LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Masalah
No Analisis eksplorasi
yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Kurangnya Kajian literatur Analisis eksplorasi
motivasi penyebab masalah
belajar Winata (2021) menyatakan, bahwa konsentrasi serta motivasi belajar peserta
peserta didik. motivasi belajar sangat berarti untuk peserta didik dalam didik rendah disebabkan
proses pembelajaran, sebab semakin besar konsentrasi oleh:
dan motivasi dalam pembelajaran maka akan semakin a. Model pembelajaran
baik pula hasil belajarnya yang didapatkan. yang diterapkan
Winata, I Komang. (2021). Konsentrasi dan pendidik kepada
Motivasi Belajar Peserta didik Terhadap peserta didik di dalam
Pembelajaran Online Selama Masa Pandemi proses pembelajarn di
Covid-19 di SMAN 2 Mendoyo. Jurnal Komunikasi dalam kelas bersifat
Pendidikan, Vol.5, No.1 (2021), pp 13-24. monoton, dan tidak
http://www.journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik menarik.
b. Peserta didik jarang
Yusuf (2022), menyatakan pembelajaran daring turut ikut terlibat dalam
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, jika dalam proses pembelajaran di
pembelajaran tatap muka/luring guru menciptakan dalam kelas.
suasana kelas kondusif untuk menjaga motivasi belajar c. Peserta didik
peserta didik agar pembelajaran dapat tercapai karena menganggap belajar
iklim kelas memiliki pengaruh yang signifikan dengan materi matematika
motivasi belajar peserta didik, namun dalam kondisi tidak terlalu diperlukan
pembelajaran online menyebabkan guru kesulitan untuk dalam dunia usaha.
mengontrol dan menjaga iklim belajar karena terbatas
dalam ruang virtual, kondisi ini mempengaruhi hasil
belajar peserta didik.
Yusuf, Reza Fathuddin. (2022). Analisis Faktor
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar peserta
didik dalam Pembelajaran Online. JIIP-Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan(2614-8854).
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id
Hasil wawancara
Anisa putri, S.Pd. (Guru Matematika / Mahasiswa
Pasca Sarjana Matematika FKIP UNRI)
Motivasi belajar dipengaruhi oleh :
1. suasana belajar di kelas
2. media pembelajaran yang digunakan pendidik
3. materinya menyenangkan
4. model yang digunakan pendidik dalam proses
pembelajaran di kelas.
Hasil wawancara
Antoni S.S, B.Ed, M.Pd. (Kepala Sekolah SMP
Darma Yudha Pekanbaru)
Motivasi belajar dipengaruhi oleh :
Internal : dari diri peserta didik itu sendiri, apakah ada
kesadaran bahwa pentingnya untuk masa depan?
Eksternal : guru yang dalam proses pembelajaran ada
memberi reward/stimulus, dari orang tua apakah ada
reward/stimulus yang diberikan kepada anak, dan dari
teman.
Hasil wawancara
Jose Hasibuan, S.Pd, M.Sc. (Mahasiswa Doktoral
Jurusan Pengembangan Kurikulum. UPI)
Motivasi belajar dipengaruhi oleh :
Internal : apakah peserta didik niat mengikuti
pembelajaran hari itu, apakah belajar matematika
merupakan pembelajaran kesukaannya?
Eksternal : berkaitan dengan kesehatan peserta didik saat
mengikuti pemebelajaran di dalam kelas, pendidik ,
maupun kondisi keluarga dari peserta didik.
Nama : Jerry Tua Simanjuntak
No. UKG : 201502973185
Hasil wawancara
Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc (Dosen
Matematika FKIP UNIMED / Konsultan Pendidikan
/ Mahasiswa Doktoral UNIMED)
Motivasi belajar dipengaruhi oleh :
Internal : dari diri peserta didik itu sendiri, apakah
mereka sudah ada cita-cita yang membuat mereka
termotivasi ke sana.
Eksternal : berkaitan dengan lingkungan keluarga peserta
didik, lingkungan di rumah atau sekolah, ekonomi, dan
dukungan orang tua.
Nama : Jerry Tua Simanjuntak
No. UKG : 201502973185
2. Kemampuan Kajian literatur Analisis eksplorasi
peserta didik penyebab masalah
dalam Muhali (2019) mengatakan kompetensi yang dicapai kemampuan peserta didik
berfikir kritis dalam pembelajaran abad 21 antara lain adalah dalam berfikir kritis
matematis. kemampuan untuk berpikir kritis, logis, kreatif, matematis rendah
kolaborasi, komunikasi, mampu menguasai teknologi disebabkan oleh :
informasi dan juga komunikasi. Salah satu tujuan 1. Kebiasaan pendidik
pembelajaran matematika yang harus ditingkatkan memberi masalah
adalah kemampuan berpikir kritis agar dapat berkaitan dengan
menganalisis masalah dengan baik, berpikir secara berfikir kritis
sistematis, dan mampu menyampaikan pendapat dan matematis
pengambilan keputusan yang tepat 2. Peserta didik yang
Muhali. (2019). Pembelajaram inovatif abad 21. menganggap bahwa
Jurnal penelitian dan pengkajian ilmu pendidikan : e- belajar matematika
Saintika, 3(2), 25-50. DOI: Menara Ilmu, 11(74). tidak terlalu penting
https://doi.org/10.36312/e-saintika.v3i2.126. dalam kehidupan
sehari-hari.
Rabani (2014) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah
keharusan dalam usaha menyelesaikan masalah,
membuat keputusan, menganalisis asumsi-asumsi.
Berpikir kritis diterapkan kepada siswa untuk belajar
memecahkan masalah secara sistematis, inovatif, dan
mendesain solusi yang mendasar. Dengan berpikir kritis
siswa menganalisis apa yang mereka pikirkan,
mensintesis informasi, dan menyimpulkan. Berpikir
kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran
matematika karena matematika memiliki struktur dan
kajian yang lengkap serta jelas antar konsep. Aktivitas
berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal dengan lengkap dan
sistematis.
Rabani. (2014). Perbedaan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematik Siswa Smp Yang Diajar Dengan
Model Pembelajaran Generatif. Jurnal Penelitian
Pendidikan Matematika Volume 2 No. 3.
(http://ojs.uho.ac.id.)
Hasil wawancara
Betty Flamona, S.Pd. (Guru Matematika)
Kemampuan peserta didik dalam berfikir kritis
matematis dipengaruhi oleh :
1. Minat belajar matematika kurang.
2. Disaat pendemi covid-19, siswa hannya belajar online
3. Dasar matematika di saat belajar online masa pandemi
covid-19 tidak serius.
Nama : Jerry Tua Simanjuntak
No. UKG : 201502973185
Hasil wawancara
Antoni S.S, B.Ed, M.Pd. (Kepala Sekolah SMP
Darma Yudha Pekanbaru)
Kemampuan peserta didik dalam berfikir kritis
matematis dipengaruhi oleh minat bakat masing-masing
peserta didik, jika peserta didik berfikir bahwa
matematika itu selalu ada dalam kehidupan sehari-hari,
maka peserta didik akan mengganggap matematika itu
penting.
Hasil wawancara
Jose Hasibuan, S.Pd, M.Sc. (Mahasiswa Doktoral
Jurusan Pengembangan Kurikulum. UPI)
Kemampuan peserta didik dalam berfikir kritis
matematis dipengaruhi oleh proses belajar yang tidak
mengakomodir sampai level C4, seperti menganalisis,
mengevaluasi tidak terbiasa di lakukan di dalam kelas.
Hasil wawancara
Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc (Dosen Matematika
FKIP UNIMED / Konsultan Pendidikan / Mahasiswa
Doktoral UNIMED)
Kemampuan peserta didik dalam berfikir kritis
matematis dipengaruhi oleh adanya kemampuan awal
yang sudah dimiliki peserta didik seperti untuk
mengetahui volume kubus, biasanya peserta didik sudah
harus memahami tentang luas bangun datar.
Nama : Jerry Tua Simanjuntak
No. UKG : 201502973185
3. Kesulitan Kajian literatur Analisis eksplorasi
peserta didik penyebab masalah
dalam Mariani (2018), mengatakan kemampuan membaca kesulitan peserta didik
memahami pemahaman tidak hanya diperlukan peserta didik dalam dalam memahami soal -
soal -soal mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia saja, namun soal yang berkaitan
yang hampir semua mata pelajaran membutuhkan kemampuan dengan pemecahan
berkaitan membaca pemahaman yang memadai, termasuk mata masalah disebabkan oleh:
dengan pelajaran Matematika yang sebagian besar berkaitan a. Penerapan model
pemecahan dengan kegiatan berhitung. pembelajaran oleh
masalah. Mariani, Ani. (2018). Hubungan kemampuan pendidik di dalam
membaca pemahaman dengan kemampuan proses pembelajarn
menyelesaikan soal cerita matematika SD kelas IV pemecahan masalah di
SDN 1 Selebung Ketangga. JIIP-Jurnal Ilmiah dalam kelas kurang
Ilmu Pendidikan (2614-8854). kreatif.
http://eprints.unram.ac.id b. Peserta didik kurang
dilibatkan dalam
Wahyuddin (2016), mengatakan kurangnya keterampilan langkah-langkah
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terutama mengkomunikasikan
dalam menyelesaiakan soal cerita disebabkan berbagai pendapatnya pada
faktor yaitu: siswa kurang menguasai perhitungan, siswa proses pemecahan
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang masalah.
ditandai dengan banyaknya kesalahan-kesalahan yang c. Kurangnya
dilakukan siswa dalam menjawab atau mengerjakan soal- pengetahuan pendidik
soal, dan siswa masih malu dalam mengkomunikasikan terhadap model
gagasannya dan masih ragu-ragu dalam mengemukakan pembelajaran yang
permasalahannya ketika siswa tersebut menghadapi inovatif dalam proses
suatu masalah dalam memecahkan persoalan pemecahan masalah.
matematika. Ketika ada masalah yang disajikan dalam
bentuk lain (tidak sesuai contoh yang diberikan) siswa
masih bingung bagaimana menyelesaikannya. Hal ini
mencerminkan penalaran siswa dalam proses
pembelajaran relatif rendah, siswa belum mampu
menyampaikan atau mengomunikasikan ide atau
pendapatnya. Pendapat yang disampaikan oleh siswa
sering kurang terstruktur sehingga sulit dipahami oleh
guru maupun temannya.
Wahyuddin. (2016). Analisis kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika ditinjau dari
kemampuan verbal. Jurnal Tadris Matematika
(hal.148-160). https://jurnalbeta.ac.id
Hasil wawancara
Petrus Jerry A, S.Si, Gr. (Guru Matematika SMP
Darma Yudha Pekanbaru)
Kesulitan peserta didik dalam memahami soal -soal
yang berkaitan dengan pemecahan masalah di antaranya
:
1. Peserta didik sulit memahami/ mencerna apa maksud
dari soal pemecahan masalah tersebut.
2. Peserta didik masih kesulitan dalam
membuat/mengubah model matematika dari soal
pemecahan masalah.
Hasil wawancara
Antoni S.S, B.Ed, M.Pd. (Kepala Sekolah SMP
Darma Yudha Pekanbaru)
Kesulitan peserta didik dalam memahami soal -soal
yang berkaitan dengan pemecahan masalah di antaranya
kebiasaan peserta didik di dalam kelas
menerima/diberikan soal pemecahan masalah oleh
pendidik, karena akan membangun ranah logika
numerasi. Bisa juga dipengaruhi ada tidaknya
kemampuan bernalar peserta didik.
Hasil wawancara
Jose Hasibuan, S.Pd, M.Sc. (Mahasiswa Doktoral
Jurusan Pengembangan Kurikulum. UPI)
Kesulitan peserta didik dalam memahami soal -soal
yang berkaitan dengan pemecahan masalah di antaranya
kemampuan memahami teks, tidak bisa
mengindentifikasi apa yang diketahui, kurangnya
kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik
untuk menyelesaikan pemecahan masalah, dan di dalam
kelas peserta didik tidak terbiasa memberikan soal-soal
pemecahan masalah .
Hasil wawancara
Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc (Dosen
Matematika FKIP UNIMED / Konsultan Pendidikan
/ Mahasiswa Doktoral UNIMED)
Kesulitan peserta didik dalam memahami soal -soal
yang berkaitan dengan pemecahan masalah di antaranya
Pendidik jarang atau hanya sesekali memberi soal-soal
pemecahan masalah dalam proses pembelajaran di kelas,
sehingga peserta didik sulit memahami dan
menyelesaikan masalah.
Nama : Jerry Tua Simanjuntak
No. UKG : 201502973185
Hasil wawancara
Frenki Gunawan, S.Si, M.Pd Gr. (Pelatih Olimpiade
Matematika)
Faktor yang membuat pembelajaran belum inovatif yaitu
:
1. Sarana dan prasaran proses pembelajaran di dalam
kelas belum mendukung.
2. Faktor ekonomi, misalkan dalam membuat bangun
ruang seperti kubus
3. Kurangnya kemampuan guru mengikuti IPTEK.
4. Faktor alam, daerah tempat tinggal.
Hasil wawancara
Ronald Panggabean, S.Pd. Gr. (Guru Matematika)
Nama : Jerry Tua Simanjuntak
No. UKG : 201502973185
Faktor yang membuat pembelajaran belum inovatif yaitu
:
1. Sarana dan prasaran proses pembelajaran di dalam
kelas belum mendukung.
2. Faktor ekonomi, misalkan dalam membuat bangun
ruang seperti kubus
Hasil wawancara
Antoni S.S, B.Ed, M.Pd. (Kepala Sekolah SMP Darma
Yudha Pekanbaru)
Faktor yang membuat pembelajaran belum inovatif yaitu
kembali kepada pendidik itu sendiri, jika pendidik tidak
mau berkembang, hanya menggunakan ceramah saja di
dalam kelas maka tidak akan terjadi pembelajaran
inovatif. Jadi harus ada kemauan pendidik dalam
berkembang unutk mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil wawancara
Jose Hasibuan, S.Pd, M.Sc. (Mahasiswa Doktoral
Jurusan Pengembangan Kurikulum. UPI)
Faktor yang membuat pembelajaran belum inovatif yaitu
di antaranya faktor peserta didik biasanya tidak paham
tentang pembelajaran inovatif, langkah-langkah atau
sintak, penguasan IPTEK, pengembangan media-media
berbasis digital dan penggunaan tekhnologi.
Hasil wawancara
Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc (Dosen Matematika
FKIP UNIMED / Konsultan Pendidikan / Mahasiswa
Doktoral UNIMED)
Faktor yang membuat pembelajaran belum inovatif yaitu
di antaranya guru tidak mampu mendisain pembelajaran
yang tepat sesuai dengan karakter peserta didik, atau
sesuai karakter materinya. Kemampuan pendidik yang
tidak mampu mengikuti perkembangan zaman saat ini,
yaitu zaman digital native.
Hasil wawancara
Nama : Jerry Tua Simanjuntak
No. UKG : 201502973185
Ronald Panggabean, S.Pd. Gr. (Guru Matematika)
Faktor yang membuat pendidik belum maksimal
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran
yaitu :
1. Pendidik merasa puas dengan proses pembelajaran
selama ini .
2. Pendidik tidak mau mengembangan diri terhadap
perkembangan teknologi saat ini.
3. Pendidik belum banyak mengetahui atau menguasai
media pembelajaran.
Hasil wawancara
Antoni S.S, B.Ed, M.Pd. (Kepala Sekolah SMP Darma
Yudha Pekanbaru)
Faktor yang membuat pendidik belum maksimal
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran
yaitu tersedianya alat tekhnologi, jika tersedia tekhnologi
di sekolah apakah pendidik mau menggunakannya atau
tidak, apakah pendidik punya rasa penasaran untuk
mencoba/menggunakannya?.
Hasil wawancara
Jose Hasibuan, S.Pd, M.Sc. (Mahasiswa Doktoral
Jurusan Pengembangan Kurikulum. UPI)
Faktor yang membuat pendidik belum maksimal
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran
yaitu ketersediaan tekhnologi di lingkunganan sekolah,
pendidik merasa puas dengan menyampaikan materi
pembelajaran dengan ceramah, tulis di papan tulis.
Hasil wawancara
Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc (Dosen Matematika
FKIP UNIMED / Konsultan Pendidikan / Mahasiswa
Doktoral UNIMED)
Faktor yang membuat pendidik belum maksimal
memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran
yaitu dalam hal kemampuan dan kemauan, pendidik itu
sendiri tidak mengerti mengembangkan konsep
teknologi dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Hasil wawancara
Ronald Panggabean, S.Pd. Gr. (Guru Matematika SMP
Darma Yudha)
Faktor yang membuat rendahnya kemampuan literasi dan
numerasi yaitu :
1. Dari pendidik karena tidak memberi waktu untuk
peserta didik literasi membaca dan memahami.
2. Kurangnya bahan literasi, numerasi yang disajikan
kepada peserta didik.
3. Pendidik kurang memberi motivasi kepada peserta
didik untuk berlitersi dan numerasi
Nama : Jerry Tua Simanjuntak
No. UKG : 201502973185
Hasil wawancara
Antoni S.S, B.Ed, M.Pd. (Kepala Sekolah SMP Darma
Yudha Pekanbaru)
Faktor yang membuat rendahnya kemampuan literasi dan
numerasi yaitu pertama di keluarga, apakah orang tua
sering menyuruh anaknya untuk membaca, kedua di
sekolah terutama di dalam kelas saat proses pembelajaran
apakah guru sering memberikan bahan-bahan berupa
bacaan kepada peserta didik,. Kebiasaan guru di dalam
proses pembelajaran di dalam kelas sangat menentukan
kemampuan peserta didik dalam literasi.
Hasil wawancara
Jose Hasibuan, S.Pd, M.Sc. (Mahasiswa Doktoral
Jurusan Pengembangan Kurikulum. UPI)
Faktor yang membuat rendahnya kemampuan literasi dan
numerasi yaitu istilah literasi yaitu membaca, memahami
masih asing bagi peserta didik. Pendidk sendiri biasanya
fokus pada buku tulis pegangan peserta didik dan sudah
terbiasa dengan masalah rutin. Seharusnya setiap guru
mata pelajaran terkait seperti matematika, fisika, biologi,
dan kimia lebih sering berkolaborasi dalam membuat
sebuah masalah literasi numerasi.
Hasil wawancara
Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc (Dosen Matematika
FKIP UNIMED / Konsultan Pendidikan / Mahasiswa
Doktoral UNIMED)
Faktor yang membuat rendahnya kemampuan literasi dan
numerasi yaitu istilah literasi yaitu pendidik masih
menggunakan transfer knowladge , padalah kemampuan
literasi numerasi itu sendiri adalah kemampuan
membaca, memahami, mengolah, dan menganalisis apa
yang dibaca.