Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT & AL HIKMAH

D R. YULIZAR D . S A NREGO, M . EC. ,IFP


P A SCA SARJANA – I N STITUT I S L AM TA ZKI A
Short Biography
Dr. Yulizar Djamaluddin Sanrego, M.Ec., IPF
www.ydsanrego.net

Graduated from Gontor 1993 Islamic Boarding School. Bachelor in Muamalah from Djuanda University, Indonesia. Master Degree in
Islamic Economics & Finance International Islamic University Malaysia (IIUM) and PhD holder in Islamic Economics from State Islamic
University Syarif Hidayatullah, Indonesia with the thesis title on "The Effect of Social Capital on Loan Repayment Behavior: A Study on
Group Lending Model (GLM) Application in Islamic Microfinance Institution". Part of dissertation awarded as the Best Research Paper at
the 2nd Sharia Banking Research Forum (FRPS) – Central Bank of Indonesia. He is doing some researches, particularly in the field of
Islamic Economics, Finance and Fiqh Muamalah issues and presented his work in the national and international conferences. In the work
of community empowerment, he is Board of Expert in The Association of Baitul Maal Wa Tamwil (PBMT-Indonesia). He used to become
fellow researcher for two years (2006-2008) in Central Bank of Indonesia and doing the same work for period 2014-2015 in the issue of
Islamic Monetary System. He is the recipient of IRTI-IDB Research Grant in the field of Islamic Microfinance and The Ministry of Religious
Affairs Research Grant in the issue of Corporate Sukuk Development. Before joining University of Darussalam – http://unida.gontor.ac.id/
- he used to become Editor in chief for Tazkia Islamic Finance & Business Review (TIFBR) - http://tifbr-tazkia.org - until 2014 and as
Editorial Board at the same journal. Peer Reviewer at Journal of Islamic Monetary Economics and Finance (JIMF), Central Bank of
Indonesia and as an Editor in some of National Journal in the area of Islamic Economic and Finance. He has been appointed as a
Moderator in Finance Accreditation Agency (FAA) Moderation Committee for The Discipline of Sharia Principles & Practices for Islamic
Bankers, FAA-Malaysia and Islamic Economic and Finance Advisor to Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) from 2017-2019. Member
of National Sharia Board – Indonesian Council of Ulema (DSN – MUI) since 2010 and Sharia Supervisory Board for certain Islamic
Finance Institutions. He also appointed by Chief of Commissioner Finance Services Authority (FSA) as Working Group of The Committee of
Islamic Financial Services Development (KPJKS) – Finance Services Authority (FSA), Republic of Indonesia since 2014.
ُ
َِ ‫ت ْال ِح ْك َمةَ فَقَدْ أوت‬
‫ي‬ َ ‫يُ ْؤتِي ْال ِح ْك َمةَ َمن َي َشآ ُء َو َمن يُ ْؤ‬
‫يرا َو َما َيذَّ َّك ُر ِإلَّ أ ُ ْولُوا اْأل َ ْلبَاب‬
ً ‫َخي ًْرا َك ِث‬
“Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang al-
Qur'an dan as-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
barangsiapa yang dianugerahi al-Hikmah, dia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang ber-
akallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."

- AL- BAQ ARAH: 2 6 9


AL-HIKMAH
Al Raziq dalam bukunya “Tamhid li Tarikh al Falsafah al
Islamiyah,” menjelaskan bahwa dalam kepustakaan Arab
(Islam), istilah “al Hikmah” dan “al Hakim” dengan istilah
“filsafat” dan “filosof” dipakai secara bergantian untuk
menyatakan pengertian filsafat dan filosof dalam Islam.
AL-HIKMAH
Al Quran juga disebut Al Hakim yang mengandung arti bahwa Al Quran
adalah merupakan sumber dan perwujudan al Hikmah atau filsafat dalam
Islam. Al-Quran juga menegaskan bahwa usaha mencari al Hikmah
(berfilsafat) itu hanya mungkin dilakukan oleh orang yang berakal.
Allah SWT memberikan al Hikmah kepada mereka yang menghendaki dan
berusaha mencarinya, dan barang siapa yang memperoleh al Hikmah, berarti
telah memperoleh kebajikan dan kebijaksanaan yang banyak, tetapi hanya
orang-orang yang berakal sajalah yang mampu berusaha mencari hikmah
tersebut (berfilsafat)
AL-HIKMAH
‫يرا َو َمايَذَّ َّك ُر ِإالَّ أ ُ ْولُوا اْألَ ْلبَاب‬
ً ِ‫ي َخي ًْرا َكث‬ ‫ت‬
ِ ‫و‬ُ ‫ت ْال ِح ْك َمةَ فَقَ ْد أ‬
َ ْ‫ؤ‬ُ ‫ي‬ ‫ن‬‫م‬َ ‫و‬
َ ‫ء‬
ُ ‫َآ‬
‫ش‬ ‫ي‬
َ ‫ن‬‫م‬َ َ ‫ة‬‫م‬َ ْ
‫ك‬ ‫ح‬
ِ ْ
‫ال‬ ‫يُؤْ تِي‬
َ

"Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang


al-Qur'an dan as-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
barangsiapa yang dianugerahi al-Hikmah, dia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang ber-
akallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (Al-
Baqarah: 269).
SIAPAKAH ULUL ALBAB?
Ayat pertama yang menyebutkan kata ulul albab adalah firman Allah di surat al-
Baqarah: 179, Allah berfirman,

ِ ‫صاص َحيَاةٌ يَا أُو ِلي ْاْل َ ْل َبا‬


‫ب لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُو َن‬ َ ‫َولَ ُك ْم في ا ْلق‬

Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-
orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.
SIAPAKAH ULUL ALBAB?
Imam as-Sa’di – rahimahullah – menjelaskan tafsir ayat ini,

،‫ وهذا يدل على أن هللا تعالى‬،‫ خصهم بالخطاب دون غيرهم‬،‫ إال أهل العقول الكاملة واأللباب الثقيلة‬،‫ ال يعرف حقيقته‬،‫ولما كان هذا الحكم‬
‫ وعدله‬،‫ وكمال حكمته وحمده‬،‫ والمصالح الدالة على كماله‬،‫ في تدبر ما في أحكامه من الحكم‬،‫ أن يعملوا أفكارهم وعقولهم‬،‫يحب من عباده‬
‫ وأن من كان بهذه المثابة فقد استحق المدح بأنه من ذوي األلباب‬،‫ورحمته الواسعة‬

Mengingat hukum ini – qishas – tidak diketahui hakekatnya kecuali orang yang memiliki akal sempurna dan
logika yang sehat, Allah mengarahkan ayat ini kepada mereka dan bukan manusia secara umum. Dan ini
menunjukkan bahwa Allah memotivasi para hambanya, agar mereka menggunakan pikiran dan akal mereka
untuk merenungkan hukum-hukumnya, kemaslahatan hukum yang menunjukkan kesempurnaan-Nya,
kesempurnaan hikmah-Nya dan pujian-Nya, keadilan dan Rahmat-Nya yang luas. Dan orang yang memiliki
kedudukan semacam ini, dia berhak mendapatkan pujian dan itulah pemilik al-Albab. (Tafsir as-Sa’di, hlm.
84).
SIAPAKAH ULUL ALBAB
1. Dalam usaha mencari al Hikmah, dalam perspektif Islam, ada peran
penting yang harus dilakukan oleh akal pikiran.
2. Usaha mencari al Hikmah, kebajikan maupun kebijaksanaan dengan
menggunakan akal pikiran tersebut adalah merupakan pengertian dasar
dari filsafat.
3. Al Hikmah dan usaha mencari al Hikmah, tidak lain kecuali "filsafat dan
berfilsafat” dalam Islam. Dari uraian tersebut sangat jelas bahwa filsafat
dan kegiatan berfilsafat sudah ada dan dikerjakan dalam tradisi Islam
sebelum istilah filsafat masuk ke dalamnya.
Relevansinya Dengan Riset?
1. Manusia Makhluk Sempurna dengan Akal - Budi (Ulu al-
Bab) – Ali ‘Imran (3): 189-191
2. Signifikansi & Berdampak Sosial (Signifikansi riset) – Ar
rum (30): 41
CIRI FILSAFAT ISLAM
1. Filsafat Islam bukan merupakan filsafat yang dibangun dari tradisi filsafat
Yunani yang bercorak rasionalistik, tetapi dibangun dari tradisi sunnah
(tradisi) Rasul dalam berpikir rasional-transendental (Islamic Paradigm).
2. Filsafat umum berbasis kepada konsep Tuhan telah mati, sedang Tuhan
yang dipertahankan oleh filosof dan ulama Islam adalah Tuhan yang
hidup, Tuhan yang menguasai seluruh kehidupan manusia;
menciptakannya (khalaqa) dan merawat/memeliharanya (robba),
memberi kebahagiaan kepada manusia, jika manusia itu bertindak sesuai
dengan perintah-perintah-Nya, dan menurunkan siksa-Nya jika mereka
melanggar peraturan-peraturan (sunnatullah)
CIRI FILSAFAT ISLAM
3. Filsafat Islam mempunyai metode yang jelas, yaitu
rasional-transendental berbasiskan kitab dan hikmah;
dialektika fungsional Al-Qur’an dan akal (rasio) untuk
memahami realitas. Secara operasional, bekerja melalui
kesatuan organik pikir dan qalb, yang menjadi bagian
utuh kesatuan diri/nafs
IJTIHAD=FILSAFAT TERAPAN
Secara kongkrit dan praktis, kegiatan berfilsafat dalam tradisi
Islam bermula dan nampak dalam sistem pengambilan
“kebijaksanaan” dengan jalan ijtihad.
Ijtihad adalah usaha untuk mendapatkan kebenaran dan
kebijaksanaan dengan menggunakan segenap daya akal pikiran
dan potensi-potensi manusiawi lainnya untuk mencari kebenaran
dan mengambil kebijaksanaan, dengan bimbingan Al-Quran dan
Sunah Nabi saw
IJTIHAD=FILSAFAT TERAPAN
Abu Zahrah menyatakan bahwa ijtihad adalah mengerahkan segala
kemampuan (badzlul juhd) yang terdapat pada seorang ahli hukum
Islam dalam ber-istinbath (menetapkan) hukum Islam yang bersifat
praktis dari dalil yang terperinci
Porsi ijtihad sebagai metode istinbath al-hukm (penetapan hukum) dan
penerapannya terdapat dalam dua masalah, yaitu: (1) masalah yang
ditentukan dalil-dalilnya dari Al-Quran atau As-Sunnah, tetapi
keadaannya zhanni dilalah; (2) masalah yang sama sekali tidak terdapat
dalil dari Al-Quran atau As-Sunnah dan ijma’.
IJTIHAD=FILSAFAT TERAPAN
Ulama fiqh (mujtahid) – sebagaimana dinyatakan oleh Abu
Zahrah - dituntut berfikir kuat dan sungguh-sungguh untuk
mengeluarkan kandungan hukum dari dalil-dalil yang zhanni
tersebut.
Adapun untuk masalah yang sama sekali tidak ada dalilnya,
digunakan berbagai metode atau pendekatan, misalnya
metode qiyas (analogi) dan sebagainya
Perkembangan Filsafat Islam
(Nazhariyatul Islam Li al-Wujud)
1. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang
hubungan manusia dengan Tuhan, tentang keyakinan dan
kepercayaan hidup, telah menimbulkan Ilmu Kalam.
2. Pertanyaan-pertanyaan tentang dekatnya manusia
dengan Tuhan, tentang kembali kepada Tuhan,
menimbulkan Ilmu Tasawuf.
Perkembangan Filsafat Islam
3. Ilmu Fiqh adalah merupakan kodifikasi dari beberapa jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan bagaimana
nilai-nilai dan norma-norma kehidupan dan tingkah laku manusia
(termasuk tingkah laku manusia dalam berekonomi).
4. Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang alam
semesta dan hubungan manusia dengan alam semesta dan
lingkungannya, menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan
dalam kerangka Islamic Worldview.
Next………
Metodologi Penelitian Ekonomi Islam
ISU & TANTANGAN

Anda mungkin juga menyukai