Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

MANAJEMEN PROGRAM GIZI PUSKESMAS (MPGP)

Disusun oleh:

Karel Argo Bimantoro


P1337431217034

PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA


PROGRAM SARJANA TERAPAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil intervensi dengan judul “Laporan Tugas Akhir Manajemen Program Gizi
Puskesmas”, telah mendapat persetujuan.

Semarang, 21 Desember 2020


Menyetujui
Pembimbing Lapangan,

Ratih Dhamayanti, AMG


NIP. 19771207 200501 2 004
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan
segala rahmat, hidayah dan petunjuk Nya, laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan Puskesmas,
laporan hasil ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Susi Tursilowati, SKM, MSc.PH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Semarang.
2. Bapak Mohammad Jaelani, DCN, M.Kes selaku ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi dan
Dietetika Poltekkes Kemenkes Semarang.
3. Bapak Yuwono Setiadi, SST, M.Gizi selaku Koordinator Mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan Puskesmas.
4. Ibu Ratih Dhamayanti, AMG selaku Pembimbing Lapangan Puskesmas Bandarharjo
yang telah memberikan pengarahan kepada kami.
5. Rekan-rekan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang telah mendukung
terselesaikannya laporan ini.
6. Para pihak yang telah memberi bantuan baik riil maupun materil.
Dengan segala kekurangan dan rendah hati, semoga laporan hasil ini dapat memberikan
yang terbaik bagi pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan hasil ini masih
jauh dan sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
kesempurnaan laporan ini.

Semarang, 21 Desember 2020

Karel Argo Bimantoro


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PROGRAM
C. MANFAAT PROGRAM
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN PUSKESMAS
B. PENGERTIAN POSYANDU
C. PENGERTIAN PENYULUHAN
D. PARTISIPASI MASYARAKAT
E. PENGERTIAN BALITA
F. INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM POSYANDU
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN POSYANDU
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN SUMBER DAYA PUSKESMAS
B. MASALAH GIZI DAN KESEHATAN
C. PERENCANAAN PROGRAM GIZI
D. PELAKSANAAN PROGRAM GIZI
E. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM GIZI
F. STUDI KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR DI MASYARAKAT
IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemantauan tumbuh kembang balita sangat penting dilakukan oleh orang tua, yang
dapat dilakukan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Hal ini
dimaksudkan agar tumbuh kembang anak dapat terpantau dengan baik, maka orangtua
harus memberikan stimulus-stimulus yang baik dan asupan nutrisi yang sehat untuk
anak, selain itu penting bagi orang tua untuk rutin setiap bulannya membawa anak-anak
mereka ke posyandu terdekat di lingkungan mereka, untuk pemantauan tumbuh
kembang dan kesehatan anak. Anak yang sehat dan terpenuhi kebutuhan gizinya akan
memiliki grafik pertumbuhan yang mengikuti garis hijau pada Kartu Menuju Sehat
(KMS).
Perubahan berat badan merupakan indikator utuk memantau pertumbuhan anak.
Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, maka 3
pertumbuhan anak terganggu dan anak beresio akan mengalami kekurangan gizi.
Namun sebaliknya, bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya
merupakan indikasi risiko kelebihan gizi (Estuti, 2014).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia cakupan D/S
tahun 2013 mencapai 45,9% (Sishayati and Supadi, 2015). Di sisi lain, hasil Riskesdas
tahun 2018 menunjukkan secara nasional cakupan D/S sebesar 54,6% (Kemenkes,
2018). Dengan adanya cakupan D/S yang masih kurang tersebut, menunjukkan
perlunya dilakukan berbagai kegiatan dalam rangka percepatan pencapaian cakupan
D/S.
.
B. TUJUAN PROGRAM
a. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat dalam pemantauan pertumbuhan
balita (D/S).
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang
2. Meningkatkan inisiatif ibu balita untuk rutin memantau pertumbuhan balita tiap
bulan di posyandu
3. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menyusun dan melaksanakan
program

C. MANFAAT PROGRAM
a. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan ibu balita dan kader tentang tumbuh kembang anak dan
kesadaran tentang pentingnya posyandu sebagai pemantauan tumbuh kembang
balita.
b. Bagi Puskesmas
Melengkapi data pemantauan balita di wilayah puskesmas, mempermudah untuk
melakukan pemantauan status gizi, dapat mendeteksi jika ada kasus gizi kurang dan
gizi buruk, serta membantu pendistribusian PMT dari dinas kesehatan.
c. Bagi Pelaksana
Menambah informasi yang bisa dijadikan acuan untuk membentuk program gizi
untuk keperluan PKL Puskesmas.
II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PUSKESMAS
Berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2019, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam suatu sistem. Dalam
melaksanakan tugasnya, puskesmas memiliki fungsi untuk menyelenggarakan Usaha
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Usaha Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut, puskesmas berwenang untuk menyusun
perencanaan kegiatan dan program berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan,
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, melakukan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan preventif dan promotif, berpusat pada individu, berfokus pada keluarga,
dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat, mengutamakan kesehatan, keamanan
dan keselamatan, melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga, dll. Selain fungsi-fungsi
tersebut, puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan,
wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan, yang
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Estuti, 2014).
B. PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Posyandu bertujuan untuk pendekatan dan
pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang didukung dengan adanya peran
masyarakat dan lintas sektor dalam meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
kesehatan, terutama yang kaitannya dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di
masyarakat.
Untuk kegiatan posyandu yang ditujukan kepada balita terdiri dari penimbangan
berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala, penyuluhan dan konseling,
serta imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang jika ada tenaga kesehatan dari
puskesmas yang melakukan pemeriksaan kesehatan (Estuti, 2014).
C. PENGERTIAN PENYULUHAN
Penyuluhan adalah penyampaian informasi dari sumber informasi kepada
seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu
program (Estuti, 2014).
D. PARTISIPASI MASYARAKAT
Dalam Posyandu istilah partisipasi masyarakat sering dikatakan dengan D/S yaitu
jumlah balita yang datang dan titimbang (D) dibagi jumlah balita keseluruhan (S). D/S
(Datang per Sasaran) merupakan indikator yang akan menentukan tingkat kehadiran
sasaran Bayi BALITA dalam pelaksanaan Posyandu, dan dari sini bukan saja untuk
meningkatkan cakupan pemberian Imunisasi namun juga adalah untuk penentuan status
gizi.
E. PENGERTIAN BALITA
Balita adalah anak di bawah usia 5 tahun. Masa ini merupakan periode kehidupan
yang ditandai dengan perkembangan motorik, kognitif dan sosial yang sangat cepat.
Bersamaan dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita,
semakin meningkat juga resiko untuk terkena penyakit menular karena karakteristik
usia balita adalah tergantung dengan lingkungan.
Masa ini merupakan dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat
ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk. Untuk itu berbagai
sistem tubuh yang membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini
harus diperhatikan, antara lain masalah kesehatan, gizi dan imunitas. Sistem imun pada
bayi sangat penting terutama pada satu tahun pertama dikarenakan pada usia ini bayi
akan beradaptasi dengan lingkungan eksternal baru (post natal) yang sebelumnya
berada pada lingkungan uterin (pre natal) dan sistem imun yang sebelumnya
bergantung pada ibu secara intrauterin. Imunisasi pada bayi digunakan sebagai benteng
tubuh dan membuatnya kebal terhadap berbagai penyakit yang membahayakan.
Balita terjadi proses pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam
pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita,
karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
F. INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM POSYANDU
Indikator Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN, yaitu;
S : Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu.
K : Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS.
D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang.
N : Jumlah balita yang naik berat badannya Indikator cakupan program
Posyandu merupakan indikator pokok untuk mengukur keberhasilan kegiatan
program posyandu, antara lain :
a. Liputan Program ( K/S ) Liputan program merupakan indikator mengenai
kemampuan program untuk menjangkau balita yang ada di masing – masing
wilayah, diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara jumlah
balita yang terdaftar dan memiliki KMS dengan seluruh jumlah balita yang
ada di wilayah kerja Posyandu. Rumus : Liputan Program = K/S X 100%
(Target Indonesia Sehat 2010 ( K/S ) = 80 %).
b. Tingkat Kelangsungan Penimbangan ( D/K ) Indikator ini merupakan
kemantapan pengertian dan motivasi orang tua balita untuk menimbangkan
anak secara teratur setiap bulannya, yaitu dengan cara menghitung
perbandingan jumlah balita yang datang dan di timbang dengan jumlah
balita yang terdaftar dan memiliki KMS. Rumus : Tingkat Kelangsungan
Penimbangan = D/K X 100% (Target Indonesia Sehat 2010 ( D/K ) = 60 %.)
c. Partisipasi masyarakat ( D/S ) Indikator ini menunjukkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam program kegiatan posyandu, yaitu dengan menghitung
perbandingan antara jumlah balita yang datang dan ditimbang dengan
jumlah seluruh balita yang ada diwilayah kerja Posyandu. Rumus :
Partisipasi masyarakat = D/S X 100% (Target Indonesia Sehat 2010 ( D/S )
= 80 %).
d. Dampak Program ( N/D ) Indikator dampak program dihitung berdasarkan
perbandingan antara jumlah balita yang naik timbangannya dengan balita
yang datang dan ditimbang. Rumus : Dampak Program = N/D X 100%
(Target Indonesia Sehat 2010 ( N/D ) = 80 %).
e. Tingkat Pencapaian Program ( N/S ) Indikator ini diartikan sebagai
keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai program posyandu. Tingkat
pencapaian program dapat di klasifikasikan menjadi dua kategori Posyandu
berhasil bila N/S lebih dari atau sama dengan 40% dan Posyandu kurang
berhasil bilai nilai N/S kurang dari 40%. Rumus : Tingkat pencapaian
program = N/S X 100 (Target Indonesia Sehat 2010 ( N/S ) = 40 %).
Kemenkes (2012) menyatakan :
D/S merupakan indikator partisipasi masyarakat
N/D merupakan indikator keberhasilan program
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN POSYANDU
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam program kesehatan
seperti kepatuhan pengobatan dan kunjungan Posyandu menurut Zulkifli (2008) adalah:
1. Jenis atau Tipe Demografi, seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa,
status sosio ekonomi, pendapatan dan pendidikan.
2. Indikator Outcome dari Program, seperti keparahan penyakit atau
meningkatnya kemampuan peserta posyandu setelah mengikuti kegiatan
posyandu.
3. Kinerja Petugas (kader maupun tenaga kesehatan) yang bertugas di
posyandu akan menentukan angka kunjungan posyandu, dalam hal ini
keaktifan, hubungan dengan peserta dan kompetensi petugas
menentukan indikator tersebut.
4. Bentuk Program Kegiatan, seperti kompleksitas program dan bentuk
keterpaduan program posyandu yang kurang baik akan menentukan
tingkat kunjungan posyandu.
5. Psikososial, seperti intelegensia, pengetahuan, sikap, dukungan
lingkungan terhadap pelayanan tenaga kesehatan, penerimaan atau
penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau budaya dan
biaya finansial dan lainnya akan turut mewarnai kepatuhan dalam
program kesehatan.
6. Dukungan Posyandu dalam kegiatan Posyandu menurut Depkes RI
(2010) meliputi:
a. Dukungan Dari Puskesmas atau Petugas Kesehatan, memberikan
pelatihan kepada kader yang terdiri dari:
1) Aspek komunikasi.
2) Teknik berpidato.
3) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
4) Proses pengembangan.
5) Teknik pergerakan peran serta masyarakat.
6) Memberikan pembinaan kepada kader setelah kegiatan Posyandu:
a) Cara melakukan pendataan atau pencatatan.
b) Cara meningkatkan kemampuan kader dalam menyampaikan
pesan kesehatan pada masyarakat.
7) Memotivasi untuk meningkatkan keaktifan kader dalam Posyandu.
b. Dukungan dari Masyarakat, masyarakat mempunyai peranan besar
dalam upaya peningkatan tarap kesehatan masyarakat di desa, termasuk
upaya penurunan masalah yang diupayakan melalui posyandu. Dukungan
tersebut meliputi pembentukan, pelaksanaan dan pembinaan (Zulkifli,
2008).
1) Peranan LKMD dalam pelaksanaan Posyandu meliputi:
a) Mengingatkan mendorong dan memberi semangat agar kader selalu
melaksanakan tugasnya di Posyandu dengan baik.
b) Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta
ibu usia subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal.
2) Peranan LKMD dalam pembinaan Posyandu antara lain:
a) Mengamati apakah penyelenggaraan Posyandu telah dilakukan secara
teratur setiap bulan, sesuai jadwal yang telah disepakati.
b) Mengamati apakah Posyandu telah melaksanakan pelayanan secara
lengkap (KIA, KB, Gizi, Immunisasi dan penanggulangan diare).
c) Memberikan saran kepada kepala desa dan kader agar Posyandu dapat
berfungsi secara optimal (agar buka teratur sesuai jadwal, melakukan
pelayanan lengkap). Saran ini dapat diberikan tentang iuran untuk PMT. 15
d) Mengingatkan kader untuk melakukan penyuluhan di rumah-rumah ibu
(kunjungan rumah) dengan bahan penyuluhan yang tersedia.
e) Bila dipandang perlu, membantu mencarikan jalan agar Posyandu dapat
melakukan pemberian makanan tambahan kepada bayi dan anak balita
secara swadaya.
III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN SUMBER DAYA PUSKESMAS


1. Struktur Organisasi Puskesmas Bandarharjo

2. Ketenagaan Puskesmas Bandarharjo


Ketenagaan yang dimiliki oleh Puskesmas Bandarharjo terdiri dari :
 Kepala puskesmas
 Kepala tata usaha
 4 orang dokter umum
 1 orang dokter gigi
 7 orang perawat
 5 orang bidan
 1 orang perawat gigi
 3 orang SKM
 1 orang apoteker
 1 orang AA
 3 orang analis kesehatan
 1 orang rekam medis
 2 orang nutrisionis
 8 orang admin
 1 orang pengemudi
 1 orang petugas jaga malam
 3 orang customer service
 10 orang dari lembaga survei kesehatan (Gasurkes)

3. Jenis Pelayanan Puskesmas Bandarharjo


Jenis pelayanan yang diberikan Puskesmas Bandarharjo terbagi menjadi :
a) Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP)
 Rawat Jalan (pemeriksaan umum, kesehatan ibu-anak/KB, kesehatan gigi
dan mulut, pelayanan gizi, pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan
klinik konseling terpadu, PPJ, posko kesehatan, dan pendidikan &
penyuluhan)
 Pelayanan puskesmas
 Pelayanan laboratorium
 Pelayanan Kefarmasian
b) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
 Kesehatan Ibu dan Anak/KB
 Gizi
 P2P
 Promosi Kesehatan
 Kesehatan Lingkungan
 Perkesmas
c) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
 Kesehatan Kerja
 Kesehatan Olahraga
 Kesehatan Jiwa
B. MASALAH GIZI DAN KESEHATAN
1. Identifikasi Masalah
Bulan S K D N D’
Januari 4681 4681 3866 3255 3531
Februari 4684 4684 4114 3510 3848
Maret 4641 4641 3003 2621 2793
April 4641 2106 254 186 204
Mei 4641 4636 119 73 79
Juni 4642 4642 109 86 96
Juli 4637 4637 736 542 579
Agustus 4701 4701 935 834 857
September 4701 4701 430 395 419
Oktober 4701 4701 801 744 759
November 4582 4582 870 813 843

Capaian Target 11 Kesenjangan


(%) bulan (%) (%)
Prevalensi gizi buruk 0,5 0,32 0,16
Bayi mendapat ASI
40,74 60,13 19,39
Eksklusif
Balita (0-59 bl yang
29,68 75,17 45,49
datang & ditimbang (D/S)
Balita (0-59 bl yang naik
93,01 82,13 -
berat badannya (N/D')
Balita bawah garis merah
1,1 2,29 -
(BGM)
Ibu nifas mendapat
100 86,63 -
vitamin A
Anemi gizi besi (AGB)
5,41 <17,42 -
ibu hamil
Ibu hamil kurang energi
9,85 4,68 5,13
kronik (KEK)
Keluarga sadar gizi 85 76,08 -
Kelurahan dengan garam
100 90,11 -
beriodium
PMT bumil KEK/Anemi
100 88,55 -
miskin
Ibu hamil mendapat 90
97,34 89,47 -
tablet Fe

2. Penentuan Prioritas Masalah


Besar Masalah
Urgency Seriousness Growth Nilai
Gizi
Prevalensi gizi
5 4 4 80
buruk 0,5%
Bayi mendapat
ASI eksklusif 4 5 4 80
40,74%
Balita datang
dan ditimbang 5 5 4 100
29,68%
Ibu hamil
5 4 4 80
KEK 9,85%
C. PERENCANAAN PROGRAM GIZI

PMT yang
diberikan kurang
diminati

Suhu balita
>37,5°C

Pandemi Pemberlakuan
COVID-19 kebijakan dan
protokol
kesehatan

Ibu bekerja Pelaksanaan kembali


Pelaksanaan posyandu untuk beberapa
posyandu daerah zona aman
diutamakan untuk
balita berumur 0-2
tahun
RUK

KEBUTU- KEBUTU-
UPAYA PENANG- WAKTU INDIKA- SUMBER
TARGET HAN MITRA HAN
KESEHA- KEGIATAN TUJUAN SASARAN GUNG PELAK- TOR PEMBIAYA
SASARAN SUMBER KERJA ANGGARA
TAN JAWAB SANAAN KINERJA AN
DAYA N
Diharapka
Semua bayi
Timbangan, n semua
Penimbangan & balita
Bayi, Balita 100% Pet. Gizi microtois, Kader Jan - Des bayi, balita Dana DAK
balita datang
babyscale ditim
ke Posyandu
bang
Penyuluhan Meningkatkan Diharapkan
Materi
tentang tumbuh pengetahuan Karel Argo ibu balita
tentang
kembang dan tentang Bimantoro rutin
tumbuh
pentingnya pentingnya Ibu balita (mahasiswa Kader Desember melakukan Dana DAK
kembang,
memantau pemantauan PKL penimbanga
gizi seimbang
pertumbuhan pertumbuhan Puskesmas) n di
untuk balita
anak anak posyandu
Semua kader
Pelatihan Meningkatkan Contoh resep,
terlatih
membuat variasi kreativitas dan bahan baku
Kader Pet. Gizi Kader Desember dalam Dana DAK
dan modifikasi kemampuan pembuatan
membuat
PMT balita kader dalam PMT
PMT
Penyuluhan Meningkatkan Paparan Semua kader
tentang pengetahuan target semakin
Kader Pet. Gizi Kader Januari Dana DAK
pentingnya kader tentang capaian gizi tergerak
pemantauan pentingnya kurang dan untuk
pertumbuhan pemantauan gizi buruk melakukan
balita, pemaparan pertumbuhan yang perlu operasi
target penurunan balita dan dicapai timbang
angka gizi kurang target-target
dan gizi buruk capaian
penurunan gizi
kurang dan gizi
buruk
RPK

Upaya Tempat
Target Penanggung Waktu Indikator Sumber
Kesehat Kegiatan Rincian Pelaksanaan Pelaksanaa
Sasaran jawab Pelaksanaan Kinerja Pembiayaan
an n
- Pembukaan dan
perkenalan diri
- Meminta ibu
mengerjakan pre-
test
- Melakukan
Penyuluhan edukasi dengan
tentang materi tentang Diharapkan
tumbuh Karel Argo tumbuh kembang, ibu balita
kembang Bimantoro gizi seimbang, rutin
1 ibu Desember Rumah ibu
Gizi dan (mahasiswa pentingnya melakukan Dana pribadi
balita 2020 balita
pentingnya PKL pemantauan penimbanga
memantau Puskesmas) pertumbuhan n di
pertumbuha melalui posyandu posyandu
n anak dan pemaparan
beberapa kegiatan
posyandu
- Meminta ibu
mengerjakan post-
test
- Penutupan
D. PELAKSANAAN PROGRAM GIZI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENYULUHAN TUMBUH KEMBANG DAN PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN ANAK

PUSKESMAS BANDARHARJO
KOTA SEMARANG
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENYULUHAN TUMBUH KEMBANG DAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
ANAK

PENDAHULUAN
Berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2019, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam suatu sistem. Dalam
melaksanakan tugasnya, puskesmas memiliki fungsi untuk menyelenggarakan Usaha
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Usaha Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut, puskesmas berwenang untuk menyusun
perencanaan kegiatan dan program berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan,
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, melakukan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan preventif dan promotif, berpusat pada individu, berfokus pada keluarga,
dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat, mengutamakan kesehatan, keamanan
dan keselamatan, melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga, dll. Selain fungsi-fungsi
tersebut, puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan,
wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan, yang
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Kesehatan, 2019).

LATAR BELAKANG
Pemantauan tumbuh kembang balita sangat penting dilakukan oleh orang tua, yang
dapat dilakukan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Hal ini
dimaksudkan agar tumbuh kembang anak dapat terpantau dengan baik, maka orangtua
harus memberikan stimulus-stimulus yang baik dan asupan nutrisi yang sehat untuk
anak, selain itu penting bagi orang tua untuk rutin setiap bulannya membawa anak-anak
mereka ke posyandu terdekat di lingkungan mereka, untuk pemantauan tumbuh
kembang dan kesehatan anak. Anak yang sehat dan terpenuhi kebutuhan gizinya akan
memiliki grafik pertumbuhan yang mengikuti garis hijau pada Kartu Menuju Sehat
(KMS).
Perubahan berat badan merupakan indikator utuk memantau pertumbuhan anak.
Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, maka 3
pertumbuhan anak terganggu dan anak beresio akan mengalami kekurangan gizi.
Namun sebaliknya, bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya
merupakan indikasi risiko kelebihan gizi (Estuti, 2014).
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia cakupan D/S
tahun 2013 mencapai 45,9%(Sishayati and Supadi, 2015). Di sisi lain, hasil Riskesdas
tahun 2018 menunjukkan secara nasional cakupan D/S sebesar 54,6%(Kemenkes,
2018). Dengan adanya cakupan D/S yang masih kurang tersebut, menunjukkan
perlunya dilakukan berbagai kegiatan dalam rangka percepatan pencapaian cakupan
D/S.
Data tahun 2020 di Puskesmas Bandarharjo sampai bulan November tercatat
cakupan partisipasi dalam pemantauan pertumbuhan (D/S) sebesar 29,68%. Dalam
rangka meningkatkan cakupan D/S, maka UPTD Puskesmas Bandarharjo dengan tata
nilai PERMATA (Profesional, Empati, Ramah, Mutu, Akuntabel, Tanggap, dan Adil),
melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang tumbuh kembang dan pentingnya
memantau pertumbuhan anak kepada ibu balita dan kader posyandu.

TUJUAN PROGRAM
a. Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat dalam pemantauan pertumbuhan
balita (D/S).
b. Tujuan Khusus
4. Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang
5. Meningkatkan inisiatif ibu balita untuk rutin memantau pertumbuhan balita tiap
bulan di posyandu

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok Rincian kegiatan
Penyuluhan Tumbuh 1. Petugas gizi menentukan sasaran (ibu
Kembang dan Pentingnya balita)
Memantau Pertumbuhan 2. Petugas gizi menentukan jadwal
Anak penyuluhan
3. Petugas gizi menyiapkan materi yang
akan disampaikan
4. Petugas gizi menentukan metode yang
akan digunakan
5. Petugas gizi membuat media untuk
penyuluhan
6. Petugas gizi membuat undangan
penyuluhan
7. Petugas gizi bekerja sama dengan kader
membagikan undangan ke ibu balita
8. Petugas gizi melakukan penyuluhan :
a. Membuka penyuluhan
b. Menyampaikan materi
c. Menutup penyuluhan
9. Petugas gizi mengevaluasi kegiatan
penyuluhan dengan memberikan
kuisioner
10.Petugas gizi membuat dokumentasi
kegiatan

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Cara melaksanakan kegiatan penyuluhan tumbuh kembang dan pentingnya pemantauan
pertumbuhan anak dilaksanakan oleh penanggung jawab program gizi dengan sasaran
ibu balita dan kader dengan metode ceramah dan tanya jawab serta media leaflet.

SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini adalah 1 ibu balita.

TEMPAT
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di rumah ibu balita sasaran.

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal kegiatan disesuaikan dengan jadwal dari Dinas Kesehatan Kota yang
dilaksanakan pada bulan Desember 2020
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

BESAR TARGET BERDASARKAN INDIKATOR


Besar target kegiatan adalah 100% sasaran hadir saat penyuluhan dan dapat menjawab
pertanyaan sebesar 80%.
PELAKSANA
Pelaksana penyuluhan ibu balita ini adalah Petugas Gizi Puskesmas Bandarharjo

E. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM GIZI


1. Monitor dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan ibu balita dilaksanakan setiap
akhir pelaksanaan kegiatan.
2. Pelaporan evaluasi kegiatan penyuluhan ibu balita dilaksanakan oleh pelaksana
program gizi puskesmas kepada penanggung jawab UKM, kepala Puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kota Semarang
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan : Pelaksana kegiatan penyuluhan ibu balita melakukan pencatatan melalui
laporan hasil pelaksanaan kegiatan.
2. Pelaporan kegiatan dilaksanakan oleh pelaksana program gizi puskesmas dan
dilaporkan kepada penanggung jawab UKM, kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kota Semarang.
3. Evaluasi dilaksanakan menggunakan form pelaporan evaluasi dan dilaksanakan
setiap setelah selesai kegiatan dan ditindaklanjuti dengan perbaikan pelaksaan di
tahun berikutnya.

F. STUDI KASUS PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DI MASYARAKAT


Pengkajian
a) Riwayat klien
Riwayat D/S bulan Januari-November 2020 sebesar 29,68%
Diagnosis
a) Problem : Rendahnya partisipasi masyarakat pada penimbangan posyandu
(cakupan D/S) di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo pada Januari-
November tahun 2020
b) Etiologi : Pandemi COVID-19, kurangnya pengetahuan ibu balita terkait
tumbuh kembang dan pemantauan pertumbuhan balita sekalipun dalam masa
pandemi, kurangnya inisiatif/kesadaran dan komitmen ibu untuk rutin
menimbang dan mengukur balitanya di posyandu, jarak rumah ibu balita
dengan posyandu yang cukup jauh, ibu balita yang bekerja sehingga tidak
dapat datang ke posyandu untuk menimbang dan mengukur balitanya, balita
dalam kondisi sakit (suhu diatas 37,5°C), kebijakan yang memberlakukan
kembali kegiatan posyandu untuk beberapa zona yang sudah aman saja,
diutamakan untuk balita yang berumur 0-2 tahun, dan posyandu yang
berjalan di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo saat ini baru 7%.
c) Sign and Symptom : Cakupan D/S yang rendah sebesar 29,68%

Diagnosis : Rendahnya partisipasi masyarakat pada penimbangan posyandu


(cakupan D/S) di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo pada Januari-
November tahun 2020 (P) berkaitan dengan pandemi COVID-19 sehingga
diberlakukan kebijakan posyandu buka hanya di beberapa zona yang aman
dan baru 7% yang buka (E) ditandai dengan cakupan D/S yang rendah sebesar
29,68% (S).
Intervensi
a) Tujuan intervensi : Meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat dalam
pemantauan pertumbuhan balita (D/S) di wilayah kerja Puskesmas
Bandarharjo dari 29,68% pada tahun 2020 menjadi 80% pada tahun 2021.
b) Edukasi : Penyuluhan Tumbuh Kembang dan Pentingnya Memantau
Pertumbuhan Anak

Monitoring dan Evaluasi


a) Penilaian pengetahuan melalui kuesioner pre-test dan post-test
b) Presentase pelaksanaan posyandu berjalan selama pandemi COVID-19
c) Presentase pelaksanaan pemantauan pertumbuhan yang dilakukan kader
secara door-to-door
d) Presentase balita yang ditimbang di posyandu
e) Presentase balita yang ditimbang door-to-door oleh kader

Bila tujuan intervensi tidak tercapai, maka perlu dilakukan pengkajian ulang.

Mengetahui,
Koordinator UKM GIZI Mahasiswa PKL Puskesmas,

(Karel Argo Bimantoro)


(Ratih Dhamayanti, AMG)
NIP. 19771207 200501 2 004
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

1. Pengertian Penyuluhan tumbuh kembang dan pemantauan pertumbuhan anak


adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu
balita tentang gizi, tumbuh kembang dan pentingnya memantau
pertumbuhan balita dengan tujuan untuk mengubah perilaku ibu balita
ke arah yang lebih baik tentang gizi untuk balitanya dan meningkatkan
inisiatif ibu balita untuk secara rutin menimbang dan mengukur
balitanya di posyandu.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah penyuluhan tumbuh kembang
dan pemantauan pertumbuhan balita
3. Kebijakan -
4. Referensi - Permenkes no. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh
Kembang Anak
- Gizi Anak dan Remaja (Veratamala, 2017)
5. Prosedur 1. Petugas gizi menentukan sasaran (ibu balita)
2. Petugas gizi menentukan jadwal penyuluhan
3. Petugas gizi menyiapkan materi yang akan disampaikan
4. Petugas gizi menentukan metode yang akan digunakan
5. Petugas gizi membuat media untuk penyuluhan
6. Petugas gizi membuat undangan penyuluhan
7. Petugas gizi bekerja sama dengan kader membagikan undangan
ke ibu balita
8. Petugas gizi melakukan penyuluhan :
 Membuka penyuluhan
 Menyampaikan materi
 Menutup penyuluhan
9. Petugas gizi mengevaluasi kegiatan penyuluhan dengan
memberikan kuisioner
10. Petugas gizi membuat dokumentasi kegiatan
6. Unit UKM GIZI
Terkait
7. Rekaman Historis Perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai di berlakukan

DAFTAR TILIK

NO KEGIATAN Ya Tidak
1 Apakah petugas gizi menentukan sasaran yaitu ibu balita
2 Apakah petugas gizi menentukan jadwal penyuluhan
3 Apakah petugas gizi menyiapkam materi yang akan disampaikan
4 Apakah petugas gizi menentukan metode penyuluhan yang akan
digunakan
5 Apakah petugas gizi membuat media untuk penyuluhan
6 Apakah petugas gizi membuat undangan penyuluhan
7 Apakah petugas gizi bekerja sama dengan kader untuk
membagikan undangan ke ibu balita
8 Apakah petugas gizi membuka penyuluhan dengan baik
9 Apakah petugas gizi menyampaikan materi dengan jelas
10 Apakah petugas gizi menutup penyuluhan dengan baik
11 Apakah petuugas gizi melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan
ke ibu balita dengan memberikan kuesioner
12 Apakah petugas gizi membuat dokumentasi kegiatan

CR
<50% Tidak patuh
50%-79% Kurang patuh
80%-100% Patuh
PELAKSANAAN PROGRAM GIZI

Program Waktu Pelaksana Sasaran Media Keterangan Kendala Solusi


kegiatan
Penyuluhan 19 Desember Karel Argo Satu ibu Leaflet Terlaksana - -
tumbuh 2020 B balita
kembang dan
pemantauan
pertumbuhan
anak

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM GIZI


No Uraian Monitoring Evaluasi
kegiatan Who What When Where How
1 Edukasi Ibu Pengetahuan Sebelum Rumah Pengetahuan Sebelum
tumbuh balita dan sasaran ibu edukasi
kembang dan sesudah meningkat pengetahuan
pemantauan penyuluhan ibu sebesar
pertumbuhan 40%, setelah
anak edukasi
pengetahuan
ibu menjadi
80%
IV
PENUTUP

SIMPULAN
Pemantauan tumbuh kembang balita sangat penting dilakukan oleh orang tua, yang dapat
dilakukan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat). Hal ini dimaksudkan agar
tumbuh kembang anak dapat terpantau dengan baik, maka orangtua harus memberikan
stimulus-stimulus yang baik dan asupan nutrisi yang sehat untuk anak, selain itu penting bagi
orang tua untuk rutin setiap bulannya membawa anak-anak mereka ke posyandu terdekat di
lingkungan mereka, untuk pemantauan tumbuh kembang dan kesehatan anak. Anak yang
sehat dan terpenuhi kebutuhan gizinya akan memiliki grafik pertumbuhan yang mengikuti
garis hijau pada Kartu Menuju Sehat (KMS).
Berdasarkan monitoring dan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan,
pengetahuan ibu meningkat setelah diberi intervensi berupa penyuluhan.

SARAN
Ditengah situasi pandemi COVID-19, diupayakan untuk membatasi pertemuan yang
melibatkan banyak orang. Maka dari itu disarankan untuk mengadakan edukasi secara daring
melalui video edukasi sebagai media. Jika edukasi dilaksanakan secara langsung, tetap
mengutamakan protokol kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Estuti, D. H. (2014) PARTISIPASI MASYARAKAT DALAMLAYANAN POSYANDU


BERBASIS MASYARAKAT TERHADAP PERTUMBUHAN BALITA(DIDESA MERGOWATI
KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG).

Kemenkes (2018) ‘Riset Kesehatan Dasar’.

Kesehatan, M. (2019) ‘Permenkes no. 43 tahun 2019’, (1335).

Sishayati and Supadi, J. (2015) ‘FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN PARTISIPASI


MASYARAKAT (D/S) DI WILAYAH PUSKESMAS GABUS I, KABUPATEN
GROBOGAN’, pp. 15–23.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Media Penyuluhan/Edukasi


Lampiran 2. Pre dan Post Test
No Soal Pre Post
1 Apakah Ibu mengetahui di daerah Ibu terdapat
Ya Ya
posyandu ? (Ya = 2, Tidak = 0)
2 Apakah ibu mengetahui jadwal posyandu di daerahnya
Ya Ya
? (Ya = 2, Tidak = 0)
3 Apakah Ibu mengikuti posyandu terakhir/yan terbaru ?
Tidak Tidak
(Ya = 2, Tidak = 0)
4 Apakah Ibu merasa perlu menimbang balita secara rutin
Tidak Ya
setiap bulan ? (Ya = 2, Tidak = 0)
Karena biar
tahu
perkembangan
balitanya dan
Jika Ya, mengapa ? -
bisa
konsultasi
untuk
balitanya
5 Menurut Ibu, apakah di posyandu hanya menimbang
Ya Tidak
dan mengukur balita saja ? (Ya = 0, Tidak = 2)
Konsultasi
balita,
Jika Tidak, apa saja yang dilakukan dalam pertemuan di pembagian
-
posyandu ? suplemen,
dapat PMT,
konseling gizi
Lampiran 3. Notulen Kegiatan
Notulen Nama kegiatan : Penyuluhan Tumbuh Kembang dan Pemantauan
Kegiatan Pertumbuhan Balita
Tempat : Aula Puskesmas Bandarharjo
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Desember 2020 Pukul : 18.00-18.30 WIB
Peserta : Orang tua balita
Susunan Acara - Pengisian pre-test
- Pembukaan
- Materi
- Pengisian post-test
- Diskusi
- Penutup
Pembahasan 1. Pengisian pre-test
2. Penyampaian materi
- Pertumbuhan dan perkembangan di masa balita dipengaruhi oleh
zat-zat gizi yang masing-masing memiliki peran penting dalam
tumbuh kembang
- Pemantauan pertumbuhan balita penting dilakukan agar orang tua
bisa benar-benar mengerti status kesehatan balitanya, sehingga
dapat melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki,
mempertahankan, maupun meningkatkan status tersebut
- Pemantauan pertumbuhan balita yang terdekat yaitu posyandu.
Posyandu dibentuk untuk menolong orang tua bayi, balita, dan
anak usia prasekolah bisa mempertahankan dan meningkatkan
status kesehatan anak. Di posyandu balita tidak hanya diukur dan
ditimbang saja, tapi juga dilihat status gizinya dari hasil
penimbangan tersebut. Jika memang memerlukan bantuan gizi,
pihak posyandu bisa menolong orang tua dengan memberikan
konseling atau merujuk ke puskesmas jika diperlukan
- Melalui posyandu, balita juga bisa mendapatkan suplemen yang
diberikan sesuai jadwal dan PMT berupa PMT buatan kader atau
biskuit PMT. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan
status kesehatan
3. Pengisian post-test
4. Diskusi
Kalau misalnya nimbang di posyandunya menyusul bisa atau
tidak, kalau pas tidak bisa datang ke posyandu sesuai jadwalnya ?
Bisa, karena sesuai sama aturan dari Dinkes yang baru keluar
tentang pemberlakuan kembali posyandu setelah sempat berhenti
karena pandemi covid, kalau ada balita yang tidak datang saat
jadwalnya posyandu, hari selanjutnya kader akan ke rumah balita
itu untuk mengukur dan menimbang. Atau dari ibu sendiri juga
bisa melakukan pengukuran mandiri kalau ada timbangan di
rumah. Kalau tidak ada timbangan, ibu bisa ukur LILA/lingkar
lengan balitanya yang sebelah kiri, lalu ibu bisa WA ke kadernya
hasil ukur LILAnya berapa.
Umpan Balik Ibu balita meminta agar media leaflet dishare melalui WA
Rencana Tindak Media leaflet dishare melalui WA ke ibu balita
Lanjut
Evaluasi 1. Sasaran : 1 orang ibu balita (hadir 100%)
2. Waktu : 18.00 WIB (tepat waktu)
3. Tempat : rumah ibu balita
4. Metode : ceramah, tanya jawab, dan media leaflet
5. Pemahaman terhadap materi : berdasarkan hasil penilaian melalui
kuesioner pre-test dan post-test, pemahaman ibu tentang materi
edukasi/penyuluhan yang diberikan cukup baik; dilihat dari hasil
pre-test sebesar 40% dan post-test sebesar 80%.
Lampiran 4. Dokumentasi
Lampiran 5. Daftar Tilik
CR
<50% Tidak patuh
50%-79% Kurang patuh
80%-100% Patuh
Nilai CR 83,3% (Patuh)

NO KEGIATAN Ya Tidak
1 Apakah petugas gizi menentukan sasaran yaitu ibu balita V
2 Apakah petugas gizi menentukan jadwal penyuluhan V
3 Apakah petugas gizi menyiapkam materi yang akan disampaikan V
4 Apakah petugas gizi menentukan metode penyuluhan yang akan V
digunakan
5 Apakah petugas gizi membuat media untuk penyuluhan V
6 Apakah petugas gizi membuat undangan penyuluhan V
7 Apakah petugas gizi bekerja sama dengan kader untuk
V
membagikan undangan ke ibu balita
8 Apakah petugas gizi membuka penyuluhan dengan baik
V
9 Apakah petugas gizi menyampaikan materi dengan jelas V
10 Apakah petugas gizi menutup penyuluhan dengan baik V
11 Apakah petuugas gizi melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan V
ke ibu balita dengan memberikan kuesioner
12 Apakah petugas gizi membuat dokumentasi kegiatan V

Anda mungkin juga menyukai