IPend. Kel.3
IPend. Kel.3
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
Disusun oleh :
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya,
terutama nikmat yang paling berharga yaitu berupa kesehatan, baik kesehatan jasmani
maupun rohani, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Metode dan
Media Pendidikan, tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Pendidikan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini.Terutama ibu Aida Husna, M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Pendidikan. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam proses belajar mengajar Guru atau Dosen dituntut untuk dapat mewujudkan
dan menciptakan situasi yang memungkinkan siswa untuk aktif dan kreatif. Pada sistem ini
diharapkan siswa dapat secara optimal melaksanakan aktivitas belajar sehingga tujuan
instruksional yang telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal.
Proses belajar adalah suatu proses yang dengan sengaja di ciptakan untuk kepentingan
siswa, agar senang dan bergairah belajar. Guru berusaha menyediakan dan menggunakan
semua potensi dan upaya. Masalah motivasi adalah faktor yang penting bagi peserta didik.
Apakah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Hanya saja motivasi
sangat bervariasi dari segi tinggi rendahnya maupun jenisnya. Guna mewujudkan tujuan itu
bukan suatu hal yang mudah. Sehingga sangatlah dibutuhkan sebuah tekad dari berbagai
pihak.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi metode pendidikan?
2. Apa saja faktor-faktor metode pendidikan?
3. Apa saja macam-macam metode pendidikan?
4. Apa definisi media pembelajaran?
5. Apa saja jenis-jenis media pembelajaran?
6. Apa manfaat media pembelajaran bagi peserta didik?
C. Tujuan penelitian
1. Mengetahui definisi metode pendidikan.
2. Mengetahui faktor-faktor metode pendidikan.
3. Mengetahui macam-macam metode pendidikan.
4. Mengetahui definisi media pembelajaran.
5. Mengetahui macam-macam media pembelajaran.
6. Mengetahui manfaat media pembelajaran bagi peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dr.Rahmat Hidayat, M.A. dan Dr. Abdillah, S.Ag. M.Pd, Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan
Aplikasinya, (Medan: LPPPI, 2019), hal. 96.
B. Faktor metode pendidikan
Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89) faktor-faktor metode
pendidikan diantaranya:
1. Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di
sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak
didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru
ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang keatif demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan
instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan
nasional. Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan tingkat kemampuan
anak didk dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama
dari hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
situasi yang diciptakan itu.
4. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak
didik di sekolah.
5. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru
diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaa terhadap berbagai
jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.2
2
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 89.
Berikut ini beberapa macam metode pendidikan yang dapat digunakan dalam strategi
pembelajaran yaitu:
1. Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara atau langkah-langkah yang digunakan
seorang guru dalam penyampaian pelajaran melalui penuturan secara lisan
atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Adapun kelebihan metode ini yaitu:
Ceramah merupakan metode yang murah dan cukup mudah untuk
dilakukan.
Materi yang disajikan dalam ceramah luas.
Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan.
Guru dapat mengontrol kondisi kelas, karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang membarikan ceramah.
Materi yang dapat dikuasai oleh siswa terbatas pada apa yang dikuasai
oleh guru.
Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan
verbalisme (siswa dapat menyebutkan kata namun mereka tidak tahu
arti dari kata tersebut).
Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur dan penguasaan
audien yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang
membosankan.
2. Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa yang tidak lepas dari
penjelasan lisan dari seorang guru. Kelebihan dari metode ini yaitu:
Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting
oleh guru, sehingga hal-hal tersebut dapat diamati seperlunya.
Dapat mengurangi beragam kesalahan apabila dibandingkan halnya
dengan membaca buku, karena siswa telah memperoleh gambaran
yang jelas dari hasil pengamatannya.
Mengurangi tingkat kebosanan siswa.
3. Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan
pada cara penyampaian materi pembelajaran oleh guru kepada siswa dengan
mengajukan pertanyaan dan siswa yang memberikan jawaban atau
sebaliknya. Ada beberapa keunggulan metode tanya jawab, diantaranya:
Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan menyampaikan
pikiran melalui berbicara.
Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan
pendapatnya.
Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi.
Sedangkan kelemahan metode tanya jawab, diantaranya:
Dengan tanya jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari
pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa
menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan
pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan
sehingga membuat persoalan baru.
Membutuhkan waktu yang banyak dalam proses tanya jawab dari guru
untuk siswa.
4. Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
Selanjutnya Muhibbin Syah (2008: 205) menambahkan bahwa metode diskusi
(discussion method) diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk
memecahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban
untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Adapun kelebihan Metode Diskusi menurut Syaful Bahri Djamarah (2008)
diantaranya:
Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan dan bukan satu jalan.
Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan
bersikap toleransi.
Sedangkan Kelemahan Metode Diskusi menurut Syaful Bahri Djamarah
(2010) diantaranya:
Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
5. Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dimana guru dan
siswa mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang telah
dipelajari secara bersama-sama.
Sama halnya dengan metode pembelajaran yang lain, metode eksperimen
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode
eksperimen antara lain:
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan
yang diarapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaan.
Sementara itu, kekurangan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
Tidak semua sekolah memiliki kecukupan media dan alat bantu
pembelajaran untuk menunjang pelaksanaan metode eksperimen.
Akibatnya, tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan
eksperimen.
Metode ini memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.
Metode ini menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.
Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Metode ini lebih sesuai untuk menyajikanbidang-bidang ilmu.
6. Karyawisata
Metode karyawisata merupakan metode pembelajaran yang berhubungan
dengan kegiatan membawa kelompok menngunjungi beberapa tempat yang
khusus, menarik untuk mengamati situasi, mengamati kegiatan, menemui
seseorang atau obyek yang tidak dapat dibawa ke kelas atau ke tempat
pertemuan. Istilah karyawisata terkadang disebut juga dengan widya wisata
ataau study tour. Pelaksanaannya bisa dalam waktu singkat, beberapa hari atau
dalam waktu yang panjang.3
3
Dr.Rahmat Hidayat, M.A. dan Dr. Abdillah, S.Ag. M.Pd, Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan
Aplikasinya, (Medan: LPPPI, 2019), hal. 109.
Metode karyawisata juga memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan.
Beberapa keuntungan metode karyawisata adalah sebagai berikut:
Siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman pribadi yang nyata dan
langsung, misalnya merencanakan sesuatu secara bersamasama,
mengerjakan tugas-tugas kelompok, dan memecahkan masalah
bersama-sama.
Siswa dapat mengamati kejadian-kejadian dalam situasi yang
sebenarnya, misalnya mengamati orang melakukan pekerjaan,
mewawancarai pekerja dan orang-orang lain dilakukan ditempatnya.
Siswa dapat belajar berbagai macam hal dalam waktu yang bersamaan,
misalnya mengamati lingkungan alam, lingkungan sosial, sejarah,
hubungan kerja dan sebagainya.
Siswa dapat mengkaji pengetahuan yang diperolehnya dari buku
dengan keadaan yang sebenarnya.
4
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cet. I ( Jakarta: Misaka Galiza, 2003),
hal. 103.
a. Association For Educational Communications And Technology (AECT)
mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk sesuatu
proses penyaluran informasi.5
b. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda
yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar,
dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.6
c. Mc Luhan berpendapat bahwa media adalah suatu eksistensi manusia yang
kemungkinannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak
langsung dengan dia.7
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan
sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan
kemauan audien (peserta didik) sehingga dapat mendorong terjadi proses belajar pada
dirinya.
Maka dari beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa media
pembelajaran adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan audien (peserta didik) sehingga dapat mendorong
terjadi proses belajar pada dirinya yang telah diatur secara terprogram oleh pendidik
dalam desain instruksional.
5
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, cet. II (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal.
10.
6
Ibid.
7
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, cet. I (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003 ), hal. 201.
8
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, cet. I (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 297.
E. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Jenis-jenis media pembelajaran dikategorikan oleh Seels dan Richey dalam Arsyad
mengatakan seperti berikut:9
1. Media hasil teknologi cetak
Media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.
Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto, dan
representasi fotografik. Materi cetak dan visual merupakan pengembangan dan
penggunaan kebanyakan materi pengajaran lainnya. Teknologi ini
menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak, contohnya buku teks,
modul, majalah, hand-out, dan lain-lain.
2. Media hasil teknologi audio-visual
Media hasil teknologi audio-visual menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan-pesan audio dan visual. Contohnya proyektor film, televisi, video, dan
sebagainya.
3. Media hasil teknologi berbasis komputer
Media hasil teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikro-prosesor. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis computer dalam
pengajaran umumnya dikenal sebagai computer-assisted instruction
(pengajaran dengan bantuan komputer).
4. Media gabungan
Media hasil teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi yang menggabungkan beberapa bentuk media yang
dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa teknologi ini dianggap
teknik yang paling canggih. Contohnya: teleconference.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita dapat menyimpulkan bahwa:
Metode pendidikan merupakan seperangkat cara, jalan dan teknik yang
dipakai oleh guru (pendidik) dalam proses belajar mengajar agar siswa
(peserta didik, murid) mencapai tujuan pendidikan atau kompetensi tertentu
yang dirumuskan dalam sebuah kurikulum, silabus dan mata pelajaran.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi metode pendidikan antara
lain adalah anak didik, tujuan, situasi, fasilitas dan guru.
Macam-macam metode pendidikan yang dapat diterapkan dalam kegiatan
belajar mengajar diantaranya: Ceramah, Demonstrasi, Tanyajawab, Diskusi,
Eksperimen, Karyawisata.
Media pembelajaran adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (peserta didik)
sehingga dapat mendorong terjadi proses belajar pada dirinya yang telah diatur
secara terprogram oleh pendidik dalam desain instruksional.
Jenis-jenis media pembelajaran yang dikategorikan oleh Seels dan Richey
dalam Arsyad antara lain yaitu: media hasil dari teknologi cetak, media hasil
dari teknologi audio visual, media hasil dari teknologi berbasis komputer, dan
media gabungan.
Media pembelajaran memiliki manfaat yang sangat banyak, salah satunya
adalah dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan
lebih menarik perhatian peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran, cet. II. Jakarta: Ciputat
Pers.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, cet. I. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, Rahmat dan Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya.
Medan: LPPPI.
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, cet. I.
Jakarta: Bumi Aksara.
Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Cet. I. Jakarta: Misaka
Galiza.