Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS HUBUNGAN FILSAFAT PANCASILA DENGAN

KASUS 22 MEI

PENDAHULUAN

Baru-baru ini, di Indonesia sedang mengalami konflik ke-Bhinekaan


mengenai demokrasi,yang mana hal itu menyebabkan terbentuknya dua
golongan yang saling berselisih pendapat. Perbedaan pendapat tersebut,
menyebabkan terpecahnya persatuan Indonesia.

Pada tanggal 17 April 2019, di Indonesia telah melaksanakan pesta


demokrasi yaitu diadakannya pemilihan umum (pemilu) yang ditujukan untuk
memilih presiden dan wakil presiden, serta lembaga legislatif. Tanggal 22 Mei
2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan Ir. Joko Widodo
dan KH. Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden RI periode 2019-
2024 berdasarkan hasil dari perhitungan real count.

Pengumuman yang dikeluarkan oleh KPU tersebut, menimbulkan kericuhan


dari kubu lawan. Kubu tersebut berpikiran bahwa hasil dari pemilu 2019 tidak
valid. Mereka mengira jika kubu pemenang melakukan tindak kecurangan.
Tepat pada tanggal 22 mei 2019, para pendukung dari kubu lawan melakukan
aksi demo di depan kantor Bawaslu. Bahkan mereka juga melakukan aksi
pemblokadean jalan menuju gedung – gedung pemerintahan.

Tindakan yang dilakukan oleh para pendukung kubu lawan tersebut


menimbulkan adanya penyelewengan terhadap filsafat Pancasila. Hal ini
menyebabkan adanya perpecahan antar masyarakat Indonesia, perpecahan ini
menjadikan negara Indonesia terpecah belah dalam hal persatuan dan kesatuan,
serta telah menghilangnya rasa nasionalisme dan juga sifat kemanusiaan antar
warga Indonesia.
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Filsafat

Istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, bangsa Yunanilah yang mula-
mula berfilsafat seperti lazimnya dipahami orang sampai sekarang. Kata ini
bersifat majemuk, berasal dari kata “philos” yang berarti “sahabat” dan kata
“sophia” yang berarti “ Pengetahuan yang bijaksana (wished) dalam bahasa
Belanda, atau wisdom kata Inggris, dan hikmat menurut kata Arab. Maka
philosophiamenurut arti katanya berarti cinta pada pengetahuan yang
bijaksana, oleh karena itu mengusahakannya. (Gazalba, 1977).

Menurut Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan


pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila. Secara ontologi, kajian
pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui
hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar antologi
pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek hukum
pokok sila-sila pancasila.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia
mengandung makna bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan
dan kemasyarakatan harus didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir keadilan. Pemikiran
filsafat kenegaraan ini bertolak dari pandangan bahwa negara merupakan
suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan, di mana
merupakan masyarakat hukum.

B. Karakteristik Pancasila
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri
yang berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu :
(1) Karakteristik filsafat pancasila yang pertama yaitu sila-sila dalam
pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai
suatu totalitas). Dalam hal ini, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila
dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan merupakan pancasila.
(2) Karakteristik filsafat pancasila yang kedua ialah dalam susunan pancasila
dengan suatu sistem yang bulat dan utuh sebagai berikut.
- Sila 1 mendasari, meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4 dan 5.
- Sila 2 didasari, diliputi, dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila
3, 4 dan 5.
- Sila 3 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai
sila 4 dan 5.
- Sila 4 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3, serta mendasari dan menjiwai
sila 5.
- Sila 5 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3 dan 4.
(3) Karakteristik filsafat pancasila yang berikutnya, pancasila sebagai suatu
substansi artinya unsur asli atau permanen atau primer pancasila sebagai
suatu yang mandiri, dimana unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.
(4) Karakteriktik filsafat pancasila yang terakhir yaitu pancasila sebagai suatu
realita artinya ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya
sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan
berkembang di dalam kehidupan sehari-hari.
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah jenis
penelitian kualitatif.Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif
adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi
jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang
diinterpretasikan oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa
kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan
terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka
(Danim, 2002).

B. Sumber Data dan Data


1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah berita-berita mengenai kasus
22 Mei dari berbagai sumber berita. Misal berita dari TV, radio, dan juga
artikel-artikel yang ada di internet.
2. Data
Data dalam penelitian ini yaitu berita tentang kasus 22 mei.

C. Teknik dan Alat Pengumpul Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam analisis kasus 22
Mei ini adalah dengan menggunakan teknik pemberian angket. Peneliti
memberikan pertanyaan berupa angket untuk memperoleh informasi
mengenai kasus 22 Mei termasuk pemahaman serta interprestasi
mahasiswa terhadap kasus 22 Mei tersebut. Jenis pertanyaan pada angket
ini yaitu jenis pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan
yang jawabannya belum ditentukan dan responden bebas memberikan
jawaban. Sehingga diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi
maupun alasan yang sekiranya terbuka dan jujur dengan tema yang telah
dipilih oleh peneliti. Berikut ini adalah data angket yang akan disebarkan
kepada para sampel yang telah dipilih:
1. Bagaimana pendapat anda mengenai pemilu 2019 ini?
2. Menurut anda, apakah kasus 22 Mei kemarin mencerminkan sifat
masyarakat di negara yang menganut sistem demokrasi ini?
3. Menurut anda, apakah pantas seorang warga negara melakukan
tindakan anarkis dengan melakukan demo seperti kemarin?
4. Menurut anda, apakah kasus 22 tersebut dapat mengancam
persatuan dan kesatuan NKRI? Jika iya, berikan penjelasannya.
5. Apakah kasus 22 Mei kemarin melanggar nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila?
6. Bagaimana saran anda untuk pemerintah Indonesia dalam
menghadapi kasus 22 Mei kemarin?

D. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam analisis kasus 22 Mei
adalah dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang di
peroleh dari hasil interprestasi pemberian angket yang dilakukan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah
penelitian.Peneliti melakukan pemberian angket pada informan, lalu
jawaban informan tersebut diinterprestasikan oleh peneliti sesuai dengan
landasan teori yang telah ditetapkan. Setelah itu akan ditarik kesimpulan
dari penelitian yang telah dilakukan oleh  peneliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari pemberian angket kepada beberapa mahasiswa dari beebagai


universitas di Indonesia yaitu:

1. Muhammad Ihsan Asrofi (Matematika, Undip)


Pendapat :

Pertanyaan Pendapat
1. Bagaimana pendapat anda Pemilu 2019 diwarnai berbagai aksi kecurangan,
mengenai pemilu 2019 ini? banyaknya penyebar berita hoaks, serta
terpecahnya warga Indonesia menjadi dua kubu
yang berkesan tidak adanya persatuan.

2. Menurut Anda, apakah Tidak.


kasus 22 Mei kemarin Sebagai warga negara dari suatu negara
mencerminkan sifat demeokrasi harusnya bisa mencerminkan sifat
masyarakat di negara yang yang mengedepankan persatuan dan kesatuan,
menganut sistem demokrasi menerima keputusan yang ada ataupun jikalau
ini? ada bentuk kecurangan bisa diproses secara
baik-baik melalui MK dan Bawaslu.

3. Menurut anda, apakah Tidak.


pantas seorang warga Karena sebagai warga negara yang baik haruslah
negara melakukan menerapkan sila-sila Pancasila.
tindakan anarkis dengan
melakukan demo seperti
kemarin?
4. Menurut anda, apakah Iya.
kasus 22 tersebut dapat Kasus 22 Mei dapat mengancam persatuan dan
mengancam persatuan dan kesatuan. Dengan adanya tindakan anarkis
kesatuan NKRI? Jika iya, seperti itu, banyak warga negara yang merasa
berikan penjelasannya. dirugikan. Beberapa warga jadi takut untuk
keluar rumah, banyak sekali fasilitas umum yang
rusak, dan jatuhnya korban jiwa akibat bentrok
antara massa dan aparat kepolisian.

5. Apakah kasus 22 Mei Hampir semua sila dalam pancasila dilanggar


kemarin melanggar nilai-
nilai yang terkandung
dalam pancasila?

6. Bagaimana saran anda Pemerintah harus bisa bersikap adil dalam


untuk pemerintah Indonesia menghadapi kasus ini. Menindak tegas siapapun
dalam menghadapi kasus 22 yang berani memecah persatuan dan kesatuan
Mei kemarin? NKRI. Memproses dengan seadil-adilnya.

2. Nama : Dwiki yunanto prasetyo (FITK/pendidikan agama islam, IAIN


Surakarta )
Pendapat :

Pertanyaan Pendapat
1. Bagaimana pendapat anda Pemilu yang semakin panas mengakibatkan
mengenai pemilu 2019 ini? perbedaan pendapat, yang menghasilkan konflik,
masyarakat menjadikan kedua kubu sebagai
pilihan yang otodidak. Sehingga memicu
penyimpangan demokrasi.
2. Menurut Anda, apakah Tidak.
kasus 22 Mei kemarin Karena demokrasi sejatinya menerima keputusan
mencerminkan sifat dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dan
masyarakat di negara yang pada pemilu kali ini ada karena pendapat
menganut sistem demokrasi terbanyak dari rakyat mau tidak mau calon
ini? pemimpin yang didukung rakyat kalah maka
rakyat harus menerima dengan kepala dingin.
Bukan dengan sikap anarki, dan menghalalkan
segala cara agar pilihannya dipilih oleh
pemerintah.
3. Menurut anda, apakah Demo seperti kemarin itu tidak mencerminkan
pantas seorang warga demokrasi yang dijadikan sebagai pemerintahan
negara melakukan negara kita. Sehingga tidak pantas sebagai warga
tindakan anarkis dengan negara melakukan tindakan tersebut.
melakukan demo seperti
kemarin?
4. Menurut anda, apakah Iya.
kasus 22 tersebut dapat Karena dilihat dari mana pun tindakan tersebut
mengancam persatuan dan mengakibatkan pertumpah darahan, dan
kesatuan NKRI? Jika iya, perpecahan, sehingga secara tidak langsung
berikan penjelasannya. dapat mengancam persatuan dan kesatuan
NKRI.
5. Apakah kasus 22 Mei Sesuai dengan nilai-nilai pancasila hal tersebut
kemarin melanggar nilai- tentunya melanggar, warga negara yg paham
nilai yang terkandung betul tentang pancasila pastinya tidak melakukan
dalam pancasila? hal tersebut. Dalam sila-sila pancasila terdapat
makna ketuhanan, keberadaban, persatuan,
kemasyarakatan, keadilan, nah itu sudah menjadi
pedoman kita sebagai warga negara, dan
tentunya hal tersebut melanggar dari nilai-nilai
pancasila.
6. Bagaimana saran anda Diadakannya acara besar dimana seluruh atau
untuk pemerintah Indonesia sebagian warga negara yang tidak terima atas
dalam menghadapi kasus 22 keputusan pemerintah menjadi satu dalam acara
Mei kemarin? tersebut dan disamping itu menghadirkan kedua
kubu dengan maksud mendamaikan keduanya
dan serta pengikutnya agar terjadi kejelasan dan
keselarasan antara warga negara yang berada
dalam pemerintahan demokrasi pancasila.
Sehingga tidak terjadi hal tersebut, sekarang dan
seterusnya.

3. Innayah (Teknologi hasil perikanan, Undip)


Pendapat :

Pertanyaan Pendapat
1. Bagaimana pendapat anda Di pemilu 2019 ini sebagian besar masyarakat
mengenai pemilu 2019 ini? Indonesia terkesan menjadi lebih melek politik
karena banyak isu-isu yang muncul sebelum
pelaksanaan pemilu. Terlepas dari berita tentang
banyaknya kecurangan atau aksi-aksi selama
pelaksanaan pemilu, menurut saya ada satu hal
yang dilupakan masyarakat, bahwa nilai
terpenting dari demokrasi bukan lagi tentang
pelaksanaan pemilu yang sesuai azaz, tapi
tentang siapa yang menang dan kalah.
2. Menurut Anda, apakah Dilihat dari segi masyarakat yang menyalurkan
kasus 22 Mei kemarin aspirasi melalui demonstrasi, selama tidak
mencerminkan sifat menyalahi aturan dan secara konstitusi masih
masyarakat di negara yang bisa dibenarkan maka tidak ada masalah. Yang
menganut sistem demokrasi jadi masalah adalah para 'provokator' yang
ini? secara ilegal masuk ke dalamnya. Kalau ditanya
mencerminkan sifat masyarakat di negara
demokrasi atau tidak, jawabannya ya tergantung
mereka yang menjadi pelaku aksi 22 mei.
Karena pasti ada orang-orang yang ikut
melakukan aksi dengan tetapi memperhatikan
konstitusi (ini yang mencerminkan masyarakat
demokrasi) , ada juga yang bahkan secara ilegal
ikut aksi tapi tidak mengindahkan konstitusi (ini
yang tidak mencerminkan masyarakat
demokrasi)
3. Menurut anda, apakah Masyarakat punya hak untuk menyampaikan
pantas seorang warga aspirasinya 'dengan cara yang dibenarkan
negara melakukan konstitusi'. Melancarkan aksi mengkritik
tindakan anarkis dengan pemerintah bukan sesuatu yang tabu dan masih
melakukan demo seperti dibenarkan selama masih menaati hukum. Saya
kemarin? katakan masih pantas, untuk mereka yang
melakukan aksi tersebut. Tapi juga saya katakan
tidak pantas, untuk para 'provokator' yang
muncul di aksi tersebut
4. Menurut anda, apakah Menurut saya, yang mengancam kesatuan NKRI
kasus 22 tersebut dapat bukan aksinya, tetapi para provokator yang ada
mengancam persatuan dan di dalamnya.
kesatuan NKRI? Jika iya,
berikan penjelasannya.

5. Apakah kasus 22 Mei Sekali lagi, apabila aksi 22 mei tersebut tidak
kemarin melanggar nilai- ternodai oleh ulah para provokator, saya rasa
nilai yang terkandung tidak akan ada yang menyalahi nilai-nilai
dalam pancasila? pancasila. Meskipun tetap saja, jika sudah
seperti ini aksi 22 mei terkesan menjadi pemicu
para provokator itu berulah. Pada akhirnya yang
paling tampak adalah masyarakat yang terlibat
aksi 22 mei itulah orang-orang yang sudah
melanggar nilai-nilai kemanusiaan.
6. Bagaimana saran anda Saran untuk pemerintah, disikapi dengan bijak,
untuk pemerintah Indonesia cepat, dan menjunjung tinggi nilai keadilan.
dalam menghadapi kasus 22 Pasti pemerintah sudah punya mekanisme
Mei kemarin? sendiri mengenai penanganan aksi protes
masyarakat semacam itu, jadi dengan
pemerintah menindak tegaspun sudah cukup.
Justru dari sisi masyarakatnya yang perlu lebih
ditanamkan rasa percaya terhadap pemerintah.

4. Kurniawan Willy P. (Matematika, Undip)


Pendapat :

Pertanyaan Pendapat
1. Bagaimana pendapat anda Keberjalanan pemilu cukup baik, antusiasme
mengenai pemilu 2019 ini? masyarakat semakin baik dari pemilu
sebelumnya. Hanya saja yang sangat
disayangkan adalah banyaknya berita berita
hoax.
2. Menurut Anda, apakah Demokrasi juga menjamin kebebasan. Akan
kasus 22 Mei kemarin tetapi, kebebasan yang dimaksud ialah bukan
mencerminkan sifat kebebasan yang asal asalan. Kasus 22 Mei
masyarakat di negara yang tersebut memang sebelumnya sudah berjalan
menganut sistem demokrasi dengan damai, bahkan pihak keamanan dan
ini? demonstran juga sudah melaksanakan sholat
bersama itu adalah suatu hal positif. Yang
sangan disayangkan adalah adanya provokator
provokator yang memancing emosi demonstran
lain yang berakibat pada kerusuhan yang sangat
membahayakan banyak orang, mengekspresikan
pendapat yang baik harus menghatgai hak orang
lain dan terutama menjaga persatuan dan
kesatuan. Bukan kerusuhan.
3. Menurut anda, apakah Sangat tidak pantas dalam mengekspresikan
pantas seorang warga pendapat seperti itu. Demo itu sudah ada
negara melakukan prosedur, contohnya harus menghargai hak
tindakan anarkis dengan orang lain dan tetap menjaga persatuan dan
melakukan demo seperti kesatuan. Apabila itu anarkis itu bukanlah hal
kemarin? yang baik, karena bukan tidak mungkin pihak
keamanan pun akan melakukan tindakan tegas
jika hal yang tak diinginkan terjadi.
4. Menurut anda, apakah Bisa jadi mengancam. Karena seperti yang telah
kasus 22 tersebut dapat diketahui dari beberapa berita bahwa ada
mengancam persatuan dan kelompok kelompok yang menunggangi aksi 22
kesatuan NKRI? Jika iya, Mei tersebut. Seperti kelompok yang berencana
berikan penjelasannya. meldakkan bom karena menganggap demokrasi
adalah paham yang kafir, kemudian ada
penyelundupan senjata yang dimaksudkan untuk
mengincar 4 tokoh nasional serta para pendemo.
Apabila itu terjadi otomatis akan membuat opini
publik yang akhirnya antara rakyat dengan pihak
keamanan bahkan dengan rakyat sendiri saling
berbenturan yang dapat menimbulkan
perpecahan.
5. Apakah kasus 22 Mei Untuk melanggar pancasila atau tidak perlu ada
kemarin melanggar nilai- kajian kajian dan penelitian dan informasi dari
nilai yang terkandung fakta lapangan dengan dua sisi. Mengemukakan
dalam pancasila? oendapat itu sah sah saja, asal disampaikan
dengan benar, bukan dengan anarkis. Dan untuk
pihak keamanan pun dalam menindak ada
prosedur sesuai SOP, tentu juga
memeperhatikan nilai nilai kemanusiaan tidak
bisa asal asalan dalam bertindak.
6. Bagaimana saran anda Saran untuk pemerintah yaitu membentuk tim
untuk pemerintah Indonesia pengungkap fakta 22 Mei yang tidak berasal dari
dalam menghadapi kasus 22 satu pihak saja. Serta nantinya apapun hasilnya
Mei kemarin? harus disampaikan ke publik, apabila memang
terjadi penyimpangan harus ditindak tegas,
siapapun yang mendalangi aksi ricuh harus
ditindak (bukan yang aksi damai ya), dan
diharapkan untuk bisa mempertemukan tokoh
politik di atas sehingga para pendukung bisa
tenang lagi, tidak terprovokasi dan tetap
menunggu hasil keputusan MK nantinya, dan
menerima hasilnya tanpa harus ada aksi
kericuhan lagi.
Dari hasil survei berupa pemberian angket kepada beberapa mahasiswa mengenai
kasus 22 Mei kemarin , penulis mendapatkan hasil sebagai berikut :

Dalam pelaksanaan pemilu 2019, antusiasme masyarakat dalam pemilu ini


sangat baik dibandingkan pemilu sebelumnya. Tetapi pemilu 2019 ini tidak
kondusif karena pendukung kedua belah pihak saling menjatuhkan satu sama lain.

Dalam proses penyampaian pendapat, kasus 22 Mei mencerminkan sifat


masyarakat Indonesia, Namun, dalam prosesnya, kasus 22 Mei yang awalnya
dilakukan secara damai namun tiba-tiba berubah menjadi ricuh tersebut karena
adanya oknum-oknum provokator sehingga mengakibatkan kerusuhan. Kerusuhan
yang terjadi pada kasus 22 Mei menimbulkan korban jiwa, sehingga kasus
tersebut menodai sistem demokrasi.

Dalam kasus 22 Mei tentu saja tidak pantas jika seorang warga negara
melakukan tindakan anarkis dengan melakukan demo seperti kemarin. Hal
tersebut dipandang telah menyimpang dari hukum karena dalam penyampaian
aspirasi sebaiknya dilakukan dengan sikap dan cara yang baik bukan dengan cara
yang anarkis.

Kasus 22 Mei dapat mengancam persatuan dan kesatuan NKRI, karena


dari beberapa oknum yang membuat ricuh pada kejadian 22 mei kemarin sudah
mempunyai pendirian seperti membenci salah satu tokoh masyarakat, ada juga
yang memberikan informasi yang belum diketahui kebenarannya. Sehingga
menimbulkan konflik antar rakyat yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan
NKRI.

Kasus 22 Mei melanggar nilai-nilai pancasila karena tidak sesuai dengan


sila ke 1, 2, 3, 4 dan 5 antara lain :

1. Tidak sesuai dengan sila pertama, karena kasus 22 Mei tersebut dalam
melakukan aksi demo mengatasnamakan agama dengan tindakan yang
anarkis.
2. Tidak sesuai dengan sila kedua, karena kasus 22 Mei tersebut
menimbulkan korban jiwa dikarenakan para pendemo yang anarkis
sehingga terjadi bentrok antara pihak kepolisian dan rakyat.
3. Tidak sesuai dengan sila ke tiga, karena kasus 22 Mei terdapat oknum-
oknum menyebarkan berita yang belum tentu diketahui kebenarannya,
sehingga menimbulkan opini publik, selain itu juga adanya provokator dari
kedua belah piihak yang mengadu domba satu sama lain sehingga dapat
memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
4. Tidak sesuai dengan sila ke empat, karena pada kasus 22 Mei seharusnya
dalam menyampaikan pendapat dimuka umum dilakukan dengan baik-
baik, sesuai prosedur yang ada. Bukan dengan tindakan yang anarkis.
5. Tidak sesuai dengan sila kelima, karena pada kasus 22 Mei terdapat dua
belah pihak yang merasa disudutkan sehingga hal tersebut menimbulkan
ketidakadilan. Selain itu juga warga disekitar merasa takut dengan adanya
demo tersebut. Sehingga kenyamanan warga terganggu.

SIMPULAN

Dari hasil yang sudah didapatkan dari pemberian angket kepada


beberapa mahasiswa dan juga berita-berita yang ada di media elektronik,
dapat diambil kesimpulan bahwa kasus 22 Mei 2019 kemarin merupakan
suatu bentuk tindakan yang menyimpang dari pancasila dan juga
melanggar hukum. Kasus 22 mei tersebut telah menyimpang dari filsafat
pancasila.
Negara Indonesia adalah negara demokrasi, namun tindakan dari
kasus 22 Mei ini tidak mencerminkan tindakan seorang warga negara yang
bersistem demokrasi dan berpedoman pancasila. Mereka melakukan
tindakan anarkis namun mengatasnamakan tuhan sebagai pedoamannya.
Kasus 22 Mei juga menimbulkan adanya perpecahan antar warga negara
Indonesia karena kasus tersebut menimbulkan adanya dua golongan yang
saling menjatuhkan dan tidak lagi memiliki toleransi antar warga negara.

Sebagai penutup dari artikel ini, penulis mengharapkan agar


pemerintah lebih tegas dalam menangani berbagai permasalahan dan juga
tindakan yang dapat mengancam filsafat pancasila. Pancasila adalah dasar
negara Indonesia dan juga pandangan hidup bangsa, sehingga
keberadaannya dan juga kemurniannya harus senantiasa dijaga dengan
sunguh-sungguh agar tidak ada seorangpun yang dapat menghancurkan
atau menodai pancasila termasuk filsafat pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

https://rajawaligarudapancasila.blogspot.com/2015/09/materi-kedua-filsafat-pancasila-
mata_28.html

Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, 2010. Cerdas, Kritis, Dan Aktif
Berwarganegara (Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi). Jakarta:
Erlangga

https://belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif/

Anda mungkin juga menyukai