Anda di halaman 1dari 11

PERAN DAN TUGAS POLAIR DALAM PENGAMANAN DAN PENEGAKAN HUKUM

Tanzilur Redha, Shirul Muttakin, Rofiuddin, Noratul Jannah, Nurul Afiyah

FAKULTAS SYARIAH, HUKUM EKONMI SYARIAH, IAIN MADURA

Email: tanzilurredha@gmail.com

Abstrak

Tugas Polairud adalah singkatan dari Tugas Kepolisian Perairan, yang merupakan tugas yang
dilakukan oleh kepolisian di wilayah perairan dan udara. Tugas Polairud meliputi pengamanan
dan penegakan hukum di perairan dan udara, seperti mengatasi kejahatan di laut, termasuk
penyelundupan narkoba, pencurian ikan, dan juga memberikan bantuan pada saat terjadi bencana
di laut. Selain itu, Tugas Polairud juga bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan dan
pengawasan terhadap seluruh aktivitas yang berlangsung di wilayah perairan dan udara. Melalui
Tugas Polairud, keamanan dan keselamatan di perairan dan udara dapat terjaga dengan baik.

Kata Kunci; Etika, profesi polair

Abstract

The task of Polairud stands for Water and Air Police Tasks, which are tasks carried out by the
police in water and air areas. Polairud's duties include security and law enforcement in waters
and air, such as overcoming crimes at sea, including drug smuggling, fishing theft, and also
providing assistance in times of disaster at sea. In addition, Polairud's duties are also responsible
for providing protection and supervision of all activities that take place in the waters and
airspace. Through Polairud's duties, security and safety in waters and air can be maintained
properly.

Keywords; Ethics, the profession of Polair


PENDAHULUAN

Polisi adalah anggota badan pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan dan
ketertiban umum. Namun, kata polis dapat merujuk kepada salah satu dari tiga hal yaitu orang,
institusi (lembaga), atau fungsi. Polisi yang bermakna institusi biasa kita sebut dengan
kepolisian. Contohnya Kepolisian Negara Republik Indonsia atau Polri, dan Kepolisian Daerah
atau Polda.1

Berdasarkan Peraturan Peraturan Kepala Kepolisian Negara No. 22 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah Pasal 1 angka 1 ditentukan
bahwa:

Kepolisan Negara Republik Indonesia (Polri) adalah alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan
perlindungan pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Dalam melaksanakan tugasnya, Organisasi Polri disusun secara berjenjang dari tingkat
pusat sampai ke Wilayahan. Organisasi Polri yang berada di tingkat pusat disebut Markas Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) yang di pimpin oleh Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Kapolri) sedang organisasi Polri yang berada di tingkat ke
Wilayahan disebut Kepolisian Daerah (Polda) yang dipimpin oleh Kepala Polisi Daerah
(Kapolda). Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara No. 22 Tahun 2010 Pasal 1 angka 3
dijelaskan bahwa Polda adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di Wilayah Provinsi yang
berada di bawah Kapolri. Polda dalam melaksanakan tugas pokoknya khususnya dalam hal
pelaksanaan kepolisian perairan dibantu oleh subbagian pelaksana tugas pokok yaitu Direktorat
Polisi Air (DitPolair).2

Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) adalah bagian integral Polri yang mengemban
tugas diwilayah perairan dalam rangka memelihara Kamtibmas, menegakkan hukum,

1
Erma Yulihastin, Bekerja sebagai Polisi, Penerbitan, Jakarta : Erlangga, 2008, Hal.3
2
Direktorat Kepolisian Perairan
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, sebagai upaya terciptanya
keamanan dalam negeri. 3

Peran dan Tanggung Jawab Polair

Menurut Peraturan Kepala Kepolisian Negara No. 22 Tahun 2010 tentang Sususnan
Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah Pasal 1 angka 26 yang dimaksud
dengan Direktorat Kepolisian Perairan yang selanjutnya disingkat Ditpolair adalah unsur
pelaksana tugas pokok pada tingkat Kepolisian Daerah yang berada di bawah Kepala Kepolisian
Daerah. Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara No. 22 Tahun 2010 Pasal 6 huruf f
ditentukan bahwa Kepolisian Daerah (Polda) menyelenggarakan fungsi :

Pelaksanaan kepolisian perairan, yang meliputi kegiatan patroli termasuk penanganan


pertama tindak pidana, pencarian dan penyelamatan kecelakaan/ Search and Rescue
(SAR) di wilayah perairan, pembinaan masyarakat pantai atau perairan dalam rangka
pencegahan kejahatan dan pemeliharaan keamanan di wilayah perairan.

Tugas dan Wewenang Polair

Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara No. 22 Tahun 2010 Pasal 202 ayat (2)
ditentukan bahwa tugas Ditpolair yaitu menyelenggarakan fungsi kepolisian perairan yang
mencakup patroli,Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) di perairan, Search
and Rescue (SAR) di wilayah perairan, dan Bimbingan Masyarakat (Binmas) pantai atau
perairan serta pembinaan fungsi kepolisian perairan dalam lingkungan Polda.

Ditpolair juga menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Pemeliharaan dan perbaikan fasilitas serta sarana kapal di lingkungan Polda.

b. Pelaksanaan patroli, pengawalan penegakan hukum di wilayah perairan, dan Binmas


pantai di daerah hukum Polda.

c. Pemberian bantuan SAR di laut/ perairan.

d. Pelaksanaan transportasi kepolisian di perairan.

3
http://wikimapia.org/16971843/id/MAKO-DIT-POLAIR-POLDADIY, diakses tanggal 02 Mei 2023
e. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi progam
kegiatan Ditpolair. (Peraturan Kepala Kepolisian Negara No. 22 Tahun 2010 Pasal 202
ayat (3)).

Menurut Bayu Sena fungsi Polair antara lain :

a. Menyelenggarakan Fungsi Polair bagi seluruh jajaran Polri.

b. Menyelenggarakan pembinaan teknis tugas umum patroli perairan termasuk


pengamanan obyek vital dan periwisata serta event–event penting di wilayah perairan.

c. Menyelenggarakan pembinaan teknis penyidikan di perairan termasuk pembinaan dan


pengembangan Satuan Cadangan Pusat, negosiator dan tindak pidana di wilayah
perairan.4

METODE

Pada penelitian etika pada profesi polisi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian hukum empiris dengan teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara dan
studi dokumen. Pengambilan data dilakukan pada (Salah satu anggota Polair di Pamekasan,
Kamis, 06 April 2023), adapun informan pada penelitian ini adalah Bapak Indarto dengan
Pangkat Bripka yang telah dan memiliki pengalaman dalam menjalankan tugasnya. Wawancara
ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang etika profesi pengacara, tugas dan fungsi
pengacara, pengalaman, serta peran dalam menjaga etika di lingkungan kerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Etika Profesi Polisi

1. Penyidikan berdasarkan KUHAP


Sebelum suatu penyidikan dimulai dengan konsekuansi penggunaan upaya paksa, terlebih
dahulu perlu ditentukan secara cermat berdasarkan segala data dan fakta yang diperoleh dari
hasil penyelidikan bahwa suatu peristiwa yang semula diduga sebagai suatu tindak pidana adalah
benarbenar merupakan suatu tindak pidana. Terhadap tindak pidana yang telah terjadi itu dapat

4
http://www.polair.or.id/index.php/home/57-ur-binfung/934-
pedoman-pelaksanaan-tugas-fungsi-polair-dalam-rangkamendukung-program-polmas, diakses tanggal 02 Mei 2023.
dilakukan penyidikan, dengan demikian penyidikan merupakan tindak lanjut dari suatu
penyelidikan. 5
Pada tindakan penyelidikan penekanan diletakkan pada tindakan “mencari dan
menemukan“ sesuatu “peristiwa” yang dianggap atau diduga sebagai tindak pidana. Pada
penyidikan, titik berat tekanannya diletakkan pada tindakan “mencari serta menumpulkan bukti”
supaya tindak pidana yang ditemukan dapat menjadi terang, serta agar dapat menemukan dan
menentukan pelakunya. 6
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Pasal 1 angka 2 yang dimaksud
dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Dalam ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP, menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan penyidikan adalah setiap tindakan penyidik untuk mencari bukti-
butki yang dapat menyakinkan atau mendukung keyakinan bahwa perbuatan pidana itu benar-
benar terjadi. Pemahaman tentang penyidikan telah disinggung dalam penjelasan di atas, yaitu
upaya polisi penyidik untuk mencari dan mengungkap keterangan atau informasi tentang
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana atau peristiwa kejahatan yang diduga dilakukan oleh
seseorang yang belum diketahui identitas pelakunya.7
Proses Penyidikan sebagai berikut:
 Penyelidikan Menurut Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Pasal 1 angka 5 yang
dimaksud dengan penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur undang-undang ini.
Dalam melakukan penyelidikan, penyelidik mempunyai wewenang; 1) Menerima laporan
atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana. 2) Mencari keterangan dan
alat bukti. 3) Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan memeriksa tanda

5
Harun M. Husein , Penyidikan dan penuntutan dalam proses pidana, Publisher:Jakarta : Rineka Cipta, 1991, Hal
87
6
Yahya Harahap , Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta : PT. Sinar Grafika, 2007, Hal
109.
7
Hartono, Penyidikan dan Penegakan Hukum Pidana Melalui Pendekatan Hukum Progresif, Jakarta: Sinar Grafika.
2010, Hal 32-33
pengenal. 4) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab
(KUHAP Pasal 5 ayat (1) huruf a).
 Penindakan Penindakan dalam penyidikan dilakukan oleh penyelidik atas perintah
penyidik. Dalam KUHAP Pasal 5 ayat (1) huruf b ditentukan sebagai berikut: 1)
Penagkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan. 2)
Pemeriksaan dan penyitaan surat. 3) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
 Penangkapan Penangkapan menurut KUHAP Pasal 1 angka 20 adalah suatu tindakan
penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa
apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau
peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam KUHAP.
 Penahanan Penahanan menurut KUHAP Pasal 1 angka 21 merupakan penempatan
tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim
dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam KUHAP.
 Penggeledahan Penggeledahan dapat dilakukan pada rumah atau badan, penggeledahan
rumah menurut KUHAP Pasal 1 angka 17 adalah tindakan penyidik untuk memasuki
rumah tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan
dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
KUHAP. Penggeledahan badan menurut KUHAP Pasal 1 angka 18 adalah tindakan
penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk
mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau di bawahnya serta untuk disita.
 Penyitaan Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan
atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud
atau tidak berwujud, untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan
peradilan (KUHAP Pasal 1 angka 16).
 Pemeriksaan Surat Berdasarkan KUHAP Pasal 47 ayat (1), Penyidik mempunyai
wewenang untuk melakukan pemeriksaan terhadap surat-surat yang dicurigai dengan
alasan yang kuat mempunyai hubungan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa.
Penyidik juga melakukan pemeriksaan terhadap tersangka, saksi yang dianggap perlu
diperiksa dengan surat panggilan yang sah dengan memperhatikan tenggang waktu yang
wajar dari hari diterimanya panggilan dengan seorang itu harus memenuhi panggilan
tersebut. (KUHAP Pasal 112 ayat (1)). Keterangan tersangka dan atau saksi kepada
penyidik diberikan tanpa adanya tekanan dari siapapun dan atau dalam bentuk apapun
(KUHAP Pasal 117 ayat (1)). Menurut KUHAP Pasal 120 ayat (1) dalam hal penyidik
menganggap perlu, ia dapat meminta pendapat orang atau ahli yang memiliki keahlian
khusus. h. Penyelesaian Berkas Perkara Penyidik wajib membuat berita acara tentang
pelaksanaan tindakan penyidikan. Penyidik juga berkewajiban untuk mnyerahkan berkas
perkara kepada penuntut umum. Penyerahan berkas perkara pada tahap pertama penyidik
hanya menyerahkan berkas perkara, dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai,
penyidik menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut
umum (KUHAP Pasal 8).

Kode Etik Kepolisian

Polisi adalah suatu badan pemerintah yang bertugas menjaga ketertiban, keamanan, dan
menegakkan hukum serta mengayomi masyarakat. Kepolisian adalah salah satu lembaga penting
dalam tugas menjaga kemanan dan ketertiban suat negara sehingga lembaga kepolisian ada di
seluruh negara berdaulat.

Dalam lingkungan hukum atau pengadilan Polisi bertugas sebagai penyidik. Polisi
ditugaskan untuk mencari barang bukti, keterangan dari berbagai sumber, baik keterangan saksi
maupun keterangan saksi ahli.

Selama ini peran Polri sebagai penegak hukum dalam menegakkan hukum pidana yaitu :

1 Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakan norma hukum demi


mengayomi masyarakat
2 Memasyarakatkan pelaku pidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadi
orang yang baik dan berguna,
3 Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan
dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.

Meskipun Polisi berperan sebagai aparat penegak hukum tetapi tujuan dan kewajiban
Polisi adalah mengabdi kepada negara dan pemimpinnya. Dalam melakukan penangkapan dan
penahanan misalnya polisi menghadapi atau mempunyai permasalahan sendiri.
Pada saat memutuskan untuk melakukan penangkapan dan penahanan polisi sudah
menjalankan pekerjaan yang multifungsi yaitu tidak hanya sebagai polisi tetapi sebagai jaksa dan
hakim sekaligus.

Melalui penyidikan ini rawan sekali terjadi pelanggaran kode etik atau penyalahgunaan
kekuasaan Polisi berupa police corruption maupun police brutality. Melalui riset yang dilakukan,
sebagian besar kasus yang menyagkut citra Polisi terjadi ketika Polisi melakukan penyidikan.

Melihat keadaan tersebut dapat disimpulkan bahwa seketat apapun undang undang yang
mengatur jika aparat penegak hukum tidak menerapkan moral dan integritas yang baik dalam
bertugas maka hasilnya tetap saja tidak memuaskan. Etika profesi Polisi merupakan perwujudan
dari nilai yang terkandung dalam Tri Brata dan Catur Prasetya yang didasari oleh Pancasila yang
dirangkum sebagai Pedoman Hidup Polri dan sekarang menjadi Kode Etik Profesi Polri.

Kode Etik Profesi Polri diberlakukan bagi pangkat terendah sampai dengan pangkat
tertinggi yang berdasarkan undang-undang memiliki tugas, fungsi, dan wewenang kepolisian.
Kode Etik Profesi Polri yang selanjutnya disingkat KEPP adalah norma-norma atau aturan-
aturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis yang berkaitan dengan perilaku
maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, patut, atau tidak patut dilakukan
oleh anggota Polri dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab jabatan.8

Kasus yang pernah dialami atau terjadi dilaut

Kasus yang sering saya temui itu seperti penyeluNdupan kayu, penggunaan jaring-jaring
terlarang contohnya jaring trol/jaring harimau, berdasarkan informasi dari masyarakat pada titik
koordinat tertentu telah terjadi penangkapan ikan secara ilegal (tanpa izin). pernah melakukan
penangkapan, walaupun tidak terjadi pertengkaran/perkelahian, dengan adanya tindakan berarti
telah terjadi kerugian materi untuk melakukan tindakan yang sia-sia tidak menentu. dulu
disampang pada tahun 2000 sampai 2002 ada kasus seperti itu tetapi pada saat ini sudah tidak
ada.

Proses hukum untuk pelanggaran kasus dilaut

8
https://kawanhukum.id/menjelajahi-etika-dan-profesi-polisi/2/ diakses pada tanggal 02 Mei 2023
Proses hukum jika melakukan kesalahan dilaut maupun didarat, kita juga ada penyidik
cuma beda tugas saja. salah satu penindak hukum yang di perairan sampang bertugas memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan UU No. 2 tahun 2013 pada pasal
3. Selain itu, polair juga memiliki wewenang untuk melakukan penyidikan terhadap semua
tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana beserta peraturan perundang-undangan lainnya.
Selain itu, tupoksi Direktorat Kepolisian Perairan merupakan unsur pelaksana utama dari Polda
yang berada di bawah Kapolda. Polair bertugas dalam menjalankan fungsi Kepolisian Perairan
yang meliputi patroli, seperti penanganan pertama terhadap tindak pidana di perairan dan
menjalankan fungsi SAR, menjalankan pembinaan masyarakat pesisir dan pembinaan fungsi
kepolisian perairan dalam lingkungan Polda.

Pengalaman saat bertugas dilaut

Pengalaman yang selalu saya ingat itu pada saat terkena badai, awalnya itu saya patroli
dan terjadi mati mesin ditengah laut hampir mencapai perairan jawa, mati mesin itu jam delapan
malam waktu itu saya cuma pakaidayung saya pasrah saja ikut angin dan alhamdulilahnya angin
itu arahnya benar ke pantai camplong, saya sampai jam sembilan pagi bayangin saja berapa jam
saya di laut.

LAMPIRAN
KESIMPULAN

Organisasi Polri yang berada di tingkat pusat disebut Markas Besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Mabes Polri) yang di pimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Kapolri) sedang organisasi Polri yang berada di tingkat ke Wilayahan disebut
Kepolisian Daerah (Polda) yang dipimpin oleh Kepala Polisi Daerah (Kapolda). Menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana Pasal 1 angka 2 yang dimaksud dengan penyidikan
adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

Dalam ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP, menjelaskan


bahwa yang dimaksud dengan penyidikan adalah setiap tindakan penyidik untuk mencari bukti-
butki yang dapat menyakinkan atau mendukung keyakinan bahwa perbuatan pidana itu benar-
benar terjadi. Pemahaman tentang penyidikan telah disinggung dalam penjelasan di atas, yaitu
upaya polisi penyidik untuk mencari dan mengungkap keterangan atau informasi tentang
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana atau peristiwa kejahatan yang diduga dilakukan oleh
seseorang yang belum diketahui identitas pelakunya. Penggeledahan badan menurut KUHAP
Pasal 1 angka 18 adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau
pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau di bawahnya
serta untuk disita.

Etika profesi Polisi merupakan perwujudan dari nilai yang terkandung dalam Tri Brata
dan Catur Prasetya yang didasari oleh Pancasila yang dirangkum sebagai Pedoman Hidup Polri
dan sekarang menjadi Kode Etik Profesi Polri. Kode Etik Profesi Polri yang selanjutnya
disingkat KEPP adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan kesatuan landasan etik
atau filosofis yang berkaitan dengan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan,
dilarang, patut, atau tidak patut dilakukan oleh anggota Polri dalam melaksanakan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab jabatan. Polair bertugas dalam menjalankan fungsi Kepolisian
Perairan yang meliputi patroli, seperti penanganan pertama terhadap tindak pidana di perairan
dan menjalankan fungsi SAR, menjalankan pembinaan masyarakat pesisir dan pembinaan fungsi
kepolisian perairan dalam lingkungan Polda.

DAFTAR PUSTAKA

Erma Yulihastin, Bekerja sebagai Polisi, Penerbitan, Jakarta : Erlangga, 2008, Hal.3

Direktorat Kepolisian Perairan

http://wikimapia.org/16971843/id/MAKO-DIT-POLAIR-POLDADIY, diakses tanggal


02 Mei 2023

http://www.polair.or.id/index.php/home/57-ur-binfung/934-
pedoman-pelaksanaan-tugas-fungsi-polair-dalam-rangkamendukung-program-polmas,
diakses tanggal 02 Mei 2023.

Harun M. Husein , Penyidikan dan penuntutan dalam proses pidana, Publisher:Jakarta :


Rineka Cipta, 1991, Hal 87

Yahya Harahap , Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta : PT.
Sinar Grafika, 2007, Hal 109.

Hartono, Penyidikan dan Penegakan Hukum Pidana Melalui Pendekatan Hukum


Progresif, Jakarta: Sinar Grafika. 2010, Hal 32-33

https://kawanhukum.id/menjelajahi-etika-dan-profesi-polisi/2/ diakses pada tanggal 02


Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai