Anda di halaman 1dari 6

2 Mekanisme Pembentukan Hemoglobin dan Eritrosit

Pembentukan Hemoglobin (Guyton & Hall, 2008, p. 444-445)

Sintesis
Sintesis hemoglobin
hemoglobin dimulai
dimulai dalam proeritroblas
proeritroblas dan berlanjut
berlanjut bahkan dalam
stadiu
stadium
m retiku
retikulos
losit
it pada pemben
pembentuk
tukan
an sel darah
darah merah.
merah. Oleh
Oleh karena
karena itu,
itu, ketika
ketika
retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, retikulosit
tetap membentuk sejumlah kecil hemoglobin satu hari sesudah dan seterusnya sampai
sel tersebut menjadi eritrosit yang matur.

A#
$$
%$$%
&
 2 suksinil-KoA + 2 glisin
%
  (pirol"
II. 4 pirol protoporfrin IX

III. protoporfrin IX + Fe++ heme

IV. heme + polipeptida rantai hemoglobin ( atau !"

V. 2 rantai  + 2 rantai ! hemoglobin A

Pada gambar diatas dapat dilihat tahap kimia pembentukan hemoglobin. Mula-
mula, suksinil-o!, yang dibentuk dalam Siklus rebs berikatan dengan glisin untuk 
membent
membentuk
uk molekul
molekul pirol.
pirol. emudi
emudian,
an, empat
empat pirol
pirol bergab
bergabung
ung untuk
untuk membent
membentuk 
uk 
 protopor"irin #$, yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul
heme. !khirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang,
yaitu globin yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu submit hemoglobin yang
disebut rantai hemoglobin. %iap-tiap rantai mempunyai berat molekul kira-kira &'.(((,
empat rantai ini selanjutnya akan berikatan longgar satu sama lain untuk membentuk 
molekul hemoglobin yang lengkap.

%erdapat beberapa )ariasi kecil di berbagai rantai subunit hemoglobin, bergantung


 pada susunan asam amino di bagian polipeptidanya. %ipe-tipe rantai itu disebut rantai
al"a, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. *entuk hemoglobin yang paling
umum pada orang de+asa, yaitu hemoglobin !, merupakan kombinasi dari dua rantai
al"a dan dua rantai beta. Hemoglobin ! mempunyai berat molekul '..

arena setiap rantai hemoglobin mempunyai sebuah gugus prostetik heme yang
mengandung satu atom besi, dank arena adanya empat rantai hemoglobin di setiap
molekul hemoglobin, kita dapat menentukan adanya empat atom besi di setiap
molekul hemoglobin, setiap molekul ini dapat berikatan longgar dengan satu molekul
oksigen, sehingga empat molekul oksigen /atau delapan0 dapat diangkut oleh setiap
molekul hemoglobin.

%ipe rantai hemoglobin pada molekul hemoglobin menentukan a"initas ikatan


hemoglobin terhadap oksigen. !bnormalitas rantai ini dapat mengubah cirri-ciri "isik 
molekul hemoglobin. 1ontohnya pada anemia sel sabit, asam amino )alin, amsing-
masing di kedua rantai beta. ika tipe hemoglobin ini terpapar dengan oksigen
 berkadar rendah, akan terbentuk ristal panjang didalam sel-sel darah merah yang
 panjangnya kadang-kadang mencapai & mikrometer. Hal ini membuat sel-sel tersebut
hampir tidak mungkin mele+ati kapilerr-kapiler kecil , dan ujung ristal tersebut yang
tajam cenderung merobek membrane sel, sehingga terjadi anemia sel sabit.
Pembentukan Sel Daa! "ea! (Guyton & Hall, 2008, p. 440-442)

#a!ap-#a!ap Di$een%ia%i Sel Daa! "ea! (Guyton & Hall, 2008, p. 44)
Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel darah merah
adalah proeritroblas, yang tampak pada permulaan. 3engan rangsangan yang sesuai,
sejumlah besar sel ini dibentuk dari sel-sel stem 145-E.
*egitu proeritroblas ini terbentuk, maka ia akan membelah beberapa kali, sampai
akhirnya membentuk banyak sel darah merah yang matur. Sel-sel generasi pertama ini
disebut basofil eritroblas sebab dapat dipulas dengan 6at +arna basa7 sel yang terdapat
 pada tahap ini mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada generasi berikutnya, sel
sudah dipenuhi oleh hemoglobin samapai konsentrasi sekitar 8 persen, nucleus
memadat menjadi kecil, dan sisa akhirnya diabsorbsi atau didorong keluar dari sel.
Pada saat yang sama, reticulum endoplasma direabsorbsi. Sel pada tahap ini disebut
retikulosit karena masih mengandung sejumlah kecil materi basogilik, yaitu terdiri dari
sisa-sisa apparatus 9olgi, mitokondria, dan sedikir organel sitiplasma lainnya. Selama
tahap retikulosit ini, sel-sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke dalam kapiler darah
dengan cara diapedesis /terperas melalui pori-pori membrane kapiler0.
Materi baso"ilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam
+aktu & sampai 2 hari, dan sel kemudian menjadi eritrosit matur . arena +aktu hidup
retikulosit ini pendek, maka konsentrasinya di antara semua sel darah merah
normalnya sedikit kurang dari & persen.

Pengatuan Po'uk%i Sel Daa! "ea!  Pean itopoietin (Guyton & Hall,
2008, p. 44)
umlah total sel darah merah dalam sistem sirkulasi diatur dalam kisaran batas
yang kecil, sehingga /&0 sejumlah sel-sel darah merah yang adekuat selalu tersedia
untuk angkut oksigen yang ukup dari paru-paru ke jaringan, namun /20 sel-sel tersebut
tidak menjadi berlimpah ruah sehingga aliran darah tidak terhambat.

*k%igena%i +aingan 'ala! pengatu tama Po'uk%i Sel Daa! "ea!


(Guyton & Hall, 2008, p. 442)
Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi sejumlah oksigen
kejaringan biasanya akan meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah. adi, bila
seseorang menjadi begitu anemis akibat adanya perrdarahan atau kondisi lainnya,
maka sumsum tulang segera memulai produksi sejumlah besar sel darah merah. Selain
itu, bila terjadi kerusakan pada sebagian besar sumsum tulang akibat sebab apapun,
terutama oleh terapi dengan sinar-:, dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan sel
darah dalam tubuh.
3i dataran yang sangat tinggi, dengan jumlah oksigen dalam udara yang sangat
rendah, oksigen jalam jumlah yang tidak cukup itu diangkut ke jaringan, dan produksi
sel darah merah sangat meningkat. 3alam hal ini, bukan konsentrasi sel darah merah
dalam darah yang mengatur produksi sel, melainkan jumlah oksigen yang diangkut ke
 jaringan dalam hubungannya dengan kebutuhan jaringan akan oksigen.
*erbagai penyakit pada sistem sirkulasi yag menyebabkan penurunan aliran darah
melalui pembuluh darah peri"er, dan terutama yang dapat menyebabkan kegagalan
 penyerapan oksigen oleh darah se+aktu mele+ati paru-paru, dapat juga meningkatkan
kecepatan produksi sel darah merah. Hal ini tampak jelas terutama pada keadaan
 gagal jantung  yang lama, dan pada kebanyakan  penyakit paru, karena hipoksia
 jaringan yang timbul akibat keadaan ini akan meningkatkan produksi sel darah merah,
dengan hasil akhir berupa kenaikan hematokrit dan biasanya juga akan meningkarkan
)olume darah total.

itopoiein "eang%ang Po'uk%i Sel Daa! "ea!, 'an Pembentukannya


"eningkat Sebagai e%pon% #e!a'ap Hipok%ia (Guyton & Hall, 2008, p. 44/)
Stimulus utama yang dapat merangsang produksi sel darah merah dalam keadaan
oksigen yang rendah adalah hormone dalam sirkulasi yang disebut eritropoietin, yaitu
suatu glikoprotein dengan berat molekul kira-kira 8.(((. tanpa adanya eritropoietin,
keadaan hipoksia tidak akan berpengaruh atau pengaruhnya sedikit sekali dalam
 perangsangan produksi sel darah merah. !kan tetapi, bila sistem eritropoietin ini
 ber"ungsi, maka hipoksia akan menimbulkan peningkatan produksi eritropoietin yang
nyata, dan eritropoietin selanjutnya akan memperkuat produksi sel darah merah
sampai hipoksia mereda.

Pean Ginal 'alam Pembentukan itopoietin (Guyton & Hall, 2008, p. 44/)
Pada orang normal, kira-kira ;( persen dari seluruh eritropoietin dibentuk dalam
ginjal7 sisanya terrtama dibentuk di hati. *agian ginjal tempat pembentukan
eritropoietin masih belum diketahui dengan pasti. !da suatu kemungkinan yang cukup
kuat bah+a eritopoietin disekresi oleh sel epitel tubulus renal, karena darah yang
anemis tidak mampu menghantarkan cukup oksigen dari kapiler peritubulus ke sel
tubulus yang sangat banyak mengonsumsi oksigen, sehingga merangsang produksi
eritropoietin.
adang-kadang, keadaan hipoksia di bagian tubuh lainnya, tetapi bukan di ginjal,
akan merangsang sekresi eritropoietin ginjal. Hal ini menunjukkan bah+a mungkin
terdapat beberapa sensor di luar ginjal yang mengirimkan sinyal tambahan ke ginjal
untuk diproduksi hormone tersebut. hususnya, baik norepine"rin maupun epine"rin
serta beberapa prostaglandin akan merangsang produksi eritropoietin.

D1# PS#

9uyton, !. 1., < Hall, . E. /2((0. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran /&& ed.0. /=. >. ?ahman, H.
Hartanto, !. @o)rianti, @. Aulandari, Eds., #ra+ati, 3. ?amadhani, 4. #ndriyani, 4. 3any, #.
 @ugroho, S. S. ?ianti, et al., %rans.0 akartaB E91.

Anda mungkin juga menyukai