Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Pneumonia adalah radang parenkim paru dimana asinus berisi cairan dan sel

radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang kedalam rongga interstitium. 1

Pneumonia merupakan urutan kedua setelah diare penyebab utama kematian pada

anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia. Diperkirakan ada sekitar 1,8 juta atau 20%

dari kematian anak diakibatkan oleh pneumonia, melebihi kematian dikarenakan

AIDS, malaria dan tuberkulosis. Riset kesehatan dasar (RISKERDAS) melaporkan

bahwa kejadian pneumonia mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 2,1%

menjadi 2,7% pada tahun 2013, dengan angka kematian yang cukup tinggi pada tahun

2007 sebesar 15,5%. Berdasarkan Riset Kesehatan dasar (RISKERDAS) tahun 2018

pravelensi pneumonia di Kalimantan Selatan mengalami penurunan pada tahun 2013

sebesar 6% menjadi 4% pada tahun 2018.2

Penyebab dari pneumonia adalah bakteri, virus, jamur, pajanan bahan kimia,

atau kerusakan fisik dari paru-paru, maupun pengaruh tidak langsung dari penyakit

lain. Bakteri penyebab tersering di RSUD Ulin Banjarmasin dibagi bedasarkan usia

penderita. usia 0-20 hari bakteri tersering adalah Escherichia Colli, Group B

streptococci dan Listeria Monocytogenes, usia 3 minggu- 1 bulan bakteri dan virus

tersering adalah Clamydia Trachomatis, streptococcus pneumoniae, respiratory

syncytial virus, influenza virus, para influenza virus 1&3 dan adenovirus, usia 4

bulan-5 tahun bakteri dan virus tersering adalah streptococcus pneumoniae,

chlamydia pneumoniae, mycoplasma pneumoniae, respiratory syncytial virus,


influenza virus, parainfluenza virus, rhinovirus, adenovirus, dan measles virus, usia 5

tahun- remaja bakteri penyebab tersering adalah chlamydia pneumoniae, mycoplasma

pneumoniae dan streptococcus pneumoniae.1

Pneumonia ditandai dengan gejala batuk, kesulitan bernafas seperti nafas

cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. 1 Banyak faktor yang dapat

berpengaruh terhadap meningkatkan kejadian pneumonia pada balita, baik dari aspek

individu anak, perilaku orang tua (ibu), maupun lingkungan.1

Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur (U), berat badan (BB) dan

tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB), variable BB dan TB/PB anak balita

disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB.2

Gizi buruk adalah keadaan klinis akibat tidak terpenuhinya kebutuhan protein

dan energi, karena asupan yang kurang atau kebutuhan atau keluaran yang meningkat

atau keduanya secara bersamaan. Bisa dikatakan gizi buruk apabila terdapat gejala

klinis wasting atau sangat kurus dan berat badan menurut panjang badan atau tinggi

badan (weight for height) <-3 z score atau < 70% dengan atau tanpa edema atau

mempunyai lingkar lengan atas (LILA) <115 mm. Gizi buruk secara klinis terdapat

dalam 3 bentuk, yaitu : kwashiorkor, marasmus, dan marasmik-kwasiorkor.1

Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut

panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Grafik
pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak

kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.1

Makanan yang tidak adekuat, akan menyebabkan mobilisasi berbagai

cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup, dimulai

dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak serta protein

dengan melalui proses katabolisme.1

Berdasarkan riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2007, 2010 dan tahun

2013 prevalensi sangat kurus berdasarkan berat badan dan panjang badan (BB/TB)

mengalami penurunan sebesar 0,9% pada tahun 2009 ke tahun 2013. Berdasarkan

riset kesehatan dasar (RISKERDAS) tahun 2018 prevalensi balita gizi buruk

mengalami penurunan sebesar 1,8% pada tahun 2013 ke 2017. 4

Dalam keadaan tertentu dimana berat badan dan tinggi badan atau panjang

badan tidak dapat dinilai dengan akurat, misal terdapat edema anasraka,

organomegali, spondilitis atau kelainan tulang, dan sindrom tertentu maka gizi

ditentukan dengan parameter lain misalnya lingkar lengan atas (LILA), pada anak

berusia 1-5 tahun, LILA sudah dapat menunjukkan status gizi, dengan interpretasi

LILA <11,5 cm adalah gizi buruk, LILA 11,5-13,5 cm adalah gizi kurang dan LILA

>13,5 cm merupakan gizi baik.1,3


Berikut pada laporan kasus ini dilaporkan suatu kasus pada anak berusia 1

tahun 4 bulan dengan diagnosis pneumonia dan gizi buruk tipe marasmik yang di

rawat di bangsal anak RSUD Ulin Banjarmasin.

DAPUS :

1. Departemen Ilmu Kesehatan anak. 2017. Panduan Praktik Klinis Pediatri.

Yogyakarta. Oceania press

3. Latief Abdul., Tumbelaka Alan R., Matondang Cory S. dkk. 2017. Pemeriksaan

klinis pada bayi dan anak. Jakarta. Sagung seto

4. RISKERDAS. 2018. Hasil utama riskerdas 2018. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai