Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

DISUSUN OLEH:

ILDA KHAIRUNNISA

J011191016

Dosen Pengampu: drg. Nursyamsi, M. Kes.

BLOK EPIDEMIOLOGI, MANAJEMEN, DAN KEBIJAKAN


KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Judul Karya : Pandangan Tentang JKN


Jenis Karya : Karya tulis ilmiah
Nama Penulis : Ilda Khairunnisa
Institusi : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa memang benar karya
dengan judul tersebut diatas merupakan karya orisinalitas dan belum pernah
dipublikasikan dan/atau dilombakan dalam kegiatan tertentu. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan yang sebenar-benarnya dan apabila terdapat
pelanggaran didalamnya maka saya bersedia diberikan konsekuensi dalam bentuk
tanggung jawab saya.

Makassar, 08 Maret 2022

Penulis

Ilda Khairunnisa

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)”. Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan sejumlah referensi sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.

Wassalamualaikum wr. wb.

Makassar, 08 Maret 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN .........................................................................ii

KATA PENGANTAR ................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................iv

ABSTRAK ....................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

2.1 Pengertian JKN......................................................................................3

2.2 Prinsip dan Tujuan JKN .......................................................................4

2.3 Manfaat JKN.........................................................................................5

2.4 Pandangan Masyarakat Mengenai JKN................................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................10

3.1 Kesimpulan.........................................................................................10

3.2 Saran....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

iv
Abstrak

Pendahuluan: Beberapa tahun terakhir pembangunan kesehatan di Indonesia


berkembang secara signifikan. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program
Jaminan Kesehatan Nasional yang ditujukan untuk pemenuhan cakupan kesehatan
semesta pada 1 Januari 2014. Cakupan kesehatan semesta berarti bahwa semua
orang dan masyarakat dapat menggunakan layanan kesehatan yang dibutuhkan
(layanan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif)
dengan kualitas yang cukup dan efektif serta tidak menyulitkan pengguna secara
finansial. Upaya tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat
pada pelayanan kesehatan yang komprehensif, bermutu, dan merata bagi seluruh
rakyat Indonesia. Melalui peningkatan cakupan JKN diharapkan seluruh
masyarakat Indonesia mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan yang lebih
baik.

Kata kunci: Jaminan Kesehatan Nasional, Kesehatan Masyarakat.

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir pembangunan kesehatan di Indonesia berkembang


secara signifikan. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Jaminan
Kesehatan Nasional yang ditujukan untuk pemenuhan cakupan kesehatan semesta
pada 1 Januari 2014. Cakupan kesehatan semesta berarti bahwa semua orang dan
masyarakat dapat menggunakan layanan kesehatan yang dibutuhkan (layanan
yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif) dengan kualitas
yang cukup dan efektif serta tidak menyulitkan pengguna secara finansial. Upaya
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan
kesehatan yang komprehensif, bermutu, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui peningkatan cakupan JKN diharapkan seluruh masyarakat Indonesia
mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik.1

Tujuan utama program JKN adalah meningkatkan aksesibilitas masyarakat


terhadap pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan. Salah satu manfaat yang
dijamin JKN adalah pelayanan rawat jalan. Jika pemanfaatan tersebut semakin
baik dirasakan oleh semua lapisan adalah harapan atau gambaran ideal dan
merupakan indikator tercapainya program JKN. Berdasarkan data Survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2018, penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan dan terganggu dengan keluhan tersebut sebanyak 12,98 persen pada
tahun 2018. Dari jumlah tersebut yang berobat jalan sebesar 38,39 persen dan
yang menggunakan jaminan kesehatan untuk berobat jalan sebesar 37,64 persen.
Padahal morbiditas atau angka kesakitan sangat penting dibandingkan dengan
angka kematian. Apabila angka kesakitan meningkat akan berdampak kepada
peluang angka kematian yang juga akan meningkat.1

Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas secara terperinci
terkait dengan pandangan tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan ini berupa bagaimana pandangan masyarakat
tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut


mengenai peran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian JKN

Di dalam Naskah Akademik UU SJSN tahun 2004 disebutkan bahwa


Program Jaminan Kesehatan Nasional, disingkat Program JKN, adalah
suatu program pemerintah dan masyarakat dengan tujuan memberikan
kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat
Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan
sejahtera. UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (UU SJSN) tidak menetapkan definisi atau pengertian JKN
dalam salah satu ayat atau pasalnya. Dengan merangkai beberapa pasal
dan ayat yang mengatur tentang program jaminan sosial, manfaat, tujuan
dan tatalaksananya, dapat dirumuskan pengertian Program Jaminan
Kesehatan Nasional sebagai berikut: “Program jaminan sosial yang
menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan
dasar kesehatan yang diselenggarakan nasional secara bergotong-royong
wajib oleh seluruh penduduk Indonesia dengan membayar iuran berkala
atau iurannya dibayari oleh Pemerintah kepada badan penyelenggara
jaminan sosial kesehatan nirlaba - BPJS Kesehatan.”

Dua Peraturan Pelaksanaan UU SJSN, yaitu Peraturan Pemerintah No.

101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.1

dan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan


menetapkan bahwa yang dimaksud dengan: “Jaminan Kesehatan adalah
jaminan berupa perlindungan kesehatan agar Peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.” Manfaat
yang dijamin oleh Program JKN berupa pelayanan kesehatan perseorangan
yang komprehensif, mencakup pelayanan peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) termasuk obat dan bahan medis. Pemberian
manfaat tersebut dengan menggunakan teknik layanan terkendali mutu dan
biaya (managed care).

2.2 Prinsip dan Tujuan JKN

2.2.1 Prinsip JKN


JKN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi

sosial dan prinsip ekuitas.


Prinsip asuransi sosial meliputi:
(1) kegotongroyongan antara peserta kaya dan miskin, yang sehat dan sakit,
yang tua dan muda, serta yang beresiko tinggi dan rendah;
(2) kepesertaan bersifat wajib dan tidak selektif;
(3) iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan untuk pekerja yang
menerima upah atau suatu jumlah nominal tertentu untuk pekerja yang
tidak menerima upah;
(4) dikelola dengan prisip nirlaba, artinya pengelolaan dana digunakan
sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta dan setiap surplus akan
disimpan sebagai dana cadangan dan untuk peningkatan manfaat dan
kualitas layanan.

Prinsip ekuitas, yaitu kesamaan dalam memperoleh pelayanan sesuai


dengan kebutuhan medis yang tidak terkait dengan besaran iuran yang
telah dibayarkan. Prinsip ini diwujudkan dengan pembayaran iuran sebesar
persentase tertentu dari upah bagi yang memiliki penghasilan dan

pemerintah membayarkan iuran bagi mereka yang tidak mampu.


Kepesertaan wajib berlaku pula bagi pekerja asing yang bekerja sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan di Indonesia.2
2.2.2 Tujuan JKN

4
Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.2

2.3 Manfaat JKN

Manfaat JKN adalah pelayanan kesehatan perorangan menyeluruh


yang mencakup pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pelayanan
pencegahan penyakit, (preventif), pengobatan dan perawatan (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), termasuk obat dan bahan medis habis

pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Pelayanan


kesehatan perorangan tersebut terdiri atas manfaat medis dan manfaat non
medis. Klasifikasi pelayanan didasari atas perbedaan hak peserta karena
adanya perbedaan besaran iuran yang dibayarkan.2
A. Manfaat medis
Manfaat medis tidak terikat besaran iuran. Seluruh Peserta JKN berhak atas

manfaat medis yang sama sesuai dengan kebutuhan medisnya. Manfaat medis
mencakup penyuluhan kesehatan, konsultasi, pemeriksaan penunjang
diagnostik, tindakan medis dan perawatan, transfusi, obat-obatan, bahan medis
habis pakai, rehabilitasi medis, pelayanan kedokteran forensik serta pelayanan
jenasah. Manfaat medis diberikan secara berjenjang, yaitu pelayanan
kesehatan non spesialistik diberikan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
pelayanan kesehatan spesialistik dan sub-spesialistik diberikan di fasilitas
kesehatan tingkat lanjutan.2
B. Manfaat non-medis
Sebaliknya, manfaat non medis terikat besaran iuran. Manfaat non medis

meliputi akomodasi layanan rawat inap dan ambulans. Akomodasi layanan


rawat inap terbagi atas tiga kelas ruang perawatan, dari kelas tertinggi ke kelas
terendah, yaitu kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Peserta yang menginginkan kelas
perawatan yang lebih tinggi dari pada haknya, dapat meningkatkan haknya

5
dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih
antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dengan biaya yang harus
dibayar akibat peningkatan kelas perawatan. Peserta Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan tidak diperkenankan memilih kelas yang lebih tinggi dari
haknya. Dalam hal ruang rawat inap yang menjadi hak Peserta penuh, Peserta
dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama tiga hari
perawatan. BPJS Kesehatan membayar kelas perawatan Peserta sesuai hak
Peserta. Bila ruang rawat inap yang menjadi haknya telah tersedia, Peserta
wajib menempati ruang rawat inap yang menjadi haknya. Bila setelah tiga hari
ruang rawat inap yang menjadi hak Peserta tidak tersedia, maka selisih biaya
menjadi tanggung jawab Fasilitas Kesehatan. Fasilitas kesehatan dapat
merujuk Peserta tersebut ke fasilitas kesehatan yang setara atas persetujuan
Peserta.2
Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan
kondisi tertentu yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan. Tidak seluruh
pelayanan kesehatan dijamin oleh JKN. Peserta perlu mengenal pelayanan
yang dijamin dan pelayanan yang tidak dijamin, serta syarat dan ketentuan
yang berlaku pada penyelenggaraan JKN.2

Manfaat JKN diatur dalam:2

(1) UU SJSN Pasal 22 dan 23;


(2) Peraturan Presiden Tentang Jaminan Kesehatan Pasal 20, 21, 24, 25, dan 26;
(3) Peraturan Presiden Tentang Perubahan PerPres Jaminan Kesehatan Pasal 22,
23, 25, 26, 27A, 27B, 28;
(4) Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 Pasal 13 sampai dengan
Pasal 21.

2.4 Pandangan Masyarakat Mengenai JKN

Gambaran persepsi mengenai pelayanan kesehatan menunjukkan


bahwa sebanyak 70% warga memiliki persepsi yang positif. Namun,

6
persepsi yang positif tidak sejalan dengan keikutsertaan JKN, dimana
90,5% warga yang memiliki persepsi pelayanan kesehatan positif, tidak
memiliki status keikutsertaan JKN. Menurut Notoatmodjo, semakin
banyak informasi yang diberikan seseorang tentang suatu pelayanan
kesehatan dengan jelas melalui tenaga yang dipercaya, akan meningkatkan
penggunaan JKN yang disediakan. Namun, berdasarkan temuan
Laturrakhmi, dkk sikap masyarakat terhadap JKN hanya sekedar
menerima informasi saja tanpa adanya keinginan untuk melakukan
perubahan perilaku atas penggunaan JKN. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya sosialisasi mengenai keikutsertaan JKN belum tentu akan merubah
masyarakat pada program JKN meskipun masyarakat memiliki persepsi
pelayanan kesehatan positif. Maka dari itu, apabila persepsi dari suatu
program kurang baik, maka dapat meningkatkan perilaku untuk tidak
memanfaatkan puskesmas ataupun layanan kesehatan lainnya.3

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati & Rachmayanti


menemukan bahwa salah satu faktor penyebab rendahnya kepesertaan
JKN adalah kurangnya pengetahuan masyarakat, sehingga masyarakat
tidak memahami dan tidak menyadari pentingnya JKN. Rendahnya
pengetahuan warga mengenai JKN dapat disebabkan oleh sosialisasi yang
kurang terkait prosedur pendaftaran, penggunaan, iuran, dan manfaat JKN,
sehingga warga menjadi pasif. Kurangnya informasi yang dimiliki warga
mengenai prosedur pendaftaran, jumlah iuran, serta cara penggunaan
membuat warga tidak betul-betul memahami JKN. Masalah ini dapat
diatasi dengan lebih meningkatkan sosialisasi terhadap manfaat dan
prosedur JKN agar warga terpapar dengan informasi yang benar dan
terpercaya. Dalam pengabdian dan intervensi yang dilakukan difokuskan
unurk meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga harapannya dapat
meningkatkan pula keikutsertaan masyarkat dlaam JKN. Selain itu,
berdasarkan penelitian oleh Bayat, dkk ditemukan bahwa edukasi berbasis
Health Belief Model memiliki hasil yang positif dan signifikan dalam

7
meningkatkan kesadaran dan persepsi individu terhadap kesehatan.
Edukasi dan sosialisasi untuk mengatasi masalah rendahnya keikutsertaan
JKN tidak dapat difokuskan pada prosedur pendaftaran atau penggunaan
JKN saja, namun harus mencakup edukasi mengenai faktor risiko
penyakit-penyakit yang ditanggung biaya pengobatannya oleh JKN.
Dengan begitu masyarakat akan lebih sadar akan pentingnya kepesertaan
dan keikutsertaan menjadi bagian dari JKN.3

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari program


Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN). JKN bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-undang No.40 Tahun 2004, yang bertujuan melindungi
Penduduk Indonesia dalam sistem Asuransi sehingga dapat memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Salah satu prinsip dari JKN adalah kepesertaan bersifat wajib, yang artinya
seluruh Penduduk Indonesia harus menjadi peserta JKN (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, 2004). Adapun manfaat dari JKN seperti yang tertuang dalam Undang-
Undang No. 40 Tahun 2004 adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bukan
hanya pelayanan kesehatan yang berupa kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga
mencakup pelayanan promotif dan preventif, termasuk obat-obatan dan bahan
medis habis pakai yang diperlukan. Pelayanan kesehatan yang dimaksud di sini
adalah pelayanan kesehatan yang terdiri atas manfaat medis dan manfaat non
medis.

3.2 Saran
Pembahasan terkait pandangan tentang Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) ini tidak hanya sebatas pada apa yang tertera di dalam makalah ini.
Diperlukan penjelasan lebih lanjut berdasarkan pada sumber-sumber yang
terpercaya dan mengikuti perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Fadly F, Vianny O. The Utilization of national health insurance 2018 in riau


province. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2019: 8(4); 164-6.
2. Putri AE. Paham JKM Jaminan Kesahata Nasional. Ed.4. Friedrich-Ebert-
Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia. 2014: pp. 7-8, 36, 59-52.
3. Rohmatullailah D, Agustina D, Rahmansyah F, Trisna N, at all. Peningkatan
pengetahuan tentang JKN dengan sosialisasi dan pembentukan kader JKN
Kota Bogor. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (Pengmaskesmas).
2021: 1(2); 115

10

Anda mungkin juga menyukai