Anda di halaman 1dari 15

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau
kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang akan diamati atau
diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).
Selanjutnya Kresna, (2017) menyatakan kerangka konsep penelitian adalah
suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara variabel yang satu
dengan variabel lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Namun konsep
tersebut tidak dapat diukur dan diamati secara langsung, tetapi harus
dijabarkan. Penyusunan kerangka konsep membantu kita untuk membuat
hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam
menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati
melalui variabel (Nursalam, 2013). Kerangka ini didapatkan dari konsep
ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan pada bab
tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh peneliti merupakan
ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai
variabel yang diteliti.

Variabel adalah suatu fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi suatu


penelitian yang bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur (Nursalam,
2013). Menurut Jiwantoro (2017) variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehinga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Menurut Dharma (2011) beberapa jenis variabel penelitian
antara lain:
1. Variabel Independent (variabel bebas): Variabel ini sering disebut stimulus
atau prediktor. Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat),
pada penelitian ini yang menjadi variabel independent (variabel bebas)
adalah dukungan orang tua.

1
2. Variabel Dependent (variabel terikat)
Variabel ini disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas, pada penelitian ini yang menjadi variabel
dependent (variabel terikat) adalah tingkat kecemasan anak.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka konsep penelitian
berikut ini:
Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan Orang Tua Tingkat Kecemasan Anak

Karakteristik responden:
1. Usia
2. Pengalaman
3. Dukungan Keluarga/ Orang Tua
4. Jenis Kelamin
5. Pendidikan
6. Hari Perawatan

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:
= diteliti
= Tidak di teliti

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,


atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,
2012). Berdasarkan penjelasan kerangka konsep diatas maka diperoleh
definisi operasional sebagai berikut:

2
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variable Definisi Indikator Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Dukungan Kesadaran Terdiri dari Kuisioner Skor yang diberikan Ordinal
Orang tua atas tanggung sikap atau dukungan orang untuk pernyataan
jawab tindakan tua yang orang tua
mendidik dan orang tua dikembangkan
Karakteristik:
membina selama masa dari kuisioner,
anak secara hospitalisasi observasi dan 13 1. Usia
terus menerus pernyataan yag 2. Pekerjaan
dengan dibagi ke dalam 4 3. Pendidikan
memberikan aspek 4. Pengalaman
bantuan Kategori
dalam wujud Baik:
pemberian
(76%-100%)
perhatian,
perasaan Cukup:
aman dan (50%-75%)
nyaman, serta Kurang: (50%)
rasa kasih
sayang.
Kecemas Kekhawatiran Terdiri dari Kuisioner Skor yang diberikan Ordinal
an Anak yang tidak pernyataan kecemasan anak untuk pernyataan
jelas, mengenai saat pemasangan tingkat kecemasan
diakibatkan perasaan dan infus yang
Karakteristik
oleh situasi gejala fisik dikembangkan
yang baru yang dialami dari kuisioner responden:
dalam face rating score 1. Usia
perawatan di dengan jumlah 2. Jenis
rumah sakit pernyataan 16 Kelamin
3. Riwayat
dirawat
4. Lama
dirawat
Katagori
Tingkat
kecemasan
Ringan: 1-4
Sedang: 5-8
Berat: 9-12
Panik: 13-16

3
Sumber: Wong, 2017

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian (Notoatmodjo,


2012). Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar
variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil
penelitian. Didalam pernyataan hipotesis terkandung variabel yang akan
diteliti dan hubungan antar variabel-variabel tersebut. pernyataan hipotesis
mengarahkan peneliti untuk menentukan desain penelitian, teknik pemilihan
sampel, pengumpulan dan metode analisi data (Dharma, 2011).

Hipotesis harus memiliki landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu dugaan
yang tidak mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu
kesimpulan. Adapun ciri-ciri suatu hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan (Statement). Suatu bentuk


pernyataan tentang prediksi hubungan antara variabel independen dan
dependen.
2. Hipotesis harus didukung oleh teori dan hasil penelitian terdahulu. Setelah
menemukan fenomena masalah, peneliti melakukan penelusuran literatur
dan telaah pustaka.
3. Hipotesis harus dapat diuji, hal ini berarti suatu hipotesis harus terdiri dari
variabel-variabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan.
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian serta tidak terlalu luas
sifatnya.
Jenis hipotesis berdasarkan rumusan pernyataan dibagi manjadi dua yaitu
hipotesis kerja (hipotesis alternatif) dan hipotesis statistik (hipotesis null).
1. Hipotesis Alternatif (Ha) adalah pernyataan tentang prediksi hasil
penelitian berupa hubungan antar variabel yang diteliti. Hipotesis ini
menyatakan secara langsung tentang prediksi hasil penelitian. Pada
penelitian ini hipotesis Ha: Ada hubungan dukungan orang tua dengan

4
tingkat kecemasan anak pada pemasangan infus di rawat inap RS Bakti
Timah Muntok.
2. Hipotesis Null (H0) adalah pernyataan hipotesis yang digunakan untuk
kepentingan uji statistik terhadap data hasil penelitian. Hipotesis ini
dirumuskan untuk menyatakan kesamaan, tidak adanya perbedaan atau
tidak adanya hubungan antar variabel. Pada penelitian ini hipotesis H0:
Tidak ada hubungan dukungan orang tua dengan tingkat kecemasan anak
pada pemasangan infus di rawat inap RS Bakti Timah Muntok.
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya
penelitian. Desain penelitian ditetapkan berdasasrkan tujuan dan hipotesis
penelitian (Dharma, 2011).

Penelitian ini menggunakan rancangan Case Control adalah suatu penelitian


(survei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan
menggunakan pendekatan retrospective. Pendekatan ini dilakukan dengan
tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
objektif dengan melihat ke belakang. pengambilan data variabel akibat
(dependent) dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru diukur varibel sebab
yang telah terjadi pada waktu yang lalu, misalnya setahun yang lalu
(Notoatmodjo, 2018).

Tujuan pemilihan penelitian dengan rancangan cross sectional adalah untuk


mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko melalui cara
pendekatan, observasional atau pengumpulan data. Selain itu juga untuk
memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat dan penghitungan resiko
relatif dengan cara yang cepat dan biaya yang cukup murah.

5
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang
tua dengan tingkat kecemasan anak pada pemasangan infus di ruang rawat
inap RS Bakti Timah Muntok.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalalah penelitian keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2018). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien anak yang rawat inap di Rumah Sakit Bakti Timah
Muntok dengan data terakhir. Data pasien anak rawat jalan di RS Bakti
Timah Muntok pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sebanyak 136 anak
menjalani perawatan, tahun 2022 meningkat menjadi 271 anak dan data
terakhir per Maret 2023 memperlihatkan bahwa 61 anak menjalani perawatan
di RS Bakti Timah Muntok.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang
menemani anak-anak selama rawat inap. Data terakhir per April 2023
memperlihatkan bahwa 36 anak menjalani perawatan inap di RS Bakti Timah
Muntok. Sehingga sampel yang diambil berjumlah 36 pasien anak yang
dirawat inap.

C. Teknik pengambilan sampling (sampel)


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016). Alasan
meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan
untuk penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan
generalisasi, (Sugiyono, 2016).
Menurut Sugiyono, (2016) metode penentuan sampel jenuh atau total
sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien anak rawat inap di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok dari

6
April 2023 sampai dengan Juli 2023, namun tidak termasuk orangtua dari
pasien anak rawat jalan yang akan dijadikan sebagai responden penelitian ini.
Alasan menggunakan seluruh populasi menjadi sampel adalah dikarenakan
mewakili seluruh populasi karena jika kurang dari 100 populasi, maka
dijadikan sampel penelitian semuanya, oleh karena itu peneliti mengambil 36
sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2016).

D. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok, khususnya
pada bagian rawat inap anak. Pemilihan tempat ini dilakukan karena
mempertimbangkan RS Bakti Timah Muntok adalah salah satu rumah sakit
rujukan di Bangka Barat.
2. Waktu
Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan dan
penyusunan laporan yaitu dari bulan April sampai bulan Juli 2023, dengan
pelaksanaan atau intervensi penelitian dilakukan selama beberapa minggu
hingga pengumpulan data jenuh.

E. Etika Penelitian
Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan, Berikut beberapa
tahapan yang perlu diterapkan dalam etika penelitian keperawatan:
1. Informed Concent
Informed concent ini diberikan sebelum penelitian dilakukan. Selanjutnya
responden mengisi lembar persetujuan responden yang bersedia dijadikan
responden penelitian.
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,
dan seluruh data yang didapat hanya digunakan untuk keperluan
penelitian.

7
3. Privacy
Identitas atau segala bentuk hal yang menyangkut responden tidak akan
diketahui oleh orang lain sehingga responden dapat secara bebas
menjawab kuesioner tanpa rasa takut.
4. Anonimity (Tanpa nama)
Peneliti memberi jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan
cara tidak mencantumkan nama responden atau hanya menuliskan kode
saja pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
F. Alat Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengkur atau menilai suatu fenomena (Dharma, 2011).
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo,2012). Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang dibuat
terdiri dari tiga bagian yakni:
a. Bagian pertama berisi nomor responden dan data responden secara umum
seperti usia, jenis kelamin, pendidikan
b. Bagian kedua berisikan pernyataan tentang dukungan orang tua pada anak
selama masa perawatan termasuk pemasangan infus dengan menggunakan
skala Likert.
c. Bagian ketiga berisi kecemasan anak selama masa perawatan khususnya
pemasangan infus dengan menggunakan skala Likert.
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, kuesioner akan
dilakukan uji kemampuan instrumen terlebih dahulu dengan melakukan uji
validitas (kesahihan) dan reabilitas (konsisten).

2. Uji Validitas dan Reliabilitas


Untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat digunakan sebagai
alat pengumpul data maka harus dilakukan uji validasi dan reliabilitas.
a. Uji Validitas

8
Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesalahan
suatu instrumen (Arikunto, 2013). Prinsip validasi adalah pengukuran
dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam
mengumpulkan data (Nursalam, 2013). Uji validitas ini dilakukan
dengan menyebar kuesioner kepada 30 pasien anak rawat inap di RSUD
Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat. Uji validitas dan reliabilitas
dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahan instrument penelitian. Uji
ini dilakukan di tempat dan sampel yang berbeda dari responden
penelitian karena untuk memastikan bahwa instrumen penelitian dapat
digunakan dan diterapkan di lokasi penelitian sebenarnya.

Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment yaitu:


N ( ∑ XY ) ˗ ( ∑ X ) (∑Y )
r=
√ {N ( ∑ X 2) ˗ ( ∑ X ) ( N ( ∑Y 2 ) ˗ ( ∑ Y ) ) }
2 2

Keterangan:
r : Koefisien korelasi/indeks korelasi
N : Jumlah responden
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total item
XY : Skor item dikali skor total

Setelah dihitung seluruh korelasi setiap pertanyaan dengan total skornya,


kemudian dibandingkan dengan tabel nilai product moment untuk
mengetahui nilai korelasinya signifikan atau tidak.

Pada penelitian ini dengan sampel uji coba 30 responden nilai r- tabelnya
0,361, maka item kueisioner dikatakan valid bila r-hitung ≥ 0,361
demikian sebaliknya bila r-hitung < 0,361 maka kuesioner dikatakan
tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

9
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya (Notoatmodjo, 2012). Menurut Sugiyono (2016)
instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Penelitian ini menggunakan teknik reliabilitas internal karena penulis
dalam menganalisis data hanya memberikan kuesioner kepada responden
satu kali pengetesan saja. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji
reliabilitas adalah rumus koefisien reliabilitas alpha cronbach, yaitu:

Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha cronbach yaitu:

k Σ Si
r = [ k−1 ][1- St ¿

Keterangan :
r : Reliabilitas instrumen
k : Mean kuadrat antara subyek
∑Si : Mean kuadrat kesalahan
St : Varians total

Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach


Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
˃0,20 – 0,40 Agak Reliabel
˃0,40 – 0,60 Cukup Reliabel
˃0,60 – 0,80 Reliabel
˃0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
Sumber: Sugiyono (2016)

G. Prosedur Pengumpulan Data


Menurut Hastono (2011) mengatakan bahwa data yang dikumpulkan
menyangkut variabel bebas dan terikat. Data yang telah dikumpulkan
kemudian diolah. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dengan

10
menggunakan lembar kuesioner. Data yang sudah ada dikumpulkan, dicek
kelengkapannya dan kemudian dianalisa. Pengumpulan data secara langsung
kepada responden dirawat inap Rumah Sakit Bakti Timah Muntok dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Berdasarkan surat pengantar dari ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Pertamedika Jakarta untuk mengambil data awal dalam pembuatan
proposal riset keperawatan.
2. Surat ijin dari Direktur Rumah Sakit Bakti Timah Muntok
3. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Rawat Inap di Rumah Sakit Bakti
Timah Muntok.
4. Setelah persiapan dalam pengambilan data telah siap maka proses
pengambilan data terhadap responden dilaksanakan dengan tetap mengacu
kepada kriteria inklusi sehingga pengambilan data dapat diukur dengan
baik.
5. Melakukan pengambilan data dengan mendatangi satu persatu responden
yang memenuhi syarat untuk terlibat dalam penelitian ini. Peneliti mencari
responden sesuai dengan kriteria inklusi dengan tetap berpegang pada
etika penelitian.
6. Setelah memberikan penjelasan kepada responden tentang judul penelitian,
tujuan, manfaat serta prosedur penelitian, penelitian memberikan
kuesioner kepada responden dan meminta responden untuk berpartisipasi
dalam penelitian.
7. Setelah responden yang diambil datanya, maka proses pengambilan data
dianggap telah selesai. Kemudian peneliti melakukan pengolahan data
terhadap semua data yang telah terkumpul dari masing-masing responden.
Pengukuran dukungan orang tua dengan skala Guttman sehingga terdapat
beberapa pilihan jawaban yang berisi pernyataan-pernyataan terpilih dan telah
diuji validitas dan realibilitas yaitu:
a) Pernyataan positif (Favorable)
1) Ya jika responden mengalami atau melakukannya dengan skor 1
2) Tidak jika responden tidak mengalami atau melakukannya dengan skor
0

11
Sedangkan untuk kecemasan anak digunakan skala Guttman dengan kriteria
sebagai berikut:
a) Pernyataan positif (favorable)
1) Ya jika responden mengalami atau melakukannya dengan skor 1.
2) Tidak Pernah Sama Sekali jika responden tidak mengalami atau
melakukannya dengan skor 0.

1.) Pengolahan Data


Setelah uji validitas dan reliabilitas dilakukan maka diperoleh beberapa butir
soal yang valid untuk dilakukan analisis hasil penelitian. Kemudian
kuesioner yang telah diisi oleh responden maka data tersebut diolah melalui
4 tahapan/proses (Notoatmodjo, 2012) yaitu:
1. Editing data
Adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner.
Peneliti meneliti kembali apakah isian dalam lembar kuesioner sudah
lengkap terisi semua atau tidak. Setelah dilakukan pengecekan
didapatkan setiap kuesioner terisi lengkap.
2. Coding data
Adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau
bilangan. Untuk dukungan orang tua bila nilai kurang dari atau < mean
dan bila nilai baik atau ≥ mean. Sedangkan untuk tingkat kecemasan
anak bila kurang baik atau < mean dan bila baik atau ≥ mean.
3. Processing data
Data yang sudah berbentuk kode (angka) dimasukkan kedalam program
komputer yaitu SPSS 26 for windows.
4. Cleaning data
Melakukan cek ulang untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan kode dan ketidaklengkapan, kemudian dilakukan koreksi.

2.) Teknik Pengolahan dan Analisa Data


Setelah data dikumpulkan, data itu perlu diolah atau dianalisis. Dalam
penelitian ini dilakukan beberapa analisa, yaitu:

12
1. Uji Normalitas
Menurut Priyanto (2014) uji normalitas adalah hal yang penting karena
dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut
dianggap dapat mewakili populasi. Uji normalitas bisa dilakukan
dengan uji Skewness (kecondongan) yaitu suatu kurva dapat dilihat dari
perbedaan letak mean, median dan modusnya. Ujian ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat normalitas data sehingga bisa dilakukan
analisis data lebih lanjut dan dapat dijadikan sebagai landasan untuk
menarik kesimpulan. Jika data yang diperoleh bersifat normal maka
penghitungan akan menggunakan mean akan tetapi jika data yang
diperoleh tidak normal analisis data akan dilihat melalui median.

Rumus yang digunakan adalah untuk koefisien Skewness menurut


Pearson (Arikunto, 2013):
3(x−Me)
sk=
sd
Keterangan:
sk : koefisien kemencengan pearson
x : rata-rata hitung
M : nilai median
sd atau s : standar deviasi
Interpretasi:
a. Distribusi simetris (normal) atau sk = 0
b. Skewness to the left (kurva menceng kiri) atau sk < 0
c. Skewness to the right (kurva menceng kanan) atau sk > 0

2. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Ujian ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat distribusi frekuensi data yang telah
diperoleh dan dianalisis. Penulis mendeskripsikan variabel penelitian
yaitu variabel independen (dukungan orang tua), varibael dependen

13
(tingkat kecemasan anak) dan identitas dengan membuat tabel distribusi
frekuensi dan prosentase karena semua data berbentuk kategorik. Analisa
univariat menggunakan rumus sebagai berikut:
f
P= N x 100%

Keterangan:
P : Presentase
f : Frekuensi tiap kategori
N : Jumlah sampel

3. Analisa Bivariat
Adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan hubungan dan
besarnya hubungan atau pengaruh antara satu variable independen dan
variabel dependen (Bustami, 2011). Analisa bivariat penelitian ini untuk
melihat hubungan variabel independen dukungan orang tua dan variabel
dependen tingkat kecemasan anak menggunakan uji statistic chi square
karena data baik variabel independen dan variabel dependen berbentuk
kategori. Menurut Sabri dan Hartono (2014) uji hipotesis yang digunakan
adalah uji statistic Chi Square (x²) dengan batasan kemaknaan α (alfa)
atau p = 0,05 dengan rumus sebagai berikut :
(0−E)
X ²=∑
E
Keterangan:
X² : Nilai Chi Square
0 : Nilai hasil pengamatan untuk tiap kategori
E : Nilai hasil yang diharapkan untuk tiap kategori

Keputusan untuk menguji kemaknaan digunakan batas kemaknaan 5% (α


= 0,05) adalah:
a. Bila nilai p value ≤ α, maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara
dukungan orang tua dengan tingkat kecemasan anak dalam
pemasangan infus di rawat inap Rumah Sakit Bakti Timah Muntok.

14
b. Bila nilai p value > α, maka Ho gagal ditolak (diterima) artinya tidak
ada hubungan antara dukungan orang tua dengan tingkat kecemasan
anak dalam pemasangan infus di rawat inap Rumah Sakit Bakti
Timah Muntok.

15

Anda mungkin juga menyukai