Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Basicedu Volume 4 Nomor 2 April 2020 Hal.

419-425
JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN


MENGGUNAKAN METODE VISUAL STORYTELLING
DI SEKOLAH DASAR

Syahda Puspita Husada1, Taufina2, Ahmad Zikri3


Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Indonesia1,2,3
e-mail: Syahda@gmail.com1, taufina_taufik@yahoo.co.id2, zikria79@yahoo.com3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar tematik dengan metode storytelling
untuk pendidik kelas V yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini menggunakan penelitian
pengembangan berdasarkan model 4D (Define, Design, Develop dan Disseminate). Kevalidan
dilhat dari segi isi, bahasa, penyajian, kegrafikaan dan RPP, keseluruhan 85. % dengan kategori
valid. Pratikalitas bahan ajar dilihat dari respon pendidik, 90 % respon peserta didik 90 %. Dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar tematik menggunakan metode visual storytelling yang
dikembangkan layak digunakan di kelas V SD.
Kata Kunci: Bahan Ajar, Pembelajaran Tematik, Metode Visual Storytelling

Abstract
This study aims to produce thematic teaching materials with storytelling methods for class V
educators that are valid, practical, and effective. This study uses development research based on the
4D model (Define, Design, Develop and Disseminate). Validity is seen in terms of content, language,
presentation, graphic and lesson plans, overall 85.% with valid categories. The practicality of
teaching materials can be seen from the responses of educators, 90% of students' responses 90%. It
can be concluded that the thematic teaching materials using the visual storytelling method developed
are suitable for use in grade V elementary school.

Keywords: Teaching Material, Thematic Learning, Visual Storytelling methode

@Jurnal Basicedu 2020

 Corresponding author :
Address : Air Tawar Padang ISSN 2580-3735 (Media Cetak)
Email : Syahda@gmail.com ISSN 2580-1147 (Media Online)
Phone : 089531307164

Jurnal Basicedu Vol 4 No 2 April 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


420 Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Visual Storytelling di
Sekolah Dasar- Syahda Puspita Husada, Taufina, Ahmad Zikri

PENDAHULUAN Mudjiran, & Taufina, 2019; Taufina & Chandra,


2017; Taufina, 2017).
Guru memiliki tugas merencanakan, Pembelajaran membaca bukan semata-
melaksanakan, dan mengevaluasi proses mata dilakukan agar peserta didik mampu
pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut tidak membaca. Proses pembelajaran membaca memuat
terlepas dari pentingnya peran bahan ajar. Guru banyak kegiatan yang dapat dilakukan pada
harus mampu mengembangkan bahan ajar dari peserta didik, seperti kegiatan memprediksi teks
pemerintah sebagai penunjang keberhasilan bacaan, menanggapi teks bacaan, menceritakan
Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013). kembali secara lisan maupun tulisan, dan lain
Pengembangan bahan ajar sangatlah diperlukan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan
untuk membantu guru maupun siswa. Sehingga, bahwa pengembangan bahan ajar membaca
guru hendaknya mampu memfasilitasi dengan baik merupakan merupakan salah satu faktor penentu
proses tersebut sesuai kebutuhan siswanya. Salah keberhasilan sebuah proses pembelajaran.
satu kebutuhan siswa adalah fasilitas berupa bahan Bahan ajar digunakan sebagai media
ajar . transfer informasi atau ilmu dari guru kepada
Mata pelajaran yang perlu diperhatikan peserta didik. Bahan ajar merupakan segala bahan
dalam pengembangan bahan ajar salah satunya (baik informasi, alat, maupun teks) yang disususn
adalah Bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh
Indonesia memuat empat kerampilan berbahasa, dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
menulis (Irawati & Elmubarok, 2015). Namun, dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
membaca merupakan salah satu keterampilan implementasi pembelajaran (Desyandri &
berbahasa yang sangat penting di samping tiga Vernanda, 2017; Irawati & Elmubarok, 2015;
keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini didasarkan Prastowo, 2013). Bahan ajar merupakan bahan-
karena membaca merupakan sarana untuk bahan atau materi pembelajaran yang disusun
mempelajari suatu hal sehingga bisa memperluas secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta
pengetahuan dan menggali pesan-pesan tertulis didik dalam proses pembelajaran di sekolah.
dalam bahan bacaan. Walaupun demikian, Bahan ajar yang digunakan sangat
membaca bukanlah suatu pekerjaan yang mudah menentukan pencapaian setiap kompetensi dasar
untuk dilakukan dan perlu bimbingan melalui yang ditetapkan. Bahan ajar yang memenuhi
proses pembelajaran yang tepat. kriteria baik akan melahirkan sebuah proses
Membaca adalah kegiatan sehari-hari pembelajaran yang efektif (Irawati & Elmubarok,
yang sering kita lakukan secara sadar atau tidak 2015). Namun sebaliknya, apabila bahan ajar
sadar melalui penguraian pesan yang mengelilingi kurang sesuai dengan kriteria maka yang akan
kita dalam berbagai bentuk. Membaca adalah lahir adalah berbagai permasalahan dalam
proses yang kompleks yang melibatkan berbagai pembelajaran. Selanjutnya bahan ajar merupakan
keterampilan (Mayarnimar & Taufina, 2017) segala bentuk bahan yang digunakan untuk
daripada decoding pesan sederhana. Selanjutnya membantu guru dalam melaksanakan proses
membaca merupakan suatu proses menerjemahkan pembelajaran (Lestariningsih & Suardiman, 2017).
simbol tulis ke dalam bunyi bahasa yang diubah Akan tetapi, bahan ajar yang digunakan hendaknya
menjadi lambang tulisan dan bunyi-bunyi (Sapitri, tidak hanya sekedar membantu proses

Jurnal Basicedu Vol 4 No 2 April 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


421 Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Visual Storytelling di
Sekolah Dasar- Syahda Puspita Husada, Taufina, Ahmad Zikri

pembelajaran namun melihat secara utuh Visual storytelling merupakan salah satu
ketercapaian kompetensi dasar yang pembelajaran interaktif menggunakan cerita dan
dikembangkan. dipadukan melalui cerita (storytelling). Model ini
Penggunaan bahan ajar merupakan salah berkembang setelah masuknya era teknologi.
satu faktor penentu keberhasilan sebuah proses Memadukan gambar dan cerita sehingga menarik
pembelajaran. Bahan ajar yang memenuhi kriteria perhatian anak untuk mendengarkan cerita
baik akan melahirkan sebuah proses pembelajaran tersebut.
yang efektif. Namun sebaliknya apabila bahan ajar Berdasarkan pertimbangan tersebut,
yang digunakan kurang sesuai dengan kriteria dan penulis hendak melakukan penelitian
tuntutan kompetensi dasar, maka yang akan di pengembangan dengan judul: “Pengembangan
timbulkan adalah berbagai permasalahan dalam Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik dengan
pembelajaran. Menggunakan Metode Visual Storytelling di Kelas
Berdasarkan hasil observasi yang penulis V SD”
lakukan di kelas V SD Negeri 28 Rawang Timur
METODE
Kec. Padang Selatan Kota Padang, penulis
menemukan beberapa permasalahan diantaranya: Bahan ajar yang dikembangkan
(1) terlihat buku siswa yang digunakan peserta menggunakan model pengembangan dengan
didik kurang operasional. (2) penulis tidak Pendekatan 4-D, Pendekatan ini dikembangkan
menemukan tujuan pembelajaran tercantum di oleh Sugiyono (Sugiono, 2007; Sugiyono, 2013).
dalamnya. (3) terdapat ketidaksesuaian jenis teks Sugiyono (2009: 404) menjelaskan tahap-tahap
yang disajikan dengan Kompetensi Dasar (KD) Pendekatan 4-D antara lain: pendefinisian (define),
muatan pelajaran Bahasa Indonesia (BI) sebagai perancangan (design), pengembangan (develop),
penghela muatan pelajaran lain dalam dan penyebaran (disseminate). Akan tetapi, karena
pembelajaran tematik kurikulum 2013. keterbatasan tenaga, biaya, dan waktu penulis,
Mengatasi masalah yang ditemukan, maka tahap penyebaran (disseminate) hanya dilakukan
perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat dengan pada skala terbatas yaitu kelas V SDN 28 Rawang
metode pembelajaran yang sesuai. Penulis memilih Timur yang sesuai dengan kebutuhan penulis.
mengembangkan bahan ajar dengan menerapkan Pendekatan pengembangan yang dipilih
metode sebagai alternative solusi. dalam setiap penelitian memiliki kelebihan yang
Bahan ajar menggunakan metode Visual dapat dijadikan sebagai dasar dan acuan dalam
Storytelling lebih menarik bagi peserta didik pemilihan Pendekatan yang dilakukan. Kelebihan
karena eye catching. Penulis juga tertarik yang dimiliki oleh Pendekatan 4-D antara lain: (1)
mengembangkan ini karena belum banyak artikel lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk
maupun buku yang menguraikan penggunaan pengembangan bahan ajar, (2) uraiannya terlihat
metode Visual Storytelling pada bahan ajar lebih lengkap dan sistematis, dan (3) dalam
pembelajaran tematik di sekolah dasar (Chao- pengembangannya melibatkan penilaian para ahli,
Fernandez, Román-García, & Chao-Fernandez, sehingga sebelum dilakukan uji coba di lapangan
2017; Rizka Novia Rohmawati, Muslimin Ibrahim, bahan ajar telah dilakukan revisi berdasarkan
& Nur Ducha, 2014; Zammit, Gao, & Evans, penilaian, saran, dan masukan dari para ahli.
2016).

Jurnal Basicedu Vol 4 No 2 April 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


422 Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Visual Storytelling di
Sekolah Dasar- Syahda Puspita Husada, Taufina, Ahmad Zikri

Tahap Pendefinisian ( Define). Tahap lakukan dengan beberapa peserta didik, mereka
ini dilakukan dengan menganalisis tujuan mengungkapkan bahwa bahan ajar yang digunakan
dalam batasan materi pembelajaran yang kurang menarik bagi peserta didik.
dikembangkan. Tahap pendefinisian ini Tahap Perancangan (Desaign). Tahap
mendapatkan syarat-syarat pembelajaran yang perancangan adalah merancang bahan ajar kelas V
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu SD semester satu. Adapun hal-hal yang dirancang
pengembangan bahan ajar membaca permulaan dalam pengembangan ini adalah :
dengan menggunakan fabel. Terdapat tiga a. Bahan ajar di rancang menggunakan kertas A4
langkah yang dilakukan dalam tahap dengan fullcolour.
pendefinisian, yaitu: b. Pemilihan gambar sesuai dengan siswa kelas V.
Analisis kebutuhan disini merupakan c. Rancangan buku visual storytelling sesuai
analisis kebutuhan bahan ajar. Analisis dengan permbelajaran tematik
bertujuan untuk mengetahui masalah dasar Tahap pengembangan (develop). Validitas
yang dibutuhkan dalam pengembangan bahan dilakukan oleh ahli di bidang pembelajaran bahasa
ajar. Analisis yang dilakukan pada bahan ajar yang bertujuan untuk mendapatkan masukan
melihat dua aspek utama, yaitu isi teks terhadap keseluruhan isi materi yang terdapat
(content) dan desain (tampilan dan redaksi). Isi dalam rancangan bahan ajar visual storytelling
teks merupakan ketepatan dan keakuran yang sudah dirancang. Selanjutnya divalidasi oleh
informasi yang disajikan dalam teks. ahli di bidang desain pembelajaran yang bertujuan
Sedangkan desain merupakan cara untuk mendapatkan masukan mengenai kesesuaian
mengungkapkan dan menampilkan bahan isi teks yang dikembangkan untuk pembelajaran
sehingga mempunyai tingkat keterbacaan yang tematik kelas V SD.
menarik dan memotivasi peserta didik. Ada dua macam validitas yang digunakan
Analisis Peserta Didik. Analisis peserta dalam pengembangan bahan ajar, yaitu:
didik dilakukan dengan tujuan untuk 1. Validitas isi (content validity), yaitu apakah
mengetahui bahan ajar yang disukai peserta bahan ajar yang dirancang sesuai dengan
didik dengan memperhatikan karakteristik pembelajaran tematik.
peserta didik. Karakteristik peserta didik yang 2. Validitas konstruk (construct validity), yaitu
ditelaah meliputi perkembangan bahasa, kesesuaian komponen-komponen
keterampilan membaca permulaan, dan latar pengembangan yang sudah ditetapkan.
belakang pengetahuannya (Uno, 2010). Oleh Praktikalitas Bahan Ajar. Bahan ajar yang
sebab itu analisis peserta didik perlu dilakukan digunakan merupakan bahan ajar yang telah
agar bahan ajar tematik yang dikembangkan divalidasi oleh validator. Uji praktikalitas bahan
sesuai dengan tingkah laku dan karakteristik ajar dilakukan menggunakan angket dan lembar
peserta didik. Analisis ini dijadikan sebagai observasi. Observasi dilakukan oleh dua orang
bahan acuan dalam mengembangkan bahan ajar pengamat, yaitu guru dan peneliti sendiri.
menggunakan metode visual storytelling. Observer mengamati keterpakaian bahan ajar
Analisis yang peneliti lakukan dengan dalam proses pembelajaran dan mengisi instrumen
melakukan observasi dan wawancara terhadap observasi yang telah disiapkan. observer mengisi
peserta didik terkait bahan ajar yang diinginkan. angket keterpakaian bahan ajar fabel. Hasil angket
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti ini dijadikan sebagai dasar untuk melakukan

Jurnal Basicedu Vol 4 No 2 April 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


423 Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Visual Storytelling di
Sekolah Dasar- Syahda Puspita Husada, Taufina, Ahmad Zikri

perbaikan terhadap bahan ajar yang Validasi penyajian diperlukan sebagai


dikembangkan. Aspek keterlaksanaan evaluasi terhadap tampilan bahan ajar membaxa
pembelajaran dilihat dari hasil pengisian lembar permulaan. Data yang diperoleh berupa data
keterlaksanaan RPP oleh dua orang observer. kuantitatif dan kualitatif melalui angket yang
Efektivitas Bahan Ajar Pembelajaran. diberikan peneliti kepada ahli desain
Efektivitas dilakukan untuk mengevaluasi bahan pembelajaran Berdasarkan perhitungan data
ajar telah efektif atau tidaknya. Hal yang dilakukan angket yang diperoleh dari validasi ahli desain
dengan melihat aktivitas dari pembelajaran. menunjukkan perolehan sebesar 83% dengan
Tahap Penyebaran (disseminate). Tahap ini kategori valid.
merupakan tahap penggunaan bahan ajar yang
Tingkat praktikalitas melihat sejauh mana
telah dikembangkan pada subjek lain, misalnya di
peserta didik dapat menggunakan bahan ajar
kelas lain, atau sekolah lain. Tujuannya adalah
visual storytelling dengan baik. Pratikalitas yang
untuk menguji efektivitas penggunaan bahan ajar
diamati adalah keterlaksaan RPP, angket respon
tersebut pada subjek yang berbeda. Bahan ajar
pendidik dan angket respon peserta didik terhadap
yang dikatakan efektif jika dapat memberikan
pratikalitas bahan ajar. Hasil observasi saat uji
hasil yang baik terahadap hasil belajar siswa.
coba di lapangan sesuai dengan perencanaan yang
Peneliti melakukan penyebaran bahan ajar tematik
telah di buat dengan presentase 90 % dengan
berbasis Turnamen dalam skala terbatas yaitu di
kategori sangat praktis
kelas V SDN 28 Rawang Timur.
Bahan ajar dikatakan efektif apabila
HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan efek atau pengaruh baik terhadap
Validasi ahli isi/materi diperlukan sebagai pencapaian tujuan bahan ajar yang dikembangkan.
suatu bentuk evaluasi terhadap isi/materi serta Efektivitas peserta didik dilihat dari hasil belajar
penyajian produk yang telah dikembangkan. peserta didik dalam proses pembelajaran. Hasil
Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan analisis data terhadap aktivitas peserta didik ketika
kualitatif melalui angket yang diberikan proses pembelajaran dengan memperolah hasil
peneliti kepada ahli. Peneliti memberikan angket 90% Hasil penelitan ini dapat dilihat pada tabel
validasi isi/ materi, dan produk yang berikut 1.
dikembangkan. Berdasarkan perhitungan data
Tabel 1. Hasil Persentase Bahan Ajar
angket yang diperoleh dari validasi diperoleh
sebesar 87 % dengan kategori valid. No Aspek Persentase Katego
% ri
Validasi bahasa diperlukan sebagai 1 Validit Isi 87 Sangat
as valid
evaluasi terhadap bahasa yang digunakan dalam Bahasa 85 Sangat
valid
bahan ajar yang sudah dikembangkan. Penggunaan
Kegrafikaan 83 valid
bahasa yang efektif dan komunikatif sangatlah 2. Pratikal Keterlaksaan 85 Sangat
itas RPP praktis
penting dalam sebuah bahan ajar membaca Respon 95 Sangat
permulaan. Validitas bahasa diberikan kepada ahli pendidik praktis
Respon 90 Sangat
berupa angket yang menunjukkan perolehan 85 % peserta didik praktis
3 Efektiv Aktivitas 90 Sangat
dengan kategori valid. itas tinggi
Proses 87 Sangat
pembelajara tinggi

Jurnal Basicedu Vol 4 No 2 April 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


424 Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Visual Storytelling di
Sekolah Dasar- Syahda Puspita Husada, Taufina, Ahmad Zikri

n tematik Kurikulum. Permendikbud.


Hasil belajar 93 Sangat Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324
tinggi .004

Lestariningsih, N., & Suardiman, S. P. (2017).


SIMPULAN Pengembangan Bahan Ajar Tematik-
Integratif Berbasis Kearifan Lokal Untuk
Meningkatkan Karakter Peduli Dan
Berdasarkan pengembangan dan uji coba
Tanggung Jawab. Jurnal Pendidikan
dilakukan dilapangan terhadap bahan ajar, bahwa Karakter.
Https://Doi.Org/10.21831/Jpk.V7i1.15503
pengembangan bahan ajar dari aspek validitas
menunjukkan bahwa bahan ajar ini sangat valid Mayarnimar, & Taufina. (2017). Validity Analysis
Of The Vark (Visual, Auditory, Read-Write,
baik dari segi isi, bahasa, dan konstruk. Hasil
And Kinesthetic) Model - Based Basic
validasi ini telah divalidasi oleh pakar dibidang Reading And Writing Instructional Materials
For The 1st Grade Students Of Elementary
masing-masing ahli dan sudah dikatakan sangat
School. In Social Science, Education And
valid untuk digunakan. Sedangkan pratikalitas Humanities Research (Vol. 118, Pp. 870–
874). Https://Doi.Org/10.2991/Icset-
dikategorikan sangat praktis dilihat dari respon
17.2017.141
pendidik dan peserta didik. Hasil
Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar
efektivitas peserta didik menunjukkan bahwa Tematik. Yogyakarta: Viva Pres.
pengembangan bahan ajar visual storytelling di
Rizka Novia Rohmawati, Muslimin Ibrahim, &
kelas V SD telah dinyatakan efektif dan telah Nur Ducha. (2014). Keefektifan Digital
meningkatkan hasil belajar dan sangat layak Storytelling Dalam Pembelajaran Biologi
Untuk Siswa Sma Pada Materi Bioteknologi.
digunakan. Bahan ajar yang dikembangkan Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan,
dapat dimanfaatkan oleh peserta didik sebagai 3(3), 522–527.
bahan belajar. Peserta didik dianjurkan untuk Sapitri, E., Mudjiran, & Taufina. (2019).
belajar secara mandiri. Developing Learning Materials Of Narrative
Writing Based On The Thinking Ability
Improvement Learning Model For Third
DAFTAR PUSTAKA Grade Student Of Elementary School. In
Social Science, Education And Humanities
Chao-Fernandez, R., Román-García, S., & Chao- Research (Vol. 178, Pp. 226–229).
Fernandez, A. (2017). Online Interactive
Storytelling As A Strategy For Learning Sugiono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif,
Music And For Integrating Pupils With And Pendekatan Kuantitatif. “Kualitatif Dan
Hearing Disorders Into Early Childhood R&D.” Bandung: Alfabeta.
Education (Ece). Procedia - Social And
Behavioral Sciences, 237(June 2016), 17–22. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
Https://Doi.Org/10.1016/J.Sbspro.2017.02.00 Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, Dan R&D.
5 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitaif, Kualitatif, Dan R&D.
Desyandri, D., & Vernanda. (2017). Https://Doi.Org/10.1007/S13398-014-0173-
Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu 7.2
Di Kelas V Sekolah Dasar Menggunakan
Identifikasi Masalah. Seminar Nasional Taufina, & Chandra. (2017). Developing The Big
Hdpgsdi Wilayah 4, 163–174. Questions And Bookmark Organizers (Bqbo)
Strategy-Based Literacy Reading Learning
Irawati, R. P., & Elmubarok, Z. (2015). Materials In The 4th Grade Of Elementary
Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia School. In Social Science, Education And
Tematik Berkarakter Bagi Siswa Sd Melalui Humanities Research (Vol. 118, Pp. 857–
Sastra Anak. Jurnal Pendidikan Karakter, 864). Https://Doi.Org/10.2991/Icset-
7(1), 81–96. 17.2017.139

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Taufina, M. (2017). Developing Literacy Reading


Republik Indonesia. (2013). Implementasi Teaching Materials By Using Big Books As

Jurnal Basicedu Vol 4 No 2 April 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147


425 Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Metode Visual Storytelling di
Sekolah Dasar- Syahda Puspita Husada, Taufina, Ahmad Zikri

An Effort To Build The 2nd Grade Students’


Characters In Elementary School. Atlantis
Press, 118, 835–844.
Https://Doi.Org/10.2991/Icset-17.2017.136

Uno, H. H. B. (2010). Model Pembelajaran:


Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang
Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Https://Doi.Org/10.1038/Cddis.2011.1

Zammit, J., Gao, J., & Evans, R. (2016). Capturing


And Sharing Product Development
Knowledge Using Storytelling And Video
Sharing. Procedia Cirp, 56, 440–445.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Procir.2016.10.08
1

Jurnal Basicedu Vol 4 No 2 April 2020 p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147

Anda mungkin juga menyukai