupa
username dan
password
untuk masuk
ke dalam
sistem.
3 Laporan IT Cek Laporan IT
Inventory dapat Inventory
diakses secara Penerima
online oleh Fasilitas TPB
DJBC. dalam sistem
Cukup dicentang
jika IT Inventory
dapat
menampilkan
-77-
laporan secara
online dan
sesuai
ketentuan yang
berlaku
Laporan IT Cek menu
Inventory dapat unduh Laporan
diunduh Pemasukan Per
secara online Dokumen dan
oleh DJBC Laporan
dalam format Pengeluaran Per
excel atau csv Dokumen pada
(Comma IT Inventory
Separated Penerima
Values). Fasilitas TPB
dalam sistem
Periode Cukup dicentang
pengunduhan jika IT Inventory
paling sedikit 1 dapat
(satu) bulan mengunduh
atau paling laporan secara
lama 2 (dua) online dan
tahun. sesuai
ketentuan yang
berlaku dalam
bentuk excel
atau csv
Laporan IT Sebagai atensi
Inventory perlu :
diperhatikan
terdapat
elemen data pencatatan
(field): pada IT
Inventory harus
a. jenis menggunakan
dokumen nomor
pabean pendaftaran dan
b. nomor bukan nomor
pendaftaran pengajuan.
dokumen
pabean, Cukup dicentang
Cc. tanggal jika data yang
nomor ada masih sama
pendaftaran seperti data
dokumen pada arsip
pabean, sebelumnya
d. nomor
bukti
penerimaan
barang atau
nomor
bukti
penerimaan
barang
lainnya,
e. tanggal
penerimaan
barang atau
nomor
bukti
penerimaan
- 78-
barang
lainnya,
f. jumlah
barang
g. kode satuan
Kesimpulan
(Nama)
Dokumen Pabean
Pemasukan — antara
SKP dengan IT
Inventory,
. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
d dan e dituangkan
dalam angka 4 huruf
b pada Format
Lampiran I huruf D1,
II Pemeriksaan Jumlah Dokumen pengeluaran barang dari TPB
Pemeriksaan Memastikan Lakukan proses
pada titik (fase) kesesuaian jumlah pemeriksaan sebagai
ini dimaksudkan dokumen pabean berikut:
untuk pengeluaran yang
melakukan terdapat pada SKP a. Tentukan 1 (satu)
pengujian atas dan IT Inventory Perusahan Penerima
kesesuaian dalam periode yang Fasilitas yang akan
jumlah dokumen sama antara lain: dilakukan pengujian,
pabean BC 3.0 . Tentukan Periode
pengeluaran BC 2.5 Pemeriksaan
yang terdapat BC 2.7 Dokumen Pabean
pada SKP dengan BC 4.1 Pengeluaran (contoh
IT Inventory BC 2.6.1 periode: 01 Januari
dalam periode Dokumen 2023 s.d. 28 Februari
waktu yang sama Pabean 2023),
Pengeluaran . Unduh data
Lainnya Dokumen Pabean
Pengeluaran dari
SKP:
. Unduh data pada
Laporan Pengeluaran
Barang per Dokumen
pada IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB,
Hitung dan
bandingkan jumlah
dokumen per jenis
dokumen pabean
pengeluaran antara
SKP dan IT Inventory
Penerima Fasilitas
TPB:
Bandingkan data
Nomor Daftar per
masing-masing
Dokumen Pabean
Pengeluaran antara
SKP dengan IT
Inventory,
. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
d dan e dituangkan
dalam angka 4 huruf
b pada Format
Lampiran I huruf D1:
-80-
waktu pencatatan
pemasukan barang
pada IT Inventory
dengan tanggal daftar
per Nomor Daftar
Dokumen Pabean
pemasukan SKP,
g. Hasil sebagaimana
dimaksud pada huruf
f dituangkan dalam
angka 4 huruf d pada
Format Lampiran I
huruf D1:
KOP SURAT
NOTA DINAS
NOMOR ND-... (1... (anna. /202..
BC 2.5
BC 3.0
BC 2.7 IN
BC 2.7 OUT
BC 2.6.1
BC 2.6.2
BC 4.0
BC 4.1
Dokumen
lainnya
(Harga
Penyerahan)
BC 2.6.1
(Nilai Devisa
IDR)
BC 2.6.2
(Nilai Devisa
IDR)
BC 4.0
(Harga
Penyerahan)
BC 4.1
(Harga
Penyerahan)
Dokumen
lainnya
NIP
3. Dst.
- 86 -
PETUNJUK PENGISIAN
Pada hari ini ....(3)..... tanggal...... (Ap... bulan ....(S)...... tahun ....(6)....,
sesuai Surat Tugas....... (Pan. Nomor: ...(8).... Tanggal ... (9)..... kami:
No | Nama NIP Jabatan
1 arak. (10)... Pan. (11)...
Jana (12)...
2
3
dst.
Pemeriksaan fisik dilakukan oleh pihak Penerima Fasilitas TPB dan tim
Monitoring menyaksikan dan mencatat hasilnya.
Hasil pemeriksaan fisik sesuai lampiran yang melekat pada berita acara
pemeriksaan fisik ini, dengan kesimpulan"):
UI Hasil sampling sesuai data yang diajukan
UI Hasil sampling perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut
O Hasil sampling kedapatan tidak sesuai
Mengetahui,
Penerima Fasilitas TPB Tim Monitoring
Lag. (22p..
NIP san... (23)...
3. Dst
NIP (23)...
PETUNJUK PENGISIAN
Pada hari ini ....(3)..... tanggal...... (LH... bulan ....(5)...... tahun ....(6)....,
sesuai Surat Tugas ...(7).... Nomor: ...(8).... Tanggal ...(9).. telah
dilakukan pengambilan sampel dalam rangka pengujian kebenaran
pemberitahuan klasifikasi dan tarif, telah melaksanakan pengambilan
sampel barang terhadap persediaan:
Mengetahui,
Penerima Fasilitas TPB Tim Monitoring
Da nannanananananaanaaan D. anakanananaaanananan
NIP sn nannnnaanannan
PETUNJUK PENGISIAN
KOP SURAT
Kepala....... (15).....,
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pemeriksaan sederhana untuk menghitung nilai Bea Masuk, PDRI, PPN atau PPN dan PPnBM yang masih terutang dalam hal TPB
akan dicabut fasilitasnya
Sasaran Tujuan Uraian Kegiatan / Prosedur
Menghitung nilai Bea Masuk, PDRI, 1. Mengetahui Jumlah Saldo Awal 1. Tentukan cut off (batas waktu) penentuan pemeriksaan
PPN atau PPN dan PPnBM yang sederhana. (minimal data pada satu bulan terakhir dan dapat
masih terutang dalam hal TPB akan diperluas sesuai kondisi masing-masing Penerima Fasilitas
dicabut fasilitasnya TPB).
2. Cek data saldo awal dari IT Inventory Penerima Fasilitas TPB.
Saldo awal dapat juga menggunakan hasil stock opname
Penerima Fasilitas TPB.
3. Uji kebenaran data saldo awal pada IT Inventory dengan data
internal yang ada di Penerima Fasilitas TPB (contoh: data
Warehouse Management System/WMS, kartu stock, dil)
4. Jika data saldo awal sulit didapatkan seperti pada kondisi TPB
yang sudah pailit atau ditinggalkan penanggung jawab
Penerima Fasilitas TPB, maka dapat menggunakan data saldo
terakhir yang ada di IT Inventory atau hasil stock opname
Penerima Fasilitas TPB dibandingkan dengan SKP.
2. Mengetahui jumlah pemasukan 1. Cek data pemasukan pada IT Inventory Penerima Fasilitas TPB
2. Uji kebenaran dokumen pemasukan (BC 1.6, BC 2.3, BC 2.6.2,
BC 2.7, BC 4.0 dan/atau dokumen pabean pemasukan lainnya)
pada CEISA / SKP
3. Mengetahui jumlah 1. Cek data pengeluaran pada IT Inventory Penerima Fasilitas TPB
pengeluaran 2. Uji kebenaran dokumen pengeluaran (BC 2.5, BC 2.6.1, BC 2.7,
BC 4.1, BC 3.0, BC 3.3 dan/atau dokumen pabean pengeluaran
lainnya) pada CEISA / SKP
4. Menentukan Saldo Buku Lakukan perhitungan saldo buku dengan cara data saldo awal
barang ditambah dengan data pemasukan barang dikurangi
dengan data pengeluaran barang.
5. Mengetahui Saldo Fisik 1. Lakukan Pemeriksaan sediaan dengan melakukan stock
opname
- 94-
2. Pemeriksaan sederhana untuk menguji kebenaran konversi pemakaian bahan baku yang disampaikan Penerima Fasilitas TPB
Sasaran Tujuan Uraian Kegiatan / Prosedur
Kepatuhan Penerima Fasilitas TPB Kebenaran konversi pemakaian l. Tentukan barang jadi yang akan diuji kebenaran konversi
dalam menjalankan TPB bahan baku yang disampaikan pemakaian bahan bakunya.
Penerima Fasilitas TPB 2. Minta data pemakaian konversi kepada Penerima Fasilitas TPB
3. Uji data konversi pemakaian bahan baku dengan data
pendukung seperti Bill of material, HPP (harga pokok produksi
dari bagian akuntansi), kontrak kerja dengan pemberi kontrak,
dan data lainnya yang dapat mendukung kebenaran konversi
yang diberikan. Jika perlu dapat dimintakan keterangan
kepada tenaga ahli di bagian produksi
. Untuk mempermudah, tentukan komponen bahan baku utama
yang menjadi dasar penyusun utama dari barang jadi yang kita
hitung konversinya. Komponen bahan baku utama dapat juga
didasarkan pada komponen bahan baku dominan atau yang
mempunyai nilai yang tinggi.
Uji kewajaran antara data konversi yang diajukan Penerima
Fasilitas TPB dengan hasil perhitungan konversi yang
dilakukan. Misalnya konsistensi konversi yang diajukan.
Bandingkan konversi yang diajukan Penerima Fasilitas TPB
dengan konversi Penerima Fasilitas TPB lain yang sejenis.
- 95-
3. Pemeriksaan sederhana untuk mengetahui kebenaran sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB antara IT Inventory dengan
persediaan fisik barang
Panduan pemeriksaan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji kepatuhan TPB terhadap kebenaran sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB.
Misalnya ketika Kepala KPUBC/Kantor Pabean ingin melihat kebenaran dari saldo barang modal yang ada di TPB atau ingin
mengetahui jumlah barang sisa/scrap yang ada di TPB.
Sasaran pemeriksaan kebenaran sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB ini mempunyai banyak kegunaan yang bisa digunakan
sebagai informasi bagi Kepala KPUBC/Kantor Pabean dalam pengambilan arah kebijakan terhadap TPB yang dilakukan pemeriksaan
sederhana, dan terutama adalah untuk menguji keandalan sistem pencatatan Penerima Fasilitas TPB.
Sebelum melakukan pemeriksaan sederhana ini terlebih dahulu ditentukan lingkup pemeriksaannya, meliputi:
bahan baku:
bahan penolong,
barang dalam proses,
barang jadi,
barang modal,
peralatan perkantoran,
sisa dari proses produksi/limbah (scrap/ waste): dan/atau
ra mp App
barang lain yang mendapatkan fasilitas.
Prosedur pemeriksaan sederhana yang dilakukan sama dengan yang dilakukan pada prosedur pemeriksaan sederhana pada poin 1
(satu) dan hanya ruang lingkup pemeriksaannya saja yang disesuaikan sesuai kebutuhan dan tidak perlu dilakukan perhitungan
nilai bea masuk dan PDRI yang terhutang kecuali terdapat selisih kurang
Konfirmasi atas perbedaan selisih kurang tersebut dengan disertai alasan atau data yang memadai.
2. Mengetahui jumlah pemasukan Cek data pemasukan dari dokumen pemasukan (BC 1.6, BC 2.3,
BC 2.6.2, BC 2.7, BC 4.0 dan/atau dokumen pabean pemasukan
lainnya) pada CEISA / SKP
3. Mengetahui jumlah pengeluaran Cek data pengeluaran dari dokumen pengeluaran (BC 2.5, BC
2.6.1, BC 2.7, BC 4.1, BC 3.0, BC 3.3 dan/atau dokumen pabean
pengeluaran lainnya) pada CEISA / SKP
4. Menentukan Saldo Buku Lakukan perhitungan saldo buku dengan menjumlahkan saldo
awal ditambah pemasukan dan dikurangi pengeluaran
5. Mengetahui Saldo Fisik 1. Lakukan Pemeriksaan sediaan dengan melakukan stock fisik.
2. Bandingkan saldo buku dengan saldo fisik (dalam hal masih
terdapat barang di TPB)
4. Pemeriksaan sederhana untuk mengetahui kepatuhan Penerima Fasilitas TPB dalam proses bisnis pemasukan dan pengeluaran
barang
Panduan pemeriksaan
e Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji kepatuhan Penerima Fasilitas TPB dalam kegiatan melakukan pemasukan dan
pengeluaran barang.
es Sasaran pemeriksaan untuk mengetahui bahwa Penerima Fasilitas TPB telah dapat mempertanggung jawabkan semua kegiatan
pemasukan dan pengeluaran barangnya, dilakukan pengujian dengan data data terkait lainnya.
e Tim Monitoring khusus menetapkan periode pemeriksaan yang diperlukan minimal 1 bulan dan maksimal 2 tahun.
e Tim Monitoring khusus dapat menyesuaikan sasaran pemeriksaan sesuai kebutuhan.
PENGUJIAN/KEGIATAN YANG
NO SASARAN PEMERIKSAAN DILAKUKAN HASIL PENGUJIAN
Kepatuhan Tujuan pengangkutan barang impor dari TPS ke KB Menguji kepatuhan pemasukan barang
sesuai dokumen BC 2.3 dilakukan
pengujian dengan:
- Melihat status dokumen di CEISA
(lihat apakah sudah SPPD)
-97-
PENGUJIAN/KEGIATAN YANG
NO SASARAN PEMERIKSAAN HASIL PENGUJIAN
DILAKUKAN
- Bandingkan dengan data pemasukan
di Laporan Penerimaan Barang di
gudang
- Bandingkan antara tanggal
pemasukan di CEISA dengan tanggal
pemasukan di IT Inventory
Kepatuhan Tujuan pengangkutan barang ekspor dari KB ke TPS dan Menguji kepatuhan pengeluaran barang
Konsolidator sesuai dokumen BC 3.0 dilakukan
pengujian dengan:
- Lakukan rekonsiliasi dengan outward
manifest
- Lakukan rekonsiliasi dengan B/L
- Lakukan rekonsiliasi dengan catatan
pada IT Inventory
Kesesuaian jumlah dan jenis barang yang ditimbun di KB Lakukan pengujian stock fisik antara
data di IT Inventory dengan fisik barang
di gudang barang secara sampling.
Dapat dilakukan dengan mencari barang
yang mempunyai nilai besar atau
banyak
4 Kesesuaian jenis barang dan/atau bahan baku yang diimpor Lakukan pengujian jenis barang
menggunakan fasilitas TPB dengan jenis barang hasil produksi yang | dan/atau bahan baku yang diimpor
ada di SKEP TPB menggunakan fasilitas TPB dengan jenis
barang hasil produksi yang ada di SKEP
TPB
5 Kesesuaian jumlah dan jenis barang yang ditimbun di lokasi Sub Lakukan pemeriksaan pemasukan dan
Kontrak KB pengeluaran barang sub kontrak dengan
membandingkan antara dokumen BC
2.6.1 dengan BC 2.6.2. dan jika perlu
dapat dilakukan uji petik kepenerima
sub kontrak
-93-
PENGUJIAN/KEGIATAN YANG
NO SASARAN PEMERIKSAAN | HASIL PENGUJIAN
DILAKUKAN
Kepastian pengawasan pemuatan dan pembongkaran barang ke Lakukan pemeriksaan kepada CEISA |
sarana pengangkut oleh Hanggar / PBC apakah sudah terjadi kegiatan pemuatan
dan pembongkaran dengan melihat,
- Status pengawasan pemuatan
(stuffing)
- Status pengawasan pembongkaran
(stripping)
Dicek apakah sudah SPPD
Kesesuaian antara barang jadi hasil produksi dengan barang jadi Lakukan pengujian khusus jika ada
yang diekspor terjadi pembatalan ekspor, lakukan
pengujian kepada:
- Surat Permohonan Pembatalan dan
- Surat Persetujuan Pembatalan
Kegiatan subkontrak yang sesuai dengan izin dan jumlah jaminan Lakukan pemeriksaan nilai kontrak
pekerjaan sub kontrak dengan nilai
jaminan
Kesesuaian pemberitahuan HS Lakukan pengujian kebenaran
pemberitahuan HS yang diberitahukan
dalam dokumen pengeluaran, terutama
HS atas barang yang mengandung lartas
dan terkait Bea Masuk Tambahan (BMT)
10 Kesesuaian Nilai Pabean Lakukan pengujian untuk dokumen BC
2.8 dan BC 2.5 terkait kebenaran uji
kebenaran nilai pabean. Dapat
dilakukan dengan:
- Uji dengan voucher atau bukti
pembayaran bandingkan dengan
invoice
- Bisa dilihat kepada general ledger di
bagian akuntansi
-99-
PETUNJUK PENGISIAN
Kegiatan ini sebagai optimalisasi dari pemanfaatan ruang kendali (monitoring room) dalam melakukan analisis terhadap kegiatan
TPB dengan berdasarkan SKP, IT Inventory, CEISA, CCTV, dan sumber lain yang diperlukan
1. Barang impor Melakukan analisis dengan cara membandingkan jenis barang, pemasok, SKP, IT Inventory, TPS
diberitahukan dengan jumlah barang, dil, antara yang diberitahukan dalam BC 2.3 dan/atau BC Online
tidak benar 1.6 dengan yang dicatat dalam IT Inventory.
Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Dapat dibandingkan berat barang dengan data pada JICT atau TPS Online
Barang impor tidak Meneliti pencatatan waktu pengeluaran barang di kantor bongkar dengan SKP, IT Inventory
sampai di tempat tujuan catatan waktu pemasukan barang di Penerima Fasilitas TPB/kantor
pengawas.
Meneliti apakah ada pemasukan barang/bahan pada pencatatan dalam IT
Inventory dan catatan security Penerima Fasilitas TPB.
Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Barang yang diimpor Melakukan penelitian terhadap importasi yang dilakukan Penerima SKP, IT Inventory
tidak sesuai perlzinan Fasilitas TPB dan Izin yang diberikan, harus berkaitan dengan hasil
produksi/sesuai dengan barang yang diizinkan ditimbun atau dijual yang
tercantum dalam SKEP/izin ybs.
- 103-
Pemusnahan Membandingkan pemberitahuan pemusnahan dengan data yang tercatat IT Inventory, BAP
dalam IT Inventory. Pemusnahan
Meneliti frekuensi pengajuan pemberitahuan pemusnahan.
Dalam hal ditemukan indikasi ketidakwajaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
- 105-
Modus pengeluaran Memerintahkan petugas surveillance untuk melakukan pengecekan IT Inventory, laporan
bahan baku ke TLDDP terhadap sisa bahan baku apakah benar rusak Penerima Fasilitas TPB
dengan cara
Melakukan penelitian terhadap jumlah/tonase barang impor dan
menyatakan bahan baku
jumlah/tonase sisa bahan baku yang dikeluarkan ke TLDDP, apabila
tersebut adalah bahan
jumlah tidak wajar maka dapat dipastikan KB tersebut melakukan modus
baku rusak.
penjualan bahan baku
Membandingkan nilai impor bahan baku dengan nilai penjualan sisa
bahan baku rusak yang dicatat dalam IT Inventory.
Jika ditemukan indikasi adanya pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Tempat tujuan Membandingkan frekuensi dan volume pengeluaran sisa bahan baku IT Inventory
pengeluaran sisa bahan kepada suatu Penerima Fasilitas TPB yang dituju.
baku tidak sesuai Izin
Dalam hal ditemukan frekuensi dan volume pengeluaran sisa bahan baku
yang diberikan
kepada suatu Penerima Fasilitas TPB yang dituju sangat tinggi, maka
direkomendasikan kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak
lanjut yang diperlukan.
- 107-
Penyalahgunaan Membandingkan antara BC 4.1 dengan IT Inventory dan aplikasi BC 4.0, SKP, IT Inventory
dokumen BC 4.1 untuk memastikan bahwa barang yang dikeluarkan dengan BC 4.1 adalah
barang asal TLDDP.
Dalam hal ditemukan indikasi pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
Contoh:
Adanya selisih barang . menguji apakah ada data selisih lebih atau kurang pada Laporan SKP, IT Inventory
yang ditimbun Pertanggungjawaban Mutasi Barang
. menguji dengan data Laporan Pemasukan Barang per Dokumen Pabean
dan Laporan Pengeluaran Barang per Dokumen Pabean
. mengusulkan untuk dilakukan stock opname dan merekomendasikan
penelitian ada tidaknya indikasi tindak pidana
d. Analisis terhadap laporan posisi barang per dokumen pabean (untuk GB dan PLB)
Contoh:
1. Barang yang ditimbun . membandingkan data laporan pemasukan barang per dokumen pabean SKP, IT Inventory
telah melewati jangka dengan data laporan pengeluaran barang per dokumen pabean.
waktu timbun bulan sejak
. dalam hal ditemukan indikasi pelanggaran, maka direkomendasikan
tanggal pemasukan kepada unit pemilik tupoksi untuk melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
- 108 -
e. Analisis atas laporan pemasukan dan pengeluaran barang per dokumen pabean, laporan penjualan barang, dan laporan
persediaan barang (untuk TBB)
Contoh:
1. Adanya selisih barang yang ditimbun 1. membandingkan data laporan | SKP, CEISA, IT Inventory
pemasukan dan pengeluaran barang per
dokumen pabeandengan data laporan
2. Barang di Toko Bebas Bea dijual kepada orang yang penjualan barang dan laporan persediaan
tidak berhak barang.
2. dalam hal ditemukan indikasi
pelanggaran, maka direkomendasikan
kepada unit pemilik tupoksi untuk
melakukan tindak lanjut yang
diperlukan.
- 109-
Pedoman umum
» Monitoring mandiri ini dilaksanakan oleh penerima fasilitas TPB untuk menguji apakah persediaan barang yang ada telah sesuai
dengan pencatatan persediaan pada IT Inventory.
# Sasaran Monitoring mandiri ini adalah agar TPB dapat memperbaiki secara konsisten sistem pencatatan persediaan yang ada agar
dapat menghasilkan kinerja Penerima Fasilitas TPB yang baik.
e Penerima Fasilitas TPB terlebih dahulu menentukan lingkup pemeriksaannya, meliputi,
a) bahan baku:
b) bahan penolong,
c) barang dalam proses,
d) barang jadi,
e) barang modal:
f) peralatan perkantoran, dan/atau
g) sisa dari proses produksi/limbah (scrap/ waste).
e Dalam hal terdapat selisih, Penerima Fasilitas TPB:
a) Melakukan penelusuran sebab terjadinya selisih tersebut dengan memberikan bukti berupa data dan penjelasan yang logis
b) Melakukan pelunasan bea masuk dan PDRI yang terhutang dalam hal terjadi selisih kurang
c) Melakukan penyesuaian atas pencatatan pada IT Inventory sesuai saldo fisik barang
2. Mengetahui jumlah pemasukan Cek data pemasukan dari dokumen pemasukan (BC 1.6, BC
2.3, BC 2.6.2, BC 2.7, BC 4.0 dan/atau dokumen pabean
pemasukan lainnya) pada CEISA / SKP
3. Mengetahui jumlah pengeluaran Cek data pengeluaran dari dokumen pengeluaran (BC 2.5, BC
2.6.1, BC 2.7, BC 4.1, BC 3.0, BC 3.3 dan/atau dokumen
pabean pengeluaran lainnya) pada CEISA / SKP
4. Menentukan Saldo Buku Lakukan perhitungan saldo buku dengan menjumlahkan saldo
awal ditambah pemasukan dan dikurangi pengeluaran
5. Mengetahui Saldo Fisik 1. Lakukan Pemeriksaan sediaan dengan melakukan stock
fisik.
2. Bandingkan saldo buku dengan saldo fisik (dalam hal masih
terdapat barang di TPB)
2. Monitoring mandiri untuk mengetahui kesesuaian antara pemberitahuan pabean dengan pencatatan persediaan pada IT Inventory |
Pedoman umum
» Monitoring mandiri ini dilaksanakan oleh penerima fasilitas TPB untuk menguji apakah persediaan barang yang ada telah sesuai
dengan dokumen pabean pemasukan dan pengeluaran.
e Sasaran Monitoring mandiri ini adalah agar TPB dapat memperbaiki secara konsisten sistem pencatatan persediaan yang ada agar
dapat menghasilkan kinerja Penerima Fasilitas TPB yang baik.
e Penerima Fasilitas TPB terlebih dahulu menentukan lingkup pemeriksaannya, meliputi,
BC 1.6:
b) BC 2.3:
BC 2.5:
BC 2.6.1,
BC 2.6.2,
BC 2.7,
BC 2.8:
BC 3.0:
BC 3.3,
BC 4.0:
BC 4.1: dan/atau
dokumen pemberitahuan pabean TPB lainnya.
- 111-
3. Monitoring mandiri untuk menyampaikan hal-hal lain yang menurut pertimbangan penanggung jawab Penerima Fasilitas TPB perlu
dilaporkan
Pedoman umum
» Monitoring mandiri ini dilaksanakan oleh penerima fasilitas TPB untuk menyampaikan kondisi atau permasalahan yang ada
sebagai bagian dari rasa tanggung jawab Penerima Fasilitas TPB.
e Kondisi yang dapat disampaikan adalah:
1. Prestasi dan peningkatan kinerja Penerima Fasilitas TPB, seperti terjadinya peningkatan ekspor, penambahan Line produksi.
2. Pelemahan kinerja seperti, jumlah impor yang berkurang, pengurangan tenaga kerja.
- 112-
Pemeriksaan SPI merupakan salah satu syarat bagi Penerima Fasilitas TPB
untuk dapat mengajukan Monitoring mandiri. Pemeriksaan SPI ini
dilakukan oleh pegawai yng telah mempunyai sertifikasi sebagai Auditor
minimal sebagai Ketua Tim Audit.
TOTAL NILAI
Nama
NIP
- 116-
KOP SURAT
NOTA DINAS
NOMOR: ND-...(1)...
Kepada :Direktur ....(2)....
Dari : Kepala ....(3)....
Sifat : Rahasia
Lampiran: 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Permintaan Data Kategori Layanan
Kepala Kantor,
Tembusan:
Kepala Kanwil ...... (12)......
PETUNJUK PENGISIAN
NOTA DINAS
NOMOR: ND-....
Kepada : Kepala ....(l)....
Dari : Direktur ....(2)....
Sifat : Rahasia
Lampiran: 1 (satu) berkas
Hal : Konfirmasi Permintaan Data Kategori Layanan
Direktur,
Tembusan:
Kepala Kanwil ..... (12)...
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1) diisi Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean yang
mengawasi Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (2) diisi Kepala KPUBC atau Kepala Kantor Pabean yang
mengawasi Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (3) diisi nomor nota dinas Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean saat pengajuan permohonan.
Nomor (4) diisi tanggal nota dinas Kepala KPUBC atau Kepala Kantor
Pabean saat pengajuan permohonan.
Nomor (5) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (6) diisi NPWP Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (7) diisi alamat/lokasi usaha Penerima Fasilitas TPB sesuai
Keputusan Menteri mengenai penetapan sebagai Penerima
Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai
penetapan sebagai Penerima Fasilitas TPB dan perubahan
terakhir.
Nomor (9) diisi kategori layanan Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi tanggal surat pengajuan Monitoring mandiri dari
Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (10) : diisi nilai rekam jejak Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (11) : diisi nama Direktur.
Nomor (12) : diisi nama Kanwil yang membawahi Kepala Kantor Pabean
tujuan Nota Dinas.
-120 -
KOP SURAT
Nomor 2...)
Hal : Persetujuan/penolakan" Pelaksanaan Monitoring Mandiri
TPB
Tembusan :
Kepala Kanwil......
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor pa)...
Sifat : Biasa
Lampiran : 1 (satu) berkas hasil pemeriksaan Monitoring mandiri TPB
Hal : Persetujuan/penolakan” Monitoring Mandiri TPB
....(10)....
Tembusan :
Kepala Kantor Wilayah
“) Pilih salah satu
-123-
PETUNJUK PENGISIAN
TPB
Gudang Berikat
Toko Bebas Bea
Tempat 0o.rcc....#ooe
Penyelenggaraan
Pameran Berikat
6 | Tempat
Penyelenggaraan
Pameran Berikat
7 Jaan (19)...
2. Hasil dari pelaksanaan Evaluasi mikro tersebut dapat kami laporkan sebagai
berikut:
No Materi Evaluasi") Hasil Evaluasi"
1 Kondisi masing-masing TPB |.....
pelaksanaan Monitoring
umum
3. | Rekapitulasi hasil
pelaksanaan Monitoring
khusus
4. | Rekapitulasi hasil
pelaksanaan Monitoring
mandiri
5. | Prestasi dan pelanggaran ” |.....
yang terjadi dari masing
masing TPB dan usaha
perbaikan yang telah dan
akan dilakukan
6. | Potensi atau kesehatan
Penerima Fasilitas TPB
3. Berdasarkan hasil Evaluasi mikro tersebut butir 2, kami mengusulkan hal-hal
sebagai berikut (jika ada):
-125-
PETUNJUK PENGISIAN
b) Pedoman pengumpulan data dampak ekonomi TPB selain KB, GB dan PLB
KOP SURAT
KUESIONER
PENGUKURAN DAMPAK EKONOMI FASILITAS KEPABEANAN
Sebelum mengisi kuesioner, siapkan terlebih dahulu data-data dan berkas sebagai
berikut:
1. Data jumlah tenaga kerja tahun pengukuran (tenaga kerja asing, tenaga kerja
lokal, tenaga kerja terdidik, tenaga kerja tidak terdidik, tenaga kerja laki-laki dan
tenaga kerja perempuan).
. Data laporan keuangan meliputi nilai ekuitas, beban pajak daerah, beban pajak
tidak langsung, beban gaji, beban depresiasi dan laba/rugi perusahaan tahun
pengukuran.
. Data jumlah industri terkait (seperti vendor, distributor, dll) baik pengguna
fasilitas Kawasan Berikat maupun non-pengguna fasilitas Kawasan Berikat,
untuk memenuhi data jaringan usaha.
. Data jumlah usaha di sekitar pabrik meliputi bidang perdagangan, akomodasi,
makanan dan transportasi.
Semua data keuangan diisikan dalam mata uang rupiah. Bila nilai masih dalam
mata uang asing, mohon dikonversi terlebih dahulu ke mata uang rupiah
berdasarkan kurs 31 Desember di tahun tersebut.
No. Handphone : “
Tahun Berdiri : “
Jenis Investasi:
Penanaman Modal Asing : 10046
0
Merek Hasil Produksi : (dapat dituliskan lebih dari satu, contoh : Adidas, Kopiko,
dil)
Oo Ekspor : 76 Yo — 99Y6
O Ekspor: 51 -75 Ye
Oo Ekspor : « 50 Yo
Jenis Produksi:
0 Mass Production,
Lokasi Pabrik
Provinsi
O Aceh O Lampung
O Banten O Bangka Belitung
O DI Yogyakarta O Bali
O DKI Jakarta O Nusa Tenggara Timur
O Jawa Barat O Nusa Tenggara Barat
O Jawa Tengah O Gorontalo
O Jawa Timur O Sulawesi Barat
O Kalimantan Barat O Sulawesi Tengah
O Kalimantan Timur O Sulawesi Selatan
O Kalimantan Selatan O Sulawesi Tenggara
O Kalimantan tengah O Maluku Utara
O Kalimantan Utara O Maluku
O Sumatera Utara O Papua Barat
O Sumatera Selatan O Papua
O Jambi
- 131-
Bekasi
Bogor
Boyolali
Gresik
Pasuruan
Karawang
Semarang
Sidoarjo
Tangerang
(kota/kab lainnya) ...
Kecamatan “
Apakah di sekitar Anda ada perusahaan lain yang menggunakan fasilitas KB?
0 Ya
O Tidak
O Tidak tahu
Kendaraan
00
Peralatan lainnya
Ternak dan hasilnya
Tanaman buah-buahan dan holtikultura, atau tanaman lain yang
menghasilkan berulang
O Produk layanan intelektual
O Lainnya (sebutkan)
Apakah ada barang modal atau mesin-mesin yang disewa dari pihak lain?:
O Ada
O Tidak
Jika ada, apakah jenis barang modal atau mesin-mesin yang disewa dari pihak lain:
O Bangunan
O Mesin dan perlengkapan
O Kendaraan
O Peralatan lainnya
O Lainnya (sebutkan)
C. Depresiasi/ Penyusutan
Meliputi beban depresiasi yang dikeluarkan perusahaan yang tercatat dalam
laporan keuangan
Tahun pengukuran : “
Misalnya: |
PTA 123456789012345 10
PTB 123456789012345 20
PTE 123456789012345 114
Rumah Tangga: “
Kecil: “
Sedang: “
Besar : “
- 138-
Kecil: “
Sedang: "
Besar : “
Rumah Tangga: “
Kecil: “
Sedang: “
Besar : "
Kecil: “
Sedang: “
Besar : “
Oo Lainnya (sebutkan)
4. Apakah yang akan dilakukan perusahaan jika fasilitas kepabeanan dihilangkan
oleh pemerintah? (pilih yang paling signifikan)
O Lainnya (sebutkan)
Brunei Darussalam
000000
Thailand
Vietnam
Laos
China
Bangladesh
Pakistan
Lainnya (sebutkan)
6. Kendala apa saja yang dihadapi perusahaan dalam pemanfaatan fasilitas KB?
Ketentuan Lartas dan Perizinannya
Ketentuan Perpajakan
Ketentuan Prosedural di DJBC
Pengurusan Izin Usaha Industri
Sistem Aplikasi
Lainnya (Sebutkan) ...
8. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses ekspor dan impor?
PETUNJUK PENGISIAN
NOTA DINAS
NOMOR :....... (Dara.
PETUNJUK PENGISIAN
PETUNJUK PENGISIAN
Nomor (1) diisi nomor surat ketua tim Monitoring dan/atau Evaluasi.
Nomor (2) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (3) diisi alamat kantor Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (4) diisi nama satuan kerja penerbit surat tugas.
Nomor (5) diisi nomor surat tugas.
Nomor (6) diisi tanggal surat tugas.
Nomor (7) diisi nama Penerima Fasilitas TPB.
Nomor (8) diisi periode awal data dokumen kepabeanan dan/atau cukai yang
akan diminta.
Nomor (9) diisi periode akhir data dokumen kepabeanan dan/atau cukai yang
akan diminta.
Nomor (10) diisi periode awal data buku, catatan, laporan, surat yang akan
diminta.
Nomor (11) diisi periode akhir data buku, catatan, laporan, surat yang akan
diminta.
Nomor (12) diisi periode awal data laporan keuangan yang akan diminta.
Nomor (13) diisi periode akhir data laporan keuangan yang akan diminta.
Nomor (14) diisi periode awal data pemberitahuan tahunan (SPT) pajak yang akan
diminta.
Nomor (15) diisi periode akhir data pemberitahuan tahunan (SPT) pajak yang
akan diminta.
Nomor (16) diisi keterangan yang diminta.
Nomor (17) diisi nama ketua tim Monitoring/ Evaluasi
Nomor (18) diisi tanggal diterimanya surat permintaan oleh Penerima Fasilitas
TPB.
Nomor (19) diisi nama pihak yang menerima surat permintaan.
Nomor (20) diisi jabatan pihak yang menerima surat permintaan.
Nomor (21) diisi tanda tangan pihak yang menerima surat permintaan.
- 149-
3. Laporan Mutasi Bahan Baku dan Bahan Penolong sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
Saldo Jumlah | Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode Nama | Satuan Jumlah
barang barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang
barang barang
4. Laporan Posisi Barang dalam Proses (work in process/ WIP) sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
Nama barang Satuan barang Jumlah barang Keterangan
No Kode barang
5. Laporan Mutasi Barang Jadi (Hasil Produksi) sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
Jumlah Saido Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode Nama Satuan
barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang barang
barang barang
-157-
6. Laporan Mutasi Barang Modal dan Barang Lain sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
Jumlah Saldo Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode Nama Satuan
barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang barang
barang barang
7. Laporan Mutasi Barang yang Ditolak (Reject) dan Sisa Proses Produksi (Scrap/ waste) sekurang-kurangnya memuat informasi tentan
Jumlah Saido Jumlah Jumlah Penyesuaian Saldo Hasil Jumlah Keterangan
No | Kode Nama Satuan
barang barang awal pemasukan pengeluaran (adjustment) akhir pencacahan selisih
barang barang
barang barang
- 158-
3) Satuan barang
Satuan barang untuk setiap jenis barang yang dimasukkan
dan/atau dikeluarkan dari suatu tempat penyimpanan ke
tempat penyimpanan lain milik penerima fasilitas gudang
berikat (GB) (contoh: kilogram, gram, dan/atau meter).
4) Jumlah barang
Jumlah barang untuk setiap jenis barang dan satuan barang
yang dimasukkan ke tempat penyimpanan di gudang berikat
(GB).
5) Saldo awal
Saldo awal barang di tempat penyimpanan sebelum ditambah
jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah barang
keluar.
6) Jumlah pemasukan barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dimasukkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas gudang berikat (GB) bukan untuk
tujuan dikeluarkan.
7) Jumlah pengeluaran barang
Jumlah barang untuk setiap satuan barang yang dikeluarkan
dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain
milik penerima fasilitas gudang berikat (GB) bukan untuk
tujuan dikeluarkan.
8) Penyesuaian (adjustment)
Perbaikan pencatatan atas selisih kurang dan/atau selisih
lebih barang jadi (hasil produksi) dengan saldo fisik barang.
9) Saldo akhir
Saldo akhir di tempat penyimpanan setelah saldo awal
ditambah jumlah barang masuk dan/atau dikurangi jumlah
barang keluar.
10) Hasil pencacahan (stock opname)
Jumlah barang pencacahan di tempat penyimpanan.
11) Jumlah selisih
Hasil pengurangan antara saldo akhir dengan jumlah barang
hasil pencacahan.
12) Keterangan
Informasi lain yang perlu ditambahkan.
-161-
Berikut merupakan contoh format IT Inventory, dalam praktiknya tidak harus sama persis seperti lampiran peraturan direktur jenderal ini, selama IT
Inventory tetap dapat menampilkan data sekurang-kurangnya seperti yang diatur dalam lampiran ini mengenai elemen data IT Inventory.
Berikut merupakan contoh format IT Inventory, dalam praktiknya tidak harus sama persis seperti lampiran peraturan direktur jenderal ini, selama IT
Inventory tetap dapat menampilkan data sekurang-kurangnya seperti yang diatur dalam lampiran ini mengenai elemen data IT Inventory.
Berikut merupakan contoh format IT Inventory, dalam praktiknya tidak harus sama persis seperti lampiran peraturan direktur jenderal ini, selama
Inventory tetap dapat menampilkan data sekurang-kurangnya seperti yang diatur dalam lampiran ini mengenai elemen data IT Inventory.
ASKOLANI
-170-
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER-6/BC/2023 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP
PENERIMA FASILITAS TEMPAT PENIMBUNAN
BERIKAT
Umum
Manajemen Risiko dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Penerima Fasilitas TPB
ttd.
ASKOLANI