Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH PROMOSI, HARGA DAN KEPUASAN PELANGGAN

TERHADAP PENJUALAN PADA UMKM DI SEKTOR


PERCETAKAN KOTA MEDAN

PROPOSAL

Oleh:

ROYHAN ALIHASIM HUTAPEA


NIM. 0501182140

Program Studi

EKONOMI

ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022

1
ABSTRAK
Skripsi berjudul “Pengaruh Promosi, Harga dan Kepuasan Pelanggan Terhadap
Penjualan Pada UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan” oleh Khayla Maya
Amalia di bawah Pembimbing I dan Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana dan
seberapa besar pengaruh pengaruh promosi, harga dan kepuasan pelanggan
terhadap penjualan pada UMKM di sektor sercetakan Kota Medan. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang
diperoleh dari responden dan pelaku UMKM. Subjek dalam penelitian adalah
sektor percetakan Kota Medan dan objek penelitian ini adalah data tahun 50
Responden. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS 20.0 untuk
menguji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis. Berdasarkan
hasil uji hipotesis yaitu uji t menunjukkan bahwa secara parsial promosi
berpengaruh signifikan dan positif terhadap penjualan pada UMKM di sektor
percetakan Kota Medan. harga berpengaruh signifikan dan positif terhadap
penjualan pada UMKM di sektor percetakan Kota Medan. kepuasan pelanggan
berpengaruh signifikan dan positif terhadap penjualan pada UMKM di sektor
percetakan Kota Medan. Dan hasil uji F menunjukkan bahwa promosi, harga dan
kualitas pelayanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap penjualan pada
UMKM di sektor percetakan Kota Medan. Secara simultan hasil uji ini
menunjukkan bahwa variabel Promosi, Harga dan Kualitas Pelayanan
memberikan konstribusi sebesar 74.4% pada variabel Penjualan.

Kata Kunci : Promosi, Harga, Kualitas Pelayanan dan Penjualan

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................1

B. Identifikasi Masalah................................................................. 7

C. Batasan Masalah.......................................................................7

D. Rumusan Masalah....................................................................7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................8

BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................9

A. Penjualan..................................................................................9

B. Kepuasan Pelanggan................................................................ 14

C. Promosi.....................................................................................20

D. Harga........................................................................................22

E. Penelitian Relevan....................................................................27

F. Kerangka Konseptual................................................................30

G. Hipotesis...................................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................33

ii
A. Pendekatan Penelitian..............................................................33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................33

C. Populasi dan Sampel................................................................34

D. Data Penelitian.........................................................................34

E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................34

F. Definisi Operasional.................................................................36

G. Teknik Analisis Data................................................................37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................43

A. Gambaran Umum Penelitian....................................................43

B. Deskripsi Data Penelitian.........................................................44

C. Analisis dan Pembahasan.........................................................47

D. Hasil Interpertasi Penelitian.....................................................58

BAB V PENUTUP....................................................................................63

A. Kesimpulan..............................................................................63

B. Saran........................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................65

LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu.................................................................27

Tabel 3.1. Waktu Penelitian.......................................................................33

Tabel 3.2. Tabel Definisi Operasional Variabel.........................................36

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin..45

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur...............45

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Pendapatan......46

Tabel 4.4. Hasil Uji Analisis Deskriptif.....................................................46

Tabel 4.5 Uji Validitas..............................................................................47

Tabel 4.6. Uji Reabilitas.............................................................................49

Tabel 4.7. Uji Normalitas...........................................................................51

Tabel 4.8. Uji Multikoleniaritas.................................................................52

Tabel 4.9. Uji Regresi Linear Berganda.....................................................54

Tabel 4.10. Uji T-Statistik............................................................................55

Tabel 4.11. Uji F-Statistik............................................................................57

Tabel 4.12. Uji R-Saquare............................................................................58

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual................................................................31


Gambar 4.1. Uji Normalitas...........................................................................50
Gambar 4.1. Uji Normalitas...........................................................................51
Gambar 4.3. Uji Heteroskedetisitas...............................................................53

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi pada saat ini sudah menjadi ungkapan yang biasa dalam
pembahasan masalah ekonomi nasional. Hal ini sering terungkap dalam
percakapan kehidupan kita sehari-hari dan dapat dilihat dari banyaknya
pihak- pihak yang beralih ke dunia wirausaha. Setiap orang memiliki
pekerjaan dan pendapatan yang tidak sama bagi sebagian pekerja yang
memiliki pekerjaan bagus dengan pendapatan yang bagus pula. Namun, bagi
sebagian kalangan pekerja yang memiliki pekerjaan dengan pendapatan yang
pas-pasan hanya cukup bertahan hidup (Imsar, 2017 hal. 56). Perubahan ini
dikarenakan semakin berkurangnya jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia
sehingga membuat masyarakat beralih untuk berwirausaha dari perusahaan
yang besar hingga perusahaan beskala kecil atau mikro. Banyak sekali
perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang, dimana perusahaan
tersebut menawarkan produk dan jasa yang menjadi ciri dari setiap
perusahaan yang ada. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah
banyak berdiri dan menawarkan bermacam – macam produk atau jasa yang
dibutuhkan konsumen. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah
bentuk usaha yang mempunyai kompetensi yang baik, karena jumlah UMKM
yang ada di Indonesia terus mengalami peningkatan dan perkembangan.

Berdasarkan Undang-undang RI nomor 20 tahun 2008 tentang usaha


mikro, kecil, dan menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Indonesia, khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah


mendapatkan perhatian lebih, karena pertumbuhannya yang semakin pesat
dan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memiliki peran. Kedudukan
serta

1
potensi yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan
ekonomi baik secara regional maupun nasional. Selain itu, daya tahan
terhadap krisis telah membuktikan UMKM sebagai penyelamat bangsa
Indonesia dari krisis moneter yang berkepanjangan. Perkembangan UMKM
mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan baik pemerintah
maupun masyarakat umum, hal ini tidak terlepas dari peran UMKM dalam
penyerapan tenaga kerja. Selain itu UMKM juga berperan sebagai salah satu
sumber penting bagi pertumbuhan ekonomi dan export nonmigas yang secara
langsung turut meningkatkan pendapatan masyarakat disekitarnya.

Percetakan merupakan suatu proses memindahkan tulisan atau gambar


pada kertas atau objek lainnya dengan melalui sebuah mesin cetak.
Percetakan biasanya memproduksi buku, majalah, agenda dan kalender.
Percetakan juga dapat menjadi media belajar maupun menjadi alat bertukar
dan menambah informasi. Perkembangan sistem dan teknologi pada era
globalisasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat baik dalam skala
besar, menengah maupun skala kecil. Sebab itu banyak perusahaan
percetakan yang mulai menggunakan sistem dan teknologi informasi sebagai
alat pendukung aktivitas bisnisnya untuk mencapai keberhasilan perusahaan
dan juga sebagai modal untuk bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang
ada. Percetakan di Kota Medan merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang percetakan, yang melayani pemesanan cetak poster, buku, agenda,
serta majalah, oleh karena itu perusahaan harus mengutamakan kualitas
produk dan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggannya. Sumber daya
sistem dan teknologi informasi yang sudah ada akan diperbaharui secara
terus-menerus seiring perkembangan zaman yang tentunya hal tersebut akan
sangat membantu UMKM Percetakan di Kota Medan dalam menghadapi
pesaing-pesaingnya

Dengan perkembangan teknologi pada saat ini banyak sekali perusahaan


yang memanfaatkan internet untuk memasarkan, mempromosikan, dan
menjual produknya, tidak terkecuali UMKM Percetakan di Kota Medan yang
melakukan promosi pada produknya menggunakan media sosial. Tidak hanya
sistem informasi pemasaran saja, namun kualitas produk menjadi salah satu
syarat untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Setiap pelanggan memiliki
standarnya masing-masing dimana perusahaan dapat mengikuti dan
menghasilkan produk sesuai dengan harapan pelanggan

Persaingan bisnis merupakan hal yang wajar di dunia perindustrian. Setiap


perusahaan berlomba menawarkan berbagai macam keunggulan dan manfaat
produk yang dipasarkannya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Dalam menghadapi persaingan tersebut, manajemen perusahaan harus cerdik
dalam menciptakan ikatan tertentu antara produk yang ditawarkannya dengan
konsumen. Perusahaan dituntut untuk dapat menentukan strategi pemasaran
yang tepat agar dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan
dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Setiap perusahaan harus bekerja keras
untuk menciptakan kebijakankebijakan strategi baru dalam memasarkan
produk barang dan jasa mereka terhadap konsumen. Pada dasarnya semakin
banyak persaingan maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk
dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang diharapkannya. Maka
dari itu pelanggan akan lebih pintar dan cermat dalam menghadapi
munculnya kondisi tertentu.

Untuk dapat bertahan dalam perkembangan operasionalnya, suatu


perusahaan harus dapat meningkatkan penjualannya, dimana penjualan
merupakan aktivitas utama dari perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
serta penerimaan kas. Hal inilah yang menyebabkan penjualan merupakan hal
yang lebih diperhatikan oleh setiap pimpinan perusahaan. Dimana untuk
dapat mengupayakan peningkatan dari penjualan, maka pimpinan perusahaan
harus mengetahui faktor-faktor atau alat-alat apa saja yang menjadi indikator
dari penjualan tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Lamb, dkk (2018) yaitu:
“Penjualan merupakan penyaluran produk-produk yang dihasilkan kepada
pasar baik pasar konsumsi maupun pasar produksi tergantung pada jenis
produk yang dihasilkan perusahaan, agar diperoleh keuntungan-keuntungan
dari proses produksi. Adapun faktor yang mempengaruhi penjualan
diantaranya promosi, harga”.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penjualan adalah promosi. Promosi
(Promotion) merupakan sarana penyampaian informasi dari penjual kepada
pembeli untuk mempengaruhi sikap-sikap dan tingkah laku pembeli serta
berupaya membujuknya agar menjadi tertarik dan membeli produk yang
dijual. Dengan promosi yang baik maka perusahaan akan dapat mencapai
tujuan dari penerapan promosi tersebut yang diantaranya yaitu memberikan
kesan baik tentang produk yang dijual, memberikan informasi sebelum
mereka mengetahui apa manfaat dari produk serta promosi bersifat
mengingatkan sehingga produk tersebut tetap diingat oleh masyarakat (Alma,
2018). Selain promosi, harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan, karena unsur yang
lainnya adalah mengeluarkan biaya (Tan, 2018). Menurut Tjiptono (2017)
menjelaskan “Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual
kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang
menyenangkan bagi penjual”. Sementara itu mengingat perekonomian yang
semakin memprihatinkan memaksa konsumen untuk lebih selektif terhadap
harga, dengan harga yang terjangkau serta dibarengi dengan kualitas produk
yang baik akan membuat pelanggan kembali untuk membeli kedua kalinya,
ketiga kalinya dan seterusnya.

Berdasarkan prasurvey yang dilakukan oleh peneliti dari beberapa


konsumen menyatakan bahwa promosi yang dilakukan UMKM Percetakan
Kota Medan belum maksimal, dimana UMKM tidak memanfaatkan digital
marketing yang seprti sekarang sedang berkembang (Agus, 2022).

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan


penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya merupakan unsur
biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih
banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan
penetapan harga tersebut. Oleh karena menghasilkan penerimaan penjualan,
maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta share
pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan (Assauri, 2018). Penetapan harga
selalu
merupakan masalah bagi setiap perusahaan karena penetapan harga ini
tidaklah merupakan kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari seorang
pengusaha. Seperti telah diutarakan di atas, dengan penetapan harga
perusahaan dapat menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang
dihasilkan dan dipasarkannya. Peranan penetapan harga akan menjadi sangat
penting terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini,
yang terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dan
perkembangan permintaan yang terbatas. Di dalam keadaan persaingan yang
semakin tajam dewasa ini, yang terutama sangat terasa dalam pasar pembeli
(buyers market), peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan
meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share pasar
perusahaan, di samping itu untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusahaan. Dengan perkataan lain, penetapan harga mempengaruhi
kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi
konsumen.

Berdasarkan pra survey dilakukan oleh peneliti dari beberapa konsumen


menyatakan bahwa harga yang ditetapkan UMKM percetakan Kota Medan
cukup kompetitif. Dimana ada yang menghasilkan produk bagus dengan
harga murah, ada pula yang menghasilkan produk yang standard dengan
harga yang murah. Hal ini tergantung selera konsumen dalam memilah milih
UMKM yang akan dipesan (Wira, 2022).

Hingga sampai saat banyak perusahaan yang berlomba untuk menciptakan


kepuasan pelanggannya. Perusahaan beransumsi bahwa pelanggan yang puas
akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Pelanggan yang
puas akan membawa banyak pelanggan yang lain ke tempat perusahaan. yang
kemudian membawa pelanggan yang banyak lagi dan begitu seterusnya.
Pelanggan yang puas akan membeli lebih banyak sepanjang waktu dan
membeli lebih sering. Mereka akan memberikan rekomendasi kepada kerabat
dan temantemannya sehingga terjalin hubungan antara penjual, pelayanan,
kepuasan dan keuntungan secara langsung. semakin puas seorang pelanggan
maka akan semakin banyak uang yang akan dibelanjakannya maka semakin
banyak barang yang akan terjual maka keuntungan bagi perusahaan pun
menjadi makin besar.

Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh peneliti dari beberapa


konsumen menyatakan bahwa ada pelanggan yang belum puas terkait hasil
produk percetakan yang mereka pesan. Beberapa pelanggan mengeluhkan
hasil yang diberikan oleh percetakan belum sesuai dengan kemauan mereka.
Kemudia pelanggan lain mengeluhkan bahwa produk sudah sesuai dengan
yang merek inginkan namun siap dalam waktu yang lama (Topan, 2022).

Kualitas pelayanan merupakan dua suku kata yang saling bertautan dan
integral, dua suku kata tersebut harus dikerjakan dengan baik dan benar.
Konsep kualitas pelayanan pada dasarnya memberikan persepsi secara
konkrit mengenai kualitas suatu layanan. Konsep kualitas layanan ini
merupakan suatu revolusi secara menyeluruh, permanen dalam mengubah
cara pandang manusia dalam menjalankan atau mengupayakan usaha-
usahanya yang berkaitan dengan proses dinamis, berlangsung, terus menerus
dalam memenuhi harapan, keinginan dan kebutuhan serta persepsi.

Menurut Kotler mengutip dari American Society For Quality (2010),


Kualitas adalah “total fitur dan karakteristik produk atau jasa yang
bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat. Sementara itu Batinggi dan Badu (2009),
mengemukakan bahwa “pelayanan merupakan suatu proses”. Oleh karena itu,
objek utama dari pelayanan ialah proses itu sendiri.

Keinginan suatu perusahaan dalam membuat konsumen menjadi lebih puas


yakni dengan merumuskan strategi penjualan yang tepat karena dengan
adanya strategi yang tepat, dapat diartikan bahwa perusahaan telah mengenal
dengan baik kelemahan dan kekuatan dari perusahaan itu sendiri dan
sekaligus dapat mengantisipasi kesempatan dan ancaman yang berasal dari
luar perusahaan sehingga perusahaan dapat lebih memantapkan diri dalam
menghadapi persaingan yang ada dan pada akhirnya akan bermuara pada
keberhasilan dalam usaha maksimisasi profit. Hal lain yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan adalah perilaku konsumen, perusahaan harus
mampu membaca kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Dengan mengetahui keinginan konsumen,
perusahaan dapat merumuskan strategi penjualan yang tepat yang mampu
mempengaruhi kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa yang
ditawarkan perusahaan. Dengan adanya penjualan jasa yang baik di dalam
suatu perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi para konsumennya.
Setelah konsumen merasa puas dengan produk atau jasa yang diterimanya,
maka konsumen akan membandingkan kualitas layanan yang diberikan.
Apabila konsumen benar- benar merasa puas, pasi mereka akan membeli
ulang serta memberi rekomendasi kepada orang lain untuk membeli di tempat
yang sama. Semakin bertambahnya permintaan akan kebutuhan pemakaian
jasa hotel dewasa ini mendorong para pengusaha UMKM Percetakan di Kota
Medan yang juga ikut bersaing untuk menawarkan kelebihan serta kualitas-
kualitasnya.

Temuan studi menunjukkan bahwa ada pengaruh yang relevan antara


promosi penjualan terhadap produk dan kepuasan pelanggan. Berdasarkan
penelitian ditemukan bahwa strategi promosi penjualan memiliki berbagai
cara untuk menciptakan kepuasan pelanggan yaitu menyediakankebenaran
mengenai produk yang akan membangun kepuasan pelanggan (Arham,
2010). Strategi promosi penjualan yang menawarkan beberapa insentif
yang dapat meningkatkan permintaan konsumen atau untuk
meningkatkan kualitas produk akan dapat menciptakan kepuasan bagi
para pelanggan (Khan, 2012).Hasil penelitian membuktikan bahwa
diversifikasi produk memberikan pengaruh signifikan pada
pembentukan kepuasan pelanggan (Rokonuzzamanet al., 2020).
Diversifikasi produk akan menimbulkan perasaan percaya kepada
perusahaan karena mampu memberikan berbagai produk dengan satu
merek yang diyakini memiliki kualitas yang sama. Perusahaan yang
mampu menghasilkan diversifikasi produk akan mampu menjangkau pasar
dengan perilaku konsumen yang berbeda.Ini harus dilakukan dengan
menyesuaikan target pasar (Djaelani &Mardikaningsih, 2021).Harga
memiliki pengaruh yang relevan menurut Nuseir & Madnat (2015)
pelanggan yang merasa puas rela mengeluarkan uang lebih banyak tetapi
tidak berkompromi dengan standar kualitas produk. Biasanya pelanggan
merasa puas jika kualitas produk melebihi biaya yang dikeluarkan pelanggan.
Dapat dinyatakan bahwa suatu harga dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan berkaitan dengan nilai manfaat yang diterima oleh pelanggan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi, Harga dan Kepuasan
Pelanggan terhadap Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan di
Kota Medan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dipaparkan di atas, dapat
dikemukakan identifikasi masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Banyaknya permintaan dan selera konsumen yang berakibat pada


strategi penjualan yang harus tepat dan cepat.
2. Kurang mampunya UMKM menyeimbangi ketersediaan dan
permintaan sehingga membutuhkan stretagi penjualan yang baik demi
kepuasan pelanggan.
3. Masih adanya ketidak puasan konsumen terkait hasil produk
percetakan yang mereka pesan.
4. Kualitas pelayanan sendiripun masih ada beberapa yang tidak sesuai
dengan kemauan konsumen karena dalam membeli produkpun para
konsumen juga membeli pelayanan.

C. Batasan Masalah

Agar batasan masalah yang diteliti tidak meluas, maka peneliti


memberikan batasan masalah pada penelitian ini, yaitu variabel idependn
adalah promosi, harga dan kepuasan pelanggan dan variabel dependen adalah
penjualan untuk UMKM percetakan di Kota Medan, selebihnya dalam
penelitian ini tidak dijelaskan oleh peneliti.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, sehingga peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah promosi berpengaruh terhadap Penjualan pada UMKM sektor
percetakan di Medan?
2. Apakah harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan usaha pada
UMKM sektor percetakan di Medan?
3. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap penjualan usaha
pada UMKM sektor percetakan di Medan?

4. Apakah promosi, harga dan kepuasan pelanggan berpengaruh secara


simultan terhadap penjualan pelanggan usaha pada UMKM sektor
percetakan di Medan?
E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi terhadap


penjualan pada UMKM sektor percetakan di Medan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap
kepuasan pelanggan usaha pada UMKM sektor percetakan di Medan.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan
terhadap penjualan usaha pada UMKM sektor percetakan di Medan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, promosi dan
kepuasan pelanggan terhadap penjualan pada UMKM sektor
percetakan di Medan.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang
diharapkan adalah:
a. Bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai dasar-
dasar ilmu yang telah dipelajari selama ini serta membandingkannya
dengan situasi sebenarnya dalam perekonomian.
b. Bagi Akademisi
Dapat menjadi referensi bagaimana sistem informasi pemasaran dan
strategi penjualann mempengaruhi persaingan usaha dan kepuasan
pelanggan.
c. Bagi UMKM sektor percetakan di Kota Medan.
Dapat memberikan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam
mengevaluasi dan mengambil kebijakan yang berkaitan dengan
kepuasan pelanggan dan penjualan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Penjualan

1. Penjualan
Prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam promosi penjualan yaitu
kepercayaan dan suka sama suka. Pengelola pantai batu lapis tidak
memaksa para wisatawan untuk memakai jasanya, transaksi terjadi atas
dasar suka sama suka dan kepercayaan. Orang yang terjun dalam bidang
usaha jual beli harus mengetahui hukum jual beli agar dalam jual beli
tersebut tidak ada yang dirugikan, baik dari pihak penjual maupun pihak
pembeli. Jual beli hukumnya mubah. Artinya, hal tersebut diperbolehkan
sepanjang suka sama suka. Allah berfirman:

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.”
Ayat diatas menjelaskan bahwa apabila seseorang melakukan jual
beli dan tawar menawar dan tidak ada kesesuaian harga antara penjual dan
pembeli, si pembeli boleh memilih akan meneruskan jual beli tersebut
atau tidak. Apabila akad (kesepakatan) jual beli telah dilaksanakan dan
terjadi pembayaran, kemudian salah satu dari mereka atau keduanya telah
meninggalkan tempat akad, keduanya tidak boleh membatalkan jual beli
yang telah disepakatinya
2. Pengertian Penjualan
Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat
penting dan menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup

11
perusahaan. Sebenarnya pengertian penjualan sangat luas, beberapa para
ahli mengemukakan tentang definisi penjualan antara lain : Menurut
Moekijat menyatakan bahwa: “Selling : melakukan penjualan adalah
suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan
memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya
dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai
harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak” (Moekijat, 2017).
Menurut Basu Swastha adalah “Menjual adalah ilmu dan seni
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual, untuk mengajak
orang lain bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan” (Swastha,
2018). Menurut Philip Kotler pengertian penjualan adalah: ”Penjualan
adalah proses sosial manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain”. Menurut Kusnadi (2020 hal. 65) yang menjelaskan bahwa
“Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli
atas barang atau jasa yang dijual”. Menurut Soemarso menyatakan bahwa
“Penjualan bersih (net sales) adalah penjualan dikurangi dengan
pengembalian, pengurangan harga biaya transpor yang dibayar untuk
langganan dan potongan penjualan yang diambil” (Soemarso, 2015 hal.
39).
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa penjualan adalah
kegiatan yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis
yang diarahkan kepada usaha pemuasan kebutuhan serta keinginan
pembeli/konsumen, guna untuk mendapatkan penjualan yang
menghasilkan laba atau keuntungan. Dan juga dapat disimpulkan bahwa
penjualan merupakan suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh 2
(dua) belah pihak/lebih dengan menggunakan alat pembayaran yang sah.
3. Jenis-Jenis Penjualan
Jenis-jenis penjualan dikelompokkan menjadi:
a. Trade Selling
Terjadi jika produsen dan pedagang besar mempersilahkan pengecer
untuk berusaha memperbaiki distributor produk-produk mereka. Yang
melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan,
persediaan dan produk baru.
b. Missionary Selling
Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk
membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.
c. Tehnical Selling
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan
nasehat kepada pembeli akhir deri barang dan jasanya.
d. New Business Selling
Berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli
menjadi pembeli. Biasanya digunakan oleh Perusahaan Asuransi.
e. Responsive Selling
Tenaga penjual diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli. Dua jenis penjualan utama disini adalah route
driving dan retailing. Jenis penjualan seperti ini tidak akan
menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik
dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus kepada
pembelian ulang (Swastha, 2018 hal.112).

4. Tahapan-Tahapan Penjualan
Salah satu aspek yang ada dalam penjualan adalah penjualan
dengan bertemu tatap muka. Dari penjualan maka dapat ditentukan
keberhasilan perusahaan dinilai dari kemampuan dalam memperoleh laba,
dengan laba yang diperoleh, perusahaan dapat mengembangkan berbagai
kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva dan modal serta dapat
mengembangkan dan memperluas bidang usaha. Dalam hal ini tahapan-
tahapan yang perlu ditempuh oleh pihak penjual meliputi :
a. Persiapan Sebelum Penjualan
Kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga penjualan
dengan memberikan pengertian tentang barang yang dijual, pasar yang
dituju dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan. Dan harus
mengetahui kemungkinan tentang motivasi dan perilaku dalam
segmen pasar yang dituju.
b. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang,
penjual dapat menentukan karakteristik calon pembeli atau pembeli
potensialnya. Penentuan calon pembeli beserta karakteristiknya dapat
dilakukan dengan segmen pasar. Termasuk dalam karakteristik calon
pembeli adalah faktor lokasi yang menjadi sasaran kunjungan bagi
wiraniaga. Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-
orang atau perusahaan yang secara logis merupakan pembeli potensial
dari produk yang ditawarkan.
c. Pendekatan Pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua
masalah tentang individu atau perusahaan yang dapat diharapkan
sebagi pembelinya dan juga harus mengetahui tentang produk atau
merk apa yang sedang digunakan dan bagaimana reaksinya. Berbagai
macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran
produk kepada pembeli.
d. Melakukan Penjualan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat
perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui
daya tarik atau minat mereka. Jika minat mereka dapat diikuti dengan
munculnya keinganan untuk membeli, maka penjual tinggal merealisir
penjualan produknya.
e. Pelayanan Purna Jual
Kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari pembeli
telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilakukan dengan memberikan
pelayanan servis kepada mereka.
Beberapa pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah penjualan
dilakukan antara lain berupa :
1) Pemberian garansi
2) Pemberian jasa reparasi
3) Latihan tenaga-tenaga operasioanal dan cara penggunaannya
4) Penghantaran barang ke rumah
Dalam tahapan akhir penjual harus berusaha mengatasi berbagai
macam keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli.
Pelayanan lain yang dapat diberikan sesudah penjualan adalah
memberikan jaminan kepada pembeli bahwa keputusan yang
diambilnya tepat, barang yang dibelinya betul-betul bermanfaat
dan hasil kerja produk tersebut memuaskan (Swasta, 2018 hal.
121- 124).
5. Indikator Penjualan
Menurut Kotler (2018 hal. 76), menyimpulkan bahwa ada beberapa
indikator dari volume penjualan adalah sebagai berikut:
a. Mencapai Volume Penjualan
Volume penjualan menunjukkan jumlah barang yang dijual
dalam jangka waktu tertentu. Menurut Basu Swasta (2018 hal.
403) penjualan adalah interaksi antara individu yang saling
bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, atau mempertahankan hubungan pertukaran
sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Perusahaan harus
memperhatikan bauran pemasaran dan memiliki strategi
pemasaran yang baik untuk memasarkan produknya untuk
mencapai penjualan yang tinggi. Kemampuan perusahaan
dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam
mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual
maka perusahaan akan mengalami kerugian.
b. Mendapatkan Laba
Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah
dikurangi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu
pengukuran aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan atas
dasar akuntansi akural. Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk
menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya
tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para
investor menarik dananya.
c. Menunjang Pertumbuhan Perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan ukuran perusahaan melalui peningkatan
aktiva. Kemampuan perusahaan untuk menjual produknya akan
meningkatkan volume penjualan bagi perusahaan yang dapat
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan untuk menunjang
pertumbuhan perusahaan dan perusahaan akan tetap bertahan di
tengah persaingan yang semakin ketat antar perusahaan.

B. Kepuasan Pelanggan
1. Kepuasan Pelanggan dalam Perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, yang menjadi tolak ukur dalam menilai
kepuasan pelanggan adalah standar syariah. Kepuasan pelanggan dalam
pandangan syariah adalah tingkat perbandingan antara harapan terhadap
produk atau jasa yang seharusnya sesuai syariah dengan kenyataan yang
diterima. Menurut pendapat Qardhawi, sebagai pedoman untuk
mengetahui tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, maka
sebuah perusahaan barang maupun jasa harus melihat kinerja
perusahaannya yang berkaitan dengan:
a. Sifat Jujur
Sebuah perusahaan harus menanamkan sifat jujur kepada seluruh
personel yang terlibat dalam perusahaan tersebut. Hal ini berdasarkan
pada sabda Nabi SAW, yang artinya : "Muslim itu adalah saudara
muslim. Tidak boleh bagi seorang muslim, apabila ia berdagang
dengan saudaranya dan menemukan cacat, kecuali diterangkannya."
(HR. Ahmad dan Thobrani).
b. Sifat Amanah
Amanah adalah mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak
mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak mengurangi hak orang
lain, baik berupa harga ataupun yang lainnya. Dalam berdagang
dikenal istilah "menjual dengan amanah", artinya penjual menjelaskan
ciri-ciri, kualitas dan harga barang dagangan kepada pembeli tanpa
melebih- lebihkannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka sebuah
perusahaan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
pelanggan, antara lain dengan cara menjelaskan apa saja yang
berkaitan dengan barang atau jasa yang akan dijualnya kepada
pelanggan. Dengan demikian konsumen dapat mengerti dan tidak
ragu dalam memilih barang atau jasa tersebut (Mustapa Khamal,
2021:182).
c. Benar
Berdusta dalam berdagang sangat dikecam dalam Islam, terlebih lagi
jika disertai dengan sumpah palsu atas Hama Allah. Dalam hadits
mutafaq'alaih dari hakim bin Hazm yang artinya : "Penjual dan
pembeli bebas memilih selama belum putus transaksi, jika keduanya
bersikap benar dan menjelaskan kekurangan barang yang
diperdagangkan maka keduanya mendapatkan berkah dari jual
belinya. Namun, jika keduanya saling menutupi aib barang dagangan
itu dan berbohong maka jika mereka mendapatkan laba, hilanglah
berkah jual beli itu. Didalam Al Quran Surah Ali Imron ayat 159
disebutkan bahwa:
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemahlembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena
itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepadaNya.(Q.S. Ali Imron : 159)
2. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau
kesannya terhadap kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas
(Amstrong, 2017) Tapi, jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas
dan senang. Jika kinerja yang dirasakan di bawah harapan, pelanggan tersebut
akan merasa dikecewakan, jika kinerja memenuhi harapan pelanggan,
pelanggan akan merasa puas, sedangkan jika kinerja melebihi harapan maka
pelanggan akan merasa sangat puas. Kepuasan ini tentu akan dapat dirasakan
setelah pelanggan yang bersangkutan mengkonsumsi produk tersebut.
Menurut Hansemark dan Albinsson kepuasan pelanggan secara
keseluruhan menunjukkan sikap terhadap penyedia layanan, atau reaksi
emosional untuk perbedaan antara apa yang pelanggan harapkan dan apa
yang mereka terima. Menurut Bitner dan Zeithaml kepuasan pelanggan
adalah evaluasi pelanggan dari produk atau layanan dalam hal apakah produk
itu atau layanan itu telah memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan
(Zheitaml dkk, 2013 hal.88).
Menurut Anderson dalam International Journal of Scientific &
Technology Research kepuasan pelanggan digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan di kedua internal untuk mengkompensasi sumber daya manusia,
mengamati kinerja dan menetapkan dana serta untuk kepuasan pelanggan
eksternal juga sebagai sumber informasi bagi semua pemangku kepentingan
(pelanggan, kebijakan publik yang dibuat pesaing dan investor) (Khan dkk,
2012 hal.121).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler dan Keller (2016 hal.146) faktor-faktor yang
merupakan pendorong kepuasan pelanggan sebagai berikut:
1. Kualitas produk
Pelanggan puas setelah membeli dan menggunakan produk yang
ternyata memiliki kualitas produk yang baik.
2. Harga
Harga yang murah bagi pelanggan yang sensitif adalah sumber
kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value of
money yang tinggi. Sebaliknya pelanggan yang tidak sensitif terhadap
harga, mengenai harga hal tersebut tidak penting bagi mereka.
3. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan sangat tergantung pada tiga hal yaitu sistem,
teknologi dan manusia. Kepuasan pelanggan terhadap kualitas
pelayanan biasanya sulit ditiru. Kualitas pelayanan menjadi
pendorong bagi banyak dimensi, salah satunya yang popular adalah
SERVQUAL.
4. Faktor emosional
Pelanggan akan merasa puas, merasa bangga, merasa percaya diri
karena adanya nilai emosional yang diberikan oleh brand dari produk
tersebut.
5. Biaya dan kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif murah, mudah, nyaman,
dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
Menurut Zeithaml dan Bitner (2018 hal.43) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan sebagai berikut:
1. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas
jika mereka mendapatkan pelayanan yang baik dan sesuai dengan
harapan.
2. Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas jika produk
yang mereka gunakan berkualitas.
3. Harga, yaitu harga yang relatif murah dan produk yang memiliki
kualitas yang sama akan memberikan nilai yang lebih tinggi pada
pelanggan.
4. Faktor situasi, yaitu keadaan yang dialami pelanggan.
5. Faktor pribadi dari pelanggan, yaitu karakteristik yang sesuai
dengan kebutuhan pribadi.
Menurut Hutasoit (2011 hal.64) terdapat faktor-faktor yang
mengevaluasi kepuasan yakni:
1. Kinerja (performance) yaitu karakteristik utama konsumen dalam
mempertimbangkan produk yang akan dibeli.
2. Ciri-ciri atau keisimewaan tambahan (features) dari fungsi dasar,
yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya,
yakni karakteristik sekunder atau pelengkap.
3. Keandalan (reliability), jarang terjadi suatu barang atau jasa rusak
dan gagal fungsi dalam periode waktu dan kondisi tertentu.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification),
konsumen menginginkan karakteristik desain dan operasi telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan.
5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan umur teknis dan umur
ekonomis produk.
6. Mudah diperbaiki (serviceability) adanya kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan keluhan yang
memuaskan.
7. Estetika (aesthetics), daya tarik produk menurut pengindraan
konsumen.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), tanggung jawab
perusahaan mengenai barang atau jasanya, citra dan reputasi produk.
Berdasarkan beberapa faktor dari para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan yaitu kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, faktor
emosional dan biaya dan kemudahan, kualitas pelayanan atau jasa,
kualitas
produk, harga, faktor situasi, faktor pribadi dari pelanggan, kinerja
(performance), ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features),
keandalan (reliability), kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to
specification), daya tahan (durability), mudah diperbaiki (serviceability),
estetika (aesthetics), kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).

4. Indikator Kepuasan Pelanggan

Menurut Tjiptono (2018 hal.87) ada empat metode yang dilakukan


perusahaan untuk menegetahui tingkat kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan
kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya
guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Media
yang biasa digunakan bisa berupa kotak saran, kartu komentar, saluran
telepon khusus bebas pulsa, website dan lainlain. Dimana metode ini
dapat memberikan ide atau masukan yang berharga kepada perusahaan.
b. Ghost Shopping (Pembelanjaan Misteri)
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
adalah dengan memperkerjakan beberapa orang Ghost Shoppers
(pembelanjaan misterius) untuk berperan atau berpura - pura sebagai
pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Para pembelanja
misterius akan diminta untuk mengamati secara seksama dan menilai
cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan spesifik pelanggan,
menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan. Hal
tersebut dilakukan sebagai cara untuk melakukan penilaian terhadap
kinerja karyawan perusahaan.
c. Lost Customer Analysis (Analisis Pelanggan yang Berhenti)
Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah
berhenti membeli atau yang telah berpindah pemasok agar dapat
memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
d. Survey Kepuasan Pelanggan
Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan
metode survei, baik survei melalui pos, telepon, e-mail, internet, maupun
wawancara langsung. Melalui survei perusahaan akan memperoleh
tanggapan dan balikan secara langsung dari pelanggan dan juga
memberikan kesan positif bahwa perusahaan menaru perhatian terhadap
para pelanggannya.

C. Promosi
1. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran
(marketing mix) yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam
memasarkan produk aaupun jasa. Promosi memegang peranan penting
dalam menghubungkan jarak antar produsen dengan konsumen. Kegiatan
promosi ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan karen adapat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.
Promosi menurut Kotler dan Amstrong (2018:77) “Promotion
refers to activities that communicate the merits of the product and
persuade target customers to buy it”. Sedangkan menurut Tjiptono
(2018:387) “promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang berfokus
pada upayamenginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kembali
kepada konsumen akan merek dan produk perusahaan”.
Kemudian menurut Agus Hermawan (2012:38) “promosi adalah
salah satu komponen prioritas dari kegiatan pemasaran yang
memberitahukan kepada konsumen bahwa perusahaan meluncurkan
produk baru yang menggoda konsumen untuk melakukan pemblian”.
Penjelasan mengenai promosi dari para ahli di atas, sampai pada
pemahaman penulis bahwa promosi adalah suatu kegiatan bidang
marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan
kepada calon konsmen atau calon pembeli yang memuat pemberitaan,
membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai produk atau jasa
yang dihasilkan untuk konsumen. Segala kegiatan itu bertujuan untuk
meningkatkan volume penjualan dengan menarik minat konsumen dalam
mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut. Q.s Al-Imran Ayat
130 menjelaskan :
ٰۤ ُ
ِ ۗ َّ‫ك هُ ْم َوقُوْ ُد الن‬
‫ار‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا لَ ْن تُ ْغنِ َي َع ْنهُ ْم اَ ْم َوالُهُ ْم َوٓاَل اَوْ اَل ُدهُ ْم ِّمنَ هّٰللا ِ َش ْيـًٔا َۗوا‬

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak


akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka terhadap
(azab) Allah. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka..”

ْ َ‫ْز ْاثنَ ْي ۗ ِن قُلْ ءٰۤ ال َّذ َك َر ْي ِن َح َّر َم اَ ِم ااْل ُ ْنثَيَي ِـْن اَ َّما ا ْشتَ َمل‬
‫ت َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫ض ِن ْاثنَ ْي ِن َو ِمنَ ْال َمع‬
‫اج ِمنَ ال َّ ْأ‬
ٍ ۚ ‫ثَمٰ نِيَةَـ اَ ْز َو‬
ٰ ‫اَرْ َحا ُم ااْل ُ ْنثَيَ ْي ۗـ ِن نَبِّـُٔوْ نِ ْي بِ ِع ْل ٍم اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ‫ص ِدقِ ْين‬

Arinya: “Terangkanlah kepadaku berdasarkan pengetahuan jika kamu


orang yang benar".

Surat Al-An‟am ayat 143 menjelaskan bahwa untuk meyakinkan


seseorang terhadap kebaikan harus berdasarkan ilmu pengetahuan, data
dan fakta, sehingga ketika menjelaskan manfaat produk harus berdasarkan
data dan fakta yang sesuai dengan keadaan produk, hal itu sangat penting,
bahkan sering kali data dan fakta lebih berpengaruh daripada penjelasan
yang diberikan. Agama Islam tidak diajarkan dalam mempromosikan
produk dengan melebih-lebihkan guna menjatuhkan pesaing, hal itu
dianggap tidak sehat dikarenakan bisa merugikan diri sendiri dan orang
lain.
2. Tujuan Promosi
Promosi menurut Kotler dan Amstrong (2018 hal. 77) “Promotion refers
to activities that communicate the merits of the product and persuade
target customers to buy it”. Sedangkan menurut Tjiptono (2018 hal. 387)
“promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang berfokus pada
upayamenginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kembali kepada
konsumen akan merek dan produk perusahaan”. Kemudian menurut Agus
Hermawan (2012 hal. 38) “promosi adalah salah satu komponen prioritas
dari kegiatan pemasaran yan memberitahukan kepada konsumen bahwa
perusahaan meluncurkan produk baru yang menggoda konsumen untuk
melakukan pemblian”. Penjelasan mengenai promosi dari para ahli di
atas, sampai pada pemahaman penulis bahwa promosi adalah suatu
kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang
dilaksanakan perusahaan kepada calon konsmen atau calon pembeli yang
memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu
mengenai produk atau jasa yang dihasilkan untuk konsumen. Segala
kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan
menarik minat konsumen dalam mengambil keputusan membeli di
perusahaan tersebut
3. Indikator Promosi
Menurut Kotler dan Keller (2017 hal. 272) indikator-indikator
promosi diantaranya adalah:
1. Pesan Promosi
Merupakan tolak ukur seberapa baik pesan promosi dilakukan dan
disampaikan kepada pasar.
2. Media Promosi
Adalah media yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan
promosi.
3. Waktu Promosi
Merupakan lamanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

D. Harga
1. Pengertian Harga
Definisi harga yaitu ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan
seseorang terhadap produk yang dibelinya Indriyo (2014 hal. 115).
Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal
apabila dia menilai kepuasan yang diharapkannya terhadap produk yang
akan di belinya itu tinggi. Sebaliknya apabila seseorag itu menilai
kepuasannya terhadap suatu produk itu rendah maka dia tidak akan
bersedia untuk membayar atau membeli produk itu dengan harga yang
mahal. Nilai ekonomis diciptakan oleh kegiatan yang terjadi dalam
mekanisme pasar antar pembeli dan penjual.
Dalam transaksi pembelian, maka kedua belah pihak akan
memperoleh suatu imbalan. Sedangkan kelebihan nilai yang didapatkan
oleh pembeli adalah berupa kepuasan yang di peroleh dari pemilikan
produk yang di belinya di atas nilai uang yang dibayarkannya untuk itu.
Lupiyoadi (2014) berpendapat bahwa strategi penentuan harga (pricing)
sangat berpengaruh dalam pemberian value kepada konsumen dan
mempengaruhi image produk, serta keputusan pembelian konsumen.
Keputusan dalam harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara
keseluruhan karena mempengaruhi supply atau marketing channels.
Harga menurut Kotler dan Amstrong (2017 hal.63), adalah
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa atau jumlah
dari nilai uang yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga menurut
Swastha (2018 hal.78), adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya. Menurut definisi tersebut, kebijakan
mengenai harga sifatnya hanya sementara , yang berarti perusahaan
harus mengikuti
perkembangan harga di pasar dan harus mengetahui posisi perusahaan
dalam situasi pasar secara keseluruhan. Harga menjadi faktor penentu,
faktor penentu pembelian semakin bervariasi, sehingga faktor selain harga
juga banyak berperan dalam keputusan pembelian. Semua variabel yang
terdapat pada bauran pemasaran yang merupakan unsur biaya kecuali
variabel harga yang satusatunya merupakan unsur pendapatan atau
(revenue).

Al-Qur’an adalah sumber pokok bagi pandangan Islam. Al- Qur’an


merupakan Kalam Ilahi yang bersifat abadi yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an adalah sumber utama pengetahuan
sekaligus sumber hukum yang memberi inspirasi pengaturan segala aspek
kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, dalam al-Qur’an
surat An- Nisa ayat 29:

‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل‬ َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َج‬
ٍ ‫ارةً ع َْن ت ََر‬
‫تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan
janagnlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah maha penyayang
kepadamu.”

Berdasarkan ayat di dengan tegas melarang orang memakan harta


orang lain atau hartanya sendiri dengan jalan batil, artinya tidak ada
haknya. Memakan harta sendiri dengan jalan batil ialah membelanjakan
hartanya pada jalan maksiat. Memakan harta orang lain dengan jalan batil
ada berbagai caranya, seperti pendapat Suddi, memakannya dengan jalan
riba, judi, menipu, dan menganiaya. Menurut Hasan dan Ibnu Abbas,
memakan harta orang lain dengan tidak ada pergantian. Termasuk juga
dalam jalan batil ini segala jual beli yang dilarang syara’, yang tidak
termasuk ialah jalan perniagaan yang saling “berkeridhaan” (suka sama
suka) di antaramu, yakni dari kedua pihak. Sudah tentu perniagaan yang
diperbolehkan oleh syara’.

Dalam kegiatan ekonomi tidak boleh ada pihak yang dirugikan,


sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Baqarah (2)
ayat 279:

ْ ‫ب ِّمنَ هّٰللا ِ َو َرسُوْ لِ ٖ ۚه َواِ ْن تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُرءُوْ سُ اَ ْم َوالِ ُك ۚ ْم اَل ت‬


‫َظلِ ُموْ نَ َواَل‬ ٍ ْ‫فَا ِ ْن لَّ ْم تَ ْف َعلُوْ ا فَْأ َذنُوْ ا بِ َحر‬
َ‫ظلَ ُموْ ن‬ْ ُ‫ت‬

Artinya : “maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa


riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu,
dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”.

Islam mengharuskan untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan


dimana berlaku adil harus didahulukan dari berbuat kebajikan. Dalam
perniagaan, persyaratan adil yang paling mendasar adalah dalam
menentukan mutu dan ukuran (takaran maupun timbangan). Berlaku adil
akan dekat dengan, karena itu berlaku tidak adil akan membuat seseorang
tertipu pada kehidupan dunia. Karena itu dalam perniagaan, Islam
melarang untuk menipu bahkan sekedar membawa kondisi yang dapat
menimbulkan keraguan yang dapat menyesatkan atau gharar.
2. Strategi Penetapan Harga
Strategi pemasaran melalui harga menurut Rahman (2010 hal.40),
dibagi menjadi 6 strategi yaitu sebagai berikut :
a) Penetration Price
Penetration Price adalah strategi pendekatan pemasaran yang
menetapkan harga jual lebih rendah dari harga normalnya dengan
tujuan untuk mempercepat penetrasi atau penerimaan pasar pada
produk yang ditawarkan. Artinya sebuah perusahaan atau unit bisnis
memfokuskan pada peningkatan pangsa pasar dengan menetapkan
harga barang lebih rendah dari pada harga normal. Strategi jangka
panjangnya adalah untuk mempercepat penerimaan pasar atau
meningkatkan pangsa pasar yang sudah ada.
b) Skimming Price
Berbanding terbalik dengan penetration price, skimming price justru
menetapkan harga pada tingkat yang tinggi dalam waktu tertentu.
Strategi ini mengasumsikan konsumen tertentu akan membayar pada
harga, produk , baik barang maupun jasa dengan tingkat yang tinggi
tersebut dengan menganggap produk tersebut bernilai prestisius.
Strategi pemasaran dengan menetapkan harga tinggi dalam waktu
terbatas ini , perlahan kemudian akan di turunkan sampai dengan level
yang kompetitif atau sesuai dengan harga pasar.
c) Follow the Leader
Price Follow the Leader Price merupakan strategi penetapan harga
menurut pemimpin pasar, dengan menjadikan pesaing sebagai model
dalam menetapkan harga barang atau jasa.
d) Variable Price
Sebuah unit bisnis menetapkan strategi harga variable untuk
menawarkan kelonggaran harga pada konsumenn tertentu. Dalam
beberapa unit bisnis, banyak perusahaan yang menetapkan daftar
harga dalam dua bagian, yakni harga standard dan harga dengan
kelonggaran dengan pembeli tertentu. Pengeertiab mudahnya, variable
price adalah pendekatan pemasaran dengan menetapkan lebih dari satu
harga produk atau jasa dengan tujuan menawarkan harga pada
konsumen.
e) Flexible Price
Pendekatan ini dapat digunakan jika jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan sangat terbatas, sedangkan permintaan
pembeli cenderung berubah di kemudian hari sehingga strategi ini
menawarkan pendekatan pemasaran dengan penetapan harga yang
berbeda untuk mencerminkan perbedaan dalam permintaan
konsumen.
f) Price Linning
Prince linning adalah pendekatan pemasaran dengan menetapkan
beberapa tingkatan harga barang dagangan yang berbeda. Strategi ini
menentukan beberapa harga yang berbeda yang memiliki item serupa
dari barang dagangan eceran untuk dijual. Strategi penetapa ini
memiliki keuntungan untuk menyederhanakan pilihan bagi konsumen
dan mengurangi persediaan minimum yang diperlukan.

3. Metode Penetapan Haga


Penetapan harga merupakan suatu masalah ketika perusahaan harus
menentukan harga untuk pertama kali. Cara penetapan harga atau metode
penetapan harga menurut Kotler dan Keller (2013 hal.129), dapat
dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
a) Penetapan Harga Markup
Metode penetapan harga yang paling dasar adalaah dengan
menambahkan markup standar ke biaya produk. Besarnya markup
sangat bervariasi diantara berbagai barang. Markup umumnya lebih
tinggi untuk produk musiman, produk khusus, produk yang
penjualannya lambat, produk yang biaya penyimpanan dan
penanganannya tinggi serta poduk dengan permintaan yang tidak
elastis.
b) Penetapan Harga Berdasarkan Target Pengembalian (Target Return
Pricing)
Dilakukan dengan perusahaan menetapkan harga sesuai dengan
tingkat pengembalian (ROI) yang diinginkan. Penetapan harga ini
cenderung mengabaikan pertimbangan lain. Produsen
mempertimbangkan harga berbeda dan memperkirakan kemungkinan
akibatnya atas volume penjualan dan keuntungan
c) Penetapan Harga Berdasarkan Nilai yang di Persepsikan (Perceived
Value)
Dalam metode ini perusahaan menetapkan harga produk bukan
berdasarkan biaya penjualan yang terkadang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, melainkan persepsi pelanggan. Kunci metode ini adalah
menentukan persepsi pasar atas nilai penawaran dengan akurat. Riset
pasar dibutuhkan untuk membentuk persepsi nilai pasar sebagai
panduan penentuan harga yang efektif.
d) Penetapan Nilai Harga (Value Pricing)
Perusahaan menetapkan harga yang cukup rendah untuk tawaran yang
bermutu tinggi. Penetapan nilai harga menyatakan bahwa harga harus
menggambarkan tawaran yang bernilai tinggi bagi konsumen.
e) Penetapan Harga sesuai dengan Harga yang Berlaku (Going Rate
Pricing)
Perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing.
Dalam metode ini perusahaan kurang memperhatikan biaya atau
permintaan sendiri tetapi mendasarkan harganya terutama pada harga
pesaing. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi,
lebih rendah dari pada pesaingnya.
f) Penetapan Harga Tender Tertutup
Perusahaan menetapkan harga berdasarkan perkiraannya tentang
bagaimana pesaing akan menetapkan harga bukan berdasarkan
hubungan yang kaku dengan biaya atau permintaan perusahaan.
4. Indikator Harga
Indikator harga menurut Kotler dan Armstrong (2017 hal.65), ada
empat yaitu :
1) Keterjangkauan harga.
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah di tetapkan oleh
perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan
harganya juga berbeda dari termurah sampai termahal. Dengan harga
yang ditetapkan para konsumen banyak yang membeli produk.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk.
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen
orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang
karena mereka melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila harga
lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga
lebih baik.
3) Daya saing harga.
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk denganproduk
lainnya. Dalam hal ini mahal murahnya harga suatu produk sangat
dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli produk
tersebut.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat.
Konsumen memutuslan membeli suatu produk jika manfaat yang
dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk
mendapatkannya. Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih
kecil dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan
bahwa produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali
untuk melakukan pembelian ulang.
E. Penelitian Relevan

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan


dan selanjutnya utnuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya,
di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan
penelitian serta menunjukkan orsinalitas dari peneliti.

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil peneliti terdahulu


yang terkait dengan peneliti yang hendak dilakukan, kemudian membuat
ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum
terpublikasikan. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dpat dilihat sejauh
mana orsinalitas dan posisi penelitian yang hendak diakukan. Kajian yang
mempunyai relasi atau keterkaitan dengan penelitian ini antara lain:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Hasil Penelitian
(Tahun)
Sugesti Pengaruh Sistem Hasil penelitian membuktikan vahwa variabel
(2018) Informasi sistem informasi pemasaran berpengaruh
Pemasaran dan positif dan signifikan terhadap persaingan
Strategi penjualan produk dimana t hitung 2,350 > t
Penjualan tabel 1,661 dan penjualan produk variabel
terhadap strategi berpengaruh positif dan signifikan
Persaingan dan terhadap persaingan penjualan produk dimana
Kepuasan t-hitung 2,359 > t-tabel 1,661. Sedangkan
Pelanggan hasil uji F menunjukkan bahwa Fhitung
14,631 > Ftabel 3,09 yang berarti bahwa
variabel bebas (sistem informasi pemasaran
dan strategi penjualan produk) secara
simultan berpengaruh terhadap variabel
terikat (persaingan penjualan produk). Hasil
uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan
bahwa 23,7% persaingan penjualan produk
pada PT. Bank Agris, Tbk Medan dipengaruhi
oleh variabel sistem informasi pemasaran dan
strategi penjualan produk, sedangkan sisanya
sebesar 76,3% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Erpurini Pengaruh Penelitian ini menghasilkan bahwa pengaruh
dan Sistem sistem informasi pemasaran terhadap
Zuyanti Informasi kepuasan pelanggan secara parsial dengan
(2019) Pemasaran nilai signifikasi sebesar 0.000 , yang lebih
Dan Kualitas kecil dari α= 0.05 dan nilai thitung sebesar
Produk 7.531 dan nilai ttabel sebesar 2.002, sehingga
Terhadap sistem informasi pemasaran berpengaruh
Kepuasan secara signifikansi terhadap kepuasan
Pelanggan pelanggan. Pengaruh kualitas produk terhadap
kepuasan pelanggan secara parsial dengan
nilai signifikansi sebesar 0.013 lebih kecil
dari α= 0.05 dan nilai thitung sebesar 2.550 dan
nilai ttabel sebesar 2.002 sehingga kualitas
produk berpengaruh signifakansi terhadap
kepuasan pelanggan. Pengaruh sistem
informasi pemasaran dan kualitas produk
secara bersama-sama(simultan) ditemukan
dengan signifikansi sebesar 0.000 dan nilai
Fhitung sebesar 153.505 dan Ftabel sebesar 3.15,
sehingga sistem informasi pemasaran dan
kualitas produk secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan.
Dalimunthe Pengaruh Kelemahan yang ditemukan antara lain
dan Aslami Sistem brosur kurang efektif dan efisien dalam
(2022) Informasi memberikan informasi kepada calon
Pemasaran pelanggan; rekomendasi dari pelanggan yang
terhadap sudah ada tidak didukung dengan sumber
Kepuasan informasi yang lengkap yang dapat diberikan
Konsumen pada saat dibutuhkan; jangkauan pemasaran
yang terbatas; komputer dan jaringan yang
ada belum dimanfaatkan.
Muzdalifah Pengaruh Dari perhitungan SPSS 16.0 untuk uji F
(2017) Sistem diperoleh nilai Fhitung 158.374 dengan nilai
Informasi probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan
Pemasaran (α=5%) yaitu 0.00 < 0.05. Sehingga dapat
terhadap disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sistem
Kepuasan informasi pemasaran terhadap kepuasan
Pelanggan pelanggan di catering 1 Java.
Nabilah Pengaruh Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat
dkk (2020) Strategi dinyatakan bahwa variabel produk, lokasi dan
Bauran promosi secara parsial berpengaruh positif
Pemasaran dan signifikan tetapi variable harga secara
terhadap parsial tidak berpengaruh positif dan tidak
Kepuasan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada
Konsumen Aroma Bakery & Cake Medan. Secara
pada Aroma bersama-sama/simultan variabel produk,
Bakery and harga, lokasi dan promosi berpengaruh
Cake Medan positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen pada Aroma Bakery & Cake
Medan. Selain itu, hasil pengujian juga
menyatakan bahwa variabel yang dominan
mempengaruhi kepuasan konsumen pada
Roti Aroma Bakery & Cake Medan adalah
variabel promosi.
Fristy Pengaruh Variabel promosi penjualan dan harga
(2021) Promosi berpengaruh secara simultan terhadap
Penjualan dan peningkatan penjualan. Variabel promosi
Harga penjualan merupakan variabel yang
terhadap paling dominan mempengaruhi peningkatan
Peningkatan penjualan
Penjualan
pada PT ORI
Yuniarti Pengaruh Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dkk (2020) Promosi dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Online promosi online dengan menggunakan TikTok
Melalui Tiktok dapat berpengaruh terhadap peningkatan
Terhadap penjualan pada masa pandemi Covid-19 saat
Peningkatan ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat
Penjualan signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari
Produk Usaha 0,05 atau 5% sehingga H1 diterima. Dengan
di Masa adanya penelitian yang telah dilakukan
Pandemi menunjukan bahwa adanya pengaruh Promosi
Covid-19 online melalui TikTok terhadap peningkatan
penjualan produk usaha di masa pandemi
covid-19 ini.
Setiawan Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana
dkk (2019) Promosi promosi melalui sosial media mampu
Berbasis meningkatkan penjualan produksi KWT Ayu
Sosial Media Tangkas sehingga layak digunakan sebagai
terhadap media pemasaran produk hasil pertanian
Penjualan KWT Ayu Tangkas di Desa Megati
Produksi
Kelompok
Wanita Tani
Musa dan Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1)
Rotinsulu Produk, Secara parsial Produk berpengaruh signifikan
(2019) Harga, terhadap Penjualan pada PT. Pandu Prima
Promosi dan Manado, (2) Secara parsial Harga
Lokasi berpengaruh signifikan terhadap Penjualan
terhadap pada PT. Pandu Prima Manado, (3) Secara
Omzet parsial Promosi tidak berpengaruh signifikan
Penjualan terhadap Penjualan pada PT. Pandu Prima
Telur Ayam Manado, (4) secara parsial Lokasi tidak
pada PT. berpengaruh signifikan terhadap Penjualan
Pandu Prima pada PT. Pandu Prima Manado dan (5) Secara
Manado simultan Produk, Harga, Promosi dan Lokasi
berpengaruh signifikan terhadap Penjualan
pada PT. Pandu Prima Manado
Yustiani Pengaruh Hasil uji regresi simultan diperoleh
dkk (2020) Promosi dan persamaan Y = 11,669 + 0,779 X1 + 0,269
Harga X2. Konstanta sebesar 11,669 artinya bahwa
terhadap ada hubungan yang signifikan antara promosi
Penjulan Ice dan harga dalam meningkatkan penjualan.
Creaam Walls Hasil uji korelasi simultan sebesar 0,645
artinya variabel promosi dan harga terhadap
penjualan berada di interval 0,60 – 0,645
terdapat keeratan hubungan ketiga variabel
tersebut adalah kuat. Hasil uji koefisien
determinasi sebesar 0,645 artinya promosi
dan disiplin harga memberikan kontribusi
pengaruh terhadap penjualan sebesar 64,5%
sedangkan 35,5% dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Hasil uji hipotesis variabel motivasi
dan disiplin kerja terhadap variabel
produktivitas kerja karyawan secara simultan
melalui uji Fhitung sebesar 34,589 > Ftabel 3,09
dengan siginifikan 0,000 maka Ho ditolak dan
Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan.

F. Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis
hubungan antar variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Kerangka
konseptual merupakan sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori dan penelitian
terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan
merupakan tuntunan untuk memecah kan masalah penelitian secara merumuskan
hipotesis (Sugiyono, 2019). Penelitian ini menguji pengaruh promosi, harga dan
kepuasan pelanggan terhadap penjualan.
Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

Promosi (X1)

H1

Penjualan (Y)
Harga (X2)
H2

H3
Kepuasan
Pelanggan (X3)

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

G. Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2019) adalah jawaban sementara
terhadap rumusan penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang
mungkin benar dan mungkin salah sehingga dapat dianggap atau dipandang
sebagai konsklusi atau kesmpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan
atau penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung dari hasil penelitian terhadap
faktor- faktor yang dikumpulkan,, kemudian diambil kesimpulan.
Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok maka yang menjadi
hipotesis penulis, yaitu:
H01 : Promosi tidak berpengaruh terhadap Penjualan pada UMKM Sektor
Percetakan di Kota Medan.
H1 : Promosi berpengaruh terhadap Penjualan pada UMKM Sektor
Percetakan di Kota Medan.
H)2 : Harga tidak berpengaruh terhadap Penjualan pada UMKM Sektor
Percetakan di Kota Medan.
H2 : Harga berpengaruh terhadap Penjualan pada UMKM Sektor
Percetakan di Kota Medan.
H03 : Kepuasan pelanggan tidak berpengaruh terhadap Penjualan pada
UMKM Sektor Percetakan di Kota Medan.
H3 : Kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap Penjualan pada UMKM
Sektor Percetakan di Kota Medan.
H04 : Promosi, Harga dan Kepuasan Pelanggan tidak berpengaruh terhadap
Penjualan pada UMKM Sektor Percetakan di Kota Medan.
H4 : Promosi, Harga dan Kepuasan Pelanggan berpengaruh terhadap
Penjualan pada UMKM Sektor Percetakan di Kota Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahm pendekatan


kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:68) penelitian kuantitatif merupakan
“penelitian dengan meneliti seberapa besar pengaruh variabel bebas (independent)
terhadap variable terikat (dependent)”.
Pendapat lain mengatakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan suatu
pendekatan yang mbanyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Moelong,
2017:112).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kota Medan, pada UMKM di sektor percetakan
yang dijadikan sebagai objek penelitian yang beralamat di Jalan Gaharu Medan.
Adapun waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian

2022-2023
No
Kegiatan Jan Okt Des Jan Feb Mar

1 Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Pengumpulan Data
4 Analisis Data
5 Pengajuan Meja Hijau
6 Meja Hijau

38
39

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2019:84) populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik UMKM
sektor percetakan di Kota Medan sebanyak 50 pelaku usaha.
2. Sampel
Merupakan bagian dari jumlah atau karakteristik tertentu yang diambil dari
suatu populasi yang akan diteliti. Pada penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan teknik sampel jenuh dimana seluruh populasi dapat dijadikan
sampel.

D. Data Penelitian
Agar tidak keliru dalam menentukan sumber data, maka peneliti harus melihat
kembali konsep, variabel, dan indikator variabel serta pengukuran yang telah
dirumuskan sebelumnya. Dalam menentukan sumber data, dijelaskan pula
mengenai populasi dan sampel penelitian. Adapun penelitian ini menggunakan
data primer yang merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Data
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat
objek penelitian dilakukan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
penyebaran kuesioner terhadap pemilik UMKM sektor percetakan di Kota Medan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai tata


cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono
(2019:32), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data.
Teknik
40

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi,


observasi, dan wawancara.

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode mengkaji dan mengolah data dari


dokumendokumen yang sudah ada sebelumnya dan mendukung data
penelitian. “Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
menelusuri historis”. Metode dokumentasi digunakan untuk mengupulkan
data sumber UMKM.

2. Observasi

Menurut pendapat Sugiyono (2019:101) observasi adalah teknik


pengumpulan data untuk mengamati prilaku manusia, proses kerja, dan
gejala-gejala alam, dan responde. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
pengamatan langsung untuk menemukan fakta-fakta di lapangan.
Instrumen yang digunakan peneliti adalah observasi nonpartisipan tidak
terstruktur. Sifat intrumen yang tidak baku memudahkan peneliti untuk
menggali informasi berkaitan dengan penilaian keputusan nasabah dalam
memilih produk asuransi syariah.

3. Wawancara

Wawancara dalam penelitian terjadi dimana peneliti sedang


berbincangbincang dengan narasumber dengan tujuan menggali informasi
melalui pertanyaan-pertanyaan dan mengunakan teknik tertentu. Menurut
sugiyono (2019) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dua orang, pewawancara sebagai yang mengajukan pertanyaan
dan narasumber yang memberikan jawaban. Dalam penelitian ini subjek
wawancara adalah pemilik UMKM sektor percetakan di Kota Medan.
41

F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.2
Tabel Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Variabel Indikator
1 Penjualan Suatu kegiatan yang 1. Mencapai volume
ditujukan untuk penjualan
mencari pembeli, 2. Mendapatkan laba
mempengaruhi dan 3. Menunjang
memberikan petunjuk pertumbuhan
agar pembeli dapat perusahaan
menyesuaikan
kebutuhannya dengan
produk yang
ditawarkan serta
mengadakan
perjanjian mengenai
harga yang
menguntungkan bagi
kedua belah pihak
2 Kepuasan Perasaan senang atau 1. Sistem keluhan dan
pelanggan kecewa seseorang saran
yang muncul setelah 2. Ghost shopping
membandingkan 3. Lost customer
antara persepsi atau analysis
kesannya terhadap 4. Survey kepuasan
kinerja berada di pelanggan
bawah harapan,
pelanggan tidak puas
3 Promosi Salah satu komponen 1. Pesan Promosi
prioritas dari kegiatan 2. Media Promosi
pemasaran yan 3. Waktu Promosi
memberitahukan
kepada konsumen
bahwa perusahaan
meluncurkan produk
baru yang menggoda
konsumen untuk
melakukan pemblian
42

4 Harga Sejumlah uang yang 1. Keterjangkauan harga


dibebankan atas suatu 2. Kesesuaian harga
barang atau jasa atau dengan kualitas
jumlah dari nilai uang produk
yang ditukar 3. Daya saing harga
konsumen atas 4. Keseuaian harga
manfaat-manfaat dengan manfaat
karena memiliki atau
menggunakan produk
atau jasa tersebut.

G. Teknik Analisa Data


Skala yang dipakai untuk mengetahui jawaban responden yang telah
diberikan adalah skala likert yang terdiri dari:Sangat Setuju, Setuju, Kurang
Setuju, Tidak setuju, Sangat Tidak Setuju. Kelima penilaian berikut diberi
bobot sebagai berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju diberi skor 5
b. Jawaban Setuju diberi skor 4
c. Jawaban Netral diberi skor 3
d. Jawaban Tidak Setuju diberi skor 2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.

1. Uji Statistik Deskriptif


Tujuannya untuk menguji dan menjelaskan karakteristik sampel yang
diobservasi. Hasil uji statistik deskriftif biasanya berupa tabel yang
setidaknya berisi nama variabel yang diobservasi, mean, deviasi standar
(standard deviation), maksimum dan minimum, yang kemudian diikuti
penjelasan berupa narasi yang menjelaskan interprestasi isi tabel.
2. Uji Kualitas Data
a) Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan dan keabsahan suatu instrument. Instrument
dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data variabel yang
diteliti secara tepat.
43

Metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian terhadap


validitas kuesioner adalah korelasi produk momen (moment product
correlation, pearson correlation) antara skor setiap butir pertanyaan
dengan skor total, sehingga sering disebut sebagai inter item-total
correlation. Ketentuan validitas instrumen sahih apabila hasil r hitung
> r tabel.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Untuk memperoleh indeks reliabilitas soal
menggunakan one shot yaitu pengukuran hanya sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau yang mengukur
korelasi antar jawaban pertaanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpa (α), variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpa (α) > 0,60.
Dan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Triton seperti yang
dikutip Sujianto jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas
dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
1) Nilai Alpa Cronbach 0,00 – 0.20 berarti kurang reliable
2) Nilai Alpa Cronbach 0,21 – 0.40 berarti agak reliable
3) Nilai Alpa Cronbach 0,41 – 0.60 berarti cukup reliable
4) Nilai Alpa Cronbach 0,61 – 0.80 berarti reliable
5) Nilai Alpa Cronbach 0,81 – 1.00 berarti sangat reliable

3. Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang efisien
dan tidak bisa, maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu:
44

a. Uji Normalitas
Tujuan dari dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati normal.
Untuk mendeteksi normalitas dapat menggunakan analisa grafik normal P-
P plot of regression standardized residual.
Deteksinya dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik.
Dasar pengambilan keputusan dari analisa grafik tersebut adalah:
-Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
-Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi suatu model regresi yang
dapat dikatakan baik atau tidak. Serta menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas, karena jika hal
tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak orthogonal atau
terjadi kesalahan. Untuk mendeteksi apakah terjadi multikolinearitas dapat
diketahui variance inflation faktor (VIF) dan toleransi pedoman suatu
model regresi yang bebas multikolineritas adalah sebagai berikut:
a) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1. Jika nilai VIF lebih dari 10,
maka kesimpulannya data tersebut memiliki multikolinieritas. Apabila
nilai VIF dibawah 10, maka kesimpulannya data yang kita uji tidak
memiliki kolinieritas. - Rumus: VIF = 1/1 – R2
b) Mempunyai angka tolerance mendekati angka 1. Apabila nilai
tolerance lebih besar dari 0,01, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinieritas. Sedangkan nilai tolerance data yang di uji lebih kecil
45

dari 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terjadi


multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan
ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendekati
heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatter plot antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Jika ada titik-titik
membentuk pola tertentu yang teratur seperti gelombang, melebar,
kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk
pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi berganda adalah sebuah metode pendekatan untuk
pemodelan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel
independen. Model regresi yang variabel independen menerangkan
variabel dependennya dalam penelitian ini yaitu hubungan strategi
pemasaran terhadap volume penjualan.Dalam analisis regresi sederhana,
hubungan antara variabel bersifat linier, dimana perubahan pada variabel
X akan diikuti oleh perubahan pada variabel Y secara tetap. Sementara
pada hubungan non linier, perubahaan variabel X tidak diikuti dengan
perubahaan variabel y secara proporsional. seperti pada model kuadratik,
perubahan x diikuti oleh kuadrat dari variabel x. Hubungan demikian tidak
bersifat linier. Persamaan regresi linier berganda, yaitu:
Y = a + B1X1 + B2X2+ B3X3 + e

Dimana :
Y : Penjualan
X1 : Promosi
46

X2 : Harga
X3 : Kepuasan Pelanggan
a : Konstanta
e : residual/ error

5. Uji Hipotesis

Untuk memastikan apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau


ditolak, maka akan dilakukan pengujian hipotesis statistik untuk menguji
kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien yang telah dihitung,
baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.

a. Uji F
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yang
digunakan adalah sebagai berikut:

Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka hipotesis alternative (Ha) diterima yaitu
variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen.
Jika Fhitung < Ftabel, maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak yaitu variabel
independen.
b. Uji t
Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel bebas
secara parsial. Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi dari
variabel bebas secara individu dalam mempengaruhi variasi dari variabel
terikat.
Jika nilai Thitung > Ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Jika nilai Thitung < Ttabel, maka hipotesis alternative (Ha) ditolak.

6. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Uji detreminasi (R2) digunakan untuk menjelaskan model dari satu
penelitian yang dalam hal ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besar
47

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam


penelitian ini uji determinasi digunakan untuk menjelaskan model dari
penelitian yang dalam hal ini untuk menjelaskan seberapa besar pengaruuh
tunjangan terhadap kinerja yang dapat dinyatakan dalam bentuk
persentase.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian


Kota Medan yang menjadi Ibukota Propinsi Sumatera Utara secara
astronomis terletak antara 2o.27' – 2o.47' Lintang Utara dan 98o.35' – 98o.44'
Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota
Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara
dengan luas daerah sekitar 265.10 km2. Kota ini merupakan pusat
pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur.
Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang
merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan
Sungai Deli.
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut
Stasiun Polonia pada tahun 2006 berkisar antara 23,0o C – 24,1o C dan suhu
maksimum berkisar antara 30,6o C – 33,1o C serta menurut Stasiun Sampali
suhu minimumnya berkisar antara 23,6o C – 24,4o C dan suhu maksimum
berkisar antara 30,2o C – 32,5o C. Selanjutnya mengenai kelembaban udara
di wilayah Kota Medan rata-rata 78 – 82 %. Dan kecepatan angin rata-rata
sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya
100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2006 rata-rata perbulan 19
hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali perbulannya 230,3
mm dan pada Stasiun Polonia perbulannya 211,67 mm.
Pembangunan kependudukan di Kota Medan dilaksanakan dengan
mengindahkan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup
sehingga mobilitas dan persebaran penduduk tercapai optimal. Mobilitas dan
persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan
antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan
pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, di mana
penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya. Pada tahun

48
49

2006 diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai 2.067.288 jiwa.


Dibanding hasil Sensus Penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk
sebesar 163.015. jiwa (0.92 persen). Dengan luas wilayah mencapai 265,10
km2, kepadatan penduduk mencapai 7.798 jiwa/km2. Masyarakat di Kota
Medan ini merupakan masyarakat yang heterogen dan terdiri atas beberapa
suku, namun mayoritas adalah suku Melayu, Batak, Mandailing, Jawa dan
lain-lain.
Kota Medan adalah Ibukota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan
pusat perdagangan, pemerintahannya sudah dapat dikategorikan bersifat
administratif hal ini disebabkan sudah lengkap dan memadainya administrasi
di kota tersebut. Sebagaimana didapat bahwa Kota Medan ini telah memiliki
sarana dan prasarana pemerintahan yang cukup memadai. Yaitu dengan
adanya kantor camat yang telah memiliki bangunan dan fasilitas yang
lengkap. Dan baiknya kondisi pemerintahan di Kota Medan ini juga ditandai
dengan terdapatnya kantor-kantor kepala desa di setiap desa dengan kondisi
dan fasilitas yang baik dan memadai. Sedangkan mengenai kondisi sosial
kemasyarakatan di Kota Medan maka dapat dikatakan bahwa sosial
kemasyarakatan di kota ini dikategorikan cukup baik juga, hal ini dapat
dibuktikan dengan lengkapnya fasilitas-fasilitas sosial kemasyarakatan,
seperti adanya kantor polisi, kantor pos, puskesmas atau klinik, PLN, PAM,
dan prasarana lainnya yang sangat menunjang bagi terwujudnya
kesejahteraan masyarakat di Kota Medan tersebut.

B. Deskripsi Data Penelitian


1. Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 50 sampel yang dipilih
secara acak dari beberapa responden. Data primer diambil dengan
memberikan angket kepada responden atau dilakukan wawancara secara
langsung dengan menggunakan pertanyaan tertutup. Selanjutnya di lakukan
pengklarifikasian data primer ke dalam beberapa tabel distribusi berdasarkan
jenis kelamin, Usia, dan Pendapatan.
50

a. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Distribusi identitas responden berdasarkan kelompok jenis
kelamin adalah pengklarifikasian data primer yang telah di dapatkan
dari responden ke dalam beberapa kelompok umur sebagaimana
terganbarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki – laki 19 38.0
Perempuan 31 62.0
Jumlah 50 50
Sumber: Data Primer Diolah, 2023
Berdasarkan tabel 4.1 responden dengan jenis kelamin Perempuan
lebih mendominasi daripada laki-laki dimana frekuensi yang diperoleh untuk
perempuan sendiri 31 dengan persentase 62.0% sedangkan laki-laki memiliki
frekuensi sebesar 19 dengan persentase sebesar 38.0%.
b. Identitas Responden Berdasarkan Umur
Distribusi identitas responden berdasarkan kelompok umur
adalah pengklarifikasian data primer yang telah di dapatkan dari
responden ke dalam beberapa:
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Umur (Tahun) Frekuensi Presentase (%)
21-30 9 18.0
31-40 19 38.0
41-50 22 44.0
Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer Diolah 2023
Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa frekuensi
berdasarkan kelompok umur yang paling banyak didominasi oleh umur 41-50
Tahun. Hal ini dikarenakan bahwa usia efektif UMKM di Sektor Percetakan
adalah mereka yang berumur 41-50
c. Indentitas Responden Berdasarkan Pendapatan
. Distribusi identitas responden berdasarkan kelompok
51

Pendapatan adalah pengklarifikasian data primer yang telah di dapatkan


dari responden ke dalam beberapa:
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Pendapatan
Pendapatan Frekuensi Presentase (%)
Rp. 3.000.000 – 4.000.000 9 18.0
Rp. 5.000.000 – 6.000.000 19 38.0
>Rp.
6.000.00 22 44.0
0

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer Diolah 2023


Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi
berdasarkan kelompok pendapatan yang paling besar didominasi oleh
pendapatan sebesar > Rp. 6.000.000.

2. Uji Statistik Analisis Deskriptif


Tabel 4.4
Hasil Uji Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Promosi 50 11,00 25,00 19,3600 3,70747
Harga 50 6,00 15,00 10,3800 2,28473
KepuasanPelanggan 50 8,00 20,00 15,2800 3,42285
Penjualan 50 7,00 15,00 11,9600 2,08943
Valid N (listwise) 50

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa variabel Promosi


(X1) memiliki nilai maksimum sebesar 25 dan nilai minimum sebesar 11 serta
nilai mean 19.36 dengan total observasi sebanyak 50. Harga (X2) memiliki
nilai maximum sebesar 15 dan nilai minimum sebesar 6 serta nilai mean 10.38
dengan total observasi 50. Kepuasan Pelanggan (X3) memiliki nilai maksimum
sebesar 20 dengan nilai minimum 8 serta mean 15.28 dengan total observasi
52

50. Penjualan (Y) memiliki nilai maksimum sebesar 15 dengan nilai minimum
7 serta mean 11.96 dengan total observasi 50.

C. Analisis Dan Pembahasan


1. Instrumen Uji Validitas dan Reabilitas
a. Uji Validitas
Untuk menguji validitas dan reabilitas instrument, penulis
menggunakan analisis SPSS. Uji validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kendala atau keabsahan suatu alat ukur. Alat ukur
yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu angket atau
kuesioner adalah angka hasil korelasi antaral skor angket dengan skor
keseluruhan responden terhadap informasi dalam kuesioner. Ukuran valid
tidaknya suatu pertanyaan dapat dilihat dari outputl SPSS berupal nilai
item total statistik masing- masing butir angket.
Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Untuk degree of
freedom (df) = n-k dalam hal ini adalah jumlah sampel dan k adalah
jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung 50-4 atau df =
46 dengan alpha 0.05 didapat r tabel 0; jika r hitung (untuk tiap-tiap butir
pertanyaan dapat dilihat pada kolam corrected item pertanyaan
totalcorrelation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir
pertanyaan tersebut dikatakan valid.

Tabel 4.5
Uji Validitas
Variabel Item Total R tabel Keterangan
Pertanyaaan Correlation
Promosi X1.1 0.726 0.1191 Valid
(X1) X1.2 0.765 0.1191 Valid
X1.3 0.717 0.1191 Valid
X1.4 0.816 0.1191 Valid
X1.5 0.778 0.1191 Valid
X2.1 0.531 0.1191 Valid
53

X2.2 0.879 0.1191 Valid


Harga X2.3 0.859 0.1191 Valid
(X2)
X3.1 0.923 0.1191 Valid
X3.2 0.832 0.1191 Valid
Kualitas X3.3 0.883 0.1191 Valid
Pelayanan X3.4 0.890 0.1191 Valid
(X3)
Y.1 0.782 0.1191 Valid
Penjualan Y.2 0.814 0.1191 Valid
(Y) Y.3 0.591 0.1191 Valid

Hasil diolah SPSS 2023


Dari tabel-tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing item
pertanyaan memiliki r hitung > dari r tabel (0.1191) dan bernilai positif.
Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan tersebut dikatakan valid.
b. Uji Reabilitas

Ujil reliabilitas dilakukanl untuk melihatl kestabilan danl


konsistensi daril respondenl dalam menjawabl hal yangl berkaitan denganl
pertanyaan yangl disusun dalaml suatu bentukl angket. Hasill uji inil akan
mencerminkanl dapat ataul tidaknya suatul instrumen penelitianl dipercaya,
berdasarkanl tingkat ketepatanl dan kemantapanl suatul alat lukur.
Standarl yang digunakanl dalam menentukanl reliabel ataul
tidak reliabelnyal suatul instrumen lpenelitian. Salahl satunya denganl
melihat perbandinganl antara nilailrhitung denganlrtabel padal taraf Transparansil
95% (signifikafikansil 5%). Jikal pengujian dilakukanl dengan
metodelAlpha Cronbachlmaka lrhitung akanl diwakili olehl nilai Alphalpada
tabell berikut lini:
54

Tabel 4.6
Uji Reabilitas
Uji Reabilitas Reabilitas Cronbrach Keterangan
Coefecient Alpha
Variabel Promosi 5 Item pertanyaaan 0.812 Reliabel
Variabel Harga 3 Item pertanyaaan 0.854 Reliabel
Variabel Kualitas 4 Item pertanyaaan 0.905 Reliabel
Pelayanan
Variabel Penjualan 3 Item Pertanyaan 0.848 Reliabel
Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing
variabel memiliki Cronbach Alpha > 0.60. Dengan demikian variabel
(Persepsi Kepercayaan, Persepsi Keamanan, Persepsi Kemanfaatan, Persepsi
Kemudahan dan Pengunaan Elektronik Money) dapat dikatakan reliable.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Cara yang ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah
dengan menggunakan Grafik Normal P-P Plot dengan cara melihat
penyebaran datanya. Jika pada grafik tersebut penyebaran datanya mengikuti
pola garis lurus, maka datanya normal. Jika pada tabel test of normality
dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov nilai sig > 0.05, maka dapat
berdistribusi normal. Adapun uji normalitas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
55

Gambar 4.1
Uji Normalitas
Berdasarkan grafik 4.1 diatas , diuji normalitas dengan histogram
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel berdistribusi normal karena kurva
histogram diatas berbentuk parabola dan bukan garis linear.
Selanjutnya adalah menggunakan perhitungan kolmogrov-
Smirnov. Apabila nilai asymptotic significant (2-tailled) lebih dari 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa data variabel telah berdistribusi norlam. Hasil uji
normalitas seluruh variabel menggunakan perhitungan Kolmogrov-Smirnov
menggunakan software SPSS dapat dilihat dibawah ini:
56

Tabel 4.7
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized
Residual
N 50
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,96890428
Most Extreme Absolute ,115
Differences Positive ,067
Negative -,115
Kolmogorov-Smirnov Z ,816
Asymp. Sig. (2-tailed) ,518
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Hasil diolah SPSS 2023


Dilihat dari hasil uji normalitas seluruh variabel menggunakan
perhitungan Kolmogrov-Smirnov diatas adalah 0.518 dan lebih besar dari
0.05 maka dapat disimpilkan bahwa data variabel berdistribusi normal.

Gambar 4.2
Uji Normalitas
57

Dari gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa daa menyebar


disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikoleniaritas
Ujil multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan (korelasil) yang signifikan antar variabel bebas. Uji
multikolinearitas dengan SPSS ditunjukkan lewat tabel Coefficient, yaitu
pada kolom Tolerance dan kolom VIF (Variancel Inflated lFactors).
Tolerance adalah indikator seberapa banyak variabilitas sebuah variabel
bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika nilai tolerance
lebih besar dari l0,10 dan jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka
dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.8
Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 6,023 1,552 3,882 ,000
Promosi ,098 ,089 ,174 4,097 ,008 ,410 ,160 ,136 ,609 1,643
Harga ,006 ,131 ,007 4,046 ,000 ,251 ,007 ,006 ,746 1,341
KepuasanPelanggan ,260 ,091 ,426 2,853 ,006 ,524 ,388 ,353 ,686 1,459
a. Dependent Variable: Penjualan

Dari hasil pengujian multikoleniaritas yang dilakukan diketahui


bahwa variabel inflation factor (VIF) keempat variabel Promosi (X1) seebesar
1.643, Harga (X2) sebesar 1.341, Kepuasan Pelanggan (X3) sebesar 1.459
dan hasil yang diperoleh dari ketiga variabel tersebut lebih kecil dari 10,
sehingga bisa diduga bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedetisitas
Uji Heteroskedetisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varian. Heteroskedastisitas adalah
suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan
58

untuk semua nilai variabel bebas, dimana uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
atau satu pengamatan lainnya. Untuk mendeteksinya dilihat dari titik-titik
yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y padal grafik
Scatterplot.Adapun hasil uji statistic Heteroskedetisitas yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3
Uji Heteroskedetisitas
Hasil pengujian heteroskedetisitas menunjukkan bahwa titik-titik
tidak membentuk pola yang jelas. Sebagaimana terlihat, titik-titik menyebar
di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada suhu Y. Jadi disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedetisitas dalam model regresi. Dengan demikian asumsi-
asumsi normalitas, multikoleniaritas dan heteroskedetisitas dalam model
tersebut dapat dipenuhi.
59

3. Uji Regresi Linear Berganda


Tabel 4.9
Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 6,023 1,552 3,882 ,000
Promosi ,098 ,089 ,174 4,097 ,008 ,410 ,160 ,136 ,609 1,643
Harga ,006 ,131 ,007 4,046 ,000 ,251 ,007 ,006 ,746 1,341
KepuasanPelanggan ,260 ,091 ,426 2,853 ,006 ,524 ,388 ,353 ,686 1,459
a. Dependent Variable: Penjualan

Data Diolah SPSS 2022


Dari tabel 4.10 di atas, dapat diketahui hasil model persamaan
untuk variabel Promosi (X1), Harga (X2), Kepuasan Pelanggan (X3) dan
Penjualan (Y) yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = 6.023 + 0.098 (X1) + 0.006 (X2) + 0.269 (X3) + 
Berdasarkan hasil persamaan yang diperoleh dapat dijelaskan
makna dan arti dari koefisien Promosi (X1), Harga (X2), Kepuasan
Pelanggan (X3) dan Penjualan (Y) yang diperoleh adalah sebagai berikut :
a. Nilai konstanta (c) sebesar 6.023 hal ini berarti menunjukkan
bahwa Jika variabel Promosi (X1), Harga (X2), Kepuasan
Pelanggan (X3) sama dengan nol maka Penjualan pada UMKM
di Sektor Percetakan Kota Medan sama dengan bernilai 6.023
dengan asumsi variabel lain konstan.
b. Nilai Promosi (X1) 0.098 hal ini berarti bahwa apabila variabel
bebas yaitu Promosi meningkat sebesar 1% maka akan
meningkatkan Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan
Kota Medan sebesar 0.098%.
c. Nilai Harga (X2) 0.006 hal ini berarti bahwa apabila variabel
bebas yaitu Harga meningkat sebesar 1% maka akan
meningkatkan Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan
Kota Medan sebesar 0.006%.
60

d. Nilai Kepuasan Pelanggan (X3) 0.260 hal ini berarti bahwa


apabila variabel bebas yaitu Kepuasan Pelanggan meningkat
sebesar 1% maka akan meningkatkan Penjualan pada UMKM di
Sektor Percetakan Kota Medan sebesar 0.260%.

4. Uji Hipotesis
a. Uji T-Statistik
Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas atau
Promosi (X1), Harga (X2), Kepuasan Pelanggan (X3) secara parsial
ataupun individual berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau
Penjualan (Y).
Tabel 4.10
Uji T-Statistik

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 6,023 1,552 3,882 ,000
Promosi ,098 ,089 ,174 4,097 ,008 ,410 ,160 ,136 ,609 1,643
Harga ,006 ,131 ,007 4,046 ,000 ,251 ,007 ,006 ,746 1,341
KepuasanPelanggan ,260 ,091 ,426 2,853 ,006 ,524 ,388 ,353 ,686 1,459
a. Dependent Variable: Penjualan

Data diolah SPSS 2022


Rumus untuk mencari t-tabel =  : n – k – 1
= 0.05 : 50 – 3 – 1
= 0.05 : 46
T – tabel = 1.65291
1) Promosi (X1) memilki nilai t hitung sebesar 4.097. Nilai ini lebih
besar dari t tabel (1.65291) dengan nilai t sig (0.08) < 0.05.
Sehingga pengujian hipotesis penelitan tersebut adalah Ha diterima
dan H0 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial Promosi
berpengaruh signifikan dan prositif Terhadap Penjualan pada
UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan
2) Harga (X2) memilki nilai t hitung sebesar 4.046. Nilai ini lebih
besar dari t tabel (1.65291) dengan nilai t sig (0.000) < 0.05.
61

Sehingga pengujian hipotesis penelitan tersebut adalah Ha diterima


dan H0 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial Harga
berpengaruh signifikan dan positif terhadap Penjualan pada
UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan
3) Kepuasan Pelanggan (X3) memilki nilai t hitung sebesar 2.853.
Nilai ini lebih besar dari t tabel (1.65291) dengan nilai t sig (0.006)
< 0.05. Sehingga pengujian hipotesis penelitan tersebut adalah H a
diterima dan H0 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial
Kepuasan Pelanggan berpengaruh signifikan dan prositif Terhadap
Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan.

b. Uji F Statistik
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara simultan atau keseluruhan.Uji F digunakan
untuk mengetahui kualitas keberartian regresi antara tiap-tiap variabel bebas
(X) secara serempak/bersamaan terdapat pengaruh atau tidak terhadap
variabel terikat (Y).
a. Pada nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai signifikansi > 0,05. Artinya
Ho diterima. Hal ini menujukkan secara simultan variabel bebas
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat.
b. Pada nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai signifikansi < 0,05. Artinya
Ho diterima. Hal ini menujukkan secara simultan variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
62

Tabel 4.11
Uji F Statistik

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 63,382 3 21,127 6,456 ,001a
Residual 150,538 46 3,273
Total 213,920 49
a. Predictors: (Constant), KepuasanPelanggan, Harga, Promosi
b. Dependent Variable: Penjualan

Data Diolah SPSS 2023


Rumus untuk mencari F- tabel = K: n –k
= 3 : 50 – 4
= 3 : 46
F- Tabel = 2.26
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa F
hitung (6.456). Nilai itu lebih besar dari F tabel (2.26) dengan nilai F sig
(0.001) < 0.05. Sehingga pengujian hipotesis H a diterima dan H0 ditolak.
Hal ini menjelaskan bahwa secara simultan Promosi (X1), Harga (X2), dan
Kualitas Pelayanan (X3) berpengaruh signifikan dan positif Terhadap
Penjualan (Y) pada UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan.
c. Uji R Square
Ujil koefisien determinasil atau R2l bertujuan untukl mengetahui
seberapal besar kemampuanl variabel lindependen/ bebasl (Promosi,
Harga, Kepuasan Pelanggan) menjelaskanl variabel ldependen/ terikatl
(Penjualan) ataul untuk mengetahuil besar persentasel variasi terikatl yang
dijelaskanl padal variabel lbebas.
63

Tabel 4.12
Uji R Saquare

Model Summaryb

Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square Durbin-
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change Watson
1 ,744a ,596 ,550 1,80903 ,296 6,456 3 46 ,001 1,653
a. Predictors: (Constant), KepuasanPelanggan, Harga, Promosi
b. Dependent Variable: Penjualan

Hasil uji koefisien determinasi tersebut memberikan makna, bahwa


74.4% variabel simultan Promosi (X1), Harga (X2), dan Kualitas Pelayanan
(X3) berpengaruh signifikan dan positif Terhadap Penjualan (Y) pada
UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan.

D. Hasil Interpertasi Penelitian


1. Pengaruh Promosi Terhadap Penjualan pada UMKM di Sektor
Percetakan Kota Medan.
Hasil penelitian diperoleh Promosi (X1) memilki nilai t hitung sebesar
4.097. Nilai ini lebih besar dari t tabel (1.65291) dengan nilai t sig (0.08) <
0.05. Sehingga pengujian hipotesis penelitan tersebut adalah Ha diterima dan
H0 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial Promosi berpengaruh
signifikan dan prositif Terhadap Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan
Kota Medan.
Tujuan analisis volume penjualan adalah agar perusahaan dapat
mengetahui keefektifan penggunaan biaya promosi tersebut sehingga
perusahaan dapat terus meningkatkan kegiatan promosi dan mengendalikan
biaya promosi yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi tersebut. Jadi dapat
55 disimpulkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan
promosi berguna untuk menjual atau memperkenalkan produknya kepada
para konsumen. Karena ada kaitannya dengan jumlah hasil penjualan yang
akan diperoleh perusahaan dari aktivitas promosi tersebut.
64

Volume penjualan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005:


355) adalah jumlah penjualan barang tertentu selama suatu masa jual.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan omzet penjualan adalah total jumlah barang dan jasa yang dihitung
berdasarkan jumlah uang yang diterima selama suatu masa jual. Peranan
pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan dapat dilihat dari keuntungan
perusahaan dalam hal ini ditentukan oleh tingkat penjualan. Apabila
perusahaan tidak mampu mencapai volume penjualan yang ditargetkan,
berarti penerimaan omzet penjualan akan lebih rendah dari yang direncanakan
dan pada akhirnya keuntungan yang ditargetkan tidak akan dicapai. Penjualan
adalah aktivitas atau bisnis menjual produk atau jasa. Berdasarkan beberapa
definisi di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa penjualan merupakan
salah satu kegiatan dalam pemasaran, dengan kata lain sasaran utama dari
pemasaran adalah untuk memperoleh peningkatan penjualan dari waktu ke
waktu dalam periode tertentu.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Baharudin, yang menyatakan
kualitas produk dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap
ketahanan usaha. Dan juga didukung oleh penelitian Anis Dwiastanti dan
Gusnar Mustapa, yang dimana penelitian ini memberikan bukti bahwa
strategi bertahan UMKM memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
keberlangsungan usaha. Dapat dipahami bahwa konsumen dalam membeli
produk lebih memperhatikan produk, dan keberhasilan usaha ditentukan oleh
promosi yang baik. Dan yang menjadi perbedaan penelitian yang penulis
lakukan dan dan penelitian sebelumnya ialah dimanapada variabel Dependent
atau Y penulis menggunakan variabel Penjualan sedangkan penelitian
terdahulu menggunakan ketahanan usaha begitu juga untuk lokasi penelitian
yang penulis lakukan dengan sebelumnya menggunakan lokasi penelitian
yang berbeda.
65

2. Pengaruh Harga Terhadap Penjulan pada UMKM di Sektor


Percetakan Kota Medan.
Hasil yang diperoleh adalah Harga (X2) memilki nilai t hitung
sebesar 4.046. Nilai ini lebih besar dari t tabel (1.65291) dengan nilai t sig
(0.000) < 0.05. Sehingga pengujian hipotesis penelitan tersebut adalah Ha
diterima dan H0 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial Harga
berpengaruh signifikan dan positif terhadap Penjualan pada UMKM di Sektor
Percetakan Kota Medan.
Harga merupakan suatu nilai yang dibuat untuk menjadi patokan
nilai suatu barang.Harga cukup memiliki pengaruh yang besar terhadap
permintaan barang, bagaimana yang telah dijelaskan dalam murah maka
barang yang diminta akan semakin banyak dan sebaliknya jika harga semakin
mahal maka barang yang diminta Harga juga merupakan suatu penentu bagi
permintaan barang dan untuk menentukan posisi persaingan penjualan
dipasar. Harga merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam
menentukan suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa.
Apalagi bila produk atau jasa yang akan dibeli tersebut merupakan kebutuhan
pokok lainnya, konsumen akan sangat memperhatikan harganya.
Pengusaha perlu memperhatikan hal ini, karena dalam persaingan
usaha, harga yang ditawarkan oleh pesaing bias lebih rendah dengan kualitas
yang sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih baik. Penentuan harga jual
merupakan hal penting dalam suatu perusahaan karena merupakan dasar
dalam penentuan keuntungan yang diharapkan. Penentuan harga jual
mempengaruhi kehidupan perusahaan. Penentuan harga jual yang terlalu
tinggi akan menyebabkan konsumen beralih pada perusahaan pesaing yang
menawarkan harga lebih murah dengan kualitas barang atau jasa relative
sama. Hal ini menyebabkan perusahaan memperoleh kerugian jangka panjang
yaitu kehilangan konsumen yang secara otomatis akan mengurangi perolehan
laba perusahaan.
Harga memiliki pengaruh yang relevan menurut Nuseir & Madnat
(2015) pelanggan yang merasa puas rela mengeluarkan uang lebih banyak
66

tetapi tidak berkompromi dengan standar kualitas produk. Biasanya


pelanggan merasa puas jika kualitas produk melebihi biaya yang dikeluarkan
pelanggan. Dapat dinyatakan bahwa suatu harga dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan berkaitan dengan nilai manfaat yang diterima oleh
pelanggan.

3. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Penjualan pada


UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan.
Hasil yang diperoleh adalah Kepuasan Pelanggan (X3) memilki
nilai t hitung sebesar 2.853. Nilai ini lebih besar dari t tabel (1.65291) dengan
nilai t sig (0.006) < 0.05. Sehingga pengujian hipotesis penelitan tersebut
adalah Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial
Kepuasan Pelanggan berpengaruh signifikan dan prositif Terhadap Penjualan
pada UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan.
Kepuasan terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya sesuatu
yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak
benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh konsumen. Untuk produk
atau layanan dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan
yang berbeda-beda bagi konsumen yang berbeda. Menurut Kotler dan Keller
(2016:139) : “Perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, akan tidak puas.
Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, akan puas. Jika kinerja melebihi
ekspektasi, akan sangat puas atau senang”. Kepuasan menurut Tjiptono
(2014:24) : “Evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih
sekurangkurangnya sama atau melampaui harapan, sedangkan ketidakpuasan
timbul apabila outcome tidak memenuhi harapan”.
4. Pengaruh Promosi, Harga dan Kepuasan Pelanggan Terhadap
Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan.
Hasil yang diperoleh adalah Berdasarkan hasil perhitungan diatas
dapat diketahui bahwa F hitung (6.456). Nilai itu lebih besar dari F tabel
67

(2.26) dengan nilai F sig (0.001) < 0.05. Sehingga pengujian hipotesis Ha
diterima dan H0 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa secara simultan Promosi
(X1), Harga (X2), dan Kualitas Pelayanan (X3) berpengaruh signifikan dan
positif Terhadap Penjualan (Y) pada UMKM di Sektor Percetakan Kota
Medan.
Harga yang kompetitif akan mempengaruhi konsumen untuk
memilih produk tersebut dibandingkan produk yang ada di pasaran lainnya.
Sedangkan promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan
tujuan utama meningkatkan volume penjualan. Perusahaan jika mengeluarkan
produk maka harus disesuaikan dengan manfaat yang diterima oleh
konsumen, harga yang ditawarkan sesuai dengan promosi yang disampaikan
sehingga konsumen benar-benar puas setelah melakukan pembelian.
Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Listiawati,
Raden Irna Agriani, Tuti Solehan (2017). Pengaruh Promosi Dan Harga
Terhadap Kepuasan Konsumen di PT. Indomaret Suralaya, Merak-Banten.
Hasil penelitian ini pada uji t variabel promosi dapat diketahui nilai t hitung
3,461 sedangkan t tabel 0,166 bahwa nilai t hitung > t tabel (3,695 > 1,66)
dan nilai signifikasi 0,000 < α (0,05) maka Ho ditolak. Sedangkan pada hasil
uji t variabel harga memperoleh hasil analisis regresi diperoleh nilai thitung
3,461 sedangkan ttabel 1,66 maka nilai t hitung > t tabel (3,461 > 1,66) dan
nilai signifikasi 0,000 < α (0,05) maka Ho ditolak. Kesimpulan penelitian
berdasarkan perhitungan diatas maka terdapat pengaruh signifikan antara
promosi terhadap kepuasan konsumen di PT. Indomaret Suralaya Merak –
Banten, terdapat pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen di PT.
Indomaret Suralaya Merak – Banten, dan terdapat pengaruh promosi dan
harga terhadap kepuasan konsumen secara bersama-sama di PT. Indomaret
Suralaya Merak – Banten. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa secara simultan variabel bebas promosi dan harga terhadap kepuasan
konsumen di PT. Indomaret Suralaya Merak – Banten.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka kesimpulan yang dapat
dijabarkan adalah sebagai berikut :
1. Secara parsial Promosi berpengaruh signifikan dan prositif
Terhadap Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan Kota
Medan
2. Secara parsial Harga berpengaruh signifikan dan positif terhadap
Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan
3. Secara parsial Kepuasan Pelanggan berpengaruh signifikan dan
prositif Terhadap Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan
Kota Medan.
4. Sipotesis Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa
secara simultan Promosi (X1), Harga (X2), dan Kualitas Pelayanan
(X3) berpengaruh signifikan dan positif Terhadap Penjualan (Y)
pada UMKM di Sektor Percetakan Kota Medan.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi UMKM agar mempertahankan volume penjualan perlu
meningkatkan promosikarena sudah terbukti dapat mempengaruhi
penjualan
2. Penelitian mendatang sebaiknya meneliti lebih lanjut mengenai
kepuasan konsumen dan pengaruhnya terhadap penjualan
3. Hendaknya konsumen sebelum membeli produk
mempertimbangkan harga dengan kualitas dan manfaat produk
yang dibelinya sehingga akan mendapatkan produk yang
memuaskan.

69
70

4. Hendaknya konsumen sebelum membeli produk memperhatikan


promosi produk yang bersangkutan, sehingga akan diperoleh
spesifikasi dan karakteristik produk sebelum dibeli.
DAFTAR PUSTAKA

Alma H. Buchari, (2018), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :


Alfabeta.
Assauri, S. (2018). Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep & Strategi). Depok: PT Raja
Grafindo Persada.
Fahmi, Irham. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung: Alfabeta. 2015
Ghozali, Imam. Metode Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. 2017.
Gitosudarmo , Indriyo. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua, Yogyakarta: BEFE
Yogyakarta. 2008.
Imsar, Rahmad Daim Harahap. “HAKI Analisis Desain Pengembangan Kurikulum Prodi
Ekonomi Islam Berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdekeka Guna Meningkatkan
Daya Saing Lulusan.” 2022
Kotler, P dan Amstrong. 2018. Prinsip-prinsip Marketing Edisi Ke Tujuh. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
Kotler, P dan Keller, K.L. 2016. Manajemen Pemasaran Jilid I. Erlangga. Jakarta. Lamb,
W.et.al. 2018. Pemasaran. Edisi Pertama, Salemba Empat: Jakarta Lupiyoadi, R.
2014. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta.
Laylan Syafina, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah
di Indonesia Dengan Bopo Sebagai Variabel Moderating” jurnal riset Akuntansi
dan Bisnis, 2019 h.105-117.
Malau, Harman. Manajemen Pemasaran, Bandung: Alfabeta. 2017.
Marliyah, M. Fuadi. “Mekanisme Penetapan Harga Pasar Jual dan Beli Hasil Pertanian
Dalam Perspektif Ekonomi Islam di Kabupaten Aceh Utara.” Jurnal EMT KITA
5.2 (2021): 99-104
Moekijat. 2017. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.
Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur Ahmadi Bi Rahmani, “Metode Penelitian Ekonomi”.
Priansa, Donni Juni. Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer,
Bandung: Alfabeta. 2017.
Priyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Sidoarjo: Zifatama Publishing. 2008.
Rokan, Mustafa Kamal. “Islam dan Produktivitas.” (2019)

Sugiyono (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alphabet.
Swastha, Basu. 2018. Manajemen Pemasaran Modern; Yogyakarta: BPFE Tjiptono,
71
Fandy (2017), Strategi Pemasaran, Edisi 4, Yogyakarta: Andi
Tarigan, Azhari Akmal,dkk. “Buku Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (UIN Sumatera Utara), (Medan : FEBI UINSU, 2015)
Tri Inda Fadhila Rahma, Meynan Sari, Nurul Jannah. “Hummantech Jurnal Ilmiah Multi
Disiplin Indonesia” 2022, 163-173.
KUESIONER

Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Bersama ini saya mohon kesediaan


Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner dalam rangka penelitian saya yang
berjudul : “Pengaruh Promosi, Harga dan Kepuasan Pelanggan terhadap
Penjualan pada UMKM di Sektor Percetakan di Kota Medan” untuk
memenuhi penyelesaian tugas akhir (Skripsi) saya. Kuesioner ini terdiri atas
sejumlah pertanyaan. Saya memahami sepenuhnya bahwa waktu Anda sangat
terbatas dan berharga.Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab dan
mengisi semua pertanyaan kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Medan, …. 2022
Hormat Saya,

(Royhan Ali)
Identitas Responden

Berilah tanda (√) pada jawaban dibawah ini sesuai dengan identitas
Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai berikut:

Nama Responden
:.................................................................................(boleh tidak diisi)

Jenis Kelamin : ( )Laki-Laki ( )Perempuan

Usia : ( ) 21-30 Tahun

( ) 31-40

Tahun ( ) > 40

Tahun
Petunjuk Pengisian :

Responden diharapkan memilih salah satu dari jawaban pada kolom yang tersedia.
Dengan tanda(√) untuk kolom yang dipilih oleh responden

SS =Sangat Setuju

S = Setuju

KS= Kurang Setuju

TS= TidakSetuju

STS= Sangat Tidak Setuju

A. Promosi

No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 UMKM di Sektor Percetakan di Kota
Medan mengalami peningkatan setelah
melakukan promosi penjualan.
2 UMKM di Sektor Percetakan di Kota
Medan melakukan periklanan melalui
media
3 Saya melakukan pekerjaan dengan
menggunakan tenaga yang berstamina
4 Bermasyarakat adalah salah satu cara
untuk meningkatkan melakukan promosi
5 Kualitas produk harus di perhatikan
karena kualitas produk berpengaruh
terhadap peminatan para pelanggan

B. Harga

No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Harga produk yang ditawarkan UMKM
di Sektor Percetakan di Kota Medan
bervariasi dan terjangkau oleh konsumen
2 UMKM di Sektor Percetakan di Kota
Medan menyediakan produk-produk

dengan kualitas baik tapi harga yang


murah
3 Harga yang ditawarkan di UMKM di
Sektor Percetakan di Kota Medan
sebanding dengan manfaat yang
dirasakan konsumen

C. Kepuasan Pelanggan
No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Saya merasa puas dengan kualitas produk
yang tersedia di UMKM di Sektor
Percetakan di Kota Medan
2 Saya merasa puas dengan harga produk
yang ditawarkan di UMKM di Sektor
Percetakan di Kota Medan
3 Saya merasa puas dengan kinerja
pegawai cekatan dan tanggap di UMKM
di Sektor Percetakan di Kota Medan
4 Saya merasa lebih bergengsi memesan
produk di UMKM di Sektor Percetakan
di Kota Medan

D. Penjualan
No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Saya merasa selama melakukan
pekerjaan di UMKM di Sektor
Percetakan di Kota Medan selalu
mencapai peningkatan penjualan
2 Saya dapat terlibat aktif dalam bekerja
untuk mendapatkan laba
3 Penunjangan pertumbuhan perusahaan
adalah salah satu faktor yang menentukan
struktur modal perusahaan
Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Jumlah


X1.1 Pearson Correlation 1 ,475** ,375** ,552** ,359* ,726**
Sig. (2-tailed) ,000 ,007 ,000 ,011 ,000
N 50 50 50 50 50 50
X1.2 Pearson Correlation ,475** 1 ,349* ,414** ,697** ,765**
Sig. (2-tailed) ,000 ,013 ,003 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50
X1.3 Pearson Correlation ,375** ,349* 1 ,576** ,354* ,717**
Sig. (2-tailed) ,007 ,013 ,000 ,012 ,000
N 50 50 50 50 50 50
X1.4 Pearson Correlation ,552** ,414** ,576** 1 ,589** ,816**
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50
X1.5 Pearson Correlation ,359* ,697** ,354* ,589** 1 ,778**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,012 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50
Jumlah Pearson Correlation ,726** ,765** ,717** ,816** ,778** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 Jumlah


X2.1 Pearson Correlation 1 ,208 ,144 ,531**
Sig. (2-tailed) ,148 ,317 ,000
N 50 50 50 50
X2.2 Pearson Correlation ,208 1 ,737** ,879**
Sig. (2-tailed) ,148 ,000 ,000
N 50 50 50 50
X2.3 Pearson Correlation ,144 ,737** 1 ,859**
Sig. (2-tailed) ,317 ,000 ,000
N 50 50 50 50
Jumlah Pearson Correlation ,531** ,879** ,859** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 Jumlah


X3.1 Pearson Correlation 1 ,688** ,752** ,799** ,923**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50
X3.2 Pearson Correlation ,688** 1 ,649** ,610** ,832**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50
X3.3 Pearson Correlation ,752** ,649** 1 ,722** ,883**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50
X3.4 Pearson Correlation ,799** ,610** ,722** 1 ,890**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50
Jumlah Pearson Correlation ,923** ,832** ,883** ,890** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Jumlah


Y.1 Pearson Correlation 1 ,651** ,087 ,782**
Sig. (2-tailed) ,000 ,547 ,000
N 50 50 50 50
Y.2 Pearson Correlation ,651** 1 ,154 ,814**
Sig. (2-tailed) ,000 ,286 ,000
N 50 50 50 50
Y.3 Pearson Correlation ,087 ,154 1 ,591**
Sig. (2-tailed) ,547 ,286 ,000
N 50 50 50 50
Jumlah Pearson Correlation ,782** ,814** ,591** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,812 5

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,854 3
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,905 4

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,848 3

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 6,023 1,552 3,882 ,000
Promosi ,098 ,089 ,174 4,097 ,008 ,410 ,160 ,136 ,609 1,643
Harga ,006 ,131 ,007 4,046 ,000 ,251 ,007 ,006 ,746 1,341
KepuasanPelanggan ,260 ,091 ,426 2,853 ,006 ,524 ,388 ,353 ,686 1,459
a. Dependent Variable: Penjualan

Anda mungkin juga menyukai