Jurnal Transaksi Pajak 2023
Jurnal Transaksi Pajak 2023
- Bersifat Final : maka pajak yang dipotong atau dibayar tersebut merupakan pelunasan
pajak dan dicatat sebagai beban.
- Bersifat Tidak Final / Dapat Dikreditkan : maka pajak yang dipotong atau dibayar
tersebut merupakan uang muka PPh dan dicatat sebagai asset (aktiva).
b. Bagi Pemotong/Pemungut
Bagi pemotong, apapun sifat pajaknya, pajak yang dipotong/dipungutnya wajib disetorkan
ke kas negara paling lambat pada saat jatuh temponya, sehingga selama pajak tersebut
belum disetorkan, maka harus diakui sebagai hutang.
B. PPh Pasal 21
Berikut ini disajikan berbagai contoh jurnal transaksi yang berhubungan dengan PPh pasal 21.
Contoh 1: Umum
PT. Calista melakukan pembayaran gaji pagwai tetap bulan Januari 2022 sebesar Rp.500 juta.
Dimana dari jumlah tersebut perusahaan memotong PPh pasal 21 sebesar Rp.30 juta & iuran pensiun
Rp.10 juta serta menanggung iuran pensiun karyawan sebesar Rp.10 juta. PT. Calista kemudian
melakukan setoran PPh pasal 21 masa Januari 2022 pada tanggal 10 Februari 2022.
Tgl Uraian Dr Cr
27-Jan-22 Beban Gaji 500.000.000
Beban Iuran Pensiun 10.000.000
Hutang PPh Pasal 21 30.000.000
Hutang Iuran Pensiun 20.000.000
Kas 460.000.000
Jurnal pembayaran gaji & pemotongan PPh pasal 21 Jan 22
Sesuai ketentuan, PT. Calista melakukan penghitungan ulang PPh terutang pegawai tetap tahun
2022. Dari hasil perhitungan diketahui PPh terutang Rp.360 juta. Sementara itu PPh pasal 21 yang
telah dipotong s.d. masa November 2022 adalah sebesar Rp.325 juta, sehingga kekurangannya
dipotongkan dari gaji Desember 2022.
Bagaimana jurnal untuk mengakui kurang bayar PPh pasal 21 tahun 2022 ?
Jurnal
kekurangan potong dipotongkan ke gaji Desember 2022 dan disetorkan sebagai setoran masa
Desember 22.
Tgl Uraian Dr Cr
27-Des-22 Beban Gaji 550.000.000
Beban Iuran Pensiun 15.000.000
Hutang PPh Pasal 21 35.000.000
1
Hutang Iuran Pensiun 30.000.000
Kas 500.000.000
Jurnal pembayaran gaji & pemotongan PPh pasal 21 Des 22
Tgl Uraian Dr Cr
27-Jan-22 Beban Gaji 500.000.000
Beban Iuran Pensiun 10.000.000
Beban PPh Pasal 21 30.000.000
Hutang PPh Pasal 21 30.000.000
Hutang Iuran Pensiun 20.000.000
Kas 490.000.000
Jurnal pembayaran gaji & pemotongan PPh pasal 21 Jan 22
Sesuai ketentuan apabila pemotong menanggung PPh pasal 21 nya karyawan, maka PPh
ditanggung tersebut merupakan pemberian dalam bentuk kenikmatan yang tidak dapat
dibebankan sebagai biaya fiskal.
Tgl Uraian Dr Cr
15-Jun-22 Beban Jasa Tenaga Ahli 50.000.000
Hutang PPh Pasal 21 1.250.000
Kas 48.750.000
Jurnal pembayaran honor konsultan
Jurnal Archiebald
PPh pasal 21 yang dipotong PT. Calista bersifat tidak final sehingga dapat dikreditkan terhadap
PPh terutang dalam SPT Tahunan PPh oleh Archiebald. Oleh karena itu, pemotongan PPh pasal 21
oleh PT. Calista dibukukan sebagai pembayaran dimuka PPh.
Tgl Uraian Dr Cr
15-Jun-22 Kas 48.750.000
UM PPh Pasal 21 1.250.000
Pendapatan Jasa 50.000.000
Jurnal penerimaan pendapatan jasa
Pembahasan :
Pasal 14 ayat 2 dan ayat 3 UU PPh mengatur bahwa Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang
dari Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) boleh menghitung penghasilan
neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
Wajib Pajak tersebut wajib menyelenggarakan pencatatan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
2
Dengan demikian WP tersebut tidak wajib menyelenggarakan pembukuan, sehingga tidak perlu
melakukan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi usahanya.
Pembahasan
Menjadi kewajiban WP untuk melaporkan seluruh penghasilannya dan menghitung PPh terutang
atas penghasilan tersebut dalam SPT Tahunan PPh nya. Demikian pula Archiebald wajib
menggabungkan penghasilannya dari pekerjaan dengan penghasilan dari usaha konsultannya
dan menghitung PPh terutang nya.
Jurnal
Untuk itu, perlu bagi Archiebald untuk membukukan penghasilan dari pekerjaanya dan PPh pasal
21 yang dipotong pemberi kerja. Penghasilan dari pekerjaan tersebut dilaporkan di bagian
Pendapatan Dari Luar Usaha dalam laporan laba rugi.
Tgl Uraian Dr Cr
25-Jan-22 Kas 9.250.000
UM PPh Pasal 21 750.000
Pengh Dari Pekerjaan 10.000.000
Jurnal penerimaan gaji dari PT. Calista
Disamping itu, Pasal 4 (2) UU PPh mengatur pengenaan PPh atas penghasilan tertentu yang bersifat
final, diantaranya :
Pembahasan
Dalam hal ini PT. Calista wajib memotong PPh pasal 23 dengan tarif 2% yang merupakan kredit
pajak bagi Roslina Rent Car, sedangkan Roslina Rent Car wajib memungut PPN sebesar 11% yang
merupakan PPN masukan bagi PT. Calista
3
Tgl Uraian Dr Cr
31-Des-22 Beban Sewa 3.333.333
Sewa Dibayar Dimuka 3.333.333
Jurnal penyesuaian utk mengakui beban sewa 2022 (1 bulan)
Tgl Uraian Dr Cr
31-Des-22 Pendapatan Sewa Diterima Dimuka 3.333.333
Pendapatan Sewa 3.333.333
Jurnal penyesuaian utk mengakui pend. sewa 2022 (1 bulan)
Pembahasan
Karena PT. Calista bukan PKP, maka tidak ada mekanisme untuk mengkreditkan PPN masukan
terhadap PPN Keluaran, sehingga PPN Masukan tersebut dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.
Pembahasan
Banyak terjadi penerima penghasilan telah dipotong PPh, tetapi belum menerima bukti potongnya.
Untuk itu perlu bagi penerima penghasilan untuk menciptakan kontrol untuk mendeteksi hal tsb.
Pembahasan
Dalam hal ini PT. Calista tetap memiliki kewajiban untuk menyetorkan PPh pasal 23 sekalipan
Roslina Rent Car tidak bersedia dipotong. Beban PPh pasal 23 yang timbul tidak dapat
dibebankan sebagai biaya fiskal oleh PT. Calista.
4
PPN Masukan 1.100.000
Beban PPh Pasal 23 200.000
Hutang PPh Pasal 23 200.000
Kas 11.100.000
Jurnal pembayaran uang muka sewa mobil. PPh ditanggung
Pembahasan
Sesuai SE 53/PJ./2022, PPh pasal 23 dikenakan dari jasanya saja dan tidak termasuk
pengadaan bahannya. Sementara itu PPN dikenakan dari penyerahan barang & jasa kena pajak.
Pembahasan
Dalam hal ini PT. Calista harus memotong PPh pasal 23 dari nilai total.