Anda di halaman 1dari 4

BAB III

IDENTIFIKASI ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI


NILAI DASAR PNS
A. Identifikasi Isu
Sebagaimana telah dikemukakan pada latar belakang, teridentifikasi 5
isu kontemporer dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas yang perlu
dianalisis. Isu kontemporer dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai prosedur
pelayanan rujukan berjenjang di RSUD Kota Kotamobagu
2. Belum optimalnya penggunaan clinical pathway sindrom dyspepsia di
RSUD Kota Kotamobagu
3. Masih kurangnya sosialisasi tenaga medis kepada keluarga pasien
tentang pemilahan sampah di RSUD Kota Kotamobagu
4. Masih kurangnya pengisian Rekam Medik di RSUD Kota Kotamobagu
5. Masih kurangnya sosialisasi pendaftaran rawat jalan online di RSUD
Kota Kotamobagu
Analisis isu kontemporer dilakukan dengan menggunakan metode
APKL (Aktual, Problematik, Khalayak, dan Layak). Analisis dengan APKL
dilakukan menunjukkan isu dari dari sudut: 1) aktualnya, bahwa isu
tersebur benar-benar terjadi; 2) khalayanya, bahwa isu tersebut
menyangkut atau terkait banyak khalayak; 3) problekatiknya, bahwa isu
tersebut banyak masalah; dan 4) layaknya, bahwa isu tersebut layak
untuk diselesaikan. Metode APKL digunakan untuk memberi peringkat
dengan skala Likert (skor 1-5).
Penjelasan penggunaan skala Likert pada APKL adalah sebagai
berikut:
Aktual:
5 = sangat aktual
4 = Aktual
3 = Cukup aktual
2 = kurang aktual
1 = tidak actual
Problematik:
5 = sangat problematik
4 = problematik
3 = cukup problematik
2 = kurang problematik
1 = tidak problematik
Khalayak:
5 = sangat banyak khalayak
4 = khalayak
3 = cukup khalayak
2 = kurang khalayak
1 = tidak ada khalayak
Layak:
5 = sangat layak
4 = layak
3 = cukup layak
2 = kurang layak
1 = tidak layak
Hasil analisis isu dengan penilaian APKL dengan skala Likert (skor 1-
5) adalah sebagaimana Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Identifikasi Isu dengan Teknik APKL
No ISU KONTEMPORER A P K L SKOR RANKING
1 Kurang optimalnya 4 3 2 3 12 IV
sosialisasi kepada
masyarakat mengenai
prosedur pelayanan
rujukan berjenjang di
RSUD Kota Kotamobagu
2 Belum optimalnya 4 4 4 3 15 I
penggunaan clinical
pathway sindrom
dyspepsia di RSUD Kota
Kotamobagu
3 Masih kurangnya 3 3 3 4 13 III
sosialisasi tenaga medis
kepada keluarga pasien
tentang pemilahan
sampah di RSUD Kota
Kotamobagu
4 Masih kurangnya 4 4 3 3 14 II
pengisian Rekam Medik
di RSUD Kota
Kotamobagu
5 Masih kurangnya 2 3 2 2 9 V
sosialisasi pendaftaran
rawat jalan online di
RSUD Kota Kotamobagu
Hasil analisis isu kontemporer dengan mengunakan APKL
menghasilkan tiga isu dominan dengan ranking I, II, dan ranking III. ketiga
isu tersebut yakni:
1. Belum optimalnya penggunaan clinical pathway sindrom dyspepsia di
RSUD Kota Kotamobagu;
2. Masih kurangnya sosialisasi tenaga medis kepada keluarga pasien
tentang pemilahan sampah di RSUD Kota Kotamobagu; dan
3. Masih kurangnya pengisian Rekam Medik di RSUD Kota Kotamobagu

.
B. Penetapan Isu
Ketiga isu hasil analisa dengan APKL perlu dilakukan analisis lebih
lanjut untuk penetapan itu terpilih. Penetapan isu dilakukan dengan
menggunakan USG (Urgency, Seriousness, Growth). Teknik USG
dilakukan juga dengan penilaian menggunakan skala Likert (1-5).
Penjelasan penggunaan skala Likert pada USG adalah sebagai
berikut:
Urgency:
5 = sangat urgen
4 = urgen
3 = cukup urgen
2 = kurang urgen
1 = tidak urgen
Seriousness:
5 = sangat serius
4 = serius
3 = cukup serius
2 =kurang serius
1 = tidak serius
Growth:
5 = sangat berkembang
4 = berkembang
3 = cukup berkembang
2 = kurang berkembang
1 = tidak berkembang
Hasil penetapan isu dengan menggunakan USG dapat dilihat oada Tabel
2 berikut
Tabel 2. Penetapan Isu dengan Teknis USG
No ISU KONTEMPORER U S G SKOR RANKING
1 Belum optimalnya 5 5 3 13 I
penggunaan clinical
pathway sindrom dyspepsia
di RSUD Kota Kotamobagu
2 Masih kurangnya sosialisasi 3 3 3 9 III
tenaga medis kepada
keluarga pasien tentang
pemilahan sampah di RSUD
Kota Kotamobagu
3 Masih kurangnya pengisian 4 4 4 12 II
Rekam Medik di RSUD Kota
Kotamobagu
Dari hasil USG, isu terpilih adalah “Belum optimalnya penggunaan clinical
pathway sindrom dyspepsia di RSUD Kota Kotamobagu”

Anda mungkin juga menyukai