Anda di halaman 1dari 19

KLASIFIKASI HUKUM

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Abdullah S.H., M.H. dan Bapak Indra
Rahmatullah, S.H.I., M.H.

Oleh:
Nada Shubi Nabiilah (11200480000064)
Raudatul Luthfiah (11200480000073)
Ezra Zachary Rakan Maoelana (11200480000077)
Salma Medina Ali (11200480000078)
Banyu Hekmatiar Ramadhan (11200480000094)
Dani Firzada (11200480000095)

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa menganugerahkan


nikmat Islam, Iman, serta Ihsannya kepada kita, sehingga kita bisa menghembuskan
nafas hingga saat ini. Sholawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang terang benderang saat ini, sekaligus sebagai uswatun hasanah bagi
ummatnya di seluruh alam dengan lafadz:

‫اّ للّ ّ لعى مح ٍمد وعل ىآل مح م ٍد‬


ّ ‫ّ ّه‬
‫ّّم ل‬
‫ص‬

Adapun makalah berjudul “Klasifikasi Hukum” ini merupakan sedikit dari


pembahasan mengenai pemahaman-pemahaman tentang pembagian/ penggolongan
mengenai hukum-hukum yang ada. Sehingga dapat memberi informasi bagi
pembaca akan topik yang menjadi pembahasan dalam makalah ini. serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum (PIH).Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
sekaligus menambah ilmu bagi kita semua.

Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian


kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, kami terbuka pada kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ciputat, 19 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A. TUJUAN KLASIFIKASI HUKUM .............................................................2
B. KLASIFIKASI UNIVERSAL ATAU LAZIM .............................................2
1. Menurut Isinya ..........................................................................................2
2. Menurut kerjanya.......................................................................................3
C. PEMBAGIAN KLASIFIKASI HUKUM .....................................................4
1. Menurut Sumbernya ..................................................................................4
2. Menurut Bentuknya ...................................................................................4
3. Menurut Tempat (wilayah) berlakunya .....................................................6
4. Menurut Waktu Berlakunya ......................................................................6
5. Menurut Pelaksanaannya atau Cara Mempertahankannya ........................7
6. Menurut Wujudnya....................................................................................7
7. Menurut Isinya ..........................................................................................8
D. PERBEDAAN HUKUM PERDATA DAN PUBLIK ................................11
E. PEMAHAMAN (DEFENISI) PARA SARJANA ......................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ...........................................................................................15
B. KRITIK DAN SARAN ...............................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah
laku manusia agar tingkah laku manusia dapat terkendali, hukum adalah aspek
terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan, Hukum
mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakat. Oleh karena itu setiap masyarat berhak untuk mendapat pembelaan
didepan hukum sehingga dapat di artikan bahwa hukum adalah peraturan atau
ketentuan-ketentuan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan
masyarakat dan menyediakan sanksi bagi pelanggarnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa tujuan dari klasifikasi hukum?


2. Apa saja kalsifikasi universal/lazim?
3. Bagaimana pembagian klasifikasi hukum?
4. Apa perbedaan Hukum Perdata dan Publik?
5. Bagaimana pemahaman (defenisi) para sarjana?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui tujuan dari klasifikasi hukum.


2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi universal/lazim.
3. Untuk mengetahui apa saja pembagian klasifikasi hukum.
4. Untuk mengetahui perbedaan hukum perdata dan publik.
5. Untuk mengetahui pemahaman (defenisi) menurut para sarjana.
BAB II

PEMBAHASAN

A. TUJUAN KLASIFIKASI HUKUM

Untuk mengadakan klasifikasi, penggolongan atau pembidangan hukum,


perlu ada kriteria yang merupakan prinsip sebagai dasar klasifikasi. Dengan
mencari suatu sistem klasifikasi yang mungkin dapat diadakan, maka dengan itu
klasifikasi hukum mempunyai dua tujuan, yaitu:

1. Supaya dapat memperoleh suatu pengertian yang lebih baik, jadi


terkandung nilai-nilai teoritis.
2. Supaya lebih mudah dapat menemukan dan menerapkan hukum yang
mengandung nilai-nilai praktis.

B. KLASIFIKASI UNIVERSAL ATAU LAZIM

Memang suatu klasifikasi universal yang mempunyai nilai-nilai mutlak tidak


ada. Untuk kepentingan ilmu pengetahuan hukum seharusnya mencari
penggolongan itu sedapat-dapatnya secara fundamental. Seklaipun pasti setiap-tiap
klasifikasi tidak terlepas dari unsur-unsur historis dan sosiologis.

Artinya pembagian itu akan sesuai dengan tingkat pertumbuhan hukum itu
sendiri bagi setiap bangsa di berbagai negara, daerah atau tempat berlakunya.
Klasifikasi yang lazim dan terkenal sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. LJ.
Van Apeldoorn mengenai klasifikasi atau pembedaan hukum adalah sebagai
berikut:

1. Menurut Isinya:
a. Hukum Publik (Hukum Negara), adalah peraturan hukum yang
objeknya mengatur kepentingan-kepentingan umum oleh karena itu,
dalam mempertahankannya dilakukan oleh pemerintah. Contoh: Hukum
tata negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana (Obyektif,
Subyektif), Hukum Perburuhan, Hukum Pajak, Hukum Internasional,
Hukum Antar negara, Hukum pajak,

2
b. Hukum Privat (Hukum Sipil), adalah hukum yang mengatur
hubungan antara perseorangan dan orang yang lain. Dapat dikatakan
hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan
warganegara. Contoh : Hukum Perdata dan Hukum Dagang, Hukum
Intergantil, Hukum Antar Agama, Hukum Interlokal, Hukum
Interregional, Hukum Ekonomi, Hukum Pidana sabagi Sanksi, Hukum
Transitur (Hukum Peralihan, Hukum Antar Waktu).
2. Menurut kerjanya:
a. Memaksa (imperatif)
Hukum Memaksa adalah hukum yang dalam keadaan konkrit tidak
dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh para pihak, yang
berarti kaedah hukumnya bersifat mengikat dan memaksa, tidak
memberi wewenang lain, selain apa yang telah ditentukan dalam
undang-undang. Hukum Publik biasanya hukum yang memaksa karna
mengatur kepentingan-kepentingan umum.
b. Mengatur (Fakultatif)

Hukum mengatur adalah hukum yang dalam keadaan konkrit dapat


dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat para pihak. Dan juga
memberikan alternatif apakah orang-orang yang berkepentingan akan
membuat aturan-aturan hukumnya sendiri dalam bentuk persetujuan,
ataukah akan mengikuti aturan-aturan hukum yang mengatur itu.

Meskipun pandangan-pandangan mengenai luasnya dan kekuatan


mengikatnya dari hukum mengatur itu tidak bersamaan, namun ahli-ahli
seperti Walther Burkhart, P. Scholten dan telah menerima juga pada
dasarnya penggolongan hukum itu. Seperti hukum perdata biasanya
hukum yang mengatur, karena ia mengatur kepentingan-kepentingan
perdata. Akan tetapi banyak pula terdapat peraturan-peraturan yang
memaksa dalam hukum perdata yang disebabkan berbagai hal.

3
C. PEMBAGIAN KLASIFIKASI HUKUM

Pembagian klasifikasi hukum dilakukan mengingat adanya keterbatasan


defenisi hukum dalam menggambarkan hukum itu sendiri. Selain dari pembagian
atau klasifikasi hukum diatas, ada lagi pembagian klasifikasi hukum sebagai
berikut.

1. Menurut Sumbernya

a. Hukum Undang-Undang (wetten recht)


Yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan-peraturan perundang-
undangan.
b. Hukum Kebiasaan dan Hukum Adat (gewoonte and adat recht)
Yaitu hukum yang terletak dalam peraturan kebiasaan atau suatu
peraturan adat istiadat.
c. Hukum Traktat (tractatenrecht)
Yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara didalam suatu
perjanjian antar negara (traktat).
d. Hukum Jurisprudensi (Yurisprudensi-recht)
Yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.

Menurut Prof. Dr. Achmad Sanusi, S.H klasifikasi hukum menurut


sumbernya adalah sebagai berikut:

1) Hukum dalam Undang-Undang


2) Hukum dalam persetujuan
3) Hukum dalam perjanjian antar negara
4) Hukum dalam tabiegdall dan hukum adat
5) Hukum dalam jurisprudensi
6) Hukum dalam ilmu
7) Hukum dalam pengaruh revolusi

2. Menurut Bentuknya

a. Hukum Tertulis (Statute Law Write)

4
Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam pelbagai
peraturan perudang-undangan. Hukum tertulis dibagi lagi dalam
hukum tertulis yang dikodifikasikan dan yang tidak dikodifikasikan.
Sedangkan kodifikasi itu ialah:
• Kodifikasi ialah pembukuan jenis hukum
• Kitab undang-undang secara sistematis dan jelas
• Unsur-unsur kodifikasi:
o Jenis-jenis hukum tertentu
o Sistematis
o Lengkap
• Tujuan kodifikasi hukum ialah untuk memperoleh :
o Kepastian hukum
o Penyederhanaan hukum
o Kesatuan hukum
1) Hukum tertulis yang dikodifikasikan adalah hukum tertulis yang
telah dikodifikasikan seperti:
a) Hukum pidana yang telah dikodifikasikan adalah Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tahun 1918.
b) Hukum sipil yang telah dikodifikasikan dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Sipil (KUHS) pada tahun 1847.
c) Hukum dagang yang telah dikodifikasikan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pada tahun 1847.
2) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan misalnya:
a) Peraturan Undang-Undang Hak Merek Perdagangan.
b) Peraturan Undang-Undang Hak Oktroi/ Hak menemukan
dibidang industri.
c) Peraturan Undang-Undang Hak Cipta (Auteusrecht).
d) Peraturan Undang-Undang Hak Ikatan Perkreditan.
b. Hukum tidak tertulis/Hukum kebiasaan (Unstatute law Written)
Hukum tidak tertulis adalah hukum yang hidup dan diyakini oleh
warga masyarakat serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur

5
formal, tetapi lahir dan tumbuh dikalangan masyarakat itu sendiri
disebut juga hukum kebiasaan.

3. Menurut Tempat (wilayah) berlakunya

a. Hukum Nasional
Yaitu hukum yang hanya berlaku dalam wilayah negara tertentu.
b. Hukum Internasional
Yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum dalam dunia
internasional.
c. Hukum Asing
Yaitu hukum yang berlaku dinegara asing.
d. Hukum Gereja
Yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh Gereja untuk para
anggota-anggotanya.

4. Menurut Waktu Berlakunya

a. Ius Constitutum (Hukum positif)


Yaitu Hukum yang telah ditetapkan, hukum yang berlaku saat ini bagi
suatu masyarakat tertentu, pada suatu tempat dan waktu tertentu. Ada
sarjana yang menamakan hukum positif itu “tata hukum”. Misalnya
KUHP di Indonesia.
b. Ius Constituendum
Yaitu Hukum yang masih dicita-citakan atau diharapkan untuk
diberlakukan atau ditetapkan dikemudian hari atau dimasa yang akan
datang. Misalnya RUU KUHP (masih sebatas rancangan, belum
menjadi UU, belum menjadi hukum).
c. Hukum Asasi (Hukum Alam)
Yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan
untuk segala bangsa didunia. Hukum ini tidak mengenal batas waktu
melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun
juga di seluruh tempat.

6
5. Menurut Pelaksanaannya atau Cara Mempertahankannya

a. Hukum Materil (Substantive Law)


Yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur
kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan. Termasuk dalam Hukum
Materil adalah Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Dagang dan
lain-lain.
Contoh:
Buruh wajib melakukan tugasnya seperti apa yang ditetapkan dalam
perjanjian kerjanya dengan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan
kecakapannya. (Pasal 1603 baru KUH Perdata).
b. Hukum Formil (Ajective Law, Hukum Acara, Fokus Pengadilan)
Yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang diatur caranya
melaksanakan dan mempertahankan hukum materil atau peraturan-
peraturan yang mengatur bagaimana cara-caranya Hakim memberi
putusan. Termasuk dalam Hukum Formil adalah Hukum Acara
Pidana, Hukum Acara Perdata, dan Hukum Acara Tata Usaha Negara.
Contoh:
Dalam hal perselisihan, hukum formil menunjuk cara
menyelesaikan perkara itu dimuka hakim.
Selanjutnya mengenai hubungan antara hukum materil dan hukum
formil dapat dikatakan, bahwa (misalnya dalam suatu perjanjian,
suatu utangan/ atau suatu perbuatan) hukum materil menentukan
“isinya”, sedangkan hukum formil menunjukkan cara bagaimana
perjanjian dan sebagainya tersebut dapat dilaksanakan dan
dipertahankan dimuka pengadilan.

6. Menurut Wujudnya

a. Hukum Obyektif

7
Yaitu Hukum (kaedah) berlaku untuk umum yang mengatur hubungan
antara dua orang atau lebih, hukum ini juga hukum dalam suatu
negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan
tertentu.
b. Hukum Subyektif
Yaitu hukum yang timbul dari Hukum Obyektif dan berlaku terhadap
seseorang tertentu atau lebih. Hukum subyektif juga disebut “HAK”.
Pembagian hukum semacam ini kini jarang digunakan orang.

7. Menurut Isinya

a. Hukum Publik (Publiekrecht)


Yaitu hukum yang mengatur tiap-tiap hubungan diantara negara atau
alat-alat negara sebagai pendukung kekuatan penguasa di satu pihak
atau setiap hukum yang hubungan diantara negara dan alat
perlengkapannya. Secara singkatnya dapat dikatakan, bahwa hukum
publik adalah hukum yang mengatur hubungan antar negara atau
perlengkapannya dengan perseorang (warga negara).
Yang termasuk kedalam golongan hukum publik yaitu:
1) Hukum Pidana, yaitu hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan
apa yang dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang
melanggarnya serta mengatur bagaimana cara-cara mengajukan
perkara-perkara ke muka pengadilan. Paul Scholten dan logemann
menganggap hukum pidana tidak termasuk hukum publik. Hukum
dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Hukum Pidana Obyektif dan Subyektif
b) Hukum Pidana Obyektif.
(1) Hukum Pidana materil
(2) Hukum Pidana Formil
c) Hukum Pidana Subyektif
d) Hukum Pidana Sipil
e) Hukum Pidana Militer

8
f) Hukum Pidana Fiscal (Hukum Pajak)
g) Hukum Publik Internasional
2) Hukum Negara
Hukum negara dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Hukum negara dalam arti sempit yaitu Hukum Tata Negara
ialah hukum yang berupa peraturan-peraturan hukum yang
mengatur kewajiban sosial dan kekuasaan (bevoegbeid
competentie), dapat dikatakan juga bahwa Hukum Tata
Negara mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan pejabat
negara.
b) Hukum Tata Usaha Negara (Hukum Administrasi
Negara/Hukum Tata Pemerntahan), ialah hukum yang
mengatur susunan dan kekuasaaan alat perlengkapan Badan
Umum, atau hukum yang mengatur semua tugas kewajiban
dari pejabat-pejabat pemerintah didalam menjalankan hak dan
tugas/kewajibannya.
Hukum Tata Usaha Negara diantara lain adalah sebagai
berikut):
(1) Hukum Pajak
(2) Hukum Perburuhan
(3) Hukum Acara.
b. Hukum Privat (Privaatrecht)
Yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang
satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada
kepentingan perseorangan. Dalam arti luas meliputi Hukum Perdata
(Burgerlijkerecht) dan Hukum Dagang (handeisrecht) sedangkan
dalam arti sempit meliputi Hukum Perdata saja.
Yang termasuk Hukum Privat ialah:
1) Hukum Perdata ialah hukum yang bertujuan menjamin adanya
kepastian didalam hubungan antara orang yang satu dengan yang
lain kedua-duanya sebagai anggota masyarakat dan menjamin

9
adanya kepastian dalam hubungan antara seseorang dengan
pemerintah. Peraturan yang mengatur soal Perdata telah dihimpun
(dikodifikasi) didalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUH Perdata).
Didalam Hukum Perdata, berdasarkan isinya dikenal dengan 2
sistematik/susunan, yaitu sistematik berdasarkan Ilmu
pengetahuan dan bedasarkan Undang-Undang.
Sistematik Hukum Perdata berdasarkan Ilmu pengetahuan sebagai
berikut:
a) Hukum Orang
b) Hukum Keluarga
c) Hukum Harta Kekayaan
(1) Hukum Harta Kekayaan Mutlak
(2) Hukum Harta Kekayaan Nisbi
d) Hukum Waris.

Sistematika menurut Undang-Undang (KUH Perdata) adalah


sebagai berikut:

a) Buku ke I: Hukum Orang dan Keluarga (Van Personen)


b) Buku ke II: Hukum Benda dan Waris (Van Zaken)
c) Buku ke III: Hukum Perikatan (Van Verbintenissen)
d) Buku ke IV: Hukum Pembuktian dan Daluwarsa (Van Bewijs
en Verjaring).

Sistematika Hukum Perdata menurut Undang-Undang ini


dipengaruhi Kitab Hukum “Institutions Justiniane” (Hukum
Justitianus, Hukum Romawi), yang merupakan sebagian dari
“Corpus Iuris Civilis”.

2) Hukum Dagang
Yaitu keseluruhan peraturan yang meliputi perbuatan manusia di
dalam masyarakat, terutama di dalam lapangan

10
perniagaan/perdagangan. Keseluruhan peraturan Hukum Dagang
dihimpun didalam Kitab Undang-Undang Hukum dagang
(KUHD), yang isinya terdiri dari:
a) Buku I: Tentang Perniagaan pada umumnya (Van dan
Koophandel in Het Algemeen).
b) Buku II: Tentang Hak dan Kewajiban yang ditimbulkan oleh
karena Perkapalan (Van de Regten en Verplichtingen Uit
Scheepvaart Voortspuitende).
Semula KUHD terdiri dari 3 buku tetapi sejak tahun 1906
Buku III diganti dengan Peraturan Kepailitan (Failissements
Verordening) dan berdiri sendiri.
3) Hukum Perselisihan (HATAH: Hukum Antar Tata Hukum, Con
Fictenrecht, Conflict of Law, Colicierecht)
Hukum Perselisihan dibagi menjadi:
a) Hukum Perselisihan Nasional, meliputi:
(1) Intergentierecht (Hukum Antar Golongan, disingkat
HAG).
(2) Interlocaalrecht (Hukum Antar Tempat atau Daerah,
disingkat HAT atau HAD).
(3) Interregionalrecht (Hukum Antar bagian, disingkat HAB).
(4) Interreligiousrecht (Hukum Antar Agama, disingkat
HAA)
(5) Interpempooralrecht (Hukum Antar Waktu, disingkat
HAW)
b) Hukum perselisihan Internasional (Conflict of Internasional
Law)
4) Hukum Sipil Internasional (The Private Internasional Law)
5) Hukum Acara Sipil (The Law of The Proceeding).

D. PERBEDAAN HUKUM PERDATA DAN PUBLIK

1. Perbedaan Hukum Perdata dan Hukum Publik di Indonesia adalah:

11
a. Hukum Perdata b. Hukum Publik
1) Hukum Perdata Barat 1) Hukum tata negara
a) Hukum Sipil 2) Hukum tata usaha negara
b) Hukum Dagang 3) Hukum pidana
2) Hukum (Perdata) Adat 4) Hukum acara pidana
3) Hukum Pidana Perselisihan 5) Hukum acara perdata
a) Hukum antar golongan 6) Hukum antar negara
b) Hukum antar agama 7) Hukum acara militer
c) Hukum antar daerah 8) Hukum acara agama
d) Hukum antar bagian
e) Hukum perdata internasional
f) Hukum antar waktu
g) Hukum bisnis
2. Perbedaan antara Hukum Perdata dan Hukum Pidana
Perbedaan antara hukum perdata dan hukum pidana dapat ditinjau dari
berbagai sisi, adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan dari segi isinya:
1) Hukum Perdata, mengatur hubungan antara orang yang satu dengan
orang yang lain dengan menitik beratkan kepada kepentingan
perseorangan.
2) Hukum Pidana, mengatur hubungan hukum antara seorang anggota
masyarakat (warga negara) dengan negara yang menguasai tata
tertib masyarakat itu.
b. Perbedaan dari segi pelaksanaannya:
1) Pelanggaran terhadap norma hukum perdata baru diambil tindakan
oleh pengadilan setelah ada pengaduan oleh pihak berkepentingan
yang merasa dirugikan.
2) Pelanggaran terhadap norma hukum pidana, pada umumnya segera
diambil tindakan oleh pengadilan tanpa ada pengaduan dari pihak
yang dirugikan. Setelah terjadi planggaran terhadap norma-norma

12
pidana (tindak pidana), maka alat-alat perlengkapan negara seperti
polisi, jaksa dan hakim segera bertindak.
c. Perbedaan dari segi menafsirkan:
a. Hukum Perdata hanya memperbolehkan untuk mengadakan
macam-macam interpretasi terhadap Undang-Undang Hukum
Perdata.
b. Hukum Pidana hanya boleh ditafsirkan menurut arti kata dalam
undang-undang pidana itu sendiri. Hukum Pidana hanya mengenal
aturan authentik, yaitu penafsiran yang tercantum dalam undang-
undang hukum pidana itu sendiri.

E. PEMAHAMAN (DEFENISI) PARA SARJANA

Beberapa defenisi dari para sarjana berkenaan dengan uraian diatas adalah
sebagai berikut:
1. Hukum Perdata
Istilah keseluruhan daripada ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
hubungan-hubungan antar orang-orang yang diterbitkan karan tiap-tiap
orang memelihara atau memperjuangkan kepentingan-kepentingan sendiri
menurut pandapat-pendapat sendiri. Ia adalah hukum yang mengatur hak-
hak dan kewajiban-kewajiban mereka timbal balik dan hak-hak atas
kebendaan.
2. Hukum Dagang
Adalah hukum khusus disamping hukum perdata, hukum dagang tidak lah
berdiri sendiri lepas dari hukum perdata tetapi melengkapi hukum perdata.
3. Hukum Pidana
Adalah hukum yang menentukan perbuatan-perbuatan apa atau siapa
sajakah yang dapat dipidana serta sanksi-sanksi apa sajakah yang tersedia.
4. Hukum Tata Negara
Adalah hukum yang mngatur bentuk dan susunan perlengkapan suatu
negara serta hubungan kekuasaan antara alat-alat perlengkapan satu sama

13
lain dan hubungan antara negara (pemerintah pusat) dengan bagian-bagian
negara daerah-daerah (awatantra).
5. Hukum Administrasi Negara
Adalah hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan
kewajiban) dari kekuasaan alat-alat perlengkapan negara.
6. Hukum Acara Perdata (Burgelijke Processrecht)
Adalah keseluruhan daripada ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
dengan cara bagaimana hukum perdata dapat ditegakkan dalam hal
penegakan dikehendaki berhubung terjadinya suatu pelanggaran dan
bagaimana ia dapat dipelihara suatu pelanggaran dan bagaimana ia dapat
dipelihara dalam hal ini suatu tindakan pemeliharaan berhubung terjadinya
suatu peristiwa perdata.
7. Hukum Acara Pidana (Stratt Processrecht)
Adalah keseluruhan daripada ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
dengan cara bagaimana tertib hukum pidana harus ditegakkan dalam hal
terjadinya suatu pelanggaran atau bagaimana negara harus menunaikan hak
pidana atau hak menghukumnya dalam hal terjadinya suatu pelanggaran.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan diatas, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa


Hukum itu terlalu luas sekali ruang lingkup nya sehingga para pakar ilmu tak dapat
membuat defenisi singkat yang meliputi segala-galanya. Namun, para pakar ilmu
dapat membagi hukum itu dalam beberapa golongan hukum menurut beberapa
asasnya. Sehingga memudahkan kita sebagai orang yang berbaur dengan hukum
memahami apa hukum itu sendiri dalam pemahaman yang lebih baik dan lebih
mudah dapat menemukan dan menerapkan hukum yang ada.

B. KRITIK DAN SARAN

Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian


kalimat dan kesalahan karena manusia tak luput dari lupa dan salah. Meskipun
demikian, kami terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah untuk selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Soeroso, R. 2018. Pengantar Ilmu Hukum. Cet. 11. Jakarta:Sinar Grafika.

Kansil, C.S.T. 1986. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indomesia. Cet. 7
Jakarta :Balai Pustaka.

Sulaiman, Abdullah. 2019. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: FSH UIN Jakarta.

Eryan, Adrianus. 2013. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta:FHUI.

Wirawan, Ketut. Dkk. Pengantar Hukum indonesia. Denpasar:FHUD

16

Anda mungkin juga menyukai