Anda di halaman 1dari 2

EFEK DAMPAK EKONOMI DARI GREEN ECONOMY PASCA COVID-19

MOH. KHARRO(2202210287)
JURUSAN MANAJEMEN, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, Uniersitas Bahaudin Mudhary Madura
Jln. Raya lenteng No.10 Batuan sumenep madura

1. Dampak green economy bagi Pertumbuhan ekonomi


Dampak pertumbuhan ekonomi juga perlu diukur bagi masyarakat di masa mendatang. Seperti yang
kita ketahui, pertumbuhan ekonomi akan menjadi peran penting bagi kemajuan negara indonesia
mendatang. Pengukuran dampak ekonomi terhadap lingkungan sangat penting dilakukan, mengingat
lingkungan telah menyediakan berbagai sumber daya yang dapat mendukung produksi barang dan jasa
bagi masyarakat. Salah satu cara untuk mengetahui dan menindak lanjuti dampak pertumbuhan ekonomi
indonesia dimasa mendatang dengan cara menerapkan konsep green economy. Gagasan pertumbuhan
hijau tepat karena mengacu pada peningkatan kegiatan ekonomi dengan tetap menjaga efisiensi
konsumsi sumber daya alam dan meminimalkan dampak berbahaya dari kegiatan ekonomi terhadap
lingkungan hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah dan masyarakat memulihkan dan bangkit dari
keterpurukan pasca COVID 19. Konsep ekonomi hijau bukanlah hal baru, pada tahun 1984 oleh pearce,
Markandya, dan Barbier dalam bukunya “Blueprint for a Green Economy”. Dalam buku tersebut ekonomi
hijau didefinisikan sebagai sistem kegiatan ekonomi yang terkait dengan produksi ,distribusi dan konsumsi
barang dan jasa yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang tanpa
membuat generasi mendatang menanggung resiko lingkungan dan kelangkaan ekologis yang signifikan
khususnya bagi masyarakat indonesia. Untuk menciptakan green economy indonesia yang rendah karbon,
pemerintah memiliki target net zero emission atau nol emisi karbon pada tahun 2060 mendatang.
Program tersebut membutuhkan biaya Rp.28.223 trilliun. Kebutuhan dana tersebut paling banyak dari
sektor transportasi dan energi yang mencapai Rp.26.602 trilliun. Dengan adaanya green economy
indonesia dapat memaksimalkan pemanfaatan SDA (Sumber Daya Alam) yaitu, gelombang laut, panas
bumi, bioenergi, air, angin, dan panas matahari. Untuk mengoptimalkan energi terbarukan, pemerintah
telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan cara bekerja sama dengan instusi instusi tertentu
yang mahir dalam mengolah pemanfaatan SDA tersebut untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan
maksimal.
Melalui proses tersebut pemerintah akan mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pada pasal 3 ayat 1 menteri harus menyusun percepatan pengakhiran operasional PLTU. Peta jalan yang
dimaksud adalah pengurangan emisi gas rumah kaca PLTU. Perceatan pengakhiran operasional PLTU dan
keselarasannya dengan kebijakan lainnya. Selain lingkungan, green economy indonesia juga memiliki
manfaat diberbagai aspek. Konsep ini terbukti terealisasi dan dapat merasakan berbagai manfaatnya saat
ini bagi masyarakat diantaranya :
1. Lapangan kerja bertambah
Menurut kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bappenas, investasi pada green
economy mampu menciptakan lapangan kerja . artinya pemerintah dalam hall ini mampu mengatasi
permasalahan yang ada seperti meningkatnya penganguran dan menyusutnya pendapatan ekonomi . hal
tersebut karena pekerjaan pekerjaan-pekerjaan di sektor hijau dinilai lebih menggunakan tenaga kerja
manusia.
2. Mengurangi limbah
Dengan green economy, limbah akan berkurang sebesar 18 persen hingga 52 persen dibandngkan bisnis
konvensional pada tahun 2018. Dengan begitu green economy berkontribusi menurunkan emisi gas ruma
kaca (GRK) Sebesaar 126 juta Ton karbon dioksida.
3. Ketahanan pangan lebih stabil
Dengan adanya green economy Indonesia dapat membuat ketahanan pangan nasional lebih baik lagi.
transisi green economy berjalan dengan baik membuat ketahaan pangan lebih stabil dari sebelumnya
karena perubahan iklim yang negatif terhadap hasil tani maupun laut dapat dicegah.

4. Meningkatkan produk domistik


Berdasarkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, selain membuka
lapangan kerja baru , green economy juga dapat meningkatkan Produk Domistik Pruto (PDB) Indonesia
hingga sekitar RP. 539 Trilliun sampai 638 trilliun.

DAFTAR PUSTAKA
A.K., N., & Setiawan, N. (2021). Review Program Pemulihan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Anggaran Dan
Keuangan Negara Indonesia, 3(1).
Aidt. (2010). Green Taxes : Refunding Rules and
Lobbing. J. Environ. Econ. Manag, 31–43.
Aminata, J. (2022). The Analysis of Inclusive Green Growth In Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan,
23(1).
Anwar .A. (2018). Pendidikan, Kesehatan dan Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia: Pendekatan Model
Panel Dinamis. Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 19(1), 50–60.
BAPPENAS. (2019). Low Carbon Development : A
Paradigm Shift Towards a Green Economy.
BPS. (2022). Gini Ratio Market 2022. Economic. (2020). Bilateral Trade By Product.

Anda mungkin juga menyukai