Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dan akan memberikan dampak pada kinerja dan produktivitas organisasi atau
kinerja individu itu sendiri secara maksimal.1 Sumber daya manusia atau yang
sering disebut dengan SDM dewasa ini menjadi hal yang menarik dan banyak
kajian baru yang membahas tentang SDM ini sendiri. Banyak peneliti yang
berbagai faktor yang dibutuhkan dalam organisasi telah tersedia, tanpa peran
manusia organisasi tetap tidak akan bisa berjalan. Sebab manusia merupakan
individu yang berada dalam organisasi itu. Salah satu faktor yang dapat
1
Nur Izzah Maulidina, “Pengaruh Emotional Quotient dan Spiritual Quotient Terhadap
Prestasi Kerja dengan Organizational Citizenship Behavior sebagai Variabel Intervening (Studi
pada PT. Bank Syariah Mandiri Malang)” (Skripsi, Malang, UIN Maulana Malik Ibrahin Malang,
2017), 1.
1
2
yang bermutu, SDM yang bermutu akan melaksanakan pekerjaan dengan baik
peranan yang sangat penting, yaitu sebagai tenaga yang menjalankan setiap
yang ada saat ini menuntut organisasi untuk memiliki anggota atau karyawan
tidak termasuk dalam tugas ataupun tanggung jawab dalam suatu jabatan
Behavior (OCB).3
yang tidak dikenal secara langsung atau jelas dalam sistem reward atau
2
Dwi Septianto, “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan” (Skripsi, Semarang, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2010), 1.
3
Wiwik Sumiyarsih, Endah Mujiasih, dan Jati Ariati, “Hubungan antara kecerdasan
emosional dengan organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan CV. Aneka Ilmu
Semarang,” Jurnal psikologi undip 11, no. 1 (2012): 20.
3
tanggung jawab pekerjaan mereka yang dapat diamati dan memberi dampak
akan menurun.
dalam bekerja tanpa mendapatkan reward, hal ini identik dengan nilai-nilai
dalam Islam yaitu perilaku ikhlas. Ikhlas adalah beribadah dan bekerja
4
Merrysha Tanu, “Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB) Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Studi pada Karyawan Rumah Sakit Pertamina Cirebon” (Skripsi,
Yogyakarta, Sanata Dharma, 2012), 2.
5
Sarah Waheeda Muhammad Hafidz, Suzana Mohd Hoesni, dan O Fatimah, “The
relationship between organizational citizenship behavior and counterproductive work behavior,”
Asian Social Science 8, no. 9 (2012): 32.
6
HM Muhdar, “Studi Empirik Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Organizational
Citizenship Behavior dan Kinerja: Sebuah Kajian Literatur,” Al-Buhuts 10, no. 1 (2014): 36–37.
4
Artinya: “dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan,
dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayanganNya”. 7
dengan nilai-nilai agama. Perilaku OCB tidak lepas dari bagaimana individu
tindakannya.
yang dimiliki manusia itu sendiri yaitu kecerdasan spiritual dan kecerdasan
7
’Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar Jilid 1 (Jakarta Timur: Qisthi Press, 2008), 446.
5
emosional.9
menjadikan jiwa sebagai perangkat yang ada dalam diri seseorang yang
8
Saddam Amir Husain, “Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual
(SQ) terhadap kinerja karyawan: Studi kasus pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang,” 2013, 106.
9
Susi Anggraini, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Kinerja Karyawan Pada LBPP-LIA Palembang,” Kajian Ekonomi 9, no. 2 (2010): 1.
10
Tri Yuliani, “Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Komitmen Organisasi pada
Mahasiswa Pengurus Unit Kegiatan Khusus (UKK) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin” (Skripsi, Banjarmasin, UIN Antasari
Banjarmasin, 2018), 8.
6
memiliki kepekaan dan kemampuan untuk melihat makna yang ada dibalik
baik dan yang tidak baik, serta memiliki cita-cita untuk terus memperbaiki
spiritual yang tinggi, yaitu kedekatan, sikap ramah-tamah, rasa ingin tahu
religius. Kecerdasan spiritual ini kita gunakan bukan hanya untuk mengetahui
nilai-nilai yang ada, namun juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai
terlibat dalam extra-role behavior, hal ini dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nur Izzah Maulidina, hasil penelitian itu menunjukkan bahwa
11
Tri Yuliani, 9.
12
Muhdar, “Studi Empirik Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Organizational
Citizenship Behavior dan Kinerja: Sebuah Kajian Literatur,” 48.
7
permasalahan dalam bekerja maupun antar rekan kerja, peduli terhadap rekan
kemampuan dalam mengenali perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang
emosi dengan baik pada diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang
karyawan, hal ini dibuktikan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
pada etos kerja yang dimiliki karyawan itu sendiri. Selain itu ada pula
13
Nur Izzah Maulidina, “Pengaruh Emotional Quotient dan Spiritual Quotient Terhadap
Prestasi Kerja dengan Organizational Citizenship Behavior sebagai Variabel Intervening (Studi
pada PT. Bank Syariah Mandiri Malang),” 133.
14
Masruroh, “Konsep Kecerdasan Emosional dalam Perspektif Pendidikan Islam,” 67-68.
8
semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki oleh karyawan maka akan
dengan ketentuan yang berlaku. Salah satu dari instansi pemerintahan yang
penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Agama itu sendiri, Kementerian
Agama menetapkan tujuan sesuai dengan kedua tugas dan fungsi yang
diembannya.16
dedikasi, kerja keras dan kejujuran dalam bekerja. Selain itu ASN juga
15
Sumiyarsih, Mujiasih, dan Ariati, “Hubungan antara kecerdasan emosional dengan
organizational citizenship behavior (OCB) pada karyawan CV. Aneka Ilmu Semarang,” 24.
16
Biro Humas Data dan Informasi Kemeterian Agama, “Sekilas Tentang Kementerian
Agama,” Kementerian Agama (blog), diakses 16 September 2019, https://kemenag.go.id.
9
Banjarmasin memiliki perilaku OCB, masih ada ASN yang kurang disiplin
24 Juli-24 Agustus 2019.17 Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara
pekerjaannya masing-masing dan sudah dibagi dengan jelas oleh ketua seksi
Namun selain tugas yang diberikan oleh atasan, diberikan kebebasan untuk
sedang berhalangan hadir, memberikan bantuan pada rekan kerja yang sedang
banyak kerjaan dan lain sebagainya.18 Hasil observasi dan wawancara ini
yang diambil dalam penelitian. Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik
untuk meneliti lebih mendalam yang ditulis dalam bentuk skripsi dengan
B. Rumusan Masalah
Banjarmasin?
11
Banjarmasin.
1. Manfaat Teoritis
penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
terkait hasil penelitian untuk menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi
D. Definisi Operasional
Agar pemahaman dalam penelitian tidak ambigu dan bias. Maka peneliti
1. Kecerdasan Spiritual
19
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 75.
13
akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.20 Menurut Zohar dan Marshal
hati nuraninya, membedakan hal yang baik dan yang tidak baik.
aspek, yaitu:
d. Berjiwa besar.22
20
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2013), 262.
21
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2002), 324.
22
Toto Tasmara, Kecerdasan Rohaniyah Transcedentral Intelegensi, III (Depok: Gema
Insani Pers, 2003), 10.
14
2. Kecerdasan Emosional
b. Mengelola emosi
c. Memotivasi diri
23
Masruroh, “Konsep Kecerdasan Emosional dalam Perspektif Pendidikan Islam,” 67-68.
24
Masruroh, 68.
25
Peter Salovey dan John D. Mayer, “Emotional Intelligence,” Department of Psychology,
t.t., 185–211.
15
yang dilakukan dengan suka rela, tidak dihargai secara langsung dengan
kali dikemukakan oleh Organ, OCB merujuk pada beberapa aspek, yaitu:
pekerjaan.
E. Penelitian Terdahulu
26
Nilam Widyarini, Membangun Hubungan Antar Manusia (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2013), 83–84.
17
memiliki satu variabel bebas dan subjek pada penelitian ini adalah
Terdapat perbedaan pada variabel bebas yakni pada penelitian ini hanya
terikat serta pada subjek penelitian. Variabel terikat yang digunakan oleh
Ayu adalah etos kerja sedangkan dalam penelitian ini variabel terikatnya
adalah OCB, serta subjek pada penelitian Ayu adalah karyawan TVRI
4. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Yuliani dari Fakultas Ushuluddin dan
Selain itu, perbedaannya juga terdapat pada variabel terikat dan subjek
F. Hipotesis
27
V. Wiratna Sujarweni, SPSS Untuk Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2019),
2.
20
Banjarmasin.
Banjarmasin.
21
G. Sistematika Penulisan
2. Bab kedua landasan teori, pada bab ini peneliti akan memaparkan
variabel.
dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,
validitas dan reabilitas, uji asumsi dasar, uji asumsi klasik, analisis data
penelitian ini.
5. Bab lima adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran dari
penulis.