Anda di halaman 1dari 15

STERILISASI

DEBBY JULIADI
Mengenal Metode Sterilisasi
Menentukan Metode Sterilisasi
Melakukan Sterilisasi dengan Metode Panas Basah
Melakukan Sterilisasi dengan Metode Panas Kering
metode sterilisasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu metode sterilisasi
dengan cara panas dan sterilisasi dengan cara dingin. Metode sterilisasi
dengan cara panas dibagi menjadi sterilisasi panas kering (menggunakan
oven pada suhu 160-180⁰C selama 30-240 menit), dan sterilisasi panas basah
(menggunakan autoklaf dengan suhu 121⁰C dengan tekanan 15 psi, selama 15
menit). Metode sterilisasi dengan cara dingin dapat dibagi menjadi dua, yaitu
teknik removal/penghilangan bakteri, dan teknik membunuh bakteri.
Teknik removal dapat menggunakan metode filtrasi dengan
membran filter berpori 0,22µm. Teknik membunuh bakteri
dapat menggunakan radiasi (radiasi sinar gama
menggunakan isotop radioaktif Cobalt 60) dan gas etilen
oksida (dengan dosis 25 KGy). Metode lain untuk
membunuh bakteri dengan menggunakan cairan kimia
seperti formaldehida, tidak dapat digunakan karena
memiliki efek toksik terhadap bahan yang disterilkan.
Alat yang tahan akan pemanasan, misalnya: beaker glass, gelas kimia,
erlenmeyer, batang pengaduk, batang pipet, dapat dilakuakn sterilisasi
menggunakan cara panas, baik panas basah (autoklaf) ataupun panas
kering (oven). Alat yang tidak tahan panas, misalnya tutup pipet, wadah
sediaan yang terbuat dari plastik tidak tahan panas, dapat disterilkan dengan
menggunakan cara dingin, misalnya dengan dialiri gas etilen oksida atau
disterilkan dengan cara radiasi. Apabila tidak memungkinkan dilakukan
sterilisasi dengan cara tersebut, maka dilakukan desinfeksi dengan cara
merendam alat tersebut dalam alkohol 70% selama 24 jam (hal ini belum
menjamin sterilitas alat).
Untuk sterilisasi bahan, selain memperhatikan stabilitas bahan
terhadap panas, perlu kita perhatikan bentuk bahan. Untuk bahan
dengan bentuk serbuk, semisolida, liquid berbasis non air (misalnya
cairan berminyak) yang stabil terhadap pemanasan, maka pilihan
metode utama untuk sterilisasi adalah menggunakan panas kering
(oven). Bila bentuk bahan yang akan disterilisasi adalah likuida
berbasis air, maka pilihan utama sterilisasinya adalah menggunakan
panas basah (autoklaf).
APABILA BAHAN BERUPA SERBUK, CAIRAN DENGAN
PEMBAWA NON AIR, SEMISOLIDA, MAKA….

1. Apabila bahan tahan terhadap pemanasan, maka metode sterilisasi terpilih adalah cara
panas kering, menggunakan oven dengan suhu 160⁰C selama 2 jam.
2. Apabila tidak bisa dilakukan cara pertama, maka dilakukan sterilisasi menggunakan oven
dengan waktu yang dikurangi.
3. Bila cara ke-2 tidak dapat dilakukan, maka dipilih metode radiasi, menggunakan senyawa
Cobalt 60 dengan dosis 25 kGy.
4. Bila tidak dapat dilakukan, maka dilakukan dengan metode radiasi, dengan dosis radiasi
diturunkan.
5. Apabila metode radiasi tidak dapat dilakukan, maka dilakukan proses sterilisasi filtrasi.
6. Apabila metode sterilisasi filtrasi tidak dapat dilakukan, maka dilakukan dipilih cara
aseptik untuk membuat sediaan, tanpa dilakukan sterilisasi akhir.
Bentuk alat (padatan berpori/padat tidak berpori/ cair/ gas). Jarang sekali alat berbentuk
cair atau gas, maka pilihan yang mungkin adalah padatan berpori atau tidak berpori.
Sebutkan bahan pembentuk alat, misalnya: besi tahan panas/ gelas tahan panas/ gelas
tidak tahan panas/ plastik tahan panas/ plastik tidak tahan panas/ campuran logam dan
plastik tidak tahan panas, dll
Setelah menguraikan bentuk alat dan bahan pembuat alat pada kolom ke-3 tuliskan
metode sterilisasi yang tepat untuk alat tersebut:
Bila alat terbuat dari bahan tahan panas, maka dapat disterilisasi dengan metode panas
basah maupun panas lembab. Jadi boleh Anda tuliskan Auoklaf 121⁰C selama 15 menit,
atau oven 160⁰C selama 120 menit.
Bila alat terbuat dari bahan yang tidak tahan panas, maka Anda perlu menggunakan
metode dingin, maka dapat dituliskan: radiasi sinar gamma cobalt 60 dengan dosis
absorpsi 25 kGy, atau gas etilen oksida dengan konsentrasi 800-1200 mg/L 45-63⁰C, RH
30-70% 1-4 jam
Melakukan Sterilisasi dengan
Metode Panas Basah

• Alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan metode panas basah yaitu


erlenmeyer di cuci dengan bersih dan dikeringkan.
• Lubang yang terdapat dalam erlenmeyer di tutup dengan kapas steril dan
dibungkus menggunakan kertas perkamen sebanyak 2 lapis.
• Erlenmeyer yang telah dibungkus dimasukkan dan ditata kedalam keranjang
autoklaf.
• Ditekan tombol ON pada autoklaf, ditunggu sampai alat siap digunakan.
Dibuka pintu autoklaf dengan menggeser kunci kesebelah kanan.
• Dikontrol air yang ada di dalam chamber autoklaf, bila kurang ditambahkan air
dengan aqua DM sampai tanda batas.
• Dimasukkan keranjang autoklaf yang berisi alat yang akan disterilkan.
Lanjutan….

• Ditutup autoklaf dan digeser kunci kesebelah kiri.


• Ditekan tombol start pada autoklaf yang sebelumnya telah di set waktu dan
temperaturnya yaitu 121oC selama 15 menit.
• Setelah 15 menit dibuka buangan gas sampai bunyi yang ada didalam autoklaf tidak
terdengar lagi dan ditunggu sampai suhu mencapai 70oC
• Setelah mencapai 70oC dibuka kunci autoklaf dengan menggesernya ke kanan
• Lalu keranjang yang ada didalam autoklaf dikeluarkan dari chamber.
• Alat yang telah disetrilisasi dimasukkan ke dalam box isolator steril.
• Lalu dimasukkan ke dalam lemari penyimpanan steril.
MELAKUKAN STERILISASI DENGAN
METODE PANAS KERING
• Alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan metode panas kering yaitu tissue dan beaker glass
dibungkus dengan perkamen sebanyak dua lapis.
• Beaker glass dan tissue yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam oven.
• Ditata posisi alat sehingga udara yang ada di dalam oven mengalir secara merata. Setelah di atur
posisi alat, oven ditutup lalu ditekan tombol on.
• Di-setting oven pada suhu 160oC selama 2 jam.
• Ditunggu sampai proses sterilisasi selesai.
• Setelah proses sterilisasi selesai, ditunggu hingga oven dingin baru dibuka tutup ovennya.
• Setelah oven dingin, dibuka tutup oven dan semua alat dimasukkan kedalam lemari penyimpanan box
steril.
• Oven dimatikan.

Anda mungkin juga menyukai