Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik pembimbingan klinik/CE merupakan salah satu kegiatan kurikuler dari
program mata kuliah di klinik educator yang telah diperoleh mahasiswa selama di kampus
kegiatan praktik ini adalah sebagai sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk menerapkan dasar pengetahuan atau teori sebelumnya di kelas dalam
pembelajaran secara nyata. Dalam kegiatan CE(clinical educator) ini penulis membuat
Kasus Tentang Pelayanan kontrasepsi Pil KB.
Dalam undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 ditegaskan bahwa
pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan
bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan
menjaminan ketersediaan tenaga fasilitas pelayanan alat dan obat dalam memberikan
pelayanan Keluarga Berencana yang aman bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.
WHO dan UNICEF (1978) melakukan pertemuan di Alma Ata yang memusatkan
perhatian terhadap tingginya angka kematian maternal perinatal dalam penemuan tersebut
disepakati untuk menetapkan konsep primaryhealthcare yang memberikan pelayanan
antenatal persalinan bersih dan aman melakukan upaya penerimaan keluarga berencana
dan meningkatkan pelayanan rujukan (Handayani 2010:13).
Tindakan yang membantu individu / pasutri untuk mendapatkan objektif-objaktif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Anggraini 2012:47).
Perkembangan laju peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat
mengkhawatirkan. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan laju peningkatan
penduduk yang terlalu cepat, usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial
yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan tidak berfaedah.
Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia dimuka
bumi tercinta Ini, masih terbuka peluang untuk meningkatkan kesehatan reproduksi
melalui gerakan yang lebih intensif Pada pelaksanaan Keluarga Berencana (Handayani
2010:14).

1
Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 2000 mengatur tentang BKKBN Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat BKKBN adalah
lembaga pemerintah non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Presiden. BKKBN dipimpin oleh seorang kepala yang dijabat oleh
menteri negara pemberdayaan perempuan.
Tugas BKKBN adalah merumuskan kebijakan pengelolaan dan koordinasi
pelaksanaan program Keluarga Berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera
mengembangkan dan memantapkan peran serta masyarakat meningkatkan program
Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta pemberdayaan
perempuan secara terpadu bersama instansi terkait (Sujiyatini 2011:22).
Di masyarakat metode kontrasepsi hormonal tidaklah asing lagi hampir 70%
akseptor KB menggunakan metode kontrasepsi hormonal. Namun demikian banyak juga
efek samping yang dikeluhkan akseptor KB berkenaan dengan kontrasepsi yang
dipakainya akhirnya banyak kejadian akseptor KB yang Drop Out karena belum
memahami dengan baik bagaimana metode kontrasepsi hormonal tersebut (Handayani
2010:96).

1.2 Tujuan Penulisan Laporan

1.2.1 Tujuan Umum


Setelah melaksanakan praktikum bimbingan klinik/CE sehingga
mahasiswa mampu memahami Bagaimana menjadi seorang CE dalam
mengorientasi peserta didik, melaksanakan pre dan postcomference serta
melaksanakan bedsideteaching pada mahasiswa D-III Kebidanan STIKES
Husada Jombang serta institusi kesehatan.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Mampu melaksanakan orientasi pada mahasiswa D3 Kebidanan STIKES
Husada Jombang.
2. Mampu melaksanakan PreConverse pada mahasiswa D-III Kebidanan
STIKES Husada Jombang.
3. Mampu melaksanakan beside teaching pada mahasiswa D-III kebidanan
STIKES Husada Jombang.

2
4. Mampu melaksanakanpost comference dan evaluasi pada mahasiswa D-III
kebidanan STIKES Husada Jombang.

1.3 Manfaat Penulisan Laporan


1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai masukan data, sumbangan pikiran dan juga dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan laporan CE selanjutnya.
1.3.2 Bagi Mahasiswa Kebidanan
Sebagai pengalaman serta dapat menerapkan teori CE dan teori Auhan
kebidanan khususnya pada asuhan pada kontrasepsi keluarga berencana.
1.3.3 Bagi Lahan Praktek
Sebagai fasilitator dalam melaksanakan CE dan asuhan kebidanan.

3
BAB II
PROFIL UMUM BPM

2.1 Deskripsi/Gambaran BPM (Secara Umum)

2.1.1 Pengertian
Bidan praktek mandiri (BPM) adalah suatu institusi pelayanan
kesehatan secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik
kebidanan.
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam
memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan
pendekatan manajemen kebidanan.

2.1.2 Jenis Pelayanan


1. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap
Pelayanan rawat jalan dan rawat inap adalah salah satu bentuk dari
pelayanan kedokteran. Rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang
disediakan untuk pasien yang tidak dalam bentuk rawat inap
(hospitalization).

2. Pelayanan rawat jalan oleh klinik mandiri


Pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan oleh klinik yang
mandiri yakni yang tidak ada hubungan organisasi dengan rumah sakit
(free standing ambulatory center).
a. Klinik mandiri sederhana
Bentuk mandiri sederhana (simple free standing ambulatory center)
yang populer adalah praktik dokter umum atau praktik dokter spesialis
secara perseorangan (solo practitioner).
b. Klinik mandiri institusi
Bentuk mandiri klinik institusi (institutional free standing ambulatory
center) banyak macamnya mulai dari praktik berkeompok (group
practioner), poliklinik (clinic) BKIA (MCH center), puskesmas

4
(community health center) dan di Amerika ditambah dengan HMOs dan
PPOs. Pelayanan kebidanan pelayanan ANC.
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam kebidanan
1) SOAP
2) SOAPIER
3) SOAPIED

3. Langkah-langkah manajemen kebidanan


a. Meneliti dengan mengumpulkan semua data yang perlu untuk evaluasi
yang lengkap.
b. Membuat identifikasi yang tepat dari masalah atau diagnosa
berdasarkan interpretasi yang benar dari data yang terkumpul.
c. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa lainnya yang mungkin
terjadi dikarenakan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi.
d. Mengevaluasi apakah perlu intervensi bidan atau dokter yang segera
dan atau untuk manajemen konsultasi atau kolaborasi dengan anggota
tim kesehatan lainnya, seperti ditentukan oleh kondisi pasien itu.
e. Buat rencana asuhan yang menyeluruh yang didukung oleh penjelasan
rasional yang tepat menggaris bawahi keputusan yang diambil
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.
f. Arahkan atau terapkan rencana asuhan secara efisien dan aman.
g. Evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulang secara tepat
manajemen proses untuk semua asuhan yang tidak efektif.

4. Pelayanan yang dilakukan


Pemeriksaan fisik
a. Penampilan umum, termasuk postur tubuh, status nutrisi dan usia.
b. Tinggi BB dan bentuk tubuh.
c. Mata, telinga, hidung, gigi dan mulut.
d. Tekanan darah, jantung dan paru-paru.
e. Pemeriksaan abdomen dengan palpasi, pembesaran uterus dan DJJ.
f. Pemeriksaan ekstremitas.
g. Pemeriksaan vagina terhadap tanda kehamilan.
h. Pemeriksaan hemogoblin darah, protein da reduksi urine.

5
5. Tujuan pemeriksaan Antenal Care.
a. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh dengan normal.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu
dan bayi.
c. Memantau kemajuan ibu dan timbang bayi.
d. Menganalisa secara dini adanya ketidak normalan dan komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif.

6. Pelayanan ibu Inpartu


Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya placenta secara lengkap, ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.
a. Yang termasuk tanda-tanda inpartu adalah:
1) Pembukaan dan penipisan serviks.
2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks.
3) Keluarnya lendir bercamput darah (bloody show).
b. Menyiapkan kelahiran
1) Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi
2) Menyiapkan semua perlengkapa, bahan-bahan dan obat-obat
esensial.
3) Menyiapkan rujukan.
4) Memberikan asuhan sayang ibu selama persalinan.
5) Melakukan upaya pencegahan infeksi (PI) yang direkomendasikan.

7. Asuhan kebidanan pada masa nifas


a. Tujuan asuhan pada masa nifas
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik dan psikologis
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif mendeteksi masalah
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi.

6
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
dini, KB, menyususi, pemberian imunisasi dan perawatan bayi baru
lahir.
4) Memberikan pelayanan KB.
b. Peran dan tanggungjawab bidan pada masa nifas
1) Menyediakan dukungan secara konsisten
2) Ramah dan relevan untuk membantu agar ibu dapat pulih dari stres
fisik persalinan dan untuk mengembangkan kepercayaan diri saat
merawat bayinya.
3) Menjalankan fungsinya sebagai advicer dan concelor.
c. Tanggungjawab bidan
1) Mengunjungi ibu dan bayi.
2) Meningkatkan, memperlanar “breasfeeding” jika memungkinkan
atau memberi nasehat mengenai pemberian makanan tambahan.
3) Mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan personal
hygiene.
d. Kebijakan program nasional masa nifas.
Minimal 4 kali kunjungan, minimal ibu dan bayi baru lahir mencegah
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

8. Imunisasi pada bayi dan anak


Imunisasi adalah satu cara untuk kekebalan aktif terhadap suatu
antigen sehingga bila kelak ia terkena pada satu antigen yang serupa tidak
terjadi penyakit.
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu dan
menghilangkan penyakit tertentu pada masyarakat.
Adapun imunisasi itu antara lain :
a. BCG (Bacillus Calmel Guerin)
b. Hepatitis B
c. Polio
d. DPT (Dipteri Pertusis Tetanus)
e. Campak

7
9. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan suami-istri menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum hamil kembali. Pada umumnya sebagian besar metode KB dapat
dimulai setelah melahirkan.
Jelaskan pada ibu tentang efektifitas alat kontrasepsi yang dipilih dalam
mencegah kehamilan, keuntungan kapan dapat mulai digunakan khusus
pada wanita pasca persalinan.

2.2 Struktur Organisasi

KA.BPM

Ny. Purnomo

BIDAN BIDAN
SENIOR SENIOR

Bid. 1 Bid. 2

BIDAN BIDAN

Bid. 3 BIDAN Bid. 5

Bid. 4

SOPIR ASS UMUM ASS UMUM

Bid. 3 Bid. 4 Bid. 5

8
2.3 Denah Lokasi

9
2.4 Deskripsi Fasilitas
BPM Ny. Purnomo., memiliki kelengkapan administrasi, peralatan dan sarana prasarana
kesehatan, sebagai berikut:

2.4.1 Administrasi
1. Memiliki papan nama BPM
2. Mempunyai SIPB yang masih berlaku
3. Memiliki buku standar pelayanan kebidanan
4. Ada buku pelayanan KB
5. Ada buku registrasi
6. Ada format catatan medis (Antenatal, Persalinan, Nifas, BBL, anak sakit,
konseling KB, pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, PIL, Kondom),
imunisasi, kesehatan reproduksi remaja dan rujukan.

2.4.2 Peralatan dan obat-obatan


1. Peralatan Tidak Steril
1) Tensimeter
2) Celemek
3) Stetoskop
4) Masker
5) Timbangan bayi dan dewasa
6) Pengaman mata
7) Metlin
8) Sarung kaki plastik
9) Pengukur tinggi badan di dinding
10) Infus set
11) Oksigen dan regulator
12) Standar infuse
13) Ambu bag resusitasi
14) Spuit
15) Penghisap lendir
16) Tempat sampah
17) Lampu sorot
18) Tempat kain kotor

10
19) Sterilisator
20) Tempat plasenta
21) Bak instrument
22) Bengkok
23) Reflek hammer
24) Kertas lakmus
25) Alat pemeriksaan HB sahli
26) Gunting verban
27) Set pemeriksaan urine
28) IUD kit
29) Sarung tangan
30) Implan kit
31) Suction
32) Bed bayi dan dewasa

2. Peralatan steril
1) Klem pean
2) Pinset anatomy
3) Klem ½ kocher
4) Pinset Cirugi
5) Korentang
6) Speculum vagina
7) Gunting tali pusar
8) Cucing
9) Gunting benang
10) Klem tali pusat
11) Gunting episiotomy
12) Penghisap lendir
13) Kateter karet/metal
14) Tampon tang dan vagina
15) Pinset anatomi
16) Jarum kulit otot
17) Benang suter dan cagut
18) Doek steril

11
19) Pemegang jarum
20) Handscoon steril

3. Bahan habis pakai


1) Kapas
2) Plester
3) Handscoon
4) Spuit
5) Kain kasa
6) Pembalut wanita

4. Formulir
1) Formulir informed consent
2) Formulir rujukan
3) Formulir ANC
4) Form surat kelahiran
5) Partograf
6) Form permintaan darah
7) Formulir pelayanan/nifas dan KB
8) Formulir kematian
9) Formulir anak sakit
10) Formulir KB
11) Formulir Sakit

5. Obat-obatan
1) Vaksin
2) Sedatife
3) Roborantik
4) Antibiotik
5) Syok anafilatik
6) Uterotonika
7) Adrenalin
8) Antipiretik
9) Anti histamine

12
10) Anti koagulasi
11) Hidrokortison
12) Aminophilin
13) Glyserin
14) Dopamine
15) Cairan infuse
16) Obat luka
17) Cairan desinfektan

2.4.3 Asuhan Bayi Roaming-In/Rawat Gabung


Asuhan bayi roaming in atau rawat gabung segera setelah bayi lahir

2.4.4 Media Penyuluhan Kesehatan


1. Poster dinding
2. Leaflet
3. Majalah bidan
4. Lembar balik

2.4.5 Sarana
1. Rumah terbuat dari tembok
2. Lantai keramik
3. Ruang tempat periksa
4. Ruang perawatan
5. Ruang tunggu
6. Kamar mandi pasien
7. Wastafel
8. Tempat sampah
9. Tempat parkir

2.5 Deskripsi SOP

2.5.1 Sistem Kerja dan Standar Operating Prosedure (SOP)


Sistem kerja dan SOP (Standart Operating Prosedure) adalah suatu perangkat
instruksi atau langkah-langkah kegiatan yang dilibatkan untuk memenuhi

13
kebutuhan tertentu (Depkes RI, 2004). Tata cara yang harus dilalui dalam
suatu proses kerja tertentu yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang atau bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan
tertentu sehingga kegiatan diselesaikan efektif dan efiien (Dekes, 1995),
bertujuan sebagai acuan dalam melakukan pemberian asuhan kepada akseptor
KB Pil

2.5.2 Alat dan bahan


1. Tensimeter
2. Stetoscope
3. Timbangan berat badan dewasa+tinggi badan
4. Antiseptic/sabun
5. Selimut
6. Wastafel dengan air mengalir
7. Pil KB

2.5.3 Instruksi Kerja


1. Persiapan
a. Mempersiapkan Ruangan dan alat
b. Mempersiapkan alat kontrasepsi KB yaitu Pil KB
c. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air
mengalir dan keringkan..

2. Pelaksanaan
a. Anamnesa
1) Data identitas pribadi px (nama, umur, alamat, nama suami,
pendidikan, pekerjann, dll)
2) Data obstetri (jumlah anak, umur anak terkecil, penyakit yang
pernah diderita, dll)
3) Status riwayat haid, HPHT
4) Kebiasaan ibu
5) Riwayat KB
6) Keluhan yang dirasakan sekarang

14
Dari anamnesa tersebut diketahui bahwa px sedang hamil atau tidak
dan sudah pernah ikut KB atau belum pernah
.
b. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum akseptor KB
b) Ukur BB
c) Tanda vital : tensi, nadi, RR, HR
c. Tanda tangan informed consent pemberian pil kb

3. Pelaksanaan:
Px diberi penjelasan cara minum pil kb yaitu ada 2 cara sistem 28 dan
sistem 22/21.untuk sistem 28 pil diminum terus tanpa pernah berhenti
(21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet tablet plasebo).sedangkan sistem
22/21 ,minum pil terus menerus kemudian dihentikan selama 7-8 hari
untuk mendapat kesempatan menstruasi.jika sudah haid hari pertama pil
KB dapat diminum kembali.

2.6 Deskripsi Bidan Delima

2.6.1 Pelayanan Bidan Delima Berkualitas


Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan bidan
praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan monitoring dan evaluasi serta
kegiatan pembinaan dan pelatihan yang rutin dan berkesinambungan. Bidan
Delima melambangkan pelayanan berkualitas dalam kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-
tamah, sentuhan yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan
sesuai standar dan kode etik profesi.

2.6.2 Standart
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di
dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau
kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau

15
definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau
jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.

2.6.3 Bidan Praktek Swasta


Bidan praktek swasta (BPS) adalah bidan yang memiliki surat ijin praktek
bidan (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi
izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri.

2.6.4 Kualitas pelayanan


Kualitas adalah usaha untuk mengetahui dan memenuhi semaksimal mungkin
setiap kebutuhan konsumen dalam hal ini kebutuhan di bidang kesehatan.
Kualitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu produk baik barang maupun
jasa dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas juga merupakan janji
pelayanan yang terus dijaga agar pihak yang dilayani merasa puas dan
diuntungkan. Sedangkan pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan
yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau
mesin secara fisik dan memenuhi kepuasan pelanggan/klien.

2.6.5 Peran bidan delima dalam bidang kesehatan


Bidan delima dibutuhkan dalam rangka :
1. Mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan BPS,
sesuai kebutuhan masyarakat.
2. Melindungi masyarakat sebagai konsumen dan bidan sebagai provider, dari
praktek yang tidak terstandar.
3. Sebagai standarisasi pelayanan kebidanan bagi BPS sejalan dengan rencana
strategis IBI.
4. Menjadi standa dalam mengevaluasi pelayanan kebidanan di BPS karena
memiliki tools (perangkat) yang lebih lengkap.
5. Sebagai bagian dari pelaksanaan rencana kerja IBI dalam pelayanan
kebidanan, sekaligus untuk mempertahankan dan meningkatkan citra IBI.
6. Sebagai tempat pilihan terbaik bagi praktik pendidikan bidan.

2.6.6 Visi
Bidan Delima menjadi standarisasi pelayanan BPS di Indonesia

16
2.6.7 Misi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di BPS
2. Meningkakan kompetensi BPS berdasarkan hasil penelitian dan
perkembangan praktek kebidanan terkini.
3. Mewujudkan BPS yang handa, kompeten dan profesional dalam
pelayanannya melalui standarisasi dan kegiatan monev yang
berkesinambungan.
4. Mewujudkan rasa aman, nyaman dan kepuasan bagi BPS dan pengguna
jasa.
5. Meningkatkan peran IBI dalam membina dan menjaga profesionalitas BPS

2.6.8 Nilai-nilai Bidan Delima


1. Kepatuhan pada standar pelayanan
Dianut sebagai nilai utama menekankan bahwa sebuah standar dalam
pelayanan harus dipatuhi dan diaksanakan oleh anggota BD
2. Tumbuh Bersama
Untuk menggambarkan bahwa semua anggota BD harus merasakan
kemajuan dan terus berusaha untuk maju secara kelompok.
3. Keterbukaan
Nilai-nilai yang wajib dianut anggota agar tercipta hubungan yang erat dan
harmonis dalam komunitas.
4. Profesionalisme
Selaras dengan nilai kepatuhan pada standar pelayanan, maka
profesionalisme diharapkan dapat menjadi semacam “label” bagi seiap
pribadi anggota BD.
5. Kewirausahaan
Semangat wirausaha diharapkan apa mewarnai setiap pribadi anggota BD,
sehingga selalu ada upaya untuk terus maju dan tumbuh lebih baik dari
pada.

2.6.9 Logo Bidan Delima


1. Bidan

17
Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan yang berkualitas, ramah-
tamah, aman nyaman, terjangkau dalam bidang kesehatan reproduksi,
keluarga berencana dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.
2. Dilema
Buah yang terkenal sebagai buah yang cantik, indah, berisi biji dan cairan
mani yang melambangkan kesuburan (reproduksi).
3. Merah
Warna melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan dan
pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan membantu masyarakat.
4. Hitam
Warna yang melambangkan ketegasan dan kesetiaan dalam melayani kaum
perempuan (ibu dan anak) tanpa membedakan.
5. Hati
Melambangkan pelayanan bidan yang manusiawi, penuh kasih sayang
(sayang ibu dan sayang bayi) dalam semua tindakan/intervensi pelayanan.
6. Bidan Delima melambangkan
Pelayanan berkualitas dalam kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah,
sentuhan yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai
standar dan kode etik profesi.

2.6.10 Pola Operasi Bidan Delima


Pola operasi bidan delima mengacu pada sistem jaminan kualitas ISO dengan
sentuhan Gerakan Moral.
1. Pola operasi bidan delima diputuskan mengacu pada sistem jaminan
kualitas ISO dengan sentuhan gerakan moral.
2. Pola ini dipilih berangkat dari tujuan awal adanya program BD, yaitu
menngkatkan standar kualitas pelayanan kebidanan. Ditambah lagi dengan
melihat kenyataan bahwa selama ini program BD dapat berjalan dengan
baik karena adanya partisipasi sukarela dan dorongan moral dari
penggeraknya.
3. Dengan demikian pola operasi sistem jaminan kualitas ditambah gerakan
moral menjadi sebuah pilihan yang dirasa paling tepat untuk progran BD
saat ini.

18
2.6.11 Kerangka kerja Bidan Delima

INPUT PROSES OUTPUT


1. Kebijakan 1. Sosialisasi dan 1. Unit pelaksana
2. Dana lokakarya 2. Pelatih
3. Pedoman dan 2. Pembentukan fasilitator
instrumen unit pelaksana 3. Fasilitator
program 3. Pelatihan 4. Assesor OUTCOME:
4. BPS fasilitator dan 5. Bidan delima 1. Kualitas
assesor 6. Laporan 2. Cakupan
4. Pra kualifikasi 3. Citra
5. Kajian mandiri
6. Validasi
7. Sertifikasi
8. Pengukuhan
9. Promosi
10. Advokasi
11. Monev

Monitoring dan Evaluasi

2.6.12 Proses Bisnis Bidan Delima

2.6.13 Manfaat Bidan Delima


1. Manfaat bagi Bidan Delima
a. Kebanggan karena dapat memberikan pelayanan yang standar.

19
b. Pengakuan dari berbagai pihak.
c. Pelatihan dan pembinaan rutin.
d. Promosi.
2. Manfaat bagi pengelola program
a. Kebanggaan.
b. Imbalan finansial (transport dan intensif).
c. Pelatihan rutin
3. Manfaat bagi pasien/pelanggan
Mendapatkan pelayanan kebidanan yang aman dan berkualitas
4. Mitra kerja
a. Peningkatan citra organisasi/individu dan mitra.
b. Membantu mitra dalam melaksanakan program kerja dan mencapai
sasaran kinerja.
c. Mendapatkan data/informasi akurat dan terkini mengenai kondisi
kesehatan ibu dan anak.
d. Wadah belajar dan praktek untuk peningkatan pengetahuan dan
keahlian.
e. Wadah untuk berkontribusi dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak
di Indonesia.

2.6.14 Struktur Organisasi Bidan Delima


1. Struktur Organisasi Bidan Delima Tingkat Propinsi

BD Provincial
Manager

Quality Assurance & Training AssistantFinance,


Manager Accounting, Administration & Logistic Asst. Manager

Assesor

20
2. Struktur Oganisasi Bidan Delima Tingkat Kabupaten/Kota

BD Distric Manager

Recruitment and Mentoring Spv Finance, Accounting & Administration

Facilitator

21
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi

Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi


yangdigunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu
jeniskontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat
dandigunakan, serta harganya murah (Saifuddin, 2006).

Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa
obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon
estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau
mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap
bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten
(Sastrawinata, 2000).

2.2. Cara Kerja

a. Pil KB kombinasi (Combined Oral Contraceptives = COC) Mengandung 2 jenis


hormonwanita yaitu estrogen dan progesteron. Mekanisme kerjanya untuk
mencegah kehamilan adalah sebagai berikut:

1. Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur

2. Mengentalkan lendir leher rahim, sehingga menghalangi penetrasi sperma

3. Membuat dinding rongga rahim tidak siap untuk menerima dan menghidupi
hasil pembuahan

b.Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP) hanya berisi
progesteron,bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim dan membuat kondisi
rahim tidak menguntungkan bagi hasil pembuahan.

Pil KB Andalan akan mencegah pelepasan sel telur yang telah diproduksi oleh
indung telursehingga tidak akan terjadi pembuahan. Hormon yang terkandung
dalam pil KB Andalan akan memperkental lendir leher rahim sehingga mempersulit
sel sperma masuk kedalam rahim. Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya pembuahan dan kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan
dinding rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan.

22
2.3. Efektivitas

Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1%
kehamilan pada 100 wanita pemakai atau tahun pertama pemakaian (1:1000) Dalam
pemakaian sehari-hari karena faktor kesalahan manusia atau lupa, maka kegagalannya
dapat menjadi 6-8 kehamilan atau 100 wanita pemakai atau tahun pemakaian.
Kesalahan yang sering terjadi adalah lupa menelan pil atau terlambat memulai
kemasan yang baru.

2.4. Jenis-jenis Pil KB

Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)

1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill Pil KB yang mengandung
estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen dalam pil oral
kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35
mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam
mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron,
etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan
gestoden.

Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen
dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi oral
pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil
hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi
oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan
perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus
sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.

Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :

a. Kemasan 28 hari

7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung
hormon Wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini
membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.

b. Kemasan 21 hari

23
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil
akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien
mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus
memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus
sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin
hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan
benar,pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak
terjadi.

2. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe sekuensial

Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari
pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir.
Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil
berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama
dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering
menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil mini

Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya
mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progestin,
noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya
sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah
daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang.
Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama
selama siklus haid bahkan selama haid.

Contoh pil mini, yaitu :

a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.

b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.

c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.

d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.

24
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat

4. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)

Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu
kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.

5. Once A Moth Pill

Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan
untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.

Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain.

a. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti


progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.
b. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa
modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya
tersedia di India.

2.5 Keuntungan

a. Keuntungan pil KB secara umum

1. Sangat efektif bila dipakai dengan benar

2. Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri

3. Menstruasi (Haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat waktunya,
juga mengurangi rasa nyeri haid.

4. Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu

5. Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif

6. Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil

7. Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja

8. Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan

25
9. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi emergensi setelah hubungan suami istri

b. Keuntungan Pil oral kombinasi

1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.

2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.

3. Tidak mengganggu hubungan seksual.

4. Mudah digunakan.

5. Mudah dihentikan setiap saat.

6. Mengurangi perdarahan saat haid.

7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.

8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.

9. Mengurangi insidens kista ovarium.

10. Mengurangi insidens tumor jinak mammae.

11. Mengurangi karsinoma endometrium.

12. Mengurangi infeksi radang panggul.

13. Mengurangi osteoporosis.

14. Mengurangi rheumatoid artritis.

c. Keuntungan Pil Mini

1. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.

2. Tidak mempengaruhi air susu ibu.

3. Nyaman, mudah digunakan.

4. Tidak mengganggu hubungan seksual.

26
2.6 Kerugian

a. Pil oral kombinasi

1. Mahal

2. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan
meningkatkankegagalan.

3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.

4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,


fenilbutason dan antibiotik tertentu).

5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.

6. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak
enak di payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat,
jerawat, perubahan mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi,
komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.

b. Pil Mini

1. Mahal.

2. Menjadi kurang efektif bila menyusui berkurang.

3. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.

4. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).

5. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan


berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat,
hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka)
sangat jarang.

6. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak
menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.

7. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.

27
2.7 Efek Samping

Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-
gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :

a. Mual atau muntah (terutama tiga bulan pertama).

b. Sakit kepala ringan, migraine.

c. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).

d. Tidak ada haid.

e. Sukar untuk tidak lupa.

f. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.

g. Nafsu makan bertambah.

h. Cepat lelah.

i. Mudah tersinggung, depresi.

j. Libido bertambah/berkurang.

Gejala-gejala obyektif, yaitu :

1. Sedikit meningkatkan berat badan.

2. Tekanan darah meninggi.

3. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting,


perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila
lupa menelan pil atau terlambat menelan pil.

4. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.

5. Keputihan (flour albus).

6. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas
Air Susu Ibu (ASI).

28
7. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah
tinggi terutama pada usia > 35 tahun.

Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala sampingan


yang ringan dan yang sering ditemukan adalah :

a. Mual/muntah

Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang pad
silkus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan menghilang bila
penggunaan pil diteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung terus maka
harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan serta sebab-sebab lainnya.
Biloa sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan mula/muntah berlangsung
terus, sebaiknya diganti dengan cara lain.

b. Pusing, sakit kepala

Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan menggunkan


pil kontrasepsi, bahkan keluhan dapat dirasakan pada tablet inaktif
diminum. Hal ini agaknya serupa dengan premenstrual headache. Migraine
kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang malah menghebat. Harus
difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila migraine timbul secra tiba-
tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.

c. Nyeri/tegang pada buah dada

Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini
segera menghilang pada siklus berikutnya.

d. Hyperpigmentasi/choasma

Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil


kontrasepsi terutama mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat
sinar matahari. Hanya dengan mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini,
gejala akan menghilang lambat laun.

29
e. Kulit berminyak, acne

Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang mengandung
progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan pil yang
mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik akan mengurangi
gejala ini.

f. Keputihan/ fluor albus

Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia


lebih besar. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari
progestogen yang dipergunakan serta perubahan Ph dan flora vagina. Bila
setelah pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi
dihentikan dan diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala menghilang.

g. Penambahan berat badan

Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai
kurang lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat
perubahan metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih dari 4 kg
harus diawasi dan bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil
dihentikan dan diganti dengan cara lain.

h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi

Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan
berkurang. Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada
waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan menghilang dengan
sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang
mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-
kemungkinan penyebab lainnya terutama pada akseptor yang telah lama.
Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa
kasus. Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa
terhadap kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan
dan ternyata setelah tiga siklus, menstruasi belum juga terjadi maka
sebaiknya pil kontrasepsi dihentikan sampai menstruasi kembali sperti
semula. Smentara ini dianjurkan untuk memakai cara kontrasepsi yang lian.

30
Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti
atau diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas
akan kembali dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau dapat pula
diberikan clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat
pula dicoba dengan human menopausal gonadotrophin.

Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :

1. Metabolisme karbohidrat

Pil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 %


akseptor. Oleh karena itu penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi
harus diawasi dengan baik.

2. Kelenjar thyroid

Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan


thyroksin binding globulin dan protein bound iodine.

3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi

Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada


umumnya tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan
clomiphen bila perlu dapat dicoba.

4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian

Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil


kontrasekpsi sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi
harus segera dihentikan. Pada beberapa penyelidikan dikemukakan
kemungkinan terjadinya carcinoma vaginae pada anak di kemudian hari bila
pil terus dimakan dalam keadaan hamil.

5. Pengaruh terhadap laktasi

Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek


masa laktasi, tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini dapat dikurangi.
Sebaliknya mini pil yang hanya mengandung progestrogen tidak
mempengaruhi laktasi.

31
6. Kardiovaskuler

Beberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris melaporkan bahwa


thrombophlebitis disertai atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta
thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil kontrasepsi. Kemungkinan
ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok.
Dinegara-negara yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan
persalinan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kematian oleh
thromboemboli.

7. Tumor ganas

Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan


keganasan pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi
harus segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi mengurangi insidens tumor
mammae yang jinak. Penagruh carcinogenik pada Ca mammae belum
diketahui dengan jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk
pada Ca mammae pada masa premenopause, tetapi pada masa
postmenpause malah dapat menimbulkan regresi Ca mammae tersebut.

8. Icterus

Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah


menderita chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi
berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah mengalami virus
hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar
telah normal kembali.

9. Hypertensi

Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi.


Hypertensi sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi
pengawasan tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi naik
melebihi 160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus diberikan
oengobatan terhadap hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala
hypertensi sering timbul pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami

32
hypertensi selama kehamilan atau terdapat riwayat hypertensi dalam
keluarga.

10. Depresi

Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama


siklus menstruasi. Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi
pada pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi, pil kontrasepsi dapat
dihentikan dan diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.

11. Libido

Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini


disebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk
menjadi hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi
dengan pil kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali
terdapat wanita yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini
sebaiknya pil oral dihentikan (Sastrawinata, 2000).

2.8 Indikasi

a. Usia reproduksi

b. Telah memiliki anak atau belum

c. Gemuk atau kurus

d. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

f. Pasca keguguran

g. Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.

h. Anemia.

i. Nyeri haid hebat.

j. Haid teratur.

33
k. Riwayat kehamilan ektopik.

l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

Yang di bolehkan untuk memakai Pil KB antara lain :

Secara UMUM, kebanyakan wanita dapat memakai Pil KB sebagai cara kontrasepsi
secara aman dan efektif, meskipun mereka :

1. Belum mempunyai anak

2. Remaja

3. Gemuk atau kurus

4. > 35 tahun , tidak merokok

5. Merokok tapi < 35 tahun

6. Segera setelah keguguran

wanita dalam kondisi dibawah ini pada umumnya dapat memakai Pil KB :

1. Haidnya banyak dan nyeri

2. Anemi kekurangan zat besi

3. Siklus haid tidak teratur

4. Tumor jinak payudara

5. Diabetes tanpa kelainan pembuluh darah

6. Endometriosis

7. Penyakit radang panggul

8. Penyakit tiroid (kelemjar gondok)

9. Mioma utyeri

10. TBC (kecuali dalam pengobatan dengan rifampicin

34
2.9 Kontra Indikasi

Kontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB adalah sebagai berikut :

a. Kehamilan

b. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae

c. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen

d. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas

e. Faal hepar yang terganggu,

f. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.

Selain itu, indikasi untuk memilih pil kontrasepsi dengan dosis estrogen yang lebih
tnggi (misalnya sequential), adalah :

1. Siklus yang sangat tidak teratur

2. Acne,

3. Depresi premenstruil.

Dalam keadaan lain seperti laktasi dan adanya riwayat keluarga dengan penyakit
thromboemboli, sebaiknya dipilih mini pil (Sastrawinata, 2000).

Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk absolut pil oral
kombinasi, yaitu tromboplebitis atau tromboemboli, sebelumnya dengan
tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung
koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma
endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan
abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau
tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, serta
tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang
mengandung estrogen.

Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala (migrain), disfungsi
jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varices,
umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell,

35
asma, kolestasis selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat
keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak
fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, serta kolitis ulseratif

Kontra indikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang
tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik, diketahui atau dicurigai
hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan di payudara
atau dicurigai kanker payudara, gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru
atau mata), serta ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas
(Saifuddin, dkk. 2000).

2.10. Cara Penggunaan

Panduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut

a. Pil Kombinasi

1. Petunjuk Umum

Panduan penggunaan pil kombinasi secara umum :

a. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.

b. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus
haid.

c. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.

d. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan
hari yang ada pada kemasan.

e. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang
baru.

f. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil
dari kemasan yang baru.

g. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah
meminumnya.

36
h. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk
keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.

i. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari
atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.

j. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.

2. Aturan Pil Lupa

Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil
pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain).
Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari
sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi
lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).

3. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui

Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu
post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu
haid dan gunakan metode barier.

4. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui

Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk
umum dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan
konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi.

b. Pil Sequential

Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus.
Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14–
16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5–7 hari
terakhir.

37
c. Mini Pil atau Pil Progestin

1. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin

Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada
siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:

1) Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.

2) Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin


ganti dengan mini pil.

3) Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang


mengandung hormon).

Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :

1) Diduga tidak terjadi kehamilan.

2) Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil


(sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).

3) Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid
(bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).

Selain itu, mini pil dapat digunakan saat :

1) Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan


ingin ganti dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu
menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya
digunakan dengan benar dan tidak hamil.

2) Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin


ganti mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan
tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.

2. Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin

Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:

38
a. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.

b. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.

c. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum

walaupun haid belum kembali.

d. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi
karena efektifitas mini pil mulai menurun.

e. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil
yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan
seksual pada 48 jam berikutnya.

f. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir
habis.

g. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak
haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.

h. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval,


tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan
pertama).

i. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera
periksa ke pelayanan kesehatan.

j. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain


memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual
(termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.

3. Aturan Pil Lupa

Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:

a. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat
ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.

b. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan
gunakan metode barier sampai akhir bulan.

39
4. Hal yang Perlu Disampaikan pada Pasien

Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:

a. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan
pertama. Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara
dan tidak mengganggu kesehatan.

b. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual,


pusing, ataupun nyeri payudara.

c. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi


obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.

d. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid,


kemungkinan terjadi kehamilan.

e. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut,


kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.

f. Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi


hipertensi atau masalah vaskuler.

g. Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di


atas.

2.11. Gambar

a. Diane 35, Code : JJ3

b. Pil Andalan Laktasi CODE: JJ2

c. Pil KB Andalan Tab CODE: JJ1

d. Pil Andalan

40
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

Tanggal Pengkajian : 13 Oktober 2018


Jam : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ny. Purnomo

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. Ika Nama Suami : Tn. Yohanes
Umur : 30 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan :- Penghasilan : Rp 2.000.000/ 1 bln
Alamat : Dsn Nguwok Timur : Dsn Nguwok Timur
Ds. Nguwok Ds. Nguwok
Kec. Modo Kec. Modo
Kab. Lamongan Kab. Lamongan

2. Kunjungan Saat Ini :


Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang

3. Keluhan Utama
Ibu ingin melakukan kunjungan ulang KB Pil
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Ibu tidak sedang menderita penyakit menurun seperti sesak nafas (asma),
kencing manis (diabetes militus), tidak menderita penyakit menahun
(hipertensi). Tidak sedang menderita penyakit menular seperti batuk sampai
mengeluarkan darah yang tidak kunjung sembuh (TBC).

41
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menahun seperti gagal ginjal,
jantung, tekanan darah tinggi, tidak menderita penyakit menurun seperi
sesak nafas, kencing manis, tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti batuk sampai mengeluarkan darah (TBC), penyakit kuning, PMS.
c. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu tidak mempunyai keturunan kembar.
d. Riwayat Alergi Obat
Ibu tidak mempunyai riwayat alergi obat apapun.

5. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Kawin
b. Umur Pertama Kawin : 20 tahun
c. Lama Kawin : 10 tahun

6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur : ya
Lama : 5-7 hari
Banyaknya Pendarahan : Hari 1-3: ganti 2-3 pembalut. Hari
4-7: ganti 1-2 pembalut/hari
Warna Darah : Merah segar
Konsistensi : Encer
Bau : Khas
Disminorrhoe : Tidak
Kapan :-
Fluor Albur : 2 hari sebelum menstruasi
Warna : Putih
Bau : Tidak
Gatal : Tidak

42
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Hami Persalinan Nifas
l Ke

Tgl UK Jenis Penolong Komplikasi JK TB Laktasi Komplikasi


Lahir (Mgg) Persalinan Ibu Bayi
I 7- 40 Spontan bps -- p 320 Ya -
03- Mg 0
2000 50
2 7- 38 Spontan RS -- L 300 Ya -
10- Mg 0
2013 48

8. Riwayat Ginekologi
Infertil Feksi Virus PMS
Poup Serviks Kanker Kandungan Perkosaan
Endrometriosis DUB DLL

9. Riwayat Kontrasepsi Yang Digunakan


No Jenis Mulai Memakai
Kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1 KB pil 1 Bidan BPM - - - - -
tahun
yg
lalu

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari


Merokok : Tidak Pernah
Minum Jamu-jamuan : Tidak Pernah
Minum-minuman Keras : Tidak Pernah

11. Riwayat Psikososial Kultural


a. Pengetahuan Ibu Tentang Metode Kontrasepsi
Ibu sudah mengerti tentang kontrasepsi KB pil
b. Tanggapan Suami Terhadap Metode Kontrasepsi Yang Akan Atau
Telah Digunakan
43
Suami sangat mendukung ibu untuk menggunakan kontrasepsi pil
c. Budaya Dalam Keluarga
Di dalam keluarga dan agama tidak ada larangan dalam menggunakan
alat kontrasepsi.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36º C
TB : 148 cm
BB : 44 Kg

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Muka : Wajah : Tidak Pucat
Mata : Simetris : Ya
Palpebra : Tidak Ocderma
Konjungtiva : Merah Muda
Skelera : Putih
Mulut dan Bibir : Mulut tidak stomatitis Bibir : Lembab
Leher : Pembesaran kelenjar thyroid tidak ada
Payudara : Bentuk Simetris
Puting Susu : Menonjol
Areola Mamae : Tidak ada hiperpigmentasi pada areola
Hygiene : Bersih
Abdomen : Pembesaran tidak ada
Benjolan : Tidak Ada
Bekas Luka Operasi : Tidak Ada
Arogenetalia : Tanda Chadwich : Tidak Ada

44
Varices : Tidak Ada
Pengeluaran Pervaginan : Tidak ada
Condloma : Tidak Ada
b. Palpasi
Leher : Pembendungan Vena Jugularis tidak ada
Payudara : Benjolan/tumor : Tidak Ada
Abdomen : Benjolan Abnormal
Nyeri tekan : Tidak Ada
Genetalia Luar: Kelenjar Bartholini : Tidak Ada
Kelenjar Skene : Tidak Ada
c. Inspeculg
Vagina : Bersih, Tidak ada keputihan, tidak ada lesi
d. Pemeriksaan Bimanual
Tidak Ada
e. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak Ada
f. Pemeriksaan Penunjang Lain
Tidak Ada

C. ANALISIS DATA
Diagnosa Kebidanan:
Ny. Ika Umur 30 tahun dengan akseptor KB pil

D. PELAKSANAAN
Tanggal : 13 Oktober 2018
10.10 Melakukan pendekatan terapeutik kepada pasien. Melakukan
pendekatan terapeutik agar terjalin hubungan yang baik antara pasien dan
bidan, diantaranya
- Melakukan 5 S : Senyum, sapa, sopan, santun. Mendengarkan
keluhan.
- Mendengarkan keluhan yang dirasakan pasien.
Pendekatan berlangsung dengan baik, dibuktikan ibu bertanya kepada bidan
tentang KB pil.

45
10.15 Memberikan konseling kepada ibu tentang metode kontrasepsi
terutama pil KB .
Memberikan konseling pada ibu tentang efek samping, kerugian,
keuntungan dari KB pil untuk bahan pertimbangan ibu agar lebih mantap
lagi memilah alat kontrasepsi.
Bidan sudah menjelaskan kepada ibu dan ibu mantab memilih KB pil.

10.20 Melakukan persiapan peralatan dan obat untuk KB pil


Peralatan
- Obat KB pil
- Register KB
- Tempat sampah medis basah
- Tempat sampah medis kering
- Daftar buku dan alat tulis
Peralatan sudah disiapkan dengan lengkap.

10.25 Mempersiapkan pil kb


10.30 Memberikan informasi cara minum pil KB
a. Minum setiap hari pada waktu yang sama
b. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil, minum pil
yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi
c. Bila klien muntah hebat, diare lebih dari 24 jam maka bila keadaan
memungkinkan dan tidak memperburuk anda, pil dapat diteruskan
d.Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara
penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa
e.Bila lupa minum pil (hari 1-21) sebaiknya minum pil tersebut segera
setelah ingat walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak
perlu menggunakan metode kontrasepsi lain. Bila lupa minum 2 pil atau
lebih (1-21) sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai terkejar
. Sebaiknya gunakan kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan
seksual sampai menghabiskan paket pil tersebut

10.35 mengisi hasil pemeriksaan pada kartu KB. Px melakukan kunjungan


ulang

46
10.40 mengisi tanggal pemeriksaan hari ini pada kartu KB (K4) dan tulis
tanggal kembali melakukan KB pil. Memberitahu ibu tentang tanggal
kembali kb pil yaitu tanggal 9-11-2018.
Ibu memahami semua penjelasan dari bidan
.
10.43 memberitahu ibu apabila mengalami efek samping saat menggunakan
alat kontrasepsi pil segera datang ke bidan.
Ibu memahami yang dijelaskan oleh bidan.

Mahasiswa
Yang Praktik

(Farida Qurniawati)

47
48
KUNJUNGAN ULANG
Tanggal Haid Terakhir Berat Tekanan Tanggal Dipesan
AKIBAT PENGGUNAAN KONTRASEPSI PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN
Datang Tanggal Badan Darah Kembali

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


 13-10-  13-10- S: Ibu mengatakan ingin
2018 2018  55kg  100/71  Pil kb   kb pil   9-11-18
            0 : - TD 110/71 mmHg  
            - BB : 55 Kg   
            A : Akseptor KB Pil   
            P :- Memberikan ibu KB   
            Pil Andalan   
            - Anjurkan pasien    
            Kembali tgl 9-11-18   
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
Komplikasi yang perlu dicatat :
Eksplusi/migrasi kapsul, pembengkakan, infeksi/abses, hematoma,
pendarahan yang perlu perawatan, translokasi, perforasi, melukai organ lain, granuloma sperma.

....................., ........................
Kegagalan : ..
Terjadinya kehamilan pada PUS yang sedang memakai alat kontrasepsi. Pimpinan Klinik KB

( .......................................... )
NIP. .....................................

49
50
CHECK LIST UNTUK PROVIDER

No Pertanyaan yang dijawab oleh provider Ya Tidak


1 Untuk alat kontrasepsi IUD/Implant/MOW/MOP *) apakah telah dijelaskan
tentang :
a. Cara kerja √
b. Kontraindikasi √
c. Efek samping, komplikasi dan kegagalan √
d. Keuntungan dan kerugian pemakaian √
2 Untuk tindakan follow-up, apakah telah dijelaskan mengenai : √
a. Jadwal / waktu kunjungan ulang √
b. Tempat pelayanan √
3 Urusan sterilisasi (MOW/MOP) apakah sudah dijelaskan mengenai : √
a. Persyaratan MOW / MOP √
b. Persyaratan rekanalisasi √
c. Keberhasilan rekanalisasi √
4 Untuk klien yang akan dicabut IUD / Implany, *) apakah sudah dijelaskan √
tentang resiko pencabutannya?
5 Bagi calon peserta IUD / Implant, *) apakah sudah dijelaskan kapan jadwal √
pencabutan IUD / Implant?
6 Bagi peserta IUD / Implant yang akan menjealani pencabutan, apakah sudah
1. Pencabutan dini √
ditanyakan kapan tanggal pencabutan yang seharusnya? 2. Pencabutan pada
waktunya
Kalau Ya, Kapan? 3. Pencabutan
Tanggal Bulan Tahun
terlambat

Pencabutan ini termasuk dalam kategori? √


(Isi kotak jawaban dengan nomor jawaban
Sebelah kanan yang sesuai)

CATATAN TINDAKAN DAN PERTANYAAN


Catatan seluruh tindakan yang dilakukan :
A. Metode : ................................................................................................
.................................................................................................
B. Keberhasilan tindakan (efek samping, komplikasi, dsb) : ................................
.................................................................................................
Pernyataan :
Dengan ini saya nyatakan bahwa tindakan medik yang dilakukan telah memenuhi standar mutu pelayanan yang
ditetapkan.
Tanggal / bulan / tahun diberikan tindakan

Tanggal Bulan Tahun

Yang melaksanakan tindakan


Dokter / Bidan / Perawat *)

(..........................................)
NIP.

*) Coret yang tidak perlu

51
52
PENUNTUN BELAJAR

PENUNTUN BELAJAR PEMBERIAN PIL KOMBINASI

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan


skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan


benar atau dihilangkan.
2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang
tepat atau pelatih perlu membantu /
Mengingatkan hal – hal kecil yang tidak terlalu
berarti.
3. Mahir : Langkahdikerjakan dengan benar, tepat tanpa
ragu – ragu atau tanpa perlu bantuan dan
sesuai
dengan urutan.

T/S : Tindakan / langkah – langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi
yang sedang dihadapi.

KASUS
LANGKAH
1 2 3
Persiapan tempat √
1
Ruang tertutup, aman, nyaman, dan bersih
Memberikan salam, memperkenalkan diri dan √
2
menanyakan maksud kedatangan klien.
Menanyakan keadaan klien, yaitu : √
a. Usia ibu saat ini
b. Menanyakan riwayat gravid, paritas, jumlah anak
hidup dan usia anak terkecil
3 c. Riwayat menstruasi (HPHT, siklus, durasi, volume)
d. Riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya
e. Riwayat hubungan seksual terakhir
f. Apakah klien sedang menyusui
g. Apakah ibu pasca keguguran
4 Menanyakan alasan klien ingin menggunakan pil √
kombinasi (monofasik) :
a. Apakah klien dalam masa menyusui kurang dari 6
minggu ?
b. Apakah klien sedang menderita perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya ?

53
c. Apakah klien sedang mengkonsumsi obat-obatan
yang menganggu kerja hormone (obat epilepsy,
tuberkulosis)?
d. Apakah klien sedang menderita penyakit hati akut
(virus hepatitis) ?
e. Apakah klien berusia > 30 tahun DAN merokok ?
f. Apakah klien mempunyai riwayat penyakit jantung ?
g. Apakah klien mempunyai riwayat penyakit stroke ?
h. Apakah klien mempunyai riwayat tekanan darah >
160/90mmHg ?
i. Apakah mempunyai riwayat tromboemboli ?
j. Apakah klien mempunyai kelainan pembuluh darah
(yang menyebabkan sakit kepala atau migrain)?
k. Apakah klien mempunyai riwayat kencing manis
dengan komplikasi atau kencing manis > 20 tahun ?
l. Apakah klien mempunyai riwayat penyakit
karsinoma (terutama payudara)?
m. Apakah klien pelupa atau sering lupa apabila
menggunakan pil ?
Jika ada salah satu jawaban ioya, maka diharapkan
pertimbangan untuk pemilihan cara kontrasepsi yang
lain

Memberikan KIE mengenai pil kombinasi, meliputi : √


a. Profil (efektivitas, angka kegagalan)
b. Cara kerja
5
c. Manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi
d. Keterbatasan
e. Efek samping dan penanganannya
6 Mencuci tangan √
Melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan √
7 (tekanan darah dan penimbangan berat badan dilakukan
rutin)
a. Pil dapat dimulai pada saat haid (untuk meyakinkan √
wanita tersebut tidak hamil)
8 b. Apabila dimulai setelah haid (misalnya hari ke – 8)
maka ibu perlu menggunakan barier lain selama 7
hari atau tidak melakukan hubungan seksual
9 Memberikan instruksi cara minum pil kombinasi : √
a. Minum setiap hari pada waktu yang sama
b. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah minum
pil, minum pil yang lain, atau gunakan metode
kontrasepsi
c. Bila klien muntah hebat, diare lebih dari 24 jam
maka bila keadaan memungkinkan dan tidak
memperburuk anda, pil dapat diteruskan
d. Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari

54
atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti cara
menggunakan pil lupa
e. Bila lupa minum pil (hari 1-21) sebaiknya minum pil
tersebut segera setelah ingat walaupun harus
minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu
menggunakan metode kontrasepsi lain
f. Bila lupa minum 2 pil atau lebih (1-21) sebaiknya
minum 2 pil setiap hari sampai terkejar. Sebaiknya
gunakan kontrasepsi lain atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai menghabiskan paket pil
tersebut
10 Sampaikan kapan harus kembali √
11 Lakukan pendokumentasian √
NILAI 27 100 81
SKOR NILAI = ∑ 33
× 100 % 33

13- 10- 2018


TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

55
PENUNTUN BELAJAR PEMBERIAN MINI PIL

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1 . Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar

atau dihilangkan.

2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat

atau pelatih perlu membantu / mengingatkan hal –


hal kecil yang tidak terlalu berarti.

3. Mahir : Langkahdikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu

– ragu atautanpa perlu bantuan dan sesuai dengan


urutan.
T/S : Tindakan / langkah – langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan
situasi yang sedang dihadapi.

KASUS
NO LANGKAH
1 2 3
Mempersiapkan alat : √
- Sampiran
- Lembar catatan
- Alat tulis
- Tensimeter
1 - Timbang berat badan
- Alat kontrasepsi (mini pil)
- Lembar balik pelayanan KB
Persiapan tempat :
Ruangan yang tertutup, aman, nyaman dan bersih

Memberikan salam, memperkenalkan diri dan √


2
menanyakan maksud kedatangan klien.
Menanyakan keadaan klien, yaitu : √
- Usia ibu saat ini
- Riwayat gravid,paritas, jumlah anak hidup dan usia
anak terkecil;
- Riwayat menstruasi
3
- Riwayat penggunaan kontrasepsi sebelumnya
- Riwayat hubungan seksual terakhir
- Apakah klien sedang menyusul

4 Menanyakan alasan klien ingin menggunakan mini pil : √

56
- Apakah klien dalam masa masa menyusui ?
- Apakah klien sedang menderita perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya ?
- Apakah klien sedang mengkonsumsi obat – obatan
yang menganggu kerja hormone ?
- Apakah klien sedang menderita penyakit hati akut
(virus hepatitis)
- Apakah klien mempunyai penyakit jantung ?
- Apakah klien mempunyai riwayat penyakit stroke ?
- Apakah klien mempunyai riwayat penyakit darah
tinggi (> 180/110 mmHg)?
- Apakah klien mempunyai riwayat tromboemboli ?
- Apakah klien mempunyai kelainan pembuluh darah
(yang menyebabkan sakit kepala/migran)?
- Apakah klien mempunyai riwayat kencing manis
dengan komplikasi atau kencing manis > 20 tahun ?
- Apakah klien mempunyai riwayat penyakit karsinoma
(terutama payudara)
- Apakah klien ingin haid normal atau tidak dapat
menerima terjadinya gangguan haid ?
- Apakah klien pelupa atau sering lupa jika
menggunakan pil ?
Jika ada salah satu jawaban “IYA”, maka harap
dipertimbangkan untuk memilih cara kontrasepsi yang
lain

Memberikan KIE mengenai pil kombinasi, meliputi : √


- efektivitas, angka kegagalan
- Cara kerja
5 - Keuntungan dan keterbatasan
- Efek samping
- Kontraindiksi

6 Mencuci tangan efektif √


Melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan √
7 (tekanan darah dan penimbangan berat badan dilakukan
rutin)
8 Menjelaskan pada ibu, bila beralih dari kontrasepsi √
lain,maka :
a. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi
hormonal laindan ingin menggantinya dengan minipil,
minipil dapat segera diberikan, bila kontasepsi
sebelumnya digunakan dengan benar atau klien
sedang tidak hamil, tidakperlu menunggu sampai
datangnya haid berikutnya.
b. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah suntikan,
minipil diberikan pada jadwal suntikan berikutnya.

57
Tidak perlu penggunaan kontrasepsi lain.
c. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah nonhormonal
dank lien ingin menggantinya dengan minipil, minipil
diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak perlu
penggunaan kontrasepsi lainnya.
d. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR (termasuk
AKDR yang mengandung hormon), minipil diberikan
pada hari 1-5 siklus haid.
Dilakukan pengangkatan AKDR

Memberikan penjelasan pada ibu mengenai instruksi √


meminum pil :
a. Minum pil setiap hari pada waktu yang sama
b. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil,
minum pil lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain
bila klien berniat melakukan hubungan seksual pada
48 jam berikutnya
9
c. Bila klien terlambat minum pil lebih dari 3 jam.
Minumlah pil tersebut ketika ingat. Gunakan metode
pelindung selama 48 jam.
d. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang
terlupa tersebut ketika ingat dan gunakan metode
pelindung sampai akhir bulan

Menanyakan pada ibu apakah sudah mengerti atau ada √


10 yang mau ditanyakan mengenai penjelasan yang sudah
diberikan
11 Menjelaskan kepada ibu kapan harus kembali lagi. √
NILAI 27 100 81
SKOR NILAI = ∑ 33
× 100 % 33

13- 10- 2018


TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

58
FORMAT PENILAIAN LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
Nama Mahasiswa : Siska
Tempat : BPM Ny. Purnomo
Tanggal : 13-10-2018
Nama Penilai : Farida Qurniawati

Kasus : Asuhan Kebidanan pada Ny. “I” umur 30 tahun P2002 dengan
Peserta KB Pil

Aspek yang dinilai Bobot Skor Nilai (Bobot x Nilai


Aspek Teoritis Kasus 2 1 2 3 4
1. Ketepatan pengertian kasus yang diambil 6
2. Kemampuan pembuatan perjalanan kasus yang √
diambil
3. Ketepatan pelaksanaan kasus dan kompilkasi
Aspek teoritis Kebidanan 1
1. Ketepatan dalam penentuan perumusan diagnosa
kebidanan
√ 3
2. Ketepatan dalam rencana pelaksanaan tindakan
asuhan kebidanan
Penggunaan Referensi 3
1. Ketepatan referensi yang digunakan
2. Tahun referensi yang digunakan
√ 9
3. Kemampuan merangkum referensi
18

Nilai = Skor yang didapat : Skor Maximal x 100

1118

18
24

Keterangan :
A = 79-100
B = 68-78
C = 56-67
D = 40-55
E = <40
Nilai Lulus 70 Jombang, 13 Oktober 2018
Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik

(Farida Qurniawati)

59
FORMAT PENILAIAN PRAKTEK CLINICAL EDUCATOR KEBIDANAN

Nama Mahasiswa : Siska


Tempat : BPM Ny. Purnomo
Tanggal : 13-10-2018
Nama Penilai : Farida Qurniawati

Kasus : Asuhan Kebidanan Pada Ny. “I”umur 30 tahun P2002


Dengan Peserta KB Pil

Aspek yang dinilai Bobot Skor Nilai (Bobot x Nilai


Proses Asuhan Kebidanan 2 1 2 3 4
Pengkajian
1. Ketetapan data √ 6
2. Kelengkapan data
3. Relevansi dan nyata
Analisa Data 1
1. Perumusan diagnosa kebidanan √ 3
2. Rencana tindakan Asuhan Kebidanan
Pelaksanaan 3
1. Persiapan alat
2. Persiapan diri
3. Prosedur tindakan Asuhan Kebidanan
4. Menciptakan lingkungan terapeutik
5. Pendidikan kesehatan
6. Kolaborasi √ 9
7. Interaksi dengan klien
8. Perilaku & penampilan pofesional
9. Menilai respon kembali
10. Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Evaluasi 2
1. Penilaian secara obyektif √
2. Pengamatan perubahan
6
3. Pengambilan keputusan
Responsi 2
1. Pengetahuan tentang asuhan
2. Pengkajian

3. Perumusan Diagnosa
4. Pelaksanaan 6
5. evaluasi
Nilai = Skor yang didapat : Skor Maximal x 100 30

30
Keterangan : 40
A = 79-100
B = 68-78
C = 56-67
D = 40-55
E = <40
Nilai Lulus 70
Jombang, 13 Oktober 2018
Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik

(Farida Qurniawati)

60
BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang

digunakan dengan cara per-oral atau kontrasepsi.

b. Jenis-jenis dari pil KB ada 5, yaitu pil kombinasi atau combination oral contraceptive
pill, mini pill, pil sekuenseal, once a month pill, dan morning after pill.

c. Penggunaan pil KB jenis pil oral kombinasi

Kerugian atau kelemahan :

a. Mahal

b. Penggunaan pil harus diminum setiap hari

c. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.

d. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,fenilbutason


dan antibiotik tertentu).

e. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.

Keuntungan atau Kelebihan:

a. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.

b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.

c. Tidak mengganggu hubungan seksual.

d. Mudah digunakan.

e. Mudah dihentikan setiap saat.

61
DAFTAR PUSTAKA

Affandi B. (1993). Early experience with Implanon. VIIIth World Congress on Human
Reproduction. Bali.

BKKBN : (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta

Biro Pelayanan Kontrasepsi BKKBN (1985). Petunjuk Pelayanan Medis Pelayanan


Kontrasepsi di Lapangan, Jakarta.

Prawirohardjo, S., Hanifa, W. (2007). Ilmu kebidanan. Edisi 3, hal. 905. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Saifuddin, Abdul Bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, edisi 2,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Sastrawinata RS (1985). Teknologi KB Masa Kini dan Masa Depan. Lokakarya


Sukabumi.

62

Anda mungkin juga menyukai