Anda di halaman 1dari 6

Desain antena dilakukan dengan perangkat lunak simulasi AWR Design 2009.

Sebelum
mendesain susunan antena array dan MIMO 4x4 sebuah antena patch tunggal
dirancang. Langkah pertama adalah mendesain bentuk antena menurut perhitungan
dimensi antena. Setelah desain antena selesai, selanjutnya adalah simulasi. Simulasi
diperlukan untuk mendapatkan hasil simulasi dari antena yang dirancang. Ketika hasil
simulasi belum sesuai dengan spesifikasi antena desain antena harus dioptimalkan.
Optimalisasi dilakukan selangkah demi selangkah untuk setiap susunan antena sampai
diperoleh hasil yang matching.

Setelah berhasil merancang antena mikrostrip, langkah selanjutnya adalah menjalankan


simulasi untuk mendapatkan nilai parameter yang diinginkan, yaitu VSWR, return loss,
bandwidth, dan gain. Sebelum dilakukan iterasi VSWR diperoleh 2.653 pada frekuensi
2,4 GHz. Nilai ini tidak memenuhi persyaratan spesifikasi VSWR karena kurang dari 2,
maka perlu melakukan iterasi. Dari hasil iterasi yang didapat, nilai VSWR adalah 1,529
pada frekuensi 2,4 GHz.

Untuk nilai return loss sebelum iterasi adalah -8.484 dB pada frekuensi 2,4 GHz. Nilai ini
tidak memenuhi persyaratan spesifikasi nilai return loss, maka iterasi harus dilakukan.
Setelah iterasi nilai return loss memenuhi syarat dan mencapai nilai -13,6 dB.

Untuk nilai gain yang dihasilkan antena utama setelah dilakukan optimasi seperti terlihat
pada Gambar 3.9, gain yang diperoleh sangat kecil, yaitu 5,805 dBi. Penurunan nilai gain
sebelum diperoleh optimasi gain sebesar 6.371 dBi. Nilai ini memenuhi spesifikasi untuk
gain yang diharapkan lebih besar dari 4 dBi.

Gambar 3.10 menunjukkan pola radiasi antena utama. Dapat dilihat gambar ini
menunjukkan bahwa pola radiasi yang dihasilkan yaitu unidirectional. Dimana pola
radiasinya menunjuk ke arah tertentu, jadi secara default antena yang diharapkan.

Langkah selanjutnya adalah menambahkan bentuk array ke antena patch. Hal ini
dimaksudkan untuk memperpanjang bandwidth dan meningkatkan gain. Untuk
menghasilkan frekuensi kerja yang mendekati, maka melakukan beberapa kali optimasi.

Gambar di atas adalah desain antena array 1x2 setelah diproses pengoptimalan.
Optimalisasi dilakukan dengan mengurangi panjang dan lebar dimensi patch antena. Nilai
VSWR sebelum optimasi adalah 3,102 tidak sesuai dengan spesifikasi parameter VSWR
yang diinginkan yaitu 2 maka perlu pengoptimalan. Optimalisasi dengan mengurangi atau
menambahkan dimensi antena dengan nilai VSWR 1.647 pad frekuensi 2.4GHz.

Nilai return loss sebelum optimasi adalah -5.806 dB dan hasilnya parameter ini tidak
memenuhi spesifikasi parameter return loss -10 dB dan harus dioptimalkan. Nilai return
loss diperoleh dengan optimasi dimensi antena yaitu -12,25 dB pada frekuensi 2,4 GHz.
Nilai return loss yang diperoleh setelahnya Optimasi telah dilakukan, ada peningkatan
batas kurang dari -10 dB.

Parameter gain antena array 1x2 setelah optimasi menghasilkan 8,7457 dBi.

Nilai gain yang dihasilkan sudah memenuhi spesifikasi parameter antena yang
diinginkan.

Ini >4dBi. Peningkatan nilai gain dibandingkan dengan antena tunggal

Parameter gain antena array 1x2 setelah optimasi menghasilkan 8,7457 dBi.

Parameter gain antena array 1x2 setelah optimasi menghasilkan 8,7457 dBi. Nilai gain
yang dihasilkan sudah memenuhi spesifikasi parameter antena yang diinginkan yaitu
>4dBi. Peningkatan nilai gain dibandingkan dengan antena tunggal sebelumnya gain
yang dicapai sebesar 5,805 dBi. Tapi bahkan sebelum itu setelah dilakukan proses
optimasi didapatkan nilai gain yang masih sesuai dengan spesifikasi parameter yang
diperlukan. Salah satu tujuan dari susunan antena adalah Array yang dirancang untuk
meningkatkan gain antena. Parameter gain ditunjukkan pada gambar 3.14

Sebelum melakukan perancangan antena mikrostrip MIMO 4x4, perancangan antena


mikrostrip MIMO 2x2 terlebih dahulu dilakukan. Tujuan penggunaan antena MIMO 2x2
mikrostrip adalah untuk mempermudah penggunaan antena MIMO 4x4 mikrostrip dan
untuk dapat melihat perbedaan parameter yang terjadi selama simulasi. Antena MIMO
2x2 dibangun dengan melakukan penggandaan pada antena mikrostrip array 1x2
setidaknya dua kali, sehingga dimensinya sama dengan dimensi antena array dan antena
tunggal dan lainnya. Desain untuk antena MIMO 2x2 dapat dilihat pada gambar 3.16.

Didapatkan hasil nilai return loss (S (1,1) S (2,2)) dari kedua port 1 dan port 2, dari hasil
perancangan antena MIMO 2x2. Hal ini dapat dilihat dari kurva nilai return loss yang
terjadi pada nilai S (1,1), yaitu -11,1 dB, dan nilai S (2,2), yaitu -10,6 dB pada frekuensi
2,4 GHz. Sehingga return loss dari kurva yang disebutkan di atas telah melebihi
spesifikasi, yaitu, lebih dari -10 dB pada 2,4 GHz.

Gambar 3.18 adalah hasil mutual coupling untuk antena MIMO 2x2 pada 2,4 GHz. Kedua
port pada antena yang dimaksud berdekatan satu sama lain berkat nilai d yang berfungsi
sebagai patch untuk antena, yang dapat mempengaruhi kinerja antena. Jika hasil kurva
yang disebutkan di atas terlihat, nilai mutual coupling pada parameter S (1, 2) dan S (2,
1) adalah sekitar -49,08 dB dan -49,14 dB frekuensi 2,4 GHz telah mencapai spesifikasi
yang diinginkan, yaitu -20 dB.
Dari parameter kurva S yang ditunjukkan pada Gambar 3.18 dan Gambar 3.19, return
loss dan mutual coupling dapat menghasilkan koefisien korelasi (ρ). Koefisien korelasi
adalah variabel penting untuk mengurangi interferensi sinyal antara saluran dengan nilai
kurang dari 0,03. Nilai return loss dan nilai mutual coupling antara port yang diperlukan
untuk nilai koefisien korelasi. Nilai Koefisien Korelasi ( ρ) antara port 1 dan port 2 sebesar
0,00136 pada frekuensi 2.4 GHz diperoleh dari hasil perhitungan matematis.

Gambar 3.20 hasil pengukuran perolehan parameter untuk port 1 dan 2 sekitar 8,697 dB.
gain dari simulasi antena MIMO 2x2 memenuhi spesifikasi antena yang diinginkan dari
>4 dBi, meskipun ada penurunan gain dari simulasi array 2x1 sebelumnya, yaitu sekitar
8.7457 dBi.

Tabel 3.6 mencantumkan hasil simulasi antena MIMO 2x2 dalam hal VSWR, return loss,
mutual coupling, koefisien korelasi, gain, dan bandwith.

Setelah melakukan simulasi pada antena seperti antena mikrostrip single patch, array
1x2, dan MIMO 2x2 dan menerima hasil yang diinginkan setelah optimasi, langkah
selanjutnya adalah melakukan simulasi pada antena seperti MIMO 4x4. Antena MIMO
4x4 dibangun dengan melakukan penggandaan pada antena mikrostrip MIMO 2x2,
sehingga dimensinya identik dengan antena MIMO 2x2 dan antena antena tunggal dan
lainnya. Desain untuk antena MIMO 4x4 dapat dilihat pada gambar 3.21.

Dari hasil uji antena MIMO 4x4, diperoleh hasil uji return loss dari port kunci yaitu port 1,
2, dan 3. Hal ini dapat dilihat dari kurva nilai return loss pada frekuensi 2,4 GHz, dimana
port 1 berada pada -10,33 dB, port 2 berada pada -10,33 dB, port 3 berada pada -10,33
dB, dan port 4 berada pada -10,34 dB. Oleh karena itu, ditemukan bahwa nomor port
rata-rata 1, 2, 3, dan 4 hanya malu -10 dB pada 2,4 GHz, menunjukkan bahwa kondisi
parameter terpenuhi. Kurva parameter return loss disorot pada gambar 3.24.

Jika kurva return loss pada batas -10 dB diamati, hasil dari seluruh mutual coupling dari
antena keempat port MIMO 4x4 pada frekuensi 2,4 GHz ditunjukkan pada gambar 3.24.
Keempat port tersebut saling berhubungan dalam port yang satu dengan port yang lain
yang dipengaruhi oleh nilai yang merupakan jarak antar patch antena, di mana jarak
antar patch tersebut dapat mempengaruhi kinerja antena tersebut. Jika hasil kurva dapat
dipercaya, mutual coupling terbaik ditemukan dalam parameter S(4,1) dan S(1,4) dengan
nilai -147,9 dB. Jika ada yang dapat disimpulkan dari seluruh mutual coupling pada
frekuensi 2,4 GHz sehubungan dengan beberapa parameter yang telah melebihi
spesifikasi yang diharapkan, spesifikasi itu lebih dari -20 dB.

Gambar 3.26 hasil parameter gain untuk port 1, 2, 3, dan 4 yaitu 8.665 dBi. Gain dari
simulasi antena MIMO 4x4 memenuhi spesifikasi antena yang diinginkan yaitu lebih dari
>4 dBi, meskipun ada pengurangan gain dari simulasi antena 1x2 sebelumnya, yaitu
sekitar 8.7457 dBi.

Output dari simulasi antena MIMO 4x4 adalah antena searah dengan pancar yang
menunjuk ke arah target. Dari port pertama hingga keempat, port 1 dan port 4 memiliki
jenis radiasi pola yang sama, dan demikian pula, port 2 dan 3 juga memilikinya. Pola
radiasi antena MIMO 4x4 yaitu unidirectional ditunjukkan pada gambar 3.28 di bawah ini.
Tabel 3.6 yaitu hasil simulasi antena MIMO 4x4 dengan parameter VSWR,
return loss, mutual coupling, gain, pola radiasi, dan bandwith.

Berdasarkan data per hitungan dari tabel 3.11, dilakukan hybrid coupler 90°
perancangan, namun hasil simulasi yang dilakukan pada terminal yang terbuka (S2,1)
dan tertutup (S3,1) tidak memenuhi parameter yang diinginkan, sehingga memerlukan
proses optimasi. Optimalisasi dilakukan dengan menggunakan pengurangan nilai atau
penambahan pada lengan paralel atau lurus. Setelah menyelesaikan proses
pengoptimalan yang dijelaskan di bawah ini, Gambar 3.30 mewakili dimensi 90 derajat
hybrid coupler 3. 29 Hybrid Coupler 90° Gambar Pada gambar 3.30, jelas bahwa
perubahan dimensi hybrid coupler telah terjadi. Penambahan lebar terjadi pada lengan
keempat dan paralel dari coupler hybrid. Selain itu, perubahan bentuk juga dapat dilihat
pada lengan panjang yang sejajar dengan atau seri.

sebuah. Melakukan patch

Tujuan dari patch ini adalah untuk mentransmisikan radiasi elektromagnetik dari antena
ke tanah, yang lebih jauh daripada sistem antena lainnya. Patch dibuat menggunakan
bahan berbasis kapasitor, seperti tembaga. Tambalan dapat berupa cincin melingkar,
persegi panjang, kotak, atau bentuk lain di antaranya.

b. Substrat dielektrik

Substrat dielektrik berfungsi sebagai media pengkatalisasi GEM. Karakteristik zat sangat
terlihat untuk rentang parameter antena besar. Ketika izin relatif antena meningkat,
ukuran tambalan konduktor berkurang dan, sebagai akibatnya, medan radiasi berkurang.
Bandwidth adalah tempat sensitivitas bawah permukaan terhadap parameter antena
paling menonjol. Penambahan ketebalan substrat akan meningkatkan bandwidth, tetapi
akan mengorbankan kemunculan gelombang permukaan (gelombang permukaan) yang
akan segera terjadi.

Pesawat darat (c)

Antena mikrostrip bidang tanah dapat dibuat dari bahan yang disebut konduktor, yang
berfungsi sebagai reflektor untuk medan elektromagnetik.

Secara umum, antena mikrostrip memiliki pola radiasi yang sangat ramping dan
menghasilkan keuntungan yang tidak terlalu baik. Selain itu, beberapa aplikasi ini
memerlukan antena dengan penerimaan yang baik dan tingkat gain yang tinggi.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan kebutuhan akan komunikasi yang mendesak,
sehingga antena mikrofon dibongkar dalam berbagai konfigurasi. Susunan ini sering
disebut sebagai antena Susun (array).
Merancang Antena
Mulai
Mikrostrip MIMO 4X4
pada Software AWR

Menentukan Melakukan Simulasi di


Spesifikasi Antena Software AWR 2009

Menghitung Dimensi
Antena pada Frekuensi
Kerja 2.4 GHz
Return Loss ≥ -10 dB
VSWR ≤2
Bandwidth ≥100 MHz
Gain >4 dB
Merancang Antena Mutual coupling ≥-20 dB
Mikrostrip Rectangular
Koefisien korelasi ≥ 0.2
Patch Awal dan Array
2x1 pada Software AWR Pola Radiasi
Unidirectional

Melakukan Simulasi di
Software AWR 2009

Merancang Butler Matrix

Anda mungkin juga menyukai