M. Faran Admin Penjas 6
M. Faran Admin Penjas 6
SEKOLAH TUGAS 6
Disusun oleh:
Mohamad Faran Al Khafid 20601241045
Dosen pengampu:
Fathan Nurcahyo S.Pd.Jas, M.Or.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Administrasi Pendidikan Jasmani.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafaaatnya di yaumul kiyamah nanti.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasimasih banyak
kekurangan untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun supaya
kedepannya saya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Wassalamualaikum
Wr.Wb
Menurut Abullah, kata Sekolah berasal dari bahasa Latin, yaitu skhhole, scola,
scolae atau skhola yang berarti waktu luang atau waktu senggang. Sekolah adalah
kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan mereka yang utama, yaitu
bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan
dalam waktu luang ialah mempelajari cara berhitung, membaca huruf-huruf dan
mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendamping dalam
kegiatan sekolah anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang
psikologi anak, sehingga memberikan kesempatankesempatan yang sebesar-besarnya
kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajarannya.
Menurut Sunarto juga, pada saat ini kata sekolah telah berubah artinya
menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat memberi
dan menerima pelajaran. Setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan
kepala sekolah dibantu oleh wakilnya. Bangunan sekolah disusun secar meninggi
untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain.
Ketersediaan sarana pada suatu sekolah memiliki peranan penting dalam
terlaksananya proses pendidikan.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau
murid di bawah pengawasan pendidik atau guru. Sebagian besar negara memiliki
sistem pendidikan formal yang umumnya wajib dalam upaya menciptakan anak didik
yang mengalami kemajuan setelah mengalami proses melalui pembelajaran. Menurut
negara, nama-nama untuk sekolah-sekolah itu bervariasi, akan tetapi umumnya
termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja
yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.
1. Sekolah nasional
Sekolah nasional merupakan hasil dari upaya pemerintah dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Menjadi sekolah nasional berarti terakreditasi oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa kriteria. Beberapa
kriteria tersebut salah satunya seperti kurikulum, fasilitas, pengelolaan sekolah,
dan kompetensi alumni. Sekolah jenis ini menggunakan standar kurikulum
nasional dalam proses belajar sehari-hari. Bahasa pengantar yang digunakan
adalah Bahasa Indonesia. Sekolah nasional seperti ini dapat berbeda
penyelenggaranya, bisa saja oleh pemerintah ataupun swasta. Diselenggarakan
oleh pemerintah berarti biaya operasional datang dari pajak. Baik begitu, siapapun
penyelenggaranya harus selalu mengikuti perubahan kurikulum yang ditentukan
oleh pemerintah.
1. Pendidikan Prasekolah
Prasekolah juga dikenal dengan istilah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang
meliputi Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK). Prasekolah
merupakan jenjang pendidikan yang paling awal. Di sini, anak-anak diajarkan
kemampuan dasar membaca dan berhitung. Di samping itu, proses pembelajaran
dikombinasikan dengan bermain. Pasalnya, siswa yang diajar masih berada pada
usia bermain, yaitu dalam rentang 2-6 tahun. Prasekolah termasuk ke dalam
pendidikan informal sehingga seorang anak tidak harus tamat dari jenjang ini
untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Namun, secara umum masyarakat mulai
menyekolahkan anak mereka pada jenjang ini. Mereka menganggap hal ini penting
agar sang anak lebih siap ketika memasuki dunia sekolah formal yang
sesungguhnya.
2. Sekolah dasar
Sekolah Dasar (SD) menjadi jenjang pendidikan formal yang pertama. Sekolah
Dasar diperuntukkan bagi siswa yang berumur 6-12 tahun. Mereka belajar di
Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun untuk menyelesaikan 6 tingkatan kelas, mulai
dari kelas 1 hingga kelas 6. Mata pelajaran di Sekolah Dasar lebih beragam
daripada di Prasekolah, meski yang disampaikan masih berupa materi-materi
dasar. Beberapa diantaranya:
- Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris (Kelas 4 ke atas)
- Matematika
- Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
- Seni Budaya
- Olahraga
3. Sekolah menengah pertama
Setelah menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar (SD), siswa akan masuk ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Di Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa
menghabiskan waktu selama 3 tahun untuk belajar. Tingkatan kelas di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) terdiri dari Kelas 1, 2 dan 3. Jumlah mata pelajaran yang
diajarkan lebih banyak ketimbang jenjang sebelumnya. Begitupun dengan materi
pelajaran yang lebih kompleks dan berkembang. Sebagai contoh, percabangan mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mencakup Biologi, Kimia dan Fisika. 4.
Sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan
Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah jenjang lanjutan dari Sekolah Menengah
Pertama (SMP), sekaligus jenjang paling akhir yang harus ditempuh siswa jika
menerapkan wajib belajar 12 tahun yang dimulai dari Sekolah Dasar (SD). Sama
seperti jenjang sebelumnya, Sekolah Menengah Atas (SMA) mensyaratkan siswa
belajar dalam kurun waktu 3 tahun dengan 3 tingkatan kelas; 1,2 dan 3. Di Sekolah
Menengah Atas (SMA) siswa dapat memilih salah satu di antara tiga peminatan
yang terdiri dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dan Bahasa. Pada jenjang yang sama, ada pula Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang ditujukan untuk mencetak siswa yang siap bekerja. Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) menekankan pada kegiatan belajar yang berbasis
praktik sehingga siswa memiliki keahlian pada bidang-bidang tertentu.
5. Perguruan tinggi
Perguruan tinggi hadir untuk memenuhi kebutuhan siswa lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang hendak
mendalami suatu bidang keilmuan secara mendalam. Perguruan tinggi menduduki
tingkat yang paling tinggi dalam jenjang pendidikan. Institusi pendidikan tinggi
meliputi universitas, akademi, institut serta politeknik. Tingkatan pada pendidikan
tinggi terdiri dari D1, D2, D3, S1, S2 dan S3. Terdapat pilihan jurusan kuliah dan
spesialisasi yang sangat beragam bagi siswa yang mendaftar di perguruan tinggi.
Hakikat sekolah ramah anak
Sekolah ramah anak adalah satuan pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup,
mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari
kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi
anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan
mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.
Sekolah ramah anak dirasa sangat perlu untuk diciptakan dengan tujuan agar
hak-hak anak terlindungi, anak merasa nyaman dan potensi mereka mudah untuk
berkembang serta out put pun berkualitas. Untuk itu guru sebagai salah satu
komponen sekolah yang lebih banyak waktunya bersama anak-anak memiliki
tanggungjawab penuh di dalam pendidikan formal untuk menciptakan Sekolah
Ramah Anak. Sekolah Ramah Anak perlu untuk dicanangkan karena menurut UUD
’45 “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembangan serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Upaya guru PJOK mewujudkan sekolah ramah anak
Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup nasional yang
dikelola oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan
pengembangan pendidikan lingkungan hidup Permendiknas12. Dalam program ini
diharapakan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju
lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.
Daftar Pustaka
Landasan Teori.
Wanda Mufthia Fajar1 dan Elpri Darta Putra. (2021). Peran Guru Melalui Program
Adiwiyata Dalam Mengembangkan Karakter Peduli Lingkungan di SD. Jurnal
Mimbar PGSD Undiksha (2021) Vol. 9 No. 3. pp. 468-474