MPH (Pelaksanaan Jual Beli Di Bawah Tangan)
MPH (Pelaksanaan Jual Beli Di Bawah Tangan)
PROPOSAL
Oleh
TORI ANGIN
2010003600056
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………..
C. Tujuan Penelitian………………………………………………
D. Kegunaan Penelitian…………………………………………..
E. Metode Penelitian………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan bagian dari wilayah suatu negara yang memiliki fungsi yang sangat
penting untuk keberlangsungan suatu negara. Bahkan tanah yang merupakan bagian
dari wilayah dari suatu negara merupakan syarat dari berdirinya sebuah negara. Bagi
bangsa Indonesia yang merupakan suatu negara yang disebut sebagai bangsa agraris
ataupun kepulauan, tanah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam rangka
penyelebggaraan hidup dan kehidupan manusia.1 Hal ini terlihat dalam pasal 33 ayat
(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Thun 1945 yang menyatakan
bahwa: Bumi dan air dan kekayaan alam yang tyerkandung di dalamnya dikuasi oleh
pertanian produktif khususnya di Pulau Jawa yang beralih fungsi menjadi kawasan
tanah pertanian sendiri atau hanya sebagai petani penggarap di tanah milik orang lain.
Luasan tanah pertanian yang dimiliki oleh petani sangat sempit, berakibat pula hasil
1
Maria S.W. Sumardjanto, Tanah Dalam Perspektif Hukum Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Kompas, Jakarta,
2009, hlm. 41.
2
Adrian Sutedi, Peralihan Atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hlm. 112.
Dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur pemerintah melaksanakan
dan wilayah dengan mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah yang baru atau
mendukung percepatan pusat pertumbuhan wilayah yang telah ada atau yang sedang
berkembang.
penduduk Pulau Jawa yang semakin padat (dengan tingkatkehidupannya yang semakin
resmi digunakan pada awal tahun 1946 oleh Pemerintah Republik Indonesia, yaitu
atau luar Jawa dirumuskan dalam satu Konferensi Ekonomi di Kota Yogyakarta,
Dengan demikian program ini merupakan salah satu jalan untuk memecahkan masalah
provinsi Sumatera Barat, memiliki lokasi transmigrasi yang cukup banyak di berbagai
3
Yudohusono, Siswono, Transmigrasi: Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan
Persebaran Yang Timpang. Jakarta: PT. Jurnalindo Aksara Grafika, hlm. 6.
distrik, antara lain: transos (transmigrasi sosial), transad, dan KTM (kota terpadu
berdasarkan pendataan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pesisir
Selatan. Kemajuan perekonomian ini tidak terlepas dari keberhasilan petani khususnya
Namun tidak sedikit pula transmigran yang tidak berhasil khususnya pada tahun-
tahun awal penempatan. Hal ini mengakibatkan banyak transmigran yang pulang
lain.Transaksi jual beli tanah tersebut pada umumnya dilakukan di bawah tangan,yang
seringkali tanpa disertai dengan kuitansi yang menjadi bukti telah terjadinya perbuatan
Ada pula yang dibuat dengan perjanjian jual beli antara para pihak dengan
diketahui oleh saksi-saksi dan kepala desa/kampung setempat. Kenyataan yang terjadi
(Transmigrasi Sosia), sering terjadi transaksi antara pemilik tanah dan pembeli tanpa
suatu bukti apapun. Pemilik tanah (transmigran) menawarkan tanah miliknya kepada
orang lain dan kemudian apabila pembeli telah menyerahkan uang kepada pemilik
tanah, maka pemilik tanah menyerahkan sertifikat tanah yang dimilikinya. Banyaknya
persoalan jual beli di bawah tangan pada lokasi transmigrasi tidak hanya terjadi di
Kabupaten Pesisir Selatan,namun juga terjadi didaerah lain yang menjadi tempat
tujuan penempatan transmigrasi. Hal ini tidak hanya menjadi persoalan lokal daerah
Transaksi jual beli di bawah tangan semacam ini jelas bertentangan dengan
bahwa:
1) Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data
fisik atau data yuridis obyek pendaftaran tanah yang telah terdaftar;
2) Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Kantor Pertanahan.
Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli,
tukar-menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaandan perbuatan hukum pemindahan
hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika
dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Dengan demikian jelas bahwa setiap perbuatan hukum pemindahan hak terhadap
tanah yang telah terdaftar, kecuali lelang harus dibuat dalam bentuk akta oleh PPAT
B. Rumusan Masalah
membuat akta jual beli yang berasal dari jual beli di bawah tangan tanah eks
transmigrasi?
2. Bagaimana keabsahan akta jual beli yang dibuat oleh Pejabat Pembuatan Akta
Tanah (PPAT) yang berasal dari jual beli di bawah tangan dan implikasi terhadap
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas tentunya ada tujuan yang hendak dicapai
oleh penulis dalam melakukan penelitian ini. Adapun tujuan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
(PPAT) dalam membuat akta jual beli yang berasal dari jual bei di bawah
2. Untuk mengetahui keabsahan akta jual beli yang dibuat oleh Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT) yang berasal dari jual di bawah tangan dan implikasi
D. Kegunaan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah diatas tentunya ada kegunaan yang hendak dicapai
oleh penulis dalam melakukan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
diatas.
c. Untuk memberi pengetahuan bagi pihak lain mengenai jual beli dibawah
2. Kegunaan Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini nantinya akan bermanfaat bagi pihak pihak dalam
E. Metode Penelitian
berikut:
1. Spesifikasi Penelitian
2. Metode Penelitian
3. Sumber Data
a. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan
sebagai data utama yang terdiri dari 3 (tiga) bahan hukum, yaitu:
Pokok-Pokok Agraria.
a) Buku-buku
b) Jurnal
b) Kamus hukum
c) website
Untuk memperoleh data, baik data sekunder maupun data primer digunakan
Data yang di peroleh di analisis secara kualitatif yaitu analisis data yang
A. Buku-buku
Adiwinata, Saleh. 1984. Bunga Rampai Hukum Perdata dan Tanah I, Cetakan
B. Peraturan Perundang-undangan.
Agraria (UUPA).
Transmigrasi.
Transmigrasi