Anda di halaman 1dari 9

UMKM PILAR PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

Oleh

Nama Mahasiswa / NIM

alamatemail@gmail.com

Program Studi / Fakultas

Universitas Terbuka

Abstrak
Era globalisasi telah menciptakan ketergantungan pada sektor bisnis sebagai ukuran
keberhasilan inisiatif pemerintah. Masyarakat memiliki peran dominan dalam pembangunan
negara, terutama dalam pembangunan ekonomi oleh usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM). Karena peran penting dan potensi strategisnya dalam perekonomian nasional,
keberadaan UMKM dapat menjadi sangat dominan dalam perekonomian Indonesia. Karena
ketinggalan krisis ekonomi, UMKM meningkat pesat dari tahun ke tahun, yang juga
membuktikan bahwa UMKM dapat bertahan dari dampak krisis ekonomi di Indonesia.
UMKM terbukti berperan positif dalam menyerap sumber daya manusia skala besar ke dalam
perekonomian nasional. Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM juga mempengaruhi
peningkatan pendapatan nasional melalui pendapatan masyarakat. Hal ini menjadi bukti
bahwa UMKM yang berhasil memainkan peran strategis dalam mengurangi masalah
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Oleh karena itu, berdasarkan peran penting
tersebut, penting bagi pemerintah untuk memberikan dukungan berkelanjutan kepada UMKM
melalui pemberdayaan agar dapat terus berperan optimal sebagai penopang pembangunan
ekonomi nasional bangsa Indonesia.

Kata kunci: UMKM, Ekonomi Pembangunan, Nasional.

I. PENDAHULUAN
Peningkatan kemampuan masyarakat demi masa depan yang lebih baik dapat
dilakukan melalui upaya pembangunan, dimana pembangunan diarahkan menuju perubahan
taraf hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Pada era globalisasi, pembangunan yang
dilakukan pemerintah bertumpu pada sektor ekonomi sebagai tolak ukur keberhasilannya
(Sarfiah, Atmaja, & Verawati 2019).
Pembangunan tidak akan berjalan baik ketika hanya memprioritaskan pertumbuhan
yang berpusat, ketidakmerataan, hingga ketimpangan yang nyata baik dalam sektor sosial,
politik, atau pun hanya pada sektor ekonomi nasional. Maka sebab itu, peran masyarakat
perlu diikutsertakan dalam pembangunan sebagai pelaku utama sekaligus pihak yang
ditujukan atas pembangunan tersebut. Indikator pembangunan nasional salah satunya yaitu
pertumbuhan ekonomi. Ekonomi dalam pembangunan menjadi suatu urgensi dalam
kehidupan bernegara terutama dalam peningkatan pendapatan hingga kesejahteraan
masyarakat. Analisis makro ekonomi mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai tingkat
pertambahan pendapatan per kapita yang dideskripsikan melalui suatu gambaran
perekonomian negara serta kesejahteraan masyarakat (Utami, Rahmahita, & Dermawan
2022).
Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kuantitas barang serta jasa dan
lowongan pekerjaan bagi masyarakat. Keterlibatan semua elemen masyarakat hingga
pemerintah diperlukan demi terlaksananya pembangunan ekonomi khususnya dalam
pengambilan inisiatif pembangunan daerah yang menggunakan sokongan sumber daya baik
sumber daya alamnya hingga sumber daya manusianya dalam bentuk rancangan
pembangunan ekonomi nasional dan daerah (Afrida et al. 2021).
Pembangunan nasional dijelaskan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan masyarakat bangsa Indonesia yang diimplementasikan secara kontinuitas
serta didasarkan pada kemampuan anak bangsa dalam pemanfaatan kemajuan teknolohi dan
ilmu pengetahuan. Pembangunan nasional juga mencakup aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah hingga masyarakat, dimana
pelaku utama pembangunan nasional berada di tangan masyarakat Indonesia, sementara
pemerintah memegang peranan sebagai pengarah dan pelindung serta pembangun situasi
yang aman, tenteram, dan kondusif dalam upaya menunjang pembangunan ekonomi nasional
(Amori & Suryati 2022).
Peran masyarakat dalam ekonomi pembangunan nasional dilakukan melalui Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM memainkan peran yang sangat penting
sekaligus strategis dalam ekonomi nasional. Hal demikian terjadi sebab eksistensi UMKM
yang cukup dominan dalam perekonomian Indonesia sebab UMKM berjumlah besar dan
hampir terdapat pada semua lini sektor ekonomi, selain itu, UMKM juga menyimpan potensi
yang cukup besar dalam menyerap sumber daya manusia (SDM), serta berkontribusi dominan
dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Di sisi lain, Usaha Mikro, kecil dan
Menengah (UMKM) juga unggul dalam pemanfaatan bidang yang bersentuhan langsung
dengan sumber daya alam dan padat karya seperti sektor pertanian tanaman pangan
perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, dan rumah makan maupun restoran
(Hamzah & Agustien 2019).
UMKM juga unggul dalam menciptakan nilai tambah pada sektor hotel, keuangan,
persewaan, jasa perusahaan dan kehutanan. Sedangkan usaha besar hanya unggul dalam
industri pengolahan, listrik, gas, komunikasi, dan pertambangan. Maka berdasarkan
penjelasan diatas, telah terbukti bahwasanya UMKM dan usaha besar di Indonesia
merupakan saling yang melengkapi dan membutuhkan satu sama lain sekalipun realitasnya
UMKM akan lebih dominan keterbuktiannya dalam menyerap tenaga kerja serta kontribusi
nyatanya dalam pendapatan nasional Indonesia (Halim 2020).
Karya ilmiah ini ditulis dengan bertujuan membuktikan peran UMKM sebagai pilar
ekonomi pembangunan bangsa Indonesia, melalui pendekatan deskriptif kualitatif peneliti
melibatkan banyak pencarian literatur, penemuan studi baik yang terpublikasi maupun jurnal
ilmiah yang bersangkutan dengan karya ilmiah ini, maka dari itu penulis menyusun karya
ilmiah dengan mengambil judul “UMKM Pilar Pembangunan Ekonomi Indonesia”.

II. PEMBAHASAN
A. Peranan UMKM dalam Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi melalui peran usaha kecil menengah (UMKM)
menjadikan industri lebih kreatif melalui berbagai ide inovatif dan potensial yang
secara signifikan berkontribusi terhadap produktivitas barang dan jasa yang
dihasilkan. Layanan yang diberikan oleh industri kreatif dapat dijadikan sebagai
masukan bagi kegiatan inovasi perusahaan dan organisasi di dalam maupun di luar
industri kreatif. Industri kreatif juga menggunakan teknologi secara intensif untuk
mendorong inovasi di sektor teknologi. Industri kreatif digambarkan sebagai kegiatan
ekonomi kreatif.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat hanya dapat dicapai dengan berkonsentrasi
pada sektor ekonomi kreatif dan tidak diimbangi dengan penciptaan tenaga kerja yang
memadai. Pengalaman pengembangan Era Orde Baru seolah-olah menunjukkan
betapa mudahnya memicu pertumbuhan melalui pendekatan bisnis yang kreatif dan
inovatif. Menurut Howkins (2011), industri kreatif adalah pengembangan konsep
berbasis sumber daya kreatif yang berpotensi untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. Di sisi lain, Wahyudi (2010), berpendapat bahwa industri kreatif dapat
mendukung klaster kreatif yang menghubungkan perusahaan publik dan swasta
dengan pertumbuhan kewirausahaan dan sosial yang semakin populer di tingkat kota.
Menurut Wirawan (2012), industri kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan kegiatan
ekonomi yang berkaitan dengan produksi atau penggunaan pengetahuan dan
informasi. Kegiatan
kreatif terkait kreasi seperti desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan
konsultasi identitas perusahaan. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain
busana, desain pakaian, desain sepatu, dan desain aksesori fesyen lainnya.

B. Kontribusi UMKM dalam Pembangunan Ekonomi Daerah


Menurut Navastara (2014), kebijakan yang dianggap tepat dan strategis dalam
rangka pengembangan potensi daerah adalah kebijakan pembangunan ekonomi
daerah. Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang telah teruji dalam
beberapa krisis ekonomi di Indonesia dapat menjadi katup pengaman terhadap ekses
akibat krisis. Harus diakui pula bahwa sejak berakhirnya krisis ekonomi, usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) belum mengalami perubahan politik yang signifikan.
Kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga telah diakui di berbagai
perekonomian lokal. Pembangunan ekonomi daerah bertujuan untuk membentuk
kelembagaan daerah, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, menciptakan
produk yang lebih baik, menjajaki pasar, mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta memajukan industri kecil dan kegiatan usaha di tingkat daerah.
Perannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja sangat
besar. Dan, dalam banyak kasus, tergantung pada negaranya, sektor ini dapat
berkontribusi pada pembentukan pendapatan asli daerah (PAD), karena dapat
menggerakkan sektor riil di berbagai sektor usaha. Selama krisis ekonomi 2009, peran
lapangan kerja usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tetap kredibel. Runtuhnya
industri besar dan sektor formal pada umumnya – usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) – adalah pilihan yang paling cerdas. Hal ini disebabkan adanya
permasalahan dalam struktur ekonomi yang sangat bergantung pada perekonomian
global.

C. Penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)


Menurut Singgih (2019), perkembangan ekonomi dunia akan didominasi oleh
usaha kecil dan menengah, dengan kata lain negara yang memiliki jaringan yang kuat
pada usaha kecilnya akan berhasil dalam persaingan di pasar global.
Pemberdayaan UMKM tidak lepas dari peran dan dukungan berbagai aktor,
termasuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang diharapkan mampu mendukung
UMKM dari segi permodalan. Pemberdayaan LKM lebih menitikberatkan pada aspek
kelembagaan dengan tujuan agar kebijakan LKM lebih berpihak kepada UMKM
terutama dalam hal akses permodalan. Oleh karena itu, pemberdayaan LKM harus
dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan. Hal ini akan membuat UMKM lebih
produktif dan berdaya saing, serta menciptakan wirausahawan baru yang tangguh.
Perkembangan dan pertumbuhan UMKM memerlukan dukungan dari berbagai
pemangku kepentingan mengingat besarnya peran yang mereka mainkan dalam
kontribusinya bagi negara dan negara. Bentuk bantuan yang diberikan adalah agar
UMKM dapat menopang pembangunan ekonomi nasional, salah satunya dengan
memperkuat permodalan. Menyusul antusiasme pengembangan UMKM sejak tahun
2012, pemerintah mengesahkan UU Pembiayaan UMKM. Pemerintah menyadari
bahwa pengembangan UMKM tidak lepas dari dukungan perbankan dalam hal
peningkatan permodalan dalam bentuk kredit UMKM.
Untuk memperkuat kekuatan UMKM, Bank Indonesia telah memberikan
kepada bank 5,00% di semua sektor UMKM dari tahun 2015, 10% pada tahun 2016
dan 15,00% pada akhir tahun 2018 menjadi 10% pada tahun 2017. pinjaman ke pada
20%. Peraturan Bank Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia
sangat sensitif terhadap perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah. Harapan
agar pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil dan menengah benar-benar dapat
terwujud melalui penguatan permodalan, harapan bahwa penguatan usaha kecil dan
menengah merupakan penopang pembangunan ekonomi nasional. Selain perbankan,
banyak BUMN dan swasta yang terlibat dalam memajukan UMKM, termasuk PT.
Telekom Indonesia dan PT Pegadaian memberdayakan UMKM melalui akses
permodalan dan pasar.
Peningkatan serupa untuk UMKM juga dilakukan oleh PT. Madani National
Capital. Asuransi Jiwasraya dan Jamkrindo berkomitmen untuk mendukung kegiatan
para pemangku kepentingan UMKM. Sinergi ini membantu mengembangkan dan
memperkuat sektor UMKM serta menyadari pentingnya kontribusi UMKM dalam
membangun perekonomian nasional. Publikasi statistik kredit UMKM berdasarkan
definisi dan kriteria usaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang UMKM telah dilaksanakan sejak Januari 2011 untuk data laporan bulanan
bank.
Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah
yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Menurut undang-undang,
usaha kecil adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan
tertentu pada kekayaan bersih dan omset tahunan. Pembiayaan bagi
UMKM yang semakin meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa iklim
investasi dan pertumbuhan ekonomi sangat kondusif.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah


(UMKM)
Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mendapat
dukungan dari berbagai kalangan. Bagaimana program pendampingan unit kerja
pemerintah dan lembaga, yang dibentuk oleh pemerintah daerah sebagai mitra,
memberikan pengetahuan dan dukungan kepada para pemangku kepentingan di
industri usaha kecil dan menengah (UMKM) melalui berbagai pelatihan, pelaporan,
pembinaan dan pemantauan perusahaan besar (UMKM). Dan kualitas tenaga kerja itu
sendiri membuktikan bahwa kemampuan dan kreativitas setiap usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) dapat memperkuat industri kreatif. Potensi sumber daya alam
juga dapat menjadi faktor pendukung. Dengan mengetahui pemanfaatan sumber daya
alam yang ada, maka strategi pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) di industri kreatif harus memperhatikan aspek kebijakan pengelolaan
sumber daya alam yang dibutuhkan dalam industri. Lemahnya kreativitas dan inovasi,
lemahnya kemampuan melihat peluang, lemahnya modal usaha, dan lemahnya strategi
pemasaran. Sistem jaringan yang tidak memadai juga merupakan masalah besar.
Sebagus apapun kualitas produk, tanpa dukungan pemasaran, Anda tidak bisa
mengalahkan persaingan. Oleh karena itu, penting bagi pelaku UMKM untuk
memiliki jaringan bisnis yang kuat untuk menjual produknya. Padahal, UMKM
bukanlah industri yang bebas masalah.
Memang dalam perkembangannya bidang ini menghadapi banyak
permasalahan yang memerlukan perhatian dan penanganan yang serius. Di atas
segalanya, pemasaran terkendala masalah permodalan karena terbatasnya akses
lembaga keuangan akibat terbatasnya jaminan, dan minimnya akses informasi pasar.
Akibatnya orientasi pasar kurang dan daya saing di tingkat global berkurang.
Menghadapi mekanisme pasar yang semakin terbuka dan kompetitif,
pengelolaan pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing UMKM. Oleh
karena itu, penting bagi UMKM untuk memiliki akses yang mudah dan cepat terhadap
informasi baik di pasar produksi maupun pasar faktor. Informasi pasar manufaktur
sangat dibutuhkan untuk memperluas jaringan distribusi produk-produk hasil produksi
UMKM. Menurut Effendi (2005), informasi tentang produksi atau
pasar komoditas diperlukan, seperti jenis barang yang dibutuhkan, daya beli
masyarakat, harga pasar yang berlaku, dan preferensi konsumen di pasar lokal,
regional, dan internasional.
Dengan cara ini, UMKM dapat mengantisipasi kondisi pasar yang berbeda dan
dengan demikian menjadi lebih inovatif dalam berbisnis. Informasi pasar untuk
faktor-faktor produksi, di sisi lain, mencakup sumber bahan baku yang dibutuhkan,
harga bahan baku, bagaimana modal usaha diperoleh, tenaga kerja terampil, dan
tingkat upah atau gaji yang wajar. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat penting
dalam memfasilitasi keberhasilanUMKM mendapatkan akses untuk memperluas
jaringan distribusinya. UMKM seharusnya tidak hanya dapat memperoleh informasi
pasar dengan mudah dan cepat, tetapi juga dapat berkomunikasi dengan konsumen
dalam dan luar negeri serta mempromosikan usahanya dengan mudah dan cepat.

III. PENUTUP

Kesimpulan
UMKM memiliki peran dan strategi dalam membangun perekonomian nasional.
Selain perannya dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga
berperan dalam mensosialisasikan hasil pembangunan. Jumlah pelaku UMKM di Indonesia
lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Jumlah UMKM terus berkembang dari tahun
ke tahun. Salah satu faktornya adalah usia di mana orang lebih produktif dibandingkan
dengan jumlah pekerjaan yang tersedia. Situasi seperti itu memicu waktu produktif dan
membuka peluang untuk menciptakan bisnis Anda sendiri. Sebagian besar dari mereka
dikategorikan sebagai pelaku usaha di sektor industri kecil dan menengah (UMKM). UMKM
yang tangguh dapat menopang perekonomian suatu negara. Pemerintah menyadari
pentingnya pembinaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kami berharap para
pelaku UMKM menjadi garda terdepan dalam membangun perekonomian negara. UMKM
merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. UMKM memiliki pangsa yang
dominan dari seluruh pelaku usaha di Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan dan
pemeliharaan UMKM membutuhkan sinergi, dan prioritas harus ditetapkan dengan
memberdayakan UMKM. UMKM juga terbukti tahan krisis. Ketika krisis ekonomi melanda
tahun 1997-1998, UMKM bisa membuktikan bahwa mereka masih baik-baik saja.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dibuat rekomendasi sebagai berikut:
Bagi pemerintah untuk memperkuat peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi,
kolaborasi antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan masyarakat sebagai pelaku
UMKM mutlak diperlukan. Hal ini dapat dicapai dengan merancang program yang
memungkinkan usaha kecil untuk mencapai potensi penuh mereka. Juga ada kebutuhan
mendesak untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang terkait dengan usaha kecil dan
menengah. UMKM tidak boleh lagi dimanfaatkan dan hanya dianggap sebagai usaha
sampingan. Karena keuntungan dari usaha kecil bisa sangat berdampak. Oleh karena itu,
perlu adanya edukasi tentang pentingnya berwirausaha pada usaha kecil.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan dukungan kepada UMKM baru
dalam hal pelatihan kewirausahaan, pelatihan pengembangan usaha dan permodalan. UMKM
sendiri juga diharapkan mampu mengembangkan pasar domestik dan internasional karena
dapat mengurangi pengangguran, menciptakan peluang usaha dan berkontribusi terhadap
pendapatan asli daerah (PAD). Melalui pajak seluruh pengusaha UMKM yang memiliki
tanah dan bangunan diharapkan memiliki izin usaha untuk mendaftarkan usahanya dan
mempermudah proses peminjaman uang saat memulai usaha.
Bagi para akademisi dan peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dimaksudkan untuk
digunakan sebagai referensi dalam kegiatan pengajaran atau penelitian. Karena penelitian ini
masih memiliki kekurangan dari segi batas pengumpulan data dan masa pakai hanya 5 tahun.
Dalam penelitian selanjutnya, kami merekomendasikan untuk menambahkan variabel
independen sebagai variabel penelitian untuk hasil yang lebih akurat.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Afrida, Diffa Kamiilah et al. 2021. “Peran Digitalisasi Koperasi Sebagai Pendongkrak
UMKM Dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah Kota Surabaya.” In Prosiding
Seminar Nasional Ekonomi Pembangunan, 151–58.

Amori, Jeffriansyah Dwi Saputra, and Tri Frida Suryati. 2022. “Membangun Daya Saing
Industri Kecil Dengan Kompetensi Dan Faktor Eksternal Melalui Strategi Dan Kinerja
Bisnis.” GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan 1(1): 37– 53.
Effendi, Ishak. 2005. “Peranan Informasi Bagi Kemajuan UKM.” Kedaulatan Rakyat: 43–46.

Halim, Abdul. 2020. “PENGARUH PERTUMBUHAN USAHA MIKRO, KECIL DAN


MENENGAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN
MAMUJU.” GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan 1(2): 157–72.

Hamzah, Lies Maria, and Devi Agustien. 2019. “Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah Terhadap Pendapatan Nasional Pada Sektor UMKM Di
Indonesia.” Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) 8(2): 127–35.

Howkins. 2011. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi, Dan Strateginya Penerapan


Usaha Kecil. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Navastara. 2014. Indonesia Dalam Menghadapi Era Baru Ekonomi Kreatif. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.

Sarfiah, Sudati Nur, Hanung Eka Atmaja, and Dian Marlina Verawati. 2019. “UMKM
SEBAGAI PILAR MEMBANGUN EKONOMI BANGSA.” Jurnal REP (Riset
Ekonomi Pembangunan) 4(1): 137–46.

Singgih, Moh. Nur. 2019. “Strategi Penguatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Sebagai Refleksi Pembelajaran Krisis Ekonomi Indonesia.” Jurnal Ekonomi
Moderenisasi 7(2): 78–90.

Utami, Astri Putri, Arista Rahmahita, and Deris Dermawan. 2022. “UMKM Sebagai
Peningkatan Pembangunan Ekonomi Bangsa Indonesia.” Jurnal Manajemen Akuntansi
(JUMSI) 2(4): 995–1001.

Wahyudi. 2010. Pengantar Ekonomi Mikro Dan Makro. Jakarta: Salemba Empat.

Wirawan. 2012. Ekonomi Untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai