Sintesis
Sintesis hemoglobin
hemoglobin dimulai
dimulai dalam proeritroblas
proeritroblas dan berlanjut
berlanjut bahkan dalam
stadiu
stadium
m retiku
retikulos
losit
it pada pemben
pembentuk
tukan
an sel darah
darah merah.
merah. Oleh
Oleh karena
karena itu,
itu, ketika
ketika
retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, retikulosit
tetap membentuk sejumlah kecil hemoglobin satu hari sesudah dan seterusnya sampai
sel tersebut menjadi eritrosit yang matur.
A#
$$
%$$%
&
2 suksinil-KoA + 2 glisin
%
(pirol"
II. 4 pirol protoporfrin IX
Pada gambar diatas dapat dilihat tahap kimia pembentukan hemoglobin. Mula-
mula, suksinil-o!, yang dibentuk dalam Siklus rebs berikatan dengan glisin untuk
membent
membentuk
uk molekul
molekul pirol.
pirol. emudi
emudian,
an, empat
empat pirol
pirol bergab
bergabung
ung untuk
untuk membent
membentuk
uk
protopor"irin #$, yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul
heme. !khirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang,
yaitu globin yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu submit hemoglobin yang
disebut rantai hemoglobin. %iap-tiap rantai mempunyai berat molekul kira-kira &'.(((,
empat rantai ini selanjutnya akan berikatan longgar satu sama lain untuk membentuk
molekul hemoglobin yang lengkap.
arena setiap rantai hemoglobin mempunyai sebuah gugus prostetik heme yang
mengandung satu atom besi, dank arena adanya empat rantai hemoglobin di setiap
molekul hemoglobin, kita dapat menentukan adanya empat atom besi di setiap
molekul hemoglobin, setiap molekul ini dapat berikatan longgar dengan satu molekul
oksigen, sehingga empat molekul oksigen /atau delapan0 dapat diangkut oleh setiap
molekul hemoglobin.
#a!ap-#a!ap Di$een%ia%i Sel Daa! "ea! (Guyton & Hall, 2008, p. 44)
Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel darah merah
adalah proeritroblas, yang tampak pada permulaan. 3engan rangsangan yang sesuai,
sejumlah besar sel ini dibentuk dari sel-sel stem 145-E.
*egitu proeritroblas ini terbentuk, maka ia akan membelah beberapa kali, sampai
akhirnya membentuk banyak sel darah merah yang matur. Sel-sel generasi pertama ini
disebut basofil eritroblas sebab dapat dipulas dengan 6at +arna basa7 sel yang terdapat
pada tahap ini mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada generasi berikutnya, sel
sudah dipenuhi oleh hemoglobin samapai konsentrasi sekitar 8 persen, nucleus
memadat menjadi kecil, dan sisa akhirnya diabsorbsi atau didorong keluar dari sel.
Pada saat yang sama, reticulum endoplasma direabsorbsi. Sel pada tahap ini disebut
retikulosit karena masih mengandung sejumlah kecil materi basogilik, yaitu terdiri dari
sisa-sisa apparatus 9olgi, mitokondria, dan sedikir organel sitiplasma lainnya. Selama
tahap retikulosit ini, sel-sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke dalam kapiler darah
dengan cara diapedesis /terperas melalui pori-pori membrane kapiler0.
Materi baso"ilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam
+aktu & sampai 2 hari, dan sel kemudian menjadi eritrosit matur . arena +aktu hidup
retikulosit ini pendek, maka konsentrasinya di antara semua sel darah merah
normalnya sedikit kurang dari & persen.
Pengatuan Po'uk%i Sel Daa! "ea! Pean itopoietin (Guyton & Hall,
2008, p. 44)
umlah total sel darah merah dalam sistem sirkulasi diatur dalam kisaran batas
yang kecil, sehingga /&0 sejumlah sel-sel darah merah yang adekuat selalu tersedia
untuk angkut oksigen yang ukup dari paru-paru ke jaringan, namun /20 sel-sel tersebut
tidak menjadi berlimpah ruah sehingga aliran darah tidak terhambat.
Pean Ginal 'alam Pembentukan itopoietin (Guyton & Hall, 2008, p. 44/)
Pada orang normal, kira-kira ;( persen dari seluruh eritropoietin dibentuk dalam
ginjal7 sisanya terrtama dibentuk di hati. *agian ginjal tempat pembentukan
eritropoietin masih belum diketahui dengan pasti. !da suatu kemungkinan yang cukup
kuat bah+a eritopoietin disekresi oleh sel epitel tubulus renal, karena darah yang
anemis tidak mampu menghantarkan cukup oksigen dari kapiler peritubulus ke sel
tubulus yang sangat banyak mengonsumsi oksigen, sehingga merangsang produksi
eritropoietin.
adang-kadang, keadaan hipoksia di bagian tubuh lainnya, tetapi bukan di ginjal,
akan merangsang sekresi eritropoietin ginjal. Hal ini menunjukkan bah+a mungkin
terdapat beberapa sensor di luar ginjal yang mengirimkan sinyal tambahan ke ginjal
untuk diproduksi hormone tersebut. hususnya, baik norepine"rin maupun epine"rin
serta beberapa prostaglandin akan merangsang produksi eritropoietin.
D1# PS#
9uyton, !. 1., < Hall, . E. /2((0. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran /&& ed.0. /=. >. ?ahman, H.
Hartanto, !. @o)rianti, @. Aulandari, Eds., #ra+ati, 3. ?amadhani, 4. #ndriyani, 4. 3any, #.
@ugroho, S. S. ?ianti, et al., %rans.0 akartaB E91.