Anda di halaman 1dari 1

Siapa sih yang tidak kenal dengan tahu?

Selain enak tahu juga sangat menyehatkan dimana tahu


mengandung gizi, seperti protein, lemak tak jenuh, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor,
vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium.
Makanan yang memang sudah membaur dengan dengan keseharian kita ini ternyata masuk ke
dalam salah satu bentuk sistem koloid loh, kok bisa? Yuk kita lihat penjelasannya!

Koagulasi merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu koloid dapat mengalami
penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel koloid tersebut bersifat stabil karena
memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut
akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan
pengendapannya disebut Koagulasi.        

Dalam hal ini, koagulasi koloid merupakan proses bergabungnya partikel-partikel koloid secara
bersama membentuk zat dengan massa yang lebih besar. Mencampurkan koloid dengan zat
elektrolit yang bermuatan berlawanan. Semakin besar muatan ion yang ditambahkan, semakin
efektif penggumpalannya. Jika suatu elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid, maka
partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation) dari elektrolit.
Hal ini disebabkan karena partikel-partikel koloid yang bermuatan positif akan menarik ion
negatif (anion) dari elektrolit.

Hal ini menyebabkan partikel -partikel koloid tersebut dikelilingi oleh lapisan kedua yang
memiliki muatan berlawanan dengan muatan lapisan pertama. Apabila jarak antara lapisan
pertama dan kedua cukup dekat, maka muatan keduanya akan hilang sehingga terjadi koagulasi.
Contoh, emulsi sari kedelai pada proses pembuatan tahu akan menggumpal jika ditambahkan
batu tahu (CaSO4. 2H2O) atau asam cuka (asam asetat).           

Dalam proses pembuatan tahu terdapat sistem koloid (koagulasi), yakni pada proses penambahan
cuka karet (asam asetat). Penambahan cuka dalam proses pembuatan tahu dilakukan setelah
perebusan kedelai yang telah digiling, hal ini akan menghasilkan gumpalan zat semi padat (tahu)
dari sari-sari kedelai yang telah direbus tersebut.

Pada dasarnya partikel partikel koloid di dalam proses pembuatan tahu bersifat stabil karena
memiliki muatan listrik sejenis, akan tetapi penambahan cuka karet akan menghilangkan muatan
listrik pada partikel partikel tersebut, hilangnya muatan listrik itu akan mengakibatkan
terbentuknya gumpalan pembentuk tahu dari gabungan partikel koloid, proses penggumpalan
partikel koloid dan pengendapan inilah yang disebut Koagulasi (sifat koloid).

Anda mungkin juga menyukai