Anda di halaman 1dari 48

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH III AROSUKA
SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN
Jln. Raya Rawang Muaralabuh Telp.0755-70028/307001 Website:sma1solokselatan.sch.id email. Smansaegeri1solsel@gmail.com

RENCANA ANGGARAN OLIMPIADE BAHASA ARAB TINGKAT PROVINSI (OBA) 5

HARI/ TANGGAL : SABTU/ 3 SEPTEMBER 2022


TEMPAT : MAN 1 KOTA BUKITTINGGI

N KETERANGAN
O KEPERLUAN BIAYA SATUAN TOTAL BIAYA
1. Transportasi Rp.400.000 1 Mobil Rp.400.000
5 Orang x 5 Kali
2. Konsumsi Rp.25.000 25 kali RP.625.000
Makan

3. Snack OBA Rp.10.000 5 orang Rp. 50.000

Akomodasi/ Infaq
4. Rp.50.000 3 peserta Rp. 150.000
Pelaksanaan OBA

5. Snack Perjalanan Rp.40.000 5 orang Rp. 200.000


6. Penginapan
Rp.200.000 2 kamar Rp. 400.000
Total seluruh
Rp. 1.825.000

Menyetujui, Muaralabuh, 1 September 2022


Kepala SMAN 1 Solok Selatan Pembimbing Olimpiade Bahasa Arab

Drs. ASRIL ` BEN INDONES,S.PdI


NIP. 196506301993031003 NIP. 19850729 2010011025
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH III AROSUKA
SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN
Jln. Raya Rawang Muaralabuh Telp.0755-70028/307001 Website:sma1solokselatan.sch.id email. Smansaegeri1solsel@gmail.com

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 094.3/ /DP.01.SMA.01/2021

Dasar : Undangan Kelas Online

MEMERINTAHKAN
Kepada Sdr :
No Nama/Nip Pangkat/Gol Jabatan
1 Dra.OSMAYANTI Penata MudaTK 1 / Guru PPKn
196701122014062003 III/b

Untuk :
Mengikuti kegiatan Kelas Online yang bertema” Diklat NasionalGuru
Merdeka Merancang Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran Yang
Dilaksanakan e- guru.id Tgl 29-30 November dan 1-2 Januari 2021.

Demikianlah surat tugas ini diberikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab.

Dikeluarkan di: Muaralabuh


Pada Tanggal : 27 November 2021
Kepala

Drs. ASRIL
NIP. 19650630 199303 1 003
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH III AROSUKA
SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN
Jln. Raya Rawang Muaralabuh Telp.0755-70028/307001 Website:sma1solokselatan.sch.id email. Smansaegeri1solsel@gmail.com

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 094.3/ /DP.01.SMA.01/2021

Dasar : Undangan Kelas Online

MEMERINTAHKAN
Kepada Sdr :
No Nama/Nip Pangkat/Gol Jabatan
1 Dra.OSMAYANTI Penata MudaTK 1 / Guru PPKn
196701122014062003 III/b

Untuk :
Mengikuti kegiatan Training Online yang bertema” Training Online
Nasional melalui media zoom Guru Para Juara Dilaksanakan Minggu
02 Mei 2021

Demikianlah surat tugas ini diberikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab.

Dikeluarkan di: Muaralabuh


Pada Tanggal : 27 April 2021
Kepala

Drs. ASRIL
NIP. 19650630 199303 1 003
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH III AROSUKA
SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN
Jln. Raya Rawang Muaralabuh Telp.0755-70028/307001 Website:sma1solokselatan.sch.id email. Smansaegeri1solsel@gmail.com

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 094.3/ /DP.01.SMA.01/2021

Dasar : Undangan Kelas Online

MEMERINTAHKAN
Kepada Sdr :
No Nama/Nip Pangkat/Gol Jabatan
1 Dra.OSMAYANTI Penata MudaTK 1 / Guru PPKn
196701122014062003 III/b

Untuk :
Mengikuti kegiatan Training Online yang bertema” Manajement
Pembelajaran di Era Tatanan Baru melalui media zoom PT ABCo
SUGESTI MOTIVATINDO

Demikianlah surat tugas ini diberikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab.

Dikeluarkan di: Muaralabuh


Pada Tanggal : 7 Februari 2021
Kepala

Drs. ASRIL
NIP. 19650630 199303 1 003
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH III AROSUKA
SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN
Jln. Raya Rawang Muaralabuh Telp.0755-70028/307001 Website:sma1solokselatan.sch.id email. Smansaegeri1solsel@gmail.com

SURAT PERINTAH TUGAS


Nomor : 094.3/ /DP.01.SMA.01/2021

Dasar : Undangan Kelas Online

MEMERINTAHKAN
Kepada Sdr :
No Nama/Nip Pangkat/Gol Jabatan
1 Dra.OSMAYANTI Penata MudaTK 1 / Guru PPKn
196701122014062003 III/b

Untuk :
Mengikuti kegiatan Training Online yang bertema” Diklat Nasional
Guru Profesional Memasuki Era Edukasi 4.0 melalui media zoom PT
ABCo SUGESTI MOTIVATINDO Dilaksanakan 27, 28, 29, 30
September 2021

Demikianlah surat tugas ini diberikan untuk dapat dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab.

Dikeluarkan di: Muaralabuh


Pada Tanggal : 25 September 2021
Kepala

Drs. ASRIL
NIP. 19650630 199303 1 003
 Bengkulu, Melayu
Bengkulu, Melayu
Melayu adalah budaya yang sangat kental di Bengkulu. Sekilas, pakaian adat dari
Bengkulu mirip seperti busana Melayu Jambi. Hanya saja, Melayu Bengkulu lebih
identik dengan warna merah. Selain itu, pria maupun wanita menggunakan penutup
dan hiasan kepala dengan corak khas nan istimewa.
Bengkulu. Sebuah provinsi di Barat Daya Pulau Sumatera ini sebetulnya
adalah provinsi yang sangat kaya sumber daya. Selain kaya akan hasil
pertanian dan pertambangan, provinsi yang berdiri sejak 18 November 1968
ini ternyata juga memiliki kekayaan budaya yang bersumber dari warisan
nenek moyangnya. Kekayaan nilai-nilai budaya adat Bengkulu yang telah
terpupuk semenjak dahulu dan masih tetap lestari hingga saat ini misalnya
dapat kita temukan pada pakaian adatnya. Pakaian adat Bengkulu yang mungkin
sangat asing dan tidak begitu dikenal oleh kebanyakan masyarakat Indonesia
ini begitu sarat dengan nilai-nilai filosofis. Apa saja keunikannya?
Berikut ini akan kita pelajari dengan seksama. Pakaian Adat Bengkulu
Pakaian Adat Bengkulu Suku asli dari masyarakat Bengkulu seperti suku
Rejang, Serawai, Lembak, dan Pekal sebetulnya adalah bagian dari sub suku
Melayu. Oleh karenanya, setiap adat dan budaya yang mengalir dari masing-
masing suku tersebut bersumber dari budaya yang sama, yakni budaya Melayu.
Budaya Melayu Bengkulu tentu memiliki beberapa perbedaan dengan budaya
Melayu pada umumnya. Perbedaan tersebut tercipta akibat adanya akulturasi
budaya dengan kekhasan alam sekitar. Salah satu bentuk akulturasi budaya
tersebut misalnya dapat kita lihat dari pakaian adat Bengkulu seperti
terlihat pada gambar di bawah ini. Pakaian Adat Bengkulu dan Keterangannya
Pakaian adat Bengkulu atau yang bernama pakaian adat Melayu Bengkulu
sekilas memang terlihat memiliki kesamaan dengan pakaian dari suku Melayu
Riau, Melayu Deli, Palembang, atau Lampung. Pakaian Adat Pria Bengkulu
Pakaian Adat Pria Bengkulu Para pria bengkulu mengenakan pakaian adat yang
terdiri atas jas, celana panjang, alas kaki dan tutup kepala. Jasnya
terbuat dari bahan wol atau beludru berwarna hitam, celana terbuat dari
bahan kain satin dengan warna gelap, dan tutup kepalanya dibuat mancung ke
atas seperti halnya tutup kepala pada pakaian adat Melayu Riau. Tutup
kepala ini dikenal dengan nama detar. Penggunaan celana panjang umumnya
akan disertai dengan lipatan sarung yang dipasang di pinggang setinggi
lutut. Sarung tersebut adalah sarung songket yang ditenun menggunakan motif
emas. Sesuai cara penggunaannya, oleh masyarakat Melayu Bengkulu, sarung
ini diberi nama sarung segantung. Sebagai pelengkap penggunaan pakaian adat
Bengkulu pada pria lazimnya juga dilengkapi dengan hiasan gelang emas di
tangan kanan, serta sebilah keris yang menjadi senjata tradisional sarana
perlindungan diri. Pakaian Adat Wanita Bengkulu Pakaian Adat Wanita
Bengkulu Untuk pakaian wanita adat Bengkulu memiliki kesamaan dengan
pakaian adat Melayu pada umumnya, yaitu berupa baju kurung lengan panjang
yang dibuat dari kain beludru. Baju kurung ini dihiasi dengan motif sulaman
emas berbentu bulat-bulat seperti lempengan uang logam. Warna yang paling
dominan digunakan untuk baju kurung ini biasanya adalah warna-warna tua,
seperti merah tua, lembayung, biru tua, dan hitam. Baju kurung dipadukan
dengan bawahan berupa kain songket berbahan sutra yang dihiasi dengan motif
benang-benang emas. Sarung yang dikenakan para wanita umumnya serupa dengan
sarung yang dikenakan pada pakaian adat pria Bengkulu. Untuk mempercantik
penampilan, selain mengenakan pakaian adat, para perempuan juga akan
menggunakan beberapa aksesoris lainnya, di antaranya yaitu sanggul lengkap
dengan tusuk konde, anting atau giwang emas, serta mahkota dengan hiasan
kembang goyang, ikat pinggang, kalung bersusun, gelang emas di pergelangan
tangan, serta sepasang alas kaki yang berupa slop bersulam emas. Dengan
aksesoris-aksesoris tersebut, wanita Bengkulu yang terkenal cantik akan
tampil menjadi lebih sempurna. Gambar Pakaian Adat Bengkulu dan
Keterangannya Kain Besurek dan Kain Kaganga Khas Adat Bengkulu Selain
terkenal dengan pakaian adat Bengkulu-nya, provinsi yang mempunyai bangunan
benteng bersejarah –Fort Marlbourgh ini juga disebut mempunyai budaya
batiknya sendiri. Batik khas bengkulu yang dikenal dengan nama batik
besurek atau kain besurek ini adalah batik yang bermotifkan kaligrafi huruf
Arab. Motifnya yang berupa potongan dari ayat-ayat Suci Al-Quran membuat
batik ini dianggap begitu sakral dan tidak boleh dikenakan secara
sembarangan. Batik besurek hanya boleh dipakai untuk menutupi tubuh bagian
atas, ikat kepala, alas bayi pada upacara cukur rambut, serta sebagai kain
penutup jenazah. Selain penggunaan tersebut, tidak ada penggunaan lain yang
diperbolehkan. Motif kaligrafi yang terdapat pada kain besurek dibuat
dengan teknik batik tulis. Oleh karenanya saat ini kain besurek begitu
sulit ditemukan seiring semakin sedikitnya pengrajin pakaian adat Bengkulu.
Akan tetapi, jika beruntung kita dapat membeli batik khas Bengkulu ini di
sekitar pertokoan Anggut Atas, kota Bengkulu. Kain Besurek dan Kain Kaganga
Khas Adat Bengkulu Selain batik Besurek, Bengkulu juga mengembangkan varian
batik khas lainnya yang memang telah ada sejak dahulu. Batik tersebut
adalah batik kaganga. Batik Kaganga tercipta dari tangan orang-orang suku
Rejang yang terinspirasi dari batik besurek. Jika batik besurek dinilai
terlalu sakral karena motifnya merupakan susunan ayat suci Al Quran, maka
batik kaganga dinilai cenderung lebih luwes dari sisi penggunaannya. Batik
kaganga adalah batik tulis yang motifnya merupakan susunan aksara Kaganga,
aksara asli khas suku Rejang. Motif aksara kaganga pada batik Kaganga juga
sering kali dipadukan dengan motif burung wallet atau bunga Raflesia
Arnoldi. Nah, demikianlah pemaparan kami mengenai pakaian adat Bengkulu dan
keterangannya, serta motif batik khas daerahnya. Semoga dapat menambah
wawasan budaya Anda dan membuka hati Anda untuk dapat mencintai budaya asli
Indonesia.

Sumber: https://adat-tradisional.blogspot.com/2016/06/pakaian-adat-
bengkulu-dan-keterangannya.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Baju adat Gorontalo dan Penjelasannya:


Filosofi Warna Pakaian Adat Gorontalo.

Keunikan pakaian adat gorontalo terletak pada jenis warna pakaian yang mengandung filosofi
mendalam. Masing – masing warna memiliki arti dan kegunaan masing – masing. Berikut ini
arti warna dalam baju adat gorontalo.

 Warna merah memiliki arti keberanian dan tanggung jawab.


 Warna hijau memiliki arti kesuburan, kedamaian, kesejahteraan dan kerukunan.
 Warna kuning emas memiliki arti kemuliaan, kejujuran, kesetiaan dan kebesaran.
 Warna ungu memiliki arti kewibawaan dan keanggunan.
 Warna coklat memiliki arti tanah, yang berarti kematian atau kuburan.
 Warna hitam memiliki arti keteguhan dan ketakwaan kepada Tuhan.
 Warna putih memiliki arti kesucian dan kedukaan.

Pakaian Adat Pernikahan Gorontalo

@mahligai indonesia

Saat akad nikah, pakaian pengantin gorontalo disebut dengan pakaian adat gorontalo
walimono dan payungga. Untuk pakaian pengantin gorontalo wanita yang disebut dengan
biliu mempunyai arti diangkat. Pakaian adat gorontalo biliu ini digunakan pasa saat pengantin
wanita bersanding di tempat pelaminan atau puade.

Aksesoris yang dikenakan dalam pakaian pengantin gorontalo wanita hiasan kepala yang
disebut dengan buyalo boute serta kondeyang dihiasi dengan sunthi. Sedangkan aksesoris
pada baju pengantin gorontalo pria disebut dengan payungga tilambia. Aksesoris tersebut
menjadi ciri – ciri pakaian adat gorontalo yang sangat khas.

Dalam adat pernikahan gorontalo, terdapat tradisi yang dinamakan dengan dutu. Dimana
sehari sebelum pernikahan, pengantin pria mengantar harta atau mahar yang disertai dengan
buah – buahan. Masing – masing buah juga mempunyai makna tersendiri.

Buah jeruk mempunyai arti sifat yang merendahkan diri. Buah nanas melambangkan bahwa
pengantin pria harus bisa menjaga diri sendiri. Untuk buah nangka berarti pengantin pria
harus mempunyai sifat yang penyayang. Sedangkan tebu kuning mempunyai makna bahwa
pengantin harus menjadi seseorang yang dicintai, tabah dan teguh dalam pendiriannya.
Baca juga: Pakaian Adat Madura

Nama Pakaian Adat Gorontalo:

Secara detail tidak disebutkan Nama baju Adat Gorontalo secara resmi. Untuk penyebutan
namanya lebih condong ke jenis aksesoris yang digunakan untuk Pakaian Adat Pria dan
Wanita. Namun untuk pakaian pengantin Gorontalo diberi nama biliu dan makuta. Untuk
Mukuta dan walimono dikenakan pengantin pria, sedangkan biliu dan payungga dikenakan
oleh pengantin wanita, untuk penjelasannya ada dibawah ini.

Aksesoris Pakaian Pengantin

Keunikan baju adat gorontalo terletak pada aksesorisnya. Pakaian pria dan wanita
mempunyai aksesoris tersendiri. Sedangkan untuk baju adat gorontalo anak terkesan lebih
simple. Bahkan pada pakaian adat gorontalo anak saat ini mendapat sentuhan modern.
Sehingga membuat anak – anak yang mengenakan baju adat menjadi lebih menggemaskan.
Berikut ini adalah daftar aksesoris pada baju adat gorontalo :

@mahligai-indonesia

Pakaian adat gorontalo wanita.

 Baya lo boute.
Baya lo boute merupakan ikat kepala yang dikenakan untul pengantin wanita. Ikat
kepala ini melambangkan suatu simbol ikatan. Seorang wanita akan mempunyai
ikatan pernikahan dengan pria. Serta harus memenuhi suatu kewajiban sebagai
seorang istri.
 Tuhi – tuhi.
Aksesoris kepala ini merupakan gafah yang berjumlah 7 buah. Tuli – tuli tersebut
sekaligus menjadi simbol dari kerajaan yang terdapat di gorontalo. 7 kerajaan tersebut
mempunyai hubungan kekerabatan yang erat tanpa adanya suatu perselisihan apapun.
7 kerajaab tersebut antara lain, Limboto, Gorontalo, Tuwawa, Hulontalo, Limitu,
Bulonga, dan Atingola.
 Lai – lai.
Lai – lai ini diletaktakan tepat di ubun – ubun. Aksesoris merupakan aksesoris yang
wajib dalam baju adat gorontalo. Baik pakaian adat gorontalo tradisional dan baju
adat gorontalo modern, tidak terlepas dari aksesoris ini. Sebab lai – lai mempunyai
arti yang cukup dalam, yaitu budi luhur, kesucian dan keberanian.
 Buohu walu wawu dehu.
Buohu walu wawu dehu ini adalah sebuah kalung emas atau perak yang berwarna
keemasan. Namun pada pakaian adat gorontalo anak, tidak menggunakan aksesoris
ini. Sebab aksesoris ini mempunyai arti ikatan keluarga yang akan terjalin antara
kekuarga pengantin pria dan wanita.
 Kecubu atau lotidu.
Kecubu ini diletakkan pada dada pengantin wanita. Simbol dari kecubu ini adalah
kekuatan yang harus dimiliki seorang istri. Dalam adat gorontalo, seorang wanita
harus kuat dalam menghapai kerasnya kehidupan dan berbagai macam rintangan.
 Etango.
Etango merupakan sebuah ikat pinggang yang memiliki motif menyerupai kecubu.
Etango juga menjadi simbol akan kewajiban bagi seorang istri. Salah satu kewajiban
istri yang paling utama adalah tidak memasak makanan haram dan harus sesuai
dengan syariat islam. Serta harus mempunyai sifat sederhana dan menerima.
 Pateda.
Aksesoris ini adalah sebuah gelang yang memiliki ukuran cukup lebar dan berwarna
keemasan. Gelang ini mempunyai arti sebagai benteng bagi wanita. Seorang wanita
harus dapat membentengi dan mengendalikan diri sendiri dari perbuatan tercela dan
melanggar hukum adat maupun pemerintah.
 Loubu.
Aksesoris loubu ialah aksesoris yang dikenakan pada jari kelingking dan jari manis.
Baik jari tangan kanan maupun kiri dilengkapi dengan loubu. Arti dari aksesoris ini
adalah sebuah ketelitan yang harus diperhatikan seorang wanita dalam mengerjakan
kegiatan apapun.

Lihat juga: Tarian Gorontalo


mahligai-indonesia

Pakian adat gorontalo pria.

 Tudung makuta.
Tudung makuta adalah sebuah hiasan kepala yang berbentuk mirip dengan bulu
ungas. Tudung makuta merupakan hiasan tutup kepala yang menjadi suatu keunikan
pakaian adat gorontalo. Bentuk dari tutup kepala ini terkulai kebelakang dan
menjulang tinggi. Tudung makuta juga disebut dengan laapia bantali sibii.
Aksesoris kepala pria ini melambangkan filosofi dari sifat seorang suami yang sesuai
adat gorontalo. Dalam adat gorontalo seorang suami merupakan pemimpin keluarga.
Sehingga harus memiliki jiwa kepemipinan yang tinggi, berwibawa dan tegas. Namun
seorang suami juga harus memilki sifat yang lembut dibalik kewibawaannya.
 Bako.
Kalung dalam pakaian adat gorontalo pria disebut dengan bako. Warna dari kalung ini
juga kuning keemasan. Sedangkan untuk makna dari bako yang dikenakan pria ini
simbol suatu ikatan. Hal ini berarti seorang pria yang memilki ikatan pernikahan
dengan seorang wanita.
 Pasimeni.
Pasimeni hanyalah sebuah hiasan tambahan yang terdapat pada baju. Hiasan ini
melambangkan keadaan di dalam kehidupan rumah tangga. Sebuah rumah tangga
seharusnya memiliki keadaan yang harmonis dan damai serta tanpa adanya suatu
perkelahian yang menimbulakan keretakan rumah tangga.

Lihat juga: Pakaian Adat Maluku

Penggunaan dari pakaian adat gorontalo hanya untuk keperluan adat tertentu. Misalnya
upacara pernikahan, ritual keagamaan, hingga tradisi adat gorontalo. Terkadang baju adat ini
juga dikenakan untuk keperluan pentas seni. Pagelaran seni dan budaya adat gorontalo yang
sering penggunakan baju adat adalah seri tari daerah. Pertunjukan seni tari daerah biasanya
dilakukan oleh anak – anak dengan mengenakan pakaian adat gorontalo anak – anak lengkap
dengan aksesorisnya.

Jenis Pakaian Adat Bengkulu (Rejang Lenong)


Sumber: http://woodscribdindo.blogspot.com

Penggunaan pakaian tradisional provinsi ini lebih sering ditujukan untuk pasangan pengantin
dalam sebuah upacara pernikahan.

Walau tak menutup kemungkinan, acara-acara lain misalnya ritual atau upacara adat setempat
juga bisa menggunakannya.

 1. Suku Melayu
 2. Suku Rejang dan Pasemah
 3. Bengkulu Selatan
 4. Bengkulu Utara
 5. Pakaian Adat Pernikahan Tradisional Bengkulu

1. Suku Melayu

Masyarakat Bengkulu yang mengadakan upacara-upacara adat, cenderung sering


mengenakan setelan Melayu sebagai baju adat dalam acara tersebut.

Kendati kesan megah dan mewah memungkinkannya dipakai juga sebagai pakaian pengantin.

Ada perbedaan yang cukup mendasar antara tampilan baju pria dan wanitanya, yakni
penggunaan warna.

Namun kecocokan warna yang tampak saat dipasangkan, telah menambah keharmonisan
kedua pakaian tersebut.

a. Pria
Sumber: https://www.sejarah-negara.com

Setelan khas Melayu untuk mempelai pria terdiri dari baju berbahan kain beludru atau wol,
celana hingga sedikit melebihi bawah lutut, sarung lipat, serta songkok atau peci yang dikenal
bernama Detar (mahkota) bersunting.

Bentuk tutup kepala yang meruncing ke atas ini menyerupai penutup kepala yang biasa
dijumpai pada pakaian adat Melayu Riau.

Baik baju, celana, maupun songkok sama-sama punya warna hitam dengan motif khusus dan
khas.

Sejumlah perhiasan misalnya Kalung Sribulan dan Emping untuk menghias dada, hiasan
pinggang berbentuk Pending, rantai emas pada saku, ditambah gelang dan keris, serta kaos
kaki dan sepatu ataupun sandal juga melapisi pakaian ini.

Literatur dari sumber lain termasuk situs web tanya-jawab populer, Brainly, mengatakan,
atasan pada pakaian pria berupa kemeja putih yang ditutup jas gelap, misalnya hitam atau
biru tua, berhiaskan sulaman benang emas.

Sementara ada sedikit kesamaan untuk bawahannya, yakni sarung atau kain songket diikatkan
pinggang dengan celana panjang hitam berbahan kain satin.

b. Wanita
Sumber: https://www.sejarah-negara.com

Pakaian yang dikhususkan untuk wanita Melayu ini terdiri dari kebaya atau baju kurung
berlengan panjang dari kain beludru atau wol, kain lecap benang dan glamor, beserta Singal
atau perhiasan kepala (mahkota) bermotif menyerupai Kembang Goyang.

Tak jauh berbeda dengan baju pria, terdapat motif-motif yang juga khas pada baju, kain, dan
mahkota setelan pakaian mempelai wanita.

Baca juga:   Pakaian Adat Toraja

Bukan hanya pria, mempelai wanita pun memakai aksesoris seperti kalung dan gelang, serta
sepatu dengan kaos kaki sebagai alas kaki.

Sumber lain termasuk situs web penyedia beragam informasi, Wikipedia, mengatakan baju
ini meliputi Kembang dan Tepung, kain bersulam emas, baju bertabur, dan sandal hitam
sebagai alas kakinya.

Pelengkapnya adalah dahi berhiaskan tapak sangko burung merak, teratai bahu, kalung dada,
pinggang terhias pending, dan gelang keroncong lengan.

Warna-warna yang mendominasi adalah biru tua, merah tua, ungu, dan lembayung atau
merah muda.
2. Suku Rejang dan Pasemah
Sumber: tatacarapinangansukurejang

a. Pria
Sumber: https://id.wikipedia.org

Para pria Suku Rejang dan Pasemah mengenakan jas, Detar atau peci berbentuk mancung ke
atas untuk menutup kepala, dan celana panjang sebagai baju khas mereka.

Menyerupai penutup kepala untuk pakaian adat Melayu Riau.

b. Wanita

Sumber: http://bajuadatnusantara.blogspot.com

Baju kaum wanita Suku Rejang dan Pasemah Bengkulu juga punya kesamaan dengan gaya
Melayu.
Dengan baju kurung khas Bengkulu mereka yang dilengkapi sejumlah aksesoris, dan alas
kaki dari kayu (Terompah), selop, sandal, atau sepatu.

3. Bengkulu Selatan
Sumber: http://www.asgolnews.com

Beralih ke wilayah selatan Bengkulu, ada pakaian adat yang meliputi kemeja putih berlapis
jas hitam, dengan sekuntum bunga berhias rantai kecil dalam kantong jas tersebut.

Celana dasar hitam berlapis kain songket untuk bawahannya, lalu peci lancip yang biasa
disebut “Gitar” digunakan untuk bagian kepalanya.

Bahan pembuatan peci daerahnya Suku Serawai ini adalah kain songket.

Untuk baju mempelai wanitanya, baju berbahan bludru merah dan kain songket biasa
digunakan oleh mereka.

Terakhir ditutup oleh Tajuak, hiasan kepala bunting berbahan tembaga kuning keemasan
berhiaskan banyak sunting.

4. Bengkulu Utara

Sumber: http://infopublik.id

Di seberang daerah sebelumnya, ada baju pernikahan dari Bengkulu Utara yang mendapat
pengaruh dari Suku Melayu juga.
Sebab punya kesamaan dengan Melayu, maka pengantin wanitanya mengenakan pakaian
yang meliputi kebaya panjang, kain lecap dan glamor, serta mahkota untuk menghias kepala.

Kemudian, ada kalung, gelang, kaos kaki, sepatu, dan lain-lain sebagai tambahannya.

Sementara aksesoris hiasan baju pria meliputi manik-manik dada berupa kalung besar, hiasan
berbentuk Pending pada pinggang, Emping, gelas, keris, ditambah kaos kaki serta sepatu.

5. Pakaian Adat Pernikahan Tradisional Bengkulu


Sumber:
https://sanggarnusantaradotcom.com

Pakaian adat yang ditujukan untuk pengantin tradisional Bengkulu pasti mengesankan
kemegahan, kemewahan, dan menyimbolkan kemakmuran melalui warna keemasannya.

Kendati difungsikan demikian seiring berlalunya waktu, mulanya baju ini hanya dipakai
ketika ada upacara-upacara adat.

Penggunaan pakaian ini dibedakan dari segi bentuk dan aksesoris, mengingat hakikat
berpasangan antarpengantin pria dan wanita.

Dan penjelasannya adalah:

a. Pengantin Pria

Mencakup baju panjang bertutup jas berbahan beludru merah dengan baju tabur bersulam
kain corak emas untuk atasannya.

Baca juga:   Pakaian Adat NTB

Bagian bawahnya, ada celana panjang bertabur, songket (sarung lipat) diikatkan pinggang,
sunting, songkok sebagai mahkota, serta kaos kaki dan alas kaki yang bahannya sama seperti
jas tutup.

Sarung yang dikenakannya akan punya motif keemasan.

Aksesoris dan perhiasan untuk melengkapi pakaian pengantin ini antara lain Kalung Sribulan
dan Emping di dada, pending menghiasi pinggang, lalu gelang emas dan sebilah keris senjata
tradisional.

b. Pengantin Wanita

Mencakup kebaya panjang bertabur atau baju kurung berbahan beludru merah tua, biru tua,
lembayung, atau hitam; dilengkapi sulaman benang emas membentuk bulatan-bulatan seperti
lempengan uang logam untuk atasannya.

Bagian bawah perpaduan atasan tersebut adalah kain songket berbahan sutra dengan motif
benang emas.

Ada kesamaan antara sarung wanita Bengkulu dengan sarung para prianya.

Menyusul kemudian kain glamor, lecap benang, kaus kaki dan alas kaki yang bahannya juga
beludru.

Aksesoris yang melengkapinya antara lain kalung bersusun, gelang emas pada kedua lengan,
ikat pinggang, sanggul beserta tusuk kondenya, mahkota merah bercorak keemasan, anting
dan giwang emas, dan sepasang slop emas untuk alas kakinya.

Keunikan Pakaian Adat Bengkulu


Salah satu keunikan yang bisa ditemui dalam pakaian adat bengkulu adalah dari bahan dan
bentuk tiap-tiap bagiannya.

Seperti jas hitam berbahan beludru atau wol, bahan untuk baju kurung para wanita juga kain
beludru, lalu model penutup kepala yang meruncing ke atas, dan celana panjang gelapnya
dari kain satin.

Baju kurung itu juga punya motif khusus yang dibentuk dengan menyulam benang emas.

Hanya ada empat warna gelap yang biasa digunakan terhadapnya, antara lembayung, merah
tua, biru tua, dan hitam.

Perpaduannya adalah bersama bawahan serupa kain songket dengan bahan sutra, berlapis
motif dari benang-benang emas.

Ciri Khas
Tak hanya Jawa, sebagai bagian dari Pulau Sumatra, Bengkulu juga punya budaya batik
khasnya sendiri, yakni Kain Batik Kagangga dan Kain Batik Bersurek.

Keduanya sama-sama cukup populer, tetapi punya perbedaan motif.

Simak penjabaran berikut untuk lebih lengkapnya:

1. Kain Besurek
Sumber: https://id.carousell.com

Sejarah peristiwa panglima perang Pangeran Diponegoro, Pangeran Sentot Alibasya, yang
hijrah ke daerah Bengkulu pada zaman dahulu merupakan permulaan Kain Batik Besurek
Kain sebagaimana foto di atas ini resmi menjadi warisan budaya tak benda, usai ditetapkan
pada tahun 2015.

Seiring berlalunya waktu, kain ini berkembang pesat, kendati mulanya hanya digunakan
ketika perayaan dan upacara adat.

Hasilnya yakni penggunaan pakaian yang mencakup fungsi-fungsi luas, selain untuk upacara
adat, misalnya sebagai busana muslim, dalam acara resmi kedinasan, hingga baju santai
bermotif kain bersurek.

Mengenai makna dari nama namanya, Kain Besurek punya arti yang berbanding lurus dengan
model batiknya.

Baca juga:   Pakaian Adat Bali

Pengertian kata “Be” adalah Ber, sementara filosofi “Surek” yakni Surat atau Tulisan.

Apabila disimpulkan, maka batik dalam Kain Besurek dipenuhi oleh tulisan.

Wujud daripada tulisan-tulisan ini adalah kaligrafi Arab, sekaligus menjadi ciri khas kain ini.

Motif-motifnya ada beragam, di antaranya:

 Motif Kaligrafi Arab


 Kaligrafi Arab Burung Kuau
 Kaligrafi Arab Kembang Cengkih Kembang Cempaka
 Kaligrafi Arab Kembang Melati
 Kaligrafi Arab Relung Paku Burung Punai
 Pohon Hayat Burung Kuau Kaligrafi Arab
 Rembulan dan Kaligrafi Arab

Teknik pembuatan motif-motif kaligrafi dalam Kain Besurek ini sengaja menggunakan batik
tulis.

Tak pelak ini menyebabkan timbulnya kelangkaan untuk mendapatkan Kain Besurek saat ini.

Ditambah lagi, para pengrajin pakaiannya pun kian berkurang seiring waktu.

Hanya bila beruntung, kain batik dengan keragaman motif bertuliskan huruf Arab ini bisa
didapatkan.

Perbedaan pada tiap-tiap motif adalah pada pemakaian yang berbeda-beda antara satu sama
lain.

Misalnya dalam upacara adat pernikahan, kelahiran, atau kematian.

Walau dengan pemakaian yang luas, karena motif tulisan arabnya notabene mengambil
potongan ayat-ayat suci Al-Qur’an, maka batiknya pun tidak boleh sembarangan digunakan
dan dianggap sakral.
Penggunaannya kemudian dipersempit hanya sebagai penutup bagian atas tubuh, misalnya
alas bayi dalam tradisi cukur rambut, ikat kepala pengantin, atau kain untuk menutup jenazah.

Tidak ada penggunaan lain yang diizinkan oleh adat Bengkulu selain yang tertera di atas.

2. Kain Kaganga
Sumber:
https://www.bukalapak.com
Ambisi pemerintah daerah yang ingin mengalahkan kepopuleran Kain Batik Besurek, lalu
melahirkan Kain Batik Kagangga pada tahun 1985 hingga 1990.

Perbedaan pengembangan variasi batik ini, seperti terlihat dari gambar di atas, terletak pada
aksara yang digunakan.

Kain Bersurek mengandalkan kaligrafi dari huruf-huruf Arab, sementara Kain Kagangga
memanfaatkan Aksara Rejang yang menjadi corak dan motif khas Tanah Rejang.

Sumber: https://curupedia.wordpress.com

Berbeda dengan Kain Bersurek yang begitu terbatas sebagai respons atas penggunaan
potongan ayat-ayat suci Al-Qur’an, Kain Kagangga bisa berpadu dengan beragam motif flora
dan fauna.

Contohnya bunga “Rafflesia Arnoldi”, yang habitat alaminya memang berada di daerah
Bengkulu, atau motif Burung Wallet.

Perbedaan ini tentu saja menutup kekurangan yang ada pada Kain Bersurek, karena
pemakaian Kain Kagangga cenderung lebih luwes dan modern.

Meski dengan keberadaan padu-padan tersebut, batik ini tergolong baru sehingga motifnya
juga masih sangat terbatas.

Proses pembuatan manual dan tradisional yang sama dengan batik Bersurek, menyebabkan
banderol harga untuk Batik Kagangga melambung cukup tinggi.
Walhasil, konsumennya pun berada pada kalangan mengengah ke atas.

Pakaian adat Bengkulu yang notabene menjadi kekayaan budaya dari salah satu provinsi di
Indonesia, sudah sepatutnya dijaga bersama di mata masyarakatnya

akaian Adat Sulawesi Selatan


Memiliki corak khas budaya timur, pakaian adat Sulawesi Selatan memiliki kebanggaan
tersendiri saat dikenakan. Setiap detil dari baju tradisionalnya terlihat unik dan menarik.

Pakaian adat Sulawesi Selatan terdiri dari beberapa jenis. Ada yang hanya digunakan untuk
kegiatan sehari-hari, ada yang khusus untuk acara resmi, dan tentu saja ada baju khusus
pengantin untuk pernikahan. Berikut ini adalah berbagai nama pakaian adat Sulawesi Selatan,
terutama baju adat dari Suku Bugis, Suku Mandar, dan Suku Toraja.

1. Baju Bodo

Selain kebaya dan baju kurung khas Melayu, Baju Bodo asli Suku Bugis adalah pakaian
tradisional untuk wanita yang populer di Indoensia. Ternyata Baju Bodo adalah salah satu
pakaian tertua di dunia. Masyarakat Sulawesi Selatan telah mengenakan Baju Bodo sejak
abad ke-9. Hal ini makin diperkuat dengan sejarah bahan dasar Baju Bodo, yaitu kain Muslin.
idntimes.com

Penyebutan Muslin berasal dari Eropa, sedangkan masyarakat Yunani Kuno menyebutnya
sebagai Maisolos. Di India Timur, kain ini disebut Masalia, sementara di Arab disebut
sebagai Ruhm.

baca juga:  Taman Nasional Bukit Tiga Puluh

Menurut catatan yang ditemukan milik pedagang Arab bernama Sulaiman di abad ke-9, kain
Muslin pertama kali dibuat di Bangladesh, tepatnya di kota Dhaka. Namun Marco Polo
menyebutkan dalam bukunya yang berjudul “The Travel of Marco Polo“, bahwa kain Muslin
dibuat di kota Mosul, Irak, pada tahun 1298.

Di Eropa, kain Muslin baru dikenal pada abad ke-17. Kemudian 1 abad kemudian baru
populer di Prancis. Wanita Eropa yang bermukim di Hindia Belanda juga digambarkan sering
mengenakan busana dari kain Muslin. Uniknya, wanita Sulawesi Selatan sudah lebih dulu
mengenakan kain Muslin untuk bahan Baju Bodo.

Baju Bodo tersedia dalam warna yang bervariasi. Setiap warna ternyata bukan hanya sekedar
untuk dipilih berdasarkan selera, tetapi memiliki arti tersendiri, yaitu menunjukkan usia dan
martabat pemakainya.

Berikut makna di balik warna-warni Baju Bodo, antara lain:

 Jingga, dikenakan oleh anak perempuan berusia 10 tahun.


 Jingga dan merah, dikenakan oleh anak perempuan usia 10 hingga 14 tahun.
 Merah, dikenakan oleh anak gadis usia 17 hingga 25 tahun.
 Putih, bermakna wanita yang memakainya dari kalangan pembantu atau dukun.
 Hijau, bermakna yang memakainya berasal dari kalangan bangsawan.
 Ungu, berarti wanita yang mengenakannya adalah janda yang bermukim di Sulawesi
Selatan.

2. Baju Labbu

Labbu adalah sebutan untuk Baju Bodo dengan model lengan panjang. Pakaian adat ini
berupa baju kurung berlengan panjang dengan desain ketat pada bagian siku hingga
pergelangan tangan. Baju tradisional Labbu terbuat dari kain sutra tipis dengan motif bunga
dan biasanya dipilih warna kain tua.

3. Baju Tutu

Baju Tutu adalah atasan yang dikenakan oleh pria asal Sulawesi Selatan, tepatnya Suku
Bugis. Bentuknya berupa jas yang juga disebut sebagai Jas Tutu. Baju Tutu dipadukan
dengan celana yang dinamakan Paroci. Selain itu, dilengkapi pula dengan sarung yang
disebut Lipa Garusuk, serta penutup kepalanya berupa songkok.
borneochannel.com

Baju Tutu memiliki lengan panjang dan berkerah, biasanya dihiasi dengan kancing berwarna
emas atau perak. Kain sarung yang digunakan biasanya berwarna mencolok, seperti hijau dan
merah.

baca juga:  Batik - Pengertian, Asal Usul dan Motif Batik Seluruh Indonesia

Baik Baju Bodo maupun Baju Tutu dulunya hanya bisa dikenakan untuk pernikahan. Namun
sekarang penggunaannya lebih bebas. Kita bisa melihat kedua pakaian adat Suku Bugis ini
pada upacara adat atau dalam penyambutan tamu.

4. Pattuqduq Towaine

Suku Mandar merupakan salah satu suku asli Sulawesi Selatan adalah pemilik pakaian adat
ini. Pattuqduq Towaine dikenakan oleh wanita saat pernikahan atau saat menari Pattiqtuq.
Bedanya, baju Pattuqduq Towaine untuk menari terdiri dari 18 potong. Sementara untuk
pernikahan, terdiri dari 24 potong.
yuksinau.id

Pattuqduq Towaine terdiri dari baju pokok yang disebut Rawang Boko. Sarungnya dilengkapi
dengan rantai yang disebut sebagai Lipaq Aqdi Diratter. Ada juga Lipaq Aqdi Diratter
Duattdong yang merupakan sarung pada pinggir bawah. Untuk melengkapi Pattuqduq
Towaine, wanita Suku Mandar mengenakan perhiasan dari kepala hingga tangan.

Sementara itu, kaum lelaki Suku Mandar mengenakan jas tutup dari bahan sutra. Pakaian ini
dipadukan dengan celana panjang dan sarung yang dililitkan di pinggang. Pakaian adat pria
Suku Mandar yang sederhana ini melambangkan para pria harus gesit dalam bertindak dan
bekerja.

5. Baju Pokko

Beralih ke Toraja, kaum wanitanya mengenakan pakaian tradisional bernama Baju Pokko.
Pakaian ini mempunyai ciri-ciri berlengan pendek dan berwarna mencolok, seperti merah,
kuning, dan putih. Baju Pokko umumnya hanya dikenakan pada acara resmi.
twitter

Para wanita Suku Toraja melengkapi Baju Pokko dengan mengenakan perhiasan yang terbuat
dari manik-manik pada bagian dada. Selain itu, mereka juga mengenakan gelang dan ikat
kepala yang disebut dengan Kandure.

Seperti Kebaya Encim di ibukota Jakarta, di Tana Toraja Baju Pokko dikenakan oleh para
Pegawai Negeri Sipil (PNS) setiap hari Sabtu. Hal ini untuk melestarikan pakaian adat yang
mereka banggakan. Sementara itu, para prianya mengenakan pakaian adat Toraja bernama
Seppa Tallung.

6. Baju Seppa Tallung

Pakaian adat pria Toraja ini memiliki keunikan, yaitu panjangnya yang mencapai lutut.
Biasanya pakaian adat pria tidak terlalu panjang, namun ditambahkan dengan kain batik
ataupun songket. Karena itulah, baju Seppa Tallung menjadi terlihat unik.

baca juga:  Tari Sekapur Sirih - Sejarah, Fungsi, Makna, Pementasan,


Properti & Perkembangan

Saat mengenakan baju Seppa Tallung, pria Toraja melengkapinya dengan beberapa aksesoris,
diantaranya adalah gayang, lipa’, dan kandaure.
elruth.com

Bahu Seppa Tallung sempat menjadi perhatian dunia karena dikenakan oleh duta Indonesia
pada ajang internasional, Manhunt International 2011. Walaupun merupakan modifikasi
dengan tambahan sayap dan tanduk, busana pria asli Toraja ini menuai pujian dari kontestan
lain yang berasal dari 48 negara.

Untuk melestarikan salah satu warisan budaya yang sangat berharga ini, para PNS di
Kabupaten Tana Toraja juga mengenakan baju Seppa Tallung setiap hari Sabtu. Diharapkan
ke depannya kaum muda Sulawesi Selatan bisa semakin percaya diri dan bangga mengenakan
pakaian adatnya.

7. Pakaian Pengantin Sulawesi Selatan

Untuk pengantin, biasanya mengenakan Baju Bodo dan Baju Tutu. Warna yang dipilih tidak
terlalu khusus, melainkan menyesuaikan pada keinginan kedua mempelai. Namun tentunya
warna harus disesuaikan satu sama lain agar lebih serasi dan sedap dipandang.

Khusus untuk pernikahan, biasanya digunakan bahan yang lebih berkualitas. Serta ditambah
aksesoris yang lebih elegan agar tampak lebih meriah dan sesuai dengan suasana pernikahan
yang membagi kebahagiaan dengan para tamu.

8. Aksesoris Baju Adat

Untuk melengkapi penampilan terutama bagi kaum wanita, biasanya digunakan aksesoris
rambut. Aksesoris ini tak hanya digunakan saat upacara pernikahan, melainkan saat
mengenakan Baju Bodo dan Labbu.

Rambut pengantin akan disanggul berdiri tegak dibelakang kepala dan disebut Simpolong
Teppong. Kemudian rambut akan dilengkapi dengan pinang goyang serta bunga simpolong
yang disusun rapi di samping kanan dan kiri.

Terdapat pula mahkota atau bando yang dinaman saloko. Aksesoris ini merupakan lambang
keagungan burung Merak yang menawan. Penggunaan mahkota akan semakin mempercantik
tata rambut penganti Sulawesi Selatan.

9. Senjata Tradisional

Jika wanita mengenakan hiasan rambut, maka untuk pria Sulawesi Selatan akan mengenakan
senjata tradisional berupa Keris Passatimpo saat mengenakan pakaian adat. Keris Passatimpo
atau Tatarapeng adalah keris berkepala dengan sarung yang terbuat dari emas. Keris ini
nampak mewah dan sangat indah.

Sebarkan ini:

 Facebook
 Twit
 WhatsApp
Desember 2020 Oleh Pintara Galuh Putri W

Indonesia memiliki banyak ragam budaya yang tersebar dari Sabang sampai

Anda mungkin juga menyukai