Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

TUGAS 7

Disusun oleh:
Mohamad Faran Al Khafid
20601241045

Dosen pengampu:
Fathan Nurcahyo S.Pd.Jas, M.Or.

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Administrasi
Penjas. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang kita nantikan syafaaatnya di yaumul kiyamah nanti.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi


Penjas ini masih banyak kekurangan untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun supaya kedepannya saya dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 16 Mei 2023

Mohamad Faran Al Khafid


Hakikat Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang


berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan
harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan
berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan
secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global.

8 Standar Nasional

1. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan. Standar Isi Kesetaraan untuk pendidikan program paket. hnjn
2. Standar Proses Pendidikan
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran
pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang
dimaksudkan adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh
seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian
yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogik;
Kompetensi kepribadian; Kompetensi profesional; dan Kompetensi sosial.
Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B
dan Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan.
Tenaga Kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan
pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium,
teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.
4. Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang
unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga,
tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
5. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri atas:
 Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.
 Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
 Standar pengelolaan oleh Pemerintah.
6. Standar Pembiayaan Pendidikan
Pembiyaan penddikan terdiri
atas:
 Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
 Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
 Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak
langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan
prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar terdiri atas: Penilaian
hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan,
dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik,
dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi diatur oleh masing-masing
perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hakikat danTujuan Visitasi dan Akreditasi lembaga Pendidikan

Visitasi adalah kunjungan ke tempat lembaga yang sudah melewati


prosedur pengajuan akreditasi yang dilakukan oleh utusan dari BAN PAUD dan
PNF terdiri
dari 2 orang asesor. Visitasi dilaksanakan setelah satuan pendidikan mengisi data
di Sispena, dan sudah dinilai oleh KPA. Tujuan dari visitasi ini adalah
memberikan petunjuk teknis prosedur pelaksanaan Visitasi Satuan PAUD dan
PNF yang akan dilakukan oleh Asesor yang ditetapkan oleh BAN PAUD dan
PNF. Hasil Yang Diharapkan dalam visitasi ini diperolehnya data dan informasi
satuan pendidikan yang telah divisitasi untuk dilanjutkan ke tahapan Validasi dan
Verifikasi.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I, Pasal 1, dan ayat


32 yang menegaskan bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan
program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, pasal 60 (1) menyatakan, “Akreditasi dilakukan untuk menentukan
kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan
nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.” Kemudian ayat (2);
“Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh pemerintah
dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.”
Untuk menjamin bahwa kualitas pendidikan sesuai dengan standar pelayanan
minimal atau kriteria lain yang ditentukan oleh pemerintah, maka pemerintah
melakukannya melalui akreditasi. Akreditasi sebagai bagian dari kewajiban
pemerintah untuk menentukan apakah satuan pendidikan tersebut layak untuk
diakses masyarakat. Hal ini penting agar masyarakat tidak salah memilih lembaga
yang berkualitas. Kondisi empiris saat ini menunjukkan bahwa banyaknya
lembaga pendidikan anak usia dini yang bergerak ke arah industrialisasi
pendidikan dan lebih menekankan pada keuntungan. Bahkan ada juga yang
meninggalkan jati diri bangsa. Sebagian lagi hanya mengejar kemampuan tertentu
sesuai permintaan pasar.

Hakikat Kepemimpinan dan Pemimpin

Pemimpin adalah seseorang yang diberi status untuk memipin sebuah


anggota atau organisasi berdasarkan pemilihan, keturunan, atau cara lainnya.
Sehingga pemimpin itu merupakan seseorang yang dapat mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau jika
perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruhnya agar dapat
membantu tercapainya suatu tujuan dalam sebuah institusi ataupun organisasi.

Pemimpin itu dipelukan karena keperluan suatu institusi atau organisai


untuk mencapai tujuannya yang harus di pimpinnya yang disebut
kepemimpinannya, maka kepemimpinan merupakan sebuah tindakan atau prilaku
dari pemimpin untuk mencapai tujuan dari institusi atau organisasi.

(Afandi 2013)

Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan dalam


kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa
orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya terbuat
sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan (Hade Afriansyah 2019).

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok


yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan (Ralp
M.Stogdill). Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan
pembuatan keputusan-keputusan. (Robert Dubin). Kepemimpinan adalah individu
di dalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian
yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok (Fred E.Fiedler). Leadership is
any contribution to the establishment and attainment of group purpose (Kimball
Wiles). Dua definisi dari Carter V. Good : The ability and readiness to inspire,
guide, direct, or manage other dan The role of interpreter of interest and objectives
of group, to grow up recognizing and accepting the interpreter as spokesman.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan merupakan
kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Teori Lahirnya Pemimpin


1. Teori Sifat, Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa
pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa
eksistensi seorang pemimpin dapat dilihat dan dinilai berdasarkan sifat-sifat
sejak lahir sebagai sesuatu yang diwariskan. Teori ini mengatakan bahwa
kepemimpinan diidentifikasikan berdasarkan atas sifat atau ciri yang dimiliki
oleh para pemimpin. Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada karakteristik
tertentu seperti fisik, sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang esensial
bagi kepemimpinan yang efektif, yang merupakan kualitas bawaan seseorang.
Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan adalah
kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu yang
menjamin keberhasilan setiap situasi. Keberhasilan seorang pemimpin
diletakkan pada kepribadian pemimpin itu sendiri.
2. Teori Prilaku, Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin yang efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas,
berkomunikasi dan memotivasi bawahan. Menurut teori ini, seseorang bisa
belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang pemimpin yang efektif, tidak
tergantung pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi seorang
pemimpin bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun untuk menjadi
seorang pemimpin dapat dipelajari dari apa yang dilakukan oleh pemimpin
yang efektif ataupun dari pengalaman. Teori ini mengutarakan bahwa
pemimpin harus dipandang sebagai hubungan diantara orang-orang, bukan
sifat-sifat atau ciri- ciri seorang individu. Oleh karena itu, keberhasilan seorang
pemimpin sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam hubungannya
dan berinteraksi dengan segenap anggotanya.
3. Teori Lingkungan, Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin –
pemimpin itu merupakan hasil dari waktu, tempat dan keadaan. Kepemimpinan
dalam perspektif teori lingkungan adalah mengacu pada pendekatan situasional
yang berusaha memberikan model normatif. Teori ini secara garis besar
menjelaskan bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan
tugasnya sangat tergantung terhadap situasi dan gaya kepemimpinan yang
dipakainya. Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang berbeda pula.
Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus mampu mengubah model gaya
kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi zaman. Oleh karena itu,
situasi dan kondisi yang berubah menghendaki gaya dan model kepemimpinan
yang berubah. Sebab jika pemimpin tidak melakukan perubahan yang sesuai
dengan kebutuhan zaman, kepemimpinannya tidak akan berhasil secara
maksimal.
4. Teori Implisit, Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi
tentang karakteristik dari pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya
melibatkan stereotipe dan prototipe tentang ciri, keterampilan atau perilaku
yang relevan. Tujuan utamanya bisa untuk membedakan para pemimpin
diantara berbagai jenis pemimpin (misalnya manajer, politikus, perwira
militer). Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai hasil
dari pengalaman aktual dengan para pemimpin, keterpaparan terhadap literatur
tentanng pemimpin yang efektif, dan pengaruh sosial budaya lainnya.
5. Teori Great Man, Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai
pemimpin yang memiliki berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda
dengan kebanyakan manusia lainnya. Ciri-ciri individu tersebut mencakup
karisma, intelegensi, kebijaksanaan, dan dapat menggunakan kekuasaan yang
dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar
bagi sejarah manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang
yang dicirikan oleh pesona pribadi, daya tarik, yang disertai dengan
kemampuan komunikasi interpersonal dan persuasi yang luar biasa. Menurut
Carlyle, pemimpin besar akan lahir saat dibutuhkan oleh situasi sehingga para
pemimpin ini tidak bisa dibuat.
6. Teori Transformasi, Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya
perilaku kepemimpinan dimana para pemimpin yang kemudian dikategorikan
sebagai pemimpin transformasi (transformational leader) memberikan inspirasi
kepada sumber daya manusia yang lain dalam organisasi untuk mencapai
sesuatu melebihi apa yang direncanakan oleh organisasi. Pemimpin
transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang mengajak sumber daya
manusia organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin. Para
pemimpin transformasi
lebih mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan
kepemimpinannya.
7. Teori Neokharismatik, Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme
daya tarik emosional dan komitmen pengikut yang luar biasa.
8. Teori kepemimpinan kharismatik, Teori ini mengemukakan bahwa para
pengikut membuat atribut dari kemampuan kepemimpinan yang heroik bila
mereka mengamati perilakuperilaku tertentu dari pemimpinnya.

Jenis, Ciri dan Tujuan Kepemimpinan

1. Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang mampu
menarik atensi banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh
seorang pemimpin yang merupakan anugerah dari Tuhan. Kepribadian dasar
pemimpin model ini adalah kuning. Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis
ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya
yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan kepribadian
kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Namun, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan
dengan peribahasa “ Tong Kosong Nyaring Bunyinya ”. Mereka mampu
menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang –
orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsistenan pemimpin
tersebut. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta
pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan
maaf dan janji.
2. Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang
otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang
telah diberikan. Dalam gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan
semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin
dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama
maupun
sasaran minornya. Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga
berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi
jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak
perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang
diputuskan pemimpin.
3. Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin
model ini adalah putih. Pada gaya kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki
peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya
menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai
sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi
keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
4. Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling
menghargai bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru.
Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan kepada
semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada dasarnya memiliki empati yang
tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Segala bentuk kebajikan ada
dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang karena kehangatannya akan
terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin bergaya moralis adalah sangat
emosinal. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan,
kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

Berikut adalah beberapa ciri umum kepemimpinan:

1. Visi dan Tujuan: Seorang pemimpin memiliki visi yang jelas tentang arah
yang ingin dicapai dan tujuan yang ingin dicapai. Mereka mampu
mengilhami orang lain dengan visi ini dan mengarahkan upaya mereka
menuju pencapaian tujuan bersama.
2. Keberanian dan Kepercayaan Diri: Seorang pemimpin memiliki
keberanian untuk mengambil risiko dan menghadapi tantangan. Mereka
memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam kemampuan mereka sendiri
dan kemampuan anggota tim.
3. Integritas: Kepemimpinan yang efektif melibatkan integritas yang tinggi.
Seorang pemimpin berperilaku dengan jujur, konsisten, dan adil. Mereka
memegang nilai-nilai moral yang kuat dan bertindak sesuai dengan nilai-
nilai tersebut.
4. Komunikasi yang Efektif: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas
dan efektif merupakan ciri penting dari seorang pemimpin. Mereka
mampu mendengarkan dengan baik, menyampaikan gagasan dengan jelas,
dan memotivasi orang lain melalui komunikasi yang efektif.
5. Kemampuan Memotivasi: Pemimpin mampu memotivasi dan
menginspirasi anggota tim mereka. Mereka dapat mengenali kebutuhan,
keinginan, dan potensi individu, dan menggunakan berbagai strategi untuk
memotivasi dan meningkatkan kinerja mereka.
6. Kemampuan Mengambil Keputusan: Seorang pemimpin harus mampu
mengambil keputusan yang baik dan cepat. Mereka harus dapat
menganalisis informasi yang tersedia, mempertimbangkan faktor-faktor
yang relevan, dan mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai
tujuan.
7. Kemampuan Delegasi: Seorang pemimpin mampu mendistribusikan tugas
dan tanggung jawab kepada anggota tim dengan cara yang efisien. Mereka
memahami kekuatan dan kelemahan anggota tim, dan mampu memberikan
tanggung jawab yang sesuai untuk memaksimalkan kinerja tim secara
keseluruhan.
8. Kolaborasi dan Kemampuan Memimpin Tim: Pemimpin efektif mampu
bekerja dalam tim dan memimpin tim dengan baik. Mereka mendorong
kolaborasi, memfasilitasi komunikasi yang baik antar anggota tim, dan
mampu mengelola konflik yang mungkin timbul.
Berikut adalah beberapa tujuan umum kepemimpinan:

1. Mencapai Tujuan Organisasi: Salah satu tujuan utama kepemimpinan


adalah membantu organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang pemimpin berperan dalam merumuskan visi dan strategi,
mengarahkan upaya anggota tim, dan memastikan bahwa tujuan organisasi
tercapai dengan efektif dan efisien.
2. Menginspirasi dan Memotivasi: Seorang pemimpin bertujuan untuk
menginspirasi dan memotivasi anggota tim. Mereka berusaha untuk
menciptakan lingkungan kerja yang positif, membangkitkan semangat dan
keterlibatan anggota tim, serta memberikan dukungan dan pengakuan yang
diperlukan untuk mencapai kinerja yang tinggi.
3. Mengembangkan dan Meningkatkan Kinerja Individu: Kepemimpinan
bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja individu
dalam tim. Pemimpin memberikan arahan, pelatihan, dan umpan balik
yang konstruktif untuk membantu anggota tim mencapai potensi terbaik
mereka, serta memfasilitasi pengembangan karir dan pertumbuhan
individu.
4. Membangun Hubungan yang Kuat: Pemimpin berusaha untuk membangun
hubungan yang kuat dengan anggota tim dan pihakpihak terkait lainnya.
Tujuannya adalah untuk menciptakan ikatan tim yang solid, membangun
kepercayaan, dan meningkatkan kolaborasi dan kerjasama di antara
individu-individu yang terlibat.
5. Membangun Budaya Organisasi yang Positif: Pemimpin berperan dalam
membentuk budaya organisasi yang positif dan sesuai dengan nilai-nilai
yang diinginkan. Mereka mendorong kerjasama, inovasi, integritas, dan
etika kerja yang baik, serta menciptakan lingkungan di mana setiap
individu dihormati dan diakui.
6. Mengelola Perubahan: Kepemimpinan memiliki peran penting dalam
mengelola perubahan di dalam organisasi. Pemimpin membantu
mengomunikasikan dan memfasilitasi perubahan yang diperlukan,
mengatasi hambatan dan ketidakpastian, serta memotivasi anggota tim
untuk beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi perubahan tersebut.
Trilogi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro

Implementasi trilogi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dapat diukur


berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut: (1) Ing ngarsa sung tuladha diukur
berdasarkan indikator sebagai berikut: Penerapan asas kepemimpinan Ing Ngarso
Sung Tuladha, Membimbing guru agar dapat menerapkan Ing Ngarso Sung
Tuladha, Program untuk menerapkan Ing Ngarso Sung Tuladha, Manfaat
penerapan Ing Ngarso Sung Tuladha, Faktor yang mendukung penerapan Ing
Ngarso Sung Tuladha, serta Kendala dan solusi dalam penerapan Ing Ngarso Sung
Tuladha; (2) Ing Madya Mangun Karsa diukur berdasarkan indikator sebagai
berikut: Penerapan asas kepemimpinan Ing Madya mangun Karso, Membimbing
guru agar dapat menerapkan Ing Madya mangun Karso, Program untuk
menerapkan Ing Madya mangun Karso, Manfaat penerapan Ing Madya mangun
Karso, Faktor yang mendukung penerapan Ing Madya mangun Karso, dan
Kendala dan solusi dalam penerapan Ing Madya mangun Karso; dan (3) Tut Wuri
Handayani diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: Penerapan asas
kepemimpinan Tut Wuri Handayani, Membimbing guru agar dapat menerapkan
Tut Wuri Handayani, Membimbing siswa untuk menerapkan Tut Wuri
Handayani, Program untuk menerapkan asas kepempimpinan menerapkan Tut
Wuri Handayani, Manfaat menerapkan asas kepempimpinan menerapkan Tut
Wuri Handayani, Faktor yang mendukung penerapan Tut Wuri Handayani dan
Kendala dan solusi dalam penerapan Tut Wuri Handayani (Ki B. Boentarsono,
2012: 24).

Kriteria Pemimpin yang Ideal

Berikut adalah beberapa kriteria umum yang sering dianggap penting


dalam seorang pemimpin yang ideal:

1. Visi dan Ketegasan: Pemimpin yang ideal memiliki visi yang jelas tentang
arah yang ingin dicapai dan mampu mengkomunikasikan visi tersebut
dengan jelas kepada anggota tim. Mereka juga harus memiliki ketegasan
dalam mengambil keputusan dan mengikuti jalur yang telah ditentukan.
2. Integritas dan Etika: Pemimpin yang ideal berperilaku dengan integritas
yang tinggi. Mereka memegang nilai-nilai moral yang kuat, bertindak
secara konsisten dengan nilai-nilai tersebut, dan menjadi contoh yang baik
bagi anggota tim.
3. Keberanian dan Kepercayaan Diri: Pemimpin yang ideal memiliki
keberanian untuk mengambil risiko yang dibutuhkan dan menghadapi
tantangan. Mereka juga memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam
kemampuan mereka sendiri dan mampu menginspirasi kepercayaan diri
pada anggota tim.
4. Kemampuan Komunikasi yang Efektif: Pemimpin yang ideal memiliki
kemampuan komunikasi yang baik. Mereka mampu mendengarkan dengan
baik, menyampaikan gagasan dengan jelas, dan memotivasi orang lain
melalui komunikasi yang efektif.
5. Kemampuan Memotivasi: Pemimpin yang ideal mampu memotivasi dan
menginspirasi anggota tim. Mereka dapat mengenali kebutuhan,
keinginan, dan potensi individu, dan menggunakan berbagai strategi untuk
memotivasi dan meningkatkan kinerja mereka.
6. Keterampilan Kolaborasi dan Kepemimpinan Tim: Pemimpin yang ideal
mampu bekerja dalam tim dan memimpin tim dengan baik. Mereka
mendorong kolaborasi, memfasilitasi komunikasi yang baik antara anggota
tim, dan memiliki keterampilan dalam mengelola konflik dan
mengarahkan upaya tim menuju pencapaian tujuan bersama.
7. Kepekaan Sosial dan Empati: Pemimpin yang ideal memiliki kepekaan
sosial yang tinggi dan mampu memahami perasaan, kebutuhan, dan
perspektif orang lain. Mereka dapat berempati dengan anggota tim,
membangun hubungan yang kuat, dan membuat keputusan yang
mempertimbangkan kepentingan semua pihak terlibat.
8. Kemampuan Mengembangkan dan Meningkatkan Orang Lain: Pemimpin
yang ideal memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kinerja individu dalam tim. Mereka memberikan arahan,
pelatihan, dan
umpan balik yang konstruktif, serta mendukung pengembangan karir dan
pertumbuhan anggota tim.

Ciri Pemimpin yang Efektif

Berikut adalah beberapa ciri pemimpin yang efektif:

1. Visi yang Kuat: Pemimpin yang efektif memiliki visi yang jelas dan
inspirasional tentang arah yang ingin dicapai. Mereka mampu
mengkomunikasikan visi tersebut dengan jelas kepada tim dan mengilhami
mereka untuk mencapainya.
2. Kepercayaan dan Integritas: Pemimpin yang efektif membangun
kepercayaan dengan tim melalui integritas yang tinggi. Mereka berperilaku
konsisten dengan nilai-nilai, menjunjung tinggi etika, dan memenuhi janji-
janji yang diberikan.
3. Kemampuan Komunikasi yang Baik: Pemimpin yang efektif memiliki
kemampuan komunikasi yang kuat. Mereka mendengarkan dengan aktif,
mengkomunikasikan ide dan instruksi dengan jelas, serta memfasilitasi
komunikasi yang efektif di antara anggota tim.
4. Kemampuan Memotivasi: Pemimpin yang efektif mampu memotivasi
anggota tim untuk memberikan yang terbaik. Mereka mengenali
kebutuhan dan keinginan individu, memberikan umpan balik yang
konstruktif, memberikan pengakuan atas prestasi, dan menciptakan
lingkungan yang mendukung dan berinspirasi.
5. Kemampuan Mengambil Keputusan yang Tepat: Pemimpin yang efektif
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan berani.
Mereka menganalisis informasi dengan hati-hati, mempertimbangkan
konsekuensi, dan memilih jalur tindakan yang paling baik untuk mencapai
tujuan.
6. Kemampuan Delegasi: Pemimpin yang efektif mampu mendelegasikan
tugas dengan tepat. Mereka mengenali kekuatan individu dalam tim dan
memberikan tanggung jawab yang sesuai, sambil tetap memberikan arahan
dan dukungan yang diperlukan.
7. Keterbukaan terhadap Pembelajaran dan Perbaikan: Pemimpin yang
efektif memiliki sikap pembelajaran yang terus-menerus. Mereka
menerima umpan balik dengan terbuka, mencari peluang untuk belajar dan
berkembang, dan terbuka terhadap perubahan dan inovasi yang diperlukan.
8. Kemampuan Memimpin dan Mengelola Konflik: Pemimpin yang efektif
memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengelola konflik. Mereka
mampu mengatasi perbedaan pendapat, menengahi konflik, dan mencapai
kesepakatan yang saling menguntungkan.
9. Empati: Pemimpin yang efektif memiliki kemampuan untuk memahami
dan menghargai perasaan dan perspektif orang lain. Mereka
memperhatikan kebutuhan dan kepentingan anggota tim, dan bertindak
dengan kepekaan terhadap situasi dan perasaan mereka.
10. Kolaborasi dan Kemampuan Membangun Tim: Pemimpin yang efektif
mampu membangun kolaborasi yang kuat dan memfasilitasi kerjasama di
antara anggota tim.

Fakta Dan Realita Guru PJOK

Guru PJOK ketika dilapangan bukan hanya mengajar saja, melainkan


menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama pelajaran mulai dari RPP
hingga untuk evaluasi atau penialain siswa. Selain itu, pada acara yang
berhubungan dengan olahraga seperti 17an dan class meeting, guru olahraga
biasanya juga ikut terlibat. Meskipun pembelajaran PJOK banyak praktiknya,
guru PJOK juga menggunakan media yang terbuat dari benda digital, misalnya
menunjukkan video, jadi pembelajaran bukan hanya menggunakan media yang
itu- itu saja tetapi dapat menggunakan inovasi lain.

Harapan

Sebagai calon guru PJOK saya berharap agar guru PJOK selalu aman
mengemban tugas yang sudah diberikan, dan selalu berusaha menjadi lebih baik.
Upaya

Selalu belajar mengikuti perkembangan zaman agar ilmunya semakin


bertambah.

Daftar Pustaka

Syahril, S. (2019). Teori-teori kepemimpinan. Riayah: Jurnal Sosial Dan


Keagamaan, 4(02), 208-215
Alawiyah, F. (2017). Standar nasional pendidikan
dasar dan menengah. Aspirasi, 8(1), 81-92.
Indrawan, I. (2020). Pelaksanaan Kebijakan Akreditasi PAUD. Mitra AshShibyan,
3(01), 46-54.

Anda mungkin juga menyukai