Anda di halaman 1dari 25

PENGETAHUAN BAHAN

PEMERIKSAAN
PENANGANAN SPERMA
Lilik Setyowatiningsih, S.Si.T, M.Si
DEFINISI dan MANFAAT
• Sperma/air mani adalah cairan yang
dikeluarkan oleh seorang pria pada proses
ejakulasi
• Manfaat pemeriksaan sperma untuk
mengetahui tingkat kesuburan reproduksi laki-
laki (fertil atau infertil)
UNSUR_UNSUR SPERMA
• Cairan/semen
• Sel spermatozoa
BAGIAN-BAGIAN SPERMATOZOA
Tiap spermatozoa terdiri atas 3 bagian :
1. Caput/kepala  bentuk agak gepeng dan
mengandung bahan nukleous
2. Bagian silindrik yang menghubungkan kepala
dan ekor
3. Ekor  dengan getaran ekor spermatozoa
dapat bergerak cepat
• Pada waktu ejakulasi akan dikeluarkan cairan
prostat yang berwarna putih cair dan agak
asam, kemudian menyusul cairan yang disertai
coagulum berasal dari vesicula seminalis,
ampula ductus deferens dan tescis.
• Keseluruhan sperma akan berjumlah 2-6 ml,
berwarna putih keabuan, berbau khas dan PH
sekitar 7,2 – 7,8
PLASMA SPERMA
• Seperti halnya cairan biologis lainnya terdiri
dari air, karbohidrat, protein, lemak, asam
organik, gas-gas yang larut dsb
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Persiapan dan syarat-syarat yang perlu
diperhatikan :
Penderita diberi petunjuk sejelas mungkin,
kalau perlu secara tertulis tentang :   next
1. Masa Abstinensia Seksualitas
• Jarak waktu istirahat untuk tidak melakukan
hubungan seks (3-5 hari)
2. Cara Pengeluaran Sperma
• Masturbasi/Onani  tindakan menggosok
kemaluan laki-laki (penis) berulang-ulang,
sampai terjadi ketegangan dan pada
klimaksnya akan keluar sperma (dari segi
praktis cara ini paling baik)
• Koitus interruptus  senggama terputus
tindakan senggama yang tidak diteruskan
sampai akhir, tetapi diputus sehingga sperma
tidak masuk ke vagina
• Koitus kondomatus = senggama dengan
kondom. Pengumpulan semen di dalam
kondom umumnya tidak dianjurkan karena
kondom biasanya mengandung bahan
spermicide, namun ika terpaksa menggunakan
kondom, maka perlu dibersihkan dulu dengan
air hangat tanpa memakai sabun, kemudian
dikeringkan
• Vibrator, dll
PENAMPUNGAN Dan PENGIRIMAN
• Jika memungkinkan masturbasi dilakukan di
laboratorium dan langsung dikeluarkan
kedalam tempat penampungan kedalam botol
kaca yang bersih dan kering serta bermulut
lebar.(tidak boleh ada ceceran !!)
• Sperma harus diserahkan paling lambat ½
sampai 1 jam setelah ejakulasi dan disertai
keterangan : lama abstinensia, cara
pengeluaran dan waktu pengeluaran.
• Pada pemeriksaan sperma sebelum
memutuskan adanya gangguan fertilitas,
pemeriksaan diulangi sekurangnya dua kali
dengan interval waktu antara 3 – 5 minggu.
• Bila hasilnya normal maka tidak perlu diulangi
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS SPERMA
1. Koagulasi dan Likwefeksi sperma normal
selalu menunjukkan gumpalanatau koagulum
diantara cairan lendir putih yang cair kemudian
mengalami likwefeksi sempurna dalam waktu
15-20 menit.
2. Warna  diamati dengan latar belakang putih,
normal berwarna putih kanji, putih keabuan
atau putih kekuningan sedang abnormal apabila
seperti susu, kemerahan atau jernih
3. Bau  normal, bau khas seperti bunga akasia;
abnormal, bau obat-obatan, amis dll
4. pH Sperma  normal, 7,2 – 7,8
5. Volume  diukur setelah terjadi likwefeksi
sempurna. Normal, 2-6 ml, kurang dari 1 ml
disebut hypospermia dan lebih dari 6 ml disebut
hyperspermia
6. Viskositas  diukur setelah likwefeksi sempurna,
dengan menggunakan batang gelas dan diukur
dengan stopwatch. Normal, 1-2 detik untuk tiap 1
tetesan
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPERMA
1. Kepadatan spermatozoa
2. Motilitas spermatozoa  dihitung sedikitnya
200 spermatozoa dalam beberapa lapang
pandang kemudian dicatat : prosentase
spermatozoa yang bergerak baik, prosentase
spermatozoa bergerak kurang baik,
prosentase tidak bergerak sama sekali (non
motil). Normal, spermatozoa bergerak baik
lebih atau sama dengan 50%
3. Motilitas Sinambung  pengamatan motolitas
dalam interval waktu tertentu untuk mengetahui
apakah ada penurunan yang drastis dari
prosentase spermatozoa motil.
4. Pengecatan Supra Vital ada kemungkinan
spermatozoa tidak bergerak tetapi tidak mati.
Prinsip pengecatan ini menggunakan zat warna
eosin yang dapat menembus kepala spermatozoa
yag telah rusak atau mati, sedangkan
spermatozoa yang hidup tidak dapat terwarnai.
PERHITUNGAN JUMLAH SPERMA
• Prinsip : Cairan sperma diencerkan dalam
pipet leukosit dengan larutan pengencer
spermicide, kemudian dimasukkan kedalam
kamar hitung dan jumlah sel spermatozoa di
hitung dalam volume tertentu.
• AlAt : Mikroskop dan haemocitometer dan
deck glass
• Normal : jumlah spermatozoa antara 60 – 150
juta/ml
Bagaimana jika spermatozoa sedikit?
• Untuk menghitung spermatozoa yang sangat
sedikit jumlahnya dianjurkan untuk melakukan
sentrifugasi sperma terlebih dahulu dengan
kecepatan 2000 rpm selama 15 menit.
Kemudian endapan diteliti
• Dilakukan 2-3 kali dengan cara yang sama
sebelum menyimpulkan diagnosa
Azoospermia (tidak ada sel spermatozoa
dalam semen)
Interpretasi Hasil Pengamatan
• < 20 juta/ ml disebut Oligospermia
• 20-40 juta/ml disebut Subfertil
• 40-60 juta/ml disebut Relatif fertil
• > 60 juta/ml disebut sangat fertil
Istilah Kelainan Pada Sperma
• Hyperspermia  volume lebih dari 6 ml/ejakulasi
• Hypospermia  volume kurang dari 1
mi/ejakulasi
• Oligospermia  jumlah spermatozoa kurang dari
20 juta/ ml
• Azospermia  tidak ada spermatozoa dalam
semen
• Necrospermia  tidak ada spermatozoa yang
hidup dalam sperma

Anda mungkin juga menyukai