Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENYIMPANGAN

DAN PENANGGULANGAN SOSIAL


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sosiologi

Dibuat Oleh :

Nama : Erwin Nopri Iriyanto Sasi


Jurusan : Administrasi Negara
Fakultas : FISIP
Mata kuliah : Sosiologi
Dosen : Bap. Paul Adryani Moento,S.Sos,M.Si
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih melimpahkan rahmat
dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tantang "Penyimpangan dan
Penanggulangan Sosial" makalah ini disusun guna memenuhui tugas untuk mata kuliah
Sosiologi. Dengan adanya makalah ini yang bertujuan Untuk mengetahui dengan jelas, Apa
pengertian dari penyimpangan sosial, Apa saja teori-teori perilaku menyimpang, Bagaimana
sifat-sifat perilaku menyimpang, Apa penyebab perilaku menyimpang, Apa saja macam-macam
perilaku menyimpang, Bagaimana upaya pencegahan penyimpangan sosial.
Dengan didasari bahwa penyusunsn makalah ini belum begitu sempurna, oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan yang membangun dari berbagai
pihak.akhirnya kami ucapkan berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………….

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN……………………………….

2.1. Pengertian Penyimpangan Sosial

2.2. Teori Penyimpangan Sosial

2.3. Sifat-sifat Perilaku Menyimpang

2.4. Penyabab Perilaku Menyimpang

2.5. Macam-macam Perilaku Menyimpang

2.6. Pencegah Penyimpangan Sosial

BAB III PENUTUP…………………………………..

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul. Masalah ini telah
lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah
penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat
seolah tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang
mengatur tentang penyimpangan tersebut.
Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan sosial masih terus terjadi meskipun
aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan
oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku menyimpang,
atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang penyimpangan sosial.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas adalah:

 Apa pengertian dari penyimpangan sosial?


 Apa teori-teori tentang perilaku menyimpang?
 Bagaimana sifat-sifat perilaku menyimpang?
 Apa penyebab perilaku menyimpang?
 Apa saja macam-macam perilaku menyimpang?
 Bagaimana upaya pencegahan penyimpangan sosial?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyimpangan Sosial


Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial
adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik
dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya
sebagai bagian dari pada makhluk sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku
menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang
terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di
dalam masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma)
untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh
masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai
tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku pada masyarakat,
misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan
mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai
masyarakat disebut deviasi , sedangkan pelaku atau individu yang melakukan
penyimpangan disebut devian .

Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang
sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di
dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

Secara umum perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan
kita sehari-hari. Berikut menurut pendapat para ahli mengenai perilaku menyimpang :

 Paul B. Horton, ia mendefinisikan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku


yang dinyatakan sebagai pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma
kelompok ataupun masyarakat.

 Bruce J. Cohen, ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku


yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau
kelompok tertentu dalam masyarakat.

 Robert M.Z. Lawang, ia menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah semua


tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem
sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem tersebut
untuk memperbaiki perilaku tersebut.
 James Van der Sander, ia berpendapat bahwa yang dimaksud perilaku
menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-
batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang atau masyarakat.

2.2. Teori- Teori Perilaku Menyimpang

2.2.1. Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi

 Teori Labeling
Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang.
Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang
pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai
penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itu pun menjadi suatu
kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.

 Teori Sosialisasi
Teori Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati nilai-nilai
dan norma-norma dari beberapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi,
bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga
dirinya dapat melahirkan perilaku menyimpang.

 Teori Pergaulan Berbeda (Differential Association)


Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya (cultural transmission) dan dari
proses tersebut seseorang mempelajari sub kebudayaan menyimpang (deviant
subculture).
 Teori Anomie
Konsep anomie dapat diartikan sebagai ketiadaan norma. Konsep tersebut
dipakai untuk menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak norma
dan nilai yang satu sama lain saling bertentangan.

2.2.2. Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi

Seorang tokoh psikolog asal Australia yang terkenal dengan teori psikoanalisisnya
bernama Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa dalam diri manusia
terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa hal-hal sebagai berikut:

 Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak sadar, nalurilah, dan mudah terpengaruh
oleh gerak hati.
 Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang berfungsi menjaga
pintu kepribadian.

 Supergo, adalah bagian dari diri yang telah mengabsorbsi (menyerap) nilai-nilai
kultural yang berfungsi sebagai suara hati.

2.2.3. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi


Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar, yaitu sebagai
berikut:
 Endomorph (bundar, halus, dan gemuk).
 Mesomorph (berotot dan atletis).
 Ectomorph (tipis dan kurus).

2.2.4. Berdasarkan Sudut Pandang Kriminologi

 Teori Konflik Berdasarkan


Teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai berikut:

Konflik Budaya Dalam suatu masyarakat, dan dapat terjadi konflik


bersumber dari kebudayaan khusus yang berbeda saling bertentangan
antara satu dengan yang lainnya dan dapat menimbulkan kondisi anomie.

Konflik Kelas Sosial Konflik kelas sosial dapat terjadi di masyarakat


ketika suatu kelompok membuat peraturan sendiri untuk melindungi
kepentingan, sehingga terjadilah eksploitasi kelas atas terhadap kelas
bawah. Orang-orang yang menentang hak-hak istimewa kelas atas
dianggap berperilaku menyimpang dan di cap sebagai penjahat.
 Teori Pengendalian
Teori pengendalian beranggapan bahwa masyarakat sebenarnya memiliki
kesepakatan tentang nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar suatu perilaku
dapat dikatakan menyimpang atau tidak.

2.3. Sifat-sifat Perilaku Menyimpang


 Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah suatu perbuatan yang tidak
sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku umum yang mempunyai
dampak positif terhadap sistem sosial di mana ia tinggal.

 Penyimpangan yang bersifat negatif


Penyimpangan yang bersifat negatif adalah suatu perbuatan atau
kecenderungan bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah
dan berakibat buruk sehingga mengganggu sistem sosial yang ada.
Penyimpangan terhadap kaidah hukum positif maka akan nada hukum dan
sanksi yang jelas dari Negara. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif
adalah: pencurian, pembunuhan, prostitusi, pemerkosaan, pemabuk,
penjudi, dan lain-lain.

2.4. Penyebab Perilaku Menyimpang


Ada beberapa faktor yang menyebabkan individu atau kelompok melakukan
penyimpangan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:

 Individu biasanya menghayati nilai-nilai dari beberapa orang yang cocok


dengan dirinya. Bilamana sebagian besar teman menyimpang, maka
individu tersebut kemungkinan besar akan menjadi menyimpang.

 Adanya imitasi atau meniru perilaku orang lain. Peniruan perilaku ini
banyak dilakukan oleh individu yang masih berusia anak-anak.

 Masyarakat yang memiliki banyak nilai dan norma, di mana di antara satu
dengan lainnya saling bertentangan. Tidak terdapat seperangkat nilai dan
norma yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. Kondisi ini
terjadi pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat
tradisional ke masyarakat modern.

 Anggota masyarakat Indonesia yang mempunyai mental mengambil jalan


pintas. Anggota masyarakat yang ingin cepat memperoleh kedudukan atau
kekayaan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma sosial.

 Adanya pemberian cap atau la bel oleh masyarakat terhadap individu atau
kelompok. Pemberian cap atau label ini yang menyebabkan individu atau
kelompok melakukan penyimpangan.

Penyimpangan sosial terjadi disebabkan karena keterikatan individu
terhadap kelompoknya lemah.

2.5. Macam-macam Perilaku Menyimpang


2.5.1. Tindakan Kriminal

Tindakan kriminal/kejahatan ialah tindakan yang melanggar hukum. Tindakan


ini biasanya mendapat hukuman dari pihak yang berwajib.
 Kejahatan tanpa korban
Kejahatan tanpa korban ialah kejahatan yang tidak merugikan orang
lain tetapi kejahatan yang merugikan diri sendiri. Contoh-contoh
kejahatan ini adalah merokok, mabuk, dll.

 Kejahatan kerah putih


Kejahatan kerah putih ialah kejahatan yang menyalahgunakan jabatan.
Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
jabatan tinggi. Contoh-contoh kejahatan ini adalah korupsi, suap,
memasukkan saudara ke sekolah dari jalur seludupan, dll.

2.5.2. Penyimpangan Seksual


Penyimpangan seksual adalah penyalahgunaan seks atau perilaku seksual yang
tidak lazim dilakukan.
 Lesbian
Lesbian ialah kesalahan nafsu seks, pada orang penderita penyakit ini ia
menyukai sesama perempuan. Kelainan nafsu seks ini biasanya
dikarenakan pernah disakiti pria, pernah diperkosa, dll.
 Homoseksual
Homo seksual ialah penyakit yang hampir mirip dengan lesbian hanya saja
pada penyakit ini yang terkena ialah pria. Pria yang terkena penyakit ini
biasanya menyukai sesama pria. Faktor-faktor penyebabnya ialah pernah
disakiti wanita, dll.

2.5.3. Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba ialah orang-orang yang salah menggunakan narkoba.


Kalau di dunia kedokteran narkoba sangat digunakan untuk penenang dan
sebagainya. Tetapi, orang-orang zaman sekarang memakai narkoba untuk
bersenang-senang, santai, dll.
Jenis-jenis narkoba ada banyak misalnya ganja, narkotika, psikotropika, sabu-
sabu, dll. Tetapi yang sangat banyak digunakan orang-orang ialah ganja karena
harganya terjangkau dan barangnya mudah didapat.
Tetapi kalau orang kaya biasanya memakai narkotika, psikotropika, sabu-sabu,
dll.

2.5.4. Penyimpangan Gaya Hidup


Penyimpangan gaya hidup ialah bergaya yang salah, penyimpangan gaya hidup
biasanya dilakukan orang karena orang tersebut sangat mengagumi tokoh yang
ditirunya. Penyimpangan gaya hidup biasanya terjadi akibat kurang perhatian dari
keluarganya. Penyimpangan gaya hidup dapat dicegah dengan mengawasi
segala kegiatan orang yang diawasi. Orang yang bergaya hidup buruk dapat
mempengaruhi banyak orang, karena banyak orang lain yang melihat gayanya
tertarik, walaupun gaya itu ialah gaya yang tidak bagus.

2.6. Pencegahan Penyimpangan Sosial


 Keluarga
Keluarga merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan
kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk
dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan
keluarga yang baik begitu sebaliknya.

 Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermainan


Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal
dalam lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam
melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik
maka keadaan ini akan memengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik
sehingga terhindar dari penyimpangan sosial dan begitu juga sebaliknya.

 Media massa
Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah
sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-
hari. Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa
adalah apabila kamu ingin menonton acara di televisi dengan memilih
acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat
membawa pengaruh tidak baik.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita.
Teori ini seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan
masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada
seseorang.
Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku
penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label
tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan
mengulangi lagi penyimpangan itu pun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi
pelakunya sehari-hari.

3.2. Saran
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata pelajaran sosiologi. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik saran dari pembaca tentunya yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA
Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana. https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-ervinakhoi-5700-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai