Politik Dalam Keperawatan
Politik Dalam Keperawatan
Oleh:
ARI DIANA
NIM. 1514201091
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjattkan pada Allah SWT yang telah melimpahakan rahmat dan
hidayan-Nya sehingga saya dapa menyelesaikan makalah “Keterkaitan Antara ilmu Politik
Dalam meyusun makalah ini, Saya menyadari bahwa selesainya makalah ini tidak
lepas dari beberapa pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
Selain itu, saya juga menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Begitupun
dengan saya sebagai manusia tentunya dalam menyusun makalah ini saya tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena tu, saya mengharap datangnya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca, dengan harapan agar suatu saat nanti saya dapat menyusun
Bukittinggi, November 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi yang secara
pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara tentang
keperawatan berarti berbicara tentang keperawatan pada satu waktu tertentu, dan dalam hal
ini, bab ini akan membicarakan tentang “Konsep dasar ilmu politik dalam
1. Untuk dapat mengetahui prinsip dasar dan aktifitas perawat di dunia politik.
ISI
2.1 Pengertian Politik
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
Negara.
Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.
individu seperti Florence Nightingale, LilianWald, Margaret Sanger, dan Lavinia Dock
telah mempengaruhi dalam pembuatan keputusan seperti sanitasi, nutrisi, keluarga
berencana dan keluarga yang kurang dihargai dalam kelompok (HALL-LONG 1995). Akan
tetapi pergerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perawat mengenai masalah
perawatan kesehatan. Selain itu dengan banyaknya lulusan berpendidikan tinggi masuk
sebagai anggota profesi, mereka membawa keperawatan ke dalam aktivitas dan kegiatan di
kampus universitas.
Pada 1974, ANA membentuk the nurses coalition in politics (N-CAP), yang
menjadi komite aksi politik (Political Action Committee (PAC)) pertama bagi perawat.
Organisasi ini, yang dikenal sebagai ANA-PAC, merupakan komite aksi politik utama yang
mencari dukungan bagi kandidat yang ingin ke dalam kantor federal (Mason 1990).
seseorang untuk memihak pada pemerintah dan memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak
tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge 1987). Dahulu, perawat merasa tidak
nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan politik merupakan
dominasi laki-laki. Perawat juga tidak menyadari preseden historis yang ditetapkan oleh
perawat dalam arena politik, dan karena mereka kurang mendapatkan pendidikan politik
untuk memenangkan kompetensi dalam berpolitik (Mason dn Talbott 1995, Mason 1990).
Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam
dan Belcher, 1993). Organisasi keperawatan telah mempekerjakan seseorang yang mampu
melobi untuk mendorong terbentuknya legislasi Negara bagian dan U.S Congress untuk
meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Kalisch 1982 menuliskan bahwa ANA bekerja
ekonomi dan umum. Tujuan ini tidak dibatasi oleh pertimbangan kenegaraan, ras,
semua tingkat pemerintahan dan organisasi keperawatan. Jika perawat menjadi mahasiswa
yang serius dalam memperhatikan kebutuhan social, menjadi aktivis dalam mempengaruhi
peraturan untuk memenuhi kebutuhan dan menjadi contributor waktu dan uang yang
terbuka bagi keperawatan dan organisasi serta menjadi kandidat untuk bekerja menjadi
asuhan kesehatan yang baik secara universal, maka masa depan akan cemerlang.
pemenuhan kebutuhan”.
Dalam pengalaman menderita mungkin tidak hanya membuat kita lebih simpati, tapi
mungkin juga membantu kita untuk lebih empati terhadap pasien kita. Simpati adalah
perasaan yang timbul secara spontan yang kita miliki atau tidak dimiliki. Empati adalah
kemampuan untuk meletakkan diri kita dalam sesuatu orang lain, dalam suatu seni yang
dapat dipelajari, latihan imajinasi yang dapat dilatih. Perasaan ini dapat menjadi motivator
yang kuat, yang juga dapat diperoleh dalam melakukan tanggung jawab professional kita.
Jika kita memilih menjadi perawat untuk memenuhi kebutuhan pribadi, atau hanya
pasien akan menderita karena pekerjaan kita yang akan menjadi catatan bagi mereka.
(Eadie 1975, Shimpson et all 1983). Merawat bisa menjadi merusak orang lain jika kita
tidak mengerti dinamika aslinya, yaitu seperti dorongan psikologis yang kompleks yang
muncul dalam operasi ketika kita dalam posisi tangguh sebagai penolong terhadap pasien
yang relative tidak mandiri dan lemah. Inilah, mengapa psikiater dalam pelatihan
tersembunyi dengan maksud lain. Ketika pengawasan dan perhatian dari perawat yang baik
dan pengawasan seperti pada bayi, seperti pengasuhan yang jelek, juga bisa menjadi sangat
membawa mereka kepada konflikl angsung dengan tim kesehatan yang terkait dalam
disini bukan hanya dalam persaingan profesionalitas atau ketidak jelasan batasan kerja, tapi
Banyak hal yang dapat di lakukan oleh seorang perawat sehingga mampu terjun ke
dunia politik. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah mendukung salah satu partai
politik. Partai politik ini akan menjadi motor penggerak pembawa dikancah perpolitikan
Indonesia. Banyak partai yang menawarkan posisi legislative, ada partai yang melakukan
pengkaderan dari awal yang mampu menyiapkan calon-calon legislative dari embrio yang
akan di berikan suntikan idiologi dari partai tersebut, ada juga partai yang memberikan
Dunia politik bukan dunia yang asing, namun terjun dan berjuang bersamanya
mungkin akan terasa asing bagi profesi keperawatan. Hal ini di tunjukkan belum adanya
Tidak di pungkiri lagi bahwa seorang perawat juga rakyat Indonesia yang juga
memiliki hak pilih dan tentunya telah melakukan haknya untuk memilih wakil-wakilnya
sebagai anggota legislative namun seakan tidak ada satupun suara yang menyuarakan hati
nurani profesi keperawatan. Akankah ha ini di biarkan begitusaja? Tentunya tidak, karena
profesi kita pun mebutuhkan penyampaian aspirasi yang patut untuk di dengar dan di
selesaikannya permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa kesejahteraan rakyat
keperawatan.
asuhan keperawatan.
Pendidikan Tinggi, namun saat ini profesi keperawatan mengalami dualisme arah, kiblat
pendidikan keperawatan yang ganda ini menjadikan profesi keperawatan semakin ruwet
berada di bawah Dinas Pendidikan Tinggi (DIKTI) namun kenyataan yang ada adalah
pendidikan keperawatan masih ada yang berada dibawah selain DIKTI dan istitusi lainnya
Kenapa hal tersebut masih terjadi? Dan mengapa hal semacam ini masih
kurikulum yang tidak merata dan kesulitan dalam quality contro kurikulum yang ada, dan
mampu mewakili banyaknya aspirasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di profesi
keperawatan salah satunya seperti yang di sebutkan diatas yaitu mengenai begaimana
semakin mantap dalam langkah. Kewenangan perawat yang mandiri, terstruktur dan ranah
yang jelas akan menjadikan perawat semakin prefesional dan propossional sesuai dengan
tanggung jawab yang harus dipenuhi, selain itu dalam regulasi kewenangan diharapkan
tidak terjadinya overlap dan menghindari terjadinya malpraktik yang kemungkinan dapat
terjadi.
keperawatan yang hanya mencari untung, politik uang, dan institusi yang tidak melakukan
penjaminan mutu akan output perawat yang di luluskan setiap periodenya. Dengan regulasi
mempunyai nilai tawar, nilai jual dan menjadi profesi yang di pertimbangkan.
merupakan bagaimana melakukan pembangunan fondasi yang kokoh dan system yang
Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya terbatas pada
kepentingan perawat itu sendiri seperti menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan
Ada banyak hal yang harus dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif
dan pasif dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki bidang poitik
hingga talenta yang harus dimilki mengenai sense of politik. Seseorang berkewajiban untuk
melakukan hak dari kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan hak dari
kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun
secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku. Dari hal
tersebut perawat merupakan insan dari perpolitikan juga berhak dan berkewajiban ikut serta
dalam mengambil kekuasaan demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata.
Dari hal tersebut, perawat juga bisa memperjuangkan banyak hal terkait dengan nasib
(politik) bisa juga diterapkan dalam bekerja dengan pasien dan dokter, yang berarti bahwa
perawat mengetahui etika bahwa etika harus dilakukan dengan kekuasaan dan pembagian
memahami sifat alami hubungan kekuasaan dan etika pemabagian kekuasaan dalam
mengajar, dalam management, dalam pendidikan kesehatan dan riset, dalam mempengaruhi
Perawat tidak hanya belajar merawat pasien tetapi juga meningkatkan kesejahteraan
pasien secara umum yang berarti memperhatikan standard dan management pelayanan,
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
seharusnya disikapi sacara serius oleh semua pihak agar perawat Indonesia ke depan lebih
1. Pentingnya perawat berada di area politik itu bahwa Politik dapat menciptakan
iklim yang kondusif yang melegitimasi masyarakat dalam upaya mendukung usaha-
masyarakat.
3. Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya terbatas pada
3.2. Saran
Ada beberapa hal yang menurut kami perlu segera dilakukan agar perbaikan keperawatan di
Potter dan Perry (2005). Fundamental keperawatan konsep,proses dan praktek edisi 4. EGC
Jakarta
Jakarta.
Syambolg.blogspot.com/2010/11
http://www.scribd.com/doc/24124216/Konsep-Kekuatan-Dan-Politik-Dalam-Keperawatan
http://www.stikeskabmalang.wordpres.com/2009