Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MONITORING & EVALUASI

PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAHUN 2022


BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
YOGYAKARTA

BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


YOGYAKARTA
KEMENTERIAN SOSIAL
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman yang besar, baik dari
segi wilayah, ekonomi maupun sosial budaya. Sebagai sebuah negara yang
berkembang, Indonesia memiliki tantangan untuk terlepas dari kemiskinan. Data
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia per
September 2021 adalah 26.50 Juta atau 9.71%. Meskipun prevalensi angka kemiskinan
menurun dibandingkan tahun sebelumnya, tapi upaya penanggulangan kemiskinan
masih harus dimaksimalkan.

Strategi Pengentasan Kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah diarahkan


menjadi dua bagian besar. Pertama melindungi keluarga dan kelompok masyarakat
yang mengalami kemiskinan yaitu melalui program Perlindungan Sosial dan Jaminan
Sosial. Kedua, membantu masyarakat yang mengalami kemiskinan dengan
memberdayakan dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Strategi tersebut
selanjutnya dituangkan dalam program yang langsung diarahkan pada penduduk
miskin diantaranya yaitu pengembangan budaya usaha.

Kementerian Sosial RI merupakan salah satu leading sector dalam


penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan budaya usaha atau kewirausahaan
sosial. Upaya percepatan pengentasan kemiskinan melalui pengembangan usaha yang
dilakukan Kementerian Sosial salah satunya yaitu melalui pelatihan vokasional atau
pemberian keterampilan kepada PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) agar
mampu hidup mandiri dan/atau produktif. Pelatihan vokasional dilakukan dengan cara
pengembangan dan penyaluran minat, bakat, potensi, menciptakan aktivitas yang
produktif, akses modal usaha ekonomi, bantuan kemandirian, bantuan sarana dan
prasarana produksi serta mengembangkan jejaring pemasaran.

Terkait dengan program pemberdayaan masyarakat, BBPPKS Regional III


Yogyakarta Kementerian Sosial mengadakan pelatihan bagi Penerima Manfaat.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman seluruh Penerima Manfaat
untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam merintis atau
mengembangkan usaha. Melalui pelatihan tersebut, ditargetkan:

1. Sebanyak 395 Penerima Manfaat PKH/BPNT mengikuti pelatihan pembe


rdayaan masyarakat di tahun 2022 dan sebanyak 1.140 penerima
manfaat menjadi target pelatihan di tahun 2023.
2. Peserta yang telah lulus pelatihan diharapkan memiliki keberanian dan k
eterampilan untuk membuka atau mengembangkan usaha

Dalam kerangka standarisasi pelatihan kesejahteraan sosial dilakukan


pengendalian dan penjaminan mutu. Sistem pengendalian dan penjaminan mutu
diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pelatihan yang telah dilakukan akan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu upaya pengendalian dan penjaminan
mutu terhadap Pelatihan yang telah dilakukan oleh BBPPKS Regional III Yogyakarta
yaitu kegiatan supervisi, monitoring dan evaluasi pelatihan pemberdayaan masyarakat
yang telah dilakukan di tahun 2022 dan akan dilakukan di tahun 2023. Kegiatan ini
dilakukan sebagai upaya untuk melihat sejauhmana efektivitas program pelatihan
Pemberdayaan Masyarakat yang diselenggarakan oleh BBPPKS Regional III Yogyakarta
dan sebagai bahan masukan kebijakan pelatihan di masa mendatang.

B. LANDASAN OPERASIONAL

1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan;


2. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
3. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin;
4. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 39/HUK/2003 tentang Kebijakan dan Progr
am Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesejahteraan Sosial;
5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 6 Tahun 2015 tentang Standarisasi Pendidikan
dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial;
6. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial;
7. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan
Sosial;
8. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Prog
ram Keluarga Harapan;

C. TUJUAN
Kegiatan monitoring dan evaluasi Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat bertujuan
untuk:

a. Memahami bagaimana kontribusi pelatihan pemberdayaan masyarakat terhada


p peningkatan pengetahuan dan keterampilan Penerima Manfaat
b. Mengetahui tingkat keberhasilan (efektivitas dan efisiensi) program pelatihan p
emberdayaan masayarakat yang dilakukan oleh Pusdiklatbangprof baik dari sis
i desain, implementasi, hasil dan dampak.
c. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan selama implementasi, h
asil dan dampak pelatihan
d. Mengidentifikasi langkah keberlanjutan terhadap pelatihan yang telah dilakuka
n sebagai pertimbangan kebijakan pelatihan pemberdayaan masyarakat yang a
kan dilakukan Pusdiklatbangprof

D. PROFIL RESPONDEN
Responden kegiatan monitoring dan evaluasi terdiri dari unsur Alumni Pelatihan
Pemberdayaan Masyarakat sebanyak 6 - 10 orang (dengan jenis usaha yang sama).
Berikut profil responden alumni pelatihan :
No Nama Alamat Kepesertaan Jenis Usaha
(PKH/BPNT/Non PKH-
BPNT)
1 Budiati Dusun BPNT Ternak Itik
Merobok, Pedaging
Gemel,
Jonggat,
Lombok
Tengah
2 Didik Dusun Non PKH/BPNT Ternak Itik
Andria Merobok, Pedaging
Saputra Gemel,
Jonggat,
Lombok
Tengah
3 Mahdi Dusun PKH/BPNT Ternak Itik
Merobok, Pedaging
Gemel,
Jonggat,
Lombok
Tengah
4 Rudi Dusun BPNT Ternak Itik
Aditia Taman Pedaging
Efendi Daye,
Puyung,
Jonggat,
Lombok
Tengah
5 Ana Dusun Non PKH/BPNT Ternak Itik
Pari’ah Taman Pedaging
Daye,
Puyung,
Jonggat,
Lombok
Tengah
6 Sofiatin Dusun Otak BPNT Ternak Itik
Desa, Pedaging
Puyung,
Jonggat,
Lombok
Tengah
7 Parzan Dusun BPNT Ternak Itik
Wadi Lingkung Pedaging
Daye,
Puyung,
Jonggat,
Lombok
Tengah
8 Muliani Dusun Non PKH/BPNT Ternak Itik
Lingkung Pedaging
Daye,
Puyung,
Jonggat,
Lombok
Tengah
9 Ratih Dusun BPNT Ternak Itik
Bunbao Pedaging
Dusun
Lingkung
Daye,
Puyung,
Jonggat,
Lombok
Tengah
10 Sari Ayu Dusun BPNT Ternak Itik
Bunbao Pedaging
Dusun
Lingkung
Daye,
Puyung,
Jonggat,
Lombok
Tengah

A. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Petugas

Petugas monitoring dan evaluasi berupa tim yang terdiri dari 1 – 3 orang yang
memiliki kompetensi atau memahami pelatihan. Adapun petugas tersebut dengan
rincian sebagai berikut :

No Nama dan NIP Pangkat dan Golongan Jabatan

1 Achmad Buchory, MA Penata Tk.I/IIId Widyaiswara

NIP. 198204252010121002 Muda

2 Agus Wiyono Penata/IIIc Widyaiswara

NIP. 197212112006041001 Muda

3 Tito Pinandito - PPNPN

2. Lokasi dan Waktu


Monitoring dan evaluasi Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan minimal
3 (tiga) bulan setelah pelatihan dilaksanakan. Untuk monitoring dan evaluasi
Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan oleh BBPPKS Regional III
Yogyakarta yakni pada :
Lokasi : Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah
Waktu : 08:00 - Selesai

3. Jadwal

Hari/ Waktu Kegiatan PIC


Tanggal

Selasa, 4 14:00 Koordinasi Dinas Sosial Achmad Buchory


April 2023 Lombok Tengah

Rabu, 5 April 08:00 – 17:00 Wawancara dan Agus Wiyono


2023 Monitoring Lapangan
KPM

Kamis, 6 08:00 – 17:00 Pembuatan Video Tito Pinandito


April 2023
4. Pengumpulan dan Analisis Data
a. Sumber Data
Data primer untuk kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan informasi
yang diperoleh dari observasi dan wawancara kepada penyelenggara pelatihan
dan fasilitator/instruktur/narasumber. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari kajian dokumen yang dimiliki oleh penyelenggara pelatihan.
b. Metodologi
Monitoring dan evaluasi Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat bagi SDM
Kesejahteraan Sosial dilakukan dengan metode kuantitatif melalui wawancara
dengan pertanyaan tertutup dan terbuka untuk menggali keterampilan
pemberdayaan masyarakat yang telah diimplementasikan oleh alumni
pelatihan. Pengukuran pada evaluasi ini focus pada pengukuran implementasi
serta dampak pelatihan (level III dan level IV Kirkpatrick Model).
c. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam evaluasi ini dilakukan dengan metode purposive
(convenient) sampling di mana responden evaluasi ditentukan berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan sebagai bagian dari pelaksanaan program
pelatihan. Dalam hal pemilihan responden dengan latar belakang alumni
Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat, yaitu KPM yang telah dilatih minimal 3
bulan setelah pelatihan. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
ini ialah Instrumen Monitoring dan Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat yang
telah ditetapkan oleh Pusdiklatbangprof.
d. Teknik Analisa dan Interpretasi Data
Analisa data dapat dibantu dengan alat uji statistik deskriptif/aplikasi atau
dengan mengkategorisasi jawaban sesuai dengan kelompoknya. Kemudian
dibuat diagram untuk memudahkan dalam menampilkan hasil data. Data lalu
diinterpretasikan atau ditafsirkan agar kesimpulan penting mudah ditangkap.

B. TAHAPAN KEGIATAN
Kegiatan monitoring dan evaluasi Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan
dengan tahapan sebagai berikut :
1. BBPPKS melakukan survei lokasi dan alumni pelatihan yang akan dijadikan lokus
evaluasi;
2. BBPPKS melakukan pengumpulan data kepada alumni pelatihan di lapangan. Pe
ngumpulan data/informasi dilaksanakan secara on site di lokasi/ wilayah
domisili masing-masing alumni pelatihan. Monitoring dan evaluasi dilakukan de
ngan melakukan wawancara kepada alumni pelatihan untuk mengetahui lebih da
lam dampak dari pelatihan;
3. Pemilihan lokasi evaluasi ditentukan dengan mempertimbangkan lokasi yang dij
adikan tempat pelaksanaan pelatihan pemberdayaan masyarakat serta pertimba
ngan teknis lainnya;
4. BBPPKS melakukan pengolahan data hasil evaluasi;
5. BBPPKS menyampaikan hasil pengolahan data dan laporan hasil evaluasi kepada
tim monev pusdiklatbangprof;
6. Penyusunan laporan pada akhir kegiatan.

C. PEMBIAYAAN

Biaya Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat ber


sumber dari anggaran DIPA BBPPKS Regional III Yogyakarta dengan nomor SP DIPA -
027.01.2.690551/2023, tanggal 30 November 2022
BAB II
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS

A. Data Diri Responden

1. Jenis Kelamin

Pelakasanaan Monitoring dan Evaluasi Peserta Diklat Pemberdayaan


Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa Puyung Kabupaten Lombok
Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang. Jenis kelamin peserta diklat
sebagai berikut:

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 4 Peserta

2 Permepuan 6 Peserta

2. Usia

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
memiliki rentang usia sebagai Berikut:

No Usia Jumlah

1 26 - 30 Tahun 5 Peserta

2 31 – 35 Tahun 3 Peserta

3 36 – 40 Tahun 2 Peserta

3. Pendidikan Terakhir

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
berpendidikan terakhir sebagai Berikut:

No Pendidikan Jumlah

1 SD 2 Peserta
2 SMP 6 Peserta

3 SMA 2 Peserta

4. Cluster Usaha

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
memiliki cluster usaha yang seragam yaitu peternakan itik pedaging.

B. Pendapatan Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
memiliki rata-rata pendapatan sebelum dan sesudah pelatihan sebagai berikut:

No Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah


Pelatihan Pelatihan

1 Belum 4 Peserta Belum 0 Peserta


Pendapatan Pendapatan

2 100.000 – 6 Peserta 100.000 – 5 Peserta


500.000 500.000

3 500.000 – 0 Peserta 500.000 – 5 Peserta


1.000.000 1.000.000

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa para peserta diklat pemberdayaan
masyarakat rata-rata memiliki penghasilan dibawah standar kesejahteraan
sosial. Setelah mengikuti pelatihan ada peningkatan pendapatan dari hasil usaha
budidaya itik pedaging. Kenaikan pendapatan dirasakan ke semua peserta
pelatihan.

C. Perizinan Usaha Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
yang memiliki Perizinan Usaha sebagai berikut:
No Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah
Pelatihan Pelatihan

1 Belum Memiliki 10 Peserta Belum Memiliki 9 Peserta


Izin Usaha Izin Usaha

2 Sudah Memiliki 0 Peserta Sudah Memiliki 1 Peserta


Usaha Usaha

Data diatas dapat dijelaskan bahwa untuk kepemilikan izin usaha belum ada
perubahan yang signifikan. Hanya ada 1 peserta yang baru memiliki izin usaha.
Hal ini dikarenkan, peserta masih memiliki jumlah itik yang masih belum banyak
yaitu berkisar 100-150 ekor sehingga menurut mereka belum begitu penting
untuk mengurus perizinan.

D. Pengemasan dan Branding Usaha Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
yang sudah menjalankan pengemasan dan branding terhadap hasil budidaya
itiknya sebagai berikut:

No Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah


Pelatihan Pelatihan

1 Belum Melakuan 10 Peserta Belum Melakuan 7 Peserta


Pengemasan dan Pengemasan dan
Branding Branding

2 Sudah Melakuan 0 Peserta Sudah Melakuan 3 Peserta


Pengemasan dan Pengemasan dan
Branding Branding

Dari data diatas untuk pengemasan dan branding terhadap hasil panen ternak
budidaya itik pedaging memang belum begitu banyak melakukanya. Hal ini
dikarenakan peserta menjual hasil panennya berupa itik hidup kepada supplier
secara langsung. Dari peserta yang sudah membuat branding mereka yang sudah
mengembangkan usaha itiknya menjadi produk kuliner olahan bebek sehingga
mereka melabeling produknya sesuai dengan olahannya yaitu ada bebek asap,
bebek goreng/bakar, dan olahan lainya.

E. Pemasaran Usaha Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
yang sudah menjalankan pemasaran terhadap hasil budidaya itiknya sebagai
berikut:

No Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah


Pelatihan Pelatihan

1 Pemasaran secara 10 Peserta Pemasaran 8 Peserta


offline secara offline

2 Pemasaran Online 0 Peserta Pemasaran 2 Peserta


menggunkan Online
platform menggunkan
marketplace platform
marketplace

Data diatas dapat dijelaskan bahwa peserta diklat pemberdayaan masyarakat


budidiaya itik pedaging sebagian besar memasarkan produknya secara offline
yaitu dijual langsung kepada supplier. Hal ini dikarenakan hasil panen harus
segera dijual lakut cepat dan apabila di jual secara online akan berjalan lama dan
akan menjadi pembengkatan biaya produksi. Peserta yang menjual secara online
mereka yang sudah mengubah hasil panennya menjadi olahan kuliner bebek.

F. Kepemilikan Layanan Perbankan Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
yang sudah memiliki layanan perbankan untuk mendukung usahanya sebagai
berikut:

No Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah


Pelatihan Pelatihan

1 Belum Memiliki 4 Peserta Belum Memiliki 0 Peserta


Layanan Layanan
Perbankan Perbankan

2 Sudah Memiliki 6 Peserta Sudah Memiliki 10 Peserta


Layanan Layanan
Perbankan Perbankan

Dari data diatas bahwa untuk kepemilikan layanan perbankan yang dimiliki oleh
peserta diklat adalah layanan untuk aktivitas keuangan dalam pencairan
bantuan sosial. Layanan perbankan untuk mendukung usaha hanya dilakukan
oleh sebagaian kecil para peserta karena mereka lebih nyaman pembayaran
secara langsung daripada melalui transfer bank.

G. Permodalan Usaha Sebelum dan Sesudah Pelatihan

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
yang sudah memiliki modal usaha budidaya itik pedaging sebagai berikut:

No Sebelum Jumlah Sesudah Jumlah


Pelatihan Pelatihan

1 Belum Memiliki 10 Peserta Belum Memiliki 0 Peserta


Modal Usaha Modal Usaha

2 Sudah Memiliki 0 Peserta Sudah Memiliki 10 Peserta


Modal Usaha Modal Usaha

Data diatas dapat dijelaskan bahwa permodalan usaha untuk budidya itik
pedaging yang dijalanani oleh peserta merupakan bantuan sosial modal
pelatihan pemberdayaan masyarakat budidaya itik pedaging. Modal yang
diberikan dijalankan untuk berternak membudidayakan itik pedaging karena
sebelum mengikuti pelatihan mereka belum memiliki modal dan tidak
mengetahui proses budidaya itiknya.

H. Ketenagakerjaan (Social Impact)

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
belum ada yang memiliki tenaga kerja usaha budidaya itik pedaging. Hal ini
dikarenakan usaha budidaya itik nya masih kecil dan memiliki pendapatan
hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Akan tetapi budidaya itik
pedaging yang dilakukan oleh peserta juga dapat menularkan kepada
masyarakat sekitarnya untuk melakukan budidaya itik pedagingnya.

I. Minat Graduasi

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
yang menghendaki untuk di graduasi hanya 1 orang peserta diklat yaitu ibu
budiati. Peserta ini dapat mengembangkan ternak itik pedagingnya yang
awalnya di berikan 80 ekor bibit itik pedaging dan sekarang menjadi 200 ekor.
Dari pendapatan hasil penjualan panenya berhasil meraup keuntungan antara
Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000/bulan.

Peserta yang lainya mereka meminta untuk siap graduasi apabila ternak itik
pedagingnya terus berkembang besar dengan penjualan yang bisa mencukupi
kebutuhan pendapatan. Mereka menghendaki untuk graduasi rata-rata di
rentang 2-3 tahun. Dengan demikian mereka tetap harus dilakukan
pendampingan agar usaha ternak budidaya itik pedagingnya terus berkembang.

J. Pelatihan Lanjutan

Peserta Diklat Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Itik Pedaging Di Desa


Puyung Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat berjumlah 10 orang
yang sudah yang dilakukan monitoring dan evaluasi menghendaki untuk
dilakukan pelatihan lanjutan. Kebutuhan pelatihan yang di inginkan adalah
pengolahan hasil ternak budidaya itik pedaging menjadi kuliner yang daya
jualnya semakin tinggi. Mereka ingin dilatih tata boga untuk mengolah hasil
ternak itik pedagingnya menjadi produk-produk kuliner khas Lombok tengah.
Dengan pelatihan ini mereka berharap dapat menjual hasil panennya tinggi dan
mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Disamping pelatihan, mereka juga berharap untuk dilakukan pendampingan


terhadap usaha budidaya itik pedaging yang dijalaninya. Saat ini mereka sudah
membentuk kelompok usaha dengan nama risma bersinar dimana kelompok
usaha ini bisa dapat membangun pemasaran dan pembukuan yang baik sehingga
dibutuhkan pendampingan agar kelompok ini terus berkembang membantu
usaha budidaya itik pedaging anggotanya.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Lesson Learned
Pelajaran yang didapat dari hasil menitoring dan evaluasi terhadap peserta diklat
pemberdayaan masyarakat budidaya itik pedaging di Desa Puyung, Kecamatan
Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah budidaya
itik pedaging yang dijalanni peserta sudah berjalan sesuai ilmu dan pengetahuan
yang didapatkan dalam pelatihan pemberdayaan masyarakat. Modal usaha yang
diberikan juga sejalan dengan tujuan pelatihan. Peserta dapat menjalankan modal
usaha peternakannya dan terus mengembangkan untuk mendapatkan penghasilan
tambahan dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Meraka yang dari tidak
kcukupan menjadi cukup dan bahkan ada yang mampu untuk graduasi dari
ketergantungan bantuan sosial.
Pelaksanaan monev terhadap peserta diklat pemberdayaan masyarakat budidaya iti
pedaging juga dapat dipelajari cara mereka menjalankan usahanya secara
berkelompok dengan timing waktu panen yang berbeda. Kelompok yang dibentuk
dengan nama “Risma Bersinar” dapat mengelola usaha budidiaya itik dan juga
mengatur pemasaran hasil panennya sehingga usaha terus dapat berjalan sampai
saat ini.
B. Kesimpulan
Pelaksanaan monev peserta diklat budidaya itik pedaging menemukan bahwa
adanya pengaruh antara pelatihan pemberdayaan masyarakat budidaya itik
pedaging dengan usaha yang dijalani oleh peserta diklat. Mereka dapat menggunakan
modal usaha yang diberikan untuk menjalankan ternak itik pedaging dan bisa
menjual secara efektif dan efisien untuk menambah penghasilan keluarga.
Hasil monev yang didapatkan bahwa usaha bebek yang dijalankan mengalami
peningkatan terhadap 15 peserta diklat. Untuk 15 peserta lainya tetap jalan akan
tetapi masih belum optimal untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Disamping
itu mereka juga sudah menjalankan usaha secara professional dengan memasarkan
secara offline dan online, membuat branding usaha, dan juga menjalankan layanan
bank untuk mendukung usahanya. Diantara peserta yang dilatih sudah ada 1 peserta
yang siap graduasi dengan usaha ternak itik pedaging berkembang secara pesat.
C. Rekomendasi
Monitoring dan evaluasi peserta diklat pemberdayaan masyarakat budidaya itik
pedaging di Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi
Lombok Tengah merekomendasikan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Monev Harus Dilakukan secara berkala agar dapat bisa memantau
KPM yang siap graduasi untuk mengembangkan usaha budidaya itik pedaging.
2. Pendampingan terhadap Peserta Diklat dalam melaksakan peternakan budidaya
itik pedaging sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya secara
maksimal.
3. Dilaksanakan pelatihan lanjutan untuk meningkatkan kualitas hasi produk dari
budidaya itik yaitu pengolahan hasil ternak budidaya itik agar menjadi produk
kuliner dengan nilai jual yang lebih tinggi.
BAB IV
PENUTUP

Hasil monitoring evaluasi pelatihan merupakan masukan yang sangat berarti bag
i pelaksanaan kebijakan program/kegiatan periode berikutnya. Beberapa hal yang telah
memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kinerja diharapkan dapat terus d
itingkatkan. Sedangkan yang masih menunjukkan kelemahan dan kekurangan segera un
tuk diperbaiki sesuai dengan rekomendasi hasil evaluasi. Sangat disadari bahwa permas
alahan yang menghambat akan senantiasa muncul dalam setiap pelaksanaan kebijakan
program/kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Untuk dapat melaksanakan ag
enda pembangunan ke depan yang lebih baik, perlu disiapkan kerangka kerja monitorin
g dan evaluasi yang lebih efektif, efisien dan akuntabel.

Anda mungkin juga menyukai