Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“TAKHRIJ HADIS HADIS TENTANG MAHAR NIKAH”


DI
S
U
S
U
N
OLEH:

MUHAMMAD ANSARI ( )
MUHAMMAD AL-FAZIL (5022022052)

MATA KULIAH : HADIS HUKUM KELUARGA


DOSEN PENGAMPU : DR. ASRAR MABRUR FAZA, S.Th, M.A

PROGRAM PASCA SARJANA S-2


PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA (IAIN)
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt, karena atas berkat
rahmat dan kemurahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul “TAKHRIJ HADIS TENTANG MAHAR NIKAH”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Hadis Hukum Keluarga”
Penulis menyadari bahwa materi yang telah disajikan jauh dari kesempurnaan,
kami yakin bahwa materi ini akan sangat bermanfaat bagi teman-teman guna
membantu kelancaran dan kemudahan dalam memahami materi yang disajikan.
Penulis senantiasa akan berupaya memperbaiki makalah ini sehingga kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis butuhkan.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Samalanga, 15 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
BAB II TAKHRIJ HADIS TENTANG MAHAR NIKAH................................................ 3
A. Matan dan Terjemahan Hadis Utama................................................................... 3
B. Hadis Pendukung .................................................................................................. 4
C. Kandungan Hadis ................................................................................................. 5
D. Sanad Hadis Dan Skema Hadis Utama ................................................................ 5
E. Biografi Para Pensanad......................................................................................... 6
F. Analisa Jenis dan Kualitas Sanad Hadis Mahar Sandal........................................ 9
G. Korelasi Hadis dan Ayat Al-Quran Tentang Mahar ............................................ 10
H. Istinbath Hukum dan Fiqh Al-Hadits Mahar Sandal ........................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B. Saran ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aturan tentang mahar tidak hanya berasal dari agama Islam, tapi juga dari
agama dan peradaban lain sebelum atau setelah Islam. Mahar dalam ajaran Islam
adalah pemberian dari mempelai laki-laki kepada calon istrinya. Mahar dalam
perkawinan terkadang menjadi masalah. Jika terlalu murah, dianggap tidak
menghormati calon istri dan keluarganya. Jika terlalu mahal, dapat mempersulit calon
suami dan menghalangi pernikahan.
Islam terkadang disalah pahami dan dianggap tidak memuliakan kaum
perempuan di antaranya karena membolehkan lelaki menikahi perempuan dengan
memberikan mahar yang murah. Sejumlah hadis tentang Islam membolehkan mahar
murah telah populer di masyarakat.
Di antaranya, hadis yang menerangkan bahwa perempuan yang paling baik
adalah yang mudah atau murah maharnya, hadis bolehnya mahar dengan
mengajarkan hafalan satu surah yang paling pendek di dalam Al-Qur’an, bahkan
bolehnya mahar berupa cincin dari besi. Karena itu, ketika berita pernikahan dengan
mahar sandal viral di masyarakat, pihak penuduh tersebut kembali mengangkat
tuduhan mereka dan menjadikan kasus ini sebagai argumen yang menguatkannya,
sedangkan pihak lain menganggap bahwa mahar murah, termasuk hanya sepasang
sandal, dibolehkan oleh syariat.
Oleh karena permasalahan demikian yang terjadi dalam masyarakat maka
dalam makalah ini penulis akan membahas takhrij hadis tentang mahar dari sandal
jepit tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman takhrij hadis Ahmad tentang permasalahan mahar nikah dengan sandal
jepit?

1
2. Bagaiman korelasi hadis mahar dengan ayat al-quran?
3. Bagaimana istinbath hukum fiqh tentang mahar?

2
BAB II
TAKHRIJ HADIS TENTANG MAHAR NIKAH

A. Matan dan Terjemahan Hadis Utama


Dalam pernikahan ada yang namanya mahar. Mahar merupakan pemberian
yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang hukumnya wajib
dalam pernikahan.
Adapun hadis yang menyebutkan tentang mahar yang akan dijadikan sebagai
hadis utama dalam makalah ini yaitu hadis Musnad Ahmad yang isinya adalah:
1. Hadis Musnad Ahmad
َِّ
‫اَّلل‬ ‫اص ِم بْ ِن عحبَ ْي ِد‬ ِ ‫ت حش ْعبةَ َعن َع‬ ِ َ َ‫ح َّدثَنَا حُمَ َّم حد بْن ج ْع َف ٍر ح َّدثَنَا حش ْعبةح وح َّجاج ق‬
ْ َ ‫ال ََس ْع ح‬ ٌ ََ َ َ َ ‫ح‬ َ
‫ت‬ْ َ‫ال فَأَت‬ ِ ْ َ‫ج ْامرأَ اة َعلَى نَ ْعل‬
َ َ‫ْي ق‬ َ َ ‫َن َر حج اًل تَ َزَّو‬ َّ ‫ث َع ْن أَبِ ِيه أ‬ ‫اَّلل بْ َن َع ِام ٍر حُيَ ِد ح‬
َِّ ‫ت َعب َد‬
ْ ‫ال ََِس ْع ح‬ َ َ‫ق‬
ِ ْ َ‫ك بِنَ ْعل‬ ِ ِ‫ك ومال‬ ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫اك لَه فَ َق‬ ْ َ‫اَّللح َعلَْي ِه َو َسلَّ َم فَ َقال‬
َّ ‫صلَّى‬
‫ْي‬ َ َ ‫ال أ ََرضيت م ْن نَ ْفس‬ ‫ت ذَ َ ح‬ َّ ِ‫الن‬
َ ‫َِّب‬
َ ‫ال حش ْعبَةح حُثَّ لَِقيتحهح فَ َق‬
‫ال‬ َ َ‫ازهح ق‬
َ ‫َج‬ َ ‫ال َكأَنَّهح أ‬َ َ‫ك ق‬ َ ِ‫از ذَل‬ َ ‫ْت لَهح َكأَنَّهح أ‬
َ ‫َج‬ ‫ال حش ْعبَةح فَ حقل ح‬
َ َ‫ت نَ َع ْم ق‬
ْ َ‫قَال‬
‫اك‬
َ َ‫ال َوأ َََن أ ََرى ذ‬َ ‫اك فَ َق‬ َ َ‫ت ذ‬ ‫ت َرأَيْ ح‬ ْ َ‫ْي فَ َقال‬ ِ ِ‫ك ومال‬
ِ ْ َ‫ك بِنَ ْعل‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ‫أ ََرضيت م ْن نَ ْفس‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan
kepada kami Syu'bah dan Hajjaj berkata, saya telah mendengar Syu'bah dari 'Ashim
bin 'Ubaidullah berkata, saya mendengar Abdullah bin 'Amir menceritakan dari
Bapaknya ada seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan (maskawin) dua
sandal, maka wanita itu berkata, 'Ya.' Syu'bah berkata, saya berkata kepada ('Ashim
bin 'Ubaidullah radhiallahu'anhu) sepertinya (Rasulullah ‫ )ﷺ‬membolehkannya.
('Ashim bin 'Ubaidullah radhiallahu'anhu) berkata, sepertinya (Rasulullah ‫)ﷺ‬
membolehkannya. Syu'bah berkata, kemudian saya menemuinya. ('Amir
radhiallahu'anhu) berkata, apakah kamu rela dengan dirimu dan hartamu dengan

3
maskawin dua sandal?, wanita itu menjawab. 'Saya pikir tidak masalah.' Maka ('Amir
radhiallahu'anhu) berkata, 'Saya pikir juga tidak masalah.'1

B. Hadis Pendukung
2. Hadis Tarmizi

‫الر ْْحَ ِن بْ حن َم ْه ِد ٍي َو حُمَ َّم حد بْ حن َج ْع َف ٍر‬


َّ ‫يد َو َع ْب حد‬ ٍ ‫شا ٍر ح َّدثَنَا َُْيَي بن س ِع‬
َ ‫َ ْح‬ َ َّ َ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم حد بْ حن ب‬
‫اَّلل بْ َن َع ِام ِر بْ ِن َربِ َيعةَ َع ْن‬َِّ ‫ت َعب َد‬
ْ ‫اَّلل قَال ََِس ْع ح‬
َِّ ‫اص ِم ب ِن عحب ي ِد‬
ْ َ ْ ِ ‫قَالحوا َح َّدثَنَا حش ْعبَةح َع ْن َع‬
‫اَّللح َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ ِ ‫ال رس ح‬
َ ‫ول ا ََّّلل‬ ‫ْي فَ َق َ َ ح‬ ِ ْ َ‫ت َعلَى نَ ْعل‬ ْ ‫َن ْام َرأَةا ِم ْن بَِِن فَ َز َارَة تَ َزَّو َج‬
َّ ‫أَبِ ِيه أ‬
‫ال َوِِف الْبَاب َع ْن عح َم َر َوأَِِب‬ َ َ‫ازهح ق‬
َ ‫َج‬ ِ ِ‫ك ومال‬
ِ ْ َ‫ك بِنَ ْعل‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ال فَأ‬
َ َ‫ت نَ َع ْم ق‬ ْ َ‫ْي قَال‬ َ َ ‫أ ََرضيت م ْن نَ ْفس‬
َ َ‫َسلَ ِم ِي ق‬ ٍ َ ِ‫س َو َعائ‬ ٍ ‫حهري رةَ وس ْه ِل ب ِن س ْع ٍد وأَِِب س ِع‬
‫ال أَبحو‬ ْ ‫شةَ َو َجابِ ٍر َوأَِِب َح ْد َرد ْاْل‬ ٍ َ‫يد َوأَن‬ َ َ َ ْ َ َ َ َْ
َ ‫ف أ َْه حل ال ِْعل ِْم ِِف ال َْم ْه ِر فَ َق‬ ِ ‫يث حسن‬ ِ ِ ‫ِعيسى ح ِد ح‬
‫ال‬ َ َ‫يح َوا ْختَ ل‬
ٌ ‫صح‬ َ ٌ َ َ ٌ ‫يث َعام ِر بْ ِن َربِ َيعةَ َحد‬ َ َ
ْ ‫الشافِ ِع ِي َوأ‬
‫َْحَ َد‬ َّ ‫اض ْوا َعلَْي ِه َو حه َو قَ ْو حل حس ْفيَا َن الث َّْوِر ِي َو‬ َ ‫ض أ َْه ِل ال ِْعل ِْم ال َْم ْه حر َعلَى َما تَ َر‬ ‫بَ ْع ح‬
‫ض أ َْه ِل‬ ‫ال بَ ْع ح‬ َ َ‫س ََل يَ حكو حن ال َْم ْه حر أَقَ َّل ِم ْن حربْ ِع ِدينَا ٍر و ق‬ ٍ َ‫ك بْ حن أَن‬ ‫ال َمالِ ح‬َ َ‫َوإِ ْس َح َق و ق‬
َ ‫الْ حكوفَ ِة ََل يَ حكو حن ال َْم ْه حر أَقَ َّل ِم ْن َع‬
‫ش َرةِ َد َر ِاه َم‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, Abdurrahman bin Mahdi dan
Muhammad bin Ja'far mereka berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari
'Ashim bin 'Ubaidullah berkata, saya telah mendengar Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah
dari Bapaknya bahwa ada seorang wanita dari bani Fazarah menikah dengan mahar
berupa sepasang sandal. Rasulullah ‫ ﷺ‬bertanya, "Apakah kamu rela atas diri dan
hartamu dengan dua sandal ini?" Dia menjawab, "Ya." ('Amir bin Rabi'ah) berkata,
(Nabi ‫ )ﷺ‬membolehkannya. (Abu Isa At Tirmidzi) berkata, "Hadits semakna
diriwayatkan dari Umar, Abu Hurairah, Sahl bin Sa'ad, Abu Sa'id, Anas, 'Aisyah,
Jabir dan Abu Hadrad Al Aslami. Abu 'Isa berkata, "Hadits Amir bin Rabi'ah

1
Ahmad bin hanbal, Musnad Ahmad, (muassasa Ar-Risalah,Bairut) nomor hadis 15679 juz
24 hal 450

4
merupakan hadits hasan shahih. Para ulama berselisih pendapat mengenai mahar.
Sebagian ulama berkata, jumlah mahar sesuai dengan yang disepakati kedua belah
pihak. ini merupakan pendapat Sufyan Ats Tsauri, Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Adapun
Malik bin Anas berpendapat: Mahar tidak boleh kurang dari seperempat dinar.
Sebagian ahlul Kufah berpendapat: Mahar tidak boleh kurang dari sepuluh dinar."
(H.R. Tirmizi No.1113)2
C. Kandungan Hadis
Adapun kandungan kedua hadis tersebut yaitu berisi tentang kisah seorang
laki-laki yang ingin menikahi seorang perempuan yang hanya memiliki mahar 2
sandal. Yang mana dalam hadis tersebut dapat diketahui bahwa mahar tidak perlu
banyak namun selama ada keridhaan si wanita terhadap mahar meskipun sedikit maka
dibolehkan.
D. Sanad Hadis Dan Skema Hadis Utama
1. Sanad hadis riwayat Ahmad
Jalur pertama:
Muhammad bin Ja’far dari syu’bah bin Al-Hajjaj bin Al-Warad dari Ashim bin
Ubaidillah bin Ashim dari Abdulla bin Amir bin Rabi’ah dari amir bin Rabiah bin
Ka’ab
Jalur kedua:
Hajjaj bin Muhammad dari Syu’bah bin Al-Hajjaj bin Al-Warad dari Ashim bin
Ubaidillah bin Ashim dari abdullah bin Amir bin Rabiah dari amir bin Rabiah bin
Ka’ab

2
Tirmizi, sunan At-Tirmizi, (maktaba Al-Maarif), hal 263

5
Skema Sanad Hadis Ahmad Tentang Mahar

Amir bin Rabiah

Abdullah bin Amir

Ashim bin Ubaidillah

Syu’bah bin Al-Hajjaj

Muhammad bin Ja’far Hajjaj bin Muhammad

Imam Ahmad bin Hanbal

E. Biografi Para Pensanad


1. Imam Ahmad bin Hanbal3.
Nama lengkap beliau adalah Ahmad Bin Muhammad Bin Hanbal Bin Hilal
Bin Asad As-Syaibani Beliau memiliki banyak guru, diantaranya adalah Muhammad
bin Ja’far , Hajjaj bin Muhammad al-misaysi dan Muhammad bin Idris Asy-syafii.
Dan beliau juga memilikin banyak Murid diantaranya adalah Imam Bukhari, Imam

3
Al-Hafiz Al-Mutqin Jamaluddin Abu Al-Hajjaj Yusuf Al-Mizzi, Tahzib Al-Kamal Wa
Ismail Ar-Rijal, (Muassas Ar-Risalah, Juzu’ 1) Hal 437

6
muslim, dan Abu daud. Beliau wafat pada 12 rabiul awwal tahun 241 H.4 dan
komentar para ulama tentang beliau yaitu Abdurrahman bin mahdi mengatakan
ahmad bin hanbal adalah yang paling alim tentang hadis sofyan atsauri,yahya bin said
al-qatan mengatakan tidak ada yang dapat mendahuluiku seperti ahmad bin hanbal,
dan Aba Ja’far An-Nufaili dia berkata: Ahmad bin Hambal adalah yang paling
mengetahui dalam bidang agama.

2. Muhammad bin Ja’far5


Nama lengkapnya Muhammad bin ja’far Al-Huzli yang dikuniyahkan dengan
Abu Abdillah Al-Basri dan lebih dikenal dengan nama Gundari. Diantara gurunya
yaitu Syu’bah bin Al-Hajjaj, Husain Al-Muallam dan Said bin Abi Urwah. Adapun
murid-Muridnya,antara lain yaitu Imam Ahmad bin Hanbal, Ibrahim bin Muhammad
dan Ahmad bin Abdullah. Beliau wafat pada bulan zilqa’dah tahun 193 H. Komentar
ulama tentang beliau yaitu: Abdurrahman bin Mubarraq berkata apabila terjadi
perbedaan pendapat pada hadis syu’bah maka kitab Gundar menjadi penghukum
diantara mereka, Abi Hatim berkata: dia saduk wa muaddiyan, dan tsiqqah pada hadis
su’bah. Abdurrahman bin Mahdi berkata: kami mengambil faedah dari kitab-kitab
Gundar pada kehidupan syu’bah.

3. Hajjaj bin Muhammad6


Nama lengkapnya Hajjaj bin Muhammad Al-misaysi, memiliki kuniyah Abu
Muhammad Al-Aura. Diantar guru-gurunya yaitu Syu’bah bin Hajjaj, Israil bin
Yunus dan Abdurrahman bin Abi Zinad. Beliau juga memiliki banyak murid,
diantaranya yaitu: Imam Ahmad bin Hanbal, Ibrahim bin Hasan Al-Miqsami dan
Ibrahim bin Dinar Al-Bagdadi. Beliau wafat pada tahun 206 H. Komentar para ulama
tentang beliau yaitu: Ibnu Al-Madini berkata: Tsiqqah, An-Nasai berkata: Tsiqqah.

4
Ibid, Hal 465
5
Ibid, juz 25 hal 5
6
Ibid, juz 5 hal 451

7
4. Syu’bah bin Al-Hajjaj7
Nama lengkapnya Syu’bah bin Al-Hajjaj bin As-Sawardi Al-Ataki Al-Uzdi,
memiliki kuniyah Abu Bistam Al-Wasitiy. Diantar guru-gurunya yaitu Ashim bin
Ubaidillah, Ib rahin bin Amir dan Ibrahim bin Muhammad. Beliau juga memiliki
banyak murid, diantaranya yaitu: Hajjaj bin Muhammad Al-Aura, Muhammad bin
Ja’far Gundar, dan Muhammad bin Sawa’ As-Sudusi. Beliau wafat pada tahun 190 H.
Komentar para ulama tentang beliau yaitu: Yahya nbin Muin berkata syu’bah adalah
pemimpin orang-orang yang bertaqwa, Yazid bin Zura’ berkata: Syu’bah adalah
orang yang paling benar dalam hadis dan As-Syafii berkata kalau bukan karena
Syu’bah negeri Irak tidak akan mengenal hadis.

5. Ashim bin Ubaidillah8


Nama lengkapnya Ashim bin Ubaidillah bin Ashim bin Umar bin Al-Khattab
Al-Qurasyi. Diantar guru-gurunya yaitu Abdallah bin Amir Ar-Rabiah, Abdallah bin
Abdallah dan Abdallah bin Umar bin Khattab. Beliau juga memiliki banyak murid,
diantaranya yaitu: Syu’bah bin Hajjaj, Ashim bin Umar dan Hasan bin Shalih. Beliau
wafat pada Awal khilafah Abi Abbas Atau pada tahun 132 H. Komentar para ulama
tentang beliau yaitu: Yahya bin Muin berkata: Ashim bin Ubaidillah zaif, Abbas ad-
duri berkata: Zaif dan Daral Qutni berkata : mugfil

6. Abdallah bin Amir9


Nama lengkapnya Abdullah bin Amir bin Rabiah Al-Anziy. Memiliki kuniah
Abu Muhammad Al-Madani. Diantar guru-gurunya yaitu Rasulullah Saw, Amir bin
Rabiah dan Jabir bin Abdallah. Beliau juga memiliki banyak murid, diantaranya yaitu
Ashim bin Ubaidillah , Yahya bin said al-Ansari dan Muhammad bin Muslim . Beliau

7
Ibid, Juz 12 hal 479
8
Ibid, Juz 13 hal 500
9
Ibid, Juz 15 Hal 140

8
wafat pada tahun 85 H. Komentar para ulama tentang beliau tidak tercantum, Cuma
menybutkan tahun wafat.

7. Amir bin Rabiah10


Nama lengkapnya Amir bin Rabiah bin Kaab bin Malik bin Rabiah.Memiliki
kuniah Abu Abdallah Al-Adawiy. Diantar guru-gurunya yaitu Rasulullah Saw, Abi
Bakar As-siddiq, Umar bin khattab dan Abdallah bin Abi Quhafah. Beliau juga
memiliki banyak murid, diantaranya yaitu: Abdallah bin Amir bin Rabiah, Abdallah
bin Zubair dan Abdallah bin Umar bin Khattab. Beliau wafat pada tahun 32 H.
Komentar para ulama tentang beliau yaitu: tidak tercantum tentang masalah hadis
hanya disebutkan tentang kisah beliau

F. Analisa Jenis dan Kualitas Sanad Hadis Mahar Sandal


Hadis ini hadis ahad. Al-Tirmidzi mengatakan bahwa hadis semakna
diriwayatkan dari Umar, Abu Hurairah, Sahl bin Sa’ad, Abu Sa’id, Anas, ‘Aisyah,
Jabir, dan Abu Hadrad al-Aslami. Tapi, dari analisa yang sudah penulis lakukan
‘Amir bin Rabi’ah satu-satunya sahabat yang menceritakan taqrir/pembolehan Nabi
Saw terhadap pernikahan laki-laki/perempuan dari Bani Fazarah dengan mahar sandal
Hadis ini hadis dha’if. Analisa terhadap para rawi hadis memperlihatkan
bahwa semua rawi terpercaya kecuali ‘Ashim bin ‘Ubaidullah yang kedha’ifannya
disepakati oleh para ulama hadis. Bagan gabungan rawi empat hadis memperlihatkan
posisi ‘Ashim bin ‘Ubaidullah sangat penting karena semua rawi setelahnya
meriwayatkan darinya dan dia menjadi satu-satunya rawi yang meriwayatkan dari
satu-satunya rawi sebelumnya (‘Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah) yang eriwayatkan
dari satu-satunya rawi sebelumnya (‘Amir bin Rabi’ah).
Hadis ini taqriri. Di semua redaksi hadis dapat dilihat bahwa pembolehan
menikah dengan mahar sandal adalah perkataan perawi, bukan sabda Rasulullah saw

10
Ibid, juz 14 hal 17

9
Hadis riwayat Ahmad nomor 15679, sebagaimana telah saya terangkan,
mengindikasikan ada dua pertemuan antara Syu’bah dan ‘Ashim. Pada pertemuan
pertama, ‘Ashim menyebutkan sabda Nabi Saw berupa pertanyaan kepada perempuan
ْ َ‫ِك َو َما ِل ِك ِبنَ ْعلَي ِْن قَال‬
yang dinikahi dengan mahar sandal, ‫ت‬ ِ ‫ت ِم ْن نَ ْفس‬ ِ ‫أ َ َر‬, dan jawaban
ِ ‫ضي‬
perempuan itu, ‫ نَ َع ْم‬.“Syu’bah memotongnya dengan mengatakan, “Seolah-olah Nabi
Saw membolehkannya,” dan dijawab oleh ‘Ashim, “Seolah-olah beliau
membolehkannya.” Pada pertemuan kedua, ‘Ashim mengulang kembali frasa sabda
Nabi saw tersebut, tapi jawaban dari perempuan itu berubah menjadi, “Saya pikir
demikian,” lalu Nabi saw bersabda lagi, “Saya pikir demikian.”
Hadis yang diriwatkan oleh tirmizi tentang mahar memiliki dua kualitas yang
pertama adalah dhaif dari jalur Ashim, dan Hasan dari jalur Umar, Abi Hurairah,
Aisyah dan Abi Hadrah.
Hadis dha’if dapat ditingkatkan derajatnya ke tingkat hasan dengan dua
ketentuan,yaitu:
1. hadis tersebut diriwayatkan oleh perawi yang lain melalui jalan lain, dengan
syarat bahwa perawi (jalan) yang lain tersebut sama kualitasnya atau lebih baik
dari padanya.
2. bahwa sebab kedha’ifannya karena keburukan hafalan perawinya, putusnya
sanad. serta adanya periwayat yang tak dikenal.11

G. Korelasi Hadis dan Ayat Al-Quran Tentang Mahar


Selain dalam hadis, didalam Al-Quran juga terdapat ayat yang menjelaskan
tentang mahar yaitu didalam surat An-Nisa Ayat 4:
ۤ ۤ ٍِ ِ ِ ِ ۤ ِ
‫سا فَ حكلح ْوهح َهنِْي ًٔاا َّم ِرئًْاا‬ َ ْ ‫ص حد ٰقتِ ِه َّن ِْنلَةا ۗ فَا ْن ط‬
‫ْب لَ حك ْم َع ْن َش ْيء م ْنهح نَ ْف ا‬ َ ‫َوٰاتحوا الن‬
َ ‫سا َء‬
Artinya: “Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi)
sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka
menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang

11
Sayyidi ,Taufiq Umar, Manhaj ad-Dirayah wa Mizan ar-Riwayah, [t.d], hal 7

10
hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati.”
(QS. An Nisa: 4).
Berdasarkan ayat di atas, Islam tidak pernah menetapkan berapa besar
jumlah mahar yang harus diberikan, namun semua tergantung dari calon istri
apakah dia ingin menerimanya atau tidak. Maka dari itu, jika calon suami
belum dapat memberikannya ketika pernikahan, boleh diupayakan dengan
jalan mengutang.
Korelasi ayat diatas dengan hadis adalah dari segi sama-sama tidak
menentukan kadar mahar yang diberikan laki-laki kepada wanita yang ingin
dinikahi. Namun, jika suami telah menceraikan istrinya sebelum berjima'
(berhubungan intim) dengan istrinya, maka suami wajib membayar ½ dari
mahar yang telah ditetapkan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam ayatnya
yang lain:

‫ضتُ ْم اََِّل اَ ْن يَّ ْع ُف ْو َن اَْو يَ ْع ُف َوا‬


ْ ‫ف َما فَ َر‬
ُ ‫ص‬
ِ ‫ضتُم ََل َّن فَ ِري‬ ِ ِ
َ ْ ُ ْ ْ ‫َوا ْن طَلَّ ْقتُ ُم ْوُه َّن م ْن قَ ْب ِل اَ ْن َتََ ُّس ْوُه َّن َوقَ ْد فَ َر‬
ْ ‫ضةً فَن‬
ِ ‫ضل ب ي نَ ُكم ۗ اِ َّن ٰاّلل ِِبَا تَعملُو َن ب‬ ۗ ِ ‫اح ۗ وان ت عفْٓوا اق ر‬ ِ ِ
‫ص ْري‬ َ ْ َ ْ َِّ ُ َ َْ ْ ُ ْ َ ْ ََ ِ ‫الَّذ ْي ِب َي ِدهٖ ُع ْق َدةُ النِّ َك‬
ْ َْ َ ْ ‫ب للتَّ ْق ٰوى َوََل تَْن َس ُوا الْ َف‬
Artinya: “Dan jika kamu menceraikan mereka sebelum kamu sentuh (campuri),
padahal kamu sudah menentukan Maharnya, maka (bayarlah) seperdua dari
yang telah kamu tentukan, kecuali jika mereka (membebaskan) atau
dibebaskan oleh orang yang akad nikah ada di tangannya. Pembebasan itu
lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu lupa kebaikan di antara
kamu. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al
Baqarah: 237).

H. Istinbath Hukum dan Fiqh Al-Hadits Mahar Sandal


Sebagaimana telah dipaparkan dalam hadisnya, At-Tirmidzi menyatakan
pendapat fikihnya tentang hadis mahar sandal ini dengan mengatakan “Para ulama
berbeda pendapat tentang jumlah mahar. Ada yang berpendapat jumlah mahar itu

11
berapa saja yang disepakati oleh calon suami dengan calon istri. Ini pendapat Sufyan
al-Tsawri, al-Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq.
Malik bin Anas berkata bahwa jumlah mahar tidak boleh kurang dari 0,25
dinar. Beberapa ulama Kufah berpendapat bahwa mahar tidak boleh kurang dari 10
dirham.”
Selanjutnya, al-Mubarakfuri, pensyarah Sunan al-Tirmidzi menerangkan
pengertian katakata al-Tirmidzi ini sebagai berikut:12 Para ulama berbeda pendapat
tentang mahar. Ada yang berpendapat mahar adalah berapa saja yang disepakati oleh
calon suami dengan calon istri. Ini pendapat Sufyan alTsawri, al-Syafi’i, Ahmad, dan
Ishaq.
Ibnu Hajar al-‘Asqalani di dalam Fath al-Bari mengatakan bahwa semua
ulama membolehkan akad dengan mahar berupa apa saja yang disepakati oleh suami-
istri. Demikian yang terdapat dalam naskah asli, tapi boleh jadi yang benar adalah:
berupa apa saja yang memiliki manfa‘ah (manfaat, nilai, atau harga), seperti cemeti
dan sandal meskipun harganya kurang dari satu dirham. Pendapat ini dipegang juga
oleh Yahya bin Sa’id al-Anshari, Abu al-Zannad, Rabi’ah, Ibnu Abu Dzi’b, dan
ulama Madinah lain selain Malik dan pengikutnya, dan (dipegang juga oleh) Ibnu
Juraij, Muslim bin Khalid, para ulama Mekkah, al-Awza’i di Syam, al-Laits di Mesir,
juga oleh al-Tsawri, Ibnu Abu Ya’la, dan ulama Irak lainnya selain Abu Hanifah dan
pengikutnya; juga oleh al-Syafi’i, Dawud, fukaha ahli hadis, dan Ibnu Wahab dari
Mazhab Maliki. Argumentasi mereka adalah hadis-hadis yang terdapat di dalam bab
mahar ini.
Malik bin Anas berkata bahwa mahar tidak boleh kurang dari 0,25 dinar.
AlQurthubi berkata orang-orang yang mengqiyaskan mahar dengan nishab pencurian
berdalil dengan menyatakan bahwa ia (kemaluan) adalah organ tubuh manusia yang
sakral sehingga tidak dapat diperbolehkan dengan kurang dari jumlah tersebut
sebagai qiyas terhadap tangan pencuri. Tapi, jumhur menyanggah dengan

Abu al-‘Ala’ Muhammad ‘Abd al-Rahman bin ‘Abd al-Rahim al-Mubarakfuri, Tuhfah al-
12

Ahwadzi Bi Syarh Jami‘ al-Tirmidzi, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah), hal. 211-214

12
menyatakan bahwa ini adalah qiyas yang bertentangan dengan nash sehingga tidak
valid. Selain itu, tangan pencuri yang dipotong akan terpisah, sedangkan kemaluan
tidak, dan harta yang dicuri itu harus dikembalikan. Beberapa ulama Kufah
berpendapat bahwa mahar tidak boleh kurang dari 10 dirham. Ini adalah pendapat
Abu Hanifah dan murid-muridnya. Mereka berargumentasi dengan hadis Jabir
“Janganlah kalian menikahi perempuan kecuali yang sekufu. Janganlah seseorang
menikahkan mereka kecuali para wali. Dan tidak boleh ada mahar yang lebih sedikit
daripada 10 dirham.” Di dalam sanad hadis ini terdapat Mubasysyir bin ‘Ubaid yang
dinilai matruk (ditinggalkan periwayatannya) oleh Daruquthni.
Al-Baihaqi juga meriwayatkan hadis ini selain di dalam Sunannya di dalam
al-Ma’rifah dari Ahmad, lalu mengatakan bahwa hadis-hadis Mubasysyir bin ‘Ubaid
itu mawdhu’ (palsu). Hadis ini diriwayatkan juga oleh Abu Ya’la al-Mushili di dalam
Musnadnya dan Ibnu Hibban di dalam Kitab Ad-Dhu’afa’ dan mengatakan bahwa
Mubasysyir bin ‘Ubaid meriwayatkan hadis-hadis mawdhu’ dari orang-orang yang
terpercaya. Kitab hadisnya tidak dapat diterima kecuali dengan taajub. Hadis ini
diriwayatkan juga oleh Ibnu ‘Adi dan al-‘Aqili, dan meninggikan sanadnya dengan
Mubasysyir. Daruquthni dan al-Baihaqi meriwayatkan hadis di dalam Sunan mereka
dari al-Sya’bi.
Penulis al-Manhaj Syarh Shahih Muslim bin al-Hajjaj mengatakan bahwa satu
uqiyah sebanding dengan 40 dirham. Jadi, 12 uqiyah sama dengan 480 dirham,
ditambah satu nasy atau setengah uqiyah atau 20 dirham sama dengan 500 dirham. Ini
adalah dalil bahwa mahar disunnahkan berjumlah 500 dirham bagi orang yang
sanggup. Jika ada yang mengatakan bahwa mahar Nabi Saw bagi Ummu Habibah
4000 dirham atau 400 dinar, maka jawabannya jumlah itu merupakan sumbangan dari
Najasyi sebagai penghormatan bagi Nabi Saw, bukan karena Nabi Saw sendiri
membayarnya atau berakad dengan jumlah itu.13

13
Diakses dari https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/holistic/article/download/5311/3381/16211 pada
tanggal 16 Desember 2022

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadis riwayat Ahmad dengan nomor 15125 adalah hadis dha’if karena dalam
sanadnya terdapat Ashim bin ‘Ubaidullah
Hadis al-Tirmidzi tersebut adalah hadis dha’if karena di antara rawinya
terdapat ‘Ashim bin ‘Ubaidullah yang disepakati ke-dha’if-annya orang para ahli
hadis, tapi penilaian al-Tirmidzi bahwa sanad hadis ini hasan shahih memiliki dasar.
Tapi, Penggunaan hadis-hadis dha’if ini sebagai satu-satunya argumen penetapan
hukum bolehnya suami membayar mahar berupa sandal secara khusus atau mahar
yang nilainya murah secara umum tidak sesuai dengan sikap para ulama hadis tentang
penggunaan hadis dha’if dalam penetapan hukum.
Fiqh dan instinbath hukum dari hadis ini menunjukkan bahwa matan hadis ini
mengarahkan agar perempuan yang menerima mahar yang murah dikonfirmasikan
keridaannya, dan agar suami berupaya sungguh-sungguh untuk membayar mahar
kepada istri, sehingga dalam keadaan tidak mampu sekalipun dia harus tetap
memberikan mahar kepada istrinya.
Mahar adalah hak istri dan baik mahal atau murah harus dibayarkan sesuai
dengan kerelaannya. Analisa terhadap mahar yang diberikan Nabi Saw kepada
istrinya menunjukkan bahwa nominalnya cenderung cukup mahal.

B. Saran
Sebagai penutup dari makalah ini, tak luput pula kami ucapkan ribuan terima
kasih pada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam pembuatan
makalah ini. Di samping itu, masih banyak kekurangan serta jauh dari kata
kesempurnaan, tetapi kami semua telah berusaha semaksimal munkin dalam
pembutan makalah yang amat sederhana ini. Maka, dari pada itu . kami semua sangat
berharap kepada semua rekan-rekan untuk memberi kritik atau sarannya, sehingga
dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa menjadi yang lebih baik.

14
Daftar Pustaka

Ahmad bin hanbal, Musnad Ahmad, (muassasa Ar-Risalah,Bairut) nomor hadis


15679 juz 24 hal 450
Tirmizi, sunan At-Tirmizi, (maktaba Al-Maarif), hal 263
Al-Hafiz Al-Mutqin Jamaluddin Abu Al-Hajjaj Yusuf Al-Mizzi, Tahzib Al-Kamal
Wa Ismail Ar-Rijal, (Muassas Ar-Risalah, Juzu’ 1) Hal 437
Sayyidi ,Taufiq Umar, Manhaj ad-Dirayah wa Mizan ar-Riwayah, [t.d], hal 7
Abu al-‘Ala’ Muhammad ‘Abd al-Rahman bin ‘Abd al-Rahim al-Mubarakfuri,
Tuhfah al-Ahwadzi Bi Syarh Jami‘ al-Tirmidzi, (Beirut: Dar al-Kutub al-
‘Ilmiyyah), hal. 211-214

web
https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/holistic/article/download/5311/3381/16211

15

Anda mungkin juga menyukai