Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PENYETELAN RELE DIFERENSIAL SEBAGAI SISTEM

PROTEKSI TRANSFORMATOR 60 MVA DI GARDU INDUK JAJAR


150KV/22KV

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Oleh:
RIZAL AZIZ
D400170066

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PENYETELAN RELE DIFERENSIAL SEBAGAI SISTEM


PROTEKSI TRANSFORMATOR 60 MVA DI GARDU INDUK JAJAR
150KV/22KV

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:
RIZAL AZIZ
D400170066

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Bambang Hari Purwoto,ST.MT


NIK. 654

i
HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS PENYETELAN RELE DIFERENSIAL SEBAGAI SISTEM PROTEKSI


TRANSFORMATOR 60 MVA DI GARDU INDUK JAJAR 150KV/22KV

Oleh
RIZAL AZIZ
D400170066

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu, 2 Februari 2022
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Bambang Hari Purwoto,S.T.,M.T ( )


(Ketua Dewan Penguji)
2.Tindyo Prasetyo,S.T.,M.T
(Anggota I Dewan Penguji)
3.Hasyim Asy’ari,S.T.,M.T
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Rois Fatoni,S.T.,M.,Sc.,Ph.D
NIK. 892

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta,2 Februari 2022


Penulis

RIZAL AZIZ
D400170066

iii
ANALISIS PENYETELAN RELE DIFERENSIAL SEBAGAI SISTEM
PROTEKSI TRANSFORMATOR 60 MVA DI GARDU INDUK JAJAR
150KV/22KV

Abstrak
Transformator adalah komponen utama dan paling penting dalam
distribusi energi listrik yang akan disalurkan kepada konsumen. Dalam
pengoperasiannya transformator sering terjadi gangguan yang dapat
menghambat transformator bahkan dapat merusak transformator tersebut,
sehingga diperlukan sebuah peralatan atau sisitem proteksi yang dapat
mencegah gangguan. Gangguan tersebut dapat ditanggulangi dengan
sistem proteksi. Perlindungan rele diferensial adalah solusi khas untuk
melindungi transformator daya terhadap gangguan karena selektivitasnya,
sensitivitasnya yang tinggi dan respon yang cepat. Proteksi diferensial
didasarkan pada kenyataan bahwa setiap gangguan dalam peralatan listrik
akan menyebabkan arus yang masuk berbeda dengan arus yang keluar.
Dengan demikian, kita dapat membandingkan dua arus baik dalam
besarnya atau dalam fase keduanya dan mengeluarkan keluaran perjalanan
jika perbedaanya melebihi nilai yang sudah disepakati. pola yang
digunakan dengan pengumpulan pengumpulan data yang dilakukan di
gardu induk jajar dan memilih jurnal yang berkaitan dengan jalanya
penelitian sebagai acuan. Perhitungan matematis dilakuakan secara
manual setelah semua data terkumpul. Pada sisi tegangan 150kV arus
rating yang didapat sebesar 254,045 A dan pada sisi tegangan 22kV arus
yang didapat sebesar 1732,06 A. bersumber pada perhitungan hasil uji,
dalam menentukan ratio trafo arus yang digunakan. Pada segi 150kV
digunakan 300:1 A dan segi 22kV digunakan 2000:5. Hasil perhitungan
arus setting yang diperoleh sebesar 0,318 A.
Kata Kunci: Transformator, sistem proteksi, rele diferensial.

Abstract
The transformer is the main and most important component in the
distribution of electrical energy to be distributed to consumers. In the
operation of the transformer, disturbances often occur which can inhibit
the transformer and even damage the transformer, so an equipment or
protection system is needed that can prevent interference. These
disturbances can be overcome with a protection system. Differential relay
protection is a typical solution to protect power transformers against
interference due to its selectivity, high sensitivity and fast response.
Differential protection is based on the fact that any disturbance in
electrical equipment will cause the incoming current to be different from
the outgoing current. Thus, we can compare the two currents either in
magnitude or in phase or both and output a trip if the difference exceeds a
predetermined value. The method used is data collection carried out at the
Jajar Substation and selecting journals related to the research net as a
reference. Mathematical calculations are done manually after all data is
collected. On the voltage side of 150kV the ratting current obtained is

1
254.045 A and on the voltage side of 22kV the ratting current obtained is
1732.06 A. This is based on the calculation of the test results, in
determining the CT ratio the ratting current will be used as appropriate
consideration in determining the CT ratio used. . On the 150kV side of the
transformer, 300:1 A is used and on the 22kV side, 2000:5 is used. The
results of the calculation of the setting current obtained are 0.318A.
Keywords: Transformer, Protection, Differential Relay.

1. PENDAHULUAN
Transformator adalah komponen utama dan paling penting pada penyaluran energi
listrik yang akan disalurkan kepada konsumen. Energi listrik yang diterima
konsumen melalui sistem tenaga listrik. Power Plant, Transmission system,
Distribution system merupakan bagian struktur sistem tenaga listrik. Dalam
pengoperasiannya transformator sering terjadi gangguan yang dapat menghambat
bahkan dapat merusak transformator tersebut, sehingga diperlukan sebuah peralatan
atau sistem proteksi yang dapat mencegah gangguan.
Transformator daya adalah bagian dari instrumen stasioner yang memiliki dua
lilitan atau lebih, melalui induksi elektromagnetik, mengonversikan bentuk tegangan
beserta arus bolak-balik menjadi bentuk tegangan dan arus lain yang rata-rata
memiliki angka dan frekuensi yang berbeda dengan tujuan mentranmisikan tenaga
listrik.(Ashish Chauh & Sunil Kumar.,2016) transformator daya biasa di tempatkan
pada gardu induk. Transformator daya tersusun dari bagian inti yang berbahan besi.
Bagian lainya berupa kumparan yang terbagi menjadi 2 yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder.
Proteksi adalah salah satu bentuk pengamanan terhadap instrumen listrik yang
sangat berguna agar dapat menghindari kerusakan paralatan yang terjadi dan juga
menjaga kestabilan dalam penyaluran tenaga listrik. Pengamanan diharuskan bisa
bereaksi secepat mungkin dan selektif dalam memutus arus gangguan yang
muncul..(Yuniarto,Arkhan Subari,dkk 2015).
Transformator sesekali dapat terjadi gangguan, karena itu transformator
tersebut harus ditunjang dengan pengamanan yang digunakan sesuai kebutuhan.
Pengaman tersebut dapat berupa relai proteksi. Relai diferensial merupakan relai
proteksi yang digunakan untuk perlindungan pada transformator.

2
Proteksi diferensial telah digunakan sebagai proteksi utama untuk sebagian
besar transformator daya. Proteksi diferensial didasarkan pada kenyataan bahwa
setiap gangguan dalam peralatan listrik akan menyebabkan arus yang masuk berbeda
dengan arus yang keluar. Dengan demikian, kita dapat membandingkan dua arus baik
dalam besarnya atau dalam fase keduanya dan mengeluarkan keluaran perjalanan jika
perbedaannya melebihi nilai yang telah ditentukan sebelumnya. (A.M Mahmoud et
al., 2012)

Gambar 1. Rele Diferensial

Perlindungan diferensial adalah solusi khas guna melindungi transformator


daya terhadap gangguan karena selektivitasnya, sensitivitasnya yang tinggi dan
respon yang cepat.(Ahmed Hosny & Vijay K Sood.,2014). Rele diferensial
beroperasi tanpa membutuhkan sinkronisasi dengan relai lainnya, sehingga kerja
relai ini tidak membutuhkan durasi yang lama dan relai diferensial sangat selektif
dalam bekerja.
Agar transformator dapat bekerja semaksimal mungkin maka transformator
tersebut harus dilindungi dengan sistem proteksi berupa relai diferensial. Untuk
menjauhi kejadian yang merugikan, transformator harus ditunjang dengan penyetelan
rele diferensial yang tepat pada transformator.

2. METODE
Dalam penyususanan tugas akhir ini memerlukan beberapa langkah sebagai berikut:
2.1 Studi Literatur
Studi literature dilaksanakan melalui dimulainya suatu tahapan dalam memperoleh
gambaran dalam melaksanakan penelitian dengan mencari literature melalui jurnal
yang tersedia, serta buku dan karya keilmuan yang berkaitan dengan rele diferensial.
2.2 Pengumpulan Data

3
Pengumpulan data yang dibutuhkan dilakukan di Gardu Induk Jajar dan PT PLN
ULTG Surakarta.
2.3 Pengolahan Data
Perhitungan matematis dilakukan secara manual setelah semua data terkumpul
dengan menggunakan rumus yang sudah ada sebagai berikut :
2.3.1 Ratio Trafo arus (CT)
Dalam menentukan rasio trafo arus diperlukan perhitungan arus nominal terlebih
dahulu.untuk menghitung arus ratting. Diterimanya arus normal sejumlah maksimum
ialah arus nominal. dalam mencari ratio CT digunakan persamaan dibawah ini :
Iratting = ………..(1)

Inominal = ………..(2)

S= Daya tersalur (MVA)


V=Tegangan pada sisi Primer dan Sekunduer (V)
2.3.2 Eror Missmatch
Eror mismatch adalah ketidakcocokan antara ratio CT hasil perhitungan dengan ratio
CT yang ada di dapasaran, ketidakcocokan tersebut mengakibatkan kesalahan-
kesalahan pembacaan arus pada sisi primer dan sisi sekunder, dengan ketentuan eror
tidak melebihi 5%. Dalam mecari eror mismatch digunakan persamaan dibawah ini :

Eror Mismatch = % ………..(3)

Dimana :
=

CT(ideal) = Traro Arus Ideal


= Tegangan Sisi Tinggi
= Tegangan Sisi Rendah
2.3.3 Arus Sekunder CT

4
Arus sekunder CT merupakan arus yang berasal dari keluaran trafo arus . untuk
menghitung arus sekunder digunakan persamaan dibawah ini :
Isekunder = ………..(4)

2.3.4 Arus Diferensial


Arus selisih antara arus sekunder CT pada bagian sisi tegangan tinggi 150kV dengan
arus sekunder CT pada sisi tegangan rendah 22kV biasa disebut arus diferensial,
dalam menentukan arus diferensial digunakan persamaan dibawah:
………..(5)

Dimana :
= Arus Diferensial (A)
I1 = Arus Sekunder pada sisi Sekunder 150kV
I2 = Arus Sekunder pada sisi Sekunder 22kV
2.3.5 Arus Restain
Arus restain merupakan arus yang didapat dari arus sekunder trafo arus pada sisi
tegangan tinggi dan pada sisi tegangan rendah, Untuk mendapatkan arus restain
digunakan persamaan dibawah ini :
………..(6)

Dimana :
= Arus Sekunder
= Arus Sekunder
2.3.6 Persentase Slope
Untuk mendapatkan persentase Slope digunakan persamaan dibawah ini :
Persentase Slope 1 :
………..(7)
Slope1 =

Persentase Slope 2 :
………..(8)
Slope2 =

Dimana :
Slope 1: Setting Kecuraman 1 (%)
Slope 2: Setting Kecuraman 2 (%)

5
: Arus Diferensial (A)
: Arus Penahan (A)
2.3.7 Arus Setting Rele Differensial
Untuk mendapatkan arus setting rele diferensial digunakan rumus :
Iset = % Slope x Ir ………..(9)

Dimana :
%Slope : Setting kecuraman(%)
Ir : Arus Penahan (A)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada Bagian ini berisi data yang didapat pada saat penelitian dan berupa perhitungan
matematis secara manual.
3.1 Data Pendukung
3.1.1 Data Transformator dan spesifikasinya
Tebel 1. Data Transformator dan spesifikasinya
DATA TRANSFORMATOR
Merk PAUWELS
Serial Number 3011160
Rated Power 60 MVA
Primary Side Voltage 150 kV
Secondary Side Voltage 22 kV
Year Of Manufactured 2017
Frequency 50 Hz
Impedance 12.16%
Conection Symbol YNynO(d)
Colling ONAN/ONAF
Standard IEC 60076
3.1.2 Spesifikasi Trafo Arus (CT)
Trafo arus ( CT) merupakan instrument suatu sistem tenaga listrik berbentuk trafo
yang digunakan dalam pengukuran arus yang besarnya dapat mencakup ratusan

6
ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. CT dalam Sistem
tenaga listrik diperuntukan untuk keperluan pengukuran dan proteksi.
3.1.3 Spesifikasi Rele Diferensial
Rele diferensial adalah rele yang cara kerjanya dengan membandingkan arus yang
masuk dan arus yang keluar. Ketika terjadi perbedaan maka rele akan membaca
terjadinya selisih nilai arus dan perbedaan besar fasa ( stabilitas arus ).Dibawah ini
merupakan table spesifikasi rele diferensial :
3.2 Perhitungan Matematis
Perhitungan matematis diperlukan rumus dalam pencarian nilai ratio CT pada trafo
dengan perhitungan pada arus nominal dan arus ratting, lalu dilakukannya
perhitungan nilai eror Missmatch, menetapkan arus sekunder CT, arus diferensial,
arus Penahan, persentase slope, arus setting rele diferensial, kemudian menghitung
ketika berlangsungnya arus gangguan yang menyebabkan relai diferensial bekerja.
3.2.1 Ratio Trafo Arus (CT)
Perhitungan Rastio CT dilakukan dengan menetapkan arus nominal pada sisi primer
bersama dengan sisi sekunder, lalu menghitung arus ratting. Arus ratting diperlukan
dalam menetukan nilai ratio CT.
Perhitungan arus Nominal pada 150KV/22KV:
Tegangan 150KV:
= = 230,95 A

Tegangan 22KV:
= = 1574,60 A

Perhitungan Arus Ratitng pada 150KV/22KV


Tegangan 150 KV:
= 110% X 230,95 = 254,045 A
Tegangan 22 KV:
= 110% X 1574,60 = 1732,06 A
Hasil yang telah diperoleh dari hasil kalkulasi arus nominal pada sisi primer
150 kV yaitu sebesar 230,95 A dengan arus nominal sebesar 1574,60 A pada sisi
sekunder 22kV. Pada arus ratting sebesar 254,045 A di sisi primer 150kV dengan
arus ratting sebsesar 1732,06 A pada sisi sekunder 22kV. Bersumber pada perician

7
tersebut dapat diputuskan bahwa rasio CT yang akan digunakan transformator pada
sisi primer dan sekunder. 300:1 untuk tegangan 150kV dan adalah 2000: 5 untuk
tegangan 22kV.
3.2.2 Eror Mismatch
Dalam menetukan eror mismatch bisa ditetapkan karena dilakukannya
perbandiangan antara CT ideal dengan yang ada dipasaran. Dalam melakukan
perbandingan besar rasio yang digunakan tidak boleh melebihi 5%
Perhitungan Eror Mismatch Pada sisi Tegangan 150kV:
(Ideal) = ………(10)

(Ideal) = = 58,67 A

Eror Mismatch = = 0,195 %

Perhitungan Eror Mismatch Pada sisi Tegangan 22kV:


(Ideal) = ………(11)

(Ideal) = = 2045,45 A

Eror Mismatch = = 1,023 %

Hasil yang telah diperoleh sebesar 58,67 A pada ideal dengan angka Eror
mismatch sebesar 0,195 % dan pada Ideal yaitu 2045,45 A dengan nilai Eror
Mismatch sebesar 1,023% Hasil keduanya masih dibawah parameter yang sudah
ditentukan sebesar 5%.
3.2.3 Arus Sekunder CT
Dibawah ini merupakan perhitungan arus sekunder CT:
Perhitungan arus sekunder CT pada sisi 150kV:
Isekunder = =0,769 A

Perhitungan arus sekunder CT pada sisi 22kV:


Isekunder = =0,787 A

Hasil yang telah diperoleh telah diketahui sebesar 0,769 A pada keluaran dari
trafo arus pada sisi primer sedangkan sisi sekunder sebesar 0,787 A
3.2.4 Arus Diferensial

8
Arus diferensial ialah arus yang berasal dari hasil reduksi arus sekunder CT di sisi
primer dengan sisi sekunder. dibawah ini merupakan perhitungan arus Diferensial :
Perhitungan Arus Diferensial :
= 0,787 – 0,769 = 0,018A
Hasil yang telah diperoleh diketahui perbedaan bahwa nilai antara arus
sekunder dengan didapatkan jarak senilai 0,018 A, dengan jarak yang ada,
bisa dijadikan acuan untuk setting rele diferensial.
3.2.5 Arus Restain pada CT
Dibawah ini merupakan perhitungan arus Restain:
Perhitungan Arus Restain :
= = 0,778 A

Hasil yang diperoleh arus restain (penahan ) sebesar 0,778 A. Sisi tegangan
primer maupun sekunder terjadi perbedaan rasio CT yang dipengaruhi ratio pada
transformator. Sehingga terjadi perubahan arus CT pada sisi primer maupun
sekunder dan menyebabkan nilai arus diferensial dan arus penahan berubah.
3.2.6 Persentase Slope
Perhitungan Persentase Slope 1:
Slope 1: = 2,31 %

Perhitungan Persentase Slope 2:


Slope 2 = = 4,63 %

Hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan persentase slope 1 diketahui


bernilai 2,31% dan Slope 2 bernilai 4,63%. Ditentukanya differential current dengan
arus restain agar dapat bekerja dalam kondisi normal dan terhadap gangguan internal
merupakan tugas Slope 1, pada slope 2 saat terjadi gangguan external tidak akan
bereaksi.
3.2.7 Arus Setting Rele Diferensial
Perhitungan Arus Setting rele diferensial :
Iset = 2,31% x 0,778 = 0,018 A
Dengan dilakukannya pengkalian diatas antara slope dan Irestain didapat hasil
perhitungan nilai arus setting sebesar 0,018 A, penyetelan rele differensial di

9
pengaruhi beberapa faktor seperti penyimpangan CT (10%), arus eksitasi (1%),
mismatch eror (4%),aspek keamanan(5%), dan kesalahan sadapan (10%) maka dari
itu menghasilkan 0,3 A yang merupakan standart PLN. dengan mempertimbangkan
beberapa factor tersebut. Maka hasil sebesar 0,318 A merupakan hasil penyetelan
arus setting. penyetelan relai arus setting standart PLN dari hasil 0,3 A +0,018 A.
3.2.8 Perbandingan Antara Hasil Uji dengan Perhitungan Matematis
PERBANDINGAN
Perhitungan Hasil Uji

I1 0,769 A 0,6 A
I2 0,787 A 1,25 A
Id(Differential Current) 0,018 A 0,65 A
Ir(Restain Current) 0,778 A 0,925 A
iSet(Setting Current) 0,318 A 0,3 A

Dari keluaran yang telah ditetapkan, terdapat selisih angka di perhitungan hasil
pengujian disebabkan hasil dari pengujian karakteristik relai diferensial. Pada arus
sekunder CT terdapat selisih nilai antara arus sekunder CT(I1) sisi 150kV sebesar
0,769 A dengan arus sekunder CT (I2) sisi 22kV sebesar 0,787 A begitu juga pada
hasil uji pada arus sekunder CT1 sisi 150kV sebesar 0,6 A dan arus Sekunder CT2
sisi 22kV sebesar 1,25 A. Oleh sebab itu differential Current sebesar 0,018 A pada
hasil perhitungan, hasil perhitungan matematis differential current digunakan untuk
perbandingan dari nilai arus setting pada saat kondisi normal sedangkan 0,65 A pada
hasil uji. Selisih antar I1 dan I2 bisa disebut arus differensial. Diffrential Current
digunakan sebagai tolak ukur nilai arus setting relai diferensial saat waktu yang
wajar. Pada keluaran restain current bagian perhitungan sebesar 0,778 A. sedangkan
0,925 A untuk hasil uji. Setting current hasil perhitungan sebesar 0,318 A dan 0,3
untuk hasil pengujian. Hasil keduanya tidak terdapat jarak yang sangat jauh,
sehingga relai dapat beroperasi secara maksimal. Hasil uji lapangan, suatu kendala
dan manusia tak lepas dari kesalahan yang menyebabkan perbedaan yang terjadi.
3.2.9 Perhitungan Gangguan Pada Trasnformator
Perhitungan yang terjadi gangguan pada transfrmator dengan persaaman dibawah ini:
………(12)

10
………(13)

Dimana :
If relay = Arus gangguan yang dibaca rele
If = Arus yang masuk Pada rele
I2fault = Arus Sekunder CT2 saat gangguan
CT2 = Rasio CT2
I2 = Arus Sekumder CT2 sebelum gangguan
Id = Arus Diferensial
I1 = Arus Sekunder CT1
Menentukan Arus maksimum yang diperbolehkan mengalir pada sisi tegangan
rendah. nilai arus diferensial menjadi 0,318 yang disebabkan arus hubung singkat
dengan menggunakan persamaan:

= 0,769 + 0,318
= 1,087 A

= 1,087 0,787
= 0,856 A

= 0,856 2000
= 1712 A
Dengan hasil perhitungan yang didapat arus yang diperbolehkan menyalurkan
secara maksimum pada sisi tegangan rendah sebesar 1712 A ketika nilai arus setting
diferensial 0,318 A. jika pada saat arus masuk melebihi 1712 A maka rele akan
bekerja. Menghitung arus gangguan sebesar 3800 A pada sisi tegangan 22 kv:

11
= 3800

= 1,9 A

= 2,41 A

= 2,41 - 0,769
= 1,64 A
Dengan hasil perhitungan yang didapat arus gangguan bernilai sebesar 2,41 A
dan arus diferensial sebesar 1,64 A. dikarenakan differential current melebihi arus
setting maka rele diferensial akan aktif.
Menghitung arus gangguan sebesar 1500 A pada sisi tegangan 22kV :

= 1500

= 0,75 A

= 0,952 A

= 0,952 - 0,769
= 0,183 A
Dengan hasil perhitungan yang didapat arus gangguan bernilai sebesar 0,952 A
pada differential current sebesar 0,183 A. dikarenakan differential current tidak
melebihi arus setting maka rele diferensial tidak akan aktif.

4. PENUTUP
Dapat disimpulkan dari hasil perhitungan dan uraian di atas dengan penelitian yang
dilaksakan di Gardu Induk Jajar, sebagai berikut : Relai diferensial akan beroperasi

12
jika nilai arus diferensial melampaui arus setting dan apabila arus diferensial tidak
melebihi arus seting maka rele tidak akan bekerja. Perlindungan diferensial adalah
solusi khas untuk melindungi transformator daya terhadap gangguan karena
selektivitasnya, sensitivitasnya yang tinggi dan respons yang cepat. Menentukan
Ratio CT ideal dapat dilakukan dengan menentukan arus ratting.untuk menetukan
arus ratting dilakukan dengan cara menghitung arus nominal pada tranformator.
Dalam menentukan eror mismatch dilakukan dengan membandikangkan ratio CT
ideal dengan yang ada di pasaran, dengan mempertimbangkan tidak melampaui 5%
dari ratio yang ditentukan. Arus nominal yang disalurkan secara maksimum pada sisi
tegangan rendah tidak dapat melebihi 1712 A. jika pada saat arus masuk melebihi
1712 A maka rele akan bekerja. Perhitungan arus seting didapat dari perhitungan
sebesar 0,318 A, diharapkan sistem proteksi berjalan secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Hosny & Vijay K.Sood(2014).Transformer Differential Protection With
Phase Angle Difference Based Inrush Resstaint, Electri, Power System
Research, Vol.115,Pages 57-64,Oshawa,Canada.
A.M.Mahmoud,M.F.El-Naggar,dkk.(2012).A New Technique For Power
Transformer Protection Based On Transient Components.Energy. Procedia
14(2012) 318-324. Faculty Of Engineering, Electrical Power And Machines
Deparment, Helwan University, ISherif Helwan, Cairo, Egypt.
Ashish Chauhan & Sunil Kumar (2016). Analysis Of Modern Digital Differential For
Power Transformer. International Journal Of Enineering Sciences &
Management Research , 3.(1).
C.Booth & K.Bell (2013). Protection Of Transmission And Distribution (T&D)
Networks.University Of Strathclyde, United Kingdom.
Haihui Song, Fangming Zhao,dkk(2012). Simulation Study On Internal Fault Of
Transformer. Physic Procedia 25(2012) 459-464,Shanghai Second Polytechnic
University,Shanghai,China.
M.S.El-Bages (2011). Improvement Of Digital Differential Relay Sensitivity For
Internal Ground Faults In power Transformers. International Organization On
TPE, 3(8), 1-5, Cairo, Egypt
Elvy Sahnur Nasution, Faisal Irsan Pasaribu,dkk(2019).Rele Diferensial Sebagai
Proteksi Pada trasnformator Daya Pada Gardu Induk, Program Studi Teknik
Elektro Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara , Jurusan Teknik Elektro
Universitas Islam Sumatera Utara, Ready Star 2(1).
Yuniarto,Arkhan Subari,dkk(2015).Setting Relay Diferensial pada Gardu Induk

13
Kaliwungu Guna menghindari Kegagalan Proteksi,Transmisi 17(3),2015, PSD
III Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro Universitas Diponegoro .
Subianto (2016).Studi Sistem Proteksi Rele Diferensial Pada Transformator PT.PLN
Persero Keramasan Palembang, Jurnal Surya Energy, Program Studi Teknik
Elektro Universitas Palembang.

14

Anda mungkin juga menyukai