MAKALAH Hubungan Ilmu Tauhid
MAKALAH Hubungan Ilmu Tauhid
Puji Setiawan
Sri Nursita Mariam Iba
Sherly Amelia Putri
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
1. Ilmu Kalam.........................................................................................................................3
2. Filsafat.................................................................................................................................4
3. Tasawuf...............................................................................................................................4
Bab III......................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
A. Rumusan Masalah
1. Apa definisi tentang Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
2. Dimanakah titik persamaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
3. Dimanakah titik perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf?
4. Bagaimana Relevansi atau hubungan antara Ilmu Kalam, Filsafat dan
Tasawuf?
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi tentang Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.
2. Dapat Membedakan definisi, objek dan peranan Ilmu Kalam,
Filsafat dan Tasawuf.
3. Dapat mengetahui letak kesamaan antara Ilmu Kalam, Filsafat
dan Tasawuf.
4. Dapat mengetahui letak perbedaan antara Ilmu Kalam, Filsafat
dan Tasawuf.
5. Dapat mengetahui kesinambungan atau relevansi antara Ilmu
kalam, Filsafat dan Tasawuf
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
membahas akidah utama agama Islam pun mendapat sebutan “ilmu
kalam” (secara harfiah, ilmu firman).
Poin lainnya adalah kenapa disiplin ini mendapat sebutan ilmu kalam dan
kapan sebutan itu diberikan. Sebagian orang mengatakan bahwa sebutan
kalam (secara harfiah, perkataan atau percakapan) diberikan kepada disiplin
ini karena disiplin ilmu ini memberikan tambahan kemampuan berbicara dan
berargumen kepada orang yang menguasainya. Sebagian lagi mengatakan
bahwa penyebabnya adalah karena para pakar di bidang ilmu ini suka
mengawali penuangan fikiran mereka dalam buku-buku mereka dengan
ungkapan al-kalamu fi kazda. Sebagian lain menjelaskan bahwa sebutan
“kalam” diberikan karena disiplin ini membahas topik-topik yang ahli-ahli
hadis lebih memilih sikap diam seribu bahasa.
4
2. Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yakni
philos dan shopia, philos mempunyai makna “mencintai” dan shopia
mempunyai makna ”kebijaksanaan atau kebenaran”. Secara singkat filsafat
adalah mencintai kebijaksanaan (love of wisdom) dalam kebenaran suatu
ilmu. Filsafat terdiri dari filsafat diskursif (bahtsi) maupun intelek intuitif
(dzawqi).
3. Tasawuf
Samsul Munir menuliskan dalam bukunya bahwa tasawuf berasal
dari kata shuf (shad, wawu dan fha) dan di dhomah shadnya, yang
mempunyai arti ”kain bulu domba yang kasar”, alasannya adalah karena
dulu orang-orang sufi selalu menjauhkan diri untuk memakai kain sutra,
karena waktu itu kain domba merupakan simbol kesederhanaan.
Tasawuf juga berasal dari kata Shafa (shad, fha, alif dan hamzah)
5
yang berarti suci, jernih dan bersih, maksudnya mereka mensucikan diri di
hadapan Allah SWT melalui latihan kerohania yang amat dalam yaitu
melatih dirinya untuk menjauhi segala sikap dan sifat yang kotor sehingga
tercapai kesucian dan kebersihan pada hatinya.
Filsafat Islam dan ilmu kalam sangat kuat pengaruhnya satu sama lain.
Kalam mencuatkan masalah-masalah baru bagi filsafat, dan filsafat membantu
memperluas area, bidang, atau jangkauan kalam, dalam pengertian bahwa
pembahasan tentang banyak masalah filsafat jadi dianggap penting dalam
kalam. Filsafat Islam mengandalkan akal dalam mengkaji objeknya-Allah,
Alam dan Manusia-tanpa terikat dengan pendapat yang ada (pemikiran-
pemikiran yang sama sifatnya, hanya berfungsi sebatas masukan dan relative).
Nash-nash agama hanya sebagai bukti untuk membenarkan hasil temuan akal.
Sebaliknya, ilmu kalam mengambil dalil akidah sebagaimana tertera dalam
wahyu, yang mutlak kebenarannya untuk menguji objeknya – Allah dan sifat-
sifatnya, serta hubungan dengan Allah dengan Alam dan Manusia
sebagaimana tertuang dalam kitab suci – menjadikan filsafat sebagai alat
untuk membenarkan nash agama. Seperti keberadaan Allah, Filsafat Islam
mengawali pembuktiannya dengan argumentasi akal, barulah pembenarannya
diberikan oleh wahyu, sementara ilmu kalam mencari wahyu yang berbicara
tentang keberadaan Allah, baru kemudian didukung oleh argumentasi akal.
Walaupun objek dan metode kedua ilmu ini berbeda, tapi saling melengkapi
dalam memahami Islam dan pembentukan akidah Muslim.
Tasawuf Falsafi yang biasanya juga disebut dengan irfan yakni secara
teknis diterapkan pada persepsi-persepsi khas yang ditangkap melalui
pemusatan perhatian relung terdalam jiwa dan tidak melalui pengalaman
inderawi dan rasional. Irfan sejati diperoleh semata-mata melalui
keterikatan.
7
Allah dan ketaatan kepada segenap perintah-Nya. Keterikatan tanpa
pengetahuan mustahil adanya, dan pengetahuan ini mesti bersandar pada
sejumlah prinsip filsafat. Penyingkapan dan visi irfan memunculkan masalah-
masalah baru untuk diuraikan dan dikupas tuntas oleh filosof, dan
memperluas cakrawala pandang filsafat. Dalam pemecahan berbagai masalah
dalam ilmu- ilmu kefilsafatan, visi-visi irfan bisa dianggap sebagai
pendamping. Banyak hal yang terbukti secara rasional dalam filsafat,
terungkap pula melalui penglihatan kalbu.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang
sama yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha
mencari kebenaran tentang Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat
dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang
alam maupun manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu
pengetahuaan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang
Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya yang tipikai berusaha
menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju
Tuhan.
8
Pada intinya bahwa ilmu kalam, filsafat maupun tasawuf memliki
kesamaan dalam segi bojek kajiannya, yaitu tentang Tuhan dan segala yang
berkaitan dengan-Nya. Namun dalam kajian objek tersebut hanya dibedakan
dalam penamaannya saja. Ilmu kalam dalam objek kajiannya dikenal dengan
sebutan kajian tentang Tuhan, sedangkan dalam filsafat di kenal dengan
sebutan kajian tentang Wujud dan dalam ilmu tasawuf (irfan) dikenal
dengan sebutan kajian tentang Al-Haq. Akan tetapi pada dasarnya ketiga
ilmu tersebut mengkaji kajian tentang Tuhan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan-Nya.
9
samping argumentasi-argumentasi naqliah berfungsi untuk mempertahankan
keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak nilai-nilai apologinya. Pada
dasarnya ilmu ini menggunakan metode dialektika (jadaliah) dikenal juga
dengan istilah dialog keagamaan. Sebagian ilmuwan bahkan mengatakan
bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan
pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan
dengan pendekatan rasional.
Meskipun ilmu kalam merupakan sebuah disiplin ilmu yang
rasional dan logis, namun kalau dilihat adari asas-asas yang dipakai dalam
argumentasinya terdiri dari dua bagian, yaitu; Aqli dan Naqli. Bagian Aqli ini
terbangun dengan dasar pemikiran yang rasional murni, itupun kalau ada
relevansinya dengan Naqli. Karena naqli tersebut adalah untuk menjelaskan
dan menegaskan pertimbangan rasional supaya memperkuat argumen-
argumennya.
2. Ilmu Filsafat
3. Ilmu Tasawuf
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa dari
pada rasio. Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif atau
sangat berbeda. `Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh dari rasa,
10
ilmu tasawuf bersifat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan
pengalaman seseorang. Itulah sebabnya, bahasa tasawuf sering tampak
aneh bila dilihat dari aspek rasio. Hal ini karena pengalaman rasa sulit
dibahasan. Pengalaman rasa lebih muda dirasakan langsung oleh orang
yang ingin memperoleh kebenaranya dan mudah digambarkan dengan
bahasa lambang, sehingga sangat interpretable dapat (di interpretasikan
bermacam-macam).
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi Kalam berarti “kata-kata”. Kata-kata disini di
maksudkan adalah kata-kata (firman) Allah. Jadi ilmu kalam adalah ilmu
yang mempermasalahkan kalam Allah, Filsafat berasal dari bahasa yunani
yang terdiri dari dua kata yakni philos dan shopia, philos mempunyai makna
“mencintai” dan shopia mempunyai makna ”kebijaksanaan atau kebenaran”
Samsul Munir menuliskan dalam bukunya bahwa tasawuf berasal dari kata
shuf (shad, wawu dan fha) dan di dhomah shadnya, yang mempunyai arti
”kain bulu domba yang kasar”, alasannya adalah karena dulu orang-orang
sufi selalu menjauhkan diri untuk memakai kain sutra, karena waktu itu kain
domba merupakan simbol kesederhanaan.
Bagi ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang
sama yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha
mencari kebenaran tentang Tuhan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan
wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam
maupun manusia (yang belum atau tidak dapat dijangkau oleh ilmu
pengetahuaan karena berada di luar atau di atas jangkauanya), atau tentang
Tuhan. Sementara itu, tasawuf juga dengan metodenya yang tipikai berusaha
menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan perjalanan spritual menuju
Tuhan.
A. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi ya ng
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena keterbatasannya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan makalah
ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Andi Eka. 2012. Tasawuf, Ilmu Kalam dan Filsafat Islam
(Suatu tinjauan sejarah tentang hubungan ketinganya). Al-
AdYaN. Vol. VII, No. 2. Juli- Desember 2012.
14
15