Anda di halaman 1dari 15

10 PENYAKIT TERBANYAK INTERNA - Dr. Pandang, Sp.

PD,
M.Kes : INTERNAL MEDICINE DISEASE

1. Diabetes Mellitus
2. Congestive Heart Failure
3. Hipertensi
4. Chronic Kidney Disease
5. TB Paru
6. Pneumonia
7. Anemia
8. Thyfoid
9. Dengue Fever
10. Sepsis

1. DIABETES Melitus

Definisi
Dm merupakan suatu kelainan metabolic didarah, yang ditandai dengan adanya
hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulin atau defek kerja insulin atau
keduanya (WHO, 2011).
Konsepnya adalah defisiensi insulin berarti ada gangguan dari insulin.
Epidemiologi
diperediksi tahun 2045 Indonesia masih akan menduduki 10 besarnya.
Klasifikasi Etiologi, ada 4 yaitu :
- Tipe 1 : Destruksi sel beta, umunya menjurus ke definisi insulin absolut : Autoimun dan
idiopatik.
- Tipe 2 : Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulindisertai defisiensi insulin
relative sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin
- Tipe lain : defek genetic fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin, penyakit eksokrin
pancreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang
jarang, sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM
- DM Gestational

Berikut ini merupakan perbedaan antara DM Tipe 1 dan 2\

Biasanya pada DM Tipe 1 itu pada usia-usia remaja atau adolescence karena terjadi
gangguan atau kerusakan dari sel Beta pancreas yang mengakibatkan produksi insulin
sama sekali tidak ada.

Sedangkan pada DM Tipe 2 pada usia 40 atau diatas 50 tahun atau geriatric. Karena pada
konsepnya dia adalah resistensi dari insulin. Jadi si pancreas itu masih mengeluarkan
insulin. Dimana insulin itu fungsinya untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Artinya si
insulin sudah malas untuk bekerja. Malasnya DM Tipe 2 itu terkait dengan metabolic
sindrom. Metabolik sindrom itu seperti obesitas, Lingkar perut diatas 90 cm, hipertensi,
peningkatan glukosa.

DM itu penyebabnya selain karena factor DM Tipe 1 seperti gaya hidup itu juga ada
penyebab lainnya juga contoh pemakaian obat-obatan seperti pil KB, NSAID jangka
panjang, steroid dosis tinggi itu juga bias menyebabkan resistensi insulin yang
menyebabkan nanti berkemang menjadi DM atau merangsang terjadinya hiperglikemik.

Untuk menegakkan diagnosanya selain dari keluhan klasik juga keluhan kliniknya harus
melihat dari glukosa itu sendiri.
Algoritma Diagnostik DM

Kecurigaan adanya DM maka perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti :

Keluhan klasik DM:

- Polliuria
- Polidipsia
- Polifagia
- Penurunan BB yang tidak dapat di jelaskan sebabnya

Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal (bias di lipatan-lipatan badan , mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita atau luka yang tidak
sembuh-sembuh .

Catt. Kalo pada keluhan klasik seperti itu biasanya diikuti dengan peningkatan dari Gula
Darah Serum. Kalo GDP nya > 126 dengan kriteria keluhan klasik maka sudah bias
didiagnosa dengan DM. Atau jika keluhannya klasik tapi kalo gula darah swaktu (missal 1
jam sebelumnya pasien sudah makan) dan didapatkan GDS nya > 200 itu termasuk kriteria
DM. Atau bias juga lakukan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Terganggu), tapi itu biasanya tidak
nyaman karena pasien disuruh minum 75 gram glukosa dan langsung di cek kental sekali
atau TTGO di cek setelah 2 jam >200 maka bias curiga DD. DM.

Catt. DM itu ada DM dengan kegawatan, yaitu : KAD, HHS dan Hipoglikemia

2. CHF ( Congestif Heart Failure )

CHF adalah suatu sindrom klinik komplek yang diakibatkan oleh kerusakan structural atau
fungsional jantung dalam gangguan pengisian ventrikel atau ejeksi darah sehingga kegagalan
jantung dalam memompa darah itu mengakibatkan kegagalan kebutuhan metabolism
jaringan. Secara singkat CHF atau pompa jantung itu sangat melemah. Alat pompa jantung
disebut ekokardiografi. Persentase normal yaitu sekitar diatas 58%. Jika kurang dari itu
biasanya sudah terjadi kegagalan sirkulasi. Jadi bila jantung tidak kuat memompa maka
akhirnya oksigen tidak akan masuk ke jaringan.

Jaringan mana yang rentan terhadap kegagalan perfusi dari heart failure, yaitu : otak, paru,
ginjal. 3 orag tersebut sangat2 mudah untuk terganggu karena kegagalan dari perfusi jaringan
akibat heart failure itu sendiri.

Penyebab dari CHF : biasanya multipatologis. Biasanya kalo udah CHF suatu enstate dari suatu
penyakit kronis yang lain atau komorbid yang lain seperi obesitas, CAD (Coroner Artery
Disease), penyakit katup jantung, hipertensi, penyakit jantung bawaan, kardiomiopati, atau
penyakit paru yang kronis itu yang bias menginisiasi penyakit CHF.

Klasifikasi NYHA

NYHA hanya untuk membantu kita mengetahui derajat dari keparahan suatu CHF.

Kelas I : Tidak ada hambatan aktivitas fisik, aktivitas fisik sehari-hari tidak menyebabkan
dyspnea, kelelahan atau palpitasi.
Kelas II : Aktivitas fisik sedikit terbatas, melakukan aktivitas fisik secara normal
menyebabkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, serta angina pectoris (mild CHF)
Kelas III : Aktivitas fisik sangat terbatasi, melakukan aktivitas fisik sedikit saja mampu
menimbulkan gejala yang berat (moderate CHF)
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik apapun, bahkan dalam keadaan istirahat mampu
menimbulkan gejala yang berat (severe CHF)

Untuk Patofisiologisnya ini sebenarnya sangat kompleks. CHF itu selain di perantarai dengan
factor mekanik juga pengaruh hormonal juga berpengaruh terhadap pemberatan dari Heart
Failure. Jadi table ini menggambarkan penurunan dari Cardiac Output ini sifatnya bias akut dan
kompensasi. Jadi pasien yang heart failure itu sbeenarnya bias sembuh, bias mengalami
pengurangan gejala Tapi bias juga terjadi eksaserbasi.

Jadi untuk mendiagnosa suatu CHF tentu harus ada urutannya seperti dari anamnesis, Pemfis
dan penunjang.

Pada anamnesis pasien yang mengalami CHF ini sebagian besar pasien merasa sesak
nafas.
Sesak nafas : mendadak, pada posisi tidur terlentangterutama malam hari
Rasa lelah dapat terjadi saak aktivitas maupun istirahat
Batuk-batuk tidak produktif terutama posisi baring
Tanyakan juga gejala-gejala nyha
Pada pemeriksaan fisik yang bisa didapatkan adalah :
RR > 24x/menit (takipnea)
Nadi cepat (takikardi) dan lemah (>80x/menit)
JVP meningkat  menggambarkan adanya suatu kegagalan congestif. Ada
udema paru akut
Ronki basah halus  gambaran adanya paru akut
Gallop  bunyi jantung tambahan
CRT (Capillary real test) >2 detik  tetapi sekarang sudah menggunakan alat
SaO2. Jika SaO2 <90 maka curiga adanya kegagalan perfusi jaringan di
pembuluh darah
Pada Pemeriksaan Penunjang
EKG
Rontgen thorax PA
Lab : Hb, Ht, Leukosit, Kreatinin, GDs, elektrolit, CKMB, Troponin T, Natriuretic
peptide, analisa gas darah pada kondisi yang baru
Pulseoxymetry
Echocardiografi (NT pro BNP jika tersedia)
Exercise stress test
Diagnosa Banding
Pneumonia
Asma bronkial akut
PPOK dengan eksaserbasi akut

Kriteria Framingham

Penting mempermudah untuk menegakkan suatu Congestif. Minimal ada 2 kriteria mayor atau
1 kriteria mayor disertai 2 kriteria minor bisa menegakkan suatu Congestif Heart Failure.

Kriteria Mayor

1. Acute lung oedema


2. Kardiomegali
3. Ronkhi paru
4. Hepatojugular refluks
5. Paroximal nocturnal dispneu
6. Gallop S3
7. Distensi vena leher
8. JVP meningkat

Kriteria Minor

1. Edema ekstremitas
2. Batuk malam hari
3. Dispneu d’effort
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
6. Penurunan vital capacity 1/3 dari normal
7. Takikardi (>120x/menit)

3. HIPERTENSI

Definisi

Hipertensi merupakan terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg atau diatolik
>90 mmHg secara persisten. Persisten disini misal pasien datang pertama kali dating ditensi
ternyata tensinya tinggi maka belum bisa kita kasih terapi tetapi mungkin bila pasien
kunjungan kembali masih hipertensi baru bisa dilakukan terapi.

Epidemiologi

tahun 2013 menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 26,5%.

Etiologi

Ada 2 macam

1. Hipertensi Primer
2. Hipertensi Sekunder

Patofisiologi

Patofisiologinya sangat complicated. Bisa penyebabnya karena di ginjal, metabolic di insulin


atau masalah di glomerulus, atau masalah dari renin angiotengsin, atau kelainan di
mineralcorticoid (biasanya diakibatkan oleh penggunaan steroid)  ia bias menyebabkan shift
of Renal Function Curve  Sodium & water retention  ECF atau blood volumenya akan
meningkat  Cardiac outputnya juga akan meningkat  terjadi Autoregulasi  Systemic
Vascular Resistance meningkat  Hipertensi.

Tatalaksana Hipertensi

Hipertensi ada yang gawat da nada juga yang tidak

Kasus-kasus hipertensi yang gawat yaitu hipertensi emergency, maka harus di turunkan MAP
nya segera. Di sebut Hipertensi Emergensi : terjadi jika ada target organ damage. Target Organ
Damage berupa Otak (stroke), Mata (vision loss), Jantung (Heart Failure/heart attack), Ginjal
(Kidney acute injury).
4. CHRONIC KIDNEY DISEASE

Definisi

CKD adalah kerusakan ginjal dan/atau penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR)
kurang dari 60 mL/min/1.73 m2 selama minimal 3 bulan (KDIGO,2012).
Kerusakan ginjal adalah setiap kelainan patologis atau penanda kerusakan ginjal
termasuk kelainan darah, urin atau studi pencitraan.
Catt. Ginjal itu sifatnya kronik dan susah untuk dibalikkan lagi seperti sedia kala sehat

Etiologi

DM
Hipertensi
Glomerulonefritis
Penyakit Ginjal polisiklik
Penyakit sistemik (lupus dan vaskulitis)
Nefrolithiasis
Neoplasma
Idiopatik  tidak diketahui penyebabnya

Epidemiologi

 Prevalensi cukup banyak salah satunya di RSUD Syamsudin.

Patofisiologi

 Penurunan dari jumlah nefron  terjadi adaptive hiperfiltrasi di glomerulus 


Permeabilitas glomerulusnya meningkat dan RAAS meningkat  bisa mengaktifkan
hipertensi. Permeabilitas glomerulusnya meningkat itu akan meningkatkan filtrasi dari
protein dan makromolekul  akibatnya terjadi Nephrotic inflamasi atau remodeling 
dan bisa mengakibatkan Tubulointersisial fibrosis  akibatnya GFR akan menurun, urin
output menurun, dan komplikasi sistemik

Gambaran Klinis

 Sesuai penyakit yang mendasari


 Sindrom uremia. Biasanya pasien2 gagal ginjal itu sudah masuk urenikum (lemah,
letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, udem, neuropatik perifer, pruritus, uremic
frost, kejang hingga koma
 Gejala komplikasi (hipertensi, anemia, heart failure, asidosis metabolic, gangguan
keseimbangan metabolic)

Gambaran Laboratorium

 Sesuai penyakit yang mendasari


 Penurunan fungsi ginjal (GFR menurun, ureum dan kreatinin meningkat). Harus bisa
mengetahui GFR nya berapa. GFR dapat dihitung dengan mencari data dan kreatinin.
 Kelainan biokimiawi darah (Hb menurun, asam urat meningkat, hiper/hypokalemia,
hiponatremia, hiper/hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemi, asidosis metabolic).
Pada gagal ginjal diikuti dengan kekurangan kalium sehingga bisa terjadi hiper kalemia
 Kelainan urinalisis (proteinuria, hematuria, leukosuria,dll). Pada pasien ginjal biasanya
anuri (sama sekali tidak ada urin)

Gambaran radiologis

 Foto polos abdomen  dapat tampak radioopak. Ini untuk mengetahui ada batu atau
tidak
 USG ginjal  untuk mengetahui ada obstruksi atau tidak
 Piografi intervena  jarang dilakukan, karena itu melukai ginjal
 Pielografi antegrad dan retrograde sesuai indikasi.
 Catt. Yang bisa dilakukan untuk mengetahui benar-benar funsgi dari ginjalnya itu
tinggal berapa persen salah satunya adalah planograf. Atau jika ingin mencari
etiologinya maka bisa melakukan biopsy dari ginjal. Biopsi ginjal ini biasanya dilakukan
pada kasus-kasus nefritis lupus untuk mengetahui apakah bisa dilakukan pengobatan-
pengobatan untuk imunosupresannya. Jadi kita membutuhkan data untuk biopsy dari
ginjalnya.

Gagal ginjal kronis stadiumnya ada 5 :

 CHF itu stadiumnya ada 4 berdasarkan NYHA


 CKD itu stadiumnya ada 5

5. TB Paru
Definisi

TB Paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.

Tb terbagi menjadi 2 macam yaitu :

1. TB Paru
TB Paru BTA (+)
TB Paru BTA (-)
2. TB Ekstra paru (disebut juga TB Milier) : dipastikan BTA nya tidak akan + karena dia
penularannya lewat jalur pembuluh darah. Tapi pengobatan baik TB Paru maupun TB
milier sama untuk yang kategori 1 & 2 nya

Epidemiologi

TB itu kasusnya masih banyak di Indonesia

Standar terapi TBC itu intensif 2 bulan. Untuk fase lanjutan tambah 4 bulan. Jadi total
pengobatan itu 6 bulan. Dan kita tidak boleh memberikan fase intensif ¾ bulan karena dapat
menyebabkan mudahnya timbul resistensi dari OAT itu sendiri.

Klasifikasi TB berdasarkan Riwayat pengobatan sebelumnya

 Kasus baru
 Kasus pindahan dari tempat lain
 Kasus gagal
 Kasus kronik

Gejala klinis :

- Gejala respiratorik : batuk >3 minggu, batuk darah, sesak nafas


- Gejala sistemik : demam, malaise, keringat malam, anoreksia

Pemeriksaan fisik

- Ditemukan suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basar, tanda-
tanda penarikan paru
- Jika terdapat efusi pleura  perkusi pekak, suara napas melemah
- Jika terdapat limfadenitis tuberkulosa  pembesaran KGB di daerah leher/ketiak

Pemeriksaan Lab
- Sputum BTA
- Kultur, pewarnaan ziel nelsen
- LED

Pemeriksaan Radiologi

- Foto thorax PA dengan atau tanpa lateral


- Curiga Lesi TB Aktif :
 Bayangan berawan/nodulardi segmen apical dan posterior lobus atas paru
dansegmen posterior bawah
 Kaviti biasanya lebih dari 1
 Bayangan bercak milier Efusi pleuma unilateral

6. Pneumonia

Merupakan infeksi akut parenkim paru yang meilputi alveolus dan jaringan interstitial.

Epidemiologi

 Banyak terjadi pada anak-anak terutama pada anak-anak usia 1-4 tahun, pada dewasa
>45 tahun, pada perokok
 Menurut RISKESDAR 2013 period prevalensi dan prevalensi pneumonia sebesar 1,8 %
dan 4,5%

Macam2 Pneumonia dibagi berdasarkan pertama kali atau secara epidemiolohginya:

1. Hospital Acquaired Pneumonia (HAP)  biasanya terkena infeksinya itu pada saat di
rumah sakit. Ada early onset, dll.
2. Community Acquaired Pneumonia (CAP)  pneumoni yang ada di masyarakat (sering
ditemukan). Biasanya masih bisa diobati dengan antibiotic-antibiotik oral. Kecuali jika
sudah berat gradnya. Dia ada 4 grade dan masih2 grade itu ada scoringnya itu untuyk
mengetahui derajat keparahannya. Kalo masih CAP 1-2 itu masih seperti ISPA biasa.
Tapi klao sudah 3-4 itu membutuhkan rawat inap, injeksi antibiotic, gagal napas yang
harus membutuhkan ventilator
3. Pneumonia Aspirasi

Etiologi

- Bisa karena bakteri, virus, jamur

Anamnesis
- Demam
- Batuk produktif
- Sesak
- Nyeri dada

Pemeriksaan fisik

- Takipneu
- Retraksi dada
- Suara napas bronkovesikuler/bronkial
- Perkusi redup

Pemeriksaan penunjang

*Pemeriksaan Penunjang

- Lukosit meningkat

- LED meningkat

- Pem.kultur dan pewarnaan gram sputum

*Pemeriksaaan Radiologi

- Foto thorax PA/lateral  tampak infiltrate hingga konsolidasi khasnya air bronchogram

7. ANEMIA

Definisi

- Kurangnya jumlah eritrosit/HB dari nilai normalnya (N:>10)

Etiologi

- Karena kelainan pembentukan eritrosit  karena kelainan sumsum tulang, Ada


gangguan supresi sumsum tulang, Bisa karena pasien2nya dilakukan kemo, Ada anemia
penyakit kronis yang bisa menyebabkan anemia
- Peningkatan destruksi sel darah merah :anemia hemolitik
- Perdarahan : Akut, kronis

Klasifikasi anemia berdasarkan morfologinya


Anemia Makrositik :

- MCV > 100


- Biasanya di tengah
- Pada keadaan : peningkatan retikulosit, Def. asam folat
- Leukimia akut

Anemia normositik

- MCV normal (80-100)


- Pada keadaan : CKD, perdarahan akut, penyakit sickell cell

Anemia mikrositik

- MCV < 60
- Pada keadaan : anemia def. besi
- Anemia penyakit kronis

Gejala klinis :
- Sesak napas
- Lemas
- Jantung berdebar-debar
- Syok, sinkop hingga kematian
Anamnesis
- Riwayat perdarahan atau trauma
- Riwayat transfuse
- Konsumsi obat-obatan
- PPenilaian status nutrisi
Pemeriksaan fisik
- Takikardi
- Anemia
- Ikterus
- Kuku rapuh
Pemeriksaan Lab
- CBC
- Hitung retikulpsit
- Pemeriksaan morfologi sediaan apus darah tepi

8. Typhoid fever

Definisi

Demamnya rata2 sudah 6 hari. Gejalanya khas ada trianya :demam, nyeri kepala, gangguan
intestinal (bisa konstipasi atau diare). Itu tergantung dari titer mana yang mengenainya

Etiologinya

Tifoid itu penyebabnya karena fecal oral. Karena memakan makanan yang terkontaminasi dari
salmonella typii

IgM  bisa mengetahui akutnya bisa 7 hari bisa +

IgA  untuk mengetahui dulu bisa kena tifoid

Gold standar  Mengkultur dari gall bladdernya

9. DENGUE FEVER

Definisi

- Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan beberapa macam virus
dengue : DEN-1, DEN 2, DEN 3, DEN 4

Epidemiologi
- Dengue ini merupakan penyakit virus nyamuk yang cepat menyebarnya
- Indonesia merupakan daerha endemis dengue

Perbedaan antara DD dan DBD : DBD terdapat kebocoran plasma yang mulai terlihat pada hari
ke 3 dan puncaknya terjadi umumnya pada hari ke 5

Plasma leakage :

- Hematokrit meningkat 10-20%


- Disertai turunnya hitung trombosit

Sebelum terjadi plasma leakage dehidrasi seharusnya kita sudah bisa mencegahnya

Alur diagnose

- Pasien dating, kemudian demam. Demamnya mendadak. Misal hari pertama


demamnya tinggi, ada perdarahan minimal, gusi berdarah, nyeri kepala, nyeri orbita,
nyeri otot
- Jika uji bending (tourniquet test) biasanya +

Jika pasien curiga sudah plasma licage maka harus di rawat inap, intravena penghitungan
cairan yang bagus

10. SEPSIS

Merupakan kasus2 bakteri infeksi yang menimbulkan komplikasi. Sepsis itu selalu diawali
dengan SIRS.

Sirs itu berupa:

- Suhunya >38 derajat atau hipertermi <36


- Nadinya >90x/menit
- RR bisa meningkat >20x/menit
- pCO2 nya bisa menurun <32
- Bisa leukositosis atau leukopenia

Untuk mendiagnosia sepsis harus menemukan sumber infeksinya. Kalo hanya menemukan SIRS
sebagai sumber infeksi maka tidak bisa menduga Sepsis

Derajat-derajat sepsis
- Sepsis ringan
- Sepsis berat
- Shock sepsis

Kalo lebih dari shock sepsis bisa menyebbakan MCOS

Anda mungkin juga menyukai