Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP ILMU POLITIK DALAM KEPERAWATAN

Oleh:

ARI DIANA

NIM. 1514201091

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes FORT DE KOCK BUKITTINGGI

2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjattkan pada Allah SWT yang telah melimpahakan rahmat dan

hidayan-Nya sehingga saya dapa menyelesaikan makalah “Keterkaitan Antara ilmu Politik

dengan ilmu Keperawatan” ini selesai pada waktunya.

Dalam meyusun makalah ini, Saya menyadari bahwa selesainya makalah ini tidak

lepas dari beberapa pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

khususnya sebagai dosen pembimbing.

Selain itu, saya juga menyadari bahwa tiada gading yang tak retak. Begitupun

dengan saya sebagai manusia tentunya dalam menyusun makalah ini saya tidak luput dari

kesalahan. Oleh karena tu, saya mengharap datangnya kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca, dengan harapan agar suatu saat nanti saya dapat menyusun

makalah dengan lebih baik lagi.

Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan bagi para pembaca semuanya. Amin.

Bukittinggi,   November 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi yang secara

terus-menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga

pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara tentang

keperawatan berarti berbicara tentang keperawatan pada satu waktu tertentu, dan dalam hal

ini, bab ini akan membicarakan tentang “Konsep dasar ilmu politik dalam

keperawatan”. Satu trend dalam pendidikan keperawatan yang berkembangnya jumlah

peserta didik keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan dasar di sekolah

dan Universitas. Organisasi keperawatan professional terus-menerus

menekankan pentingnya pendidikan bagi perawat dalam mendapatkan dan memperluas

peran baru. Trend praktik keperawatan meliputi berkembangnya berbagai tempat praktik

dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus-

menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota dari tim asuhan

kesehatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Trend

dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-sapek dari keperawatan

yang mengkarakteristikkan keperawatan sebagai profesi, meliputipendidikan, teori,

pelayanan, otonomi dan kode etik. Aktivitas dari organisasi professional keperawatan

menggambarkan seluruh trend dalam pendidikan dan praktik keperawatan kontemporer.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana etika politik perawat dalam merawat pasien?

2) Apa yang dilakukan seorang perawat di dunia politik?


1.3 Tujuan

1. Untuk dapat mengetahui prinsip dasar dan aktifitas perawat di dunia politik.

2. Untuk dapat mengetahui betapa pentingnya perawat di dunia politik.

3. Untuk dapat mengetahui manfaat perawat terjun di dunia politik.

4. Untuk dapat mengetahui lingkup ilmu politik dalam keperawatan


BAB II

ISI

2.1  Pengertian Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam

negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang

berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun

nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

 Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan

bersama (teori klasik Aristoteles).

 Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan

Negara.

 Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan

mempertahankan kekuasaan di    masyarakat.

 Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan

publik.

2.2  Sejarah, Prinsip dasar dan aktifitas perawat di dunia politik

Menurut sejarah keterlibatan perawat dalam politik terbatas. Walaupun secara

individu seperti Florence Nightingale, LilianWald, Margaret Sanger, dan Lavinia Dock
telah mempengaruhi dalam pembuatan keputusan seperti sanitasi, nutrisi, keluarga

berencana dan keluarga yang kurang dihargai dalam kelompok (HALL-LONG 1995). Akan

tetapi pergerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perawat mengenai masalah

perawatan kesehatan. Selain itu dengan banyaknya lulusan berpendidikan tinggi masuk

sebagai anggota profesi, mereka membawa keperawatan ke dalam aktivitas dan kegiatan di

kampus universitas.

Pada 1974, ANA membentuk the nurses coalition in politics (N-CAP), yang

menjadi komite aksi politik (Political Action Committee (PAC)) pertama bagi perawat.

Organisasi ini, yang dikenal sebagai ANA-PAC, merupakan komite aksi politik utama yang

mencari dukungan bagi kandidat yang ingin ke dalam kantor federal (Mason 1990).

Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan

seseorang untuk memihak pada pemerintah dan memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak

tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge 1987). Dahulu, perawat merasa tidak

nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan politik merupakan

dominasi laki-laki. Perawat juga tidak menyadari preseden historis yang ditetapkan oleh

perawat dalam arena politik, dan karena mereka kurang mendapatkan pendidikan politik

untuk memenangkan kompetensi dalam berpolitik (Mason dn Talbott 1995, Mason 1990).

Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam

kurikulum keperawatan, organisasi professional dan tempat perawatan kesehatan (Stanhope

dan Belcher, 1993). Organisasi keperawatan telah mempekerjakan seseorang yang mampu

melobi untuk mendorong terbentuknya legislasi Negara bagian dan U.S Congress untuk

meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Kalisch 1982 menuliskan bahwa ANA bekerja

untuk meningkatkan standar kesehatan dan ketersediaan pelayanan perawatan kesehatan


bagi semua orang, mendorong standar keperawatan yang tinggi, menstimulasi dan

meningkatkan pengembangan perawat professional dan meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan umum. Tujuan ini tidak dibatasi oleh pertimbangan kenegaraan, ras,

keturunan, gaya hidup, warna kulit, seks, dan usia.

Selain itu perawat secara individu dapat mempengaruhi keputusan politik pada

semua tingkat pemerintahan dan organisasi keperawatan. Jika perawat menjadi mahasiswa

yang serius dalam memperhatikan kebutuhan social, menjadi aktivis dalam mempengaruhi

peraturan untuk memenuhi kebutuhan dan menjadi contributor waktu dan uang yang

terbuka bagi keperawatan  dan organisasi serta menjadi kandidat untuk bekerja menjadi

asuhan kesehatan yang baik secara universal, maka masa depan akan cemerlang.

Etika Politik dalam Merawat Pasien

Etika adalah mengenai pengawasan bagi orang lain, kepedulian terhadap

perasaan,banyak sumber praktis. “Merawat seseorang berarti bertindak untuk

kebaikan mereka, membantu mengembalikan otonomi mereka, membantu mereka

untuk mencapai potensi penuh mereka. Mencapai tujuan hidup mereka dan

pemenuhan kebutuhan”.

Dalam pengalaman menderita mungkin tidak hanya membuat kita lebih simpati, tapi

mungkin juga membantu kita untuk lebih empati terhadap pasien kita. Simpati adalah

perasaan yang timbul secara spontan yang kita miliki atau tidak dimiliki. Empati adalah

kemampuan untuk meletakkan diri kita dalam sesuatu orang lain, dalam suatu seni yang

dapat dipelajari, latihan imajinasi yang dapat dilatih. Perasaan ini dapat menjadi motivator

yang kuat, yang juga dapat diperoleh dalam melakukan tanggung jawab professional kita.
Jika kita memilih menjadi perawat untuk memenuhi kebutuhan pribadi, atau hanya

sebagai aututerapi tanpa disadari, untuk menghadapi masalah dan kecemasan sendiri,

pasien akan menderita karena pekerjaan kita yang akan menjadi catatan bagi mereka.

(Eadie 1975, Shimpson et all 1983). Merawat bisa menjadi merusak orang lain jika kita

tidak mengerti dinamika aslinya, yaitu seperti dorongan psikologis yang kompleks yang

muncul dalam operasi ketika kita dalam posisi tangguh sebagai penolong terhadap pasien

yang relative tidak mandiri dan lemah. Inilah, mengapa psikiater dalam pelatihan

dan perawat psikiatri didukung untuk mengalami psikoanalisis pribadi atau terlibat dalam

terapi kelompok, sebagai proses untuk mengungkapkan perasaan yang terdalam dan sering

tersembunyi dengan maksud lain. Ketika pengawasan dan perhatian dari perawat yang baik

dapat melakukan kekuasaannya dengan baik, over protektif, menguasai atau mengganggu

dan pengawasan seperti pada bayi, seperti pengasuhan yang jelek, juga bisa menjadi sangat

merusak, ini dapat dikatakan bahwa “kebaikan terbesar kita juga merupakan sumber

potensial kelemahan dan kejahatan kita”. Beberapa praktik dan sikap perawat dapat

membawa mereka kepada konflikl angsung dengan tim kesehatan yang terkait dalam

merehabilitasi kesehatan pasien,dengan fisioterapis dan ahli terapi yang menjabat. Konflik

disini bukan hanya dalam persaingan profesionalitas atau ketidak jelasan batasan kerja, tapi

juga perbedaan dalam interpretasi tentang perawatan dandalam praktik perawatan.

2.3  Pentingnya Perawat Berada Di Area Poitik

Cara terjun ke dunia politik

Banyak hal yang dapat di lakukan oleh seorang perawat sehingga mampu terjun ke

dunia politik. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah mendukung salah satu partai

politik. Partai politik ini akan menjadi motor penggerak pembawa dikancah perpolitikan
Indonesia. Banyak partai yang menawarkan posisi legislative, ada partai yang melakukan

pengkaderan dari awal yang mampu menyiapkan calon-calon legislative dari embrio yang

akan di berikan suntikan idiologi dari partai tersebut, ada juga partai yang memberikan

kesempatan kepada siapa saja yang siap untuk berjuangbersama-sama mendukung

partainya dan menjadi calon legislative.

Dunia politik bukan dunia yang asing, namun terjun dan berjuang bersamanya

mungkin akan terasa asing bagi profesi keperawatan. Hal ini di tunjukkan belum adanya

keterwakilan seorang perawat dalam kancah perpolitikan Indonesia.

Tidak di pungkiri lagi bahwa seorang perawat juga rakyat Indonesia yang juga

memiliki hak pilih dan tentunya telah melakukan haknya untuk memilih wakil-wakilnya

sebagai anggota legislative namun seakan tidak ada satupun suara yang menyuarakan hati

nurani profesi keperawatan. Akankah ha ini di biarkan begitusaja? Tentunya tidak, karena

profesi kita pun mebutuhkan penyampaian aspirasi yang patut untuk di dengar dan di

selesaikannya permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa kesejahteraan rakyat

seluruh profesi keperawatan.Sulitnya menjadikan Rancangan Undang-Undang (RUU)

Keperawatan seringkali dikaitkan dengan tidak adanya keterwakilan seorang perawat di

badan legislative sana

Pentingnya perawat berada di area politik itu adalah sebagai berikut :

a. Politik menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan

legitimasi masyarakat dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan

keperawatan.

b. Politik memberikan kemudahan terhadap pencapaian tujuan keperawatan dalam

melakukan interverensi kepada masyarakat melalui serangkaian aktifitas yang


dilakukan oleh profesi keperawatan berupa kebijakan srategis dalam memberikan

asuhan keperawatan.

2.4  Manfaat Keterlibatan Perawat di area Politik

A. Terciptanya suatu regulasi dalam pendidikan perawat.

Banyak sekali keuntungan yang akan didapatkan ketika regulasi (undang-

undang)keperawatan telah ditetapkan, salah satunya adalah mengenai regulasi pendidikan

keperawatan di Indonesia. Walaupun regulasi pendidikan seharusnya wewenang Dinas

Pendidikan Tinggi, namun saat ini profesi keperawatan mengalami dualisme arah, kiblat

pendidikan keperawatan yang ganda ini menjadikan profesi keperawatan semakin ruwet

dan kemungkinan akan menyulitkan dalam birokasi-birokrasipengurusannya.

Sesuai keputusan dinyatakan bahwa pendidikan hanya dapat dilaksanakan atau

berada di bawah Dinas Pendidikan Tinggi (DIKTI) namun kenyataan yang ada adalah

pendidikan keperawatan masih ada yang berada dibawah selain DIKTI dan istitusi lainnya

ada yang berada di bawah Dinas Kesehatan (Dinkes).

Kenapa hal tersebut masih terjadi? Dan mengapa hal semacam ini masih

dipertahankan sampai sekarang yang kemudian akan menjadikan banyaknya kesenjangan,

kurikulum yang tidak merata dan kesulitan dalam quality contro kurikulum yang ada, dan

masih banyak lagi permasalah yang lain.

Menjadi bagian dari dunia perpolitikan di Indonesia, di harapkan seorang perawat

mampu mewakili banyaknya aspirasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di profesi

keperawatan salah satunya seperti yang di sebutkan diatas yaitu mengenai begaimana

meregulasi pendidikan keperawatan yang hasil akhirnya diharapkan tercapainya kualitas

perawat bias di pertanggung jawabkan.


B. Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik

Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik akan menjadikan profesi keperawatan

semakin mantap dalam langkah. Kewenangan perawat yang mandiri, terstruktur dan ranah

yang jelas akan menjadikan perawat semakin prefesional dan propossional sesuai dengan

tanggung jawab yang harus dipenuhi, selain itu dalam regulasi kewenangan diharapkan

tidak terjadinya overlap dan menghindari terjadinya malpraktik yang kemungkinan dapat

terjadi.

Regulasi pendidikan akan menjadikan tidak bermunculnya institusi pendidikan

keperawatan yang hanya mencari untung, politik uang, dan institusi yang tidak melakukan

penjaminan mutu akan output perawat yang di luluskan setiap periodenya. Dengan regulasi

pendidikan keperawatan, semua menjadi terstandardisasi, profesi keperawatan yang

mempunyai nilai tawar, nilai jual dan menjadi profesi yang di pertimbangkan.

Tidak kalah penting dengan regulasi pendidikan dimana regulasi pendidikan

merupakan bagaimana melakukan pembangunan fondasi yang kokoh dan system yang

mendukung akan terbentuknya generasi perawat siap tempur.

2.5  Ruang Lingkup Ilmu Politik dalam Keperawatan

Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya terbatas pada

kepentingan perawat itu sendiri seperti menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan

terutama mendapatkan legitimasi masyarakat di dalam upaya mendukung usaha-usaha

memberikan asuhan keperawatan, tetapi juga bagaimana suatu regulasi/undang-undang di

keperawatan bisa tercipta.

Ada banyak hal yang harus dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif

dan pasif dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki bidang poitik
hingga talenta yang harus dimilki mengenai sense of politik. Seseorang berkewajiban untuk

melakukan hak dari kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan hak dari

kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun

secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku. Dari hal

tersebut perawat merupakan insan dari perpolitikan juga berhak dan berkewajiban ikut serta

dalam mengambil kekuasaan demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata.

Dari hal tersebut, perawat juga bisa memperjuangkan banyak hal terkait dengan nasib

perawat itu sendiri. Pengalaman perawat menghadapi kenyataan hubungan kekuasaan

(politik) bisa juga diterapkan dalam bekerja dengan pasien dan dokter, yang berarti bahwa

perawat mengetahui etika bahwa etika harus dilakukan dengan kekuasaan dan pembagian

kekuasaan dalam hubungan langsung antar pribadi. Bagaimanapun, tantangan adalah

memahami sifat alami hubungan kekuasaan dan etika pemabagian kekuasaan dalam

mengajar, dalam management, dalam pendidikan kesehatan dan riset, dalam mempengaruhi

sumber daya dan dalam politik kesehatan local dan nasional.

Perawat tidak hanya belajar merawat pasien tetapi juga meningkatkan kesejahteraan

pasien secara umum yang berarti memperhatikan standard dan management pelayanan,

kemampuan staff, efisiensi, dan efektifitas prosedur yang digunakan, peningkatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit dan kesehatan masyarakat.


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa : politik

seharusnya disikapi sacara serius oleh semua pihak agar perawat Indonesia ke depan lebih

siap umtuk berkompetisi di zaman globalisasi ini.

1. Pentingnya perawat berada di area politik itu bahwa Politik dapat menciptakan

iklim yang kondusif yang melegitimasi masyarakat dalam upaya mendukung usaha-

usaha memberikan asuhan keperawatan, dan Politik memberikan kemudahan

terhadap pencapaian tujuan keperawatan dalam melakukan interverensi kepada

masyarakat.

2. Manfaat keterlibatan perawat adalah Terciptanya suatu regulasi dalam pendidikan

perawat  dan Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik yang akan akan

menjadikan profesi keperawatan semakin mantap dalam langkah.

3. Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya terbatas pada

kepentingan perawat sendiri

3.2.  Saran

Ada beberapa hal yang menurut kami perlu segera dilakukan agar perbaikan keperawatan di

Indonesia dapat segera tercapai, antara lain:

1. Pengesahan UU Pratek Keperawatan

2. Pembentukan Nursing Council (Nursing Board)

3. Reformasi system pendidikan keperawatan Indonesia

4. Peningkatan fungsi organisasi profesi


DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry (2005). Fundamental keperawatan konsep,proses dan praktek edisi 4. EGC

Jakarta

Miriam Budiarjo.Mirriam B dkk (1978).Dasar-dasar ilmu politik. Gramedia Pustaka:

Jakarta.

Syambolg.blogspot.com/2010/11

http://www.scribd.com/doc/24124216/Konsep-Kekuatan-Dan-Politik-Dalam-Keperawatan

http://www.stikeskabmalang.wordpres.com/2009

Anda mungkin juga menyukai