Anda di halaman 1dari 52

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

PEDAGOGIK MODUL 1

Judul Modul Modul 1 KONSEP DASAR ILMU


PENDIDIKAN
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, Dan Landasan Ilmu
Pendidikan
2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan Di Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1
dipelajari a. Konsep dasar, rasional, ilmu pendidikan
b. Landasan-landasan ilmu pendidikan
c. Penerapan berbagai landasan ilmu pendidikan
dalam praktik pendidikan
2. KB 2
a. Menjelaskan pengertian karakteristik peserta didik.
b. Menjelaskan ragam/macam-macam karakteritik
peserta didik.
c. Menerapkan manfaat mengenal karakteristik
peserta didik sebagai pijakan dalam pembelajaran
3. KB 3
a. Teori belajar Behavioristik dan implikasinya
dalam pembelajaran.
b. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam
pembelajaran.
c. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya
dalam pembelajaran
d. Teori belajar Humanistik dan implikasinya
dalam pembelajaran
4. KB 4
a. Konsep dasar kurikulum
b. Pembaharuan kurikulum di Indonesia
c. Peran, Fungsi dan komponen kurikulum
2 Daftar materi yang sulit 1. Hakikat pengembangan kurikulum
dipahami di modul ini 2. Peran, fungsi, dan komponen kurikulum
3. Konsep dasar kurikulum
3 Daftar materi yang sering 1.Konstruktivistik dan implikasinya dalam
mengalami miskonsepsi pembelajaran
2.Teori belajar Behavioristik dan implikasinya dalam
pembelajaran
MODUL 2
Judul Modul PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN ABAD
21
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karakteristik Pembelajaran Abad 21
2. Profil Dan Kompetensi Guru Abad 21
3. Tugas Pokok Dan Fungsi Guru Abad 21
4. Strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1
dipelajari a. Fenomena dan karakteristik pembelajaran
abad 21
b. Karakterisik peserta didik abad 21
c. Peran guru dalam pembelajaran abad 21
d. Model-model pembelajaran abad 21
e. TPACK kerangka integrasi teknologi dalam
pembelajaran abad 21
2. KB 2
a. Profil guru efektif abad 21
b. Kompetensi guru berdasarkan undang-
undang dan penyesuaiannya
c. Profil guru abad 21 yang memesona
3. KB 3
a. Profesi dan kedudukan guru dalam pandangan
yuridis
b. Tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan
undang-undang
c. Penyesuaian tugas pkok dan fungsi guru
sesuai tantangan abad 21
d. Tugas pokok dan fungsi guru masa depan
4. KB 4
a. Konsep dan paradigm pengembangan profesi
berkelanjutan
b. Guru sebagai professional yang refleksitf
c. Konsep belajar mandiri dalam pengembangan
profesi berkelanjutan
d. Komponen dan keterampilan belajar mandiri
e. Strategi pengembangan keprofesian
berkelanjutan
2 Daftar materi yang sulit 1. Model-model pembelajaran abad 21
dipahami di modul ini 2. TPACK kerangka integrasi teknologi dalam
pembelajaran abad 21
3. Perencanaan kurikulum
4. Penyesuaian tugas pkok dan fungsi guru sesuai
tantangan abad 21
3 Daftar materi yang sering 1. Penyesuaian tugas pkok dan fungsi guru sesuai
mengalami miskonsepsi tantangan abad 21
MODUL 3

Judul Modul PEMBELAJARAN INOVATIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran Steam (Science, Technology,
Engineering, Art, And Mathematics)
2. Pembelajaran Berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Model Pembelajaran “Blended Learning”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1
dipelajari a. Pengertian, tujuan, dan fungsi pembelajaran
STEAM
b. Prinsip-prinsip pembelajaran STEAM
c. Tantangan-tantangan dalam penerapan
pembelajaran STEAM
d. Pembelajaran STEAM menggunakan Model
Problem Based Learning
e. Pembelajaran STEAM berpusat pada proyek
2. KB 2
a. Pengertian neurosains, kapasitas dan Fungsi
Bagian Otak Manusia
b. Cara otak kita belajar
c. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis
neurosains
d. Tahap-tahap pembelajaran berbasis neurosains
3. KB 3
a. Konsep dan prinsip pembelajaran digital
b. Ragam pembelajaran digital
c. Pembelajaran digital dalam praktek
pembelajaran di kelas.
4. KB 4
Materi modul ini terdiri dari 3 pokok materi sebagai
berikut:
a. Konsep pembelajaran blended learning
b. karakteristik model pembelajaran blended
learning
c. Model-model pembelajaran blended learning
d. Merancang model pembelajaran blended learning
2 Daftar materi yang sulit 1. Integrasi Pembelajaran STEAM
dipahami di modul ini 2. Pembelajaran digital dalam praktek
pembelajaran di kelas.
3. karakteristik model pembelajaran blended
learning
3 Daftar materi yang sering 1. Tantangan-tantangan dalam penerapan
mengalami miskonsepsi pembelajaran STEAM
2. Pembelajaran digital dalam praktek
pembelajaran di kelas.
MODUL 4

Judul Modul PERANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Merancang Pembelajaran Inovatif
2. Merancang Pembelajaran Steam
3. Merancang Pembelajaran Blended Learning
4. Merancang Pembelajaran Project Based
Learning

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang 1. KB 1
dipelajari a. Pengertian Rancangan Pembelajaran Inovatif
sesuai Abad 21
b. Karakteristik Rancangan Pembelajaran
Inovatif Abad 21
c. Menyusun Rancangan Pembelajaran Inovatif
Abad 21
2. KB 2
a. Pengertian rancangan pembelajaran inovatif
dengan pendekatan STEAM
b. Langkah-langkah penyusunan RPP dengan
pendekatan STEAM
3. KB 3
a. Perencanaan Pembelajaran “blended learning”
b. Pemanfaatan teknologi e-learning untuk
pembelajaran online
4. KB 4
a. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran
Berbasis Proyek
b. Merancang Pembelajaran Berbasis
2 Daftar materi yang sulit 1. HOTS
dipahami di modul ini 2. Model, Pendekatan, Dan Metode
Pembelajaran
3. TPACK
4. Teknologi e-learning dengan aplikasi cisco
webex
5. Pembelajaran Berbasis Proyek

3 Daftar materi yang sering 1. Teknologi e-learning


mengalami miskonsepsi 2. Merancang Pembelajaran Berbasis Proyek
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

PROFESIONAL MODUL 1

Judul Modul KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA DAN


PEMBELAJARANNYA
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Seni Rupa: Pengertian, Unsur Dan Klasifikasi
2. Bahan, Teknik dan Prosedur Berkarya Seni Rupa
3. Bentuk, Tema, dan Nilai Seni Dalam Seni Rupa
4. Pembelajaran Pengetahuan dan Estetika Seni Rupa
N Butir Refleksi Respon/Jawaban
o
1 Garis besar materi yang dipelajari KB 1
1. Pengertian seni rupa yang ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain kurator, kritikus, pasar, pranata-pranata,
dan paradigma akademis.
2. Definisi seni rupa berasal dari budaya barat
3. Perkembangan asal kata seni yaitu seni sebagai karya
seni, seni sebagai kemahiran dan seni sebagai kegiatan
manusia.
4. Seni rupa adalah kegiatan manusia dalam
mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran
artistik.
5. Seni rupa memiliki fungsi individual dan fungsi sosial
6. Struktur seni rupa
7. Unsur dan prinsip dalam seni rupa
8. Klasifikasi seni rupa yang terdiri dari seni murni, seni
terapan dan seni media baru
9. Karya seni murni diciptakan untuk kebutuhan ekspresi
KB 2
1. Bahan, teknik, dan prosedur berkary seni lukis
2. Bahan pewarna seni lukis yang meliputi cat air, cat
minyak, dan cat akrilik
3. Alat dalam berkaarya seni lukis
4. Jenis-jenis kuas, pisau palet, palet, dan kanvas dalam
berkarya seni lukis
5. Teknik berkarya seni lukis
6. Prosedur berkarya seni lukis
7. Proses atau langkah dalam melukis yaitu memunculkan
gagasan, membuat sketsa, menentukan media berkarya,
menentukan teknik berkarya seni lukis serta mewarnai
dan menyempurnakan lukisan
8. Bahan teknik dan prosedur pada seni murni (seni patung)
9. Berbagai jenis bahan berkarya seni patung meliputi
bahan lunak, bahan sedang, bahan keras, dan bahan
cor/cetak
10. Berbagai jenis alat membuat patung antara lain butsir,
meja putar, pahat, sendok, alat las karbit/listrik
11. Teknik berkarya seni patung antara lain teknik pahat,
teknik butsir, teknik cor, teknik cetak, dan teknik
assembling.
12. Prosedur berkarya seni patung pada bahan lunak dan
bahan keras
13. Bahan, teknik, dan prosedur berkarya pada kriya
14. Bahan, teknik, dan prosedur dalam pnerapan ragam hias
pada kriya tekstil
15. Menentukan jenis dan sifat bahan tekstil disesuaikan
dengan teknik dalam membuat kriya tekstil
16. Jenis dan pewarna bahan tekstil terbuat dari bahan alami
dan bahan buatan
17. Alat dalam pembuatan kriya tekstil
18. Teknik dan proedur dalam penerapan ragam hias pada
kriya tekstil
19. Unsur ragam hias pada kriya tekstil
20. Berbagai jenis motif ragam hias
21. Pola ragam hias pada kriya tekstil
22. Penerapan ragam hias pada kriya tekstil dapat dilakukan
dengan cara membatik, menenun, membordir, menyulam,
dan melukis
23. Bahan dan alat dalam penerapan ragam hias pada kriya
keramik
24. Bahan, teknik, dan prosedur pembuatan karya desain
KB 3
1. Bentuk dalam seni rupa
2. Bentuk dan komponen dalam seni rupa dibagi dua yaitu
bentuk (fisioplastis) dan isi (ideoplastis)
3. Bentuk dalam seni rupa dibagi menjadi bentuk bermakna
dan bentuk representatif
4. Dalam seni rupa terdapat bentuk mimesis dan bentuk
imajinatif
5. Tema dalam seni rupa
6. Nilai seni/estetik terdiri dari nilai keindahan, kognitif,
dan nilai kehidupan
7. Jenis nilai seni dibagi menjadi dua yaitu nilai intrinsik
dan ekstrinsik
KB 4
1. Konsep pendekatan, model, dan metode pembelajaran seni
rupa
2. Konseptual terkait pendekatan, model, dan metode
3. Komponen-komponen model menutur joice dan weil
4. Model pembeljaran berbasis masalah (Problem Based
Learning/PBL)
5. Implementasi pendekatan, model, dan metode
pembelajaran pengetahuan dan nilai estetika seni rupa

2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Seni media baru


di modul ini 2. Implementasi pendekatan, model dan metode pembelajaran
pengetahuan seni rupa.
3. Implementasi pendekatan, model dan metode
3 Daftar materi yang sering 1. Pengertian seni dari berbagai ahli
mengalami miskonsepsi 2. Desain grafis pada seni terapan

MODUL 2

Judul Modul KONSEP KARYA MUSIK DAN PEMBELAJARANNYA

Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep, unsur, teknik, bentuk dan struktur, tema, dan nilai
estetis dalam karya musik
2. Teknik dasar dan format bernyanyi
3. Ansambel musik
4. Pembelajaran dan pengetahuan estetika musik
N Butir Refleksi Respon/Jawaban
o
1 Garis besar materi yang KB 1
dipelajari A. Menguraikan konsep karya music
Konsep karya musik berupa suatu perputaran bahwa karya
musik dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu musik barat
yang dikenal dengan penggunaan tangga nada diatonis dan
musik tradisi yang dikenal dengan penggunaan tangga nada
pentatonis.
1. Musik Barat
Dalam konteks musik barat, konsep diartikan sebagai ide atau
gagasan yang mendasari terciptanya keindahan
bentuk,harmoni, dan ekspresi emosi musikal dari masyarakat
barat.Soeharto (1991:63) mengatakan musik klasik merupakan
(1) musik yang berasal jauh dari masa lalu, namun
tetap disukai sampai kini. (2) musik yang
berasal dari masa sekitar akhir abad ke 18,
semasa hidup komponis Beethoven dan
Mozart, karya seni kedua tokoh itu yang juga
dikenal sebagai periode Klasik. (3) musik yang
pembuatan dan penyajiannya memakai bentuk,
sifat, dan gaya dari musik masa lalu. Musik
klasik merupakan salahsatu periode
perkembangan gaya musik.
Contoh, Fur Elise Karya Beethoven
2. Musik Tradisi
a. Musik Gambang Kromong
Musik Gambang Kromong asli dari daerah Jakarta
khususnya Betawi dan merupakan gabungan antara
musikbetawi dengan Tionghoa. menggunakan 2 alat musik
yaitugamelan dan alat-alat musik China. Dua buah alat
perkusi yaitu Gambang dan kromong merupakan asal dari
nama jenis musik tersebut, Contohnya: Sirih kuning
b. Musik Keroncong
Sebenarnya keroncong merupakan musik yang berasal
dariPortugis, dibawa ke Indonesia dan dimainkan di sana.
Setelah Portugis meninggalkan Indonesia, masyarakat pribumi
tetap memainkannya dengan menambahkan beberapa
instrumen seperti seruling dan beberapa alat gamelan. Untuk
memainkan musik keroncong dibutuhkanbeberapa alat
diantaranya suling, gendang, kontrabas, ukulele, biola, dll.
Contoh lagu: bengawan Solo
c. Musik Gong Luang
Musik Gong Luang adalah musik khas asli dari Bali. Musikini
awalnya adalah peninggalan dari kerajaan majapahit di Jawa
kemudian dibawa ke bali oleh beberapa orang kerajaan. Kata
Gong Luang sendiri berasal dari kata “Luang” yang berarti
kurang, karena memang alat -alat gong yang dipakai tidak
lengkap. Musik Gong Luang hanyamemakai 25-30 alat musik
diantaranya Gangsa, Jublag, Jegog, Saron, Trompong, Kendang,
Suling, dan Riyong. digunakan sebagai pengiring upacara adat,
selain itu juga digunakan untuk pengiring tari- tarian contohnya
Tari Topeng, Tari Baris Poleng, Tari Pendet, Tari Rejang dan
lain sebagainya.
d. Musik Santi Swara dan Laras Madya
Jenis musik tradisional ini dapat ditemukan di daerah pinggiran
Jawa Tengah. Kemunculan awal jenis musik inisudah ada
semenjak abad 17, tepatnya di era pemerintahanPaku Buwana
ke-V. Santi Swara berasal dari kata “Santi” yang artinya doa
dan “Swara” yang berarti suara atau senandung lagu, sedangkan
Laras madya memiliki arti irama (laras) dan bersahaja (madya).
Kalau digabungkan menjadi Santi Swara Laras Madya yang
berarti doa yang dilantunkan dalam senandung lagu dalam
irama yang bersahaja. Lagu ini bernafaskan Islam seperti
sholawat.
e. Musik Senandung Jolo
Senandung Jolo merupakan musik yang berasal dari
daerahJambi khususnya di dusun Tanjung. Senandung jolo
memiliki arti yaitu senandung yang berarti nyanyian sedangkan
jolo berarti pantun. Makanya musik ini membawakan lagu
yang berbentuk pantun. Lirik lagunya juga tidak sembarangan
di buat karena ada strukturnya diantaranya pantun pembuka –
pantun spontan – pantun penutup.
f. Musik Krumpyung
Musik Krumpyung berasal dari daerah Yogyakarta yang
terbuat dari bambu dan dimainkan seperti angklung tetapibunyi
yang dihasilkan mirip dengan gamelan Jawa.
g. Musik Goong Renteng
Goong Renteng memiliki dua arti, Goong artinya gamelan
sedangkan renteng berarti ngarenteng jika dalam bahasa sunda.
Lagu dan nada yang biasa dipakai berasal dari arab dan
memiliki 2 irama yaitu Salendro dan Pelog. Alat musikGoong
renteng terdiri dari alat musik bilah, alat musik berpencon dan
idiofon. Biasanya musik ini digunakan untuk penyambutan
tamu dan acara maulid nabi. Adapun lagu yang biasa
dibawakan adalah lagu Seserengan, lagu Pucung lingkup, dan
lagu Pangkur
h. Musik Sasando Gong
Musik ini berasal dari Nusa Tenggara Timur, di pulau Rote.Alat
musik utamanya adalah sasando gong yang terbuat dari bambu,
daun lontar dan kawat halus. Memiliki 2 tangga nada yaitu pelog
dan slendro. Biasanya Sasando Gong 16
i. Musik Panting
Musik panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan
Selatan. Painting sendiri memiliki arti, yaitu petik
(karenamemang alat musiknya berupa senar yang
disentilkan).
Beberapa instrumen yang biasa digunakan
diantaranyapainting, babaun, agung, marakas dan
talinting
digunakan sebagai pengiring acara penyambutan tamu danhiburan
bagi masyarakat di sana.
j. Musik Gamelan
Gamelan berasal dari bahasa Jawa "gamel" dan "an".
“Gamel” berarti memukul atau menabuh, “an” berarti
katabenda. Gamelan adalah suatu aktivitas menabuh yang
dilakukan oleh orang zaman dahulu, kemudian menjadi
nama alat musik.
B. Menganalisis unsur dalam karya musik
Unsur-unsur dan prinsip dalam karya musik:
1. Melodi
Melodi merupakan tingkatan tinggi-rendah dan
panjang- pendeknyanada dalam musik
2. Irama (Ritme)
Irama atau biasa juga disebut ritme merupakan rangkaian gerak
yang beraturan dan menjadi unsur dasar dari musik. Ritme
terbentuk dari pengulangan bunyi, panjang pendek kata dalam
sebuah lagu, atau karena pergantian tekanan kata-kata dalam
syair sebuah lagu. secara sederhana irama atau ritme bisa
diartikan sebagai penentu ketukan dalam musik.
3. Birama
Birama adalah salah satu unsur seni musik yang berupa ketukan
atau ayunan berulang-ulang, datang secara teratur dalam waktu
yang sama. Birama biasanya ditulis dalam angka pecahan seperti
2/4, 3/4, 4/4, 6/8, dan seterusnya
4. Tangga Nada
Tangga nada merupakan urutan dari suatu nada yang disusun
membentuk tangga. Tangga nada dibagi menjadi dua, yaitu
tangga nadadiatonik dan tangga nada pentatonik. tangga nada
diatonik adalah tangga nada yang terdiri dari 7 buah nada
dengan 2 jenis jarak (1/2 dan 1), sedangkan tangga nada
penatatonik adalah tangga nada yang hanya terdiri dari 5 nada
pokok
5. Harmoni
Dalam musik, harmoni merupakan keselarasan paduan bunyi.
Secara teknis, harmoni meliputi susunan, peranan, dan
hubungan dari sebuahpaduan bunyi dengan bentuk
keseluruhan. harmoni memiliki elemen interval dan akor.
interval merupakan susunan tiga nada apabila dibunyikan
secara serentak akan terdengar harmonis, sedangkan akorakan
mengiringi melodi. tanpa akor akan kehilangan separuh nyawa
dan tidak akan terdengar harmonis.
6. Tempo
Dalam musik, tempo merupakan ukuran kecepatan birama lagu.
semakin cepat suatu lagu dimainkan, maka semakin besar juga
nilai
tempo dari lagu tersebut. unsur tempo dalam seni musik
digolongkan menjadi 8, yaitu Largo (Lambat Sekali), Lento
(Lebih Lambat), Adagio(Lambat), Andante (Sedang), Moderato
(sedang Agak Cepat), Allegro (Cepat), Vivace (Lebih Cepat),
dan Presto (Cepat Sekali).
7. Dinamik
Dinamik dalam seni musik dapat diartikan sebagai tanda untuk
memainkan nada dengan volume nyaring atau lembut. Keadaan
nyaring(keras) atau lembut tersebut memiliki istilah tersendiri
dalam permainan seni musik, seperti Piano (p: Lembut),
Pianissiomo (pp: Sangat Lembut), Mezzo Piano (mp: Agak
Lembut), Mezzo Forte (mf: Agak Keras), Forte (f: Keras),
Fortissimo (ff: Sangat Keras), selain itu masih ada lagi tanda
dinamik lainnya yang digunakan yaitu crescendo dan
decrescendo. Crescendo merupakan penanda agar musik
dimainkan dengan keras, sedangkan decrescendo menandakan
agar musik dimainkan dengan lembut.
8. Timbre
Timbre merupakan kualitas atau warna bunyi dalam seni
musik. Timbre sangat dipengaruhi oleh sumber bunyi dan cara
bergetarnya, biasa dikatakan timbre akan bregantung dri
instrumen musik yang dibunyikan, timbre yang dihasilkan alat
musik tiup tentu saja akan berbeda dengan timbre yang
dihasilkan dari alat musik petik, meskipunkeduanya dimainkan
dalam nada yang sama.
C. Menganalisis teknik dan prosedur dalam karya musik
1. Proses berkreasi dalam penciptaan suatu karya musik,
yang terpenting harus diawali dari minat dan keinginan
kuat untuk membuatsuatu karya.
2. Menstimulus diri untuk dapat memunculkan ide dan
gagasan dalamberkreasi dan mendapatkan masalah yang
akan digarap. Maksud dari ungkapan ini supaya kita
dalam membuat karya tersebut memahami maksud dan
tujuan membuat karya musik tersebut, kemudian
strategi dan teknik apa yang harus dipilih untuk
merealisasikan ide yang didapat.
3. Langkah berikutnya adalah kegiatan berkreasi musik
sebagai hasilproduk penciptaan karya musik.
D. Menguraikan bentuk dan struktur dalam karya musik
Bentuk atau struktur musik adalah susunan serta hubungan
antara unsur musik dalam suatu musik, sehingga
menghasilkansuatu musik yang harmonis.
Unsur-unsur dalam bentuk dan struktur dalam karya musik
antara lain adalah:
1. Motif, yaitu suatu bentuk pola irama dan melodi yang
pendek tetapi mempunyai arti dan berguna memberi arah
tertentu pada melodi yangmemberi hidup pada suatu
komposisi.
Frase, yaitu bagian dari kalimat musik seperti halnya bagian
kalimat dalam bahasa. Frase menunjukkan ketentuan diucapkan
dalam suatu tarikan nafas sehingga diupayakan tidak
mengambil nafas pertengahan frase.
Kalimat musik yaitu bagian dari lagu yang biasanya terdiri
dari 4- 8birama.
. Fungsi frase berarti teknik pengambilan nafas
(frasering), ditandaidengan tanda petik di atas garis
paranada akhir frase.
. Hubungan frase berupa pengulangan, baik
motif, figur, semifrase,frase, maupun kalimat.
Contoh ragam motif yang umum digunakan pada karya
musik dipaparkan dalam cuplikan beberapa karya musik
sebagai berikut.
1. Repetition (pengulangan)
2. Sekuen
3. Contrary Motion (Gerak Berlawanan)
4. Retrograde (Pergerakan Mundur/Cermin)
5. Figure Group (Kelompok Figur)
6. Interlocking (Bersahutan)
7. Imitative of a Figure (Bentuk Imitasi)
E. Menentukan tema dalam karya musik
Tema adalah gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal.
Dalammusik, tema dapat diartikan sebagai pokok pikiran atau
ide yang melatar belakangi terciptanya karya musik. Tema
musik dalam ilmu analisa lebih merujuk pada pengertian
periode/kalimat lagu.
Skema urutan dari motif terkecil sampai tercipta
kalimat lagu adalah sebagai berikut.
Figur merupakan unit terkecil dalam konstruksi karya
musik. sedikitnya memiliki 1 karakteristik ritmik dan 1
interval.
Beberapafigur dapat membentuk semi frase, lalu beberapa
semi frase dapat membentuk frase. Frase dapat berupa
kalimat tanya (anteseden) ataupun kalimat jawab
(konsekuen). Kemudian dari beberapa frasedapat
membentuk periode/kalimat.
F. Menguraikan nilai estetis dalam karya musik
Seni musik merupakan pengejawantahan rasa estetis manusia
sebagai tuntutan rohaniah akan keindahan. Seni musik dapat
dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan estetis. Selain itu
seni musik dapat dipergunakan dalam berbagai kepentingan
budaya mulai dari kegiatanritual keagamaan sampai kepada
propaganda politik dan kegiatan pendidikan
Nilai Estetis dalam seni musik yang merupakan untaian mutiara
nilai estetis yang artistik, dapat mendekatkan manusia pada
nilai-nilai keindahan. Keindahan yang identik dengan estetika,
dapat terlukiskan dalam bentuk karya seni musik, baik musik
vokal maupun musik instrumen.
Contoh dan Non Contoh / Ilustrasi
contoh dan ilustrasi baik bentuk musik tradisional maupun
musik barat.
1. Musik Tradisional
musik tradisional merupakan warisan nenek moyang setiap suku
bangsa di Indonesia. setiap daerah di Indonesia memiliki
instrumen musik yang berbeda-beda dan digunakan untuk
keperluan yang berbeda pula.
2. Musik Barat
Bentuk karya musik barat memiliki beberapa konsep
strukturmusik seperti modal, tonal, dan atonal.
Musik Modal adalah karya musik yang berasal dari satu
jajarannada dengan jarak interval tertentu dan tidak ada
hubungan khusus antara masing masing not tangga nada
tersebut kecuali nada dasar yang merupakan pusat (finalis)
(Dieter Mack, 1994).Musik Tonal merupakan sistem musik
yang memandang bunyi secara vertikal dan horizontal. Adanya
pusat nada yang didengar atau dirasakan akan memberikan
pengertian bahwa suatu rangkaian not tidak hanya memiliki
hubungan secara horizontal pada setiap not itu tidak berdiri
sendiri, juga memiliki tangga nada diatonis mayor dan diatonis
minor. UntukMusik Atonal dapat diberi pengertian garapan
musik yang mengabaikan kunci atau tonal center (harmoni
tonal).
Contoh:
Musik klasik
Ada 3 penafsiran Musik Klasik
Pertama, musik klasik merupakan jenis musik yang lahir atau
diciptakan oleh komponis-komponis pada masa Klasik, sekitar
tahun 1750 sampai sekitar tahun 1800. Padamasa tersebut, di
Eropa ada dua tokoh komponis yang sangat menonjol, yaitu
Joseph Haydn (1732–1809) dan
W.A. Mozart (1756–1791).
Kedua, musik Klasik ialah jenis musik terkenal yang
dibuatatau diciptakan jauh di masa lalu, tetapi tetap
diminati, dimainkan, dan disukai orang sepanjang masa.
Ketiga, musik klasik adalah jenis musik yang dibuat
masasekarang, tetapi mengambil gaya, corak, ataupun teknik
yang terdapat pada musik Klasik dari pengertian pertama dan
kedua. Lagu seriosa adalah jenis musik yang didasarioleh gaya,
corak, dan teknik musik klasik.
Musik Latin
Musik latin adalah suatu bentuk seni populer yang
berkembang di negara-negara Amerika Latin, terutama
Kuba. Keunikan musik latin adalah pada jenis struktur ritmik
yang terbentuk di dalamnya. Vokal dan instrumenmusiknya
berasal dari upacara religius Afrika,
Musik Jazz
Musik jazz adalah jenis musik yang lahir di New Orleans,
Amerika Serikat. Pada awal abad ini, kehadirannya merupakan
paduan antara teknik dan peralatan musik Eropa, khususnya
Prancis, dengan irama bangsa Negro asalAfrika Barat. Di
perkebunan-perkebunan kapas New Orleans Selatan gaya
permainan musik mereka inilah yang dikenal sebagai musik
jazz.
Musik Rock N Roll
Rock and roll sering disingkat rock’n’roll. Musik ini berkembang
di Amerika Serikat akhir tahun 1940-an danmencapai
kepopulerannya di awal tahun 1950- an. Rock and roll melahirkan
berbagai macam aliran yang secara keseluruhan dikenal sebagai
musik rock.

KB 2 TEKNIK DASAR DAN FORMAT BERNYANYI

a. Sikap Tubuh dalam bernyanyi


1. Manfaat bernyanyi dari sikap tubuh yang tepat.
Ada tiga (3) keuntungan kalau kita bernyanyi dengan sikap
yang tepat yakni: pertama, kalau menarik napas akan lebih
mudah; kedua, rasa tegang dan kaku akan berkurang;
danketiga, bernyanyi menjadi lebih tenang tidak melelahkan.
2. Posisi Berdiri
Pada saat berdiri, selaraskan tubuh anda sehingga bisa
membayangkan satu garis lurus dari ujung kepala sampaiujung
kaki. Tempatkan kaki anda selaras dengan posisi bahu (yang
harus tegak)
3. Posisi Duduk
Posisi bernyanyi sambil duduk diperbolehkan, namun dengan
tetap memperhatikan postur yang benar. Ketika kita duduk,
maka kaki bukanlah sebagai penyangga badanyang utama,
yang menyokong berat badan kita adalah kursi.
4. Latihan untuk sikap tubuh yang tepat
Sebelum bernyanyi, beberapa jenis latihan fisik ringan dapat
menyelaraskan tubuh dan memberikan anda kesadaran yang
lebih baik akan posisi kepala, bahu, dadadan lutut
b. Pernapasan
1) Jenis Pernapasan
Ada tiga jenis pernapasan yang dikenal dalam bernyanyi.
Pertama adalah pernapasan dada. Seorang penyanyi dapat
dikatakan menggunakan pernapasan dada bila sedang
bernyanyi yang terlihat turun naik adalah dadanya.
Pernapasanini kurang dianjurkan dalam bernyanyi karena
bidang rongga dada tidaklah terlalu besar.
Kedua adalah pernapasan perut. Seseorang terlihat
menggunakan napas perut bila terlihat perutnya naik turun
ataukembang kempis. Pernapasan perut lebih baik daripada
pernapasan dada karena rongga perut lebih luas daripada rongga
dada. Kita melakukan pernapasan perut sewaktu kita sedang
tidur.
Ketiga pernapasan diafragma. Pernapasan ini yang paling
dianjurkan dalam bernyanyi, karena rongga diafragma
dianggap paling luas, sehingga udara yang masuk bisa
lebihbanyak.
2) Proses Mengambil Napas (inhalasi) lihat hal. 60
3) Proses mengeluarkan napas (ekshalasi)
4) Latihan Pernapasan

c. Produksi Suara
Perbedaan bernyanyi dan berbicara Bernyanyi adalah suatu
bentuk kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
manusia melalui suaranya. Suara itu adalah bunyi yang dihasilkan
oleh selaputsuara yang bergetar yang berada dalam kotak selaput
suara, digetarkan oleh aliran udara pernapasan dari paru-paru

2) Bentuk Mulut

• Ucapkan “A” dengan membuka mulut dan


menurunkan rahang bawah. Bagian belakang
mulut (parynx) dan bagiandepan mulut (bibir)
akan terbuka.

• Bentuklah bibir atas dan bawah pada


bagian depan mulutyang terbuka itu menjadi
bulat.

• Dengan bentuk mulut bagian depan dan


bentuk bibir yangbulat ini, ucapkanlah “A”
kembali.

3) Alat-alat Suara
Suara manusia dapat digolongkan ke dalam kelompok alat tiup.
Produksi suaranya adalah tenggorokan (larynx), yang ada
kotakselaput suara didalamnya.

4) Kualitas Suara
Untuk mendapatkan mutu suara yang baik dalam
bernyanyisangat tergantung dari cara kita menggunakan
teknik untukpernapasan, pengucapan, resonansi, artikulasi,
intonasi danvibrato.

a) Artikulasi
Kata-kata yang didengar harus jelas dan dapat dimengerti oleh
para pendengar. Istilah untuk kejelasan dalam pengucapan
katadisebut artikulasi. Artikulasi dalam bernyanyi di
antaranya adalah mempelajari teknik bernyanyi huruf hidup
dan huruf mati atau pengucapan kata-kata.
b) Intonasi
Intonasi yang sempurna adalah salah satu yang menjadi
perhatian utama baik untuk guru maupun untuk penyanyi.
Intonasi lebih sering diasosiasikan dengan pitch atau
ketepatannada pada waktu membawakan sebuah nyanyian.
c) Vibrato
Vibrato adalah istialah yang digunakan dalam bernyanyi
untukalunan suara yang bergetar. Suara bernyanyi dengan
teknik vibrato akan terdengar lebih indah, hangat dan fleksibel
c) Interpretasi
Interpretasi dalam musik ialah hasil penafsiran seorang
seniman atau penyanyi tentang sebuah komposisi musik
ataulagu yang dibuat oleh seorang pencipta lagu.
e) Register Suara
4. Jenis register suara
Para ahli vokal sepakat dalam mengartikan register hanya
mengacu pada pita suara yang bergetar untuk menghasilkan suara.
Register suara mencakup bagian-bagian tertentu dari jangkauan
nada penyanyi, di mana kualitas nada yang dihasilkan sama
secara umum. Jenis register suara secara umum dibagi dua, yaitu
register atas atau register kepaladan register bawah atau
register dada.
pembagian suara tinggi untuk wanita disebut Sopran, untuk
suara sedang disebut Mezzo Sopran, dan untuk suara rendah
wanita disebut Alto. Suara tinggi pria disebut Tenor, suara
sedang pria disebut Bariton dan suara rendah pria disebut Bas.
Jadi, secara umum ada enam jenis suara manusia, yaitu Sopran,
Mezzo Sopran, Alto, Tenor, Bariton dan Bas. Namun untuk
paduan suara, umumnya hanya menggunakan empat suara yaitu
Sopran, Alto, Tenor dan Bas. pembagian suara tinggi untuk
wanita disebut Sopran, untuk suara sedang disebutMezzo
Sopran, dan untuk suara rendah wanita disebut Alto.
Suara tinggi pria disebut Tenor, suara sedang pria disebut
Bariton dan suara rendah pria disebut Bas. Jadi, secara umum
ada enam jenis suara manusia, yaitu Sopran, Mezzo Sopran,
Alto, Tenor, Bariton dan Bas. Namun untuk paduan suara,
umumnya hanya menggunakan empat suara yaitu Sopran,
Alto,Tenor dan Bas.

5. Transisi pindah register

Tonalitas lagu (wilayah nada) yang berubah dapat


menyebabkan penyanyi “bingung” dalam menggunakan
register suaranya
1. Pemanasan Suara
2. Format Bernyanyi
a. Solo: menyanyi dilakukan secara individu,
makadisebut Solo
b. Duet: Duet Bernyanyi dengan dua orang disebut duet
c. Trio: Kelompok penyanyi yang berjumlah 3
(tiga)orang disebut trio.
d. Kwartet merupakan bentuk penyajian vokal
yangdilakukan oleh empat orang yang saat bernyanyi
dengan melodi yang berbeda.
e. Vokal Group: Bentuk vokal ini adalah bentuk
penyajian vokal yang dilakukan paling sedikit
olehempat orang, biasanya masing-masing bernyanyi
dengan harmoni empat suara dengan diiringi oleh
instrumen alat pengiring.
f. Paduan Suara Pengertian paduan suara adalah
penyajian vokal yang terdiri dari 15 orang atau lebih
yang memadukan berbagai warna suara menjadi satu
kesatuan yang utuhdan dapat menunjukkan jiwa lagu
yang dibawakan.

KB 3 ANSAMBEL MUSIK

A. Pengertian Ansambel Musik


Ansambel berasal dari kata ensemble (prancis) yang berarti
bersama-sama sehingga musik ansambel dapat diartikan yaitu
sebuah pertunjukan musik yang dilakukan secara bersama-
sama dengan menggunakan lebih dari satu alat musik baik
yang sejenis maupun yang campuran.
B. Jenis dan Contoh Ansambel Musik
Ditinjau dari cara memainkan berdasar sumber bunyi
ansambel dibagi dalam tujuh cara memainkan yaitu digesek,
digoyangkan,dipetik, dipukul, ditepuk, ditekan, dan ditiup.
Sedangkan ditinjau dari sumber bunyinya alat musik
ansambel dibagi dalam lima bagian yaitu: Aerophone, yang
sumber bunyinya dari getaran udara, Chordhophone, yang
sumber bunyinya dari senar/tali/kawat/dawai,
Membranophone, yang sumber bunyinya dari selaput tipis,
Idiophone, yang sumber bunyinya berasal dari badan alat
music tersebut dan dimainkan dengan cara dipukul.
Electrophone, yang sumber bunyinya berasal dari listrik
(baterai).

C. Teknik Bermain Ansambel Musik


Teknik Bermain Rekorder
Untuk dapat memainkan rekorder (seruling) dengan baik dan
benar, Anda harus mempelajari teknik-teknik bermain yang
baikseperti berikut ini.
a. Posisi tubuh dalam bermain rekorder dapat duduk
ataupun berdiri
Apabila dimainkan dalam sikap duduk, posisi badan tegak
tidak bersandar tetapi tidak kaku. Apabila berdiri dalam
sikap yang tegak tetapi tidak kaku.
b. Teknik pernafasan
Dalam bermain alat musik tiup diperlukan pengaturan nafas
yang baik dan benar.

KB 4 PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA


MUSIK

a. Elemen Dasar Estetika


Elemen dasar estetika terdiri atas objek estetis, subjek estetis
dan nilai estetis. Menurut Deni Junaedi (2016) objek estetis
adalahaspek yang diamati maupun diciptakan seseorang.
Subjek estetis merupakan spektator yang mengamati atau
kreator yang membuat objek estetis. Ketika berhadapan
dengan objek estetis, subjek akan mengalami pengalaman
tertentu. Pengalaman yang dirasakan oleh spectator saat
mencermati objek estetis disebut “pengalaman estetis”.

b. Ruang Lingkup Estetika


Estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu aisthetikos yang
berarti memahami melalui pengamatan inderawi. Kata estetika
yang dalam bahasa Inggris ditulis aesthethics atau kadang
jugaditulis esthetics memiliki akar kata aesthesis yang berarti
‘perasaan’ maupun ‘persepsi’.
Ruang lingkup estetika pertama adalah seniman, yaitu orang
kreatif, inovatif atau mahir di dalam bidang seni Ruang
lingkup kedua adalah hakikat seni, bahwa seni adalah
fenomena yang kompleks, karena berbicara tentang seni tidak
dapatlepas dari penciptanya atau senimannya.
Ruang lingkup ketiga adalah penikmat seni, tidak kalah
pentingnya di dalam sebuah karya seni, karena merekalah
yang dapa menentukan bahwa sebuah karya itu mengandung
nilai estetisatau tidak.
c. Sifat Dasar Seni
1. Sifat kreatif, bahwa seni adalah kreativitas. Seorang
seniman haruslah memiliki pribadi kreatif yang berani
dalam pendiriannya dan keyakinan, memiliki rasa ingin
tahu yang besar, mandiri dalam berfikir dan dalam
memberikan pertimbangan, bertindak intuitif, bekerja
secara ulet, tidak menrima begitu saja pendapat orang
lainDavid Campbell mengatakan bahwa proses kreatif
terdiri dari lima tahap yaitu: persiapan, kosentrasi,
inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan
sesuatu yang baru. Kreativitasadalah kemampuan untuk
membawa sesuatu melalui cara baru
2. Individualistis, artinya sebuah karya yang baik dapat
memunculkan jati diri dari si seniman penciptanya,
memunculkan karakter senimannya. Contoh, kita akan
sangat mudah mengetahui bahwa lagu tersebut ciptaan
Iwan Fals, Ebiet G. Ade,dll karena kekuatan ciri dari lagu-
lagu tersebut.
3. Ekspresi atau perasaan, karya seni merupakan ungkapan
perasaan dari seorang seniman. Biasanya sebuah karya
akan bercerita tentang apa yang dialami oleh penciptanya.
4. Keabadian, sebuah karya seni yang indah yang mampu
bertahan lama. Kita bisa melihat contoh musik-musik
klasik yang hingga saat ini masih digemari dan masih
banyak penikmatnya, karena sifat keabadian yang
dimilikinya.
5. Semesta atau universal, bahwa seni/ musik adalah
bahasayang universal. Ia dapat diterima oleh siapa saja.

d. Unsur-Unsur Karya Seni


Kerangka susunan yang diikuti seorang komponis dalam
merangkai bahan- bahan musikalnya disebut struktur musikal
atau bentuk musikal. Musik hampir selalu digubah berdasarkan
satu atau lebih ide musikal yang disebut tema
Medium adalah sebuah bahan bahan/ substansi yang dengan
perantaranya suatu efek diserbarkan. Dalam musik yang
dimaksud dengan medium adalah alat pengantar/ penyalur antara
ide-ide komponis yang tertulis dalam partitur dan realisasinya
dalam bunyi musical yang aktual.
Pengalaman Estetik
Pengalaman estetik adalah suatu emosi estetik yang khas berupa
kesenangan dan kepuasan yang merupakan responestetik
terhadap sebuah karya seni.
Estetika Musik
Menurut Sunarto, estetika musik adalah suatu cabang ilmu yang
membahas tentang aturan-aturan serta prinsip-prinsip keindahan
musik, baik ditinjau dari nilai-nilai intrinsik musikitu sendiri,
maupun dari segi relasi yang bersifat psikologis terhadap
kehidupan manusia.
1. Unsur-unsur Musik
a. Melodi merupakan tingkatan tinggi rendah dan panjang
pendeknya nada dalam musik. Beberapa melodi diberi
karakter dengan pendek serta terpisah- pisah. Fragmen-
fragmen melodi demikian itu disebut motif.
b. Ritme merupakan rangkaian gerak beraturan dan menjadi
unsure dasar music. Ritme terbentuk dari pengulangan
bunyi, panjang dan pendek kata dalam sebuah lagu, atau
karena pergantian tekanan kata-kata dalam syair sebuah
lagu, secara sederhana ritme bisa diartikan sebagai
penentu ketukan dalam sebuah musik.
c. Tempo sebuah istilah dari bahasa Itali yang secara
harafiah berarti waktu, di dalam musik menunjukkan pada
kecepatan. Musik dapat bergerak pada kecepatan yang
sangatcepat, sedang atau lambat serta dalam berbagai-
bagai tingkatan diantara semua itu.
d. Harmoni adalah elemen musikal yang didasarkan atas
gabungan secara simultan dari nada-nada, sebagai
manadibedakan dari rangkaian-nada- nada.
e. Dinamika, intensitas merupakan salahsatu dari
perlengkapan nada. Istilah dinamika mencakup semua
tingkatkekerasa dan kelembutan dan proses yang terjadi
dalam perubahan dari yang satu ke yang lainnya.
f. Timbre atau biasa juga disebut dengan warna suara
ataukualitas nada, juga menghasilkan sonoritas.

2. Cara Mendengarkan Musik


a. Mendengarkan secara pasif. Dalam beberapa situasi
musiktidak diharapkan menuntut perhatian sepenuhnya
dari pendengar
b. Mendengarkan secara menikmati, dituntut suatu
tingkatperhatian yang lebih besar
c. Mendengarkan secara emosional, pendengar
menyadari terutama atas reaksi- reaksi sendiri
terhadap musik, dengan emosi-emosi serta ungkapan-
ungkapan yang dibangkitkan oleh musik.
d. Mendengarkan secara perseptif, menuntut kosentrasi
pada musik itu sendiri serta pendengaran yang tajam
tentang apa yang terjadi pada musik
Sikap-sikap yang digabungkan. Benar bahwa tidak
seorangpun dari ke empat sikap mendengarkan tersebut
muncul dalam bentuknya yang murni dalam diri seseorang.
3. Tekstur
Tekstur musikal adalah susunan dan hubungan yang khas dari
faktor- faktor melodis dan harmonis di dalam musik. Ada
beberapa tipe-tipe tekstur:
a. Tekstur monofonis, apabila musik hadir selalu berupa
untaian melodi tunggal tanpa iringan, maka music
demikianmempunyai tekstur monofonis.
b. Tekstur homofonis, apabila sebuah melodi tunggal
diiringioleh materi harmonis bawah (subordinat), yaitu akor-
akor,sehingga lagu itu memiliki tekstur harmonis
c. Tekstur polifonis, apabila dua atau lebih untaian melodi
yang kurang lebih sama pentingnya berbunyi secara serentak,
tekstur yang dihasilkan disebut sebagai polifonis.
d. Tekstur Non-Melodis, beberapa karya musik digubah untuk
efek-efek khusus yang di dalamnya bunyi-bunyi harmonis
mengabur atau sebahagian menghilangkan isi/muatan
melodis
4. Komponen-komponen utama penentu kriteria
keindahandalam musik
Menurut Sunarto (2016), ada tiga komponen utama yang
turutterlibat dalam musik:
a. Musik itu sendiri sebagai suatu seni yang terdiri
dari bunyidan suara beserta segala unsur-unsur
yang terkait di dalamnya
b. Manusia sebagai unsur penerima dan
pendengar musikbeserta segala aspek
kehidupannya.
c. Alam beserta segala makhluk yang
terdapat di dalamnya yang turut mempengaruhi
kehidupan manusia.

5. Keindahan dalam Musik


Keindahan adalah segala sesuatu yang dapat dinikmati secara
inderawi, dan terdapat pada benda-benda yang dapat dilihat,
didengar, diraba dan dirasa secara inderawi (dalam arti
terbatas).
Sementara itu Socrates berpendapat bahwa keindahan
adalahyang baik dan yang benar.
Menurut Plato, keindahan terdiri dari empat aspek,
yaitu:jasmnai, moral, akal dan mutlak.
Pendapat Aristoteles bahwa keindahan dapat terjadi
jika ada keseimbangan materi antara benda alam dan karya
seni.
Lalu kapan satu musik dapat dikatakan indah? Tentu musik
tersebut harus memiliki komponen- komponen dalam hal ini
unsur-unsur musik yang lengkap dan bersifat musikal. Unsur
utama dari rasa musikal sebuah musik adalah melodi, ritme
dan harmoni.
6. Nilai intrinsik dari music
musik adalah seni suara, maka bahan baku atau fundamen
musik adalah bunyi. Dengan demikian maka nilai intrinsik
musik adalah bunyi/ suara yang dapat didengar oleh telinga
manusia. Dalam ilmu akustik kita mengenal: (1) tone dan
(2)noise.
Tone adalah suara-suara yang teratur, seperti suara manusia dan
instrument musik dan noise adalah suara-suara yang
tidakteratur, seperti suara bunyi perang, piring pecah, dan lain-
lain

Nilai intrinsik dari musik ditentukan sifatnya oleh tiga


unsur:daya (strength); gerak (movement); dan rasio (ratio) .
berdasarkan ketiga unsur inilah dapat ditimbulkan efek-efek
intensitas suara yaitu keras lemah (dinamika), cepat dan lambat
musik (tempo) atau komplek dan sederhananya
progresi suara (ratio).

2 Daftar materi yang sulit 1. modal, tonal, dan atonal


dipahami di modul ini 2. orotiras
3. iluminasi
3 Daftar materi yang sering 1. pengejawantahan
mengalami miskonsepsi 2. register suara

MODUL 3

Judul Modul MODUL 3 KONSEP PENDIDIKAN TARI DAN


PEMBELAJARANNYA

Judul Kegiatan Belajar 1. Pengertian, Jenis, Unsur dan Teknik Tari


(KB) 2. Bentuk, Tema dan Nilai Estetis dalam Seni Tari
3. Ragam Gerak, Musik Iringan Tari, Level dan Pola Lantai dalam Tari
4. Pembelajaran Pengetahuan dan Estetika Seni Tari

No Butir Refleksi Respon/Jawaban

1 Garis besar materi KB. 1 PENGERTIAN, JENIS, UNSUR DAN TEKNIK TARI
yang dipelajari
a.Tari tradisional

Jenis tari tradisional adalah tari yang tumbuh dan berkembang di


kalangan masyarakat yang memiliki alam pemikiran tradisional
cirinya percaya kepada kekuatan supranatural, percaya kepada
mitologi, kekuatan binatang totem dan rohleluhur. Masyarakat
tradisional taat mempertahankan pola hidup yang tergantung kepada
alam dan meneruskan kebiasaan hidupnya secara turun temurun.
Berdasarkan ciri masyarakat tradional tersebut, maka bentuk tarinya
taat kepada aturan-aturan tari tradisional di setiap daerah, dan fungsi
tari dikaitkan dengan keyakinan dan keperluan masyarakat setempat.
Jenis tari di Indonesia yang termasuk dalam kategori jenis tari
tradisonal adalah tari primitif, tari rakyat dan tari klasik.

1) Tari primitif

Tari primitif adalah tari yang memiliki ciri bentuk gerak, iringan, rias
dan busana yang bersahaja. Tari primitif ada di seluruh dunia pada
waktu masyarakat masih hidup dalam jaman pra- sejarah, atau sekarang
pada suku-suku pedalaman yang masih melanjutkan tata kehidupan
budaya pra-sejarah. Kepercayaan animisme dan dinamisme menjadi
landasan seluruh aktivitas kehidupan suku-suku bangsa di pedalaman,
sehingga tari primitif menjadi bagian penting disetiap upacara.
Contohnya adalah tari Berburu dari Irian Jaya, memiliki ciri gerak yang
bersahaja, menggambarkan seorang pemburu sedang menusuk-nusuk
tombaknya dan dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil
buruan yang banyak, menggambarkan masyarakat Irian Jaya pada masa
lalu pada waktu berburu. Tari Perang dilakukan oleh masyarakat
Timorini yang dipercaya dapat mengusir wabah penyakit. Para penari
dengan berbusana dan senjata lengkap, menari sambil bernyanyi dan
berjalan berbaris keliling kampung dibarengi oleh penduduk yang hiruk
pikuk (Indonesia Indah,1996).

2) Tari rakyat

Tari rakyat adalah tari hasil garapan rakyat yang memiliki ciri
penyajian sederhana dan masih berpijak pada unsur budaya tradisional.
Tari rakyat umumnya berbentuk tarian bergembira atau tari pergaulan
(Soedarsono,1992: 97- 99). Ciri koreografi tari rakyat gerak tarinya
terlihat bersahaja, iringan tari dan rias busana berpola sederhana.
Penyajian tari rakyat terlihat sederhana, mencerminkan kehidupan
masyarakat yang bersahaja, masih tergantung pada alam, lekat dengan
kebiasaan gotong royong.

3) Tari Klasik

Tari klasik adalah tari yang semula tumbuh dan berkembang di istana
dalam kalangan raja dan bangsawan, mencapai kristalisasi artistik yang
tinggi dan telah pula menempuh perjalanan sejarah yang cukup
panjang, sehingga memiliki nilai tradisi . Bentuk tari klasik
mencerminkan masyarakat istana yang mempunyai tata kehidupan
teratur, sehingga ciri koreografinya terpola oleh aturan
– aturan yang standar dan sangat baku.
Tari tradisional di Indonesia memiliki tema bermacam-macam. Tari
primitif biasanya bertema religi, ungkapan kehendak dan harapan
yang berkaitan upacara siklus kehidupan manusia. Tari rakyat
biasanya bertema religi, ungkapan kehendak dan harapan yang
berkaitan upacara siklus kehidupan, serta ekspresi kegembiraan.

Tari klasik biasanya bertema ungkapan filosofi masyarakat istana dan


tema dramatik yang bersumber dari karya sastra, sejarah maupun
babad. Tari tradisional yang memiliki cerita yang dilakukan oleh satu
orang penari (tunggal), dua orang penari (berpasangan) dan beberapa
orang penari disebut dengan tari tradisional bertema dramatik. Contoh
tari tradisional tema dramatik dengan penari tunggal, diantaranya tari
Golek dari Jawa Tengah dan tari Topeng dari Cirebon. Salah satu
contoh tari dramatik berpasangan adalah tari Oleg Tambulilingan dari
Bali. Tari dramatik yang berbentuk dramatari dan penarinya banyak,
diantaranya Wayang Wong dari Jawa Tengah dan Jogjakarta,
Langendriyan dari Mangkunegaran Jawa Tengah, Langen
Mandrawanara dari Jogjakarta, Sendratari Ramayana di kompleks
candi Prambanan, Arje (Bali) dan Mak Yong (Riau).
Tari non dramatik ialah tari yang tidak menyampaikan cerita atau
drama, contoh: tari Pendet dari Bali, Joged dari Bali, tari Tayub dari
Jawa Tengah, tari Gending Sriwijaya dari Palembang, dan berbagai
jenis tari klasik.

b. Tari Non Tradisonal

Tari non tradisional adalah jenis tari yang tumbuh dan berkembang di
kalangan masyarakat yang tidak taat kepada pola hidup dan kebiasaan
turun- temurun dan memiliki pola hidup berciri modern. Oleh karena
itu, bentuk tari non tradisional tidak taat kepada kaidah tari tradisional.
Jenis tari non tradisional adalah tari kreasi baru, tari modern, tari
postmodern dan tari kontemporer.

1) Tari kreasi baru

Tari kreasi baru adalah jenis tari tradisional yang modifikasi menjadi
bentuk baru. Ciri tari kreasi baru adalah pola dan unsur- unsur tari
tradisional masih jelas terlihat, namun dibagian-bagian tertentu diberi
bentuk baru. Modifikasi bentuk tari terlihat dari susunan gerak, variasi
gerak, durasi waktu, ritme dan tempo iringan, atau tata rias dan busana
atau unsur tari tradsional lainnya. Salah satu tujuan diciptakannya tari
kreasi baru menurut Soedarsono (1992: 112-116) adalah menghasilkan
tari tradisional yang dapat ditonton oleh siapa saja, kapan saja dan
dimana saja.
Tari modern
Tari modern adalah jenis tari yang tumbuh dan berkembang mulai
tahun 1890 dan berlangsung sampai dengan sekitar tahun 1945 an, ciri
yang sangat menonjol dari tari modern adalah (1) tampilan gaya
individu yang sangat kuat dalam karya tarinya; dan
(2) adanya inovasi yang baru dalam tari modern.

3) Tari Postmodern

Tari postmodern adalah jenis tari yang lahir pada abad akhir ke 20 atau
sekitar tahun 1930 an seiring dengan lahirnya gerakan postmodernisme
dibidang seni yang dipelopori oleh Fererico de Onis. Banyak ahli yang
berpendapat mengenai pengertian postmodernisme Graffin, Rosenau,
Buidrillard, Lyotard, Giddens, Dowell dan Bob Hostetler Cliff, Al
Gore, Harris, Foucault, Habermas, Rosenau, Eagleton (Lihat tautan
postmodernis.bogspot.co.id). Intinya bahwa pemikiran postmodernisme
merupakan tanggapan dan koreksi dari pemikiran modernisme.

4) Tari Kontemporer

Tari kontemporer adalah tari yang mencerminkan jiwa jaman saat ini.
Jiwa jaman yang mutakhir. Ciri kekinian yang cenderung musiman
karena mengikuti selera atau tren bentuk dan gaya hidup yang
tercermin dalam food, fashion dan film, serta pemikiran-pemikiran
yang sedang mutakhir berkembang di masyarakat pada saat ini.
Kontemporer berasal dari kata contemporary yang menunjukkan waktu
sekarang, satu waktu atau zaman. Seni kontemporer menurut Fuad
Hasan adalah seni yang menggambarkan zeitgeist atau jiwa masa kini.
Umar Kayam menjelaskan bahwa seni kontemporer adalah seni yang
menunjukkan daya cipta yang hidup dan kondisi kreatif dari masa
terakhir (Sedyawati, 1981:122).

a. Elemen Tari

Unsur utama tari adalah gerak. Gerakan manusia berdasarkan


fungsinya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu gerak bekerja,
gerak bermain dan gerak berkesenian (Amir Rochiatmo,1986).
Gerak bekerja merupakan gerak yang dilakukan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, sebagai contoh
misalnya gerak menanam padi, memetik buah, mencuci,
memulung, dan sebagainya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gerak secara umum terbagi
menjadi dua yaitu: 1) gerak keseharian atau gerak yang dilakukan
sehari-hari tanpa memiliki unsur ruang, waktu dan tenaga, dan 2)
gerak yang berirama, memiliki aturan dan berekspresi yang disebut
dengan gerak tari.
Gerak pada tari memiliki pesan, tujuan atau makna yang ingin
disampikan kepada penontonnya, namun apakah semua gerak tari
memiliki makna? Gerak dalam tari terbagi menjadi: 1) gerak maknawi
(gesture) yaitu gerak yang memiliki arti seperti gerak kupu-kupu
terbang, gerak nelayan menjala ikan, gerak petani mencangkul, dan 2)
gerak murni (gerak yang tidak memiliki makna). yaitu gerak yang
diciptakan hanya untuk keindahannya saja, misalnya gerak-gerak yang
terdapat dalam tari jaipongan dan gerakan yang dilakukan oleh para
penari latar dan sebagainya.

Terdapat 2 fungsi gerak dalam tari yaitu: a) fungsi internal yaitu gerak
gerak yang mempunyai makna bagi diri penari. Hal ini dapat dilihat
dari fungsi gerakan tubuh bagi si penari, misalnya sebagai sarana
ekspresi dalam mengungkapkan kegembiraan atau kesenangan, seperti
berbagai macam tarian spontanitas pergaulan yang semata-mata
sebagai partisipasi dalam kelompoknya.
Bahkan ada pendapat tari dapat bermula dari cara-cara yang biasa
dipakai manuasia untuk mengungkapkan emosi gerak keseharian.

i. Iringan Tari

Iringan di dalam tari memegang peranan penting, tari dan iringan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, karena keduanya berasal dari sumber
yang sama yaitu dorongan atau naluri ritmis. Seperti yang
diungkapkan Humphrey (1964: 132) bahwa pada dasarnya tari
membutuhkan kehadiran musik sebagai pendampingnya.
Keterikatan tari dengan musik dinyatakan Doubler (1985: 156).

Musik dalam tari dapat memberikan keselarasan, keserasian dan


keseimbangan yang dipadukan menjadi satu kesatuan yang hidup.
Keselarasan mengandung maksud antara jiwa dan melodi lagu dengan
jiwa gerak-gerak tari yang diiringinya selaras, sehingga penonton
merasakan keindahan atau kecocokan musikal melalui pendengaran.
Keserasian mengandung maksud kecocokan antara musik iringan
dengan gerak tari melalui indera penglihatan penonton dan penggarap
seni itu sendiri, sedangkan keseimbangan mengandung maksud
kecocokan rasa musikalitas dengan yang diiringinya yaitu tari (Jazuli,
2008: 10).

ii. Level dalam Tari

Level adalah tinggi rendahnya penari dalam melakukan gerakan. Level


dalam gerak tari dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu level tinggi,
sedang, dan rendah. Dalam gerak tari, level tinggi menunjuk pada
gerakan-gerakan yang mengarah ke garis vertikal, contohnya gerak
melompat, menjinjitkan kaki, tangan cenderung mengarah ke atas.
Dalam tari-tari tradisional di Indonesia yang
bertema perang seperti tari-tarian di Papua, gerak perang dalam tari
gaya Yogyakarta, gerak srisig dalam tari Gatotkaca Gandrung dari tari
klasik gaya Surakarta, tari Baris dari Bali, dan sebaginya.

iii. Pola Lantai dalam Tari

Pola lantai sering disebut juga dengan disain lantai, yaitu Desain
lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui oleh seorang penari atau
garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Secara
garis besar ada dua pola garis dasar dalam pada lantai yaitu garis lurus
dan garis lengkung.
1) Tata Rias

Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah


penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Pada dasarnya, tata rias
bukan sesuatu yang asing bagi semua orang, khususnya kaum wanita
sebab tata rias merupakan aspek untuk mendukung penampilan dan
telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Rias di dalam tari bukan sekadar
bertujuan untuk menjadikan penari menjadi cantik atau ganteng. Tata
rias tari mempunyai beberapa fungsi yang benar-benar membantu
pertunjukan karya tari menjadi lebih baik.

Fungsi Tata Rias :


1. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata Rias bisa
menyempurnakan kekurangan pada tampilan penari.
Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak sesuai
dengan karakter tari yang di bawakan.
2. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias
berfungsi melukiskan watak tarian dengan mengubah tampilan
wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk wajah.
3. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari di atas
panggung, karena tampilan penari tampak datar ketika tertimpa
cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias untuk
menampilkan dimensi wajah penari.
4. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-
gerak tari. Fungsi garis tidak sekedar menegaskan, tetapi juga
menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang berbeda dengan
wajah asli pemain.
5. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang
baik tentunya akan menambah keindahan karya tari yang
ditampilkan. Anda dapat membayangkan apa jadinya jika sebuah
tarian disajikan tanpa didukung dengan tata rias.

vi. Tata Cahaya dan Tata Suara

Jika kita menyaksikan suatu pertunjukan tari, maka unsur tata cahaya
dan tata suara akan selalu dibutuhkan, karena tata cahaya merupakan
salah satu pendukung sebuah tarian yang harus ada. Tata cahaya dapat
berupa cahaya yang berasal dari alam, misalnya siang hari dengan
memanfaatkan cahaya matahari seperti yang sering kita lihat pada tari-
tari kerakyatan yang ditarikan di siang hari, pertunjukkan Sendratari
Ramayana di Prambanan yang memanfatkan cahaya bulan purnama
sebagai pendukung suasana pertunjukan. Tata cahaya juga dapat
dihasilkan dari alat baik yang tradisional seperti obor, api unggun dan
sebagainya, maupun modern yaitu dari cahaya lampu listrik.

KB 02 BENTUK, TEMA DAN NILAI ESTETIS DALAM


SENI TARI

Koreografi disebut juga sebagai komposisi tari, merupakan seni


membuat/merancang struktur ataupun alur sehingga menjadi suatu pola
gerakan-gerakan. bahwa tari komunal adalah segala aktivitas tari yang
melibatkan instrumen atau struktur sosial kemasyarakatan baik atas
dasar kepentingan bersama dalam komunitas maupun kepentingan
individual

Tari tradisional yang tergolong dalam tari primitif dan tari kerakyatam
merupakan bentuk komunal, yaitu tarian yang lahir dari semangat
kebersamaan sehingga memiliki fungsi sosio- kultural bahkan bisa
menjadi salah satu pendukung upaca ritual
adat maupun keagamaan. Dalam praktiknya tari komunal dapat
dilaksanakan tanpa keahlian tari secara khusus, karena tarian
tersebut tidak lahir sebagai karya cipta seorang seniman tari.

3. Ciri-ciri utama dalam keroegrafi/tari komunal : a. Diadakan untuk


kepentingan komunitas, b. Melibatkan sistem sosial yang telah ada,
c. Merupakan pengabdian sosial dan lingkungan,d. Dilaksanakan
secara spontan atau terencana.

4. Pada umumnya tari tradisional yang tergolongkan dalam tyari


primitif dan kerakyatan dimaksudkan untuk tujuan ritual/upacara
tertentu. Seperti tari Tortor dari Batak, atau tari Hudoq dari Dayak. Di
beberapa daerah ada sejenistari komunal yang beralih fungsi dari
media upacara adat menjadi mediahiburan.

5. tari tradisional yang dibatasi hanya boleh dilakukan oleh gadis-


gadis yang belum menginjak fase menstruasi. Hal ini sebagaimana
yang berlaku dalam sebuah tarian dari Bali yaitu tari Sanghyang
Dedari.

6. Ada juga yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya
kekuatan magis seperti pada tari komunal Dabuih dari Sumatra
Barat. Atau tari Seblang dari Banyuwangi, Sintren dari daerah
Cirebon yang perlu didampingi oleh seorang berkemampuan khusus.

7. Dalam fungsinya sebagai hiburan itu, sering tampak adanya kaum


laki-laki yang dihibur dan penari perempuan sebagai penghiburnya.
Di Jawa, misalnya, dalamtayuban umumnya ronggeng (penari
perempuan) menjadi target hiburan bagi kaum laki-laki sebagai
penari tamunya.

8. koreografi individual meraupakan bentuk tari yang diciptakan oleh


satu atau lebih koreografer yang menghasilkan satu bentuk tari. Jika
dilihat dari bentuk koreografinya, dapat dibedakan menjadi menjadi
tari tradisional maupun non tradisional.

9. Tari-tarian yang berkembang di istana merupakan koreografi


individual yang diciptakan oleh raja. Contohnya tari Bedaya
Ketawang, tari Srimpi dari Surakarta, tari Bedaya Semang, Bedaya
Sang Amurwa Bhumi, Lawung Agengdari Yogyakarta, dan
sebagainya.

10. Yang dikategorikan koreografi non tradisional atau kreasi baru


yang diciptakan oleh koreografer adalah merupakan koreografi
individual. Koreografi individual dapat diciptakan oleh satu atau
lebih koreografer

11. Cara mengenal tari, sehingga seseorang memiliki kesadaran


terhadap nilai- nilai di dalam tari, kepekaan estetik dan sikap dapat
menghargai karya dapat ditumbuhkankembangkan selain
melalui apresiasi dalam tari. Apresiasi dalam tarimerupakan hasil
kegiatan menikmati tari yang dalam prosesnya memerlukan (a)
intelektual dalam memahami elemen tari; (b) emosi dalam menghayati
tari; dan (c) kemampuan evaluasi dalam menilai tari. Kesadaran
terhadap nilai-nilai di dalam tari dapat dimiliki oleh siswa apabila
siswa dilatih dengan strategi pembelajaran yang lengkap dan berurutan
mulai dari (a) mengamati elemen tari secara cermat; (b) menjelaskan
tari yang diamati; (c) menganalisis elemen tari; (d)
menginterpretasikan tari; dan (e) memberikan evaluasi terhadap tari
yang diamatiberdasarkan kriteria keindahan bentuk dan isi tari.

12. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam pembelajaran tai adalah
kreasi dalam tari. Kreasi dalam tari adalah hasil daya cipta seseorang
dalam membuat tari. Namun demikian, esensi kreasi dalam tari di
sekolah bukan untukmenghasilkan tari yang inovatif, namun untuk
menumbuhkembangkan daya cipta atau kreatifitas yang berguna untuk
memecahkan persoalan kehidupannya. Caranya dengan memberikan
bimbingan kepada siswa mengikuti proses kreatif dalam penciptaan tari
yang dikemukakan oleh para ahli tari. Intinya adalah (a) menemukan
ide; (b) mendalami ide; (c) mewujudkan ide; dan (d)
mengkomunikasikan ide kepada khalayak yang dapat digunakan
sebagai strategi pembelajaran agar peserta didik memiliki kepekaan
estetik dan kreatif dalam menghasilkan sesuatu untuk memecahkan
persoalan.

KB 3 RAGAM GERAK, MUSIK IRINGAN TARI, LEVEL


DAN POLA LANTAI DALAM TARI

Jenis tari bermacam-macam. Keragaman jenis tari karena perbedaan


(a) tempat dan tumbuh tari; (b) pemikiran, kebiasaan dan gaya hidup
masyarakat atau orang yang menciptakan dan mendukung keberadaan
tari; dan (c) situasi atau kondisi jaman pada saat tari diciptakan,
sehingga lahirlah jenis tari primitif, tari rakyat, tari klasik, tari kreasi
baru, tari modern, tari postmodern dan tari kontemporer. Di dalam tari
terdapat unsur utama dan juga unsur pendukung serta teknik dalam
menarikannya.

Jenis tari primitif, tari rakyat, tari klasik termasuk dalam kelompok tari
tradisional karena tarian ini tumbah dan berkembang di masyarakat
yang memiliki ciri pemikiran, kebiasaan dan gaya hidup tradisional
yang menempatkan tari menjadi bagian penting dari kegiatan religi
(upacara keagamaan), upacara kenegaaran, upacara adat dan kegiatan
sosial dalam kehidupannya. Berbeda dengan jenis tari kreasi baru, tari
modern, tari postmodern dan tari kontemporer. Tari kreasi baru di
Indonesia secara histori, tumbuh pada masa peralihan pemikiran
tradisional menuju pemikiran modern. Maka, bentuk tari
memiliki masih kuat ciri tari tradisionalnya, namun dibagian tertentu
diberi bentuk baru. Ketika masyarakat telah beralih menuju pemikiran
kebiasaan dan gaya hidup modern. Maka, tumbuh dan berkembang
jenis tari modern, yang selanjutnya mucul jenis tari postmodern yang
tumbuh karena tanggapan dan koreksi dari pemikiran modernisme.
Cara berpikir untuk menggambarkan situasi yang berkaitan dengan
perubahan kondisi yang sedang berlangsung, mencoba memecahkan
masalah kehidupan sosial budaya merupakan salah satu ciri pemikiran
postmodernisme yang dinyatakan dalam tema, bentuk maupun fungsi
tari postmodern. Jenis lainnya yang tumbuh pada jaman postmodern
adalah jenis tari kontemporer.
Ada 2 unsur penting di dalam tari yaitu unsur utama dan unsur
pendukung. Unsur utama tari adalah gerak, dan unsur pendukung tari
adalah iringan tari, level dalam tari, pola lantai, rias dan busana tari,
tata pentas, tata cahaya dan tata suara, serta tema dalam tari.
Setiap tari memiliki teknik dan proses gerak dasar yang berbeda. Tari
Tradisional di Indonesia memiliki gerak-gerak yang berbeda dan
keragaman tari yang berbeda-beda setiap daerahnya.
Pemahaman terhadap teknik gerak dasar tari tradisional adalah dasar
untuk mengeksplorasi keanekaragaman gerak yang dapat dirangkai
menjadi sebuah tarian. Contoh keanekaragaman teknik gerak pada Tari
Tradisional seperti gerak Tari Saman yang menitikberatkan pada
keterampilan gerak tangan, Tari Randai yang menggunakan gerak-
gerak silat yang disebut juga pencak menjadi teknik dasar gerak, Tari
Topeng memiliki sikap dasar yang menjadi teknik dalam melakukan
gerakan-gerakan tarinya yang disebut Adeg- adeg dan Tari Legong
Lasem yang memiliki teknik-teknik dasar tari Bali yang harus dikuasai,
yaitu terdapat sikap anggota tubuh yang khas dalam Legong Lasem
contohnya pada gaya tari Legong Lasem daerah Peliatan yaitu gerak
ngelayak (kayang), agem yang melengkung, sikap tangan yang lebih
sempit, dagu yang diangkat, bahu dan belikan yang terkunci, angsel
yang tersendat dan gerakan yang bergetar. Begitu pula pada Tari Non
Tradisional, contohnya pada Tari Modern seperti Shuffle Dance lebih
mengutamakan gerakan kaki yang unik dan atraktif berbeda dengan
Salah satu gerak dasar dalam Break Dance yaitu Freeze, freeze adalah
menahan gerakan dengan pose yang bagus. Freeze, membutuhkan
kekuatan tubuh penari untuk menahan dirinya, dengan pose seperti
Handstand.
KB 4 PEMBELAJARAN PENGETAHUAN DAN ESTETIKA
SENI TARI
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui
Tanya jawab antara guru dan siswa(Hamdayama, 2014: 31).
Implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran tari :
Orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Terdapat 3 ciri utama dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pertama, Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi MPBM ada
sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. MPBM tidak
mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat,
kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui MPBM
siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan
akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan
untuk menyelesaikan masalah. MPBM menempatkan masalah sebagai
kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka
tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah
dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir
deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis
dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui
tahapan-tahapan tertentu sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara
empat sampai enam orang yang mernpunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda
(heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika
kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan
demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan
positif. Implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran
tari : Orientasi, merumuskan masalah, Mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka. Pola dan Tahapan Pembalajaran CTL : Dapat dicontohkan
jika guru akan memberikan materi tentang tari tradisional dan tari
kreasi. Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk
memahami karakteristik tari tradisi dan tari kreasi. Untuk mencapai
kompetensi tersebut dirumuskan indikator hasil belajar berikut : Siswa
dapat menjelaskan ciri-ciri tari tradisional dan tari kreasi, siswa dapat
menjelaskan jenis- jenis tari tradisional dan tari kreasi, siswa dapat
menjelaskan perbedaan karakteristik tari tradisional dan tari kreasi.

Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke


seluruh pelosok tanah air adalah Pembelajaran aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan. Dengan demikian pembelajaran ini dirancang agar
mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan optimal
(Hamdayama, 2014: 42).
Implementasi model pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran tari :
1) Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa
berperan aktif dalam pembelajaran tari. Misalnya dengan diskusi
kelompok tentang tari tradisional atau berkunjung langsung ke
sanggar tari tradisional.
2) Guru menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam. Misalnya
guru menyiapkan beberapa foto dan video tentang tari- tari tradisional
yang ada di Indonesia.
3) Guru memberikan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan. Siswa diberikan tugas melakukan pengamatan
langsung ke sanggar tari tradisional dan menulis laporan dengan kata-
kata mereka sendiri.
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Diskusi
dan menjawab pertanyaan seputar materi tari tradisional.
5) Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa.
6) Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa
sehari-hari. Siswa menceritakan atau memanfaatkan
pengalaman yang pernah mereka alami sendiri.
7) Guru menilai pembelajaran dan kemajuan siswa secara terus
menerus. Guru memantau kerja siswa, dan memberikan umpan
balik.
 Estetika Dalam Seni Tari

estetika merupakan cabang ilmu filsafat yang mengkaji tentang


keindahan. Ruang lingkup kajian estetika meliputi empat persoalan
yaitu nilai estetis, pegalaman estetis, perilaku seniman dan seni. Empat
kajian tersebut merupakan prinsip-prinsip dalam estetika yang akan
memudahkan kita dalam memahami keindahan tari serta membantu
koreografer dalam proses membuat koreografi, agar menghasilkan
koreografi yang indah bentuknya juga memiliki pesan dan makna yang
bermanfaat bagi orang lain.
Ada 3 (tiga) hal yang perlu dicermati untuk dapat memehami
keindahan tari, yaitu koreografi, penari dan makna yang terkandung
dalam tari. Dalam sejarah estetika menunjukkan bahwa beberapa
konsep keindahan, kriteria keindahan dan teori seni lahir sesungguhnya
dari hasil penghayatan para filofos terhadap fokus yang diamati.
3 Daftar materi yang 1.Model pembelajaran dalam seni tari
sulit dipahami di 2.Estetika seni tari
modul ini
4 Daftar materi yang 1.Metode pembelajaran untuk seni tari
sering mengalami 2.Estetika dalam seni tari
miskonsepsi

MODUL 4

Judul Modul KONSEP SENI TEATER DAN


PEMBELAJARANNYA
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep seni teater :unsur, jenis,
dan nilai estetika teater
2. teater tradisional, modern, dan
kontemporer
3. naskah teater tradisional, modern
dan kontemporer
4. pembelajaran pengetahuan seni
dan estetika
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Konsep seni teater
dipelajari Drama berasal dari kata yang dalam bahasa Yunani
draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak,
beraksi, dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris,
pengertian tersebut setara dengan kata action yang
berarti perbuatan atau tindakan.
a. Unsur Drama
Drama mengandung unsur yang membentuk dan
membangun dari karya itu sendiri atau disebut unsur
instrinsik dan unsur yang mempengaruhi penciptaan
yang berasal dari luar karya atau disebut unsur
ekstrinsik
b. Pengertian Teater
teater artinya berbicara tentang sebuah tontonan
pertujukan dimana orang-orang tampil dengan riasan
yang unik-unik, gaya yang berbeda dari kehidupan
biasa,berbicara dengan suara yang keras bahkan
berteriak, bernyanyi, tertawa, dan bergerak-gerak
dengan gerakan yang penuh simbol dan spektakel,
berada dalam sebuah gedung yang gelap dan
panggung yang disinari oleh cahaya lampu yang
berwarna-warni.
c. Unsur Teater
Tubuh manusia sebagai unsur utama (pemeran/
pelaku/ pemain/aktor).
Gerak sebagai unsur penunjang (gerak tubuh,gerak
suara,gerak bunyi,dan gerak rupa).
Suara sebagai unsur penunjang (kata, dialog, dan
ucapan pemeran).
Bunyi sebagai efek penunjang (bunyi benda, efek,
dan musik) Rupa sebagai unsur penunjang (cahaya,
skeneri, rias, dan kostum).
Lakon sebagai unsur penjalin (cerita, noncerita,
fiksi, dan narasi).
Bentuk Teater Indonesia Berdasarkan
Pendukungnya
1) Teater Rakyat.
Teater ini didukung oleh masyarakat kalangan
pedesaan, bentuk teater ini punya karakter bebas
tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang
kaku, sifatnya spontan, dan improvisasi. Contoh:
lenong, ludruk, ketoprak, dan lain-lain.
2) Teater Keraton. Teater ini lahir dan berkembang di
lingkungan keraton dan kaum bangsawan.
Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan
terbatas. Tingkat artistik sangat tinggi serta cerita
berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang
dekat dengan dewa-dewa. Contoh : teater wayang.
3) Teater Urban atau kota-kota. Teater ini masih
membawa idiom bentuk rakyat dan keratin. Teater
ini lahir dari kebutuhan yang timbul dengan
tumbuhnya kelompok-kelompok baru dalam
masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan
baru serta sebagai fenomena modern dalam seni
pertunjukan di Indonesia.
4) Teater Kontemporer. Teater ini menampilkan
peranan manusia bukan sebagai tipe, melainkan
sebagai individu. Dalam dirinya terkandung
potensi yang besar untuk tumbuh, tetapi saat ini
teater kontemporer merupakan teater golongan
minoritas. Teater kontemporer adalah hasil
pencarian yang dilakukan oleh manusia Indonesia
secara terus- menerus.
D. JENIS-JENIS TEATER
1) Teater modern indonesia cirinya realisme sosial,
realisme psikologis, ekspresionisme

KB 2
- Teater tradisional merupakan hasil kreativitas
suatu suku bangsa. Teater tradisional bersumber
dari karya sastra lama atau sastra lisan daerah
yang berupa dongeng, hikayat, atau cerita-cerita
daerah lainnya
- Kegiatan berteater sudah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan. Kegiatan teater dapat kita
lihat dalam peristiwa-peristiwa ritual
keagamaan,tingkat- tingkat hidup, siklus hidup
(kelahiran, pertumbuhan dan kematian), juga
hiburan
- Pantomim adalah salah satu seni pertunjukan
yang penampilannya lebih mengandalkan pada
gerak- gerik tubuh dan ekspresi wajah.
Pantomim dalam bahasa Latin: pantomimus,
artinya meniru segala sesuatu, merupakan suatu
pertunjukan teater yang menggunakan tubuh,
dalam bentuk ekspresi wajah atau gerak tubuh
sebagai dialog
- Monolog adalah salah satu genre teater yang
menampilkan satu orang pemeran dalam
pertunjukannya. Pada dasarnya, monolog
dengan pertunjukan teater yang lengkap yang
biasa kita lihat menggunakan kaidah-kaidah seni
peran dan pemanggungan yang sama.
- Karya teater kontemporer adalah karya-karya
teater yang tercipta pada masa kinidengan
mengandung muatan permasalahan yang terjadi
dimasa kini bahkan bentuk pemanggungannya
pun memberikan penawaran pemanggungan
yang lain dari sebelumnya.
KB 3
- Naskah adalah segala sesuatu yang tertulis, baik
berupa dialog maupun keterangan laku.
- Struktur dalam naskah meliputi tema, penokohan,
dan struktur dramatik.
- Elemen pokok dalam naskah adalah konflik. Dalam
menuju konflik pokok, maka ada komplikasi di
dalamnya, yaitu berkembangnya konflik pokok.
Terciptanya konflik karena ada perbedaan karakter
diantara para tokohnya. Tokoh dalam naskah ada
antagonis, tritagonis, dan protagonis. Jenis dalam
naskah lakon ada naskah komedi dan tragedi.
Keduanya mempunyai ciri yang berlawanan.
- Sebelum mementaskan sebuah naskah lakon, maka
perlu diadakan bedah naskah yang meliputi plot atau
alur, latar belakang kejadian, dan
penokohan/karakter. Membedah karakter meliputi
sisi sosiologis, fisikologis, dan psikologis. Dari
bedah karakater dan bedah naskah tersebut,
kemudian dibentuk rancangan visual berupa sketsa
atau gambaran kasar penggarapan.
KB 4
Evaluasi dan analisis estetika teater dapat dilakukan oleh
seluruh peminat teater yang memiliki kemampuan dalam
memahami, melakukan dan menjelaskan kaidah-kaidah
teater yang ada. Prinsip dan konsep-konsep dasar estetika
yang berbeda menjadi identitas bagi suatu teater untuk
melakukan eksplorasi estetiknya maupun menemukan
tata nilai yang dianut masyarakat
2 Daftar materi yang sulit 1. estetika pada tari kontemporer
dipahami di modul ini 2. teater eksperimental
3 Daftar materi yang sering Langkah-Langkah Mempersiapkan Penerapan Metode
mengalami miskonsepsi Pembelajaran CTL
MODUL 5

JUDUL MODUL APRESIASI SENI DAN PEMBELAJARANNYA


Judul KegiatanBelajar (KB) 1. Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa
2. Pembelajaran Apresiasi Musik
3. Pembelajaran Apresiasi Tari
4. Pembelajaran Apresiasi Teater
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1 Daftar Peta Konsep KB I. PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA
(istilah dan definisi)di A. Konsep Apresiasi Seni Rupa
modul ini Pembahasan konsep apresiasi seni meliputi pengertian, tujuan,
pendekatan, prosedur dan objek apresiasi, berikut uraian
materinya:
1. Pengertian Apresiasi Seni Rupa Apresiasi (appreciation)
yang artinya penghargaan dan pengertian, dan disebut
denganpengamatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI),kata apresiasi digolongkan menjadi tiga, yaitu;
pertama, kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; kedua,
penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu; dan ketiga,
kenaikan nilaibarang karena harga pasarnya naik atau
permintaan akan barang itu bertambah.
Menurut Brent G. Wilson (1972) komponen Apresiasi Seni
terdiri atas tiga:
a) Perasaan (feeling): pengalaman merasakan melalui
sensasi inderawi (penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman);
b) Empati (emphatizing): melibatkan emosi dan
impresi/kesanperasaan saat mengamati dan
menikmati karya seni,
c) Penilaian (evaluing): melibatkan kemampuan
berpikir logisdan kritis dalam mengevaluasi karya
seni melalui aktivitas berasosiasi, melakukan
komparasi, analogi, diferensiasi dansintesa
(menyimpulkan).
2. Tujuan Apresiasi Seni
Tujuan pembelajaran Apresiasi Seni diajarkan di sekolah agar
peserta didik:
a) Memahami estetika untuk meningkatkan
sensitivitas agarmampu menghayati
keindahan serta harmoni yang mencakup
apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan
individual maupun sosial kemasyarakatan,
sehingga seseorang mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, dandapat memiliki ikatan
kebersamaan yang harmonis.
b) Memanfaatkan lingkungan setempat untuk latihan
apresiasiseni.
c) Menghargai kekhasan lokal karya seni
rupa danketerampilan atau kriya.
d) Meningkatkan kegemaran membaca dan menulis
tentangkarya seni.
3. Pendekatan Apresiasi Seni
Pembelajaran Apresiasi dilakukan dengan pendekatan
Learning about Art: pembelajaran apresiasi seni diajarkan
untuk melatih kemampuan merasakan fenomena seni dan
estetik peserta didik. Untuk mencapai kompetensi ini,
peserta didik pada awalnya dihadapkan langsung dengan
karya senirupa murni, desain, dan kria.
Proses pembelajaran apresiasi seni, dapat dilakukan
melaluimetode dan pendekatan seperti dikemukakan oleh
(Sahman, 1993: 153; Soedarso, 1990: 83-84) yaitu sebagai
berikut:
a) Pendekatan aplikatif: Pendekatan ini dilakukan
melalui proses penciptaan seni secara langsung.
Hal ini sejalan dengan doktrin Dewey “learning
by doing”
b) Pendekatan Historis: Ditempuh melalui
pengenalan sejarah seni. Penciptaan demi
penciptaan, peristiwa demi peristiwa yang
masing-masing memiliki problema sendiri,
dibicarakan dan dibahas secara urut.
c) Pendekatan problematik: Menyoroti masalah
serta liku- liku seni sebagai sarana untuk dapat
menikmatinya secara semestinya, kemudian
deretan problem-problem senilah yang harus
dibahas satu persatu.
4. Prosedur
Merujuk pendapat Brent G. Wilson (1971) aktivitas
mengapresiasi karya Seni Rupa dapat diawali dengan
pengalaman
a) Mengamati (Observing): pengalaman merespon
karya seni dengan mengaktifkan fungsi inderawi
(penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman) untuk mengenali unsur-unsur visual
pada karya, seperti: garis, warna, bentuk, tekstur,
proporsi, dan komposisi karya; mengenali
karakteristik jenis bahan dan teknik yang
digunakan dalam berkarya.
b) Merasakan (Feeling): mengaktifkan
pengalaman merasakan keindahan melalui
sensasi inderawi (penglihatan, pendengaran,
perabaan, penciuman). Sikap merasakan dan
mengagumi karya seni atau peristiwa seni
melalui perasaan. Pengalaman merasakan
keindahan ini akan mengembangkan sense of
beauty dalam diri seseorang.
c) Mengempati (Emphatizing): setelah mengamati
karya seni dengan penuh perasaan, maka rasa
empati akan muncul. Saat itulah proses
penghayatan bekerja, secara psikologis
pengalaman pengamatan terhadap karya seni
atau kegiatan seni akan memunculkan sensasi,
emosi, dan impresi sehingga muncul rasa
senang, rasa nyaman dan kepuasan spiritual
lainnya
d) Menilai (Evaluing): melibatkan kemampuan
berpikir logis dan kritis dalam mengevaluasi
karya seni melalui aktivitas berasosiasi,
melakukan komparasi, analogi, diferensiasi dan
sintesa (menyimpulkan).
e) Menghargai (Appreciation): Penghargaan
terhadap karya seni akan tampak pada
seseorang didalam menyikapi karya seni
tersebut. Antara lain bagaimana apresiator
memberikan perhatian terhadap karya seni,
bagaimana apresiator memelihara dan
menempatkan karya yang dikoleksinya.
5. Objek Apresiasi Seni
Objek apresiasi meliputi berbagai karya seni rupa sebagai
berikut:
a. Karya Seni Murni: penciptaan karya seni yang ditujukan
untuk memenuhi fungsi ekspresi sebagai sarana
mencurahkan ekspresi atau emosi dan tidak berfungsi
sebagai benda pakai dan benda hiasan, seperti: senilukis,
seni patung, seni grafis,
b. Karya Seni Terapan: penciptaan karya ditujukan untuk
fungsi pakai, fungsi komunikasi dan fungsi hias, terutama
untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
c. Karya Seni Media Baru: sebuah istilah yang merujuk kepada
karya seni yang dibuat menggunakan teknologi media baru.
Seni media visual hadir merespon perkembangan teknologi
informasi dan digitalisasi.

B. Implementasi Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Rupa


Apresiasi dalam pembelajaran seni rupa merupakan proses
yang berkaitan dengan penikmatan terhadap suatu karya seni.
Aktivitas atau proses kegiatan apresiasi dilakukan oleh
penikmat atau apresiator. Untuk dapat memperoleh
pengetahuan dalam kegiatan berapresiasi pada karya seni rupa
ada beberapa proses yaitu mengamati (observing), merasakan
(feeling), memahami (emphaty), menikmati (enjoying), dan
menilai (valuing).
1. Praktek Apresiasi Karya Seni Rupa Pada Karya Kriya
Tekstil dengan Teknik Lukis Pada Media Kaos.
a. Mengamati (Observing)
Pada tahap mengamati guru mengajak peserta didikuntuk
melihat dan mencermati aspek-aspek apa sajayang harus
diamati pada karya tekstil tersebut.
b. Merasakan (feeling)
Setelah peserta didik menjelaskan hasil pengamatannyalalu
ajak peserta didik untuk mengamati karya kriya tersebut
dengan menggunakan perasaannya bukan sekedar melihat
saja.
c. Menghayati (emphaty)
Proses menghayati dalam apresiasi sama sulitnya dengan
mengutarakan pendapat tentang perasaan terkaitburung
Enggang. Perlu dikembangkan metode yang lebih atraktif
selain brainstorming agar peserta didik tidak malu dan
lebih berani dalam mengutarakan perasaanya.
d. Menilai (evaluing)
Tahap Evaluasi dalam pembelajaran apresiasi sekilas
tampak mudah dilakukan namun sesungguhnya cukupsulit
ketika harus menjelaskan dasar atau alasan
dalammemberikan penilaian tersebut.
e. Menghargai (apreciation)
Menghargai adalah tahap terakhir yang penting
diperhatikan untuk mengetahui apakah proses
apresiasisudah berjalan dengan benar sesuai prosedur.
2. Apresiasi Karya Seni Rupa pada Karya Desain Poster

a. Mengamati (Observing)
Pada tahap mengamati guru mengajak peserta didik untuk
melihat dan mencermati aspek-aspek yang harusdiamati pada
karya desain tersebut.
b. Merasakan (feeling)
Setelah peserta didik menjelaskan hasil pengamatannyalalu
ajak peserta didik untuk mengamati karya desain tersebut
dengan menggunakan perasaannya bukan hanyasekedar
melihat saja.
c. Menghayati (emphaty)
Proses menghayati dalam apresiasi sama sulitnya dengan
mengutarakan pendapat tentang perasaan terkait burung
Enggang.
d. Menilai (evaluing)
Tahap Evaluasi dalam pembelajaran apresiasi sekilas tampak
mudah dilakukan namun sesungguhnya cukup sulit ketika
harus menjelaskan dasar atau alasan dalam memberikan
penilaian tersebut.
e. Menghargai (apreciation)
Menghargai adalah tahap terakhir yang penting diperhatikan
untuk mengetahui apakah proses apresiasisudah berjalan
dengan benar sesuai prosedur

C. Evaluasi Hasil Apresiasi Karya Seni Rupa


Mengeveluasi hasil apresiasi karya seni rupa diperlukan
kemampuan dan pengalaman estetis dalam menilai karya.
1. Konsep Umum Evaluasi dalam Pembelajaran
a. Hakikat Evaluasi dalam Pembelajaran adalah mengambil
keputusan melalui proses membandingkan dengan suatu alat
ukur yang tepat(Suharsimi, 1992:3).
b. evaluasi dalam pembelajaran adalah
1) berfungsi diagnostik,
2) berfungsi penempatan,
3) berfungsi selektif dan
4) mengukur keberhasilan.
c. Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar
Prinsip-prinsip berikut tentang tes hasil belajar menyajikan
dasar untuk menyusun dan menggunakantes di kelas sebagai
upaya yang positif dalam proses pembelajaran.
d. Teknik Evaluasi dalam Pembelajaran
Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar
peserta didik dapat dilakukan beragam teknik, baik
berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
Teknik mengumpulkan informasi tersebut padaprinsipnya
adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik
terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
2. Evaluasi Dalam Perspektif Pembelajaran Seni Rupa
Memahami aktivitas evaluasi dalam perspektif pembelajaran
seni khususnya seni rupa memang bukan perkara yang mudah.
Karena aspek yang terkandung didalam penilaian sangat
kompleks.
a. Fungsi Penilaian dalam Pembelajaran Seni Masalah
evaluasi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran Seni
selalu menjadi topik yang menarik diperbincangkan.
b. Dimensi Kompetensi dalam Pembelajaran Seni Rupa
Secara khusus sebenarnya tujuan pendidikan Seni
yangpaling penting adalah mengembangkan:
1) Kompetensi perseptual, yakni respon persepsi inderawi
terhadap unsur rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya
serta keterampilan kerajinan,
2) Kompetensi pengetahuan, meliputi pengetahuan
tentang terminologi, fakta, trends dan tata urutan/
kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan kategori,
metodologi dan kriteria.
3) Kompetensi apresiasi, meliputi : Kemampuan
pengamatan, Kemampuan berempati/penghayatan dan
Kemampuan penikmatan.
4) Kompetensi kreasi yang meliputi : Kreativitas dan
Keterampilan.
c. Contoh Evaluasi dalam Pembelajaran Apresiasi Seni
Rupa
1) Menyiapkan materi kliping seni rupa
2) Penerapan unsur-unsur rupa (warna, garis, bentuk,
tekstur) pada kliping
3) Menyajikan atau mengemas Kliping
4) Keterangan penilaian:
5) Kriteria penilaian dapat dilakukan
D. Refleksi Hasil Apresiasi Karya Seni Rupa
Tujuan dalam kegiatan refleksi ialah bagaimana
mengajak apresiator untuk merasakan dan memahami
pesan yang ingin disampaikan kreator pada karya
tersebut.
KB 2. PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIK

A.Pengertian, Tujuan, Pendekatan, Prosedur, danObjek


Apresiasi Musik
1. Pengertian
Apresiasi seni musik dapat didefinisikan
sebagaidicapainya kemampuan untuk mendengarkan
musik dengan penuh pengertian (Miller:2001).
2. Tujuan
Tujuan utama dilakukannya apresiasi musik
yaituuntuk mengevaluasi dan mengembangkan nilai
estetika karya seni.
3. Pendekatan
Pendekatan dalam apresiasi musik meliputi
gayamusikal, sejarah musik, biografi pencipta karya
musik, dan interpretasi.
4. Prosedur
Prosedur tahapan dalam apresiasi musik dapatAnda
simak sebagai berikut :
a. Tahap identifikasi
b. Tahap Analisis
c. Tahap Penghayatan
d.Tahap penilaian
d. Objek Apresiasi

B. Evaluasi Karya Musik


Evaluasi dalam apresiasi musik selalu melibatkan
1. tiga komponen utama yaitu komposer, pemain,
danpendengar. Komposer dapat dianalogikan sebagai
sebuah pabrik atau tempat pembuatan suatu produk.
2. Pemain dapat dianalogikan sebagai para pekerja.
3. Pendengar adalah konsumer. Komposer dan pemain
tidak dapat membangun konsep apresiasi tanpa
adanya pendengar.
a. Mendengarkan secara pasif Dalam
beberapa situasi musik tidak diharapkan
menuntut perhatian sepenuhnya dari
pendengar.
b. Mendengarkan dengan serius Untuk
mendengarkan dengan serius dituntut
suatu tingkat perhatian yang lebih besar.
Di sini pendengar mencapai kesenangan
dari kesadaran untuk mencari keindahan
bunyi.
c. Mendengarkan secara emosional
Mendengarkan musik dengan sikap
semacamini pendengar menyadari
terutama atas reaksi-reaksinya sendiri
terhadap musik, dengan emosi-emosi
serta ungkapan- ungkapan yang
dibangkitkan oleh musik.
d. Mendengarkan secara perseptif
Mendengarkan secara perseptif lebih
akuratdibanding mendengar secara pasif.

C. Refleksi Hasil Apresiasi Musik


Refleksi sendiri bisa diartikan sebagai proses kognitif
dan afektif yang membutuhkan keterlibatanaktif pikiran
dari individu terhadap sesuatu yang terjadi, melibatkan
pemeriksaan terhadap tanggapan seseorang, dimana
hasilnya sebuah pemahan baru ke dalam pengalaman
seseorang (Rogers, 2001).
1. Tujuan Refleksi dalam Apresiasi Musik
Kegiatan refleksi dalam Apresiasi musik
memiliki tujuan- tujuan diantaranya yaitu:
a) Untuk mengetahui sejauh mana
kekurangan dan kelebihan sebuah karya
musik
b)Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
sebuah karya musik dalam menyampaikan
pesan kepada pendengar dan penonton
c) Untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan seorang komposer dalam
menciptakan karya musik
d)Memberikan interpretasi yang tepat kepada
pemain dalam memainkan karya musik
yang diciptakan.
e) Untuk mengetahui kebutuhan dan selera
masyarakat, penonton, dan pasar industri.
Sehingga pencipta musik dapat merancang
karya musik berikutnya menjadi lebih baik.
f) Untuk mengidentifikasi kekurangan atau
kelemahan sebuah karya musik dalam
penyajian materi baik secara langsung
maupun tidak langsung (melalui media).
2. Manfaat Refleksi dalam Apresiasi Musik Manfaat
refleksi dalam apresiasi musik dibedakan menjadi:
a) Bagi komposer atau pencipta lagu,
kegiatan refleksi bermanfaat sebagai
ruang ekpresi positif dalam menunjang
proses penciptaan karya musik.
b) Bagi penonton, kegiatan refleksi
bermanfaat sebagai sebagai hasil dari
rangkaian prosedur baik pengamatan
dalam materi, pertunjukan sampai pada
proses evaluasi.
3. Cara / Langkah-langkah Kegiatan Refleksi
a) Persiapkan materi yang akan Anda amati.
b) mendatangi pertunjukan paduan suara
tersebut ke gedung seni pertunjukan,
festivalatau lomba maupun media
youtube.
c) Persiapkan alat rekam dan alat tulis
seperti bolpoint dan kertas.
d) membuat catatan-catatan singkat selama
pertunjukan berlangsung.
e) Analisislah tulisan Anda untuk
mendapatkan penilaian secara tepat.
f) Buat kesimpulan dan kesan-kesan
g) Tuliskan kelebihan dan kekurangannya
h) Buatlah harapan, keinginan, kebutuhan,
dan hal lainya baik yang telah tercapai
i) Buatlah solusi dan masukan yang logis
dan baik menurut Anda untuk dapat
dilakukan demi kebaikan dan
pengembangan karya maupun
penciptanya.
D. Pembelajaran Apresiasi Musik
Setelah Anda mempelajari dan memahami pengertian,
tujuan, pendekatan, prosedur, dan objekapresiasi musik,
maka Anda harus memahami implementasinya dalam
bidang dan kehidupan Andasehari-hari. Melalui belajar
apresiasi, baik disadari maupun tanpa disadari Anda
secara otomatis akan memiliki nilai estetika di dalam diri
Anda sehingga bisa menilai segala sesuatu dari sudut
pandang keindahan.
Dengan belajar apresiasi, Anda belajar tentang
menghargai sebuah karya seni orang lain.
Implementasi lainnya yang dapat dilakukan
setelahbelajar apresiasi musik adalah Anda mampu
menganalisis secara tepat sebuah karya musik.
Anda juga mampu mengembangkan rasa sensitivitasdan
empati terhadap orang lain serta memiliki rasa untuk
menghargai sesama.

KB 2. PEMBELAJARAN APRESIASI TARI

A. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Apresiasi Tari


1. Pengertian

Apresiasi dipahami dalam pengertian kemampuan seseorang


menunjukkan sikap (afektif) dapat menghargai sesuatu yang
didasari oleh pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotorik).

2. Tujuan

Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk


mendapatkanpengalaman estetis yang didasari pengalaman
sipengamat dalam kesanggupan menerima karya seni yang
terarah dan bertujuan didapat dari seni murni atauseni
pakai.

3. Fungsi apresiasi tari

apresiasi karya seni tari adalah penikmatan


terhadapkarya seni tari, dengan adanya pengertian yang
baik

B. Implementasi Pembelajaran Apresiasi

tari1 Persepsi.

Kegiatan ini diarahkan pada mengenalkan kepada anak


didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia.
Misalnya mengenalkan kepada anak didik Anda akan tari-
tarian, musik, rupa dan teater yang berkembang di
Indonesia, baik tradisi, kreasi baru atau modern
(kontemporer)

2 Pengetahuan.

Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam


mengapresiasi baik tentang sejarah seni yang
diperkenalkan maupun istilah- istilah yang biasadigunakan
di masing-masing bidang seni

3 Pengertian.
Pada tingkat ini diharapkan dapat membantu dalam
menterjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni
berdasarkan pengalaman, kemampuannya dalam
merasakan musik, gerak, rupa dan teater serta membantu
kemampuan dalam memilih bentuk seni berdasarkan
pengetahuan yang sebelumnya dipelajari
Analisa.
Pada tahap ini kita mulai mendeskripsikan salah satu
bentuk seni yang sedang dipelajari, menginterpretasikan
objek ke dalam media gerak, musik, rupa dan teater serta
menjelaskan atau menceritakan seni yang dibuat atau
diapresiasinya

5 Penilaian.

Pada tahap ini lebih ditekankan melakukan penilaian


terhadap karyakarya seni yang diapresiasi, baik secara
empirik maupun sistemik, sehingga mampumenentukan
dan memilih media seni sebagai hasil kreativitas, mampu
menilai dan memberikan komentar terhadap seni yang
diapresiasinya

6 Apresiasi.

Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di


sekolah yang terdiri dari tiga hal yaitu value (nilai),
empathy dan feeling. Value adalah kegiatan menilai suatu
keindahan seni, pengalaman estetis dan makna/fungsi seni
dalam masyarakat. Sedangkan empathy kegiatan
memahami, dan mengahargai. Sementara feeling lebih
pada menghayati karya seni, sehingga dapat meraakan
kesenangan pada karya seni,

7 Produksi.

Pada tahap ini diharapkan dapat mengekspresikan


perasaannya melalui salah satu bentuk seni, sehingga
menghasilkan suatu bentuk seni y2ang baru seperti
menemukan salah satu bentuk seni yang sesuai dengan tema
dan ide, dapat mengkombinasikan menjadi sesuatukarya
seni yang baru tersebut, dapat membuat motif baru, atau
dapat mengkombinasi dan menyelaraskan suatu betuk seni
serta dapat mempertunjukan karya seni yang dikuasainya

Kegiatan

1 Kegiatan mengamati tari

Kegiatan mengamati elemen pokok, elemen pendukung,


penari, situasi pementasan, perlengkapan pementasan dan
segala hal yang harus diamati dari penyenggaraan tari,
akan memberikan pengalaman belajar dan melatih siswa
mengenali dan melihat sesuatu secara detail
Kegiatan menjelaskan tari
Kegiatan menjelaskan tari adalah kegiatan mengemukakan
kembali tari yang telah mengamati kepada orang lain.
Kegiatan ini akan memberikan pengalaman belajar dan
melatih siswa mengungkapkan kembali hal-hal dari
yang telah dilihat, bermanfaat untuk meningkatkan daya
ingat siswa terhadap sesuatu yang barusaja dipelajari.

3 Kegiatan menganalisis tari

Kegiatan menganalisis tari adalah kegiatan memilah-


milah elemen tari untuk menjelaskan elemen tari yang
menonjol dari tari yang diamati.
4 Kegiatan menginterpretasi

Kegiatan interpretasi tari adalah kegiatan menafsirkan simbol


dan makna tari dari elemen-elemen tari.

5 Kegiatan mengevaluasi

Kegiatan mengevalusi tari adalah kegiatan menilai tari


menggunakan kriteria keindahan bentuk dan isi tari.

Langkah langkah pembelajaran kegiatan apresiasi

1 Memberikan pengarahan dalam kegiatan apresiasi


agar anak mempunyai sikap menyenangi/mengagumi
dan menghargai karya tari

2 Penyusunan rencana kegiatan yang dapat dilakukan


diluar kelas (jika di sekitar sekolah ada
sanggar/pertunjukkan tari),yaitu rencana kunjungan
ke sanggar tari atau melihat tari-tarian.

3 Memberikan cara penilaian terhadap karya tari


yang bersifat obyektif, artinya cara memberikan
penilaian secara mudah yang dapat dikerjakan anak

Proses kegiatan apresiasi

1 Pengenalan terhadap seniman dan karya


tari Indonesia
2 Melakukan penilaian karya tari yang
mencakup penalaran, penafsiran dan
pembahasan/ulasan.
Mengisi formal evaluasi
Tahapan-tahapan dalam apresiasi:

1 . Pengamata
2. Penghayatan
3 Penilaian dan penghargaan
4. Empati

C. Evaluasi Hasil Apresiasi Tari


Evaluasi merupakan bagian dari komponen pembelajaran
untuk mengukur dan menilai tingkat ketercapaian dari
tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran melalui
apresiasi, evaluasi dapat berorientasi pada bentuk evaluasi
yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 yakni dengan
penilaian autentik. Penilaian autrntik pada kegiatan
apresiasi dilakukan pada awal, proses dan akhir
pembelajaran.

D. Refleksi Hasil Apresiasi Tari


1. Konsep refleksi dalam apresiasi tari
2 Prinsip refleksi dalam apresiasi tar
3 Tujuan dan sasaran refleksi dalam
pembelajaran apresiasi tari
4 Teknik-teknik refleksi dalam
pembelajaran apresiasi tari
KB 4 PEMBELAJARAN APRESIASI TEATER
Apresiasi dan Kritik Seni Teater : Konsep
danPenerapannya

1 Pengertian, tujuan, pendekatan, prosedur,


dan objek Apresiasi dan Kritik Seni Teater
2 Implementa si Apresiasi dan Kritik Seni Teater
3 Evaluasi Pembelajaran Apresiasi dan
Kritik Seni Teater
4 Refleksi hasil Pembelajaran Apresiasi dan
Kritik Seni Teater
Langkah Kerja Pembelajaran
1. Menyaksikan dokumentasi pertunjukan teater
Mandiri dengan judul PEACE lihat link youtube
berikut : https://www.youtube.com/watch?
v=iry0tXnaCcA dan mempelajari komponen
maupun unsur-unsur pendukung pertunjukan
teater “
2. Membaca karya-karya Drama Putu Wijaya dan
mempelajari unsur-unsur drama
3. Membuat kelompok diskusi interaktif antara
siswa yang dipandu oleh moderator
4. Hasil dari sikusi kelompok interaktif tentang
pertunjukan teater mandiri PEACE karya putu
wijaya dijadikan sebuah laporan pendek berupa
kritik teater.

Apresiasi teater

1. Pengertian apresiasi teater

Apresiasi teater merupakan pemberian penghargaan atau


menyampaikan persepsi yang baik terhadap suatu
karyateater.Apresiasi dilakukan atas kehendak sendiri
atau tanpa dipaksakanmaupun oleh sebab-sebab
popularitas pelaku maupun penyelenggaranya.

2. Tujuan Mengapresiasi Seni

Tujuan dari pada apresiasi seni teater adalah agar


seniman mengetahui bagaimana pendapat para penikmat
seni dalam menilai hasil karyanya. Seperti yang
diketahui, tujuan daripada seni teater sendiri adalah untuk
dapat dinikmati oleh khalayak ramai. Dari situ tentu sang
seniman akan butuh suatu apresiasi atau penghargaan
terhadap karya seninya

3. Bentuk Mengapresiasi Seni Teater

a. Memberikan komentar langsung mengenai


karya seni teater dari berbagai sudut
pandangkita kepada seniman agar ia
mengetahui bagaimana sudut pandang
orang lain terhadap karya seninya. Seperti
memberikan komentar mengenai bentuk,
jenis, teknik, ataupun artistik dari sebuah
karya seni pertunjukan teater.
b. Menyebarkan hasil karya seni teater
kepada orang lain melalui berbagai
media sosial maupun dari mulut ke
mulut apabila penilaian apresiasi baik
ataupun buruk terhadap karya tersebut
c. Menggunakan secara langsung hasil
karya pertunjukanya. Sebagai contoh
kemegahan dari pertunjukan naskah
romeo and julliet yang megah dengan
konsep dan seting kaumbangsawan. Itu
merupakan bentuk apresiasi seni teater
yang langsung merasakan manfaatdan
keindahannya
4 sikap menapresiasi seni

- Apresiasi empatik, merupakan suatu sikap


apresiasi yang hanya terbatas pada sensor
pancaindra
- Apresiasi estetis, merupakan suatu sikap
apresiasiyang menyalurkan sensor dari panca
indra menuju pikiran dalam untuk memaknai
suatu karya seni
- Apresiasi kritik, merupakan suatu sikap apresiasi
yang setelah memaknai hasil karya seni
seseorang, akan berlanjut mendeskripsikan dan
menyimpulkanhasil pengamatan tersendiri dan
menunjukkan kepada banyak orang

5 Fungsi Apresiasi Teater


- Menjadi media dalam memahami dan
menjelajahi kehidupan melalui teater
- Menumbuh kembangkan teater
- Memberikan dorongan untuk melakukan
kerja kreatif teater
- Menumbuhkan kepercayaan diri pelaku
teater e. Memperluas pengetahuan teater
6. Teknik Apresiasi
a. Menyaksikan pertunjukan teater dan
mempelajari komponen maupun unsur-unsur
pendukung pertunjukan teater
b. Membaca karya-karya Drama dan mempelajari
unsur- unsur drama
c. Mendiskusikan pesan-pesan yang dikandung
dalam pertunjukan teater
7. Jenis Kritik
- Kritik yang teoritik
- Kritik Judicial
- kritik ekspresif
- kritik pragmatik
- kritik objektif
- kritik jurnalistik,
- kritik pedagogik,
- kritik ilmiah
- kritik populer
8 Fungsi Kritik (pada Teater Tradisional Pada teater
Tradisional, kritik diperlukan untuk menjembatani
pertunjukan teater tradisional dan memberikan
pandangan- pandangan yang dapat menunjang
pertumbuhannya. Teater tradisional secaraintrinsik sudah
memiliki “pakem” atau konvensi pemanggungan, namun
konvensi pemanggungan yang dimiliki oleh suatu
pertunjukan teater tradisonal bisa saja berusaha
dikembangkan melalui proses kritik yang cerdasdan
bertanggungjawab
9. Penulisan Kritik ( pada Teater Tradisional dan
Teater Modern)
a. Saksikan suatu pertunjukan teater tradisional dan
teater modern. Saksikanlah dengan inisiatif dan
tanamkanlah harapan-harapan yang terbaik bagi
pertunjukan yang akan disaksikan
b. Setelah menyaksikan pertunjukan, buatlah
catatan- catatan yang melekat dalam ingatan
sesegera mungkin. Mulailah dengan membuat
kronologi berlangsungnya pertunjukan hingga
peristiwa-peristiwa menarik yang disaksikan,
c. Temukan dan buatlah istilah-istilah teknis dari
pertunjukan yang disaksikan, seperti blocking, garis
penyutradaraan, interpretasi tekstual agar dapat
memberikan gambaran dan membedakan penulisan
kritikteater dengan pertunjukan lainnya.
d. Buatlah pertanyaan yang spesifik untuk
ditemukan jawabannya secara jelas dan
singkat dari pertunjukan teater yang
disaksikan.
e. Nyatakanlah opini terhadap pertunjukan yang
disaksikan dengan menggunakan frasa “Saya
pikir” atau“menurut pandangan/pemikiran penulis”
f. Buatlah kerangka sistematika penulisan kritik yang
akan dituliskan, misalnya pada paragraf pertama
berisikan tentang deskripsi pertunjukan yang
disaksikan; pada paragraf kedua berisikan cerita
yang dimainkan; paragraf ketiga berisikan
Dramaturgi, penyutradaraan dan teknik permainan,
demikian sterusnya sesuai dengan kebutuhan kritik
yang dilakukan
g. Berilah kesempatan pihak lain untuk membaca
penulisan kritik karya teater tradisional maupun
modernyang telah dibuat.
Menulis Kritik Teater Tradisi Pada teater Tradisional,
kritik diperlukan untuk menjembatani pertunjukan teater
tradisional danmemberikan pandangan-pandangan yang
dapat menunjang pertumbuhannya.
Kritik pada teater modern
Hanya orang-orang yang memiliki kemampuan dan
konsisten di bidangnyalah yang bisa membuat
kritikansecara objektif.
2 Daftar materi yang sulit 1. Implementasi Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Rupa
dipahami di modul ini 2. Refleksi Hasil Apresiasi Musik
3. Implementasi pembelajaran Apresiasi Tari
4. Menulis Kritik Teater Tradisi
3 Daftar materi yang 1. Implementasi Pembelajaran Apresiasi Karya Seni Rupa
sering mengalami 2. Refleksi Hasil Apresiasi Musik
miskonsepsi 3. Implementasi pembelajaran Apresiasi Tari
4. Menulis Kritik Teater Tradisi

MODUL 6

Judul Modul Pendalaman Materi Seni Rupa,


Seni Musik, Seni Tari dan
Seni Teater
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran Kreasi Seni
Rupa
2. Pembelajaran Kreasi Musik
3. Pembelajaran Kreasi Tari
4. Pembelajaran Kreasi Seni
Teater
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari Pembelajaran Kreasi Seni Rupa Karya seni
rupa memiliki bentuk dan fungsi yang
beraneka ragam.
Berdasarkan dimensinya kita mengenal karya
seni rupa dua dan tiga dimensi. Karya dua
dimensi terwujd dari beraneka ragam bahan
dan medium. Karakter unik dari masing-
masing bahan dan medium ini membutuhkan
berbagai alat dan teknik pengolahan serta
penggarapan untuk mewujudkan karya seni
rupa tersebut. Bahan dan medium yang
digunakan untuk berkarya seni rupa dua
dimensi dapat berupa bahan alami atau bahan
sintesis.Keindahan karya seni rupa tanpak
secara visual dari bentuk dan objek pada karya
seni rupa tersebut. Unsur-unsur rupa (unsur
fisik) disusun menggunakan prinsip-prinsip
penataan (unsur non fisik) membentuk
komposisi objek gambar atau lukisan yang
unik dan menarik. Objek pada karya seni rupa
dua dimensi dapat berwujud abstrak atau
menyerupai kenyataan yang ada di sekitar
kita. Makhluk hidup dan benda mati dapat
digunakan sebagai model ojek karya seni rupa
dua dimensi akan berwujud karya seni rupa
dua dimensi yang unik dan menarik. Untuk
terampil berkarya seni rupa tidak hanya
ditentukan oleh bakat, tetapi terutama oleh
latihan dan kesungguhan dalam
berkarya.Karya tiga dimensi terwujud dari
berbagai bahan dan medium yang beraneka
ragam. Karakter unik dari masing-masing
bahan dan medium ini membutuhkan berbagai
alat dan teknik pengolahan serta penggarapan
untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut.
Bahan dan medium yang digunakan untuk
berkarya seni rupa tiga dimensi dapat berupa
bahan alami atau bahan sintesis. Karya seni
rupa tiga dimensi ada berfungsi sebagai
benda pakai yang biasa disebut karya seni
rupa terapan (applied art) dan ada yang dibuat
dengan tujuan ekspresi semata yang biasa
disebut seni murni (pure art). Nilai estetis
karya seni rupa tiga dimensi tampak secara
visual dari wujud karya seni rupa tersebut.
Unsur-unsur rupa (unsur fisik) disusun
menggunakan prinsip-prinsip penataan (unsur
non fisik) membentuk komposisi wujud karya
yang unik dan menarik. Nilai estetis karya seni
bersifat objektif dan subjektif. Nilai objektif
terdapat pada karya seni rupa itu sendiri
sedangkan nilai subjektif berada pada
penikmatnya. Karya seni rupa ada yang
memiliki makna simbolik. Unsur-unsur rupa
terdapat pada karya seni rupa tiga dimensi
dapat menunjukkan atau menjadi symbol dari
sesuatu. Berkarya seni rupa tiga dimensi
dimulsi dengan mencari ide gagasan atau
model karya yang akan dibuat. Kegiatan ini
dapat diawali dengan membuat rancangan
berupa sketsa, dilanjutkan dengan memilih
medium, bahan atau teknik yang akan
digunakan. Alas an-alasan pemilihan gagasan,
model hingga teknik berkarya dapat disebut
sebagai konsep berkarya seni rupa.

2. Pembelajaran Kreasi Musik


Karya seni musik merupakan wujud ekspresi
kreatif atau bentuk pengalaman dengan
keterampilan melalui penggunaan media
bunyi/suara. Kreasi musik merupakan
kegiatan kreatif yang melibatkan proses
mencipta hingga menghasilkan suatu karya
seni musik.
Dalam mencipta karya musik yang baik
tentunya dibutuhkan wawasan serta
pengalaman tentang musik. Pada dasarnya
setiap manusia telah memiliki kreativitas
dalam dirinya masing-masing, hanya saja
memerlukan peluang/kesempatan untuk
mengawalinya. Dalam mengawali kreasi
musik, seorang komposer/arranger sebaiknya
memulai dengan mendengarkan referensi
musik dari berbagai macam genre musik.
Dengan mendengar kita akan mendapatkan
ide, inspirasi, serta “pengalaman musikal”
yang mampu mengembangkan kemampuan
personal dalam mencipta. Banyak karya lagu-
lagu yang diciptakan menjadi sangat populer
dikarenakan lagunya sederhana (easy
listening). Lagu- lagu tersebut biasanya
memiliki melodi dan akor sederhana, bentuk
sederhana, lirik sederhana, sehingga mudah
sekali masyarakat untuk mengingat (bahkan
hanya dalam sekali mendengar).
Menciptakan sebuah lagu memang bukan
proses yang mudah, namun juga bukan proses
yang rumit, terlebih jika kita mengetahui
langkah-langkah yang dapat membantu kita
untuk mencipta. Pemahaman tentang unsur-
unsur musik berupa melodi, harmoni dan
ritmik sangatlah diperlukan. Pada sisi yang
lain, suatu karya musik tentunya memiliki
beragam variasi olahan komposisi.
Pemahaman mengenai ragam komposisi dan
prosedur dalam mencipta suatu karya musik
tentu sangat diperlukan oleh seorang pencipta
karya musik. Wawasan tentang ragam bentuk
musik (form) sangat dibutuhkan dalam
mencipta karya. Bentuk dalam karya musik
merupakan rancangan terstruktur dari unsur-
unsur musik yang disusun dan diolah menjadi
suatu kesatuan komposisi musik. Terdapat
beberapa bentuk musik yang desainnya dapat
direkognisi/dikenali karena bentuknya yang
sudah baku. Bentuk musik dipahami juga
sebagai gagasan/ide/kerangka pola yang
menjadi dasar pengolahan satu kesatuan
karya.
Setelah karya musik tercipta, maka sebaiknya
dilakukan pementasan/pagelaran karya musik.
Dengan melakukan pagelaran, maka
memungkinkan adanya apresiasi seni, kritik
seni yang dilakukan audiens terhadap
pencipta karya. Musik pada dasarnya
merupakan bagian dari seni pertunjukkan
yang dianggap penting dalam masyarakat.
Pagelaran seni yang baik tentunya dapat
dinikmati dan disukai masyarakat, serta
menumbuhkan kebanggaan bagi para pelaku
seninya. Dengan demikian, dibutuhkanlah
wawasan mengenai tata kelola/manajemen
seni sebagai salah satu unsur penting yang
menunjang keberhasilan pertunjukkan agar
dapat berjalan dengan baik. Manajemen yang
baik akan membantu seni pertunjukkan untuk
dapat mencapai tujuan dengan efektif dan
efisien. Manajemen seni adalah cara
memanfaatkan input untuk menghasilkan
karya seni melalui suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian dengan memperhatikan situasi
dan kondisi lingkungan.
3. Pembelajaran Kreasi Tari
Langkah-langkah dalam berkarya tari : a)
ekslorasi yaitu merupakan, berimajinasi,
merasakan dan merespon suatu objek untuk
dijadikan bahan dalam karya tari, b)
Improvisasi yang merupakan gerakan- gerakan
spontan sebagai penge,bangan kemampuan
refleksi tubuh, c) menata gerak yang dipilih
berdasarkan hasil improvisasi. Disain
komposisi kelompok terdiri dari ; a)
unison/serempak,yaitu penataan gerak yang
dilakukan secara rampak atau bersama-
sama,b) Balance atau berimbang, yaitu
penataan penari di atas pentas menimbulkan
kesan yang berimabang, c) Alternate
menunjukkan posisi penari bergerak
berselingan, d) Canon, yaitu gerak bergantian
atau berurutan, e) broken yaitu penataan gerak
yang terpecah. Tari Pendidikan pertama kali
dicetuskan oleh Rudolf Laban dalam bukunya
Modern Educational Dance. Di Indonesia,
pembelajaran tari kreatif dari konsepnya
Rudolf Laban tersebut dikenal dengan istilah
Tari Pendidikan, yaitu sebagai sarana
pendidikan yang menekankan pada kreatifitas
peserta didik untuk menciptakan sendiri
tariannya. Dalam hal ini tari pendidikan
khususnya ditujukan bagi peserta didik-peserta
didik di sekolah umum. Jika tari Pendidikan
yang akan Anda terapkan dengan
menggunakan metode kreatif,
ide/gagasan/tema yang akan diangkat
hendaknya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di mana kegiatan berlangsung, disetiap
daerah, masing- masing sekolah dan masing
masing kelas kemungkinan akan akan
berbeda.
4. Pembelajaran Kreasi Seni Teater Sutradara
adalah pekerja teater yang bertugas
mengkoordinasikan segala anasir teater
dengan paham, kecakapan serta daya
imajinasi yang intelegen guna menghasilkan
petunjukan yang berhasil. Sutradara
berhubungan dengan produser (yang
membiayai pementasan), Manajer
(pemimpin tata laksana) dan stage manager
(yang mengatur panggung dan seluruh
perlengkapannya). Properti disuatu
pementasan hanya sebagai pelengkap, untuk
lebih lebih mendukung jalannya cerita yang
diinginkan. Namun properti tidak wajib ada
dalam pementasan. Fungsi musik dalam
suatu pementasan drama adalah untuk
memberi ilustrasi yang memperindah,
memberi latar belakang, memberi warna
psikologis, memberi penekanan pada nada
dasar drama, memberi tekanan pada
keadaan yang mendesak, memberi selingan.
Adapun fungsi yang di harapkan dalam
tata musik pementasan teater:
1. Memberikan ilustrasi yang
memperindah
2. Memberikan latar belakang
3. Memberikan warna psikologis
4. Memberikan tekanan kepada nada
dasar drama
5. Membantu dalam penanjakan lakon,
penonjolan, dan progresi
6. Memberi tekanan pada keadaan yang
mendesak
7. Memberikan selingan
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Kreasi Seni Rupa
di modul ini 2. Kreasi Tari
3 Daftar materi yang sering 1. Kreasi Seni Rupa
mengalami miskonsepsi 2. Kreasi Tari
3. Kreasi Seni Teater

Anda mungkin juga menyukai