Anda di halaman 1dari 21

“Communication And Language”

Di susun oleh :

Muhammad Amin Akbar( 2070233021)

Muhammad Amin Rais( 2070233020)

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan, Sholawat serta salam selalu tercurahkan
kepada junjungan agung Nabi besar Muhammad Shallallahu`alaihi Wa Sallam yang telah
memberikan pedoman kepada kita jalan yang sebenar-benarnya, jalan yang penuh dengan rahmat
Allah SWT. Makalah ini berjudul “Communication And Language”yang bertujuan sebagai
sumber bacaan agar bisa memahami dan mengetahui tentang apa tanggung jawab cendikiawan
muslim, selain itu penulisan makalah ini tak terlepas dari tugas mata kuliah Filsafat llmu.

Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis berharap adanya kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Bengkulu, 13 Mei 2023


DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………….2

Daftar isi……………………………………………………………… …………………………………3


Bab 1
Pendahuluan………………………………………………………………………………………………4
1. Latar
belakang……………………………………………………………………………………………4
2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………………
3. Tujuan……………………………………………………………………………………………….
.
BAB II Pembahasan……….
………………………………………………………………………………………6

BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………………………19
Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………19

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia dikenali oleh semua orang namun
sangat sedikit yang dapat mendefinisikannya secara memuaskan. Komunikasi memiliki beberapa
variasi definisi yang tidak terhingga seperti ;saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran
informasi dan masih banyak lagi.
Istilah komunikasi berasaldari bahasa latin communication yang berakar dari kata commumis.
Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain suatu peristiwa komunikasi
akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi
atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai istilah, komunikasi dapat
diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi di antara dua orang atau
lebih dengan menggunakan simbol verbal dan non verbal.
Menurut Ruben dan Stewerdn komunikasi adalah proses yang melibatkan individu-individu
dalam suatu hubungan kelompok, organisasi, dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
pesan untuk beradaptasi dengan linkungan satu sama lain. Sedangkan dalam paradigma Laswell
menyebutkan bahwa komunikasi itu harus memiliki komunikator, pesan, media, komunikan,
efek. Teori komunikasi matematis dari Shannon dan Weaver (1949;Weaver, 1949b) sangat
diterima secara luas sebagai salah satu dasar berkembangnya ilmu komunikasi. Teori ini adalah
contoh yang jelas dari mahzab proses, yang memandang komunikasi sebagai transmisi pesan.
Pemikiran mereka berkembang selama perang dunia II didalam Bell Telephone Laboratories di
Amerika Serikat, dan fokus utama mereka adalah mencari jalan bagaimana agar saluran-saluran
komunikasi dapat digunakan seefisien mungkin. Bagi mereka saluran utama adalah kabel telepon
dan gelombang radio. Mereka memproduksi sebuah teori yang memungkinkan mereka untuk
mendekati permasalahan terkait bagaimana mereka mengirimkan informasi dengan jumlah yang
maksimal pada saluran yang ada, dan bagaimana mengukur kapasitas sebuah saluran untuk
membawa informasi. Konsentrasi pada saluran dan kapasitasnya sesuai bagi para akademisi yang
memiliki latar belakang matematika dan mesin, namun mereka juga mengaku bahwa teori
mereka dapat diterapkan secara luas pada keseluruhan pertanyaan terkait komunikasi manusia
Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Setiap orang mempunyai kepandaian berbahasa yang berbeda-beda dalam
berkomunikasi. Namun, bahasa akan tetap menjadi pedoman setiap orang untuk berkomunikasi.
Bahasa juga memiliki fungsi dan hakikat. Fungsi bahasa dibagi menjadi 4, yakni: fungsi
kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perseorangan, dan fungsi pendidikan. Sedangkan,
hakikat dalam berbahasa memiliki ragam sifat, yakni sifat dinamis, sifat manusiawi, dan sifat
produktif. Jadi, kita dalam berbahasa tidak boleh sembarangan karena dalam bahasa sudah ada
aturannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berakar dari kata
communis.Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu
peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di
dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang
dikomunikasikan.
Sebagai sebuah istilah komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan
pesan atau informasi di antara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol
verbal (bahasa) dan nonverbal. Dengab demikian mengajar, berpidato, memberi
isyarat, menulis surat, membaca berita, dan melihat tayangan televisi semuanya
itu dapat disebut dengan komunikasi.
Pendeknya,segala proses kegiatan antara dua orang (dua pihak) untuk berbagi informasi,
ide, dan perasaan disebut komunikasi. ( Hybels dan weaver, 1992: 6).
Komunikasi adalah suatu proses dengan mana informasi antar individual ditukarkan melalui
sistem simbol, tanda atau tingkah laku yang umum. (Webster’s New Collegiate
Dictionary 1981:225).
Komunikasi bersifat omnipresent (hadir di mana-mana) kapan saja, di mana saja, dan dengan
siapa saja. Komunikasi merupakan aktifitas yang paling banyak dilakukan oleh manusia dan
tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan modern memberi kesempatan
kepada setiap orang untuk melakukan komunikasi dalam setiap ruang dan waktu hampir tanpa
batas. Awal tahun 1950-an di Palo Alto California, sekelompok peneliti dari berbagai latar
belakang ilmu termasuk psiakatri, antropologi dan komunikasi berkumpul. Semuanya
berkolaborasi guna menelaah pendekatan komunikasi manusia. Hasil yang menguat dari
makalah-makalah penelitian merekomendasikan bahwa manusia tidak dapat tidak
berkomunikasi. Saat dua orang bertemu, mereka pasti melakukan komunikasi secara terus
menerus walaupun hanya sebataas prilaku. Bahkan keheningan dan saat mereka saling
menghindari kontak mata antara satu sama lain juga termasuk komunikasi. Situasi seperti ini,
boleh saja tidak terdapat kata-kata, tetapi masih tetap mengatakan sesuatu. Untuk itulah, Harnold
D. Laoswell salah satu peletak dasar ilmu komunikiasi menyampaikan bahwa komunikasi
penting dipelajari karena tiga faktor, yakni, pertama, manusia memiliki hasrat mengontrol
lingkungannya, kedua, manusia butuh beradaptasi dengan lingkungan, dan faktor ketiga, manusia
selalu berupaya melakukan transformasi dan bersosialisasi. Deddy Mulyana mengemukakan
pentingnya mempelajari komunikasi. Menurutnya ilmu komunikasi semakin memiliki posisi
yang sangat penting dalam pengembangan dan pengkajian, selaras dengan perkembangan
peradaban dan kemajuan teknologi manusia. Dalam konteks ini ada tiga alasan utama, yaitu
komunikasi sebagai ilmu, komunikasi sebagai penelitian dan komunikasi sebagai keterampilan. 3
Komunikasi sebagai ilmu berarti komunikasi yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan
dengan berbagai konstruksi seperti jurnalis, publics relation officer, ahli manajemen komunikasi,
politisi, ulama’, ilmuan, diplomat, presenter radio dan TV, dan sebagainya. Selain itu, ilmu
komunikasi yang sekarang dan masa yang akan datang semakin luas pengkajiannya dan
mendorong munculnya spesifikasi kajian sesuai dengan kebutuhan, sehingga mendorong pula
pada pengembangan mata kuliah dan program studi baru, misalnya komunikasi kriminal, krisis,
legal, digital, profetik (Qur’ani, legislatif, instruksional), dan sebagainya. Sementara komunikasi
sebagai penelitian, yakni sebagai bidang kajian ilmu yang dapat mengkaji berbagai masalah
sosial, yang terjadi dalam masyarakat. Sebab fenomena komunikasi terdapat dalam setiap lapisan
dan aktivitas kehidupan manusia. Di Indonesia, dengan konteks kehidupan sosial yang sangat
heterogen dan plural masih diwarnai dengan pola-pola sosial tradisonal kearifan lokal (lokal
wisdom), yang menjadi modal sosial masyarakat. Dari sini dirperlukan konstruktif epistimologi
pencarian teori-teori baru yang kontekstual dan orisinil atau membangun teori baru berdasarkan
prakatik komunikasi yang terdapat di dalam masyarakat. Komunikasi sebagai keterampilan tidak
terlepas dari keterampilan komunikasi atau kopetensi komunikasi mengacu pada kemampuan
berkomunikasi secara epektif. 4 Kopetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang
peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi konten atau kandungan dan bentuk pesan
komunikasi. Di zaman sekarang ini dengan tingkat mobilitas manusia yang tinggi membuat
manusia berpindah dari lingkungan komunikasi yang berbeda-beda. Dengan demikian
keterampilan komunikasi sangat berperan penting dalam meningkatkan prestasi individu dalam
sebuah instansi untuk kemajuan karier dan juga mencapai keharmonisan dalam kehidupan sosial.
Umumnya orang yang terampil berbicara dianggap memiliki kredibilitas, karenanya lebih
mungkin sukses dalam kehidupan kariernya. Orang yang memiliki keterampilan komunikasi
lebih dapat dijadikan figur pemimpin, sebab dapat memberikan arahan, motivasi, mediasi
konflik, membangun solidaritas kerja tim, mampu membangun iklim dan budaya organisasi yang
diwarnai dengan hubungan interpersonal yang baik

KARAKTERISTIK
KOMUNIKASI
a. Komunikasi itu uni Unik dalam konteks ini mengacu kepada dua hal. Pertama, setiap
orang memiliki kebiasaan dan kebutuhan yang relatif berbeda ketika berkomunikasi. Kebiasaan
itu dibentuk dari pengalaman, pengetahuan, potensi, serta karakter seseorang. Adapun
kebutuhan, datangnya dari tujuan dan harapan yang timbul dari diri seseorang ketika
berkomunikasi. Termasuk dalam kebutuhan adalah keinginan untuk diakui, dihibur, diberi ide
atau informasi, dan didukung atau dimotivasi. Keunikan yang kedua, suatu peristiwa atau
pengalaman komunikasi yang pernah terjadi tak akan dapat terulang lagi dengan cara yang sama
persis. Pengalaman itu berubah. Suatu tindak komunikasi tertentu akam mempengaruhi
perubahan para pelakunya sehingga kegiatan itu tidak akan terjadi lagi dengan cara yang serupa.
b. Komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis Sebagai suatu proses, komunikasi
adalah suatu aktivitas yang selalu berubah, terus-menerus, tak pernah benar-benar tuntas, dan
tidak selalu jelas awal-akhirnya. Peristiwa yang dialami sebelumnya sekalipun tidak disadari
mempengaruhi komunikasi yang terjadi saat itu, dan peristiwa komunikasi saat mendatang.
Proses itu disebut dinamis karena semua faktor yang terlibat dalam komunikasi (orang, latar,
peristiwa, perilaku, dan media) secara terus-menerus berinteraksi..
c. Komunikasi merupakan suatu transaksi
Sebagai suatu transaksi, di dalam komunikasi terjadi proses kegiatan menyampaikan dan
menerima pesan. Disitu ada orang atau pihak yang berperan sebagai penyampai dan
penerima pesan.

 C. FUNGSI KOMUNIKASI


 Setiap peristiwa komunikasi memiliki satu fungsi atau lebih. Yang termasuk fungsi
komunikasi adalah berikut ini.
a. Fungsi personal, yaitu tindak komunikasi untuk mengekspresikan pikiran, sikap,
atau perasaan pelakunya, seperti sedih, gembira, senang, dan benci
b. Fungsi instrumental (direktif), yaitu kegiatan komunikasi yang dimaksudkan
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, seperti bujuk-rayuan, nasihat, adu pendapat,
pembelaan diri, permintaan, perintah.
c. Fungsi interaksional, yaitu perilaku komunikasi untuk menjalin kontak dan hubungan sosial,
seperti sapaan,basa-basi, simpati, dan penghiburan.
d. Fungsi informatif, yaitu aktivitas komunikasi untuk menyampaikan informasi,ilmu
pengetahuan, dan budaya, seperti penyuluhan, pemberian pelajaran, dan sarasehan.
e. Fungsi heurisyik, yaitu tindak komunikasi yang dimaksudkan untuk belajar atau
memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau penjelasan mengenai sesuatu hal.
f. Fungsi imajinatif, yaitu kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk memenuhi rasa
estetik( keindahan), seperti puisi, cerira, drama,dan lagu.

D. PROSES KOMUNIKASI
a. Penyandian atau pengkodean
Penyandian adalah suatu aktivitas mental yang dilakukan komunikator atau penyampaian pesan
untuk memilih dan menyusun lambang yang sesuai untuk memuat pesan yang akan
dikomunikasikannya.
b. Pengiriman kode (transmitting)
Pengiriman kode yaitu penyampian pesan melalui lambang verbal atau nonverbal sebagai saluran
atau sarana komunikasi. Kegiatan ini dapat kita amati dalam bentuk berbahasa seperti
berbicara dan menulis, atau ungkapan nonverbal seperti gerak tangan dan ekspresi muka.
c. Penerimaan dan pemahaman kode (decoding)
Penerimaan kode yaitu suatu proses kegiatan mental yang dilakukan oleh penerima pesan dalam
memahami pesan yang disampaikan oleh pihak penyampai.
Owens(1983: 5-7) menunjukkan tiga hal yang harus diperhatikan untuk mempertinggi
keberhasilan komunikasi.
1.  Unsur paralinguistik
unsur paralinguistik adalah sesuatu yang menyertai tuturan untuk menandakan
sikap( menghormati atau merendahkan) atau emosi( suka atau tidak suka) pelaku komunikasi.
Termasuk ke dalamnya adalah intonasi, tekanan, ritme, serta jeda. Itu semua disebut juga
perangkat suprasegmental karena dapat mengubah bentuk dan makna kalimat tanpa perubahan
unsur-unsurnya.
2.  Unsur nonlinguistik
Termasuk ke dalam unsur ini adalah gerak isyarat, ekspresi muka, gerak mata, gerakan badan
dan kepala, dan jarak fisik seseorang dalam berkomunikasi. Unsur ini merupakan unsur
pendukung yang tak kalah pentingnya dalam berkomunikasi.
3.  Unsur metalinguistik
Metalinguistik berkaitan dengan rasa bahasa yang memungkinkan pelaku komunikasi
memutuskan kepantasan dan keberterimaan sesuatu tindak komunikasi. Hal ini berkaitan erat
dengan apa yang harus disampaikan dan bagaimana menyampaikannya.

E.UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
a. komunikator dan komunikan
Komunikator adalah orang atau pihak yang memberikan pesan baik verbal maupun
nonverbal.
Sedangkan komunikan adalah orang atau pihak yang menerima pesan. Contoh
dibawah:
Pak Salman sedang menelusuri muridnya, Ratih, mengapa di sekolah dia selalu mengantuk dan
kelihatan tak bersemangat.
Guru :“Ratih Bapak sering melihatmu mengantuk ketika sedang belajar di kelas. Kenapa?
Apa Ratih kurang tidur atau belajar terlalu malam?”
Ratih “Anu,Pak ee…” sambil memegang-megang jemari tangannya. Mukanya menunduk dan
pipinya memerah
Guru: “Ratih jangan malu. Katakanlah! Bapak tidak akan marah kalau Ratih punya
masalah bicaralah pada Bapak”
Rati:“Ini Pak, Ratih harus membantu Ibu menyiapkan dagangan untuk besok. Ibu tidak ada
yang bantu! Kasihan. Ratih harus bangun jam dua dan bantu ibu sampai pagi.
Ratih tidak punya bapak lagi.”
Guru : “Oo… “pak Salman tercekat mendengar jawaban Ratih. Tangannya mengusap-usap
rambut Ratih, Ratih menangis. “sudahlah, nak, Bapak mengerti dan Bapak bangga
punya murid sepertimu yang rajin membantu orang tua. Kapan-kapan Bapak main ke
rumahmu boleh?”
Ratih hanya menganggukan kepala menjawab permintaan gurunya.Pada saat berbicara pak
salman berperan sebagai komunikator dan pada saat itu pula beliau berperan sebagai
komunikan yang menerima respon verbal bereupa penjelasan Ratih dan tanggapan
nonverbal –memegangi jemari tangan.
b. Pesan
Pesan adalah informasi, ide, atau perasaan yang disampaikan atau diterima oleh
orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Denagn kata lain pesan adalah isi
atau muatan dari apa yang dikomunikasikan.
c. Saluran
Saluransendiri merupakan sarana atau sesuatu alat yang digunakan untuk
menghubungkanantara komunikator dan komunikan. Saluran juga bisa dengan bertatap muka
akan tetapi apabila kita berbeda jarak yang cukup jauh maka kita bisa menggunaka
bantuan alat seperti telepon, televisi, radio, internet dan lain sebagainya
yang dapat digunakan sebagai saluran penghubung.
d. Konteks
Komunikasi terkait dengan konteks yang artinya suatu komunikasi tidak akan terlepas
dari tempat, waktu, dan situasi yang menyertainya. Untuk konteks formal misalnya
selalu dipakai ketika suasana atau berada di tempat yang formal. Tetapi apabila
berada di dalam konteks yang informal maka penggunaan ragam pasti akan lebih
mengena.
e. Balikan
Balikan atau umpan balik (feedback) adalah respon atau tanggapan
yang muncul dari penerima dan penanggap pesan. Bentuknya dapat berupa verbal
maupun nonverbal. Ketika Anda bercerita mengenai sesuatu yang lucu maka respon
yang didapatkan adalah senyuman dan bahkan tawa yang meledak-ledak. Contoh lain
Anda menasihati seorang kawan yang rumah tangganya sedang kisruh, kemudian
tanggapan yang Anda terima adalah sikap yang ketus. Respon juga merupakan
balikan dari Anda apakah dia menyukai atau tidak dengan apa yang Anda sampaikan
f. Gangguan atau Interferensi  
Gangguan atau Interferensi sendiri adalah segala sesuatu yang mengganggu
atau menghambat ketersampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Ada tiga
bentuk gangguan, yakni:
a. Interferensi internal, yaitu gangguan yang berasal dari diri penyampai dan
penerima pesan. Wujudnya dapat berupa keengganan membicarakan atau mendengar
sesuatu yang pernah disampaikan , tidak menarik dan mengandung resiko.
b. Interferensi eksternal, yaitu gangguan komunikasi yang muncul dari luar
lingkungan atau luar dari penerima pesan. Bentuknya dapat berupa suara ,
tulisan yang tidak jelas, kondisi udara dan suasana yang tidak nyaman.
c. Interferensi sernantik, yaitu gangguan komunikasi yang timbul karena penyampai
dan penerima pesan memberi arti yang berbeda terhadap simbol verbal maupun non
verbal. Wujudnya berupa penggunaan bahasa yang terlalu tinggi, tidak jelas tabu
dan kurang sopan.
F. JENIS-JENIS KOMUNIKASI
Peristiwa komunikasi dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai
kondisi. Berdasarkan situasinya, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. komunikasi formal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam situasi yang resmi.
Misalnya rapat, seminar, kongres dan persuratan dinas, resmi dalam sikap maupun
komunikasi.
b. komunikasi informal, yaitu suatu peristiwa komunikasi yang terjadi dalam
situasi yang tidak resmi atau santai seperti dalam arisan, keluarga dan pasar.
c. komunikasi semiformal yaitu komunikasi yang terjadi dalam situasi campuran
antara resmi dan tidak resmi.
Bertolak dari simbol atau lambing yang digunakan komunikasi dapat dikelompokan atas
berikut:
komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang dilakukan melalui penggunaan bahasa seperti
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
komunikasi nonverbal yaitu suatu aktivitas komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan
lambang selain Bahasa seperti gerakan tubuh, pakaian, warna atau tanda-tanda lainya.
Dilihat dari ada dan tidaknya media, komunikasi dapat dibagi sebagai berikut
a. komunikasi tak bemedia yaitu suatuu peristiwa komunikasi yang tidak menggunakan
media apa pun sebagai sarananya seperti dalam percakapan biasa dan diskusi
informal.
b. komunikasi bermedia yaitu komunikasi yang menggunakan media tertentu sebagai
sarananya misalnya seperti telepon, komunikasi melalui radio, komputer, surat
kabar dan lainnya yang mendukung.
Sedangkan menurut sarananya dapat digolongkan sebagai berikut:
1. komunikasi intrapersonal, dimana komunikasi internal terjadi dengan dirinya sendiri.
Misalnya “mengapa anak-anak tidak menyukai pelajaran mengarang.”
2. komunikasi antarpersonal yaitu komunikasi yang terjadi antarperseorangan. Biasanya
terjadi secara spontan, informal, tidak tersusun, atau bahkan tak terencana sebelumnya.
Contoh: “Sri, mukamu sembab. Habis menangis?”
c.wawancara yaitu serangkaian tanya jawab atau dialog yang biasanya tujuan untuk memperoleh
informasi mengenai sesuatu hal. Komunikasi yang dilakukan secara terencana dan bersahaja
dalam suasana tertentu.
d. komunikasi dalam kelompok kecil yaitu peristiwa komunikasi yang terjadi di
antara beberapa orang dengan maksud saling bertukar pikiran, informasi dan
diskusi. Memiliki kesempatan saling berinteraksi sesama anggota yang bersamaan sehingga
proses interaksipun relatif lebih rumit.
e. komunikasi massa/publik yaitu suatu kegiatan komunikasi dimana komunikasi
menyampaikan pesan kepada sejumlah orang atau pihak. Komunikasi tersusun dan
terencana dengan baik. Dalam komunikasi ini komunikan sangat terbatas dalam menyampaikan
balikan. Tanggapan hanya leluasa bila disampaikan melelui isyarat nonverbal.

B. Bahasa (Language)
Bahasa merupakan bentuk suatu ungkapan yang mengandung maksud dan tujuan
untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksud yakni bahasa
yang diungkapkan pembicara dapat dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan
bicaranya
1. Berbicara dengan bahasa yang sopan dan baik akan mudah dipahami oleh
lawn bicaranya. Sedangkan, jika kita berbicara dengan bahasa kasar maka akan sulit
dimengerti dan kita dianggap tidak sopan

Menurut pendapat seorang ahli mengatakan bahwa “Language is patterned


system of arbitrary sound signal, characterized by structure dependence, creativity,
displacement, duality, and cultural transmission”. Bahasa adalah system yang terbentuk
dari isyarat suara yang disepakati yang ditandai dengan struktur yang saling tergantung,
kreatifitas, penempatan, dualitas dan penyebaran budaya2.
Pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli :
1.Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-
subjektif.
2. Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan
memiliki bentuk dan struktur yang logis.
3. Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial
merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
4. Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama
benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus
udara lewat mulut.
5. Bloch & Trager
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu
kelompok sosial bekerja sama.
6. Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang
sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu
oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda,
peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
7. Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga
ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya
kesalahpahaman.
8. Saussure
Bahasa adalah objek dari semiologi.
9. Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
10. William A. Haviland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan
arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.

Menurut suwarna bahasa adalah alat utama yang digunakan untuk berkomunikasi
dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok3. Bahasa sebagai
komponen penting dalam berbicara, jika dalam berbahasa secara individu sudah baik
maka dalam berbicara dengan bahasa di kelompok sosial akan baik pula.

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi
bangsa Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Walaupun bahasa Indonesia diterapkan
hampir 90% di bangsa Indonesia, Namun Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu untuk
kebanyakan penuturnya.ew Hampir warga Indonesia lebih banyak menggunakan bahasa
daerahnya sendiri. Karena bangsa Indonesia kaya akan bahasa yang dimiliki.
2. Bahasa sebagai Jiwa Bangsa “Bahasa menunjukan bangsa”, demikian peribahasa yang
sering kita dengar atau baca, yang artinya bahasa menunjukkan jati diri seseorang. Bahasa
akan menampakkan watak, pola pikir, kebiasaan, atau bahkan kecerdasan seseorang. Dari
bahasa yang digunakan, kata-kata yang dipilih, dan tekanan atau intonasi yang diucapkan,
kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya yang berbicara, apakah dia orang baik, bagaimana
akhlaknya, seberapa tingkat kecerdasannya, dan sebagainya. Orang yang hatinya lembut
dapat dilihat dari tutur katanya yang juga lembut.
Sebaliknya orang yang hatinya kasar kata-katanya juga cenderung kasar. Demikianlah, bahasa
mencerminkan hati dan kepribadian seseorang. Identitas kebahasaan suatu bangsa sangat
menentukan kualitas bangsa itu. Bahasa Indonesia bagi bangsa kita bukanlah sekedar alat
komunikasi tanpa jiwa. Bahasa Indonesia sesungguhnya adalah bahasa perjuangan yang mampu
melecutkan nasionalisme dan memberi semangat untuk pantang menyerah dan terus
berjuang meskipun dengan risiko nyawa. Semangat Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh
pada tanggal 28 Oktober 1928, adalah salah satu penyemangat para pejuang bangsa ini
untuk merebut tiap jengkal bumi pertiwi. Sumpah Pemuda yang berisi ikrar untuk menjadi
satu dalam tanah air, bangsa, dan bahasa merupakan awal dari semangat untuk mewujudkan
kemerdekaaan Republik Indonesia.
Ikrar itu telah meluruhkan segala perbedaan: suku, agama, ras, dan golongan, serta
menyatukan bangsa ini dalam sumpah setia, Sumpah Pemuda. Ikrar untuk menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia, sesungguhnya merupakan janji suci yang ironisnya saat
ini telah banyak dilupakan oleh bangsa ini, terutama generasi muda kita. Kesadaran berbahasa
generasi muda kita baru sebatas bahasa gaul dalam sms, chatting, facebook dan twitter.
Sementara nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tecermin dalam bahasa Indonesia telah
banyak dilupakan. Padahal bahasa Indonesia dilahirkan dengan pengorbanan keringat, air
mata, harta, darah, bahkan nyawa

b.Fungsi Bahasa
Dalam arti yang paling sederhana “fungsi” dapat dipandang sebagai padanan kata
“penggunaan”. Dengan demikian, bila berbicara tentang fungsi bahasa dapat diartikan cara
orang menggunakan bahasa mereka atau bahasa- bahasa mereka bila mereka berbahasa
lebih dari satu bahasa Halliday (dalam Chaer, 2004: 20). Fungsi bahasa akan terlihat apabila
orang menggunkan bahasa lebih dari satu bahasa. Penggunaan bahasa merupakan fungsi
bahasa, apabila bahasa itu digunakan maka akan mempunyai fungsi bahasa. Nababan
(1984: 38-45) juga merumuskan fungsi bahasa menjadi empat, yaitu fungsi kebudayaan,
fungsi kemasyarakatan, fungsi perseorangan, dan fungsi pendidikan. Dari empat fungsi diatas
Nababan dapat menjelaskan dan memberikan contohnya sebagai berikut:
1. Fungsi Kebudayaan Bahasa berfungsi sebagai sarana perkembangan kebudayaan, jalur
penerus kebudayaan, dan inventaris ciri-ciri kebudayaan. Seseorang belajar dan
2. Fungsi Kemasyarakatan Bahasa menunjukan peranan khusus suatu bahasa dalam kehidupan
masyarakat. Terbagi dua, yaitu berdasarkan ruang lingkup dan berdasarkan fungsi pemakaian.
Berdasarkan ruang lingkup, mengandung bahasa nasional dan bahasa kelompok. Bahasa
nasional dirumuskan oleh Halim (1976) berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan,
lambang identitas bangsa, dan bagi negara- negara yang beraneka suku, bahasa, dan
kebudayaan sebagai alat penyatuan berbagai suku bangsa dengan berbagai latar belakang
sosial budaya dan bahasa, sebagai alat penghubung antar daerah dan antar budaya. Seperti
pada bahasa nasional Indonesia sebagaimana diikrarkan dalam Sumpah Pemuda..
3. Fungsi Perorangan Halliday ( Nababan 1984: 42), dia membuat klasifikasi kegunaan
pemakaian bahasa atas dasar observasi anaknya sendiri. Klasifikasi itu untuk bahasa anak-
anak kecil terdiri dari enam fungsi, berikut penjelasannya:
1. Fungsi Instrumental terdapat dalam ungkapan bahasa, bahasa bayi untuk meminta sesuatu
(makan, barang, dan sebagainya).
2. Fungsi Menyuruh ialah ungkapan untuk menyuruh orang lain berbuat sesuatu ”letakkan itu
diatas meja”.
3. Fungsi Interaksi terdapat dalam ungkapan yang menciptakan sesuatu iklim untuk hubungan
antar pribadi; “apa kabar?, terimakasih”.
4. Fungsi Kepribadian ialah ungkapan yang menyatakan atau mengahkiri partisipasi; “saya
senang dengan permainan ini”.
5. Fungsi Pemecahan Masalah ialah terdapat pada ungkapan yang meminta atau
menyatakan jawab kepada suatu masalah atau persoalan; “coba terangkan bagaimana cara
kerjanya!”. 6. Fungsi Khayalan ialah ungkapan yang mengajak pendengar untuk berpura-pura
seperti pada anak-anak kalau bermain rumah-rumahan atau sekolah-sekolahan banyak bentuk
kesusastraan yang mempunyai fungsi kebahasaan ini.
b. Hakikat Bahasa Indonesia
Apabila kita membaca buku linguistik dari berbagai pakar, maka akan kita temui
berbagai definisi tentang bahasa. Definisi-definisi itu akan menghasilkan sejumlah ciri
yang merupakan hakikat bahasa. Ciri yang merupakan hakikat bahasa antara lain: bahasa sebuah
sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa sebagai sebuah sistem berarti bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang
berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
Bagi kita yang memahami sistem bahasa Indonesia akan mengakui bahwa susunan
“Ayah mem ... adik ... di ...” merupakan kalimat bahasa Indonesia yang benar sistemnya,
walaupun ada sejumlah komponennya yang dirumpangkan. Tetapi, susunan “Mem ayah
adik di kecil kamar”, bukan kalimat bahasa Indonesia yang benar karena tidak tersusun
menurut sistem kalimat bahasa Indonesia. Lambang bunyi bahasa itu bersifat arbitrer, artinya
hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang itu bermakna tertentu. Hal ini berarti mengapa lambang bunyi
bahasa (pena) tadi menyatakan sejenis alat tulis bertinta tidak dapat dijelaskan.
Kearbitreran ini dapat dilihat dari banyaknya sebuah makna atau konsep yang
dilambangkan dengan bermacam-macam bunyi bahasa. Misalnya, makna besar tubuh yang lebih
kecil dari ukuran normal dalam bahasa Indonesia dinamakan (kurus), (langsing), (ramping),
dan (kerempeng). Namun kearbitreran itu harus konvensional, artinya setiap penutur bahasa
Indonesia akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan. Bahasa juga
bersifat dinamis, artinya bahasa tidak terlepas dari kemungkinan perubahan yang sewaktu-
waktu dapat terjadi. Perubahan itu bisa terjadi pada tataran fonologis, morfologis,
sintaksis, semantik dan leksikon. Perubahan ini terlihat pada tataran leksikon, misalnya ada
kosakata baru muncul, namun ada juga kosakata lama yang tidak digunakan lagi. Sebagai
contoh kata: kerja paksa, kerja rodi, kerja bakti tidak dipakai lagi, yang dipakai adalah gotong
royong. Bahasa itu beragam, artinya sebuah bahasa mempunyai kaidah-kaidah atau pola
tertentu yang sama, tetapi karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang
memiliki latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, maka bahasa itu beragam, baik pada
tataran fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh suku Jawa, suku Aceh, suku Batak Toba,
suku Minangkabau, suku Toraja, suku Ambon, suku Mandailing, suku Karo, suku Dayak
akan berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh suku Melayu atau suku Pak Pak.
Di samping itu, bahasa bersifat manusiawi yang berarti bahasa sebagai alat komunikasi
verbal hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa, yang dimiliki hewan
sebagai media komunikasi berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis
serta dikuasai secara naluriah. Manusia dalam menguasai bahasa bukan secara naluriah,
melainkan dengan cara belajar. Tanpa belajar manusia tidak akan dapat berbahasa. Oleh karena
itu, bahasa bersifat manusiawi, hanya dimiliki manusia. Ciri-ciri bahasa atau bahasa Indonesia
sebagaimana diuraikan di atas, menjadi indikator akan hakikat bahasa Indonesia menurut
pandangan linguistik umum yang melihat bahasa sebagai bahasa. Menurut pandangan
sosiolinguistik, bahasa mempunya ciri sebagai media mengidentifikasikan diri dan sebagai
media komunikasi sosial
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia dikenali oleh semua orang namun sangat
sedikit yang dapat mendefinisikannya secara memuaskan. Komunikasi memiliki beberapa variasi
definisi yang tidak terhingga seperti ;saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran
informasi dan masih banyak lagi. Istilah komunikasi berasaldari bahasa latin communication
yang berakar dari kata commumis. Menurut Ruben dan Stewerdn komunikasi adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan kelompok, organisasi, dan masyarakat yang
merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan linkungan satu sama lain. Teori
komunikasi matematis dari Shannon dan Weaver (1949;Weaver, 1949b) sangat diterima secara
luas sebagai salah satu dasar berkembangnya ilmu komunikasi. contoh yang jelas dari mahzab
proses, yang memandang komunikasi sebagai transmisi pesan. Mereka memproduksi sebuah
teori yang memungkinkan mereka untuk mendekati permasalahan terkait bagaimana mereka
mengirimkan informasi dengan jumlah yang. maksimal pada saluran yang ada, dan bagaimana
mengukur kapasitas sebuah saluran untuk membawa informasi.

Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia untuk berkomunikasi dengan
orang lain fungsi bahasa menjadi empat, yaitu fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan,
fungsi perseorangan, dan fungsi pendidikan.Ciri yang merupakan hakikat bahasa antara lain:
bahasa sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi. Bahasa sebagai sebuah sistem berarti bahasa itu dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung:


Angkasa.

Tarigan djago. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di


Kelas Rendah. Jakarta: Universitas Terbuka.

OU Effendi, T Surjaman - 1986 - download.garuda.kemdikbud.go.id(buku)

N Luhmann - Communication theory, 1992 - Wiley Online Library

C Cherry - 1966 – on human communication sites.ualberta.ca

Fiske John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta:


Rajawali Pers.

Aiction, Jeans 2008.The acticulate mammal: an introduction to psyoligistic.London and


New
York:Routledge

Pringgawidagda, Suwarna 2002.Strategi Penguasaan Bahasa.Yogyakarta:Adi cinta karya nusa

Kuntoro, Eko.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi pdf

P. W. J. Nababan1984.Suatu Pengantar Sosiolinguistik.Jakarta:PT. Gramedia

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 2 September 2017

Purtayasa, Ida 2014.Kalimat Efektif .Bandung:Refika Aditama

Machasin,dkk2019.Islam Dalam Goresan Pena Budaya.Yogyakarta:DIV Press

Nikelas, Syahwin, Pengantrar Liguistik Untuk Guru Bahasa, Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta 1998

Anda mungkin juga menyukai