Anda di halaman 1dari 3

Tugas.

3
Nama : Efa Susianti

NIM : 041133203

Kerjakan Tugas 3 berikut ini:

1. Semua pembelian asuransi menyangkut kontrak, yaitu perjanjian yang mengikat


secara hukum dan menimbulkan hak serta kewajiban bagi pihak-pihak yang
bersangkutan.

    a. Jelaskan jenis kontrak asuransi.

Jawab:

1. Kontrak Bersyarat (Voidable Contract)

Kontrak bersyarat memungkinkan satu pihak memilih memutuskan perjanjian karena tindakan atau
ketiadaan tindakan (wan prestasi) dari pihak lainnya. Pihak yang memiliki hak untuk memutuskan
kontrak dapat juga memilih agar kontrak ditegakkan. Sebagai contoh: penanggung tidak lagi terikat
memenuhi kewajibannya, jika diketahui bahwa tertanggung melakukan penipuan (defrand),
tertanggung dapat menuntut penanggung ke pengadilan, jika penanggung, secara melawan hukum,
menolak pembayaran klaim.

2. Kontrak yang Cacat Hukum (Void Contract)

Kontrak cacat hukum, jika dari semula kekurangan satu atau lebih persyaratan untuk menjadi kontrak
yang berlaku. Contoh: kontrak asuransi yang dibeli untuk maksud ilegal seperti maksud memperoleh
uang pertanggungan dengan membakar rumah yang dipertanggungkan, satu pihak tidak mampu
secara hukum seperti seseorang dinyatakan tidak waras membeli asuransi. Dalam hal-hal tersebut
kontrak tersebut dianggap tidak pernah ada (void ab initio).

Sumber BMP ADBI4211 modul 7 hal 7.4

    b. Jelaskan syarat-syarat kontrak asuransi.

1. Harus Ada Persetujuan dari Pihak-Pihak yang Mengikatkan Diri Kontrak dimulai bila seseorang
mengajukan usulan untuk mempertukarkan sesuatu yang berharga dengan orang lain. Itu berarti
bahwa salah satu pihak menawarkan dan tawaran diterima baik oleh pihak lain. Penawaran tersebut
harus cukup terinci dan dikomunikasikan secara jelas. Penerimaan penawaran hars tanpa syarat, dan
dikomunikasikan secara jelas. Semua pihak dalam suatu kontrak harus sepakat atas syarat-syarat yang
tepat sama. Harus terjadi kesamaan pikiran (meeting of the minds). Untuk membuat suatu kontrak,
satu pihak memberi penawaran kepada pihak lainuntuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Pihak kedua dapat menerima, menolak atau membuat konter penawaran. Jika terjadi kesepakatan,
maka kedua belah pihak terikat untuk melaksanakan kontrak tersebut.
2. Tujuannya Harus Legal (Lawful Objective)

Pengadilan tidak akan mendukung jika maksud perjanjian tidak legal atau bertentangan dengan politik
pemerintah. Misalnya perjanjian menjadi tidak sah jika yang diasuransikan adalah mobil curian.

Contoh lain, perjanjian ilegal jika misalnya orang mengasuransikan rumahnya dengan niat ia akan
membakar rumah itu dengan sengaja dengan harapan akan mendapat santunan asuransi.

3. Kedua Belah Pihak Haru Kompeten (Capacity)

Tidak semua orang secara hukum memiliki kemampuan untuk melakukan kontrak. Misalnya anak di
bawah umur, orang sakit jiwa, dan pemabuk atau pecandu tidak kompeten untuk melakukan
perjanjian yang mengikat. Perusahaan yang belum mempunyai merupakan pihak yang tidak
kompeten. asuransi izin usaha

4. Harus Ada Imbalan yang Dipertukarkan (Compensation)

Persyaratan terakhir untuk sahnya sebuah kontrak adalah imbalan yang dipertukarkan oleh kedua
belah pihak untuk persetujuan itu, misalnya, adanya hak atau kewajiban.

Sumber BMP ADBI4211 modul 7 hal 7.5

2. Jelaskan tentang usaha perasuransian di Indonesia dilihat dari unsur kepemilikan.

Jawab

1. Badan Usaha Milik Negara

Badan Usaha Milik Negara, sesuai dengan namanya semua saham atau sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh Pemerintah, yang dalam hal ini Departemen Keuangan RI. Badan usaha milik negara,
secara hukum berbentuk Perseroan Terbatas yang diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas,
namun dengan memperhatikan beberapa ketentuan khusus. Biasanya perseroan terbatas diberi
tambahan di belakangnya dengan kata 'Persero'.

2. Badan Usaha Milik Swasta Nasional

Pengertian milik swasta di sini adalah swasta nasional. Demikian juga dengan bentuk badan
hukumnya, bisa berbentuk Perseroan Terbatas dan bisa juga dalam bentuk Koperasi. Perusahaan
swasta nasional sepenuhnya tunduk kepada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan
terbatas. Apabila perseroan terbatas dimaksud telah mampu menjadi perusahaan publik maka juga
harus tunduk kepada Undang-Undang tentang Pasar Modal. Pada perusahaan swasta nasional yang
berbentuk koperasi, maka dengan sendirinya harus tunduk kepada Undang-Undang Koperasi Nomor
25 Tahun 1992, yang pada tanggal 30 Oktober telah dikeluarkan Undang-Undang Koperasi yang baru
Nomor 17 Tahun 2012.

3. Badan Usaha Milik Usaha Patungan

Sesudah orde baru memegang Pemerintahan pada tahun 1966, maka secara berangsur masuklah para
investor asing ke Indonesia, dalam bentuk Penanaman Modal Asing. Bersamaan dengan itu mereka
juga membawa mitra usahanya atau perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perusahaan yang
menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satu mitra usaha mereka adalah perusahaan asuransi.

Sumber BMP ADBI4211 modul 8 hal. 8.44

Anda mungkin juga menyukai